Apabila penggabungan salat dilakukan di waktu salat yang kedua maka disebut

Apakah kamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan Apabila menggabungkan shalat dilakukan di waktu shalat yang kedua, maka disebut?

Berikut pilihan jawabannya:

  1. qasar taqdim
  2. qasar takhir
  3. jamak taqdim
  4. jamak takhir

Kunci Jawabannya adalah: D. jamak takhir.

Dilansir dari Ensiklopedia, Apabila menggabungkan shalat dilakukan di waktu shalat yang kedua, maka disebutapabila menggabungkan shalat dilakukan di waktu shalat yang kedua, maka disebut jamak takhir.

Penjelasan

Kenapa jawabanya bukan A. qasar taqdim? Nah ini nih masalahnya, setelah saya tadi mencari informasi, ternyata jawaban ini lebih tepat untuk pertanyaan yang lain.

Kenapa nggak B. qasar takhir? Kalau kamu mau mendaptkan nilai nol bisa milih jawabannya ini, hehehe.

Terus jawaban yang C. jamak taqdim kenapa salah? Karena menurut saya pribadi jawaban ini sudah keluar dari topik yang ditanyakan.

Kenapa jawabanya D. jamak takhir? Hal tersebut sudah tertulis secara jelas pada buku pelajaran, dan juga bisa kamu temukan di internet

Kesimpulan

Jadi disini sudah bisa kamu simpulkan ya, jawaban yang benar adalah D. jamak takhir.

Jakarta -

Syarat sholat jamak ada beberapa hal yang perlu kita ketahui. Namun sebelum itu, pengertian dari sholat jamak adalah menggabungkan dua sholat yang dilakukan pada satu waktu.

Menurut buku 'Shalat Qashar Jama'" oleh Ahmad Sarwat, Lc., MA secara bahasa, kata jama' artinya menggabungkan, menyatukan atau pun mengumpulkan. Di dalam Al-Qur'an disebutkan kata jam'u ketika mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang turun tidak beraturan.

Sedangkan secara istilah, sholat jamak adalah melakukan dua sholat fardhu yaitu Dzuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya secara berurutan pada salah satu waktunya.

Orang-orang yang terlambat mengerjakan sholat karena waktunya sudah terlewat, maka dia wajib segera mengerjakan sholat yang terlewat itu. Dan setelah ia mengerjakan sholat fardhu untuk waktu berikutnya.

Pembagian waktu mengerjakan sholat jamak

1. Jamak taqdim

Jamak taqdim adalah melakukan dua sholat fardhu pada waktu sholat yang pertama. Bentuknya ada dua, pertama sholat Dzuhur dilakukan secara berurutan dengan sholat Ashar, yang dilakukan pada waktu Dzuhur.

Dan kedua, sholat Maghrib dan sholat Isya dilakukan secara berurutan pada waktu Maghrib.

2. Jamak takhir

Jamak takhir adalah kebalikan dari jamak taqdim yaitu melakukan dua sholat fardhu pada waktu sholat yang kedua.

Bentuknya juga ada dua. Pertama sholat Dzuhur dilakukan langsung berurutan dengan sholat Ashar yang dilakukan pada waktu Ashar. Dan kedua, sholat Maghrib dan Isya dilakukan secara berurutan di waktu Isya.

Sebab-sebab diperbolehkannya jamak sholat

Dilansir dalam "Panduan Sholat Rasulullah 2" oleh Imam Abu Wafa, ada beberapa sebab yang memperbolehkannya sholat jamak.

1. Karena hujan dan takut

Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, ia berkata:

"Rasulullah SAW pernah sholat Dzuhur bersama Ashar dan Maghrib bersama Isya di Madinah tanpa sebab ketakutan atau sebab hujan." [HR. Muslim no. 705, Abu Dawud no. 1211 dan Tirmidzi no. 128].

2. Safar [bepergian]

Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, ia berkata:

"Rasulullah SAW pernah sholat Dzuhur bersama Ashar dan Maghrib bersama Ista tanpa sebab ketakutan atau sebab safar." [HR. an-Nasai No. 601, hadits sahih].

3. Karena sakit, lemah atau kesulitan

Ada beberapa pendapat yang menyebutkan sakit sebagai salah satu penyebab kita boleh melakukan jamak sholat.

Dalam buku 'Sholat Qashar Jama'" oleh Ahmad Sarwat, Lc., MA, Imam Ahmad bin Hanbal membolehkan Jamak karena disebabkan sakit. Begitu juga Imam Malik dan sebagian pengikut Asy-Syafi'iyah.

Serta Ibnu Munzir yang menguatkan pendapatnya dibolehkannya jamak ini dengan perjataan Ibnu Abbas ra, "Beliau tidak ingin memberatkan umatnya."

Allah SWT berfirman:

"Allah tidak menjadikan dalam agama ini kesulitan." [QS. Al-Hajj: 78].

Namun mahzab Al-Hanafiyah dan Asy-Syafi;iyah menolak kebolehan menjamak sholat karena sakit. Al-Imam An-Nawawi di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab menyebutkan:

"Nabi mengalami beberapa kali sakit, namun tidak ada riwayat yang sharih bahwa beliau menjamak sholatnya."

Sehingga tidak ada satupun dalil yang dengan tegas menyebutkan bahwa Rasulullah menjamak sholat karena sakit.


Syarat sholat jamak

1. Mendahulukan sholat yang pertama daripada yang kedua seperti mendahulukan sholat Dzuhur daripada Ashar atau mendahulukan Maghrib daripada Isya.

2. Niat jamak dalam sholat pertama. Waktu niatnya dilakukan antara takbir dan salam. Teapi sunnah niat bersamaan dengan takbiratul ihram.

Niat sholat Dzuhur dan Ashar dengan Jamak Taqdim

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

Artinya: "Saya niat sholat fardhu Dzuhur empat rakaat dijamak bersama Ashar dengan jamak taqdim karena Allah Ta'ala."

Niat sholat Maghrib dan Isya dengan jamak taqdim

أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

Artinya: "Saya niat sholat fardhu Maghrib sebanyak tiga rakaat dijamak bersama sholat Isya dengan jamak taqdim karena Allah Ta'ala."

3. Dilakukan berurutan. Antara dua sholat pisahnya tidak lama sehingga seelah melaksanakan sholat pertama harus segera takbiratul ihram untuk langsung melaksanakan sholat kedua.

4. Saat mengerjakan sholat jamak yang kedua masih dalam perjalanan, meskipun perjalanan tidak harus mencapai masafatul qashr atau batas minimal perjalanan, sebagaimana sholat qashar.

[lus/erd]

Tidak semua orang diperbolehkan melakukan salat jamak, ada aturannya!

Dalam pelaksanaannya, Islam itu mudah dan memudahkan urusan umatnya. Salah satunya terlihat pada adanya aturan salat Jamak Qasar bagi orang yang sedang bepergian atau disebut safar/musafir.

Dalam Islam, hal tersebut adalah bagian dari rukhsah atau keringanan yang diberikan oleh Allah SWT.

Salat jamak adalah mengumpulkan dua salat dalam satu waktu, yakni salat Dzuhur dengan salat Ashar dan salat Maghrib dengan salat Isya. Sedangkan salat Qasar adalah memendekkan/meringkas jumlah rakaat.

Pada salat empat rakaat menjadi dua rakaat, yaitu salat Dzuhur, Ashar dan Isya.

Baca Juga: Niat Shalat Idul Adha dan Sunnah yang Bisa Dilakukan

Dalil Tentang Salat Jamak Qasar

Foto: Orami Photo Stock

Dilansir Website Muhammadiyah, ada beberapa dalil yang mendasari dibolehkannya salat Jamak Qasar baik dari Alquran maupun hadis. Untuk dalil salat Jamak yakni:

  • Hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA yang berkata: “Nabi SAW pernah menjamak antara salat Dzuhur dan Ashar di Madinah bukan karena bepergian juga bukan karena takut. Saya bertanya: ‘Wahai Abu Abbas, mengapa bisa demikian?’. Dia menjawab: ‘Dia [Nabi SAW] tidak menghendaki kesulitan bagi umatnya’,” [HR Ahmad].
  • Hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang berkata: “Bahwa Rasulullah SAW jika berangkat dalam bepergiannya sebelum tergelincir matahari, beliau mengakhirkan salat Dzuhur ke waktu salat Ashar; kemudian beliau turun dari kendaraan kemudian beliau menjamak dua salat tersebut. Apabila sudah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat, beliau salat dzuhur terlebih dahulu kemudian naik kendaraan,” [Muttafaq ‘Alaih].

Adapun dalil yang menerangkan tentang salat Qasar adalah:

  • Surat An-Nisaa’: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qasar salatmu jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu,” [QS An-Nisaa’: 101].
  • Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA: “Bahwa Nabi SAW pernah mengqashar dalam perjalanan dan menyempurnakannya, pernah tidak puasa dan puasa,” [HR Ad-Daruquthni].
  • Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la bin Umayyah saat berkata: “Saya bertanya kepada ‘Umar Ibnul–Khaththab tentang [firman Allah]: ‘Laisa ‘alaikum junahun an taqshuru minashsalati in khiftum an yaftinakumu-lladzina kafaru’. Padahal sesungguhnya orang-orang dalam keadaan aman. Kemudian Umar berkata: ‘Saya juga heran sebagaimana anda heran terhadap hal itu. Kemudian saya menanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda: ‘Itu adalah pemberian Allah yang diberikan kepada kamu sekalian, maka terimalah pemberian-Nya’,” [HR Muslim].

Baca Juga: Saat Muncul Flek Coklat sebelum Haid Bolehkah Shalat?

Hukum, Jenis, dan Aturan Salat Jamak

Foto: Orami Photo Stock

Sebenarnya, ada perbedaan antara jamak dengan qashar. Mengingat banyak orang yang menganggap bahwa jamak identik dengan qashar, padahal hakikatnya adalah itu adalah dua hal yang berbeda. Salah satunya jika dilihat dari hukum

Hukum Qasar terkait dengan safar atau melakukan perjalanan. Jadi, ketika bepergian, maka disyariatkan untuk mengqasar salatnya. Hanya saja, ulama berbeda pendapat tentang hukum qasar ketika safar. Ada yang mengatakan wajib, ada yang sunnah muakkad, dan ada juga yang berpendapat mubah.

Meski begitu, semua ulama sepakat bahwa orang yang boleh meng-qasar salat adalah musafir. Salah satu dalilnya berasal dari hadis dari Ibnu Abbas yang mengatakan: “Sesungguhnya, Allah mewajibkan salat melalui lisan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; untuk musafir: 2 rakaat, untuk mukim: 4 rakaat, dan salat khauf [ketika perang] dengan 1 rakaat,” [HR Muslim].

Hal-hal yang berkaitan dengan hukum Qasar yakni:

  • Hanya untuk salat yang jumlahnya 4 rakaat, yaitu: Duhur, Asar, dan Isya.
  • Jika musafir bermakmum pada orang yang mukim, maka dia mengikuti imam sampai selesai dan tidak boleh qashar.
  • Tidak perlu melaksanakan salat ba’diyah.

Untuk hukum salat Jamak asalnya adalah dikerjakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Namun, jika ada sebab lain yang mengakibatkan seseorang harus melaksanakan salat Jamak, maka hal tersebut diperbolehkan.

Batasannya adalah selama ada sebab yang mengakibat seseorang kesulitan untuk melaksanakan salat sesuai waktunya, maka dia diperbolehkan untuk menjamak salatnya. Di antara penyebabnya adalah safar. Dengan demikian, orang yang safar diperbolehkan melaksanakan salat Jamak Qashar.

Namun, tidak semua orang diperbolehkan untuk melakukan salat Jamak. Hanya orang-orang tertentu saja yang mendapatkan keringanan ini, di antaranya:

  • Melakukan perjalanan [safar].
  • Orang yang sakit parah sehingga tidak memungkinkan berdiri atau duduk. Bahkan kondisinya sangat lemah untuk digerakkan.
  • Ada udzur yang mendesak. Misalnya saja hendak melakukan operasi atau pemeriksaan yang tidak mungkin ditinggalkan.
  • Jamaah haji yang hendak ke Muzdalifah. Dalam hadist dari Abi Ayyub al-Anshari Ra yang berkata: “Bahwa Rasulullah SAW menjama` Maghrib dan Isya` di Muzdalifah pada haji wada`,” [HR Bukhari].
  • Saat Hujan. Dari Nafi` maula Ibnu Umar berkata: ”Abdullah bin Umar bila para umaro menjama` antara maghrib dan isya` karena hujan, beliau ikut menjama` bersama mereka,” [HR Ibnu Abi Syaibah].

Ada dua jenis salat Jamak, yakni Salat Jamak Taqdim dan Jamak Takhir. Salat Jamak Taqdim yaitu meringkas atau mengerjakan 2 salat fardhu sekaligus di waktu salat yang pertama. Yakni:

  • Salat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Dzuhur.
  • Salat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Maghrib.

Salat Jamak Takhir yaitu meringkas atau mengerjakan 2 salat fardhu sekaligus di waktu salat yang terakhir. Yakni:

  • Salat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Ashar.
  • Salat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Isya’.

Baca Juga: 5 Tips Mengajarkan Anak Salat Lima Waktu

Tata Cara Salat Jamak

Foto: Orami Photo Stock

Indonesian Journal of Islam and Public Health mencatat, hasil penelitian dari 5 jurnal yang telah direview disimpulkan bahwa jika gerakan salat seperti rukuk dan sujud dilakukan dengan baik atau serius dan tidak terburu-buru, ini dapat membantu mengembalikan elastisitas otot-otot tulang belakang.

Hal ini juga bisa didapatkan saat mengerjakan salat Jamak. Sebab saat bepergian dan dapat mengerjakan salat dengan tidak terburu-buru dan khusyu, akan mendapatkan manfaat kesehatan juga. Untuk mendapatkan kekhusyukan, maka harus juga diperhatikan tata cara pelaksanaannya yakni:

Saat melaksanakannya, kedua salat dilakukan secara berurutan tanpa diselingin aktivitas apapun. Jadi setelah salam, langsung berdiri lagi untuk melakukan salat kedua. Tidak perlu dzikir, mengobrol, makan atau lainnya.

Untuk niat salat Jamak Taqdim Dzuhur dan ashar yang dilakukan saat waktu Dzuhur adalah:

“Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa,”. Artinya: “Aku sengaja salat fardu dhuhur 4 rakaat yang dijama’ dengan Ashar, fardu karena Allah Ta’aala.”

Setelah selesai salat Dzuhur, langsung dilanjutkan dengan salat Ashar dengan bacaan niat:

“Ushollii fardlozh ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al dzuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.” Artinya: “Aku berniat salat ashar 4 rakaat dijama’ dengan dhuhur, fardhu karena Allah Ta’aala.”

Niat salat Jamak Taqdim Maghrib dan Isya’ yang dilakukan saat waktu Maghrib yakni:

“Ushollii fardlozh maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al ‘isyaa’i jam’a taqdiimin adaa-an lillaahi ta’aalaa.” Artinya: “Aku sengaja solat fardu maghrib 3 rakaat yang dijama’ dengan Isya, dengan jama’ taqdim, fardu karena Allah Ta’aala.”

Setelah selesai salat Maghrib, langsung dilanjut dengan melaksanakan salat Isya’ dengan bacaan niat:

“Ushollii fardlozh ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al maghiribi jam’a taqdiimin adaa-an lillaahi ta’aalaa.” Artinya: “Aku berniat salat Isya empat rakaat dijamak dengan Magrib, dengan jama’ taqdim, fardhu karena Allah Ta’aala.”

Niat solat Jamak Takhir Dzuhur dan Ashar yakni:

“Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.” Artinya: “Aku sengaja salat fardu dhuhur 4 rakaat yang dijama’ dengan Ashar, fardu karena Allah Ta’aala.”

Setelah selesai salat dzuhur, langsung dilanjut salat ashar dengan bacaan niat:

“Ushollii fardlol ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’azh zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa." Artinya: “Aku sengaja salat fardu Ashar 4 rakaat yang dijama’ dengan Dzuhur, fardu karena Allah Ta’aala.”

Niat salat Jamak takhir Maghrib dan Isya’ yakni:

“Ushollii fardlozh maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al ‘isyaa’i Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.” Artinya: “Aku sengaja salat fardu maghrib 3 rakaat yang dijama’ dengan isyak, dengan jama’ takhir, fardu karena Allah Ta’aala.”

Setelah selesai salat Maghrib, langsung dilanjut salat Isya’ dengan bacaan niat:

“Ushollii fardlozh ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al magribi Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.” Artinya: “Aku berniat salat isya’ empat rakaat yang dijama’ dengan magrib, dengan jama’ takhir, fardhu karena Allah Ta’aala.”

Demikian penjelasan mengenai salat Jamak yang bisa dilakukan salah satunya saat bepergian.

  • //konsultasisyariah.com/3894-tentang-menjamak-qashar-shalat.html
  • //jurnal.umj.ac.id/index.php/IJIPH/article/view/8913
  • //muhammadiyah.or.id/penggunaan-shalat-jamak-qasar-bagi-musafir/
  • //dalamislam.com/shalat/cara-shalat-jamak

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề