Bagaimana Pancasila sebagai SOLUSI PROBLEM bangsa seperti korupsi dan kerusakan lingkungan

Assalamualaikum Wr. Wb. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman. Baik itu budaya, alam, agama, ras, golongan, adat istiadat dsb. Wilayah negara kita yang tersebar luas, juga banyak jumlah penduduk yang padat membuat banyak perbedaan itu terasa apalagi dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun jangan dikira bahwa perbedaan itu dapat memecahbelah semangat persatuan dan kesatuan tetapi malah semakin menciptakan toleransi dan semangat kekeluargaan antar warga negara. Jumlah wilayah yang cukup luas. Dalam cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku memiliki perbedaan. Ketika terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang berbeda, mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah. Itu menyebabkan pertentangan atau ketidakseimbangan dalam suatu negara. Oleh karena itu, sangat penting menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan antar warga negara dengan cara menaati hukum yang belaku, menaati dan menerapkan nilai-nilai dasar pancasila, dan atau norma-norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perlu dipahami bahwa pancasila merupakan dasar negara yang konkret dan mutlak, pancasila digunakan untuk menyelesaikan segala kasus atau masalah dalam kehidupan karena kita tahu bahwa pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia walaupun ada ideologi yang lebih baik, pancasila tidak dapat di hapus atau diganti.


1. PANCASILA SEBAGAI SOLUSI DARI PROBLEM KORUPSI




       


         Situasi negara Indonesia saat ini memprihatinkan. Begitu banyak masalah menimpa bangsa ini dalam bentuk krisis yang multidimensial. Krisis ekonomi, politik, budaya, sosial, hankam, pendidikan dan lain-lain, yang sebenernya berhulu pada krisis moral. Moralitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan untuk mengatasi segala krisis yang melanda negara tercinta ini. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi. Moralitas individu adalah kesadaran tentang prinsip baik bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara berfikir dan bertindak. Seseorang yang mempunyai moralitas individu yang baik akan muncul dalam sikap dan perilaku seperti sopan santu, rendah hari, tidak suka menyakiti orang lain, toleran, dsb. Moralitas individu ini terakumulasi menjadi moralitas sosial, sehingga akan tampak perbedaan masyarakat yang bermoral tinggi dan bermoral rendah. Moralitas sosial juga tercermin dari moralitas individu dalam melihat kenyataan sosial. Bisa jadi sorang yang moral individunya baik tapi moral sosialnya kurang, hal ini terutama terlihat pada bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat yang majemuk. Sikap toleran, suka membantu dsb.

Membangun kesadaran moral anti korupsi berdasarkan pancasila adalah membangun mentalitas melalui penguatan eksternal dan internal tersebut dalam diri masyarakat. Nilai-nilai pancasila apabila betul-betul dipahami, dihayati, dan diamalkan tentu mampu menurunkan angka korupsi, penanaman satu sila saja yaitu sila pertama  apabila bangsa indonesia menyadari jati dirinya sebagai makluk Tuhan tentu tidak akan mudah menjatuhkan martabat dirinya ke dalam kehinaan dengan melakukan korupsi. Perbuatan korupsi terjadi karena hilangnya kontrol diri dan ketidakmampuan untuk menahan diri melakukan kejahatan.

2. PANCASILA SEBAGAI SOLUSI DARI KERUSAKAN LINGKUNGAN

   


Penjabaran, pengamalan atau aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek pembangunan berwawasan lingkungan tidak bisa dipisahkan, sebab Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia, bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai jika didasarkan atas keselarasan, keserasian dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka mencapai kemajuan lahir dan kemajuan batin. Antara manusia, masyarakat dan lingkungan hidup terdapat hubungan timbal balik, yang harus selalu dibina dan dikembangkan agar dapat tetap dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang dinamis [Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 575]. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila ke V yang harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut [ Soejadi, 1999 : 88- 90] :

Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :

1.  Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya; 2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.

Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain sebagai berikut :

1.  Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban asasinya; 2.  Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan terhadap Tuhan; 3.  Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan. Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuan ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya [Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 558]. Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar; mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya.

Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :

1.  Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi [patriotisme]; 2.  Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa [etnis] dan kebudayaan bangsa [berbeda-beda namun satu jiwa] yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa; 3.  Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia [nasionalisme]. Aplikasi atau pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan [Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely Widjajati , 1992 : 156-158].

Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilainilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dicermati, yakni:

1. Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat; 2. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat; 3. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama; 4. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil rakyat. Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain [Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 560] : 1. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung  jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup; 2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup; 3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain: 1. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya; 2.  Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia; 3.  Keseimbangan antara hak dan kewajiban; 4.  Menghormati hak milik orang lain; 5. Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia; 6. Cinta akan kemajuan dan pembangunan.


3. PANCASILA SEBAGAI SOLUSI DARI PROBLEM DEKADENSI MORAL




            



Pancasila adalah dasar negara kita atau juga dikenal sebagai ideologi bangsa merupakan pedoman pokok dalam mengatur kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara dalam segi politik, ekonomi, dan sosial. Adapan dicanangkannya pancasila sebagai dasar negara, karena isinya dianggap sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang memiliki latar belakang kehidupan yang beraneka ragam. Sebagai makhluk ciptaannya dan menjadi masyarakat Indonesia khususnya wajib bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa serta menjalankan perintahnya, itu sesuai dengan sila pertama. Tapi makin kesini makin banyak masyarakat yang tidak memiliki jiwa pancasila, pancasila hanya sebatas ujaran dbibir saja, tapi tidak diwujudkan,diamalkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehingga dimana-mana marak terjadi perkelahian antar pelajar, penggunaan obat-obatan terlarang narkoba, dan pergaulan bebas. Itu adalah tanda-tanda dari kemerosotan akhlak bangsa yang sulit untuk diobati karena sila pertama untuk masyarakat yang demikian hanyalah tulisan belaka tanpa diresapi maknanya. Kita tahu bahwa manusia terdiri dari jiwa dan raga, diberikan akal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, tapi seringkali akal itu dikalahkan oleh nafsu pada diri masing-masing sehingga terciptanya kebobrokan dalam mental dan moral. Sebenarnya manusia diberikan dua pilihan, baik atau buruk. Namun jika manusia itu tak memahami dan menjiwai arti dari setiap sila pancasila itu sendiri, yang terjadi akan seperti demikian.

Pada sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, dari buyinya saja kita harus nya tahu bahwa kita dituntun untuk saling bersatu membangun negeri Indonesia, dengan cara menunjukan rasa persatuan itu dengan sifat saling toleran, kompak, gotong royong walaupun di negara kita ini banyak sekali perbedaan dari mulai perbedaan agama, ras, suku, adat, dan latar belakang. Akan tetapi sekarang ini bukannya bersatu untuk membangun negeri malainkan dengan ke tidakpahaman mengenai sila-sila dalam pancasila masyarakat justru banyak yang bentrok dan lain sebagainya bahkan dari kisruh di masyarakat tersebut yang mengenaskan adalah terjadinya pembunuhan.

Dengan kondisi seperti ini saya sebagai mahasiswa atau yang bisa dikenal dengan kaum intelektual merasa prihatin dan miris. Karena dengan mereka berkelakuan demikian, sama saja mereka tidak memahami dan tidak mengerti nilai-nilai dalam Pancasila. Dan saya sebagai generasi penerus mempunyai tanggung jawab untuk menjujung tinggi dan mencintai Pancasila sebagai pandangan hidup saya, karena kelima sila dalam Pancasila itu sendiri sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama dan seyogyanya kitya harus menjadi sarjana yang berakhlak mulia, karena maju atau tidaknya suatu bangsa ditentukan oleh moral masyarakat bangsa itu sendiri.

Sumber : www.scribd.com

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề