Berapa lama manusia tidak bisa bernapas?

Tubuh manusia membutuhkan banyak air untuk dapat berfungsi dengan baik. Tanpa air, seseorang mungkin hanya bisa bertahan hidup selama beberapa hari.

Dehidrasi dapat terjadi dengan cepat, menyebabkan rasa haus yang ekstrem, kelelahan, dan akhirnya kegagalan organ yang bisa berujung kematian. Haus dan lesu mungkin akan terjadi di hari pertama hidup tanpa air, dan gagal organ bisa terjadi pada hari ketiga.

Dehidrasi tidak memengaruhi semua orang dengan cara yang sama, setiap orang memiliki tingkat toleransi yang berbeda terhadap dehidrasi, dan mungkin bisa bertahan hidup tanpa air lebih lama atau malah lebih sebentar dibandingkan dengan orang yang lainnya.

Tubuh membutuhkan banyak air untuk menjalankan fungsinya dengan baik, seperti menyimbangkan suhu internal dan menjaga sel untuk tetap berfungsi. Secara teori, seseorang dapat bertahan hidup tanpa air selama sekitar 3 hari. Namun, beberapa faktor seperti berapa banyak air yang dibutuhkan oleh tubuh seseorang, dan bagaimana ia menggunakan air dapat memengaruhi hal ini.

Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan air seseorang setiap harinya meliputi:

  • Usia
  • Tingkat aktivitas
  • Kesehatan tubuh menyeluruh
  • Faktor tubuh, seperti tinggi dan berat badan

Apa yang Anda makan juga bisa memengaruhi jumlah air yang dibutuhkan untuk minum. Misalnya, Anda mengonsumsi makanan yang kaya kandungan air, seperti buah-buahan, jus, atau sayuran, maka Anda mungkin tidak perlu minum air sebanyak orang yang baru saja mengonsumsi roti, biji-bijian, dan makanan kering lainnya.

Kondisi lingkungan tempat tinggal seseorang juga memengaruhi seberapa banyak air yang akan digunakan oleh tubuhnya. Seseorang yang tinggal di iklim yang sangat panas akan memproduksi lebih banyak keringat, sehingga ia akan kehilangan lebih banyak air dari tubuhnya, untuk itu, ia membutuhkan lebih banyak asupan air. 

Manusia hanya dapat bertahan hidup dalam waktu singkat tanpa air, karena tubuh membutuhkan air untuk hampir setiap proses, seperti:

  • Mengatur suhu tubuh
  • Membantu pencernaan dengan membentuk air liur dan memecah makanan
  • Melembapkan selaput lendir
  • Membantu menyeimbangkan pH tubuh
  • Melumaskan sendi dan sumsum tulang belakang
  • Membantu otak membuat dan menggunakan hormon tertentu
  • Membantu mengeluarkan racun dari tubuh
  • Menghilangkan limbah dalam tubuh melalui urine
  • Menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh

Tanpa air, tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan akan mulai berhenti bekerja. Efek dehidrasi datang dengan cepat, terutama dalam kondisi yang sangat panas, ketika seseorang berkeringat.

Tanpa air, tubuh tidak dapat memproduksi keringat. Ini bisa menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang berbahaya dan memberi tekanan pada cairan dalam tubuh termasuk darah. Jika ini menyebabkan penurunan volume darah, maka akan ada lebih sedikit darah yang bersirkulasi dalam tubuh, dan menyebabkan penurunan tekanan darah yang parah. Ini bisa menyebabkan ketidaksadaran atau kematian.

Air juga membantu tubuh mengeluarkan racun dari sel melalui urine. Tanpa air, tubuh tidak dapat melakukan fungsi ini secara efisien, menyebabkan racun menumpuk. Penumpukan racun dapat membahayakan ginjal yang bertugas memproses pembuangan racun dari tubuh. Jika terjadi gagal ginjal, racun akan menumpuk lebih jauh, dan menyebabkan kegagalan organ yang meluas sehingga berujung kematian.

[Foto: sunwarrior.com]

Tak sedikit aktivitas yang mengharuskan seseorang untuk menahan napas selama beberapa saat. Lantas, apakah tahan napas bisa bermanfaat bagi kesehatan, atau sebaliknya?

Terdapat aktivitas yang mengharuskan Anda menahan napas saat melakukannya. Beberapa aktivitas tersebut, di antaranya berenang atau ketika hendak memainkan alat musik tiup.

Menahan napas bisa membuat tubuh tidak menerima pasokan oksigen selama beberapa saat. Meski demikian, aktivitas ini dianggap bisa mengundang banyak manfaat kesehatan apabila dilakukan dengan tepat.

Apakah benar demikian? Sebenarnya, berapa lama manusia bisa menahan napas? Yuk, cari tahu faktanya.

1 dari 2

Berapa Lama Manusia Bisa Menahan Napas?

Terkait tahan napas normalnya berapa detik, Medical News Today menjelaskan bahwa seseorang umumnya dapat menahan napas sekitar 30–90 detik. Durasi tersebut bisa lebih cepat atau lama, tergantung kondisi tubuh masing-masing individu.

Menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes, kemampuan seseorang menahan napas berhubungan dengan laju metabolisme.

“Selain itu, kapasitas paru-paru, serta respons terhadap penurunan oksigen maupun peningkatan kadar karbon dioksida pada tubuh juga dapat menentukan kemampuan seseorang menahan napas,” jelas dr. Sara.

Artikel Lainnya: Perbedaan Pernapasan Dada dan Perut yang Penting Diketahui

Saat menahan napas, kadar oksigen dalam tubuh akan menurun. Di saat yang sama, terjadi juga peningkatan kadar karbon dioksida. Hal ini terjadi karena tubuh tak bisa membuang karbon dioksida melalui embusan napas.

Akibatnya, kadar karbondioksida yang menumpuk akan mengalir melewati sawar darah otak [membran yang memisahkan sirkulasi darah dari cairan ekstraseluler otak]. Kondisi ini meningkatkan keinginan tubuh untuk menarik dan mengembuskan napas.

Pada tahapan ini, Anda berisiko tinggi pingsan, kejang, atau mengalami perlukaan di otak, khususnya jika tidak segera mengembuskan napas.

Pada dasarnya, ketika Anda menahan napas selama 1 atau 2 menit, seluruh sel di dalam tubuh tidak akan bekerja sebagaimana mestinya. 

Apabila Anda menahan napas melebihi durasi tersebut, detak jantung pun bisa menjadi tidak teratur. Bahkan, dalam beberapa kasus, terlalu lama menahan napas juga bisa merusak ginjal dan hati.

2 dari 2

Tahan Napas, Adakah Manfaatnya bagi Kesehatan?

Apabila dilakukan dengan benar atau sesuai kemampuan tubuh, menahan napas bisa meningkatkan fungsi pernapasan serta paru-paru. Selain itu, manfaat lain yang bisa Anda rasakan lantaran menahan napas dengan benar, yaitu:

  • Meningkatkan rentang hidup. Hal ini karena menahan napas dapat menjaga kesehatan sel punca—sel polos yang belum memiliki fungsi.
  • Meregenerasi jaringan baru di otak, dan meningkatkan fungsi organ tersebut.
  • Meningkatkan kekebalan terhadap infeksi bakteri.
  • Membuat diri Anda lebih relaks.

Artikel Lainnya: Perbedaan Pernapasan Dada dan Perut yang Penting Diketahui

Akan tetapi, jika dilakukan sembarangan, berlebihan, atau sambil memaksakan diri, menahan napas juga bisa mengundang dampak buruk. 

Melansir National Center for Biotechnology Information, berikut adalah efek samping dari menahan napas yang terlalu lama:

  • Detak jantung menurun.
  • Penumpukan karbondioksida dalam aliran darah.
  • Nitrogen narcosis, atau penumpukan gas nitrogen berbahaya dalam darah. Kondisi ini akan memberikan efek samping, seperti kebingungan atau mabuk.
  • Penyakit dekompresi, yang bisa menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah.
  • Penurunan atau kehilangan kesadaran.
  • Cedera paru.
  • Edema paru.
  • Perdarahan alveolar.
  • Kehilangan aliran darah ke jantung secara total. Kondisi ini bisa memicu henti jantung.
  • Kerusakan otak.

Jika Anda ingin merasakan manfaat dari menahan napas, lakukanlah hal tersebut dengan benar dan sesuai kemampuan tubuh. Jika sembarangan atau berlebihan, menahan napas malah bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Ingin tahu mengenai fakta medis lainnya? Atau punya pertanyaan seputar penyakit atau obat? Anda bisa berkonsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.

[NB/JKT]

Referensi

Medical News Today. Diakses 2021. How long can the average person hold their breath?

WebMD. Diakses 2021. Is It Safe to Hold Your Breath?

Healthline. Diakses 2021. How to Train to Hold Your Breath Longer Safely

National Library of Medicine. Diakses 2021. Impact of breath holding on cardiovascular respiratory and cerebrovascular health

Paru-parupernapasan

Berapa lama manusia hidup tanpa bernafas?

Hasil riset menunjukkan bahwa manusia hanya dapat bertahan hidup selama tiga hingga empat menit tanpa oksigen atau bernapas. Lewat dari empat menit tanpa oksigen, otak manusia mulai berhenti bekerja.

Berapa menit otak bisa bertahan tanpa oksigen?

Setelah sekitar empat sampai lima menit tanpa oksigen, otak bisa menjadi rusak secara permanen. Tanpa oksigen, sel-sel otak bisa mati, dan banyak fungsi yang dikendalikan otak juga ikut terpengaruh.

Berapa lama pasien bisa mengalami kematian jika otak tidak mendapat oksigen?

Organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak, karena otak hanya mampu bertahan jika ada asupan glucose dan oksigen. Jika dalam waktu lebih dari 10 menit otak tidak mendapat asupan oksigen dan glukosa maka otak akan mengalami kematian secara permanen.

Apa yang terjadi jika tubuh manusia tidak ada oksigen?

Hipoksia adalah kondisi rendahnya kadar oksigen di dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, sel-sel di seluruh bagian tubuh tidak dapat berfungsi dengan normal. Hipoksia perlu diwaspadai, karena jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan kematian jaringan dan kerusakan organ tubuh.

Bài mới nhất

Chủ Đề