Berikut ini tanda-tanda pakaian dalam yang harus diganti kecuali

Wanita merapikan pakaian dalam. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ada beberapa kebiasaan "gadis nakal" yang diterima secara universal sebagai hal yang baik-baik saja — seperti tidak mandi, tidak mencuci rambut selama seminggu, atau "lupa" memakai deodoran. Tapi satu hal yang para profesional katakan sebenarnya menjijikkan kedengarannya? Tidak mengganti pakaian dalam Anda.

Vagina menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Lingkungan yang hangat dan lembab di antara kedua kaki Anda menyediakan lingkungan yang sempurna bagi jenis organisme ini untuk berkembang biak, dan jika Anda tidak menjaganya tetap bersih menyebabkan vagina bermasalah. “Risiko mengenakan pakaian dalam yang kotor meningkatkan kemungkinan Anda mengalami iritasi kulit atau dermatitis vulva, bau tidak sedap, infeksi jamur, dan vaginitis akibat bakteri,” kata Tia Marie Guster, dokter kebidanan dan kandungan, seperti dilansir dari laman Well and Good.

Dan itu belum semuanya. “Anda dapat mengalami ruam, dan kelembapan yang terperangkap dari keputihan dapat menyebabkan infeksi jamur,” kata Jodie Horton, MD, seorang OBGYN dan kepala penasihat kesehatan di Love Wellness. “Gesekan dapat terjadi karena kelembapan yang mengiritasi bagian luar vagina, dan tidak mengganti pakaian dalam menjadi kering, bersih dapat menyebabkan kemerahan dan iritasi pada vagina. Pakaian dalam yang kotor juga dapat memiliki sedikit kotoran yang dapat menyebar ke vagina dan kandung kemih dan menyebabkan infeksi vagina dan kandung kemih. "

Semakin lama Anda mengenakan pakaian dalam, semakin kotor jadinya — dan semakin tinggi risiko Anda untuk situasi yang kurang menyenangkan yang disebutkan di atas. “Pakaian dalam sama dengan semua pakaian lainnya, karena pakaian dalam yang lama menyebabkan penumpukan bakteri di pakaian tersebut,” kata Dr. Horton.

Seberapa sering Anda harus benar-benar menukar milik Anda dengan yang baru tergantung pada beberapa faktor yang berbeda. Anda bisa mengawasi pada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa pakaian dalam kotor. “Secara umum, bau, noda, dan iritasi dari pakaian dalam adalah tiga hal yang dapat memberi tahu Anda bahwa mungkin sudah waktunya untuk mengganti pakaian dalam,” kata Dr. Guster. "Menstruasi dan keputihan yang berat adalah contoh yang baik tentang cara pakaian dalam menjadi kotor."

Sementara beberapa orang mungkin memilih untuk memakai pembalut atau panty liner sebagai cara untuk mengatasi masalah ini, penggunaan yang lama dapat menyebabkan iritasi, jadi Dr.Horton mengatakan lebih baik Anda mengganti pakaian dalam lebih sering, sebagai gantinya.

Meskipun Anda biasanya berencana untuk mengenakan celana dalam segar sekali sehari, ada beberapa hal yang mungkin membuat Anda ingin mengganti celana dalam lebih sering. “Kegiatan seperti berolahraga dan kebersihan pribadi akan meningkatkan populasi bakteri,” kata Dr. Horton. “Celana dalam Anda berada di sebelah vulva Anda, yang merupakan salah satu area paling sensitif di tubuh Anda, jadi harus diganti setiap hari. Ini tidak seperti jeans Anda, yang bisa dipakai beberapa kali sebelum dicuci. ”

Jika Anda menginginkan celana dalam yang akan tetap bersih selama mungkin, carilah celana dalam yang longgar yang terbuat dari katun atau bambu. Dapat bernapas dan menyerap, dan bambu juga menjaga vulva tetap dingin saat panas dan berkeringat di bawah,” kata Dr. Horton. "Bahan sintetis seperti nilon dan spandeks tidak dapat bernapas dan dapat memerangkap kelembapan dan panas, yang dapat meningkatkan risiko infeksi." Jadi, demi vagina Anda, ingatlah untuk mengganti pakaian dalam Anda setiap hari.

Banyak orang menggunakan celana dalamnya selama seharian penuh tanpa berniat untuk menggantinya dengan alasan tidak kotor. Bahkan saat berlibur, beberapa orang menggunakan celana dalamnya secara bolak balik dengan tujuan menghemat pemakaian. Padahal, para ahli sepakat bahwa celana dalam harus rutin diganti dalam sehari. Sebaiknya, seberapa sering ganti celana dalam sehari?

Philip Tierno, dosen mikrobiologi dan patologi di New York University, Amerika Serikat menyatakan bahwa celana dalam rentan kotor karena dipakai di area kulit yang mengandung bakteri Escherichia coli [E.coli]. Meski bakteri ini tidak memberikan efek buruk secara langsung dan cepat, Anda tetap perlu sering-sering menggantinya dalam sehari.

Namun, Tierno menemukan fakta menarik bahwa celana dalam bisa dipakai dua hari berturut-turut tanpa menimbulkan masalah apapun. Akan tetapi, ia tidak menyarankan hal ini untuk dipraktikkan. Pasalnya, seperti kata pepatah mencegah lebih baik daripada mengobati.

Oleh sebab itu, Anda sebaiknya mengganti celana dalam setiap hari. Jika Anda melakukan berbagai aktivitas padat dan mengeluarkan keringat, gantilah celana dalam dua kali sehari. Namun, Anda bisa menggantinya sekali dalam sehari jika tidak melakukan kegiatan yang membuat celana dalam menjadi lembap.

Seorang pakar kesehatan wanita asal Amerika Serikat, dr. Donnica Moore menyatakan bahwa celana dalam yang lembap rentan ditumbuhi jamur. Jamur bisa membuat kulit di sekitar kelamin gatal bahkan ruam. Oleh sebab itu, gantilah celana dalam sesuai dengan kegiatan harian Anda.

Misalnya Anda cenderung berkeringat, ganti celana setidaknya kali sehari. Namun, setiap kali habis berolahraga, sebaiknya langsung ganti meskipun sebelum olahraga Anda baru saja pakai celana dalam baru.

Gantilah celana dalam yang sudah terlalu lama dipakai

Meski terlihat bersih dan dicuci secara teratur, menurut Good Housekeeping Institute pakaian dalam yang bersih mengandung 10.000 bakteri hidup. Hal ini disebabkan karena mesin cuci yang digunakan juga mengandung bakteri. Sehingga, pakaian yang dicuci dan diasumsikan bersih pun sebenarnya mengandung puluhan ribu bakteri.

Bahkan dikutip dari ABC News, Charles Gerba, seorang dosen mikrobiologi di University of Arizona menyatakan jika Anda mencuci banyak pakaian dalam, akan ada sekitar 100 juta bakteri E.coli di air cucian yang akan ditularkan ke cucian berikutnya.

Untuk itu, mengganti celana dalam yang sudah terlalu lama menjadi langkah yang cukup bijak. Anda juga bisa mengganti celana dalam jika karetnya mulai mengendur, warnanya mulai pudar, atau mulai tidak nyaman digunakan. Jika dalam waktu setahun Anda mulai merasakan celana dalam tak lagi nyaman dipakai, segera ganti dengan yang baru.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

Kapan terakhir kali Anda membeli celana dalam baru? Mungkin sudah saatnya, lho, Anda buang celana dalam di lemari, jangan tunggu sobek dulu. Celana dalam yang telah dipakai sejak lama bisa menurunkan kualitas dan kenyamanan Anda. Lantas kapan waktu terbaik untuk mengganti celana dalam? Apa saja tandanya kalau celana dalam sudah harus diganti?

Hal pertama yang bisa Anda cek kalau mau mengganti celana dalam adalah dengan memerhatikan elastisitas celana yang Anda pakai. Jika sudah merasa tidak nyaman, longgar, atau melorot ketika digunakan, ada baiknya Anda buang saja dan beli yang baru.

2. Jika kainnya sudah bau

Ada baiknya mengganti celana dalam ketika Anda sudah mencium bau tidak sedap pada kain celana dalam, meskipun sudah dicuci.

Pasalnya, beberapa bahan celana dalam seperti bahan polyester jika tercampur dengan keringat akan memunculkan bakteri yang memicu bau.

Selain itu, bila tidak segera diganti, bakteri bisa menginfeksi vagina atau penis dan menimbulkan penyakit.

Jadi, sebisa mungkin pilih celana dalam dari bahan katun, kalau bisa yang katun 100 persen. Bahan ini lebih mudah menyerap kelembapan dan bisa memberikan sirkulasi udara yang lebih baik dari polyester.

Karena itu, bahan katun lebih tahan terhadap bakteri atau bau tidak sedap.

Celana dalam yang sudah terlalu lama digunakan kadang menimbulkan bercak kehitaman, putih, kekuningan, atau kecokelatan. Hal itu sudah bisa dijadikan tanda bahwa Anda harus sudah mengganti celana dalam.

Bercak pada kain celana dalam bisa disebabkan oleh jamur, karat, atau bahan kimia lainnya. Hal-hal tersebut bisa membahayakan area genital Anda jika masih digunakan dan tidak dibuang.

4. Umurnya sudah lebih dari 5 tahun

Celana dalam yang sudah digunakan bertahun-tahun sudah tidak baik lagi untuk dipakai. Selain bentuk dan warnanya sudah tidak sedap dipandang mata, bakteri dan bahan kain yang digunakan juga tidak sebaik dahulu pertama membeli.

Ada baiknya Anda mengganti celana dalam setiap enam bulan hingga satu tahun sekali. Selain bentuk dan fungsinya masih nyaman, celana dalam Anda juga masih baik untuk dikenakan.

Bagaimana memilih celana dalam yang tepat untuk wanita?

Pilih yang terbuat dari bahan katun

Celana dalam berbahan katun punya pori-pori yang cukup besar, sehingga sirkulasi udara di area genital cukup baik. Bila ingin digunakan sehari-hari, usahakan pakai bahan katun agar kulit Anda bisa bernapas dengan leluasa.

Penggunaan celana dalam bahan katun juga bisa menghindari Anda dari risiko seperti biang keringat, ruam kulit, lembab, bau tidak sedap, hingga keputihan.

Pilih yang nyaman dikenakan

Celana dalam yang kesempitan atau kebesaran bisa menimbulkan iritasi atau . Untuk mendapatkan ukuran pakaian dalam yang pas cobalah untuk berdiri tegak kemudian ukur daerah pinggang yang paling nyaman ketika menggunakan pakaian dalam, yang biasanya kurang lebih dua sentimeter di bawah pusar.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề