Berikut ini biomas yang bisa dijadikan sebagai Bahan baku pembuatan Bahan Bakar bioavtur adalah

ITB Kampus Ganesha

Jl. Ganesa 10 Bandung - Jawa Barat, Indonesia


Indonesiabaik.id - Bioetanol, biodiesel, dan biogas adalah jenis biofuel. Biofuel adalah energi yang terbuat dari materi hidup, biasanya tanaman. Biofuel dianggap energi terbarukan, mengurangi peran dari bahan bakar fosil dan telah mendapat perhatian dalam transisi ke ekonomi rendah karbon.

Bioetanol dibuat dengan teknik fermentasi biomassa seperti umbi-umbian, jagung atau tebu, dan dilanjutkan dengan destilasi. Jenis bioetanol ini dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan bakar.

Biodiesel adalah minyak dari tumbuham atau hewan yang sudah dipakai sebagai alternatif atau digabung dnegan minyak solar untuk mobil dan armada industri dengan mesin diesel. Biodiesel menggunakan bahan baku minyak sawit mentah [Crude Palm Oil], minyak nyamplung, minyak jarak, minyak kelapa, Palm Fatty Acid Distillate [PFAD], dan minyak ikan. Bodiesel dapat digunakan pada mesin diesel tanpa modifikasi.

KOMPAS.com - Sebuah pesawat dengan bahan bakar nabati, bioavtur buatan Indonesia telah berhasil diuji coba terbangkan untuk pertama kalinya kemarin, Rabu [6/10/2021].

"Hari ini sejarah telah tercipta, berkat dukungan dan kerjasama seluruh stakeholder yang terlibat, penerbangan perdana menggunakan bahan bakar nabati, campuran Bioavtur 2,4 persen yang telah dinanti bangsa Indonesia, akhirnya terlaksana menempuh jarak Bandung- Jakarta menggunakan pesawat CN235," kata Arifin Tasrif selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM] dalam keterangan tertulisnya, Rabu [6/10/2021].

Uji terbang pesawat CN235-220 FTB [Flying Test Bed] miliki PT Dirgantara Indonesia, menggunakan campuran bahan bakar bioavtur, di Hanggar 2 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk [GMF], Tangerang.

Kegiatan ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional [PSN] Hilirisasi Industri Katalis dan Bahan Bakar Biohidrokarbon yang dikoordinasikan oleh Kementerian ESD.

Serta termasuk dalam etalase Prioritas Riset Nasional [PRN] Pengembangan Teknologi Produksi Bahan Bakar Nabati berbasis Minyak Sawit dan Inti Sawit, yang dikoordinasikan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN]. 

Baca juga: NASA Bersiap Uji Coba Bahan Bakar Roket Ramah Lingkungan

"Semua keberhasilan [uji terbang pesawat bahan bakar nabati] ini dimulai dari ambisi, kepercayaan diri dan keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara, tentunya kita tidak akan berhenti dan berpuas diri di tahapan ini," kata Arifin.

Arifin menambahkan penelitian dan pengembangan akan terus dilakukan untuk nantinya dapat menghasilkan produk J100 dan penggunaan bioavtur dilakukan pada seluruh maskapai Indonesia, dan bahkan mancanegara.

Berikut beberapa fakta tentang penerbangan perdana uji coba pesawat CN235-220 FTB berbahan bakar nabati, bioavtur buatan Indonesia.

1. Proses dan tahapan pengembangan bioavtur

Arif mengatakan, perjalanan panjang telah dilalui untuk sampai di tahap keberhasilan uji terbang. 

Dimulai melalui sinergi penelitian antara Pertamina Research dan Technology Innovation [Pertamina RTI] dan Pusat Rekayasa Katalisis Institut Teknologi Bandung [PRK-ITB] dalam pengembangan katalis “Merah- Putih” untuk mengkonversi minyak inti sawit menjadi bahan baku bahan bakar nabati yakni bioavtur pada tahun 2012. 

Baca juga: Solusi Limbah Medis, Sarung Tangan Lateks Diolah Jadi Bahan Bakar Diesel

Lihat Foto

UNSPLASH/Artturi Jalli

Ilustrasi pesawat terbangm bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Bahan bakar nabati, bahan bakar bioavtur.

Selanjutnya kerja sama diperluas bersama Kilang Pertamina Internasional [PT KPI] untuk melakukan uji produksi co-processing skala industri di Refinery Unit [RU] IV Cilacap untuk mengolah campuran RBDPKO [Refined, Bleached, and Deodorized Palm Kernel Oil] dan kerosin menggunakan katalis merah putih, sebagai salah satu inovasi karya terbaik anak bangsa. 

Pada pengujian ini telah berhasil diproduksi bioavtur 2,4 persen-v yang disebut dengan J2.4. 

Serangkaian uji teknis dilakukan, hingga pelaksanaan uji terbang dari tanggal 8 September hingga 6 Oktober 2021 termasuk pengujian In-flight Engine Restarting. 

Arif berkata, keberhasilan ini akan menjadi tahap awal dalam peningkatan kontribusi bioavtur di sektor transportasi udara dalam rangka meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. 

2. Bukti performa bioavtur oleh peneliti dan akademisi

Direktur Utama PT Pertamina [Persero], Nicke Widyawati, mengatakan bioavtur J2.4 yang diproduksi PT Kilang Pertamina Internasional [PT KPI] unit Cilacap, terbukti menunjukkan performa yang setara dengan bahan bakar avtur fosil.

Sejak 2014, PT Pertamina telah merintis penelitian dan pengembangan bahan bakar bioavtur melalui Unit Kilang Dumai dan Cilacap. 

Baca juga: Emisi Bahan Bakar Fosil Memicu Pengasaman Laut Sejak 1880

Nicke menjelaskan bahwa performa bioavtur sudah optimal, dimana perbedaan kinerjanya hanya 0,2-0,6 persen dari kinerja avtur fosil. 

“Bioavtur J2.4 mengandung nabati 2,4 persen, ini merupakan pencapaian maksimal dengan teknologikatalis yang ada”, ujar Nicke. 

Ia menambahkan bahwa PT KPI Unit Cilacap didapuk memiliki kapasitas teknis untuk mengembangkan bioavtur nasional. 

Hal tersebut tak lepas dari portfolio bisnis unit kilang Cilacap yang merupakan produsen Bahan Bakar Minyak [BBM] jenis Aviation Turbine terbesar di Indonesia, dengan angka produksi tertinggi 1.852 ribu barrel sepanjang tahun 2020. 

Untuk pengujian bioavtur secara akademis telah dimulai di Fakultas Mesin dan Dirgantara ITB sejak tahun 2012 dalam skala laboratorium. 

Iman K Reksowardojo, selaku Tim Peneliti Uji Terbang Bioavtur ITB mengungkapkan bahwa keunggulan dari bioavtur sebagai bahan alternatif yang sesuai dengan target energi terbarukan tidak perlu diragukan lagi.

Baca juga: Polusi Udara Bahan Bakar Fosil Tewaskan 8 Juta Orang pada 2018

Sebab, dari kegiatan penelitian bioavtur ini, telah menghasilkan beberapa doktor, master dan sarjana, baik dari dalam maupun luar negeri.

Tidah hanya itu, penelitian terkait bioavtur ini juga telah dijadikan jurnal ilmiah internasional bereputasi tinggi, bekerja sama dengan Hokkaido University, Jepang, Asean University Networking/Southeast Engineering Education Development [AUN/SEED-Net], JICA dan Pertamina. 

Ketua Tim Peneliti Katalis ITB, Prof Subagjo berharap agar riak kecil keberhasilan ini dapat memperbesar dan memicu terjadinya gelombang besar keberhasilan dalam bidang teknologi proses di tanah air. 

Sehingga hal ini dapat diadopsi oleh bidang-bidang lain untuk menghasilkan perubahan yang sama, bahkan lebih besar.

Baca juga: Solusi Limbah Medis, Sarung Tangan Lateks Diolah Jadi Bahan Bakar Diesel

3. Target energi baru terbarukan [EBT]

Mengacu kepada Paris Agreement, sektor aviasi termasukke dalam top ten global CO2 emitter, dimana diperkirakan emisi dari sektor ini akan meningkat tajam di pertengahan abad. 

Emisi CO2 dari sektor penerbangan diperkirakan menyumbang sebesar 2,1 persen dari kontribusi global. 

Sektor penerbangan internasional di bawah naungan International Civil Aviation Organization [ICAO] telah mengeluarkan target aspirasional yaitu efisiensi bahan bakar sebesar 2 persen per tahun hingga 2050 dan mencapaiCarbon Neutral Growth dari tahun 2020. 

Uji coba pesawat berbahan bakar nabati ini juga sesuai dengan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2015 telah mengatur kewajiban pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur dengan persentase sebesar 3 persen pada tahun 2020, dan paa tahun 2025 akan meningkat menjadi bioavtur 5 persen.

Baca juga: Biofuel, Bahan Bakar Ramah Lingkungan Mulai Dipakai Kawasan ASEAN

Lihat Foto

UNSPLASH/Artturi Jalli

Ilustrasi pesawat terbangm bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Bahan bakar nabati, bahan bakar bioavtur.

Sehingga, salah satu strategi yang didorong Pemerintah untuk percepatan implementasi energi baru terbarukan [EBT] demi pencapaian target bauran energi EBT 23 persen di 2025 dan penurunan emisi gas rumah kaca [GRK] yaitu melakukan substitusi energi primer dan final dengan teknologi eksisting. 

Setelah sukses dengan program MandatoriB30 utuk sektor transportasi darat, saat ini pemanfaatan bahan bakar nabati telah berhasil diuji coba untuk sektor transportasi udara. 

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Novie Rianto menyampaikan apreasiasinya atas pencapaian pengembangan bahan bakar alternatif untuk pesawat udara di tanah air ini.

Hal ini menurutnya sejalan dengan roadmap Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang mendorong penggunaan bahan bakar alternatif untuk pesawat udara.

"Penggunaan bahan bakar nabati untuk pesawat merupakan wujud upaya menurunkan emisi karbon di sektor penerbangan, sesuai kebijakan yang dikeluarkan oleh ICAO," kata Novie.

Baca juga: Jaga Bumi, LIPI Tawarkan Konversi Biomassa Ganti Bahan Bakar Fosil

4. Potensi sektor ekonomi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto mengatakan, momentum ini menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan Indonsia sebagai negara yang berbasis riset dan inovasi.

“Keberhasilan uji terbang bioavtur ini telah memberikan kepercayaan tinggi terhadap kemampuan kita dalam memanfaatkan sumber daya domestik, khususnya minyak sawit, untuk dimanfaatkan sebagai upaya membangun kemandirian energi nasional," kata dia.

"Oleh karenanya, hal ini akan berdampak pada pengurangan ketergantungan energi dari impor, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

Menurutnya, agar hal ini dapat terealisasikan, keekonomian Bioavtur J2.4 harus terpenuhi dengan memanfaatkan segala fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah, baik terkait perpajakan seperti super tax deduction untuk riset maupun insentif non fiskal. 

Dengan perkiraan konsumsi avtur harian sekitar 14 ribu KL, maka potensi pasar bioavtur J2.4 akan mencapai sekitar Rp 1,1 Triliun pertahunnya. 

Baca juga: Tiru Proses Fotosintesis, Ahli AS Berhasil Ciptakan Bahan Bakar Cair

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề