Apa yang kalian ketahui tentang teori pergerakan dasar laut?

ADI WINARSO Jumat, 03 April 2020 - Mapel : IPA, Bagikan ke WhatsApp

  • Mata Pelajaran: IPA
  • Kelas/Semester: 7 [Tujuh] / 2 [Dua]
  • Materi: Lapisan Bumi 2
  • Pertemuan ke- ​​​​​2

Assalamu'alaikum....

Semangat Pagi!!

Apa kabar para siswa? Bapak harap para siswa sekalian dalam keadaan sehat wal afiat. Kegiatan pembelajaran kali ini masih melanjutkan belajar di rumah secara daring atau online. Kita akan melanjutkan mempelajari materi Lapisan Bumi.

LAPISAN BUMI 2

B. Litosfer

  • Litosfer berasal dari bahasa Yunani yakni lithos [batuan] dan sphaira [lapisan]. Litosfer merupakan lapisan batuan yang ada di Bumi. Dalam pengertian luas, litosfer diartikan sebagai seluruh bagian padat Bumi, termasuk intinya.

     Struktur padat Bumi terdiri atas:

    1. kerak Bumi, dibedakan menjadi:

  • kerak benua merupakan kerak Bumi yang berada di daratan.  
  • kerak samudra merupakan kerak Bumi yang berada di dalam laut.

    2. Mantel Bumi terdiri atas mantel atas dan mantel bawah.

    3. Inti Bumi dibedakan menjadi dua, yakni inti luar yang berupa cairan pekat dan inti dalam yang bersifat pekat hampir menyerupai padatan.

Berdasarkan struktur Bumi, ada dua teori mendasar, yaitu teori tektonik lempeng serta teori gempa bumi, dan gunung berapi.

1. Teori Tektonik Lempeng

     a. Alfred Wegener mengajukan teori pergerakan benua [continental drift]: “Bahwa pada zaman dahulu, semua benua di Bumi menyatu membentuk sebuah daratan yang sangat luas [Pangeae]. Sekitar 200 juta tahun lalu benua tersebut terpisah dan bergerak menjauh secara perlahan.”

  • Selain fakta benua yang ada di Bumi seperti puzzle, penemuan fosil juga mendukung teori pergerakan benua. Beberapa penemuan fosil tersebut, antara lain:
  1. Fosil reptil Mesosaurus di Amerika Selatan dan di Afrika
  2. Fosil Cynognathus yang ditemukan di Amerika Selatan dan Afrika,
  3. Fosil Lystrosaurus yang ditemukan di Afrika, India, dan Antartika,
  4. Fosil tumbuhan Glossopteris yang ditemukan di Amerika Selatan, Afrika, India, Antartika, dan Australia.
  • Kesamaan struktur batuan juga salah satu fakta pendukung bahwa benua pernah menyatu. Misalnya, struktur bebatuan pegunungan Appalachian di Amerika Serikat memiliki kesamaan dengan batuan di Greenland dan Eropa Barat. Selain itu, struktur batuan di Amerika Selatan dan Afrika juga memiliki kesamaan.

     b. Harry Hess mengajukan teori yang bernama Seafloor Spreading atau pergerakan dasar laut: “Bahwa di bawah kerak Bumi tersusun atas material yang panas dan memiliki massa jenis yang rendah. Akibatnya, material tersebut naik ke punggung kerak samudra. Kemudian material bergerak ke samping bersama dasar kerak samudra, sehingga bagian dasar kerak samudra tersebut menjauh dari punggung kerak samudra dan membentuk sebuah patahan.”

Maka magma akan naik ke atas dan mengisi patahan tersebut. Magma yang telah sampai ke patahan akan mendingin dan membentuk kerak yang baru.

  • Teori seafloor spreading ini mampu menjelaskan bagaimana proses terbentuknya lembah maupun gunung bawah laut.
  • Berdasarkan penelitian diketahui bahwa usia batuan pada punggung kerak samudra lebih tua dari usia batuan pada dasar kerak. Hal ini menunjukkan bahwa batuan di punggung kerak samudra baru terbentuk karena efek seafloor spreading.

     c. Teori tektonik lempeng dikembangkan berdasarkan teori continental drift dan seafloor spreading. Berdasarkan teori ini, kerak Bumi dan bagian atas dari mantel Bumi terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian ini disebut lempeng yang bersifat plastis dan dapat bergerak di lapisan ini. Lempeng tersusun atas kerak dan bagian atas mantel Bumi.

  • Berdasarkan teori tektonik lempeng, bagian luar Bumi tersusun atas litosfer yang dingin dan kaku [lempeng] serta tersusun oleh astenosfer. Astenosfer bersifat plastis yang berada di bawah lempeng. Akibatnya, lempeng seolah-olah mengapung dan bergerak di atas astenosfer.
  • Ketika lempeng bergerak, akan terjadi interaksi antarlempeng. Lempeng dapat bergerak saling menjauh dan memisah. Selain itu, lempeng juga bisa saling mendekat hingga terjadi tubrukan antarlempeng.
  • Apabila 2 lempeng bergerak saling menjauh, lempeng tersebut bersifat divergent. Adanya pergerakan divergent ini akan mengakibatkan perisiwa patahan/retakan. Misalnya lempeng Indo-Australia bergerak menjauh dari lempeng Antartika. Selain itu, lempeng Amerika Utara juga bergerak menjauh dari lempeng Eurasia.
  • Salah satu patahan yang terbesar di dunia adalah patahan San Andreas di California Amerika Serikat yang panjangnya 1.300 km.
  • Jika terdapat 2 lempeng yang saling mendekat, maka pergerakan tersebut disebut convergent.
  • Beberapa lempeng yang bergerak konvergen antara lain, lempeng Indo-Australia dengan lempeng Filipina serta lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.
  • Pergerakan lempeng secara konvergen akan mengakibatkan tabrakan antarlempeng. Akibatnya terjadi fenomena Subduksi dan tabrakan antarbenua. Subduksi merupakan hasil tabrakan lempeng Samudra dengan lempeng Benua yang mengakibatkan lempeng Samudra menyelusup ke bawah lempeng Benua. Salah satu akibatnya adalah terbentuknya palung laut.
  • Tabrakan antarbenua terjadi ketika kerak benua bergerak saling mendekat. Misalnya pegunungan Himalaya, terbentuk karena ada 2 lempeng benua yang bertabrakan, sehingga mengakibatkan salah satu kerak benua terdorong ke atas dan membentuk pegunungan.

      Penyebab Terjadinya Pergerakan Lempeng Tektonik

  • Salah satu teori yang diajukan ilmuwan adalah terjadinya perpindahan panas dari inti Bumi ke lapisan mantel secara konveksi. Hal ini mirip seperti peristiwa mendidihnya air yang dimasak.
  • Berdasarkan teori ini, ilmuwan berhipotesis bahwa konveksi inti Bumi menyebabkan pergerakan lempeng.
  • Ketika lempeng bergerak, maka akan terjadi interaksi antarlempeng yang dapat membentuk sebuah palung laut, pegunungan, maupun sebuah gunung berapi.
  • Ketika lempeng bergerak, maka sebuah energi akan dilepaskan berupa gelombang seismik atau yang dikenal dengan gempa.
  • Efek dari pergerakan lempeng di daerah pegunungan misalnya erupsi gunung berapi, atau sebuah tempat yang berubah setelah terjadi gempa atau aktivitas gunung berapi.

Uji Kompetensi 2

  1. Jelaskan pengertian litosfer!
  2. Jelaskan efek dari pergerakan lempeng!
  3. Jelaskan proses terjadinya gunung berapi jika dikaitkan dengan pergerakan lempeng!

Setelah para siswa selesai mempelajari materi pembelajaran, kalian wajib menjawab pertanyaan di atas. Selanjutnya jawaban kalian kirim melalui email dengan alamat:

Khusus kelas 7 A, jawaban dikirim ke alamat:

Selamat Belajar!

#SalamEdukasi

Wassalamu'alaikum....

Materi Terkait

Teori pembentukan permukaan bumi. Bumi merupakan planet tempat tinggal kita sebagai manusia serta berbagai makhluk hidup lainnya. Berbagai teori konspirasi tentang bumi menyebutkan bahwa bumi memiliki beberapa bagian atau lapisan mulai dari inti bumi hingga kerak bumi yang merupakan lapisan terluarnya.

Kerak bumi yang merupakan lapisan terluar yang membentuk permukaan bumi bentuknya berubah dari waktu ke waktu. Namun, proses tersebut tidak bisa diamati atau diselidiki secara langsung, maka perlu suatu metode dan pendekatan yang dapat menghasilkan suatu teori. Maka dari itu, banyak ahli atau ilmuwan yang mengemukakan teori pembentukan permukaan bumi.

Dalam perjalanannya, ada 6 teori pembentukan permukaan bumi yang dikemukakan para ahli, diantaranya teori apungan benua, teori kontransi, teori konveksi, teori pergeseran dasar laut, teori dua benua, dan teori lempeng tektonik.

Teori apungan benua atau Continental Drift Theory yang dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener. Ia berpendapat bahwa pada awalnya hanya terdapat satu benua besar yaitu Pangea dan satu samudera yang disebut Pathalasa. Namun, seiring berjalannya waktu, Pangea terpecah kemudian mengalami pergerakan secara perlahan ke arah ekuator dan barat hingga mencapai posisi sekarang. Pergerakan tersebut, dinilai akibat adanya rotasi bumi sehingga terjadi pergerakan kearah ekuator serta gaya tarik bumi dan bulan menyebabkan pergerakan kearah barat.

Wagner mendasarkan teorinya pada sejumlah bukti, seperti kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.

Descrates adalah orang pertama yang mengungkapkan teori ini. Ia berpendapat bahwa bumi mengalami penyusutan dan mengerut karena adanya proses pendinginan. Proses ini mengakibatkan terbentuknya relief berupa daratan, lembah, dan gunung. Teori kontraksi ini dianalogikan seperti buah apel yang kulitnya akan mengerut jika bagian dalamnya mengering.

Teori ini menjelaskan bahwa di dalam lapisan astenosfer terjadi aliran konveksi ke arah lapisan kerak bumi. Teori ini dikemukakan oleh Harry H. Hess ini menjelaskan bahwa konveksi membawa material berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge [pematang tengah samudra].

[Baca juga: Asal-Usul Kehidupan di Bumi, Berdasarkan Sejumlah Teori]

Pada puncak mid oceanic ridge, lava terdorong keluar secara terus menerus akibat arus konvensi kemudian menyebar ke kedua sisinya, membeku dan membentuk lapisan kulit bumi baru menggantikan kulit bumi yang tua. Aliran konveksi ini terjadi karena lapisan kerak bumi memiliki temperatur yang jauh lebih rendah daripada lapisan di dalamnya sehingga massa dengan temperatur tinggi mengalir ke daerah dengan temperatur yang rendah.

  1. Teori Pergeseran Dasar Laut

Teori yang dikembangkan oleh Robert Diesz ini merupakan pengembangan dari Teori Konveksi. Diesz menyelidiki umur sedimen dasar laut dari arah punggung dasar laut ke kedua sisinya. Dalam penyelidikan tersebut, ia menemukan bahwa semakin jauh dari punggung dasar laut, usia sedimen semakin tua.

Teori dua benua dikemukakan oleh Eduard Zuess dan Frank B Taylor. Mereka berpendapat bahwa pada mulanya terdapat dua benua besar yaitu Laurasia di belahan bumi bagian utara dan Gondwana di belahan bumi bagian selatan yang dipisahkan oleh Samudera Tethis.

Kedua benua ini perlahan-lahan bergerak kea rah equator hingga akhirnya terpecah menjadi benua kecil. Gondwana terpecah menjadi benua Afrika, Australia, Amerika Selatan, dan sub Benua India. Sementara itu, Laurasia terpecah menjadi Benua Asia, Eropa, dan Amerika Utara.

Oleh banyak ahli, teori ini diyakini sebagai teori yang dapat menerangkan proses dinamika bumi. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh F. Vibe dan D. Matthews pada tahun 1963 yang menjelaskan bahwa bumi terdiri atas lempengan-lempengan yang bergerak dengan arah dan kecepatan masing-masing. Ada lempeng yang bergerak saling mendekat dan saling menjauh. Akibat pergerakan lempeng tektonik terbentuklah batasan-batasan sebagai berikut :

  • Batasan Konvergen [Convergent Boundaries], adalah perbatasan lempeng yang geraknya saling mendekat dari arah yang berlawanan. Pada perbatasan ini lempeng saling bertubrukan sehingga terjadi patahan yang mengakibatkan munculnya gunung apo dan palung laut. Contohnya, pertemuan lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di Indonesia sehingga menghasilkan jalur gunung api di Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara.
  • Batasan Divergen [Divergent Boundaries], adalah perbatasan lempeng yang bergerak dengan arah yang berlawanan atau saling menjauh. Dalam batasan ini kedua lempeng tidak terpisah meskipun bergerak saling menjauh karena di belakang setiap lempeng terbentuk kerak yang baru. Contohnya, terbentuknya gunung api di punggung tengah Samudra Pasifik dan Benua Afrika.
  • Batas Menggunting [Shear Boundaries], dalam batas menggunting kedua perbatasan lempeng hanya saling bergesekan sehingga tidak terjadi penambahan atau pengurangan luas permukaan. Contohnya, patahan San Andreas di California.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề