Bagaimana proses penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur

Saat itu, laki-laki yang kelak menjadi suami saya tengah sedang berkunjung ke Jerman Barat untuk pertama kalinya. Tahun 1989, setelah Tembok Berlin runtuh, dia teman-temannya menghabiskan malam tahun baru di kota Münster, tempat salah seorang kenalan mereka tinggal.

Ketika pertama bertemu di malam tahun baru, kami berbicara dengan bahasa yang sama. Tetapi negara asal kami, yakni Jerman Barat dan Jerman Timur, terasa asing, tapi itu tidak masalah.

Keluarga saya memang tidak punya sanak saudara di timur, jadi kami tidak melakukan hal-hal seperti menaruh lilin di jendela untuk mengenang “saudara kami di timur” seperti yang dilakukan sejumlah orang. Sedangkan keluarga suami saya dari timur juga tidak punya kerabat yang merindukan mereka di barat. 

Visi Politik

Kalau menurut istilah masa kini, saya dan suami bisa disebut punya tingkat kompatibilitas yang tinggi: koleksi lagu kami nyaris sama. Tetapi di barat, saya mengumpulkan koleksi ini dengan cara yang lebih mudah dan murah.

Kami juga punya banyak kesamaan lain: selera dalam dekorasi, ketertarikan akan budaya, serta empati sosial. Dengan cepat kami juga sadar bahwa kami memiliki pandangan politik yang mirip, mulai dari kebijakan lingkungan hingga kebijakan yang progresif tentang keluarga.

Kami berdua memandang peristiwa runtuhnya Tembok Berlin sebagai kesempatan demokratis untuk kembali mendefinisikan negara kami: Jerman yang bersatu. Dengan penuh harapan, kami ikuti diskusi dengan pelbagai grup dari timur yang mendesain konstitusi baru. Suami saya sudah muak dengan SED, Partai Sosialis Bersatu yang memimpin Jerman Timur, dan saya endiri jenuh dengan pemerintahan konservatif Jerman Barat yang waktu itu dipimpin Helmut Kohl.

Awal dekade 90-an, ribuan orang pindah ke barat, terutama perempuan muda. Tapi bagi saya malah kebalikannya. Saya berhenti kerja dan meninggalkan rumah di Barat untuk pindah ke sebuah apartemen dengan dua kamar tidur di Timur. Langkah ini sebetulnya ilegal karena sebagai warga Jerman Barat, saya tidak boleh tinggal di Timur tanpa izin.

Runtuhnya Tembok Berlin dirayakan secara antusias oleh orang timur dan barat.

Media dengan cepat mengendus keberadaan hubungan kami yang tidak biasa. Seorang perempuan dari Jerman barat tinggal dengan seorang laki-laki di Jerman Timur. Akhirnya, pertanyaan yang sama muncul di tiap wawancara. Apa artinya menjadi seseorang dari Jerman Timur atau Barat?

Pertanyaan ini selalu membuat kami bingung, kami tidak tahu harus menjawab apa. Kami jatuh cinta karena persamaan kami, tetapi kami akhirnya merasa harus menemukan jawaban untuk memuaskan media. Jadi kami akhirnya menjawab pilihan kami akan tisu pembasuh. Suami saya mengatakan ia lebih memilih tisu dengan tekstur yang keras dari timur, sedangkan saya lebih suka tisu lembut dari barat. Mayoritas jurnalis puas dengan jawaban itu.

Tetapi di sekitar kami, dunia terus berubah. Tidak jauh dari tempat kami tinggal, partai neo-Nazi di Berlin Timur yakni Nationale Alternative mulai menguasai beberapa gedung apartemen. Saya terkejut dengan keberadaan rumah bercat coklat di Jalan Weitling, coklat adalah warna kediktatoran Nazi, Adolf Hitler.

Hanya beberapa meter dari sana, para mahasiswa dari Berlin Barat menduduki gedung di Jalan Mainzer. Jerman Barat dan Timur baru saja bersatu selama beberapa minggu, namun di bulan November 1990, kedua gedung tersebut berhasil dikosongkan oleh polisi dalam apa yang dikenal sebagai penggerebekan paling spektakuler setelah masa perang di Jerman.

Kami terbangun oleh suara mobil berlapis baja milik polisi. Tetangga kami, seorang perempuan tua berdiri di lorong dengan hanya mengenakan pakaian tidur, dan berkata “kita sedang perang.”

Peristiwa-peristiwa memalukan

Dulu, banyak truk dengan plat nomer Belanda melintasi daerah kami pada sore hari. Truk-truk itu mengangkut berbagai perabot kayu dan gagang pintu antik dari gedung-gedung tua. Barang-barang ini kemudian bisa ditemukan di pasar loak di Amsterdam atau Belgia dan dijual mahal. Rasanya, seolah-olah semua orang melihat Jerman Timur sebagai sesuatu yang bisa dijarah, dan itu membuat orang-orang Jerman Timur kehabisan kata-kata.

Pada musim panas tahun 1990, suami mengajak saya berjalan-jalan ke danau favoritnya. Pagi itu, kami mengendarai sebuah mobil kecil dengan plat nomor dari sebuah kota kecil di Jerman Barat. Siang harinya, ketika mau pulang, ada mobil BMW dengan plat nomor dari München memblokir jalan kami.

Undangan pernikahan kami didesain sebagai ilustrasi lucu asal usul kami

Setelah menunggu, beberapa jam kemudian muncul sepasang muda mudi. Ketika kami mengeluhkan kelakuan mereka yang menutupi jalan mobil kami, si laki-laki membentak. Menurutnya, danau itu sudah cukup lama dimiliki Jerman Timur, mereka ingin mengambilnya kembali. Mendengar itu saya rasanya hampir menangis.

Orang tua suami saya juga mengalami hal-hal tak terduga. Orang-orang muncul begitu saja tanpa diundang ke rumah musim panas mereka dan mengukur properti itu. Ada juga tuduhan tanpa bukti dari universitas tentang hubungan mereka dengan Stasi. Ini dilakukan dengan dugaan untuk mengakhiri karir mereka di bidang keilmuan dan memberikan posisi itu bagi personil yang tidak kompeten dari Barat. Bahkan beberapa kenalan mereka yang merupakan pendukung paling setia Jerman Timur tiba-tiba berubah menjadi pendukung reunifikasi.

Prasangka di mana-mana

Di tempat yang saat itu masih merupakan bagian Berlin Barat, saya bisa dengan cepat menemukan pekerjaan. Kabar bahwa saya beralamat di Berlin Timur dengan cepat tersebar luas. Ada juga kabar bahwa saya harus melewati pos pemeriksaan tiap pagi dan sore.

Suatu hari, seorang kolega memberikan pujian dengan nada yang meledek, ia mengatakan “Anda menulis cerita yang cukup bagus, untuk seseorang yang berasal dari Jerman Timur.” 

Ketika saya bertanya mengapa ia mengira daya berasal dari Timur, ia mengatakan dengan yakin “bila langsung dikenali dari celana jeans dan kemeja denim Anda.”

Pasangan saya yang berasal dari Jerman Timur juga dengan cepat mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan Jerman Barat. Namun sebelumnya ia harus menjadi warga negara Republik Federal Jerman.

Suatu pagi dia meninggalkan apartemen kami di Berlin Timur sebagai warga negara Jerman Timur  dan menghabiskan hari itu di pusat transit Marienfelde. Malam harinya, dia kembali sebagai warga negara Jerman Barat. Suatu kali, di sebuah acara yang diselenggarakan oleh perusahaan tempat kami bekerja, kami diberi tahu betapa terkejutnya mereka bahwa, di antara kami berdua, bukan saya yang berasal dari Timur.

“Kami tidak akan pernah mengira. Suamimu secara teknis sangat ahli. Dia bisa menggunakan telepon genggam tanpa masalah.”

Berlin Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Tembok Pemisah

Gerbang Brandenburg

Dibangun pada 1791, Gerbang Brandenburg adalah monumen paling terkenal Berlin. Gerbang ini menandai perbatasan antara timur dan barat saat kota Berlin masih terbagi. Terletak di sektor timur, gerbang ini tak dapat diakses oleh publik dari barat. Semuanya berubah ketika tembok Berlin runtuh pada 1989. Sekarang jutaan orang datang dari seluruh Jerman dan dunia untuk melihat struktur simbolis ini.

Berlin Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Tembok Pemisah

Penjara Hohenschönhausen

Dulu, Hohenschönhausen adalah penjara utama milik polisi rahasia Jerman timur, Stasi. Tahanan politik disiksa secara psikologis dan fisik di sini. Letak penjara ini sangat dirahasiakan dan tidak ada di peta kota. Setelah reunifikasi Jerman, penjara ini ditutup dan beberapa tahun setelahnya dibuka kembali sebagai monumen peringatan, di mana pengunjung bisa belajar tentang masa lalu Stasi.

Berlin Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Tembok Pemisah

Tembok Berlin

28 tahun lamanya, tembok Berlin memisahkan kota menjadi dua, timur dan barat. Banyak orang tewas saat mencoba melarikan diri dari tembok sepanjang 155 kilometer itu - jumlah pasti korban tidak diketahui. Galeri sisi timur, sisa tembok terpanjang yang masih ada, dilukisi oleh para seniman Jerman dan internasional di tahun reunifikasi Jerman.

Berlin Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Tembok Pemisah

Lenin di Berlin-Friedrichshain

Dari 1970 hingga 1991, sebuah patung granit merah raksasa setinggi 19 meter berdiri di daerah Friedrichshain, Berlin timur. Atraksi utama di alun-alun yang didedikasikan untuk pemimpin Soviet, Vladimir Lenin. Tetapi setelah runtuhnya tirai besi, rezim berakhir dan patung tersebut akhirnya dibongkar. Sekarang, alun-alun Lenin berubah namanya menjadi alun-alun PBB.

Berlin Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Tembok Pemisah

Dari Istana Republik menjadi Istana Berlin

Di Jerman timur dulu, Istana republik adalah ruang pamer kekuasaan. Setelah peresmian gedung pada 1976, bangunan tersebut menjadi lokasi kantor Dewan Perwakilan Rakyat dan tempat menyelenggarakan berbagai konferensi politik. Pada 2006, gedung tersebut dihancurkan dan digantikan oleh istana Berlin yang dibangun tepat di lokasi yang sama.

Berlin Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Tembok Pemisah

Intershops Republik Demokratik Jerman

“Intershop” adalah jaringan toko ritel terkenal Jerman Timur, di mana pengunjung harus membayar dengan mata uang asing. Barang-barang yang dijual tidak mungkin terjangkau sebagian besar warga di Jerman Timur. Toko Intershop pertama berlokasi di Stasiun Friedrichstrasse di timur Berlin [ gambar]. Hari ini, plaza tersebut menjadi pusat ritel yang ramai dengan kafe dan butik pakaian.

Berlin Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Tembok Pemisah

Tempat Bermain

Tempat bermain adalah simbol masa kecil yang polos. Struktur metal yang bisa dipanjat ini dapat ditemukan di hampir tiap taman bermain di bekas Jerman Timur. Kini, struktur untuk dipanjat ini biasanya dibuat dari tali - sehingga tidak terlalu sakit saat berbenturan. [Gambar lainnya tentang Berlin di masa lalu dan sekarang dapat ditemukan di Facebook: #GermanyThenNow dan #BerlinThenNow

Berlin Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Tembok Pemisah

Interhotel Metropol

Gedung 13 lantai Interhotel Metropol di Friedrichstrasse dibuka pada 1977. Sebuah hotel mewah, yang populer di kalangan pebisnis, diplomat, dan selebriti. Tetapi untuk warga Jerman Timur yang tak memiliki mata uang asing, hanya bisa melihat dan mengagumi dari luar. Di lokasi tersebut, sekarang berdiri hotel Maritim yang dapat diakses oleh semua pengunjung - dengan membayar tentunya.

Berlin Sebelum dan Sesudah Runtuhnya Tembok Pemisah

Department Store KaDeWe

Kaufhaus Des Westens, disingkat KaDeWe, adalah rumah belanja paling terkenal di Jerman. Terbesar kedua di Eropa setelah Harrods di London. Toko mewah ini pertama dibuka tahun 1907, dan selamat dari kehancuran perang dunia kedua dan terus berdiri di Berlin barat selama kota tersebut terbagi. Kini, toko ini jadi atraksi bagi penduduk lokal dan juga turis mancanegara. [Rayna Breuer]

Seperti keluarga lain dari berbagai bagian di negara ini, keluarga saya dan suami, baik di Jerman Timur maupun Jerman Barat, memiliki hubungan yang biasa saja. Beberapa dari mereka tinggal berjauhan sehingga tidak dapat saling berkunjung. Sedangkan yang lainnya punya sangat sedikit kesamaan sehingga tidak tertarik untuk saling mengunjungi. Namun ini terjadi bukan karena persoalan Timur dan Barat, setidaknya di keluarga kami.

Namun pernah juga saya merasakan perbedaan yang besar, yaitu ketika saya hamil untuk pertama kalinya. Ibu mertua saya membeli banyak barang untuk bayi saya, di mana pun ada penawaran spesial di toko. Rasanya rumah kami penuh dengan barang-barang yang ia beli. Musabab dari tindakan ibu mertua adalah keadaan ekonomi yang kurang baik dan kelangkaan barang di Jerman Timur. Jadi, jika menemukan sebuah barang, otomatis Anda segera beli. Orang lain akan dapat menggunakan barang tersebut nantinya.

Ibu saya, sebaliknya. Ia tidak berbicara dengan saya selama berminggu-minggu. Berdasarkan pengalamannya, begitu seorang anak lahir, karir perempuan langsung berakhir. Bagaimanapun juga, ibu-ibu di Jerman Barat tahu kapan kira-kira saatnya suami mereka dapat melarang mereka bekerja. Tapi keadaan ini tidak berlaku di Jerman Timur.

Mungkin karena latar belakang ini, anak-anak kami tumbuh menjadi tidak begitu sadar akan daerah asal orang-orang di sekitar mereka. Bahkan di usia belasan tahun, mereka masih sering bertanya kepada kami, orang tua atau nenek mana yang berasal dari Jerman Barat dan mana yang berasal dari Timur. Hingga hari ini, tidak ada gunanya menanyakan dari mana asal teman-teman mereka. Peru, Portugal ataupun Paderborn, mereka biasanya tidak tahu. 

Akhir dari euforia politik

Saya bersama suami melewati hari tanggal 3 Oktober 1990 bersama mertua saya dan teman mereka. Suasananya muram, kami semua terdiam karena rasa malu yang kami rasakan di bulan-bulan sebelumnya terhadap rekan senegara kami masing-masing.

Semuanya kini hanya tentang konsumerisme, jabatan, dan "rampasan perang". Para mantan aktivis hak-hak sipil hampir tidak lagi punya peran.

Orang-orang yang meragukan proses reunifikasi dianggap merindukan Jerman Timur. Kenyataannya, pada hari itu tidak satu pun dari kami yang bersedih atas Jerman Timur, yang kami tangisi adalah berbagai peluang yang hilang. [ja/ae]

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề