Berapa lama keluar flek setelah pasang iud

Apakah ada patokan tentang berapa hari boleh berhubungan setelah KB IUD?

Saat baru memasang kontrasepsi KB IUD, Moms pasti bertanya-tanya berapa hari boleh berhubungan setelah KB IUD. Nah, berikut ulasan lengkapnya.

Untuk menjaga kesehatan rahim atau memberi jarak kelahiran kepada anak, biasanya Moms akan menggunakan alat kontrasepsi.

Ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang tersedia saat ini, salah satunya adalah KB IUD.

Meski telah menjadikannya sebagai pilihan, ada Moms yang bertanya-tanya, berapa hari boleh berhubungan setelah KB IUD?

Intrauterine Device atau IUD adalah bentuk kontrasepsi yang ditempatkan dokter kandungan di dalam rahim.

Setelah masuk, IUD akan melindungi dari kehamilan hingga 10 tahun tergantung pada jenis yang didapatkan.

Namun, jenis IUD yang dipilih dan waktu pemasangan IUD akan memberi pengaruh berbeda.

IUD berbahan tembaga biasanya akan efektif segera setelah dipasang. Moms bisa menggunakan metode kontrasepsi cadangan jika akan berhubungan seks sebelum IUD efektif.

Baca Juga: 10 Cara Mencegah Kehamilan Setelah Berhubungan, Jangan Panik!

KB IUD Alat Kontrasepsi Paling Efektif

Foto: OramiPhotoStock

Sebelum menjawab pertanyaan berapa hari boleh berhubungan setelah KB IUD, ada baiknya Moms mengenal KB IUD terlebih dahulu.

Cara paling efektif untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seks tanpa kondom adalah dengan alat kontrasepsi dalam rahim [IUD], menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Princeton.

Peneliti meninjau 42 penelitian yang melibatkan total 7.034 perempuan.

Mereka memasang alat kontrasepsi setelah hubungan seks tanpa kondom dan menemukan bahwa 0,9 persen dari kemudian hamil.

“Penelitian tersebut tidak secara langsung membandingkan IUD dengan pil kontrasepsi darurat, tetapi penelitian lain terhadap perempuan yang menggunakan pil tersebut menunjukkan bahwa 1,4 hingga 3 persen menjadi hamil,” kata peneliti studi Kelly Cleland, seorang peneliti kesehatan masyarakat di Universitas Princeton.
Baca Juga: KB Spiral: Jenis, Efek Samping, Keuntungan, dan Prosedur Pemasangannya

Berbeda dengan pil, KB IUD memberikan perlindungan yang tahan lama terhadap kehamilan bahkan selama 10 tahun setelah dimasukkan ke dalam rahim.

“Meskipun IUD jelas merupakan pilihan paling efektif untuk kontrasepsi darurat, dan memberikan perlindungan kontrasepsi berkelanjutan yang sangat baik, ini tidak berarti bahwa kami berpikir pil kontrasepsi darurat harus ditinggalkan,” katanya.

Kelly dan rekannya meninjau 42 penelitian yang dilakukan di enam negara antara 1979 dan 2011.

Sebagian besar IUD dalam penelitian tersebut terbuat dari tembaga; IUD yang menggunakan hormon, seperti yang dijual dengan nama Mirena, belum diteliti sebagai metode kontrasepsi darurat.

Mayoritas penelitian dilakukan di Tiongkok, di mana penggunaan IUD umum dilakukan.

Pada 2009, sebanyak 53 persen perempuan menikah yang menggunakan kontrasepsi menggunakan IUD.

Di A.S., sekitar 5 persen perempuan menggunakannya untuk pengendalian kelahiran.

Kelly menjelaskan, cara utama IUD dalam mencegah kehamilan adalah dengan mencegah pembuahan.

“Ion tembaga yang dilepaskan oleh IUD diyakini menjadi racun bagi sperma, merusak motilitas dan viabilitasnya," katanya.

Selain itu, IUD menyebabkan peradangan pada rahim, yang menyebabkan pelepasan cairan yang mengganggu fungsi sel telur dan sperma.

Banyak IUD yang dipasang dengan lima hari hubungan seksual tanpa pelindung agar efektif.

“Dan ini juga membantu menghindari kemungkinan pemasangan alat setelah sel telur yang telah dibuahi ditanamkan ke dalam rahim. Rata-rata, implantasi terjadi sembilan hari setelah ovulasi,” kata Kelly.

Panduan dari American College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan bahwa IUD tembaga sesuai untuk kontrasepsi darurat pada perempuan yang memenuhi kriteria standar untuk menggunakan IUD.

Namun tidak disarankan untuk perempuan yang memiliki penyakit klamidia, gonore, penyakit radang panggul, atau kanker tertentu.

Risiko penggunaan perangkat ini termasuk nyeri haid yang parah dan pendarahan hebat, pendarahan antar periode dan peradangan vagina, menurut Mayo Clinic.

Baca Juga: 10 Mitos dan Fakta Tentang Pil KB

Jenis KB IUD

Foto: Orami Photo Stock

Moms, ada dua jenis KB IUD yang beredar di pasaran, yakni IUD hormonal dan IUD non-hormonal atau tembaga.

Keduanya memiliki perbedaan. Yuk simak ulasan perbedaan dua jenis KB IUD ini.

1. KB IUD Hormonal

Dikutip dari Healthline, setelah ditempatkan di dalam rahim, IUD jenis ini secara perlahan melepaskan sejumlah kecil hormon progestin untuk menghentikan sperma mencapai sel telur.

Mirip dengan pil KB hormonal, IUD hormonal juga dapat mencegah ovulasi, atau pelepasan sel telur dari ovarium.

Hormon-hormon tersebut juga mengentalkan lendir serviks untuk mencegah sperma berenang menuju sel telur dan menipiskan lapisan rahim untuk menghentikan penanaman telur yang telah dibuahi.

Selain mencegah kehamilan, IUD hormonal akan meringankan menstruasi Moms dan mengurangi kram.

Selama 3 hingga 6 bulan pertama setelah IUD dipasang, menstruasi Moms kemungkinan besar tidak dapat diprediksi.

IUD hormonal dapat menyebabkan efek samping yang mirip dengan pil KB, termasuk:

  • Nyeri payudara
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Perubahan mood
  • Penambahan berat badan
  • Jerawat

2. KB IUD Non-hormonal/Tembaga

IUD tembaga juga dapat digunakan sebagai bentuk kontrasepsi darurat setelah Moms melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Jika Moms memasang KB IUD tembaga dalam waktu lima hari setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom atau mengalami kegagalan kontrasepsi, ini hampir 100 persen efektif dalam mencegah kehamilan.

Moms mungkin mengalami pendarahan yang lebih berat dan lebih banyak kram selama menstruasi saat menggunakan jenis KB IUD ini.

Menstruasi Moms akan berkurang setelah beberapa bulan menggunakan KB IUD.

Efek samping lain dari KB IUD tembaga mungkin termasuk:

  • Anemia
  • sakit punggung
  • Bercak antar periode
  • Keputihan
  • Nyeri saat berhubungan seks

Baca Juga: Amankah Memasang Alat Kontrasepsi Spiral Saat Pandemi COVID-19? Ini Penjelasannya

Proses Pemasangan KB IUD

Foto: Orami Photo Stock

Sebelum memasukkan KB IUD, Moms akan berbaring di sebuah kasur khusus dengan posisi kaki terangkat.

Dokter dengan lembut akan memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk melebarkannya. Dengan menggunakan alat khusus, dokter akan:

  1. Memeriksa ukuran dan posisi rahim.
  2. Membersihkan serviks dan vagina dengan cairan antiseptik.
  3. Memperhatikan apakah ada masalah rahim.
  4. Menyejajarkan serviks dengan rahim.
  5. IUD berbentuk seperti huruf T, dengan satu tangan di kedua sisinya.
  6. Dokter akan melipat lengan dan menempatkan perangkat ke dalam tabung aplikator, kemudian memasukkan selang melalui serviks ke dalam rahim.
  7. Setelah IUD dipasang, lengan akan terlepas dan dokter akan melepas tabung aplikator.
  8. IUD memiliki tali di bagian bawah yang menggantung ke leher rahim dan vagina.
  9. Dokter akan memotong tali ini sehingga hanya sekitar satu atau dua inci yang menggantung di dalam vagina.

Pemasangan IUD akan membutuhkan waktu antara 5 dan 15 menit.

Moms mungkin akan merasakan kram saat dokter memasukkan IUD. Beberapa orang merasa pusing atau pingsan saat mencoba berdiri sesudahnya.

Sebaiknya Moms tetap berbaring sampai merasa cukup fit untuk berdiri, lalu bangun perlahan.

Moms mungkin ingin tinggal di klinik selama beberapa menit setelahnya untuk memastikan kondisi baik-baik saja.

Tips Perawatan KB IUD

Foto: Orami Photo Stock

Mungkin ada beberapa efek samping tidak nyaman yang terjadi selama satu atau dua hari setelah implantasi.

Pastikan Moms mengetahui apakah IUD efektif atau tidak sebelum melakukan hubungan seks tanpa kondom.

Moms mungkin akan mengalami kram dan bercak setelah IUD dipasang. Karena itu, penting bagi Moms untuk mengetahui kapan boleh berhubungan setelah KB IUD.

Kram ringan dan perdarahan bisa saja berlangsung dari 3 sampai 6 bulan.

Moms bisa meminum pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau asetaminofen untuk meredakan ketidaknyamanan tersebut.

Atau, Moms bisa meletakkan bantal pemanas atau botol kaca yang berisi air panas di atas perut untuk meredakannya.

Jika Moms memilih IUD tembaga, basanya waktu menstruasi Moms mungkin lebih berat dari biasanya selama beberapa bulan.

Selama 3 bulan pertama, periksa sebulan sekali apakah Moms masih bisa merasakan benang yang keluar dari serviks.

Ada sebuah benang kecil yang dipasang di bagian bawah IUD yang berada di bagian atas vagina setelah dipasang, dikutip US Department of Health and Human Service.

Untuk menemukan benang itu, cuci tangan Moms dan masukkan jari ke dalam vagina.

Arahkan jari ke area keras di bagian atas adalah leher rahim. Benangnya harus menonjol 1-2 inci dari leher rahim.

Jika tali terasa lebih pendek atau lebih panjang dari biasanya, IUD mungkin telah bergerak.

Hubungi dokter dan gunakan kondom atau metode kontrasepsi cadangan lainnya untuk mencegah kehamilan.

Baca Juga: Ini Panduan Memilih Alat Kontrasepsi yang Baik dan Aman

Berapa Hari Boleh Berhubungan setelah KB IUD?

Foto: Orami Photo Stock

Jadi, berapa hari boleh berhubungan setelah KB IUD? Moms harus menunggu setidaknya 24 jam setelah KB IUD dipasang sebelum dapat berhubungan seks, seperti dikutip dari Reproductive Access.

Jangan memasukkan apa pun termasuk tampon atau douche ke dalam vagina selama waktu itu. Setelah satu hari penuh berlalu, Moms bisa berhubungan seks lagi.

IUD tembaga [ParaGard] mulai bekerja dengan segera kapan pun Moms membutuhkannya setelah dipasang.

IUD hormonal akan membutuhkan waktu sekitar 7 hari untuk mulai bekerja, kecuali Moms telah memasangnya selama menstruasi.

Dalam hal ini, itu akan mulai bekerja segera atau bisa dibilang berapa hari boleh berhubungan setelah KB IUD Hormonal lebih lama ketimbang yang menggunakan tembaga.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Foto: Orami Photo Stock

Berhubungan seks seks beberapa hari setelah memasang KB UID mungkin akan merasa tegang awalnya, namun itu hal yang normal. Namun, segera hubungi dokter jika terjadi:

  • Tidak dapat merasakan benang atau merasa IUD keluar dari tempatnya
  • Berfikir mungkin hamil
  • Mengalami pendarahan yang lebih berat dari biasanya dari vagina
  • Menggigil atau demam lebih dari 101 derajat
  • Merasa pusing atau ingin pingsan
  • Mengalami nyeri yang tajam di perut atau panggul
  • Keluar cairan berbau busuk dari vagina
  • Merasa sakit kepala atau migrain yang parah
  • Merasakan sakit saat berhubungan seks

Ternyata, pertanyaan tentang berapa hari boleh berhubungan setelah KB IUD memiliki jawaban yang memuaskan.

Moms ternyata tidak perlu menunggu lama untuk berhubungan setelah pasang KB IUD.

  • //www.reproductiveaccess.org/wp-content/uploads/2014/12/factsheet_iud_copper.pdf
  • //opa.hhs.gov/reproductive-health?pregnancy-prevention/birth-control-methods/iud/index.html
  • //www.mayoclinic.org/tests-procedures/mirena/about/pac-20391354
  • //www.acog.org/womens-health/faqs/long-acting-reversible-contraception-iud-and-implant?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=int
  • //www.medscape.com/viewarticle/763703

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề