Berikut ini merupakan gejala awal penyakit asma kecuali

Lihat Foto

catinsyrup

Ilustrasi asma

KOMPAS.com – Gejala awal asma perlu diketahui untuk mencegah penyakit ini berkembang menjadi lebih parah.

Asma merupakan penyakit kronik saluran pernapasan yang ditandai oleh hiperaktivitas bronkus, yakni kepekaan saluran pernapasan terhadap berbagai rangsangan.

Asma diketahui dapat menyerang segala umur. Namun, penyakit ini lebih banyak mengenai anak-anak dan orang dewasa muda.

Baca juga: Sistem Pencernaan: Fungsi, Organ, dan Cara Menjaga Agar Tetap Sehat

Pada anak-anak, asma dapat menjadi masalah serius karena berbagai gejalanya bisa mengancam jiwa.

Sementara, pada orang dewasa, asma dapat mengganggu segala akvitas, seperti pekerjaan, hubungan sosial, termasuk olahraga.

Parahnya, penyakit asma ini tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikontrol sedemikian rupa sehingga penderitanya dapat hidup seperti orang normal.

Pengobatan asma hanya bertujuan untuk menjadikan keadaan asma terkontrol, yakni:

  • Asma tanpa gejala
  • Tidak ada gangguan tidur
  • Tidak ada serangan asma malam hari
  • Tidak ada keterbatasan aktivitas

Maka dari itu, mengenali gejala-gejala asma merupakan bagian penting dari penatalaksanaan asma.

Memahami mulai timbulnya tanda-tanda peringatan atau gejala ringan pada penyakit tersebut bisa sangat membantu agar tindakan intervensi dapat juga dimulai lebih awal.

Evaluasi yang tepat dan tepat waktu bisa membantu dokter maupun para penderita asma itu untuk menentukan apakah perawatan perlu dilakukan di rumah saja atau harus di rumah sakit.

Baca juga: Berapa Tinggi Demam yang Jadi Gejala Virus Corona? Ini Kata Dokter

Jakarta -

Asma adalah gangguan pernapasan yang ditandai dengan sulit bernapas dan rasa sesak dalam dada.

Gejala asma yang umum meliputi:

-Batuk, terutama pada malam hari-Sesak napas

-Dada sesak, nyeri, atau tertekan.

Seperti yang dikutip dari situs web Kementerian Kesehatan, asma disebabkan peradangan kronik saluran napas. Peradangan ini membuat penyempitan saluran napas.

Meski begitu, tidak setiap penderita asma memiliki gejala yang sama dengan cara yang sama. Anda mungkin tidak mengalami semua gejala di atas.

Mungkin juga Anda mengalami gejala yang berbeda pada waktu yang berbeda. Gejala asma Anda bahkan dapat bervariasi dari gejala berikutnya.

Beberapa orang dengan asma mungkin tidak mengalami asma untuk waktu yang lama tanpa gejala apapun. Orang lain mungkin mengalami gejala asma setiap hari.

Selain itu, beberapa orang mungkin hanya mengidap asma saat berolahraga, atau asma dengan infeksi virus seperti pilek.

Serangan asma ringan biasanya lebih umum. Umumnya, serangan asma bisa terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam.

Serangan parah asma jarang terjadi tetapi berlangsung lebih lama dan membutuhkan segera bantuan medis segera.

Karena itu penting untuk mengenali gejala asma ringan untuk membantu Anda mencegah sakit parah dan jika terjadi serangan asma dapat langsung mengobatinya.

Gejala awal penyakit asma adalah perubahan yang terjadi tepat sebelum atau di awal serangan asma.

Tanda-tanda ini mungkin dimulai sebelum gejala asma yang terkenal dan merupakan tanda paling awal jika terjadi asma memburuk.

Secara umum, tanda-tanda ini tidak cukup parah untuk menghentikan Anda melakukan aktivitas sehari-hari.

Namun, Anda dapat mengenali tanda-tanda ini, dengan menghentikan serangan asma atau mencegahnya menjadi lebih buruk.


Berikut Gejala Awal Penyakit Asma dilansir Webmd:

-Sering batuk, terutama pada malam hari-Kehilangan napas dengan mudah atau sesak napas-Merasa sangat lelah atau lemah saat berolahraga-Batuk setelah berolahraga-Merasa lelah, mudah marah, kesal, atau murung-Tanda-tanda pilek atau alergi [bersin, pilek, batuk, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sakit kepala]

-Kesulitan tidur


Konsultasilah ke dokter jika mengalami gejala awal penyakit asma. Biasanya pengobatan asma bisa dengan inhaler asma atau bronkodilator. Jika mengalami serangan asma, segera pergi ke rumah sakit.

Simak Video "Mengenal Kesalahpahaman Mitos Asma yang Beredar di Masyarakat"


[Gambas:Video 20detik]
[nwy/pal]

Merdeka.com - Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang biasanya dimulai pada masa kanak-kanak. Gejala umum dari asma seperti mengi, sesak dada, dan batuk. Berikut adalah lima gejala umum asma yang perlu Anda ketahui. Mari kita simak bersama!

1. Batuk

Batuk bisa merupakan salah satu gejala dari asma. Batuk akan meningkat di malam dan pagi hari.

2. Sesak napas

Sesak napas biasanya dipicu oleh alergen - sesuatu yang memicu alergi. Jenis alergen dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya.

3. Mengi

Salah satu gejala utama dari asma adalah mengi. Mengi akan terdengar ketika Anda menghembuskan napas.

4. Dada sesak

Anda sering merasakan sakit dan tekanan di dada? Itu bisa menjadi tanda bahwa Anda memiliki asma.

5. Gejala pilek

Asma juga ditandai dengan gejala mirip pilek, seperti bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.

Memahami gejala umum asma dapat menghindarkan Anda dari serangan asma. Semoga bermanfaat!

Jangan abaikan 5 gejala mencurigakan ini!

BAB jongkok lebih sehat daripada duduk

Ini cara mengobati varises dengan bawang putih!

Ini alasan jangan makan larut malam!

Suka menggigit kuku? Ini 5 efeknya bagi kesehatan!

6 Makanan kaya air yang bisa lawan dehidrasi

Asma adalah salah satu masalah paru-paru yang membuat pengidapnya kesulitan bernapas akibat peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Tak hanya kesulitan bernapas, asma juga menyebabkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada. Saluran pernapasan pada pengidap asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang lain tanpa asma. Ketika paru-paru teriritasi akibat zat pemicu [asap rokok, debu, bulu binatang, dll.], maka otot-otot saluran pernapasan pada pengidapnya menjadi kaku dan menyempit.

Gejala Asma

Seseorang yang mengidap asma bisa mengalami beragam gejala, seperti:

  • Sesak dada;
  • Batuk, terutama pada malam atau dini hari;
  • Sesak napas;
  • Mengi, yang menyebabkan suara siulan saat mengeluarkan napas.

Pola gejala pada setiap pengidap asma pun bisa berbeda. Meski begitu, pola gejala yang paling umum yaitu:

  • Datang dan pergi seiring waktu atau dalam hari yang sama;
  • Mulai atau memburuk dengan infeksi virus, seperti pilek;
  • Dipicu oleh olahraga, alergi, udara dingin, atau hiperventilasi karena tertawa atau menangis;
  • Lebih buruk di malam hari atau di pagi hari.

Faktor Risiko Asma

Bakteri yang berasal dari debu sering menjadi pemicu utama penyakit asma. Bakteri tersebut bernama endotoxin yang umumnya berada pada perkakas rumah, terutama di kamar tidur yang menimbulkan gejala asma. Faktor risiko lain yang dapat memicu penyakit asma, antara lain:

  • Rokok;
  • Bulu binatang;
  • Udara dingin;
  • Infeksi virus;
  • Paparan zat kimia;
  • Aktivitas fisik.;
  • Infeksi paru-paru dan saluran napas bagian atas;
  • Pekerjaan tertentu seperti tukang las, kayu, atau pekerja pabrik tekstil;
  • Emosi yang berlebihan [tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang berlarut-larut];
  • Alergi makanan, seperti kacang-kacangan.

Penyebab Asma

Asma adalah jenis penyakit yang dapat menimpa segala usia. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, aktivitas fisik, infeksi virus sampai paparan zat kimia. Namun, hingga kini penyebab utama asma belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, pengidap asma terbukti memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. 

Ketika paru-paru terkena iritasi, maka otot saluran pernapasan jadi kaku dan menyempit. Kemudian, produksi dahak meningkat, sehingga membuat pengidapnya kesulitan bernapas. Pada anak-anak, gejala asma akan menghilang dengan sendirinya saat memasuki usia remaja. Namun, anak-anak yang memiliki gejala asma cukup berat, kondisinya bisa bertahan atau muncul kembali di masa mendatang. 

Diagnosis Asma

Di tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis [anamnesis] dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Perlu kamu ketahui bahwa diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada, dan variabilitas yang berkaitan dengan cuaca. 

Untuk membantu menegakkan diagnosis asma, dokter mungkin perlu melakukan beberapa pemeriksaan penunjang. Contohnya faal paru dengan alat spirometer. Pengukuran faal paru digunakan untuk menilai: 

  • Obstruksi jalan napas;
  • Reversibiliti kelainan faal paru;
  • Variabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperes-ponsif jalan napas.

Ada pula beberapa tes lainnya untuk membantu dokter untuk mendiagnosis asma, yaitu:

  • Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter;
  • Uji reversibilitas [dengan bronkodilator];
  • Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hiperaktivitas bronkus;
  • Uji alergi untuk menilai ada atau tidaknya alergi;
  • Foto torak, untuk menyingkirkan penyakit selain asma.

Komplikasi Asma

Penyakit asma yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu berbagai komplikasi, seperti:

  • Masalah psikologis [cemas, stres, atau depresi];
  • Menurunnya performa di sekolah atau pekerjaan;
  • Tubuh sering terasa lelah;
  • Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak;
  • Status asmatikus, yaitu kondisi asma yang parah dan tidak dapat merespon dengan terapi normal;
  • Pneumonia;
  • Gagal pernapasan;
  • Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru;
  • Kematian.

Pengobatan Asma

Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pengobatan asma, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Oleh karena itu, pengidap asma perlu disiplin menjalani pengobatan dengan dokter agar asma tetap terkendali. Di samping melakukan pengobatan, pengidap asma juga harus menghindari dari hal-hal yang memicu kekambuhan. 

Biasanya, dokter merekomendasikan inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma muncul. Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menyebabkan efek samping bagi pengguna.  Apabila terjadi serangan asma dengan gejala yang semakin parah, meskipun sudah melakukan penanganan dengan inhaler maupun obat, maka perlu tindakan medis di rumah sakit. Pasalnya, asma juga dapat membahayakan nyawa pengidapnya

Pencegahan Asma

Masalah paru yang satu ini adalah jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat. Selain itu, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut:

  • Mengenali dan menghindari pemicu asma;
  • Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter;
  • Melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma;
  • Menggunakan obat-obatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur;
  • Memonitor kondisi saluran napas.

Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler justru berisiko meningkatkan reaksi asma. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikannya dengan dokter, supaya rencana penanganan asma disesuaikan dengan kebutuhan. Vaksinasi flu dan pneumonia juga disarankan untuk pengidap asma untuk mencegah komplikasi berbahaya yang berkaitan dengan pernapasan.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami tanda dan gejala asma di atas, segera hubungi dokter untuk mendapat pertolongan medis. Penanganan dini bisa membantu menghindari komplikasi asma yang bisa mengancam jiwa. 

Kamu juga bisa tanya dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai penyakit asma. Bila ada keluhan yang kamu alami, jangan tunda untuk membicarakannya dengan dokter supaya kondisinya tidak semakin memburuk. Segera download Halodoc sekarang juga!

Referensi National Health Service – UK. Diakses pada 2021. Health A-Z. Asthma NIH. National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada 2021. Asthma.  Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Asthma. WebMD. Diakses pada 2021. Toxins in Dust Raise Risk of Asthma  Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Diakses pada 2021. Asma: pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1023/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Diakses pada 2021 Diperbarui pada 3 Desember 2021

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề