Contoh tanaman yang siklus calvinnya terjadi di sel-sel mesofil adalah

Tanaman C3 adalah tanaman yang memiliki kemampuan adaptif pada lingkungan yang memiliki kandungan CO2 atmosfer tinggi.[1] Tanaman C3 ketika proses fotosintesis berlangsung, CO2 akan langsung masuk dalam siklus Calvin. Selain itu, fotorespirasi tanaman C3 tergolong rendah sebab tidak memerlukan energi dalam proses fikasasi.[2]

Fisiologi Tanaman C3

Setiap tanaman melakukan fotosintesis untuk menghasilkan energi, pada umumya fotosintesis melalui dua tahapan yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang yaitu perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dengan output O2, sedangkan reaksi gelap yaitu terjadinya reaksi siklik, CO2 dan energi yang didapat dari reaksi terang berupa ATP dan NADPH membentuk gula. Siklus Calvin juga terjadi pada reaksi gelap dan menghasilkan 3PGA. Tipe fotosintesis pada tanaman C3 yaitu hasil pertama dari proses fotosintesis yakni molekul 3 karbon [3 Phospho gliseric acid], dan Fiksasi CO2 melalui siklus Calvin.[3] Efisiensi tanaman C3 rendah disebabkan karena enzim Rubisco berperan ganda yaitu untuk pengikatan CO2 dan pengaktifan Oksigenase ketika fotorespirasi.[3] Tanaman C3 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Sel seludang tanaman c3 berukuran kecil dibandingkan dengan tanaman c4 atau CAM, namun jumlahnya cukup banyak.
  2. CO2 difiksasi Rubisco à siklus Calvin [dalam mesofil], Rubisco merupakan enzim yang membantu fiksasi CO2 [fosfogliserat].
  3. Rubisco daya ikat lebih rendah
  4. Adaptasi: panas + lembap, penyesuaian diri tanaman C3 pada keadaan yang cukup panas dan lembab, dibandingkan dengan tanaman CAM atau C4 yang lebih mampu beradaptasi pada lingkungan panas.
  5. Laju fotosintesis lebih rendah disebabkan karena dalam proses fiksasi, tanaman C3 tidak menggunakan banyak energi.[3]

Contoh Tanaman C3

Beberapa contoh tanaman C3 di antaranya padi, kedelai, gandum, anggota leguminosae, aglonema dan durian. Tanaman-tanaman ini masuk pada kategori C3 karena cara mengikat CO2 dari atmosfer dan menghasilkan produk awal dari asimilasi.[1][2]

Referensi

  1. ^ a b Yozar Perkasa, Achmad; Siswanto, Totong; Shintarika, Feni; Aji, Titistyas Gusti [2017-09-01]. "Studi Identifikasi Stomata pada Kelompok Tanaman C3, C4 dan CAM". Jurnal Pertanian Presisi. 1: 59–72. 
  2. ^ a b "Perbedaan Proses Fotosintetis pada Tanaman C3, C4 dan CAM". Bibit Online. 2019-02-25. Diakses tanggal 2020-03-01. 
  3. ^ a b c "Mekanisme Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman" [PDF]. Diarsipkan dari versi asli [PDF] tanggal 2020-03-31. 

Artikel bertopik biokimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tanaman_C3&oldid=21720806"

 87,422 total views,  307 views today.

Prof. Ika Mariska sedang menyampaikan materi kuliah umum Materi kuliah umum yang disampaikan oleh Prof. Riset Dr. Ika Mariska ini sengaja dipilih karena sering muncul permasalahan dalam regenerasi tanaman baik untuk seleksi in vitro maupun rekayasa genetik. Para peneliti masih banyak yang belum memiliki pemahaman yang mendalam mengenai prinsip-prinsip dasar fisiologi tanaman. Kita ketahui, bahwa fiologi tumbuhan sangatlah memegang peranan penting di dalam proses regenerasi tanaman. Materi Kuliah Umum terdiri dari 3 bagian, yaitu [1] Fotosintesis pada tanaman C3, C4, dan CAM, [2] Meningkatkan peluang keberhasilan transformasi genetik tanaman, dan [3] Pengembangan lahan Marjinal/Suboptimal. Adapun isi materi Kuliah Umum secara detail adalah sebagai berikut: Fotosintesis Tanaman C3, C4, dan CAM Pertumbuhan adalah pertambahan volume yang meliputi pembelahan dan pemanjangan sel serta proses awal dari diferensiasi, sedangkan perkembangan adalah spesialisasi struktur dan fungsi dari sel membentuk jaringan dan organ tanaman. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para peneliti bertujuan untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis dengan menurunkan respirasi tanaman. Saat ini pemanasan global telah menjadi isu dunia, di mana Indonesia telah merasakan adanya peningkatan suhu bumi. Kondisi ini disebabkan oleh industrialisasi yang menyebabkan peningkatan CO2 di muka bumi. Peningkatan CO2 dari 300 ppm menjadi 340 ppm diharapkan dapat meningkatkan laju fotosintesis yang merupakan proses penangkapan energi cahaya matahari oleh kloroplas untuk membentuk senyawa organik yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup umat manusia di mukabumi. Namun demikian, kenyataannya peningkatan suhu bumi tidak secara nyata meningkatkan fotosintesis, tetapi meningkatkan laju fotorespirasi. Fotorespirasi merupakan proses perombakan komponen organik menjadi energi yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk itu saat ini tengah dibicarakan bagaimana cara meningkatkan [1] efisiensi fotosintesis, [2] menurunkan laju fotorespirasi, dan [3] pengoptimalan lahan suboptimal. Secara umum fotosintesis terjadi melalui 2 tahap reaksi, yaitu :
  1. Reaksi terang, yaitu proses konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen [O2]
  2. Reaksi gelap, yaitu terjadinya seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi [ATP dan NADPH] dengan bantuan enzim Rubisco [pada tanaman C3]. Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang.. Dalam reaksi gelap terjadi Siklus Calvin yang membentuk senyawa antara, yaitu 3PGA.
Terdapat 3 tipe fotosintesis, yaitu:
  1. C3: Hasil pertama dari fotosintesis adalah molekul yang mempunyai 3 atom karbon, yaitu 3 PGA [Phospho gliseric acid]. Pada tanaman C3 fiksasi CO2 terjadi melalui siklus calvin. Contoh tanaman C3 adalah gandum, kentang, kedelai, dan lain-lain.
  2. C4: Hasil dari fotosintesis adalah molekul dengan 4 atom karbon, yaitu malat. Contoh tanaman C4: jagung, tebu, sorgum.
  3. CAM [Crasculacean Acid Metabolism]. Seperti halnya tanaman C4, pada tanaman CAM molekul pertama dari fotosintesis adalah malat. Tanaman CAM mempunyai keistimewaan, yaitu dapat dorman pada keadaan ekstrim tanpa merusak sel, dan akan tumbuh kembali pada keadaan normal. Contoh tanaman CAM adalah kaktus, stone crop.
Tanaman C3 Tanaman C3 mempunyai efisiensi fotosintesis yang rendah karena enzim Rubisco mempunyai peran ganda, yaitu [a] untuk pengikatan CO2, dan [b] pengaktifan oksigenase dalam Fotorespirasi. Pada tanaman C3, pemanfaatan CO2 hanya sebesar 50% karena adanya  fotorespirasi, sehingga efisiensi fotosintesis rendah. Tanaman C4:
  1. Mempunyai 2 tipe sel fotosintesis, yaitu mesofil dan bundle-sheath, sehingga CO2 yang dihasilkan dari siklus Calvin di Bundel Sheath ditangkap kembali dan dipergunakan di mesofil.
  2. Fiksasi CO2 dilakukan oleh enzim PEPC yang afinitas terhadap CO2 lebih tinggi dibandingkan pada tanaman C3, yaitu enzim Rubisco. Substrat pada tanaman C4 adalah CA [Carbonic Anhydrose].
  3. Ada pemisahan tempat antara: reduksi NO2 + NO3 dan reduksi CO2
  4. Tidak ada fotorespirasi yang terukur.
Tabel 1. Perbedaan antara tanaman C3 dan C4

C3

C4

Tidak mempunyai seludang pembuluh [bundle sheath] Mempunyai kloroplas dalam seludang pembuluh [bundle sheath].
CO2 difiksasi Rubisco à siklus Calvin [dalam mesofil] CO2 difiksasi PEP membentuk asam berantai C4, ditranslokasi di seludang pembuluh
Rubisco daya ikat lebih rendah PEPC daya ikat kuat
Tidak mempunyai PEPC Mempunyai Rubisco [

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề