Dewan pemilihan Khalifah yang dibentuk untuk memilih khalifah ketiga diketuai oleh

Ilustrasi Foto: Unsplash

UTSMAN bin Affan menjabat sebagai khalifah menggantikan Umar bin Khattab, tepatnya pada tahun 23 H. Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan para sahabat, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin Khattab sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah.

Tiga hari setelah Umar bin Khattab wafat, keenam kandidat kemudian berkumpul dan bermusyawarah selama tiga hari di bawah panitia pemilihan yang terdiri dari Abdullah bin Umar, Abu Thalhah al-Anshari, al-Miqdad, dan Suhaib.

Musyawarah pemilihan ini dimulai dengan pembukaan dari Abdurrahman bin Auf yang berkata: “Pilihlah tiga orang di antara kalian.”

BACA JUGA: Orang-orang Pengganti Khalifah Umar

Zubair bin al-Awwam berkata: “Aku memilih Ali.”

Thalhah bin Ubaidilah berkata: “Aku memilih Utsman.”

Sa’ad bin Abi Waqqash berkata: “Aku memilih Abdurrahman bin Auf.”

Abdurrahman bin Auf lalu berkata kepada Ali dan Utsman: “Aku memilih salah satu di antara kalian berdua yang sanggup memikul tanggung jawab ini. Jadi, sampaikanlah pendapat kalian mengenai hal ini.”

Ali maupun Utsman terhening tidak memberikan jawaban. Abdurrahman bin Auf pun memahami keduanya. Lalu Abdurrahman berkata, “Apa kalian hendak memikulkan tanggung jawab ini kepadaku? Bukankah yang paling berhak memikulnya adalah yang terbaik di antara kalian?”

Mendengar hal itu, Ali dan Utsman berkata: “Ya benar.”

Abdurrahman bin Auf kemudian memandangi para sahabat yang hadir dan meminta pandangan mereka. la kemudian berkata kepada Ali: “Jika kau tidak mau kubaiat, sampaikan pandanganmu.”

Ali bin Abi Thalib berkata, “Aku memilih Utsman.”

Lalu Abdurrahman bin Auf memandang Utsman bin Affan.

Utsman pun berkata, “Aku memilih Ali bin Abu Thalib.”

Dari keenam kandidat tidak ada satu pun yang mau mengajukan diri untuk dibaiat, begitu pun dengan dua kandidat terakhir, Ali dan Utsman. Oleh karena itu, musyawarah pun ditunda.

Pada hari kedua, Abdurrahman bin Auf berkeliling Madinah menjumpai para sahabat dan memintai pendapat mereka.

Akhirnya di malam hari ketiga, Abdurrahman bin Auf memanggil Zubair bin aI-Awwam dan Sa’ad bin Abi Waqqash, mereka bertiga kemudian bermusyawarah. Setelah ketiganya selesai bermusyawarah, Abdurrahman bin Auf kemudian memanggil Ali bin Abi Thalib dan keduanya berbincang hingga tengah malam. Ketika Ali pergi setelah selesai berbincang-bincang, Abdurrahman bin Auf kemudian memanggil Utsman bin Affan dan keduanya berbincang-bincang hingga azan subuh berkumandang. Pagi itu, kaum muslimin berkumpul di Masjid Nabi. Dihadiri oleh enam kandidat, wakil kaum Muhajirin dan Anshar, serta para pemimpin pasukan.

Abdurrahman bin Auf kemudian memandang Ali bin Abi Thalib dan membacakan syahadatain, ia berkata kepada Ali sambil memegang tangannya: “Engkau punya hubungan dekat dengan Rasulullah, dan sebagaimana diketahui, engkau pun lebih dulu masuk Islam. Demi Allah, jika aku memilihmu, engkau harus berbuat adil. Dan jika aku memilih Utsman, engkau harus patuh dan taat. Wahai Ali, aku telah berkeliling menghimpun pendapat berbagai kalangan, dan ternyata mereka lebih memilih Utsman. Aku berharap engkau menerima ketetapan ini.”

BACA JUGA: Orang Quraisy Terguncang ketika Umar bin Khattab Memeluk Islam

Setelah berkata kepada Ali, Abdurrahman bin Auf berkata kepada Utsman: “Aku membaiatmu atas nama sunnah Allah dan Rasul-Nya, juga dua khalifah sesudahnya.”

Ali bin Abi Thalib adalah orang kedua yang berkata yang sama kepada Utsman untuk membaiatnya sebagai khalifah pengganti Umar. Saat itu juga semua kaum muslimin yang hadir serempak membaiat Utsman sebagai khalifah kaum muslimin.

Maka Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai salat di Masjid Madinah. []

Sumber: Sahabat Rasulullah Ustman bin Affan/ Penulis: M. Syaikuhudin/ Penerbit: Balai Pustaka/ 2012

Utsman bin Affan terpilih sebagai khalifah melalui musyawarah dan baiat

Jumat , 04 Jun 2021, 14:50 WIB

tangkapan layar wikipedia

Utsman bin Affan terpilih sebagai khalifah melalui musyawarah dan baiat. [ilustrasi] utsman bin affan

Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umar bin Khattab menetapkan penentuan khalifah penggantinya di bawah majelis syura yang beranggotakan enam orang. Di antaranya, Utsman bin Affan, Ali bin Abi thalib, Thalhah bin Ubaidullah, az Zubair bin al Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abu Waqqash. 

Baca Juga

Dilansir dari laman Youm7 pada Kamis [3/6], dalam Al Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir djelaskan bahwa Umar merasa berat untuk memilih salah seorang di antara mereka. 

Beliau berkata, "Aku tidak sanggup untuk bertanggung jawab tentang perkara ini baik ketika aku hidup maupun setelah aku mati. Jika Allah menghendaki kebaikan terhadap kalian, Dia akan membuat kalian bersepakat untuk menunjuk seorang yang terbaik di antara kalian sebagaimana telah membuat kalian sepakat atas penunjukan orang yang terbaik setelah Nabi kalian ﷺ". 

Di antara yang menunjukkan kesempurnaan kewaraan beliau, beliau tidak memasukkan dalam anggota majelis syura tersebut Said bin Zaid bin Amr bin Nufail karena dia adalah anak paman beliau. 

Beliau khawatir dia akan diangkat karena posisinya sebagai anak paman beliau, dan dia adalah salah seorang yang diberitakan masuk surga, bahkan pada riwayat al Madainy dari para Syaikhnya bahwa dia [Said bin Zaid] mendapat pengecualian di antara mereka, Umar katakan, "Kamu tidak termasuk anggota majelis syura." Umar berkata kepada anggota majelis syura, "Apakah Abdullah [anak beliau] ikut hadir? Dia tidak termasuk dalam keanggotaan majelis ini."   

Bahkan, beliau memberikan pendapat dan nasihat kepada anggota tersebut agar dia [Abdullah] jangan diberi jabatan tersebut. Beliau juga mewasiatkan agar Shuhaib bin Sinan ar Rumy mengimami sholat selama tiga hari sampai musyawarah itu tuntas dan majelis syura mempunyai kesepakatan atas urusan tersebut.  

Mereka bermusyawarah membicarakan tentang urusan ini hingga akhirnya hanya terpilih tiga kandidat. Zubair menyerahkan jabatan khalifah tersebut kepada Ali bin Abi Thalib, Saad kepada Abdur Rahman bin Auf, dan Thalhah kepada Utsman bin Affan.  

Abdurrahman bin Auf berkata kepada Ali dan Utsman, "Sesungguhnya aku melepaskan hakku untuk salah seorang di antara kalian berdua yang berlepas diri dari perkara ini, Allah sebagai pengawasnva. Sungguh akan diangkat sebagai khalifah salah seorang yang terbaik di antara dua orang yang tersisa."  

Ucapan ini membuat Utsman dan Ali terdiam. Kemudian Abdurrahman melanjutkan, "Aku akan berusaha untuk menyerahkan jabatan tersebut kepada salah seorang di antara kalian berdua dengan cara yang benar." Mereka berdua berkata, "Ya." 

Kemudian masing-masing mereka memberikan khutbahnya yang menyebutkan tentang keistimewaannya dan berjanji jika mendapat jabatan tersebut tidak akan menyimpang dan jika ternyata tidak, maka dia akan mendengar dan mentaati orang yang diangkat. Mereka berdua menjawab, "Ya." Lantas mereka pun bubar. 

Abdurrahman berusaha selama tiga hari tiga malam tidak tidur dan hanya melakukan sholat, doa, dan istikharah serta bertanya-tanya kepada mereka yang mempunyai pendapat tentang dua kandidat ini, dan tidak dijumpai seorang pun yang tidak condong kepada Utsman.   

Ketika tiba pagi hari yang keempat setelah wafatnya Umar bin Khattab, Abdurrahman mendatangi rumah kemenakannya, al Miswar bin Makhramah dan berkata, "Apakah engkau tidur ya Miswar? Demi Allah aku sangat sedikit tidur sejak tiga hari yang lalu. Pergilah untuk memanggil Ali dan Utsman!" Al Miswar berkata, "Siapa yang pertama harus kupanggil?" beliau berkata, "Terserah padamu." Maka aku pun pergi menemui Ali dan aku katakan, "Pamanku tadi memanggilmu," Ali bertanya, "Apakah dia juga memanggil yang lain selainku?" jawabku, "Benar"  

Ali bertanya, "Siapa?" jawabku, "Utsman bin Affan." Ali bertanya lagi, "Siapa yang dia panggil pertama kali di antara kami?" Jawabku, "Beliau tidak menyuruhku seperti itu, tetapi dia katakan terserah padamu siapa yang terlebih dahulu engkau panggil dan akhirnya aku mendatangimu."  Maka Ali pun pergi keluar bersamaku. Tatkala kami melintasi rumah Utsman bin Affan, Ali duduk dan aku masuk ke dalam rumah, aku dapati beliau sedang melaksanakan sholat witir menjelang fajar. Lantas dia bertanya sebagaimana yang ditanyakan Ali kepadaku, lantas dia pun keluar. 

Kemudian kami menghadap kepada pamanku yang sedang melaksanakan sholat. Ketika selesai mengerjakan sholat, beliau mendatangi Ali dan Utsman seraya berkata, "Sesungguhnya aku telah bertanya kepada masyarakat tentang kalian berdua dan tidak seorang pun dari mereka yang lebih mengistimewakan antara kalian berdua". Kemudian beliau mengambil perjanjian dari mereka berdua jika menempati jabatan tersebut harus bersikap adil dan jika tidak, maka dia harus mendengar dan menaati. 

Lantas, Abdurrahman membawa mereka ke masjid. Waktu itu Abdurrahman memakai serban yang dipakaikan Rasulullah ﷺ sambil membawa pedang. Beliau mengutus ke tengah-tengah masyarakat Muhajirin dan Anshar lalu diserukan untuk sholat berjamaah. 

Maka, masjid menjadi penuh dan orang-orang saling berdesakkan sehingga tidak ada tempat bagi Utsman untuk duduk kecuali di tempat paling belakang, beliau adalah seorang pemalu. 

Kemudian, Abdurrahman bin Auf naik ke atas mimbar Rasulullah ﷺ dan berdiri sangat lama sambil berdoa dengan doa yang sangat panjang dan tidak terdengar oleh orang banyak lalu berkata, "Wahai sekalian manusia! Aku telah menanyakan keinginan kalian baik secara pribadi maupun di depan umum, namun aku tidak dapati seorang pun yang condong kepada salah seorang dari mereka berdua, baik Ali maupun Utsman. Wahai Ali kemarilah!". 

Maka bangkitah Ali dan berdiri di bawah mimbar kemudian Abdurrahman memegang tangannya seraya berkata, "Apakah engkau mau di bai'at untuk tetap setia menjalankan Alquran, sunnah Nabi-Nya ﷺ dan apa yang telah dilakukan Abu Bakar dan Umar?" Ali Menjawab, "Tidak, akan tetapi akan aku jalankan sesuai dengan kemampuanku".

Lalu Abdurrahman melepaskan pegangannya dan memanggil Utsman, "Wahai Utsman kemarilah!" Maka Utsman pun bangkit dan tangannya dipegang Abdur Rahman lalu bertanya, "Apakah engkau mau dibaiat untuk tetap setia menjalankan Alquran, sunnah Nabi-Nya dan apa yang telah dilakukan Abu Bakar dan Umar?" Utsman menjawab, "Ya!".

Lantas Abdurrahman menengadahkan kepalanya ke atap masjid sambil memegang tangan Utsman dan berkata, "Ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah dengarkanlah dan saksikanlah, Ya Allah sesungguhnya aku telah alihkan beban yang ada di pundakku ke pundak Utsman bin Affan."

Sumber: youm7 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề