Apa yang dimaksud dengan peta menurut Big?

Pengertian Peta Lengkap | Hello sobat, Mungkin kalian pernah menentukan suatu tujuan atau lokasi pada peta. Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan peta? Kalau kalian belum tahu, maka mimin akan mengajak sobat mengulas tentang pengertian peta. Mungkin kalian pernah menentukan suatu tujuan atau lokasi pada peta.  Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan peta? Kalau kalian belum tahu, maka mimin akan mengajak sobat mengulas tentang pengertian peta.

Pengertian Peta

Peta adalah gambaran pemukaan bumi yang dibuat dengan skala tertentu dan disajikan pada bidang datar.

Beberapa instansi bidang mendefinisikan peta sebagai berikut.

Menurut Badan Informasi Geospasial [BIG]

Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, serta sumber informasi bagi para perencana dan pengambil keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.

Menurut International Cartographic Association [ICA],

Peta adalah gambaran konvesional dan selektif yang diskalakan [diperkecil], biasanya dibuat pada bidang datar meliputi kenampakan dipermukaan bumi atau benda-benda angkasa.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa peta merupakan salah satu sumber informasi keruangan yang menampilkan  kenampakan alam  dan kenampakan buatan dalam bentuk simbol-simbol dan disajikan dalam bidang datar.Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut Kartografi, sedangkan orang yang ahli membuat peta disebut Kartograf.

Sejarah peta Istilah peta berasal dari bahasa Yunani “mappa” yang berarti taplak atau kain penutup meja. Peta mulai dikenal sekitar abad 2300 SM oleh bangsa Babylonia. Pada masa itu peta dibuat pada lempengan tanah dan masih memuat kenampakan yang masih terbatas.

Pada abad pertengahan penjelajahan bangsa Viking, dibagian utara Atlantik memengaruhi kemajuan perkembangan peta. Kemajuan tersebut ditandai dengan berkembangnya alat cetak pada abad XV. Pada abad ini peta dicetak pada papan kayu.

Selanjutnya, pada abad XVI peta dikembangkan pada lempengan tembaga. Pada awal abad XVI peta dunia secara utuh dikembangkan. Pada pertengahan abad XVI para kartograf berhasil mengembangkan berbagai jenis proyeksi peta. Oleh karena itu, masa ini dianggap sebagai masa kejayaan peta.

Periode modern perkembangan peta ditandai dengan adanya penyajian peta menggunakan metode-metode ilmiah. Peta yang dihasilkan memiliki tingkat keakuratan tinggi. Periode modern ini dimulai sekira abad XVII-XIX.

Sekira tahun 1970-1980 pemetaan modern berkembang dengan metode cek lapangan, penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografis [SIG]. Kondisi ini mendorong berkembangnya pemetaan digital menggunakan teknologi komputer.

Baca juga : Pengertian Geografi Secara Umum dan Menurut Para Ahli Lengkap !

Jenis-jenis peta

  • Peta dikelompokan berdasarkan isi peta, skala peta, objek peta,  bentuk peta, dan sumber data peta sebagai berikut.
    Peta Berdasarkan Isinya
  • Berdasarkan isi, Badan informasi geospasial [BIG] membaginya menjadi dua bagian, yaitu :
  • Peta rupabumi, yaitu peta yang menampilkan kenampakan permukaan bumi secara umum. Informasi yang disajikan berupa kenampakan alam dan kenampakan  buatan manusia.
  • Peta tematik, yaitu   yang menampilkan  kenampakan dipermukaan bumi berdasarkan tema dan tujuan tertentu. Contohya peta geologi, peta geomorfologi dan peta pariwisata. Dasar dari pembuatan peta tematik adalah peta rupa bumi.

Peta Berdasarkan Skalanya

Berdasarkan skala, peta dibedakan menjadi lima, yakni :

  • Peta geografis/peta sangat kecil, adalah peta berskala >1:1.000.000. Peta ini umumnya untuk menggamarkan wilayah dunia.
  • Peta skala kecil, adalah peta yang berskala 1:500.000 – 1:1.000.000. Peta ini umumnya   untuk menggamarkan wilayah negara.
  • Peta skala sedang, adalah peta yang berskala 1:250.000 – 1:500.000. Peta ini umumnya untuk menggambarkan wilayah provinsi atau negara yang luas wilayahnya sempit.
  • Peta Skala Besar adalah Peta yang berskala 1:5000 – 1:250.000. Peta ini umumnya untuk perencanaan  wilayah.
  • Peta Kadaster [peta berskala sangat besar] adalah peta yang berskala 1: 100 – 1:5000. Peta kadaster biasanya berupa peta hak milik. Peta Kadaster menampilkan objek dengan sangat terperinci sehingga sering digunakan untuk kepentingan teknis, misalnya perencanaan jaringan jalan dan jaringan air.

Baca juga : Pengertian Definisi Secara Umum dan Jenis Jenisnya

Peta Berdasarkan Objeknya

Berdasarkan objek peta, peta dibedakan menjadi berikut.

  • Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan objek relatif tetap [tidak berubah]. Contohnya: peta benua dan peta negara.
  • Peta dinamis, yaitu peta yang menggambarkan objek dinamis [selalu berubah]. Contohnya: peta luas lahan pertanian dan peta jumlah penduduk.

Peta Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuk peta, peta dibedakan menjadi berikut.Peta datar [planimetri] atau peta dua dimensi, atau peta biasa,  yaitu peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar seperti kain.

Peta ini digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol dan lainnya.Peta timbul [stereometri/relief] atau peta tiga dimensi , yaitu peta yang menggambarkan objek seperti keadaan sebenarnya.

Pembuatan peta timbul dengan menggunakan bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.Peta digital, yaitu peta yang dibuat dengan bantuan computer.

Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta

Peta memiliki Fungsi dan tujuan antara lain :

  • Menunjukan posisi atau lokasi objek dipermukaan bumi.
  • Menyajikan informasi tentang potensi daerah, seperti bahan tambang dan hasil hutan
  • Memperlihatkan perbandingan jarak,luas dan bentuk objek di permukaan bumi.

Manfaat peta

  • Peta memiliki beberapa manfaat bagi manusia diantaranya adalah untuk :
  • Memberikan gambaran fisiografis secara umum permukaan bumi dan suatu daerah atau wilayah [bentuk, relief, iklim, jenis tanah. jenis vegetasi].
  • Menunjukkan dan menggambarkan lokasi atau letak suatu kawasan atau wilayah atau obyek geografis lainnya.
  • Memperlihatkan ukuran [luas, bentuk, arah, dan jarak] suatu obyek geografi  peta.Mengetahui keadaan sosial, budaya, ekonomi suatu daerah [jumlah penduduk, persebaran penduduk].
  • Dapat menjadi alat bantu pendidikan untuk mempelajari muka bumi dan segala fenomena geografi

Demikian pengertian yang dapat mimin sampaikan. Semoga dapat menambah pengetahuan kalian dan jangan lupa kunjungi kami di Sumberpengertian.id. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya:]

Badan Informasi Geospasial [BIG] [sebelumnya bernama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional [Bakosurtanal]] adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi geospasial.

Badan Informasi Geospasial
[BIG]Gambaran umumDasar hukumPeraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011KepalaMuh Aris Marfai[1]Sekretaris UtamaMuhtadi Ganda SutrisnaDeputiDeputi Bidang Informasi Geospasial DasarMohamad Arief Syafi'iDeputi Bidang Informasi Geospasial TematikAntonius Bambang WijanartoDeputi Bidang Infrastruktur Informasi GeospasialAdi RusmantoInspekturHabib SubagioAlamat kantor pusatJl.Raya Jakarta-Bogor KM.46, Cibinong, Bogor, 16911Websitewww.big.go.id

  • l
  • b
  • s

BIG berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden dan dipimpin oleh seorang kepala. Muh Aris Marfai saat ini menjabat sebagai kepala BIG sejak 27 Januari 2021 menggantikan Hasanuddin Z Abidin yang sebelumnya menjabat berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 122/TPA tahun 2016. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BIG dikoordinasikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional [Kementerian PPN].

 

Logo Bakosurtanal [hingga tahun 2011].

Kegiatan survei dan pemetaan setelah kemerdekaan Indonesia dilaksanakan atas dasar Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1951 tentang Pembentukan Dewan dan Direktorium Pengukuran dan Penggambaran Peta. Selanjutnya, kegiatan survei dan pemetaan dipertegas lagi dengan Keputusan Presiden Nomor 263 tanggal 7 September 1965 tentang Pembentukan Dewan Survei dan Pemetaan Nasional [Desurtanal] serta Komando Survei dan Pemetaan Nasional [Kosurtanal] sebagai pelaksana. Dalam pembagian tugas Desurtanal tercantum kaitan antara pemetaan dengan inventerisasi sumber-sumber alam dalam rangka menunjang pembangunan nasional. Lingkup tugas Kosurtanal tidak hanya bersifat koordinasi terhadap kegiatan departemen-departemen yang memerlukan peta, tetapi juga mencakup fungsi pengelolaan bagi pemetaan.[2]

Sementara itu, upaya untuk menyusun atlas nasional yang dilaksanakan oleh Panitia Atlas Nasional dilembagakan dalam Badan Atlas Nasional dengan Keputusan Presidium Kabinet Kerja No. Aa/D/37/1964. Berkenaan dengan meletusnya pemberontakan G30S/PKI serta penumpasannya disusul dengan konsolidasi keadaan yang memerlukan pemusatan segenap perhatian pemerintah yang menyerap banyak dana, maka negara tidak dapat menyediakan anggaran yang memadai untuk pemetaan sistematis, baik dari sumber angkatan bersenjata maupun dari sumber nasional lainnya. Pada periode pemerintahan Orde Baru dengan program pembangunan yang dituangkan dalam Pelita, dirasakan kebutuhan data dasar perpetaan makin mendesak.[2]

Dalam periode ini, kegiatan Desurtanal dan Kosurtanal dirasa belum optimal karena:

  • Desurtanal tidak dapat berkumpul secara teratur sehingga kurang berfungsi.
  • Status Kosurtanal sebagai komando dianggap tidak lagi sesuai dengan kondisi dan jiwa orde baru.

Atas dasar alasan di atas, Kosurtanal menyampaikan rekomendasi dan mengusulkan perubahan Kosurtanal menjadi Bakosurtanal. Pada tanggal 17 Oktober 1969, dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1969 tentang Pembentukan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional [Bakosurtanal].

Dengan Keppres ini, pemerintah juga membubarkan Badan Atlas Nasional dan kegiatannya ditampung serta dilanjutkan oleh Bakosurtanal. Begitu pula fungsi Desurtanal menjadi Badan Penasehat yang menyatu dalam induk organisasi Bakosurtanal.

Pada tanggal 17 Juni 1998, struktur organisasi Bakosurtanal disempurnakan lagi melalui Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1998 sehingga menjadi suatu lembaga pemerintah nondepartemen yang bernaung dan bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka diadakan penataan ulang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi, dan tata kerja seluruh lembaga pemerintah nondepartemen, tidak terkecuali Bakosurtanal. Maka dengan Keputusan Presiden Nomor 166/2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen [yang telah diubah beberapa kali], Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1998 tentang Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dinyatakan tidak berlaku lagi.

Sesuai amanat Pasal 22 ayat 4 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 27 Desember 2011, membentuk Badan Informasi Geospasial [BIG]. Pada saat mulai berlakunya perpres ini, bidang tugas yang terkait dengan informasi geospasial tetap dilaksanakan oleh Bakosurtanal sampai dengan selesainya penataan organisasi BIG sesuai dengan perpres tersebut. Bakosurtanal dalam jangka waktu paling lama 1 tahun menyerahkan seluruh arsip dan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya kepada BIG. Adapun pegawai negeri sipil [PNS] di lingkungan Bakosurtanal menjadi PNS di BIG, yang pengaturannya akan dilakukan oleh Kepala Bakosurtanal.[3]

No. Kepala Bakosurtanal[2] Tahun Ref. No. Kepala BIG Tahun Ref.
1 Ir. Pranoto Asmoro 1969–1984
2 Prof. Dr. Ir. Jacub Rais, M.Sc. 1984–1993
3 Dr. Ir. Paul Suharto 1993–1999
4 Prof. Dr. Ir. Joenil Kahar 1999–2002
5 Ir. Rudolf Wennemar Matindas, M.Sc. 2002–2010
6 Dr. Asep Karsidi, M.Sc. 2010–2014 [4][5]
7 Dr. Priyadi Kardono, M.Sc. 2014–2016 [6]
8 Prof. Dr. Ir. Hasanuddin Z Abidin, M.Sc. Eng 2016–2021 [7]
9 Prof. Dr. rer. nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc 2021 - Sekarang [1]

  1. ^ a b antaranews.com [2021-01-27]. "Menteri PPN lantik Kepala BIG baru". Antara News. Diakses tanggal 2021-02-03. 
  2. ^ a b c "Sejarah BIG". Badan Informasi Geospasial — Integritas, Kolaborasi, Profesional, Kerja Cerdas, dan Adaptif. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-26. Diakses tanggal 17 Maret 2019. 
  3. ^ "PEMERINTAH BENTUK BADAN INFORMASI GEOSPASIAL". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-13. Diakses tanggal 2012-10-21. 
  4. ^ "Asep Karsidi Jadi Kepala Bakosurtanal Gantikan Rudolf Matindas". Republika. 16 Juni 2010. Diakses tanggal 17 Maret 2019. 
  5. ^ "Asep Karsidi Dilantik Sebagai Kepala Badan Informasi Geospasial [BIG]". Badan Informasi Geospasial. 7 Maret 2012. Diakses tanggal 17 Maret 2019. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "Dr. Priyadi Kardono, M.Sc Resmi Menjabat sebagai Kepala BIG". Badan Informasi Geospasial. 4 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-26. Diakses tanggal 17 Maret 2019. 
  7. ^ "Pesan Menteri PPN/ Kepala Bappenas Untuk Kepala BIG: Teruslah Memperkenalkan BIG Kepada Masyarakat". Badan Informasi Geospasial. 5 Desember 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-19. Diakses tanggal 17 Maret 2019. 

  • [Indonesia] Situs web resmi Diarsipkan 2008-12-10 di Wayback Machine.

 

Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Badan_Informasi_Geospasial&oldid=19425759"

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề