Cagak kang cacahe papat mapan ana ing tengah-tengah joglo diarani

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 13 are not shown in this preview.

Omahe wong Jawa kuwi duwe nilai-nilai filosofis. Nilai-nilai kuwi kanggo motivasi sing arep ngenggoni omah. Nilai-nilai kuwi mau uga dadi pangarep-arep wong sing manggon kono. Pangarep-arep wong sing manggon kuwi klebu donga panyuwunan marang Gusti sing gawe urip. Nilai-nilai filosofis omah Jawa bisa kasebut kayata:
1. Pendhapa kang tinarbuka

Perangan iki tansah dibukak tanpa ana wates ruwangan. Tegese pribadi wong Jawa kang tansah tinarbuka lan mentingake kerukunan lan kekadangan. Uga nglambangake sifat rinaket antarane kang nduwe omah karo tamu kang rawuh, luwih-luwih kudu bisa ngormati.

2. Pringgitan

Foto: Kompasiana

Indonesia yang kaya akan sumber daya alam juga kaya lho dari segi budaya, tradisi atau adat.

Apalagi jika sudah membicarakan rumah adat di Indonesia, maka Rumah Joglo jadi salah satu yang tak boleh dilewatkan.

Rumah adat di Indonesia memiliki beragam keunikan dan telah banyak menjadi inspirasi desain dan struktur bangunan saat ini.

Rumah Joglo misalnya, yang merupakan rumah tradisional Jawa atau disebut juga sebagai omah adat Jawa.

Tampilan struktur bangunan yang estetik, tetap memiliki fungsi yang modern dan relevan dengan zaman sekarang. 

Selain itu, Rumah Joglo sangat kaya akan nilai filosofis. 

Nah, bagi kamu yang penasaran mengenai jenis dan keunikan Rumah Joglo, berikut ini akan memaparkan 7 jenis dan keunikan Rumah Joglo sebagai rumah adat Jawa.

Yuk, simak selengkapnya di bawah in!

Keunikan Rumah Joglo 

Joglo menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] adalah gaya bangunan untuk tempat tinggal khas Jawa yang atapnya menyerupai trapesium.

Rumah Joglo pun memiliki keunikan dari beberapa bagian bangunan. Berikut denah Rumah Joglo tradisional dan fungsinya yang berbeda-beda:

Pendopo

Pendopo adalah salah satu bagian dari Rumah Joglo yang kerap kali dijumpai.

Pendopo yang merupakan ruangan untuk menjamu para tamu, banyak menjadi inspirasi rumah modern minimalis dengan konsep ruangan terbuka.

Pringgitan

Pringgitan merupakan ruang tengah yang dipakai untuk menerima tamu namun masih memiliki hubungan dekat dengan pemilik rumah.

Biasanya, pringgitan menjadi ruang yang menghubungkan antara pendopo dengan omah.

Pringgitan yang berarti wayang atau bermain wayang, memiliki bentuk atap kampung atau limasan yang sangat menarik.

Omah

Omah atau juga omah ndalem dan omah njero adalah sebuah ruang tempat anggota keluarga berkumpul.

Omah yang menjadi rumah utama berasal dari kata Austronesia yang artinya rumah.

Omah biasanya memiliki tata letak persegi panjang atau bentuk limasan yang memiliki lantai ditinggikan dan dilengkapi berbagai ornamen yang unik.

Senthong

Senthong adalah bagian di dalam Rumah Joglo yang merupakan kamar dan terbagi menjadi senthong kamar kanan, kiwa atau kamar kiri serta kamar tengah.

Senthong sendiri biasanya merupakan ruang tertutup yang digunakan sebagai kamar untuk berbagai keperluan seperti kamar tidur, dapur, kamar mandi, hasil pertanian dan lainnya.

Namun, adapun senthong secara tradisional yang menjadi ruang pasangan pengantin baru, terletak di tengah rumah yang biasanya dihias semewah mungkin dan dikenal sebagai tempat tinggal Dewi Sri.

Pedepokan

Pedepokan merupakan salah satu bagian dari Rumah Joglo yang menjadi tempat untuk beribadah atau menenangkan diri.

Pedepokan menjadi tempat yang sakral untuk menjalankan ritual dan sebagai tempat perlindungan diri.

Saka

Saka merupakan bagian struktur pada bangunan Rumah Joglo yang merupakan penyangga.

Mewakili empat arah mata angin yakni timur, selatan, utara dan barat, yang dalam saka guru terdapat sebuah tumpang sari dengan susunan pola terbalik.

Jenis Rumah Joglo 

Rumah Joglo yang kaya nilai sejarah dan berbagai keunikan ini juga memiliki jenis yang berbeda-beda, lho

Apa saja ya jenis dari Rumah Joglo Jawa? Simak di bawah ini!

Rumah Joglo Sinom


Rumah Joglo Sinom merupakan jenis pertama yang perlu kamu ketahui.

Desain rumah ini menggunakan 36 tiang dan empat diantaranya yang merupakan saka guru. 

Rumah adat Jawa ini memiliki atap dengan empat sisi dan masing-masing memiliki tiga tingkat dan satu bubungan.

Omah atau rumah utama pada jenis ini memiliki tata letak persegi panjang dengan lantai yang ditinggikan. 

Pada dasarnya, rumah adat ini akan dikelilingi oleh teras Rumah Joglo atau yang biasa dinamakan pringgitan yang menghubungkan pendopo dengan omah.

Rumah Joglo Pangrawit


Rumah Joglo Pangrawit merupakan salah satu jenis rumah adat Jawa yang biasanya menjadi inspirasi arsitektur Rumah Joglo modern.

Rumah Joglo ini memiliki lambang gantung dan atap berbentuk kubah dan telah dilengkapi dengan tiang  di setiap sudut [saka].

Rumah Joglo Jompongan

Rumah adat Jawa Tengah, Joglo Jompongan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua dan memiliki bubungan atap yang memanjang ke arah samping kanan dan samping kiri.

Biasanya, Rumah Joglo Jompongan menggunakan pintu geser dan memiliki denah lantai yang cenderung bujur sangkar.

Selain itu, bangunan Joglo Jompongan biasanya tidak banyak menggunakan ornamen hiasan pada atap sehingga terkesan polos.

Rumah Joglo Mangkurat

Rumah Joglo Mangkurat memiliki ciri khas atap yang bersusun tiga sudut dengan kemiringan yang berbeda-beda.

Biasanya rumah adat Jawa ini memiliki batas di antara sudut dengan pemakaian lisplank. Bentuk atap rumah joglo mangkurat biasanya memiliki susunan atap yang lebih tinggi pada bagian tengah.

Rumah Joglo Hageng

Rumah Joglo Hageng memiliki ciri atap tritisan keliling yang luas serta bangunan yang lebih besar. 

Rumah ini memiliki proporsi atap utama yang lebih besar dibandingkan dengan joglo Mangkurat atau Pangrawit.

Joglo Hageng juga memiliki tratak keliling yang terlihat seperti istana sehingga terlihat lebih menarik dan berkelas.

Rumah Joglo Lawakan


Rumah Joglo Lawakan memiliki ciri khas atap yang bersusun dua dengan bentuk yang  terlihat sederhana.

Atap yang terletak di Joglo Lawakan lebih meruncing ke atas namun tetap memiliki atap yang landai ke bawah dan ukuran yang lebar.

Rumah Joglo Panggang Pe


Rumah adat Jawa yang terakhir adalah Joglo Panggang Pe. 

Rumah Joglo Panggang Pe pada dasarnya memiliki empat hingga enam tiang. 

Dari cerita sejarah, rumah adat ini dulunya dipakai untuk tempat tinggal dan sebuah warung.

Rumah ini memiliki beragam jenis seperti Gedhang Salirang, Empyak Setangkep, Gedhang Setangkep, Cere Gancet, Trajaumas dan Barengan.

Menarik bukan? Itulah beberapa keunikan dan jenis Rumah Joglo yang dapat menjadi informasi untukmu.

Semoga informasi di atas dapat memberikan manfaat serta inspirasi ya!

Baca juga:

Mengenal Arsitektur Vernakular, dari Unsur hingga Perannya

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề