Bagaimana proses terbentuknya kelompok jelaskan

1. Kelompok Sosial Pengertian : Kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang hidup bersama dalam suatu perikatan sosial dan kultural Sherif Musharif : Kelompok sosial adalah merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua kelompok atau individu yang telah mengadakan interaksi sosial dengan intensif, terdapat pembagian tugas, struktur dan norma norma tertentu yang khas bagi kesatuan sosial tersebut. Jenis kelompok sosial Charles H. Colley A. Kelompok soial primer: ditandai adanya hubungan individual yang bersifat personal, mendalam dan intensif, tidak memperhitungkan masalah keuntungan finansial. Misalnya keluarga, paguyuban, RT dan sebagainya. Apa peranan dan fungsi kelompok sosial primer?

  • Membentuk frame of personality
  • Mengembangkan kecakapan sosial dasar, kultural dan spiritual / religiusitas
  • Mentatalaksanakan kehidupan emosional, spiritual
  • Membentuk nilai nilai dasar human pilantropis.

B. Kelompok sosial sekunder

  • Pengertian : Himpunan manusia yang terangkum dalam suatu wadah formal berdasarkan kepentingan dan motivasi pribadi masing – masing individu
  • Kelompok sosial sekunder ini terbentuk karena adanya kesadaran dalam diri individu bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus dikerjakan bersama orang lain
  • Peranan dan fungsi: Sebagai alat mencapai tujuan [bersama maupun individual], aktualisasi ide / gagasan, implementasi aktualisasi diri, hasrat sosial, kooperasi, kompetisi, dll

Out-Group dan In-group feeling In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas, obediance, dll. Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga muncul gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, dan sebagainya. Ciri ciri dinamika kelompok

  1. Interaksi : saling mempengaruhi [mutual influence] secara fisik maupun verbal, non verbal, emosional dsb
  2. Goal : personal goal dan commons goal
  3. Struktur : pembagian tugas, pembagian peranan
  4. Norm : Social norm dan legalistik norm
  5. Groupness : in group feeling, toleransi, solidaritas, konformitas, obedience
  6. Entitas
  7. Ethos, spirit de corp

Pembentukan Kelompok

  • Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama dalam memnuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memnuhinya, sehingga itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjai akan membentuk sebuah kelompok
  • Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing – msaing anggota [siap menjadi ketua atau anggota]
  • Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik. Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan kelompok. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

2. Organisasi Sosial

  1. a.     Organisasi Normatif: Adalah pihak elit menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan menggunakan kekuasaan normatif [persuasif]. Bentuk partisipasi anggota adalah dengan komitmen moral.
  2. b.     Organisasi Utilitarian: Adalah pihak elit mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian. Partisipasi anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan bisnis, sangat perhitungkan untung rugi.
  3. c.     Organisasi Koersi: Adalah pihak elit menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya. Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

3. Proses pembentukan Kelompok dan Organisasi SosialPada dasarnya, pembentukan kelompok dan organisasi sosial dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:

  1. 1.     Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
  2. 2.     Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
  3. 3.     Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
  4. 4.     Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
  5. 5.     Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
  6. 6.     Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.

4. Dinamika Kelompok dan Organisasi Sosial

  1. a.     dinamika kelompok: dinamika kelompok dengan pendekatan sosiologis dapat diamati dari unsur-unsur pokok sistem sosial sebagai alat analisis dinamika kelompok yaitu :
  • Tujuan : segala sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok
  • Keyakinan : aspek pengetahuan/kognitif yang dianggap benar
  • Norma : perilaku standar yang dapat diterima
  • Sanksi : sistem penghargaan dan hukuman terhadap perilaku anggota kelompok
  • Peranan kedudukan : hirarki hak dan kewajiban
  • Kewenangan ambil keputusan dan mengontrol orang lain
  • Jenjang sosial
  • Fasilitas yang menyangkut alat untuk mencapai tujuan kelompok

b.   dinamika organisasi sosial Pencermatan dinamika organisasi dapat dilihat dari :

  • sistem organisasi : tujuan, struktur, lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya
  • struktur organisasi : kewenangan, komunikasi, tugas;
  • proses organisasi : hubungan antar peranan, pengendalian, koordinasi, sosialisasi, dan supervisi.

sumber : //5osial.wordpress.com/tag/proses-pembentukan-kelompok-dan-organisasi-sosial/

Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.[1] Tujuan dibentuknya kelompok sosial adalah untuk mewujudkan penerapan nilai-nilai sosial yang ada dan dibutuhkan dalam suatu struktur sosial pada suatu masyarakat.[2] Kelompok sosial merupakan bagian dari realitas sosial yang bersifat universal dan menjadi bagian dari sistem sosial.[3] Pembentukan kelompok sosial terjadi pada para anggota masyarakat yang memiliki latar belakang yang sama serta memiliki kesadaran akan adanya hubungan yang terjalin di antara mereka.[4] Secara sosiologis, kelompok adalah setiap kumpulan manusia yang memiliki pola interaksi yang terorganisir dan terjadi secara berulang-ulang. Hakikat keberadaan kelompok sosial bukanlah terletak pada dekatnya jarak fisik melainkan pada kesadaran untuk berinteraksi.[5]

Kelompok sosial terbentuk secara alami karena manusia adalah makhuk sosial. Setiap individu memerlukan bantuan individu lainnya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, tiap individu memiliki minat atau kepentingan yang berbeda-beda, sehingga terbentuklah kelompok dengan minat atau kepentingan yang sama.[6] Naluri untuk selalu bergantung kepada orang lain menjadikan manusia memiliki hasrat untuk menjadi satu dalam masyarakat dan alam. Hasrat ini kemudian membuat manusia hidup secara berkelompok.[7]

Setiap manusia memiliki keadaan atau hasrat untuk hidup bersama, sehingga selalu terbentuk kelompok. Penerimaan dalam kelompok dipengaruhi oleh peran anggotanya, sehingga para anggota kelompok akan mengembangkan potensi dirinya agar dapat memberi manfaat bagi kelompoknya. Perilaku ini kemudian membentuk kebudayaan kelompok yang disebut kelompok sosial.[8] Jika seluruh anggota kelompok memiliki tujuan dalam masa depan bersama maka persatuan dalam kelompok sosial baru akan tercapai. Pembentukan kelompok sosial sepenuhnya terwujud melalui kesatuan manusia yang hidup bersama dan saling bekerja sama disertai dengan hasrat, perasaan dan tujuan yang sama.[9]

Dalam suatu masyarakat terdapat beragam kelompok sosial dengan ciri yang membedakannya dengan kelompok sosial lainnya. Suatu kelompok dapat diketahui sebagai suatu kelompok sosal melalui struktur sosial yang terbentuk sebagai suatu sistem secara utuh. Perbedaan kualitas dan ciri anggota tidak dapat dijadikan sebagai penentu suatu kelompok sosial. Dalam kelompok sosial, setiap anggota harus patuh terhadap norma sosial yang berlaku guna memenuhi kepentingan kelompoknya.[10] Kelompok sosial dapat terstruktur maupun tidak terstruktur. Strukur pada kelompok sosial dapat terpenuhi jika setiap anggotanya memiliki peranan sosial yang bersifat berubah-ubah tetapi tersusun dengan baik. Selain itu, terbentuknya struktur dalam kelompok sosial dapat terwujud jika nilai sosial dan norma sosial diberlakukan kepada seluruh anggota kelompok.[8]

Kelompok sosial memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan kelas sosial.[11] Ciri-ciri tersebut yaitu:[12]

  • Adanya kesatuan yang nyata dan dapat dikenali dalam kumpulan manusia.
  • Adanya kesadaran pada diri masing-masing anggota terhadap perannya dalam kelompok.
  • Adanya perilaku saling memengaruhi antaranggota kelompok secara timbal balik.
  • Adanya hubungan erat antaranggota untuk mencapai kepentingan bersama.
  • Adanya status sosial tertentu yang mengatur aturan dan perilaku para anggota kelompok.

 

Sekolah merupakan salah satu contoh bentuk kelompok sosial

Berdasarkan kesadaran, organisasi dan hubungan sosial, kelompok sosial dapat dibedakan menjadi kelompok statistik, kelompok kemasyarakatan, kelompok sosialisasi, dan kelompok asosiasi. Kelompok statistik merupakan kelompok yang para anggotanya tidak membentuk organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan tidak sadar akan adanya persamaan di antara mereka. Kelompok yang para anggotanya memiliki persamaan tetapi tidak membentuk organisasi dan hubungan sosial disebut kelompok kemasyarakatan. Kelompok sosialisasi merupakan kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran akan adanya persamaan dan saling berhubungan satu sama lain, tetapi tidak membentuk organisasi. Sedangkan kelompok asoasiasi merupakan kelompok yang anggotanya sadar akan persamaan di antara mereka serta membentuk hubungan sosial dalam organisasi.[13]

Berdasarkan terbentuknya

Kelompok semu

Kelompok semu merupakan kelompok yang bersifat sementara serta tidak memiliki struktur, ikatan, kesadaran jenis, atau aturan. Pembentukan kelompok semu terjadi secara spontan atau tiba-tiba. Dalam kelompok semu, tidak ada rencana untuk membentuk kelompok, sehingga tidak ada stuktur organisasi. Selain itu, interaksi, interelasi, dan komunikasi berlangsung singkat dan sementara.[14]

Kelompok nyata

Kelompok nyata merupakan kelompok sosial yang kehadiran anggotanya bersifat tetap. Sebagian besar kelompok sosial di dalam masyarakat merupakan kelompok nyata. Selain itu, bentuk kelompok nyata sangat beragam.[15]

Kelompok statistik

Kelompok statistik merupakan kelompok sosial yang tidak terencana dan tidak terorganisir. Selain itu, dalam kelompok statistik tidak terjadi interaksi sosial dalam jangka waktu yang lama serta tanpa kesadaran berkelompok dan kehadirannya bersifat tetap. Dalam kelompok sosial, masyarakat dikelompokkan berdasarkan kepentingannya. Kelompok statistik dibentuk sebagai sarana dalam memudahkan penelitian ilmiah.[15] Para ilmuwan sosial membentuk kelompok statistik untuk keperluan analisis data penelitian.[16]

Kelompok kemasyarakatan

Kelompok kemasyarakatan merupakan kelompok yang memiliki persamaan kepentingan pribadi antaranggotanya. Persamaan kepentingan ini tidak menjadi kepentingan bersama. Kelompok kemasyarakatan terbentuk secara alami tanpa perlu direncanakan. Pada kelompok kemasyarakatan, terdapat kemungkinan adanya sarana pemersatu, interaksi sosial, kesadaran berkelompok. Kehadiran kelompok kemasyarakatan bersifat tetap. Batasan wilayah dari kelompok kemasyarakatan dapat tidak terbatas.[17]

Kelompok masyarakat khusus

Kelompok masyarakat khusus merupakan kelompok yang terbentuk karena adanya kesamaan tertentu pada para anggotanya. Umumnya, kesamaan ini berupa kesamaan pekerjaan, usia, jenis kelamin, dan tempat tinggal. Kelompok masyarakat khusus terbentuk secara alami dan ada kemungkinan untuk dipersatukan dalam suatu sarana. Pada kelompok masyarakat khusus, terjadi interaksi sosial berkesinambungan dan ada kesadaran berkelompok, sehingga kehadirannya bersifat tetap.[17]

Kelompok asosiasi

Kelompok asosiasi merupakan kelompok yang sengaja direncanakan dan kehadirannya bersifat tetap. Persatuan kelompok dilakukan melalui suatu organisasi yang mengalami interaksi sosial serta memiliki kesadaran berkelompok yang kuat.[17]

Berdasarkan keeratan ikatan antaranggota

Etnis

Etnis merupakan kelompok sosial yang didasarkan pada asumsi adanya kesamaan garis keturunan atau leluhur yang sama. Anggota kelompoknya ditandai dengan kesamaan bahasa, kesamaan adat dan perlu pengakuan dari anggota kelompk lainnya.[18]

Bangsa

Bangsa merupakan kelompok masyarakat dengan hubungan sosial yang tidak berkesinambungan dan disatukan oleh nasionalisme. Pembentukan bangsa didsari oleh adanya kesamaan sejarah, nasib, dan tujuan bersama yang ingin diraih.[19]

Masyarakat

Masyarakat merupakan satuan sosial yang sangat luas dan memiliki ciri yang beragam. Umumnya, masyarakat dikelompokkan berdasarkan bidang pekerjaan, tempat bermukim, dan kemajuan peradabannya.[19]

Paguyuban

Paguyuban adalah kelompok sosial yang terbentuk oleh adanya persatuan dalam hubungan batin yang murni serta kodratnya. Pembentukan paguyuban bersifat alami dan kekal, serta didasari adanya hubungan garis keturunan antaranggota. Paguyuban merupakan kelompok nyata yang memiliki struktur organisasi. Hubungan yang kuat terjalin dalam rasa kebersamaan dan persaudaraan.Selain itu, paguyuban juga dipengaruhi Pada kelompok sosial ini, rasa kebersamaan, solidaritas sosial, dan perasaan sangat kuat diantara anggotannya. Selain itu paguyuban juga dipengaruhi oleh letak geografis, kejiwaan, dan pemikiran yang sama.[20]

Patembayan

Patembayan adalah kelompok sosial yang para anggotanya memiliki keterikatan dalam jangka waktu yang singkat. Hubungan sosial yang terbentuk tidak kuat, mudah lepas, hanya bersifat lahiriah, dan tidak mempengaruhi batiniah para anggotanya.[21] Patembayan dibentuk berdasarkan pemikiran rasional dengan mengacu pada keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dalam pembentukan kelompok. Tiap anggota kelompok dapat berhenti dari keanggotaan jika tidak memiliki kepentingan apapun lagi di dalam kelompok.[22]

Komunitas

Kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan kepentingan dan wilayah umumnya berbentuk komunitas. Wilayah kelompoknya tidak dapat diketahui secara pasti karena anggotanya disatukan melalui ikatan emosional dalam kepercayaan dan adat yang sama. Para anggota komunitas saling bergantung satu sama lain dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.[23] Komunitas ini dapat berbentuk suku, bangsa, masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan.[24]

 

Pusat Pendidikan dan Pelatihan sebagai salah satu bentuk kelompok sosial yang terorganisasi

Organisasi sosial

Organisasi sosial merupakan kelompok sosial yang terbentuk dari kelompok asosiasi yang berkembang pesat di dalam masyarakat. Struktur kelompok disusun dalam bentuk organisasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya. Dalam organisasi sosial terdapat pembagian kerja yang jelas.[25] Ciri utama dari organisasi sosial yaitu keanggotaannya bersifat resmi, tiap anggota memiliki peran sosial yang jelas, organisasi dikelola dengan jelas, serta memiliki identitas yang jelas.[26]

Kelompok sosial yang berbeda dapat menimbulkan konflik sosial yang didasarkan pada perbedaan ideologi. Para anggota dari suatu kelompok sosial akan mematuhi segala perintah di dalam kelompoknya, tetapi berusaha menyaingi bahkan mengalahkan kelompok lain yang berbeda paham pemikiran. Hal ini kemudian dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial antarkelompok dengan cara saling mengancam secara wajar dan tidak memperdulikan perundang-undangan yang berlaku.[27] Konflik sosial antarkelompok melibatkan para kelompok sosial yang setingkat. Penyebab konflik terutama adalah adanya situasi dan kondisi baru yang menimbulkan ketidakseimbangan dalam sistem sosial.[28] Sebaliknya, kelompok sosial juga akan menghasilkan integrasi sosial jika ada toleransi antarkelompok.[29]

  1. ^ Tim Penulis [2010]. Lembar Kerja Siswa: Sosiologi. Klaten: CV. Gema Nusa.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  2. ^ Laning 2009, hlm. 4.
  3. ^ Laning 2009, hlm. 54.
  4. ^ Elisanti dan Rostini 2009, hlm. 32.
  5. ^ Atik Catur Budiati [2009]. Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA [PDF]. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 124. ISBN 978-979-068-219-1. 
  6. ^ Elisanti dan Rostini 2009, hlm. 74.
  7. ^ Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 121.
  8. ^ a b Budiyono 2009, hlm. 9.
  9. ^ Budiyono 2009, hlm. 10.
  10. ^ Budiyono 2009, hlm. 8.
  11. ^ Waluya 2009, hlm. 87.
  12. ^ Waluya 2009, hlm. 87-88.
  13. ^ Elisanti dan Rostini 2009, hlm. 87.
  14. ^ Raharjo 2009, hlm. 90.
  15. ^ a b Raharjo 2009, hlm. 94.
  16. ^ Waluya 2009, hlm. 90.
  17. ^ a b c Raharjo 2009, hlm. 95.
  18. ^ Wrahatnala 2009, hlm. 170.
  19. ^ a b Wrahatnala 2009, hlm. 172.
  20. ^ Raharjo 2009, hlm. 96.
  21. ^ Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 159.
  22. ^ Raharjo 2009, hlm. 97.
  23. ^ Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 123-124.
  24. ^ Suhardi dan Sunarti 2009, hlm. 124.
  25. ^ Raharjo 2009, hlm. 98.
  26. ^ Raharjo 2009, hlm. 98-99.
  27. ^ Widianti 2009, hlm. 34.
  28. ^ Widianti 2009, hlm. 54.
  29. ^ Widianti 2009, hlm. 37.

  1. Budiyono [2009]. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI [PDF]. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-213-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun [link]
  2. Elisanti dan Rostini, T. [2009]. Sosiologi 2 : untuk SMA / MA Kelas XI IPS [PDF]. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-749-3.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun [link]
  3. Laning, V. D. [2009]. Sosiologi: untuk SMA/MA kelas XI/ [PDF]. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-214-6.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun [link]
  4. Raharjo, P. [2009]. Sosiologi 2: untuk SMA/MA Kelas XI [PDF]. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-751-6.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun [link]
  5. Suhardi dan Sunarti, S. [2009]. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS [PDF]. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-212-2.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun [link]
  6. Waluya, B. [2009]. Sosiologi 2: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah [PDF]. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-739-4.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]
  7. Widianti, W. [2009]. Sosiologi 2: untuk SMA dan MA Kelas XI IPS [PDF]. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-750-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun [link]
  8. Wrahatnala, B. [2009]. Sosiologi 2: untuk SMA dan MA Kelas XI [PDF]. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-748-6.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan [bantuan]Pemeliharaan CS1: Tanggal dan tahun [link]
  • Sosiologi
  • Konflik
  • Kebudayaan
  • Organisasi
  • Pendidikan norma
  • Sosialisasi, Sosialisme dan Sosiologi
  • Nilai sosial

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelompok_sosial&oldid=20320972"

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề