Bagaimana manusia dapat mengalami rasa ingin buang air besar brainly

Mencret yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan malnutrisi. Pasalnya, buang air berlebih dalam waktu lebih dari sebulan bisa membuat tubuh kehilangan terlalu banyak vitamin, mineral, protein, dan lemak.

Diare kronis juga dapat menurunkan berat badan dengan cara yang tidak sehat. Ini terjadi karena tubuh tidak menyerap cukup karbohidrat dan kalori dari makanan yang Anda makan.

2. Perdarahan dan iritasi

Mencret jangka panjang dapat menyebabkan iritasi pada usus besar atau rektum. Iritasi biasanya berbentuk luka yang membuat jaringan usus menjadi rapuh.

Selain itu, iritasi juga dapat menyebabkan perdarahan pada usus maupun feses yang keluar.

3. Dehidrasi

Buang-buang air bisa menyebabkan dehidrasi karena Anda kehilangan banyak cairan tubuh. Dehidrasi ringan dapat mudah diatasi dengan memperbanyak asupan cairan, baik dari air putih, oralit, atau makanan berkuah.

Akan tetapi, diare kronis bisa menyebabkan dehidrasi parah yang berbahaya. Kondisi ini mengakibatkan penurunan volume dan perubahan warna urine, kelelahan, sakit kepala ringan, dan penurunan tekanan darah.

Ada pula risiko komplikasi serius seperti gangguan fungsi ginjal, kejang, asidosis metabolik, hingga syok hipovolemik akibat terlalu banyak kehilangan cairan. Syok hipovolemik dapat menyebabkan hilang kesadaran [pingsan] atau bahkan kematian.

4. Septikemia

Septikemia terjadi ketika seseorang mengalami keracunan akibat masuknya bakteri ke dalam aliran darah.

Komplikasi ini cukup langka dan biasanya hanya terjadi pada orang yang mengalami diare parah akibat infeksi bakteri Clostridium difficile.

C. difficile menyerang usus besar dan menyebabkan peradangan pada dindingnya. Peradangan membuat darah menggumpal sehingga oksigen tak bisa mencapai organ yang dituju. Akibatnya, organ dapat mengalami kegagalan fungsi.

Pengobatan diare di rumah

Selain minum yang banyak, Anda juga dapat melakukan langkah-langkah berikut ini untuk membantu penyembuhan diare.

1. Hindari makanan penyebab diare

Selama mencret, hindari makanan dan minuman penyebab diare yang dapat memperburuk kondisi Anda. Berikut adalah makanan dan minuman yang harus Anda hindari agar mencret tidak bertambah parah.

  • Minuman dan makanan yang terbuat dari susu.
  • Makanan berat, berlemak, berminyak, dan pedas.
  • Minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh.

2. Makan sehat dengan diet BRAT untuk diare

Selama masa pemulihan, tubuh Anda memerlukan nutrisi dari makanan. Maka dari itu, pilihlah makanan yang sehat dan mudah dicerna. Untuk mempermudahnya, Anda bisa mengikuti pola makan BRAT [Bananas, Rice, Applesauce, Toast].

Makanan yang dikonsumsi pada pola BRAT terdiri dari makanan berserat rendah, rasa yang cenderung hambar, dan mudah dicerna, seperti nasi, saus apel, pisang, dan roti.

Makanan tersebut baik dikonsumsi saat organ pencernaan sedang bermasalah.

3. Istirahat yang cukup

Saat terserang diare, Anda harus beristirahat sebanyak mungkin. Pasien yang terkena kondisi ini sangat disarankan untuk berhenti beraktivitas sementara waktu.

Hal tersebut berguna untuk memulihkan tenaga yang telah dihabiskan akibat bolak-balik buang air besar.

Pencegahan diare

Diare dapat menyerang siapa saja, terutama bila Anda tidak menjaga kebersihan dari diri sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, diare paling sering disebabkan oleh konsumsi makanan yang telah terkontaminasi.

Anda bisa mencegah diare dengan sering mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah menyiapkan makanan. Hal ini sangat penting dilakukan terutama bila Anda memasak menggunakan daging mentah.

Selain itu, Anda juga harus cuci tangan setelah menggunakan toilet, mengganti popok, bersin, batuk, dan membuang ingus. Bersihkan tangan Anda menggunakan air dan sabun selama 20 detik dengan mengikuti panduan cuci tangan yang benar.

Pastikan makanan yang Anda konsumsi matang dengan baik guna mencegah infeksi bakteri seperti Salmonella. Kurangi konsumsi minuman alkohol atau berkafein untuk mencegah dehidrasi.

Jika Anda memiliki kekhawatiran akan suatu gejala tertentu, konsultasikanlah kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Konstipasi atau yang juga dikenal dengan sebutan sembelit adalah kondisi sulit buang air besar. Bisa jadi tidak dapat buang air besar sama sekali atau tidak sampai tuntas. Walaupun frekuensi buang air besar setiap orang bisa berbeda-beda, kamu dapat dinyatakan mengalami konstipasi jika buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu.

Orang-orang dari segala usia dapat mengalami konstipasi sesekali. Ada juga orang dan situasi tertentu yang lebih cenderung mengarah pada konstipasi yang lebih konsisten atau konstipasi kronis. 

Penyebab Konstipasi

Konstipasi paling sering terjadi ketika kotoran atau tinja bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan atau tidak dapat dikeluarkan secara efektif dari rektum. Ini dapat menyebabkan tinja menjadi keras dan kering. Konstipasi kronis memiliki banyak kemungkinan penyebab.

Penyumbatan di usus besar atau rektum dapat memperlambat atau menghentikan gerakan tinja. Kemungkinan penyebabnya adalah:

  • Robekan kecil di kulit sekitar anus [fisura anus].
  • Penyumbatan di usus [obstruksi usus].
  • Kanker usus besar.
  • Penyempitan usus besar [striktur usus].
  • Kanker perut lainnya yang menekan usus besar.
  • Kanker rektal.
  • Rektum menonjol melalui dinding belakang vagina [rektokel].

Konstipasi juga bisa terjadi karena masalah pada saraf di sekitar usus besar dan rektum. Masalah ini dapat memengaruhi saraf yang menyebabkan otot-otot di usus besar dan rektum berkontraksi dan memindahkan tinja melalui usus. Penyebabnya antara lain:

  • Kerusakan pada saraf yang mengontrol fungsi tubuh [neuropati otonom].
  • Penyakit Parkinson.
  • Cedera saraf tulang belakang.
  • Cedera atau trauma.

Selain itu, masalah pada otot panggul yang terlibat dalam buang air besar juga dapat menyebabkan sembelit kronis, seperti:

  • Ketidakmampuan untuk mengendurkan otot panggul untuk memungkinkan buang air besar [anismus].
  • Otot panggul yang tidak mengoordinasikan relaksasi dan kontraksi dengan benar [dissinergia].
  • Otot panggul melemah.

Selain berbagai penyebab tadi, konstipasi juga bisa terjadi karena faktor hormonal. Hormon dapat membantu menyeimbangkan cairan dalam tubuh. Penyakit dan kondisi yang mengganggu keseimbangan hormon dapat menyebabkan konstipasi, termasuk:

  • Diabetes.
  • Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif [hiperparatiroidisme].
  • Kehamilan.
  • Tiroid kurang aktif [hipotiroidisme].

Faktor Risiko Konstipasi

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami konstipasi, antara lain:

  • Jenis kelamin. Konstipasi lebih sering dialami oleh perempuan daripada pria, terutama pada masa sebelum menstruasi dan masa kehamilan.
  • Usia. Konstipasi juga lebih sering dialami oleh lansia.
  • Pola makan. Misalnya makan makanan yang rendah serat.
  • Kurang aktif secara fisik. Jarang atau tidak berolahraga sama sekali.
  • Minum obat-obatan tertentu. Termasuk obat penenang, atau obat untuk tekanan darah tinggi.
  • Kesehatan mental. Memiliki kondisi kesehatan mental, seperti depresi.

Gejala Konstipasi

Gejala konstipasi secara umum adalah sulit buang air besar, dan frekuensinya kurang dari 3 kali dalam seminggu. Tanda dan gejala sembelit kronis meliputi:

  • Memiliki tinja yang padat atau keras.
  • Mengejan untuk buang air besar.
  • Merasa seolah-olah ada penyumbatan di rektum yang mencegah buang air besar.
  • Merasa seolah-olah tidak dapat sepenuhnya mengosongkan tinja dari rektum.
  • Membutuhkan bantuan untuk mengosongkan rektum. Misalnya menggunakan tangan untuk menekan perut dan menggunakan jari untuk mengeluarkan tinja dari rektum.

Sembelit dapat dianggap kronis jika kamu mengalami dua atau lebih gejala tersebut selama tiga bulan terakhir.

Diagnosis Konstipasi

Diagnosis konstipasi dapat dilakukan dengan melakukan wawancara medis seputar gejala dan pemeriksaan fisik. Meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital [suhu, nadi, tekanan darah]. 

Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara di perut. Perut juga akan disentuh untuk memeriksa rasa sakit, nyeri tekan, bengkak, dan benjolan.

Selain wawancara dan pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan berbagai jenis tes dan prosedur untuk memastikan diagnosis, seperti:

  • Tes laboratorium. Tes darah dan urine mengungkapkan tanda-tanda hipotiroidisme, anemia, dan diabetes. Sampel tinja dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi, peradangan, dan kanker.
  • Tes pencitraan. Computed tomography [CT] atau magnetic resonance imaging [MRI] dapat dilakukan untuk mengidentifikasi masalah lain yang dapat menyebabkan konstipasi.
  • Kolonoskopi. Pemeriksaan bagian dalam usus besar. Selama prosedur ini, sampel kecil jaringan dapat diambil untuk menguji kanker atau masalah lain dan polip yang ditemukan akan diangkat.
  • Colon transit study. Evaluasi seberapa baik makanan bergerak melalui usus besar. Dilakukan dengan menelan kapsul yang berisi alat perekam nirkabel. Bisa juga dengan makanan yang diaktifkan radiokarbon dan kamera khusus akan merekam perkembangannya [scintigraphy]. 
  • Tes fungsi usus lainnya. Termasuk jenis x-ray tertentu [defecography], dilakukan untuk menyingkirkan penyebab konstipasi disfungsi outlet, dan penyisipan balon kecil ke dalam rektum [manometri anorektal].

Komplikasi Konstipasi

Konstipasi yang tak kunjung membaik atau menjadi kronis dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Pembengkakan pembuluh darah di anus [wasir]. Mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan pembengkakan di pembuluh darah di dalam dan di sekitar anus.
  • Robekan kulit di anus [fisura anus]. Kotoran besar atau keras dapat menyebabkan robekan kecil di anus.
  • Feses yang tidak bisa dikeluarkan [fecal impaksi]. Sembelit kronis dapat menyebabkan akumulasi tinja yang mengeras yang tersangkut di usus.
  • Usus yang menonjol dari anus [prolaps rektal]. Mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan sejumlah kecil rektum meregang dan menonjol dari anus.

Pengobatan Konstipasi

Sebagian besar kasus konstipasi ringan hingga sedang dapat diatasi sendiri di rumah. Perawatan diri dimulai dengan menginventarisasi apa yang dikonsumsi dan kemudian membuat perubahan.

Beberapa rekomendasi untuk membantu meringankan konstipasi meliputi:

  • Minumlah air lebih banyak. Hindari minuman yang mengandung kafein dan alkohol, yang dapat menyebabkan dehidrasi.
  • Tambahkan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan makanan berserat tinggi lainnya ke dalam pola makan.
  • Bergerak atau berolahraga.
  • Jangan membaca, menggunakan ponsel atau perangkat lain saat mencoba buang air besar.
  • Tinjau obat-obatan atau suplemen yang sedang digunakan.

Beberapa obat resep tersedia untuk mengobati konstipasi. Termasuk lubiprostone, prucalopride, plecanatide, laktulosa dan linaclotide. Dokter akan memilih obat yang mungkin paling cocok berdasarkan hasil tes.

Pembedahan jarang diperlukan untuk mengatasi konstipasi. Namun, dokter mungkin merekomendasikan operasi jika sembelit disebabkan oleh masalah struktural di usus besar. 

Misalnya penyumbatan di usus besar, striktur usus, fisura anus atau prolaps rektal. Beberapa penyebab konstipasi disfungsi outlet dapat diobati dengan pembedahan. Pengidap mungkin juga memerlukan pembedahan jika kanker ditemukan di usus besar, rektum, atau anus.

Pencegahan Konstipasi

Berikut cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah konstipasi:

  • Makan banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Makan makanan berserat tinggi dan konsumsi suplemen serat bila diperlukan.
  • Minum banyak air.
  • Hindari alkohol dan kafein, karena dapat menyebabkan dehidrasi.
  • Dapatkan olahraga teratur.
  • Konsumsi probiotik secara teratur, seperti yang ditemukan dalam yoghurt dan kefir dengan kultur bakteri baik yang aktif atau hidup.
  • Latih otot-otot untuk buang air besar pada waktu yang sama setiap hari.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter kamu kamu mengalami perubahan kebiasaan buang air besar yang sudah berlangsung cukup lama. Jika dokter meresepkan obat, kamu bisa download Halodoc untuk cek kebutuhan medis kamu dengan mudah.

Referensi: Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Constipation. WebMD. Diakses pada 2022. What Is Constipation? Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Constipation. Healthline. Diakses pada 2022. What You Should Know About Constipation.

Diperbarui pada 26 Mei 2022

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề