Contoh sikap yang benar untuk mencegah terjadinya konflik dalam lingkungan masyarakat adalah

Pencegahan konflik dilakukan melalui empat cara. Ada empat pencegahan konflik, yaitu mulai dari memelihara dalam kondisi masyarakat. Membangun sistem pencegahan juga merupakan langkah untuk pencegahan konflik.

Konflik sosial adalah perseteruan dan atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional.

Sedangkan penanganan konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam situasi dan peristiwa baik sebelum pada saat, maupun sesudah terjadi konflik yang mencakup pencegahan konflik, penghentian konflik, dan pemulihan pascakonflik.

Sementara itu, pencegahan konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya Konflik dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sistem peringatan dini. Dan penghentian konflik adalah serangkaian kegiatan untuk mengakhiri kekerasan, menyelamatkan korban, membatasi perluasan dan eskalasi konflik, serta mencegah bertambahnya jumlah korban dan kerugian harta benda.

Baca Juga:

Jadi, pemulihan pascakonflik adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan keadaan dan memperbaiki hubungan yang tidak harmonis dalam masyarakat akibat Konflik melalui kegiatan rekonsiliasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

Masalah sosial dapat menyebabkan konflik. Masalah sosial yang satu ini tidak mudah menanganinya karena menyangkut soal keyakinan, sehingga butuh penanganan secara berkesinambungan dengan pendekatan-pendekatan yang bijak.

Contoh lain masalah sosial yang ditimbulkan oleh faktor ini adalah: a. Gerakan separatis, gerakan separatis non pemerintah.

b. Keyakinan yang tidak benar adanya, misalnya percaya pada mitos-mitos tertentu.

Jadi, berdasarkan UU No. 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Sosial pada Pasal 6 dijelaskan bahwa pencegahan Konflik dilakukan dengan upaya:

a.memelihara kondisi damai dalam masyarakat;

b.mengembangkan sistem penyelesaian perselisihan secara damai;

c.meredam potensi konflik; dan

d.membangun sistem peringatan dini.

Perilaku yang Sesuai Terhadap Keberagaman Budaya di Indonesia

Keberagaman budaya di Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan kebudayaan nasional. Keberagaman adat kebudayaan yang ada, bisa menjadi kekuatan dan kekayaan bangsa Indonesia jika kita memiliki sikap toleransi dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Keragaman budaya di Indonesia ada karena faktor geografis sebagai negara kepuluan. Keragaman terjadi juga karena letak Indonesia di jalur pelayaran perdagangan dunia, sehingga interaksi dengan budaya bangsa lain menjad erat.

Indonesia terdiri dari kurang lebih 656 suku bangsa dengan bahasa lokal 300 macam. Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan milik Bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan sehingga mampu memberikan warna ketentraman dan kedamaian bagi rakyat Indonesia.

Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakaan kekayaan yang sangat berharga.. Dengan keberagaman untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras, dan agama bukan untuk perpecahan.

Adanya keinginan bangsa Indonesia untuk tetap bersatu mempertahankan kebhinekaan merupakan tanggung jawab kita bersama dimana dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan warga masyarakat.

Didalam keberagaman kita juga harus dapat bersikap toleran, menghargai setiap perbedaan yang ada. Kekayaan budaya yang kita miliki ini merupakan anugerah Tuhan yang Maha Esa yang harus senantiasa kita syukuri, kita jaga, dan kembangkan untuk kesejahteraan bersama. keberagaman budaya masyarakat.

Toleransi perlu ditengah masyarakat yang berbeda-beda. Perbedaan adalah keniscayaan dalam masyarakat. Sebagaimana mestinya seorang saudara, maka tidak boleh untuk saling menjatuhkan karena dia atau mereka berbeda. Terutama, untuk membuat keberagaman di Indonesia tetap berjalan.

Di negara yang lainnya, tentu tidak memiliki keberagaman yang begitu banyak. Memang, tugas masyarakat Indonesia saat ini cukup berat. Karena, harus menjaga keberagaman ini agar tetap lestari.

Menerima perbedaan antara suku, agama dan kebudayaan dapat dimulai dengan lingkungan sekitar terlebih dahulu. Buat lingkungan masyarakat yang nyaman, tentram dan aman. Kemudian, sampaikan kepada saudara yang lainnya bahwa hal ini penting untuk dilakukan.

Lalu, bagaimana perilaku yang sesuai terhadap keberagaman budaya di Indonesia? Sebagai generasi muda, perlu untuk menumbuhkan toleransi dan rasa cinta kepada budaya Indonesia dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti: pawai budaya, festival budaya, dan sebagainya.

Untuk melestarikan budaya daerah serta untuk mendukung persatuan dan kesatuan antara lain:

Ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian budaya, misalnya: mengikuti kompetisi kebudayaan, lomba tari tradisional atau teater, mementaskan budaya tradisional pada acara atau kegiatan tertentu: perayaan HUT Kemerdekaan RI, mengadakan pementasan ketoprak yang berbau perjuangan, mengadakan event-event yang bertujuan untuk mengembangkan bakat bertema melestarikan budaya Indonesia.

Squad, konflik adalah bagian dari dinamika sosial yang selalu melekat dalam kehidupan setiap masyarakat. Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang semakin parah menjadi kekerasan. Nah, di artikel kali ini kita akan membahas cara mengatasi konflik di masyarakat. Simak baik-baik ya. 

Pada umumnya masyarakat memiliki sistem atau mekanisme untuk mengendalikan konflik di dalam masyarakat itu sendiri. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup penyelamat [safety valve], yaitu mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Pakar sosiologi Lewis A. Coser melihat katup penyelemat sebagai solusi yang dapat meredakan permusuhan antara dua pihak yang berlawanan dalam suatu masyarakat.

Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsiliasi, mediasi, dan arbitrasi.

Konsiliasi disini didefinisikan sebagai bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu untuk memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai. Kemudian, pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pendapatnya mengenai cara terbaik dalam menyelesaikan konflik mereka.

Terakhir, arbitrasi umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan terbaik untuk menyelesaikan konflik.

Georg Simmel menyatakan bahwa ada cara lain yang dapat digunakan dalam upaya menyelesaikan konflik, yakni:

  • Kemenangan suatu pihak atas pihak lain.
  • Kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang bertikai, sehingga tidak ada pihak yang sepenuhnya menang dan tidak ada pihak yang merasa kalah. Contohnya, perundingan di Helsinki, Finlandia yang menyelesaikan masalah GAM [Gerakan Aceh Merdeka] dengan Republik Indonesia. Di perundingan tersebut, mencapai kesepatakan bahwa Nangroe Aceh Darussalam masih menjadi bagian dari Republik Indonesia.
  • Rekonsiliasi antara pihak-pihak yang bertikai. Hal ini akan mengembalikan rasa saling percaya di antara pihak-pihak yang bertikai tersebut. Contohnya dalam penyelesaian konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia mengenai kepulauan Sipadan dan Ligitan.
  • Saling memaafkan satu pihak dengan pihak yang lain.
  • Kesepakatan untuk tidak berkonflik.

Ternyata, ada beberapa cara penyelesaian konflik yang bisa dilakukan untuk menghentikan kekerasan. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain perdamaian melalui kekuatan, pendekatan pola kontrol hukum, serta keamanan bersama dan konflik tanpa kekerasan. Upaya-upaya ini dilakukan dari konflik zaman dahulu hingga saat ini untuk mencapai kehidupan sosial yang stabil dan perdamaian dalam setiap masyarakat.

  • Baca Juga: Penyebab Konflik Sosial di Masyarakat

Salah satu penyelesaian konflik yang sering digunakan adalah dengan menghadirkan pihak ketiga atau disebut dengan mediasiDalam setiap usaha mediasi, kita membutuhkan mediator atau pihak netral yang bisa menengahi kedua belah pihak yang berkonflik. Mediator haruslah bersikap terbuka, tidak sewenang-wenang, dan mengambil keputusan yang menguntungkan kedua pihak. 

Kalau kamu berminat untuk menjadi mediator, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, ini dia:

  1. adil dan bertanggung jawab.
  2. Mampu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
  3. Memiliki sikap menghormati dan mengerti berbagai perbedaan pendapat.
  4. Memiliki keinginan untuk berbagi dan ikut merasakan.
  5. Memfokuskan diri pada persoalan, bukan kesalahan.

Selain itu, mediator memiliki beberapa tugas yang harus dilakukannya ketika mediasi. Tugas-tugas tersebut adalah:

Nah, Squad itu tadi pembahasan tentang cara mengatasi konflik di masyarakat. Apakah kamu masih bingung belajar Sosiologi? Jangan khawatir, kamu bisa les privat bareng guru-guru yang berkualitas. Pesan guru privat favoritmu dan tentukan jadwal les sesuka kamu hanya di ruangles.

Referensi:

Wrahatnala, Bondet.  2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Artikel diperbarui pada 24 November 2020.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề