Bagaimana sikapmu jika melihat kedua teman di Kelas sedang bertengkar dan tidak mau berdamai

Memasuki usia dewasa, tiap orang perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi beragam masalah, salah satunya dalam hubungan pertemanan. Memiliki konflik dengan teman karena satu dan lain hal merupakan hal yang biasa terjadi. Rasa kecewa, sedih, kesal, marah, hingga senang yang justru akan memperkuat pertemanan. Pasalnya, semua emosi tersebut adalah milik Anda sendiri sehingga dapat dengan mudah dikendalikan. Yang sulit adalah saat dua di antara sahabat Anda bertengkar. Sebagai orang yang tidak terlibat konflik, Anda mungkin berpikir tindakan apa yang sebaiknya dilakukan untuk membuat hubungan mereka membaik. Apakah harus menjadi penengah atau mendiamkan mereka saja? Sebelum keadaan semakin buruk, yuk segera ambil tindakan melalui tips berikut ini.

Jangan memihak

Saat dua teman berselisih, secara tidak sadar, Anda tengah menjadi mediator yang menghubungkan komunikasi keduanya. Tentu merupakan tindakan yang baik jika Anda melakukannya. Namun, hal yang harus diingat, jangan biarkan salah satu dari mereka berperan sebagai 'wasit' di mana Anda dipaksa dipaksa untuk menimbang siapa yang benar dan siapa yang salah, ungkap psikolog bernama Marie Land. Jika salah satu dari mereka mulai berbicara seolah-olah meminta Anda berada di pihaknya, katakanlah sesuatu seperti, "Kalau membicarakan si A dengan Anda rasanya kurang nyaman, deh. Saya harap kalian bisa membicarakannya bersama tanpa melalui saya untuk memperbaiki masalah."

Jangan mengubah situasi

Circle pertemanan Anda dan dari masing-masing kedua sahabat itu penting dan saling mempengaruhi. Ketika berada di tengah kondisi di mana kedua teman bertengkar, hal ini penting karena pada akhirnya Anda akan berurusan dengan orang dewasa yang menentukan bagaimana dan dengan siapa mereka lebih banyak menghabiskan waktu. Menurut Andrea Bonior, seorang psikolog dan pembawa acara Baggage Check di The Washington Post, "Bukan tugas Anda mengurusi masalah orang lain. Meskipun akan sangat menyebalkan memiliki dua teman yang bertengkar, namun ingatlah bahwa semakin membuat semuanya tentang Anda, maka akan semakin sengsara."

Tetapkan aturan mengenai obrolan yang "sehat"

Tetapkan batasan yang jelas dengan setiap teman untuk membangun peran pertemanan atau ketiadaan sosok Anda dalam permusuhan ini. Coba untuk menegakkan aturan seperti tidak ada pembicaraan negatif tentang teman lain di depan Anda atau tidak ada menyampaikan pesan di antara keduanya. Serahkan dan percayakan masalah yang tengah mereka hadapi tanpa harus terlibat lebih dalam.

Mempercayakan pertemanan sepenuhnya di tangan mereka

Dalam proses menjadi dewasa di kehidupan sehari-hari, terkadang kita pernah belajar untuk mengalah. Anda mungkin bergaul dengan kedua orang teman ini, tetapi jika mereka tidak lagi terhubung sebagai teman, Anda tidak perlu merasa stres dan menjadikannya sebuah beban. "Pada titik ini, mereka mungkin memiliki sedikit kesamaan kecuali pertemanan dengan Anda," terang Irene S. Levine, seorang psikolog dan penulis Best Friend Forever: Surviving A Breakup With Your Best Friend. Jika saat bersama terasa menjadi tidak nyaman, Anda mungkin perlu memberikan mereka waktu sendiri. Yang bisa Anda lakukan adalah meyakinkan keduanya bahwa secara pribadi, pertemanan mereka dengan Anda akan selalu penting.

Baca Juga: Agar Tidak Merusak Persahabatan, Ini Tips untuk Mengatur Hubungan Saat Bekerja dengan Sahabat

Orang tua kerap di pusingkan dengan sikap anak-anak dirumah, pertengkaran antara si kakak dan adik adalah salah satunya. Mungkin hampir setiap hari energi orang tua akan terkuras untuk menengahi mereka. Terkadang kakak merasa orang tua lebih membela adik atau sebaliknya adik merasa orang tua bersikap tidak adil.

Kakak adik bertengkar di rumah karena berebut mainan adalah hal yang wajar. Ini memang sudah jadi pemandangan sehari-hari para orangtua. Nggak berantem sehari saja, seperti ada yang kurang buat mereka. Tenang, anda tidak sendirian kok. Ternyata ada data yang menunjukkan bahwa anak-anak usia 2-9 tahun, rata-rata akan bertengkar dengan saudaranya sebanyak 8 kali dalam satu jam. Umumnya pertengkaran berlangsung selama 45 detik saja. Pertengkaran kakak dan adik terjadi karena penerapan komunikasi di rumah yang kurang baik. Jadi menjauhkan anak-anak dari konflik  bukanlah tindakan tepat, sebab anak anda bisa jadi tidak bisa melalui tahap tumbuh kembangnya dengan tepat.

Adanya konflik antar kakak-adik atau saudara kembar sekalipun, akan membantu anak-anak memiliki kemampuan manajemen konflik. Mengenalkan anak bagaimana harus mentolerir perasaan negatif. Saat kesal, anak tidak harus mengeluarkan dengan kekesalan berlebihan. sekaligus memupuk keterampilan pemecahan masalah sosial. Pertengkaran ini dipengaruhi pula oleh kondisi emosi anak saat itu. Jika sedang kesal, capek, kecewa, dia jadi agak sensitif. Kesenggol sedikit saja tubuhnya bisa membuat si kecil marah. Bisa juga ketika si kakak bermaksud membenahi mainan si adik, tiba-tiba si adik marah karena menganggap kakak mengambil mainannya. Akhirnya bertengkarlah mereka.

Adakalanya pertengkaran antar saudara di picu karena salah satu dari kakak atau si adik yang ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang tua. Dengan menjadi korban dari si kakak atau adik memungkinkan anak mendapat perhatian khusus dari orang tua.

Ada beberapa tips yang dapat orang tua lakukan mengatasi kakak dan adik yang sering bertengkar, diantaranya :

1. Orang tua harus meredam marah

Sebaiknya  berpikirlah dengan kepala dingin dalam menghadapi kakak dan adik yang sering bertengkar. Hindari emosi yang berlebih pada salah satu anak  karena akan membuat salah satu  anak cemburu sosial. Anda dapat mengamati pertengkaran mereka secara obejktif. Jika pertengkaran kecil, biasanya tidak akan berlangsung lama dan mereka akan kembali akrab hanya dalam hitungan beberapa menit saja.

2. Jangan membela salah satu dari mereka

Jika Anda yakin pertengkaran itu tak berbahaya, anda dapat meninggalkan ruangan dan anak  dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa pembelaan dari anda pada salah satu anak.

3. Sediakan waktu untuk sesi evaluasi

Ketika kakak dan adik bertengkar sebaiknya amati terlebih dulu pertengkaran mereka. Ketika anda telah menemukan permasalahannya, anda dapat memberikan solusi yang terbaik. Misalnya ketika kakak sedang bermain mobil-mobilan dan adik menginginkan benda yang sama, anda dapat memberikan waktu untuk bergantian menggunakan mainan tersebut.

4. Ajarkan cara bernegosiasi

Saat usia anak semakin bertambah anda dapat mengajarkan kakak dan adik untuk menyelesaikannya sendiri. Ajarkan mereka bagaimana caranya berdamai dan menemukan win-win solution. Dalam hal ini Anda dapat berperan sebagai penengah.

5. Alihkan dengan kegiatan lain

Ketika mereka sedang bertengkar, Anda dapat mengalihkan perhatian mereka dengan meminta bantuan untuk  mengerjakan suatu hal. Sehingga mereka melupakan pertengkaran tersebut. Misalnya ajak mereka untuk membereskan tempat tidur, membereskan mainan dan lain-lain.

6. Ajarkan anak mengekspresikan perasaannya

Pertengkaran kecil biasanya timbul karena anak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan perasaan mereka. Misalnya, seorang kakak tidak ingin meminjamkan mainannya untuk si adik. Seorang anak biasanya tidak suka apabila barangnya disentuh oleh orang lain, meskipun itu saudaranya sendiri.

Pada saat itu, Anda sebagai orang tua harus tanggap, bertindak dan menjelaskan kepada mereka bahwa sebagai kakak dan adik harus saling berbagi. Jika ingin meminjam harus minta izin dulu kepada pemiliknya. Dan sang kakak juga harus diberi pengertian untuk meminjamkan adiknya karena suatu saat kalau adik punya mainan, kakak juga boleh pinjam.

Sesekali berdiskusilah dengan pasangan anda, bagaimana perbedaan karakter si kakak dan si adik sehingga pendekatan yang dilakukan orang tua dapat sesuai dengan karakter masing-masing. Orang tua juga sebaiknya tidak memberi contoh negatif dengan bertengkar di depan anak dan menggunakan cara kekerasan seperti berteriak, memukul atau membanting barang sebagai cara mengekspresikan diri. Perbanyak juga kegiatan-kegiatan yang melibatkan kerjasama antar anggota keluarga sehingga anak terbiasa berbagi dan saling menghargai satu sama lain.

Nena Mawar Sari S.Psi.,Psikolog Cht

Psikolog Klinis RSUD Wangaya dan RS Balimed

Hp 081999481222

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề