Bagaimana caranya agar permainan tradisional tetap dikenal sampai sekarang

Author : Administrator | Senin, 29 April 2013 10:26 WIB | - Budaya

Lomba Enggrang di Sekolah Alam Bogor

Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, maka kini semakin banyak pula permainan-permainan yang sangat canggih dan didukung dengan teknologi tinggi, dan  biasanya permainan-permainan ini ditujukan bagi anak-anak. Maka tak heran jika anak-anak sekarang tidak mengenal beragam permainan tradisional yang ada di Negara kita yang kaya akan seni dan budayanya. Berbeda ketika beberapa tahun atau beberapa puluh tahun yang lalu, ketika kita masih kecil mungkin kita lebih mengenal permainan-permainan tradisional seperti enggrang, bakiak, congklak, kelereng, engklek, dan lain-lain. 

    Permasalahannya adalah, bukan kita tidak ingin menerima kemajuan teknologi yang terjadi saat ini. Namun perlu kita menyadari bahwa, kemauan teknologi tidak seluruhnya membawa dampak positif bagi kita  namun juga membawa dampak negatif yang tanpa kita sadari, hal ini tentu cukup mengkhawatirkan bagi kita, terutama bagi anak-anak yang sedang mengalami fase perkembangan.
 

       Saat ini berbagai macam permainan modern telah mudah kita dapatkan, baik secara online ataupun offline dan sangat mudah untuk diakses oleh anak-anak, dan tidak sedikit orang tua yang membiarkannya bahkan ada pula orang tua yang menfasilitasi di rumah, dengan alasan sebagai hiburan anak ketika anak-anak berada di rumah. Selain disediakan di rumah, banyak juga orang-orang yang membuka usaha game seperti playstation, game online, dan lain-lain.

Apabila hal ini berjalan tanpa adanya pengawasan dari orang tua tentu cukup berbahaya bagi perkembangan anak. Karena dengan permainan-permainan modern secara tidak sadar kita menjerumuskan anak ke hal yang bisa berdampak negatif. Seperti misalnya anak sulit untuk bersosialiasi, karena anak hanya selalu beriteraksi dengan permainan modern, dimana permainan-permainan modern saat ini biasanya hanya dilakukan sendiri tanpa adanya interaksi dengan orang lain. Selain itu pula anak akan menjadi pasif dalam kehidupan nyata, ketika anak-anak yang sudah kecanduan tehadap game maka cendrung anak akan pasif dalam kehidupan nyata, lebih memilih berdiam diri di rumah sambil bermain game, dibandingkan bermain dengan teman-temannya.
 

        Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlunya kita untuk melestarikan kembali permaian-permaian tradisional, yang hampir ditinggalkan oleh generasi-generasi muda saat ini, terutama bagi anak-anak. Indonesia sebagai Negara yang kaya akan warisan budaya dari bebagai penjuru daerah, ini adalah merupakan potensi lokal yang patut kita lestarikan, dan salah satunya adalah permainan tradisional. Biasanya setiap daerah memiliki permaian-permainan tradasional masing-masing. Jika kita bandingkan permaian modern dengan permainan tradisional, tentunya akan lebih banyak manfaatnya permainan tradisional dibandingkan dengan permainan modern.

Beberapa manfaat permaian tradisional :

  • Melatih interaksi sosial anak, dengan melalui permainan tradisional anak akan belajar berinteraksi sosial dengan teman-temannya, hal ini tentunya sangat baik bagi perkembangan anak.
  • Melatih anak untuk belajar kerjasama, dengan melalu permainan tradisional juga bisa memberikan anak untuk belajar kerjasama dengan teman-temannya.
  • Melatih anak untuk menjadi kreatif, permainan tradisional adalah permaina yang tidak memiliki peraturan secara tertulis, dan biasanya peraturan permainan akan disepakati oleh semua anggota, sehingga dalam hal ini tentu perlu kreatifitas anak untuk melakukan permainan agar menjadi menarik.
  • Melatih emosi anak, hampir setiap permainan tradisional dilakukan secara kelompok, sehingga dalam hal ini dapat membangun emosi anak timbul toleransi, empati terhadap orang lain, sikap sportif, dll.

       Sebagaimana yang telah penulis sebutkan sebelumnya bahwa, Indonesia adalah merupakan Negara yang kaya akan warisan budaya, sehingga banyak permainan-permainan tradisional dari berbagai penjuru daerah, seperti enggrang, engklek, kelereng, layang-layang, bakiak, congklak, benteng, gobak sodor, dan masih banyak lagi. Dari berbagai permaianan tersebut,  perlu kita lestarikan dan perkenalkan kembali kepada anak-anak, agar tidak ditinggalkan. Karena dengan melestarikan permainan-permainan tradisional juga akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan, terutama wisatawan asing manca negara.

Engklekdimainkan oleh Siswa-siswi
Sekolah Alam Bogor

Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk melestarikan permainan tradisional adalah :

  • Dengan cara memperkenalkannya kembali kepada anak, melalui kegiatan-kegiatan lomba baik di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan tempat tinggal. 
  • Membangun komunitas, kita bisa membangun komunitas di lingkungan masyarakat, saat ini juga beberapa komunitas yang sudah melakukan hal ini untuk turut melestarikan permainan tradisional.
  • Mengadakan workshop permainan tradisional. 
  • Dan masih banyak cara lain yang lebih menarik, yang dapat Sahabat Blogger lakukan untuk tetap melestarikan kembali permainan tradisional, dan salah satunya juga melalui ngeblog, dengan membuat tulisan-tulisan yang berkaitan dengan permainan tradisional.

Sumber: //www.blogsukses.com/2013/04/pentingnya-melestarikan-kembali.html

Endro Priherdityo | CNN Indonesia

Minggu, 19 Agu 2018 13:08 WIB

1. Upaya Menjaga Permainan Tradisional di Era Modern 2. Gim Modern

Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring dengan perkembangan zaman, permainan tradisional memiliki saingannya sendiri, permainan modern. Dan seiring dengan perkembangan zaman pula, permainan tradisional perlahan tak dilirik lagi oleh generasi muda.Sejumlah pihak diketahui melakukan upaya mengenalkan kembali permainan tradisional kepada masyarakat dalam berbagai jenis kegiatan.Misalnya Mohamad Zaini Alif, pemerhati dan peneliti permainan tradisional ini menekuni asal mula tradisi tersebut hingga mendirikan Komunitas Hong pada 2005 untuk mengenalkan kembali permainan tradisional kepada masyarakat. Pemerintah Indonesia juga melakukan ancang-ancang untuk menjaga permainan tradisional agar tak punah, yang tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Permainan tradisional merupakan satu dari 10 objek pemajuan kebudayaan oleh Pemerintah Indonesia.Tapi di luar sana, ada banyak pula berbagai pihak yang mulai bergerak untuk menjaga permainan tradisional yang pernah mereka ikuti tidak hilang ditelan zaman.

Muatan Lokal

F Sri Lestari Yati, Kasubdit Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengatakan pihaknya telah mensosialisasikan pengetahuan permainan tradisional ke tenaga pendidik melalui program muatan lokal berbasis daerah.Tindakan itu dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya melaksanakan amanat UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Sri Lestari berharap dengan sosialisasi permainan tradisional dapat memperkaya bahan ajar tenaga pendidik dan sesuai dengan kedaerahan masing-masing.

"Mereka [tenaga pendidik] sebenarnya kekurangan bahan [ajar]. Mereka berpatok dari pusat, dengan adanya implementasi ini dapat memperkaya mereka," kata Sri Lestari saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

"Sampai saat ini pengajaran saja dulu, karena mereka tidak ada inovasi. Kami ajarkan ke mereka kalau di daerah mereka ada juga yang bisa diajarin [permainan tradisional]," lanjutnya.Sri Lestari mengatakan pihaknya telah melakukan analisis konteks tradisi muatan lokal berkaitan dengan permainan tradisional sejak 2013, sebelumnya mereka juga melakukan reinventarisasi data permainan tradisional di berbagai daerah.

Anak-anak memainkan permainan tradisional meriam bambu. [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko]

Namun terkait data permainan tradisional, Sri Lestari mengakui pihaknya belum memiliki data semutakhir yang dimiliki Zaini berupa nyaris 2.600 permainan.

Berdasarkan data Kemendikbud yang didapat CNNIndonesia.com, pemerintah baru mencatat 787 permainan tradisional dari berbagai daerah. Tetapi data tersebut belumlah komplet lantaran adanya kekosongan dari beberapa daerah.

Selain itu, analisis lebih lanjut amat diperlukan terhadap data tersebut sehingga dapat memberikan gambaran kondisi teraktual permainan tradisional di Indonesia dan kebijakan yang bisa diambil dalam memajukannya sesuai dengan amanat UU.Belum lagi literasi yang dimiliki Kemendikbud terkait permainan tradisional adalah rilisan 1998, dua dekade silam yang sudah tidak lagi relevan secara ilmiah.Sehingga, selama ini Sri Lestari memberikan pengayaan materi muatan lokal kepada tenaga pendidik di berbagai daerah di Indonesia menggunakan informasi atau data seadanya yang dimiliki Kemendikbud.Meski tak berlandaskan data mutakhir, Sri Lestari mengaku bahwa sosialisasi pengayaan muatan lokal tenaga pendidik di daerah diikuti dengan baik dan amat membantu mereka mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak. Apalagi, pengayaan disesuaikan dengan kedaerahan masing-masing."Mereka sadar juga sebenarnya [pentingnya pengenalan permainan tradisional], guru-gurunya mendorong pihak sekolah ikut pengayaan ini biar kenal bahwa permainan tradisional bisa mengajarkan kebersamaan, disiplin, dan toleransi," kata Sri Lestari.Ia pun berharap bahwa permainan tradisional bisa ditetapkan sebagai kurikulum dalam muatan lokal, bukan hanya sekadar materi pengayaan kepada tenaga pendidik. Selama ini, penentuan kegiatan muatan lokal masih diberikan kepada masing-masing sekolah atau satuan pendidikan di daerah."Selama ini guru mengandalkan teks [bahan ajar]. Kalau [materinya] sudah habis, ya tidak ada bahan. Padahal permainan tradisional ini bisa jadi muatan lokalnya," kata Sri Lestari."Dan ini [muatan lokal] sebenarnya ini cukup efektif untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak. Setiap pekan bisa berganti, minggu ini permainan apa, minggu depan apa, dan ini bisa mengembangkan permainan itu sendiri." lanjutnya.

Sekelompok anak bermain galah asin atau gobak sodor. [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho]


Sejumlah cara lain mulai menjaga permainan tradisional berlanjut ke halaman selanjutnya...

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề