Penyebab Cegukan pada Anak
Kontraksi tiba-tiba tersebut terjadi akibat adanya rangsangan pada diafragma, seperti saat makan terlalu cepat, terlalu panas, atau terlalu pedas, minum minuman yang terlalu dingin atau yang mengandung alkohol, dan tertawa atau batuk yang terlalu keras1.
Diafragma atau yang umumnya dikenal dengan sekat rongga dada terbentuk dari otot yang membatasi rongga dada dengan rongga perut dan selalu bergerak setiap waktu. Saat menarik napas, diafragma akan berkontraksi dan tertarik kebawah untuk memperluas rongga dada dan menciptakan tekanan negatif sehingga udara masuk kedalam dada. Sebaliknya, saat menghembuskan napas, diafragma akan terdorong ke rongga dada sehingga udara akan terdorong keluar dari dada. Hal ini merupakan bentuk pernapasan normal yang terjadi setiap saat.
Did you know?
“Cegukan pada anak adalah kondisi involuntari yang dapat berhenti secara spontan dan umumnya bukan suatu gejala yang perlu dikhawatirkan.” dr. Marissa T S Pudjiadi, Sp.A
Berapa Lama Cegukan pada Anak Terjadi?
Cegukan dapat terjadi kapan saja, pada usia berapa saja [bahkan bayi dan anak], dan umumnya tanpa disertai tanda yang mendahului kejadian cegukan. Pada umumnya akan berhenti dengan sendirinya dalam beberapa menit atau saat anak tidur, namun ada juga yang dapat bertahan lama [tidak berhenti spontan]. Cegukan yang umumnya berhenti sendiri adalah cegukan yang disebabkan oleh pelebaran lambung secara cepat seperti makan terlalu banyak atau terlalu cepat, atau terlalu pedas, minum minuman bersoda atau alkohol, terlalu senang atau stress, menelan udara terlalu banyak, merokok, atau karena adanya perubahan suhu dari makanan yang ditelan [baik panas ataupun dingin]2.
Cegukan yang berlangsung lebih dari satu jam harus diwaspadai. Sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk memastikan ada/tidaknya kelainan yang lebih serius. Cegukan yang berlangsung terlalu lama akan menyebabkan gangguan pada aktivitas makan, tidur, bahkan bernapas.
Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya cegukan yang berlangsung lama antara lain adanya gangguan saraf diafragma, radang paru, kelainan di otak seperti tumor, penyakit ginjal, atau gangguan keseimbangan elektrolit. Singkatnya, adanya iritan baik fisik, kimiawi, inflamasi [peradangan], ataupun keganasan/tumor yang mempengaruhi lengkung reflex dapat menyebabkan cegukan. Cegukan yang berlangsung sampai 48 jam disebut sebagai persistent hiccups dan jika episode cegukan ini terjadi lebih dari dua bulan maka disebut sebagai intractable hickups]3.
Cara Mengurangi Dampak Cegukan pada Anak
Walaupun cegukan pada anak dapat berhenti spontan tetapi ada beberapa cara mengatasi cegukan, seperti menarik napas dalam, tahan sebentar lalu hembuskan kembali saat cegukan terjadi dapat memberikan dampak counteract pada spasme yang terjadi sehingga cegukan berhenti [manuver valsava]. Juga dapat dicoba dengan tidur berbaring dengan lutut ditekuk. Cegukan dapat dihindari dengan menghindari faktor predisposisi seperti makan makanan yang pedas, konsumsi alkohol, stres, makan atau minum terlalu cepat. Selain itu, konsumsi gula, mengigit lemon, dan memijat
Secara umum, cegukan pada anak bukanlah keadaan yang perlu dikhawatirkan dan akan berhenti spontan. Meskipun demikian, jangan menganggap enteng cegukan yang berlangsung terus menerus, apalagi jika cegukan sudah mengganggu aktivitas makan, tidur, dan bahkan bernapas. Karena bisa saja cegukan pada anak yang berkelanjutan merupakan tanda adanya masalah kesehatan pada anak. Segeralah ke dokter bila cegukan berlangsung lebih dari satu jam.
Liputan6.com, Jakarta Sejak trimester kedua, janin bisa cegukan karena menelan air ketuban. Tapi bagaimana bila setelah lahir, bayi terus cegukan?
Tak perlu khawatir dulu, cegukan merupakan kebiasaan umum yang kerap terjadi pada si Kecil. Untuk itu, ada beberapa penyebab cegukan yang perlu Anda ketahui, seperti dilansir Momjunction, Kamis [5/4/2018] berikut ini:
1. Refluks gastroesofagus
Refluks gastroesofagus [RGE] merupakan fenomena fisiologis yang dapat terjadi pada setiap bayi dan anak. Pada bayi, gejala yang sering terjadi seperti muntah, tidur tidak nyaman, menolak makan, dan gagal tumbuh. Sedangkan cegukan yang muncul disebabkan oleh aliran balik makanan dan asam yang memicu sel-sel saraf hingga menyebabkan flutter [kontraksi otot jantung] di diafragma.
2. Overfeeding
Terlalu banyak memberi makan bayi Anda, bahkan ASI, dapat menyebabkan perut membengkak dan melebarkan diafragma hingga pada akhirnya cegukan.
3. Menelan banyak udara
Terutama pada bayi yang minum susu dari botol, dia akan berisiko overfeeding. Hal ini sering membuat bayi menjadi cegukan dan rewel.
4. Alergi
Alergi terhadap protein tertentu yang ditemukan dalam susu formula atau bahkan dalam ASI dapat menyebabkan radang esofagus, yang disebut Eosinophilic Esophagitis. Sebagai reaksi terhadap kondisi tersebut, diafragma sering menyebabkan cegukan. Dalam beberapa kasus, alergi bisa dipicu oleh perubahan komposisi ASI karena makanan tertentu yang dikonsumsi oleh ibu.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Seorang bayi menjerit ketakutan saat melihat wajah ibunya sendiri.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.