Apa yang dimaksud dengan saraf motorik

Jakarta -

Di dalam tubuh, terdapat 3 tipe saraf yang membantu kerja tubuh kita. Di antara saraf tersebut adalah saraf motorik, saraf sensorik, dan saraf otonom. Saraf-saraf tersebut memiliki fungsi yang berbeda di dalam tubuh kita.

Sistem saraf terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik, dan semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan seluruh tubuh. Sistem saraf juga bertugas mengkoordinasikan setiap tindakan bagian tubuh dengan mengirimkan sinyal ke dan dari berbagai bagian tubuhnya.

Berikut ini adalah 3 tipe saraf yang di dalam tubuh kita:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Saraf Motorik

Saraf motorik berfungsi sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.

2. Saraf Sensorik

Saraf sensorik adalah penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak [ensefalon] dan sumsum belakang [medula spinalis].

3. Saraf Otonom

Saraf otonom adalah saraf yang bekerja dengan sendirinya tanpa kesadaran dari manusia. Saraf otonom adalah pembagian sistem saraf tepi yang membawa informasi motorik ke organ dan kelenjar yang ada di dalam tubuh. Sistem saraf otonom juga memiliki fungsi untuk mengatur proses tubuh tertentu, seperti tekanan darah dan laju pernapasan.

Setelah mempelajari 3 sistem saraf tersebut, ada baiknya mulai dari sekarang kita lebih peduli lagi terhadap keadaan saraf dalam tubuh kita. Salah satunya dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisi yang baik bagi saraf, seperti vitamin B. Beberapa vitamin B yang dapat membantu menjaga kesehatan saraf yaitu B1, B6 dan B12.

Vitamin B1 membantu metabolisme karbohidrat, vitamin B6 membantu metabolisme protein dan asam amino. Selain itu juga vitamin B12 yang berpengaruh pada pematangan sel dan memelihara integritas jaringan saraf.

Untuk itu kita, bisa mengkonsumsi Vitropic Forte, dengan kandungan vitamin B1 100 mg, B6 100 mg, dan B12 5000 μcg. Dengan mengkonsumsinya, Anda dapat memenuhi kebutuhan vitamin B1, B6 dan juga B12 yang juga akan mencegah Anda dari penyakit seperti beri-beri dan kerusakan pada beberapa bagian saraf.

Foto: Vitropic Forte

Vitropic Forte diproduksi oleh Pharos Group sebagai perusahaan farmasi yang sudah 48 tahun di Indonesia dan menggunakan bahan baku terpercaya yang menjaga konsistensi kandungan vitamin B yang ada selama masa shelf life.

Selain itu, ukuran tablet yang lebih kecil membuat Vitropic Forte mudah ditelan. Ukuran packaging Vitropic Forte pun tergolong kecil, yaitu sebesar 3 blister x 10 tablet dalam satu box, sehingga praktis untuk dibawa ke mana saja. Kamu bisa mendapatkan Vitropic Forte di Century, apotek, dan toko obat terdekat.

Hanya dengan 1 tablet sesudah makan per hari, Anda sudah bisa menjaga dan merawat saraf Anda agar terhindar dari gangguan saraf yang bisa menyerang sewaktu-waktu. Vitropic memang epic!

Foto: Vitropic Forte

Simak Video "Ahli Ungkap Manfaat Ganja Medis untuk Penyakit Saraf"


[Gambas:Video 20detik]
[prf/ega]

Lihat Foto

Shutterstock/Okrasiuk

Ilustrasi pemeriksaan saraf

KOMPAS.com - Penyakit saraf motorik [MND] adalah sekelompok penyakit yang menyebabkan saraf motorik di tulang belakang dan otak kehilangan fungsinya seiring waktu.

MND adalah bentuk penyakit neurodegeneratif yang langka namun parah.

Tidak ada obat untuk penyakit ini, tetapi ada perawatan untuk membantu mengurangi dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari pengidapnya.

Baca juga: Nyeri Saraf [Neuralgia]

Penyintas MND hidup dengan kondisi ini selama bertahun-tahun.

MND dapat secara signifikan memperpendek harapan hidup dan pada akhirnya bisa menyebabkan kematian.

Beberapa jenis penyakit saraf mtotorik meliputi:

  • ALS
  • Sklerosis lateral primer
  • Kelumpuhan bulbar progresif [PBP]
  • Atrofi otot progresif
  • Atrofi otot tulang belakang.

Penyebab

Neuron motorik menginstruksikan otot untuk bergerak dengan meneruskan sinyal dari otak.

Saraf ini berperan dalam gerakan sadar dan otomatis, seperti menelan dan bernapas.

Melansir Medical News Today, hingga kini ahli menduga 10 persen penyebab MND berasal keturunan, sementara 90 persen lainnya berkembang secara acak.

National Institute of Neurological Diseases and Stroke Amerika Serikat melaporkan bahwa faktor genetik, racun, virus, dan lingkungan lainnya bisa menjadi penyebab penyakit saraf motorik.

Meski begitu, penyebab pasti penyakit langka ini masih belum jelas.

Gejala

Gejala penyakit saraf motorik terjadi secara bertahap dan mungkin tidak terlihat jelas pada awalnya.

Baca juga: Amyotrophic Lateral Sclerosis [ALS]

Gejala awal dapat meliputi:

  • Kelemahan di pergelangan kaki atau kaki 
  • Bicara cadel yang dapat berkembang menjadi kesulitan menelan beberapa makanan
  • Cengkeraman yang lemah
  • Kram otot dan kedutan
  • Penurunan berat badan
  • Kesulitan menghentikan diri untuk menangis atau tertawa dalam situasi yang tidak seharusnya.

Diagnosis

Akan sulit untuk mendiagnosis penyakit neuron motorik pada tahap awal.

Tidak ada tes tunggal untuk diagnosis dan beberapa kondisi menyebabkan gejala yang sama.

Untuk membantu menyingkirkan kondisi lain, melansir NHS, tes diagnosis berikut dapat dilakukan:

  • Tes darah
  • Pemindaian otak dan tulang belakang
  • Tes untuk mengukur aktivitas listrik di otot dan saraf 
  • Tusukan lumbal.

Perawatan

Tidak ada obat untuk penyakit saraf motorik, tetapi beberapa perawatan dapat membantu mengurangi dampak gejala pada kehidupan pengidapnya.

Baca juga: Kelumpuhan

Perawatan tersebut meliputi:

  • Klinik yang sangat terspesialisasi, biasanya melibatkan perawat spesialis dan terapi okupasi untuk membantu mempermudah tugas sehari-hari
  • Fisioterapi dan latihan untuk mempertahankan kekuatan dan mengurangi kekakuan
  • Konseling ahli terapi wicara dan bahasa
  • Konseling ahli gizi tentang diet dan makan
  • Obat riluzole yang dapat sedikit memperlambat perkembangan kondisi
  • Obat-obatan untuk meredakan kekakuan otot dan membantu masalah air liur.

Temui dokter apabila melihat kemungkinan gejala awal penyakit saraf motorik, seperti kelemahan otot.

Kecil kemungkinan seseorang memiliki penyakit saraf motorik, tetapi mendapatkan diagnosis yang benar sedini mungkin dapat membantu mendapatkan perawatan dan dukungan yang dibutuhkan.

Komplikasi

Penyakit saraf motorik secara bertahap memburuk dari waktu ke waktu. Bergerak, menelan, dan bernapas menjadi semakin sulit.

Perawatan seperti selang makanan atau oksigen melalui masker wajah bisa diperlukan.

Kondisi ini akhirnya dapat menyebabkan kematian, tetapi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tahap ini sangat bervariasi.

Beberapa orang hidup selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun dengan berjuang melawan penyakit saraf motorik.

Baca juga: Apakah Kerusakan Saraf Akibat Diabetes Bisa Disembuhkan?

Pencegahan

Mngutip The Conversation, faktor diet tertentu, seperti asupan antioksidan dan vitamin E yang lebih tinggi dapat mengurangi risiko penyakit saraf motorik berdasarkan beberapa penelitian. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Cari penyakit, gejala, dan pengobatan

Sistem saraf secara singkat dibagi menjadi dua yaitu saraf Sensorik dan saraf Motorik.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Saraf Sensorik berfungsi untuk mengantarkan informasi dari luar organ tubuh menuju sistem saraf pusat. Saraf merespon objek sensori dari luar tubuh seperti sensori indera pendengaran, penciuman, penglihatan, sensasi panas, dingin, sensasi rasa sakit, trauma dan sebagainya.

Saraf Motorik berfungsi sebagai jalur perhubungan informasi dari sistem saraf pusat menuju otot-otot di tubuh sehingga memberikan respon kontraksi.

Gangguan pada Saraf Motorik mengakibatkan keterbasan dari otot-otot yang dipersarafi dari Neuron Motorik untuk bekerja sebagaimana mestinya. Salah satu kasus gangguan saraf motorik yang paling sering terjadi yaitu ALS atau Amyothropic Lateral Sclerosis.

Penderita ALS lebih banyak menyerang pria daripada wanita dan terjadi pada rentang usia 40 hingga 60 tahun.

ALS menyebabkan kerusakan Saraf Motorik yang memiliki gejala awal seperti kedutan otot yang spontan dan kelemahan otot pada pergelangan tangan dan kaki. Pada kegiatan sehari-hari penderita ALS sering tidak kuat menggenggam gelas saat minum atau membuka pintu.

Semakin lama akan terjadi penyusutan otot-otot rangka sehingga penderita ALS akan terlihat kurus. Atrofi Otot Kaki menyebabkan penderita ALS sulit berjalan sehingga dapat mengakibatkan kelumpuhan.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Kelemahan otot semakin progresif pada ALS sehingga para ahli medis menduga adanya faktor internal seperti genetik dan autoimun yang menyebabkan kondisi ini dapat terjadi.

Kondisi lain yang menyebabkan gangguan motorik adalah PLS atau Primary Lateral Sclerosis. Pada PLS terjadi gangguan motorik pada neuron motor atas seperti otot-otot lengan,kaki, dan wajah.

Akibatnya penderita PLS menjadi kesulitan untuk berbicara dan mengekspresikan muka, tersedak, air liur berlebihan. PLS tidak separah ALS karena hanya sebatas neuron atas, pada ALS dapat terjadi kesulitan bernafas dan menelan akibat terganggunya otot diafragma.

Pemeriksaan pada gangguan Saraf Motorik

Jika timbul gejala-gejala yang memicu ke gangguan Saraf Motorik maka dibutuhkan pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi kerja otot-otot saraf. Pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan EMG atau Elektromiografi.

EMG dapat mendeteksi gangguan otot yang mengalami gangguan dan kelemahan. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan diagnosis dengan Magnetic Resonance Imaging [MRI] untuk melihat secara detil hubungan saraf otak dan saraf tulang belakang.

Dengan pemeriksaan MRI maka dokter juga dapat menemukan kelainan lain pada saraf otak dan tulang belakang seperti adanya Spondilosis dan Syringomyelia. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap, HIV, sel T, dan Polio juga dapat dilakukan untuk memastikan adanya kelainan lain.  

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Cara mengatasi Penyakit Saraf Motorik

Penyakit Saraf Motorik hanya dapat ditangani untuk meredakan gejala sehingga dapat menurunkan intensitas penyakit. Salah satu obat yang digunakan untuk meghambat kerusakan saraf-saraf motorik yaitu Riluzole. Obat ini juga sebagai terapi utama penanganan ALS. Obat lain yang diberikan adalah pencegah kaku otot seperti Benzodiazepin.

Penanganan dengan fisioterapi dan terapi fisik membantu melatih kekuatan otot sehingga mencegah kelemahan otot yang progresif. Terapi fisik dapat dilakukan dengan berjalan, berenang dan bersepeda untuk meningkatkan kontraksi otot, melatih kardiovaskuler dan melatih stamina.

Bila penyakit memberat dapat diberi bantuan pemasangan brace atau kursi roda. Pada kasus kelemahan pada otot wajah dan mulut, terapi bicara dapat membantu memperbaiki otot-otot wajah, melatih komunikasi dan memberikan respon pada wajah.

Otot diafragma yang melemah menimbulkan kesulitan bernapas, terutama pada penderita ALS berat. Salah satu cara untuk mempertahankan pernapasan adalah dengan memasang Noninvasive ventilation [NIV] sebagai alat bantu nafas melalui hidung atau mulut yang bermanfaar untuk membantu pertukaran okisgen dan karbon dioksida di paru-paru.


Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Garg N, Park SB, Vucic S, et al. Differentiating lower motor neuron syndromes. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 2017;88[6]:474–483. doi:10.1136/jnnp-2016-313526 [//doi.org/10.1136/jnnp-2016-313526]

Floeter MK, Mills R. Progression in primary lateral sclerosis: a prospective analysis. Amyotroph Lateral Scler. 2009;10[5-6]:339–346. doi:10.3109/17482960903171136 [//doi.org/10.3109/17482960903171136]

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
[1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat]

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.

Buka di app

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề