Bagaimana cara hijrah yang baik dan benar?

Perintah untuk beristiqamah tatkala beribadah sejalan dengan perintah untuk selalu berada di jalan yang lurus. Sesuai dengan firman Allah SWT :

HIJRAH adalah jembatan untuk kita meraih kebaikan dan kemuliaan. Ketika kita memutuskan untuk berhijrah, tentunya harus berani untuk istiqomah.

Nah untuk sahabat yang ingin istiqomah dalam berhijrah, perhatikan cara berikut ini,

Perbaiki Diri

Perhatikan baik-baik tentang perkataan Abu Hurairah r.a, “Hati adalah raja, sedangkan anggota tubuh adalah tentara. Jika raja itu baik, niscaya baik pula tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya.”

Rutinkan Shalat

Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa shalat adalah tiangnya agama, maka dari itu kita yang harus mengerjakan shalat untuk menegakkan agama. “Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa yang menegakkan shalat, maka ia menegakkan agama, dan barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobohkan agama.” [HR. Bukhari Muslim].

BACA JUGA: Belajar kepada Mereka yang Berhijrah

Selain itu, shalat juga sebagai penggugur dosa serta pencegah dari perbuatan keji dan mungkar. “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab [Al Quran] dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari [perbuatan-perbuatan] keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah [shalat] adalah lebih besar [keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain]. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Q.S Al-Ankabut: 45]

Tidak hanya itu, mendirkan shalat juga dapat menjalin hubungan dekat dengan Allah SWT, karena saat shalat kita bisa bertemu dan bermanja-manja kepada-Nya. Menuangkan segala keluh kesah yang kita rasakan, hingga menaruh keseriusan mimpi-mimpi kita hanya kepada Allah SWT. Bahkan kita bisa memohon agar dosa kita yang menggunung dapat diampuni oleh-Nya.

Seperti Hadits Nabi SAW, “Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at berikutnya adalah penghapus dosa di antara semua itu selama tidak dilakukan dosa besar” [HR. Muslim no. 233]

Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an adalahh salah satu cara untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Seperti dalam hadits, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah [Al Qur`an], maka baginya satu pahala kebaikan & satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf & MIIM satu huruf. Selain jalur ini, hadits ini juga diriwayatkan dari beberapa jalur dari sahabat Ibnu Mas’ud. Abul Ahwas telah meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Mas’ud, sebagian perawi merafa’kannya [menyambungkannya sampai kepada Nabi] & sebaian yg lainnya mewaqafkannya dari sahabat Ibnu Mas’ud. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib dari jalur ini, aku telah mendengar Qutaibah berkata; telah sampai berita kepadaku bahwa Muhammad bin Ka’ab Al Quradli dilahirkan pada masa Nabi masih hidup, & Muhammad bin Ka’ab di juluki dgn Abu Hamzah.” [HR. Tirmidzi No.2835].

BACA JUGA: 4 Musisi Indonesia yang Kini Berhijrah

Perbanyak Dzikir

Istighfar adalah tali keselamatan bagi yan gtenggelam, perahu penolong bagi yang terdampar, benteng pelindung bagi yang ketakutan. Begitulah kutipan dari buku yang berjudul Menjadi Kekasih Terbaik-Mu.

Dan dari abdullah bin Abbas r.a berkata bahwa Raulallah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beristighfar, nicaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang mendengarnya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” [HR. Abu Dawud, Ibnu Maja, Al-Baihaqi, dan Thabrani]

Bersedekah

Salah satu manfaat dari sedekah adalah menghapuskan dosa-dosa yang lalu, seperti Firman Allah, “Jika kamu menampakkan sedekah[mu], maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Q.S. Al-Baqarah: 271].

BACA JUGA: Hijrah Itu Karena Allah

Miliki Teman yang Shaleh/Shalehah

Salah satu yang mempengaruhi pembentukan pribadi kita adalah pergaulan, maka dari itu jangan sampai salah memilih teman. Pilihlah teman yang dapat membawa kita pada kebaikan dan kebenaran.

Seperti sabda Nabi SAW, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi [percikan apinya] mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” [HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628]. []

Hijrah berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘meninggalkan, menjauhkan dari dan berpindah tempat’. Dalam konteks sejarah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat beliau dari Makkah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syariat Islam

HIJRAH adalah jembatan untuk kita meraih kebaikan dan kemuliaan. Ketika kita memutuskan untuk berhijrah, tentunya harus berani untuk istiqomah.

Perintah berhijrah juga tertulis dalam perintah Allah SWT, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

[QS al-Baqarah: 218].

Menurut Ustazah Yennie, terdapat beberapa hikmah dari Isra Mi’raj yang merupakan perjalanan ke Baitul Maqdis, yang menjadi tempat turunnya wahyu para nabi.

Rasulullah diperjalankan dalam bentuk roh dan jasadnya dalam keadaan sadar dan bertemu dengan para nabi terdahulu.

Dalam perjalanan tersebut, Nabi juga mendapatkan mandat dari Allah SWT untuk menyampaikan kewajiban shalat lima waktu kepada umat Islam.

Berhijrah, kata Ustazah Yenni, memang tidak selamanya bermakna berpindah dari satu tempat ke tempat yang baru. Namun, hijrah memiliki banyak makna.

Berhijrah bisa bermakna bertekad untuk mengubah diri demi meraih rahmat dan keridhaan Allah SWT. Selain itu, hijrah juga diartikan sebagai salah satu prinsip hidup. Seseorang dapat dikatakan hijrah jika telah memenuhi dua syarat, yaitu ada sesuatu yang ditinggalkan dan ada sesuatu yang ditujunya [tujuan].

“Kedua-duanya harus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah.

Misalnya dengan meninggalkan segala hal yang buruk, seperti pikiran negatif dan maksiat, dan menuju keadaan yang lebih baik, positif, untuk menegakkan ajaran Islam,” kata Ustazah Yennie kepada jamaah kajian bertema “A Hijrah Story from Nnight Journey” di Jakarta Selatan, belum lama ini.

Menurut dia, seorang yang telah bertekad berhijrah, dalam artian mengubah hidupnya menjadi lebih baik, akan memperoleh derajat yang lebih tinggi di mata Allah.

Semisal yang dijanjikan-Nya dalam Alquran, “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang- orang yang mendapat kemenangan.” [QS at-Taubah: 20]

Secara garis besar, hijrah dibedakan menjadi dua macam, yaitu hijrah makaniyah[berpindah dari satu tempat ke tempat lain] dan hijrah maknawiyah [mengubah diri, dari yang buruk menjadi lebih baik demi mengharap keridhaan Allah SWT].

Contoh hijrah makaniyah adalah peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah serta hijrahnya Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

“Berkatalah Ibrahim, `sesungguhnya aku akan berpindah ke [tempat yang diperintahkan] Tuhanku, sesungguhnya Dialah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.'” [QS al-Ankabut: 26].

“Maka keluarkanlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa, `ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.'” [QS al-Qashash: 21].

Hijrah maknawiyah dibedakan menjadi empat, yaitu hijrah i’tiqadiyah [hijrah keyakinan], ketika seorang Muslim mencoba meningkatkan keimanannya agar terhindar dari kemusyrikan.

Kedua, hijrah fikriyah [hijrah pemikiran], ketika seseorang memutuskan kembali mengkaji pemikiran Islam yang berdasar pada sabda Rasulullah dan firman Allah demi menghindari pemikiran yang sesat.

Ketiga, hijrah syu’uriyyah adalah berubahnya seseorang yang dapat dilihat dari penampilannya, seperti gaya berbusana dan kebiasaannya dalam kehidupan sehari-hari. Hijrah ini biasa dilakukan untuk menghindari budaya yang jauh dari nilai Islam, seperti cara berpakaian, hiasan wajah, rumah, dan lainnya.

Terakhir adalah hijrah sulukiyyah [hijrah tingkah laku atau kepribadian]. Hijrah ini digambarkan dengan tekad untuk mengubah kebiasaan dan tingkah laku buruk menjadi lebih baik. “Seperti orang yang sebelumnya selalu berbuat buruk, seperti mencuri, membunuh, atau lainnya, bertekad berubah kepribadiannya menjadi pribadi yang berakhlak mulia.

Nah untuk sahabat yang ingin istiqomah dalam berhijrah, perhatikan cara berikut ini,

Perbaiki Diri

Perhatikan baik-baik tentang perkataan Abu Hurairah r.a, “Hati adalah raja, sedangkan anggota tubuh adalah tentara. Jika raja itu baik, niscaya baik pula tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya.”

Rutinkan Shalat

Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa shalat adalah tiangnya agama, maka dari itu kita yang harus mengerjakan shalat untuk menegakkan agama. “Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa yang menegakkan shalat, maka ia menegakkan agama, dan barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia merobohkan agama.” [HR. Bukhari Muslim].

Selain itu, shalat juga sebagai penggugur dosa serta pencegah dari perbuatan keji dan mungkar. “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab [Al Quran] dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari [perbuatan-perbuatan] keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah [shalat] adalah lebih besar [keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain]. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Q.S Al-Ankabut: 45]

Tidak hanya itu, mendirkan shalat juga dapat menjalin hubungan dekat dengan Allah SWT, karena saat shalat kita bisa bertemu dan bermanja-manja kepada-Nya. Menuangkan segala keluh kesah yang kita rasakan, hingga menaruh keseriusan mimpi-mimpi kita hanya kepada Allah SWT. Bahkan kita bisa memohon agar dosa kita yang menggunung dapat diampuni oleh-Nya.

Seperti Hadits Nabi SAW, “Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at berikutnya adalah penghapus dosa di antara semua itu selama tidak dilakukan dosa besar” [HR. Muslim no. 233]

Membaca Al-Qur’an


Membaca Al-Qur’an adalahh salah satu cara untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT. Seperti dalam hadits, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah [Al Qur`an], maka baginya satu pahala kebaikan & satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf & MIIM satu huruf. Selain jalur ini, hadits ini juga diriwayatkan dari beberapa jalur dari sahabat Ibnu Mas’ud. Abul Ahwas telah meriwayatkan hadits ini dari Ibnu Mas’ud, sebagian perawi merafa’kannya [menyambungkannya sampai kepada Nabi] & sebaian yg lainnya mewaqafkannya dari sahabat Ibnu Mas’ud. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih gharib dari jalur ini, aku telah mendengar Qutaibah berkata; telah sampai berita kepadaku bahwa Muhammad bin Ka’ab Al Quradli dilahirkan pada masa Nabi masih hidup, & Muhammad bin Ka’ab di juluki dgn Abu Hamzah.” [HR. Tirmidzi No.2835].

Perbanyak Dzikir

Istighfar adalah tali keselamatan bagi yan gtenggelam, perahu penolong bagi yang terdampar, benteng pelindung bagi yang ketakutan. Begitulah kutipan dari buku yang berjudul Menjadi Kekasih Terbaik-Mu.

Dan dari abdullah bin Abbas r.a berkata bahwa Raulallah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beristighfar, nicaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang mendengarnya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” [HR. Abu Dawud, Ibnu Maja, Al-Baihaqi, dan Thabrani]

Bersedekah

Salah satu manfaat dari sedekah adalah menghapuskan dosa-dosa yang lalu, seperti Firman Allah, “Jika kamu menampakkan sedekah[mu], maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Q.S. Al-Baqarah: 271].

Miliki Teman yang Shaleh/Shalehah

Salah satu yang mempengaruhi pembentukan pribadi kita adalah pergaulan, maka dari itu jangan sampai salah memilih teman. Pilihlah teman yang dapat membawa kita pada kebaikan dan kebenaran.

Seperti sabda Nabi SAW, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi [percikan apinya] mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” [HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628].

Sumber : Islampos.com & Republika.com

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề