Daerah penghasil aspal yang terdapat di wilayah sulawesi tenggara adalah

Teman Sampaijauh, pernahkah kamu mendengar atau berkunjung salah satu pulau di wilayah Sulawesi bernama Pulau Buton? Yups, pulau yang berada di Sulawesi Tenggara ini memiliki daya tarik dan pesona alam yang indah. 

Berbagai jurnal wisata dunia, menyebut jika Pulau Buton memiliki beragam keragaman hayati yang tinggi, sehingga dikenal sebagai benteng terakhir keragaman Bioregion Wallacea. Hebatnya lagi pulau dengan penduduk kurang lebih 500.000 jiwa ini disebut sebagai penghasil aspal alami terbesar di dunia. 

Cadangan aspal alami di pulau dengan luas 4.408 km2 ini diperkirakan bisa mencapai 650 juta ton atau 80% dari cadangan aspal alami dunia. Disparsultra mencatat cadangan aspal tersebut diyakini tidak akan habis diolah hingga 300 tahun. 

Saat ini, pemerintah tengah mengembangkan potensi aspal alami dari Buton untuk dapat diekspor ke luar negeri. Diketahui, jenis aspal alami baru terdapat di dua tempat, yakni di Trinidad, Amerika Serikat dan Pulau Buton, Indonesia. 

Selain itu, jika kamu berkunjung ke Buton, bisa menikmati wisata tambang aspal yang berada di Desa Wining, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton. Tetapi, untuk masuk ke kawasan ini, wisatawan wajib meminta izin kepada penanggung jawab wilayah tersebut. 

Tidak hanya itu saja, di area wisata tambang terdapat air terjun yang bersembunyi di balik hutan rimbun dan bukit beraspal, bernama Air Terjun Wabalamba. Masih belum banyak masyarakat setempat yang mengetahui keberadaan air terjun ini, untuk itu Air Terjun Wabalamba masih terlihat bersih terasa segar. 

Dari tempat lain, terdapat juga benteng terluas di dunia bernama Benteng Keraton Buton yang terletak di Bukit Walio, Kota Bau-bau. Benteng ini memiliki luas sekitar 23.375 hektar dan tinggi sekitar 2,7 meter. Terbuat dari bahan batu kapur, batu kali dan pasir, benteng yang dibuat pada masa Sultan Buton III [La Sangaji] di abad 16 ini diketahui awalnya hanyalah sebuah tumpukan batu untuk pembatas istana dengan wilayah pemukiman rakyat. 

Masuk masa pemerintahan Sultan Buton ke-4, tumpukan batu tersebut benar-benar dibuat kokoh layaknya benteng istana kerajaan. Pada bagian benteng tertentu, juga ada tempat persembunyian untuk keluarga Sultan, bernama benteng Sorawolio. 

Untuk mengetahui lebih detail, kamu bisa langsung berkunjung ke Pulau Buton yang berada di Sulawesi Tenggara. Disarankan, saat berkunjung ke tempat tersebut waktu yang tepat yakni saat musim kemarau.

Tahukah Anda bahwa pembangunan infrastruktur memang sangat diperlukan oleh tiap-tiap negara, termasuk Indonesia. Salah satu yang paling perlu dilakukan adalah pengaspalan jalan. Jalan yang sudah diaspal tentu bisa memberikan kenyamanan ketika berkendara. Pembangunan ini tentu bisa dimaksimalkan, mengingat bahwa ada lima daerah di Indonesia yang menjadi penghasil aspal terbesar.

Daerah Penghasil Aspal di Indonesia

1. Sulawesi Tenggara

Provinsi yang ada di sebelah tenggara Sulawesi ini ternyata merupakan salah satu daerah penghasil aspal terbesar di Indonesia. Tepatnya di Pulau Buton, Anda bisa menjumpai kawasan yang benar-benar memiliki aset alam terbesar di Sulawesi ini.

tekstur jalanan aspal

Pastinya juga dengan kualitas yang bagus. Setidaknya jika ditotal maka kekayaan aspal di Pulau Buton bisa mencapai 2300 triliun rupiah. Jumlah yang tentunya sangat fantastis.

Sejarah penemuan deposit aspal alam di Pulau Buton sudah ada sejak zaman Belanda. Penemuan ini dilakukan oleh Geolog asli Belanda bernama W.H. Hetzel pada 21 Oktober 1924, kemudian pada tahun 1984 perusahaan negara yang menaungi pengelolaan aspal Buton berubah nama menjadi PT. Sarana Karya.

Pemanfaatan aspal Buton juga sangat bervariasi. Adapun pemanfaatan yang masih terus dilakukan hingga saat ini ialah aspal minyak. Metode aspal minyak diketahui jauh lebih praktis dan efisien. Namun, hal inilah yang membuat aspal Buton masih kurang dapat bersaing dengan aspal impor.

2. Jawa Timur

Daerah penghasil aspal terbesar berikutnya setelah Sulawesi Tenggara adalah Jawa Timur. Anda bisa menemukan lokasi kekayaan aspal tersebut tepatnya berada di Wonokromo, bahkan daerah ini juga diklaim sebagai penghasil aspal terbesar di Pulau Jawa. Di tempat ini banyak dijumpai aspal berkualitas bagus, meskipun tidak sebanyak di Pulau Buton.

Aspal Wonokromo banyak didistribusikan untuk pembangunan infrastruktur Indonesia. Cairan kental dengan kandungan senyawa oksigen, sulfur, hidrokarbon, dan klor ini sangat bagus untuk pengerasan jalan serta memiliki sifat viskoelastis. Kiranya produksi aspal di Wonokromo bisa terus ditingkatkan demi pembangunan infrastruktur yang terus merata.

3. Jawa Tengah

Tepatnya di Cilacap Anda juga bisa menemukan daerah penghasil aspal di Indonesia berikutnya. Di daerah ini aspal dikelola oleh PT. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap dengan sejumlah kilang minyak yang kompetitif di dunia. Adapun untuk aspal Cilacap diproduksi oleh Kilang LOC I, II, dan III dari jenis crude oil. Lebih detailnya berjenis asphaltic semisolid non metalik.

ilustrasi pabrik produksi aspal

Aspal yang dihasilkan di Cilacap ini juga larut dalam carbon disulphide sekaligus bersifat adhesive atau waterproofing. Secara umum, aspal di Cilacap ini dikemas dalam bentuk drum dan bulk. Aspal ini seringkali dipakai untuk keperluan pembuatan jalan serta landasan pesawat khususnya untuk perekat serta bahan kedap air.

Selain itu, aspal ini juga sangat bagus guna coating anti karat, penyekat suara hingga penyekat getaran dan suara. Jadi, aspal Cilacap ini juga kerap dipakai untuk pembangunan jalan-jalan di Pulau Jawa.

4. Sumatera Selatan

Sumatera Selatan juga turut serta menjadi penyumbang aspal terbesar di Indonesia. Lokasi tepatnya berada di Musi Banyuasin. Bahkan belum lama ini pemerintah setempat mengklaim bahwa pembuatan pabrik aspal karet berbasis lateks pravulkanisasi miliknya, yang akan segera diselesaikan menempati urutan pertama di Indonesia.

Dengan pabrik ini tentu diharapkan bahwa pengelolaan aspal karet akan semakin maksimal. Bahkan aspal hasil produksinya bisa didistribusikan sampai ke luar daerah.

Pemerintah setempat senantiasa optimis mengingat telah tersedianya lahan perkebunan karet di lokasi tersebut yang luasnya hingga mencapai 337 ribu hektare. Apabila ada kekurangan bahan, nantinya bisa langsung membeli di Bengkulu maupun Jambi.

5. Riau

Kian merangkaknya pembangunan infrastruktur di Indonesia membuat pasar aspal terus memperlebar potensinya. Salah satu penghasil aspal cukup besar di Indonesia berikutnya ada di Riau, tepatnya Dumai. Tahun lalu saja penjualan aspal curah Dumai mencapai 1000 metrik ton ke TAC Rabana Aspalindo Lampung. Padahal itu adalah produksi pertama hasil kerjasama dengan Pertamina MOR I.

pekerjaan jalanan aspal

Aspal produksi Dumai tersebut tergolong produk yang ideal bagi negara beriklim tropis seperti Indonesia. Bahkan produk aspal ini sudah memperoleh rekognisi yang berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum, sebagai referensi pengerjaan proyek berskala nasional dan provinsi. Tentu saja ini bisa menjadi ladang perekonomian yang baik bagi masyarakat Dumai dan sekitarnya.

Pengelolaan aspal yang berada di Patra Batu Bintang Commercial Estate ini mampu mencukupi kebutuhan aspal curah di sejumlah wilayah Sumatera, misalnya Riau, Jambi, Sumatera Barat, serta Sumatera Utara. Adapun jenis aspal yang didistribusikan tersebut masih berupa aspal curah dengan pengelolaan metode tertentu.

Barang tambang berupa aspal tentu perlu mendapatkan pengelolaan yang baik agar bisa terus dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Khususnya dalam pencanangan program pembangunan infrastruktur tentunya aspal perlu menjadi prioritas. Jangan lupa untuk bijak dalam menggunakannya. Kiranya bisa terus mencukupi kebutuhan masyarakat luas hingga ke skala nasional.

Inilah kisah ironi dari Pulau Buton yang terkenal sebagai daerah penghasil aspal di Indonesia. Aspal identik dengan jalan raya yang mulus. Namun, tidak demikian dengan Buton.

Sebulan lalu, warga Kelurahan Gonda Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Bau-Bau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, menanam delapan pohon pisang dan sebatang pohon nanas di jalan nasional yang menghubungkan Kota Bau-Bau dengan Kabupaten Buton.

Tidak sulit bagi warga untuk menanam pohon itu. Hampir seluruh bagian aspal jalan nasional selebar 5 meter itu sudah terkelupas sehingga terlihat lapisan tanah di bawahnya.

Bagian jalan yang hancur membentuk lubang-lubang yang cukup besar sedalam lebih dari 10 sentimeter. Pada musim hujan, lubang-lubang itu menyerupai kolam berair keruh.

Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, ada tujuh tambang aspal di Buton, yaitu Kabungka, Winto, Winil, Siantopina, Ulala, Ereke, dan Lawele. Total deposit aspal mencapai 660 juta ton. Dengan jumlah itu, diperhitungkan bisa diproduksi 2 juta ton per tahun.

Warga sekitar jalan itu sangat kecewa karena jalan tidak kunjung diperbaiki. Beragam kecelakaan, terutama terhadap pengendara sepeda motor, terjadi di sepanjang jalan rusak itu. Banyak pula mobil mogok karena sumbu dan per roda patah.

Lurah Gonda Baru La Iria [54] mengatakan, tindakan warga menanam pohon di badan jalan adalah wujud kekecewaan, bukan hendak mengganggu pengguna jalan lain. Karena itu, pohon-pohon ditanam sedikit ke tepi jalan.

Dalam pemantauan, Rabu [16/6], kerusakan jalan mulai terlihat saat masuk Kelurahan Keisabu Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Bau-Bau. Hampir seluruh jalan tak beraspal, dipenuhi batu sebesar bola tenis.

Menjelang masuk ke Kelurahan Gonda Baru di perbatasan Kota Bau-Bau dengan Kabupaten Buton, kerusakan jalan makin parah. Lubang-lubang besar makin sering dijumpai. Pengendara mobil harus meliuk ke kanan dan ke kiri untuk menghindari lubang.

Data Dinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau menunjukkan, panjang jalan nasional di wilayah Kota Bau-Bau pada tahun 2009 adalah 62,076 kilometer [km]. Sepanjang 8,04 km di antaranya rusak berat. Tidak banyak perubahan karena jalan nasional yang rusak berat pada tahun 2008 tercatat sepanjang 8,35 km.

Perekonomian tersendat

Poros jalan rusak itu merupakan jalur vital karena menghubungkan Pasarwajo, ibu kota Kabupaten Buton, dengan Kota Bau-Bau sebagai kota pelabuhan. Akibatnya, aktivitas perekonomian warga tersendat.

La Amu [34], sopir angkot jurusan Bau-Bau-Pasarwajo, mengatakan, trayek yang ditempuhnya berjarak 48 km. Jika kondisi jalan bagus, jarak itu dapat ditempuh selama satu jam. Namun, La Amu harus menempuh trayeknya selama dua jam.

La Amu harus mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp 500.000 per bulan untuk perawatan angkotnya. Onderdil yang seharusnya berfungsi selama enam bulan hanya dapat digunakan selama dua minggu. Untuk mengurangi kerugian, La Amu berangkat ke Pasarwajo dan kembali ke Bau-Bau tiga atau empat hari kemudian.

Ami [28], pedagang sayur di Pasarwajo, harus berbelanja di Pasar Karya Nugraha, Bau-Bau, karena sayuran tidak tersedia di daerahnya. Dalam satu bulan Ami berbelanja empat kali. Ongkos satu kali perjalanan ke Bau-Bau Rp 50.000 lebih.

Barang belanjaan Ami dijual relatif mahal di Pasarwajo. Misalnya, tomat yang dibeli Rp 14.000 per kilogram dijual di Pasarwajo Rp 18.000 per kilogram.

Wali Kota Bau-Bau MZ Amirul Tamim prihatin dengan kondisi itu. Sejak tahun 2003, Amirul berinisiatif memperbaiki jalan nasional dengan dana APBD meski jalan itu merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.

Menurut Amirul, sudah ada 30 km jalan nasional yang diperbaiki. Sisanya diperbaiki dengan dana APBN. ”Memang masih ada yang rusak. Tidak mungkin kami memperbaiki semuanya,” kata Amirul.

Apa pun status jalan itu, warga seperti La Amu dan Ami hanya menginginkan jalan tersebut segera diperbaiki. ”Kami disuruh bayar pajak tepat waktu. Kapan pemerintah bisa membangun tepat waktu?” kata La Amu. [Herpin Dewanto]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Page 2

Lihat Foto

KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO

Warga melintas di jalan negara di Kelurahan Gonda Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, Selasa [15/6]. Jalan yang menghubungkan Kota Bau-Bau dengan Kabupaten Buton tersebut tidak pernah diperbaiki selama bertahun-tahun dan telah menimbulkan banyak kecelakaan dan kerugian material.

Inilah kisah ironi dari Pulau Buton yang terkenal sebagai daerah penghasil aspal di Indonesia. Aspal identik dengan jalan raya yang mulus. Namun, tidak demikian dengan Buton.

Sebulan lalu, warga Kelurahan Gonda Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Bau-Bau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, menanam delapan pohon pisang dan sebatang pohon nanas di jalan nasional yang menghubungkan Kota Bau-Bau dengan Kabupaten Buton.

Tidak sulit bagi warga untuk menanam pohon itu. Hampir seluruh bagian aspal jalan nasional selebar 5 meter itu sudah terkelupas sehingga terlihat lapisan tanah di bawahnya.

Bagian jalan yang hancur membentuk lubang-lubang yang cukup besar sedalam lebih dari 10 sentimeter. Pada musim hujan, lubang-lubang itu menyerupai kolam berair keruh.

Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, ada tujuh tambang aspal di Buton, yaitu Kabungka, Winto, Winil, Siantopina, Ulala, Ereke, dan Lawele. Total deposit aspal mencapai 660 juta ton. Dengan jumlah itu, diperhitungkan bisa diproduksi 2 juta ton per tahun.

Warga sekitar jalan itu sangat kecewa karena jalan tidak kunjung diperbaiki. Beragam kecelakaan, terutama terhadap pengendara sepeda motor, terjadi di sepanjang jalan rusak itu. Banyak pula mobil mogok karena sumbu dan per roda patah.

Lurah Gonda Baru La Iria [54] mengatakan, tindakan warga menanam pohon di badan jalan adalah wujud kekecewaan, bukan hendak mengganggu pengguna jalan lain. Karena itu, pohon-pohon ditanam sedikit ke tepi jalan.

Dalam pemantauan, Rabu [16/6], kerusakan jalan mulai terlihat saat masuk Kelurahan Keisabu Baru, Kecamatan Sorawolio, Kota Bau-Bau. Hampir seluruh jalan tak beraspal, dipenuhi batu sebesar bola tenis.

Menjelang masuk ke Kelurahan Gonda Baru di perbatasan Kota Bau-Bau dengan Kabupaten Buton, kerusakan jalan makin parah. Lubang-lubang besar makin sering dijumpai. Pengendara mobil harus meliuk ke kanan dan ke kiri untuk menghindari lubang.

Data Dinas Pekerjaan Umum Kota Bau-Bau menunjukkan, panjang jalan nasional di wilayah Kota Bau-Bau pada tahun 2009 adalah 62,076 kilometer [km]. Sepanjang 8,04 km di antaranya rusak berat. Tidak banyak perubahan karena jalan nasional yang rusak berat pada tahun 2008 tercatat sepanjang 8,35 km.

Perekonomian tersendat

Poros jalan rusak itu merupakan jalur vital karena menghubungkan Pasarwajo, ibu kota Kabupaten Buton, dengan Kota Bau-Bau sebagai kota pelabuhan. Akibatnya, aktivitas perekonomian warga tersendat.

La Amu [34], sopir angkot jurusan Bau-Bau-Pasarwajo, mengatakan, trayek yang ditempuhnya berjarak 48 km. Jika kondisi jalan bagus, jarak itu dapat ditempuh selama satu jam. Namun, La Amu harus menempuh trayeknya selama dua jam.

La Amu harus mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp 500.000 per bulan untuk perawatan angkotnya. Onderdil yang seharusnya berfungsi selama enam bulan hanya dapat digunakan selama dua minggu. Untuk mengurangi kerugian, La Amu berangkat ke Pasarwajo dan kembali ke Bau-Bau tiga atau empat hari kemudian.

Ami [28], pedagang sayur di Pasarwajo, harus berbelanja di Pasar Karya Nugraha, Bau-Bau, karena sayuran tidak tersedia di daerahnya. Dalam satu bulan Ami berbelanja empat kali. Ongkos satu kali perjalanan ke Bau-Bau Rp 50.000 lebih.

Barang belanjaan Ami dijual relatif mahal di Pasarwajo. Misalnya, tomat yang dibeli Rp 14.000 per kilogram dijual di Pasarwajo Rp 18.000 per kilogram.

Wali Kota Bau-Bau MZ Amirul Tamim prihatin dengan kondisi itu. Sejak tahun 2003, Amirul berinisiatif memperbaiki jalan nasional dengan dana APBD meski jalan itu merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.

Menurut Amirul, sudah ada 30 km jalan nasional yang diperbaiki. Sisanya diperbaiki dengan dana APBN. ”Memang masih ada yang rusak. Tidak mungkin kami memperbaiki semuanya,” kata Amirul.

Apa pun status jalan itu, warga seperti La Amu dan Ami hanya menginginkan jalan tersebut segera diperbaiki. ”Kami disuruh bayar pajak tepat waktu. Kapan pemerintah bisa membangun tepat waktu?” kata La Amu. [Herpin Dewanto]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề