Inilah amalan sunah yang bisa dilakukan sebelum dan sesudah shalat Idul Fitri
Ahad , 01 May 2022, 02:01 WIB
Umat Muslim melakukan shalat Idul Fitri di Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang. ilustrasi [Republika/Wihdan]
Red: Hasanul Rizqa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hari Idul Fitri dirayakan dengan gegap-gempita oleh kaum Muslimin sedunia. Tanggal 1 Syawal menjadi momen kemenangan bagi umat Islam yang telah menjalani ibadah puasa Ramadhan satu bulan penuh.
Pada pagi hari 1 Syawal, ada ajakan bagi setiap Muslim untuk bersuka cita. Shalat Idul Fitri merupakan suatu syiar Islam yang besar. Rasulullah SAW, sebagaimana hadis riwayat Bukhari dan Muslim, mengimbau umatnya untuk melaksanakannya di lapangan terbuka.
Bahkan, gadis-gadis yang baru dewasa [baligh] atau dalam pingitan dianjurkan untuk ikut keluar rumah. Demikian pula dengan yang sedang menstruasi. Meskipun kaum perempuan itu tidak ikut shalat, hal ini menandakan besarnya keberkahan shalat Id.
Berikut adalah sunah Nabi Muhammad SAW saat sebelum dan sesudah shalat Idul Fitri.
Pertama, mandi sunah sebelum berangkat shalat Idul Fitri. Waktunya bisa sebelum atau sesudah shalat subuh pagi hari 1 Syawal.
Kedua, berhias serta memakai parfum dan bersiwak [gosok gigi]. Ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas.
Ketiga, mengenakan pakaian yang terbaik. Hadis riwayat Jabir bin Abdillah menyebutkan, Nabi SAW memiliki jubah yang beliau gunakan ketika hari raya dan hari Jumat. Akan tetapi, jangan pula berlebih-lebihan. Misalnya, sutra adalah bahan yang bagus, tetapi kaum pria dilarang memakainya.
Keempat, makan sebelum berangkat ke tempat shalah Idul Fitri. Anjuran makan ini untuk menegaskan kesan bahwa Ramadhan sudah berlalu. Apalagi, 1 Syawal adalah salah satu dari hari-hari yang di dalamnya dilarang berpuasa.
Dari Anas bin Malik, diriwayatkan bahwa Nabi SAW tidak berangkat ke lapangan pada hari raya Idul Fitri sebelum makan beberapa kurma. Rasul SAW pun memakannya dalam hitungan ganjil, yakni tiga, atau lima, atau seterusnya bila ingin tambah.
Tentunya, makanan yang dimaksud tidak mesti kurma, tetapi bisa sajian apa saja yang halalan thayyibah.
Kelima, mengumandangkan takbir. Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa dia mengeraskan bacaan takbir pada saat Idul Fitri dan Idul Adha ketika dalam perjalanan ke lapangan lokasi shalat. Hal itu dilakukannya sampai imam datang.
Sementara itu, ada anjuran bagi kaum perempuan untuk tidak mengeraskan bacaan takbir. Demikian pula, dalam memakai wewangian, agar tidak berlebih-lebihan.
Ketika imam sudah tiba, maka jamaah dapat mengumandangkan takbir dengan arahan dari imam. Hal itu dilakukan hingga dimulainya shalat Id.
Keenam, saling menyapa dengan salam dan doa. Terutama sesudah shalat Idul Fitri usai, jamaah dapat bersalam-salaman satu sama lain. Hal itu untuk mempererat tali silaturahim di hari yang penuh berkah ini.
Alquran surah an-Nisa ayat 86 telah memberi arahan. Artinya, “Jika kalian diberi salam dalam bentuk apa pun, maka balaslah dengan salam yang lebih baik atau jawablah dengan yang semisal.”
Salah satu ucapan yang masyhur saat silaturahim di Idul Fitri adalah “Taqabbalallahu minna wa minkum.” Ucapan ini disemarakkan kalangan tabiin dan tabitt tabiin. Jawabannya ialah ucapan yang sama.
Salam-salaman ini tentu tak hanya di lokasi shalat, tetapi dalam perjalanan pulang dan di rumah. Makin banyak kaum Muslimin yang kita silaturahim, maka makin baik. Karena itu, Rasul SAW memberi contoh.
Dalam hadis riwayat Jabir bin Abdillah, disebutkan bahwa Nabi SAW ketika melaksanakan shalat Id, beliau memilih jalan yang berbeda [ketika berangkat dan pulang].
Baca Juga
Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...
Perwira Aktif TNI-Polri Jadi Penjabat Kepala Daerah, Kembalinya Dwifungsi?
Diperbarui 15 Mar 2022, 22:30 WIB
Perbesar
Biar puasanya lebih semangat, ini jadwal sholat, imsakiyah, dan buka puasa hari ke-5, 21 Mei 2018. [Ilustrasi: Wikimedia Commons]
Salat, yang merupakan rukun Islam setelah syahadat, tentu adalah hal yang sangat penting untuk ditegakkan setiap umatnya agar agama Islam tetap berdiri di muka Bumi.
Selain ibadah wajib salat yang berjumlah 5 waktu dalam sehari, terdapat deretan ibadah salat sunah yang bisa dikerjakan untuk memetik pahala lebih, atau bahkan dikerjakan sesuai dengan momen dan kebutuhan Anda. Berikut deretan salat sunah seperti dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Salah satu salat sunah yang memiliki keutamaan yang besar meskipun hanya dua rakaat. Salat sunah ini adalah salat fajar yang dilakukan sebelum subuh. Dilansir dari Dream.co.id, dalam sebuah riwayat shahih, Rasulullah Muhammad SAW bersabda tentang keutamaan yang terkandung dalam salat sunah Fajar.
"Dua rakaat salat fajar lebih baik dari dunia seisinya."
Salat sunah fajar memiliki banyak nama. Ada yang menyebutnya dengan salat sunah qabla subuh karena dikerjakan sebelum subuh. Ada pula yang menamainya salat sunah barad dengan alasan salat dikerjakan saat dinginnya pagi.
Syeikh An Nawawi Al Bantani dalam Nihayatuz Zain kemudian membolehkan niat salat sunah ini menggunakan istilah apa saja. Yang perlu diperhatikan, salat ini jangan sampai dikerjakan berlama-lama karena hukumnya sunah.
Rasulullah SAW juga melaksanakan salat sunnah ini dengan singkat. Sehingga, dalam sholat, Rasulullah terbiasa membaca Surat Al Kafirun usai Surat Al Fatihah pada rakaat pertama dan Surat Ikhlas usai Al Fatihah pada rakaat kedua.
Bisa juga membaca Al Insyirah pada rakaat pertama usai Al Fatihah. Sedangkan pada rakaat kedua membaca Surat Al Fiil. Kebiasaan bacaan salat sunnah seperti ini juga dilakukan Rasulullah SAW.
Kemudian, Syeikh An Nawawi juga menganjurkan membaca bacaan zikir khusus usai salat sunah fajar dan menunggu subuh. Bacaan tersebut yaitu "Ya Hayyu Ya Qayyum Laa Ilaaha Illa Anta" selama 40 kali dilanjutkan Al Ikhlas 11 kali, Al Falaq 1 kali, lalu An Nas 1 kali, dan ditutup dengan Subhanallah wa Bihamdihi, Subhanallahil Adhim, Astaghfirullah sebanyak 100 kali.
Berikut bacaan niat salat sunah Fajar seperti dilansir dari NU Online.
"Usholli sunnatas shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala."
Namun bacaan niat ini tak selalu saklek seperti di atas. Pasalnya, banyak istilah yang merujuk pada penamaan salat sunah Fajar ini. Jadi, Anda bisa juga menggunakan "ushalli sunnatal fajri rok'ataini ada'an lillahi ta'ala." Atau "ushalli sunnatal barodi rok'ataini ada'an lillahi ta'ala."
Berikut deretan macam-macam sholat sunnah yang bisa Anda kerjakan sesuai waktu dan kebutuhan Anda. Dilansir dari Islamidia, berikut ulasannya.
1. Salat wudu
Salat wudu adalah salat sunah dua rakaat yang dikerjakan seusai wudu.
2. Salat Tahiyatul Masjid
Salat tahiyatul masjid adalah salat sunah dua rakaat yang dikerjaan ketika masuk masjid, sebelum Anda duduk. Salat tahiyatul merupakan salat untuk menghormati masjid.
3. Sholat Dhuha
Salat duha adalah salat sunah dua sampai 12 rakaat yang dikerjakan ketika matahari telah naik.
4. Salat Rawatib
Salat sunah rawatib adalah salat sunah yang dikerjakan mengiringi salat fardu atau salat wajib. Terdapat dua macam salat rawatib, yakni salat rawatib qabliyah yang dikerjakan sebelum salat fardhu, atau bakdiyah yang dikerjakan setelahnya.
5. Salat Tahajud
Sholat tahajud adalah salat sunah yang dilakukan di waktu malam. Sebaiknya dilakukan di sepertiga malam terakhir dan sesudah kita terlelap sebelumnya. Salat sunah ini minimal dilakukan 2 rakaat.
6. Salat Istikharah
Salat istikharah adalah salat sunah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik jika kita sedang dihadapkan dengan dua pilihan. Waktu yang baik untuk melakukan salat sunah ini adalah dua per tiga malam terakhir.
7. Salat Hajat
Salat hajat adalah salat sunah yang dilakukan untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Salat sunah ini dilakukan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat dengan salam tiap 2 rakaat.
8. Salat Mutlaq
Salat mutlaq adalah salat sunah yang tidak memiliki kaidah waktu pengerjaan dan tidak memiliki sebab untuk dilakukan. Jumlah rakaatnya pun tidak dibatasi.
9. Salat Taubat
Salat sunnah adalah salat yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT.
10. Salat tasbih
Salat tasbih adalah sholat sunnah sebanyak 4 rakaat yang dikerjakan pada siang hari dengan satu salam, atau malam hari dengan 2 salam.
Salat tasbih memiliki tata cara yang agak berbeda dengan salat biasa, karena tiap gerakan diselingi bacaan tasbih sebanyak 10 kali atau 15 kali dengan total bacaan tasbih tiap salatnya berjumlah 75.
11. Salat Tarawih
Salat tarawih adalah salat sunah sesudah isya yang dilakukan pada bulan Ramadan.
12. Salat Witir
Salat witir adalah salat sunah muakkad atau dianjurkan yang dirangkaikan sebagai penutup salat tarawih.
13. Salat Hari Raya
Salat hari raya adalah salat sunah yang dilakukan pada hari raya Idul Fitri 1 Syawal dan Idul Adha 10 Dzulhijah. Hukum dari salat hari raya adalah sunnah muakkad atau dianjurkan.
14. Salat Khusuf
Salat khusuf adalah sholat sunah yang dilakukan saat terjadi gerhana matahari atau bulan. Salat sunnah ini dikerjakan minimal dua rakaat.
15. Salat Istiqa
Salat istiqa adalah salat sunah yang ditujukan untuk meminta hujan kepada Allah.
Berbicara soal salat sunah sebelum salat wajib, hal ini tentu merupakan bagian dari salat sunah rawatib.
Salat sunah rawatib adalah salat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah salat fardhu, atau lebih kita kenal dengan salat lima waktu.
Salat sunah rawatib yang dikerjakan sebelum salat fardhu disebut dengan salat sunah Qobliyah. Sedangkan salat sunah rawatib yang dikerjakan setelah salat fardu disebut dengan salat sunah bakdiyah.
Tentang waktu pelaksanaan salat sunah rawatib ini telah dijelaskan dalam sebuah hadits di bawah ini.
Ibnu Qudamah berkata: "Setiap sunah rawatib qobliyah maka waktunya dimulai dari masuknya waktu salat fardhu hingga salat fardhu dikerjakan, dan salat rawatib bakdiyah maka waktunya dimulai dari selesainya salat fardhu hingga berakhirnya waktu salat fardhu tersebut". [Al-Mughni 2/544]
Salat sunnah rawatib yang muakkad atau bersifat sangat dianjurkan untuk dikerjakan, adalah sebagai berikut:
- 2 rakaat sebelum salat subuh
- 2 atau 4 rakaat sebelum salat zuhur
Sedangkan yang bersifat ghoiru muakkad atau kurang ditekankan atau disarankan adalah sebagai berikut:
- 2 atau 4 rakaat sebelum salat ashar [jika dikerjakan 4 rakaat, dikerjakan dengan 2 kali salam]
- 2 rakaat sebelum magrib
Salat sunnah sebelum dilaksanakannya shalat jumat disebut salat sunah qabliyah Jumat. Dilansir dari NU Online, ada dua kemungkinan pengerjaan salat sunah sebelum salat Jumat, yang pertama adalah saat sunah mutlak yang waktu pelaksanaannya berakhir pada saat imam memulai khutbah. Kedua, salat sunah qobliyah Jumat yang sifatnya masih menjadi perdebatan antara para ulama.
Ada banyak pendapat soal salat sunnah ini. Pendapat pertama berbunyi shalat qabliyyah Jum'ah dianjurkan untuk dilaksanakan atau bersifat sunah. Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Abu Hanifah serta Syafi'iyyah. Pendapat kedua, salat qabliyah Jumat tidak disunnahkan menurut Imam Malik.
Berikut hadis yang menganjurkan salat sunah qabliyah Jumat.
"Semua salat fardlu itu pasti diikuti oleh salat sunah qabliyah dua rakaat". [HR.Ibnu Hibban yang telah dianggap sahih dari hadist Abdullah Bin Zubair]. Hadis ini secara umum menerangkan adanya salat sunah qabliyah tanpa terkecuali salat Jumat.
Lanjutkan Membaca ↓