Dilihat dari segi jumlah perawinya hadits dapat dibedakan menjadi

Oleh: Muhammad Farid Wajdi

Related Post: Pengantar Ilmu Hadits

BLOGGURU – Hadits dapat dibedakan dalam berbagai klasifikasi. Ada yang dibedakan berdasakan ujung sanadnya, ada pula yang dibedakan berdasarkan keutuhan rantai sanadnya, jumlah penutur, ataukah berdasakan tingkat keaslian haditsnya.

Untuk hadist yang dibedakan berdasarkan jumlah penutur, itu dibedakan lagi menjadi beberapa kategori. Jumlah penutur yang dimaksud disini ialah  jumlah penutur dalam tiap tingkatan sanad, sehingga kategori bagiannya adalah sebagai berikut:

Hadist Mutawatir

Kata mutawatir menurut lughat [secara bahasa] ialah mutatabi, yang berarti beriring-iringan atau berturut-turut antara satu dengan yang lain. Sedangkan menurut istilah ialah suatu hasil hadits tanggapan pancaindera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta.

Jadi, Hadis mutawatir memiliki beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan generasi [thaqabah] berimbang.

Hadist mutawatir sendiri masih dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu:

  1. Hadits Mutawatir Lafzi, hadits yang lafad-lafad para perawi itu sama, baik hukum maupun ma’nanya;
  2. Hadits Mutawatir Ma’nawy, hadits yang berlainan bunyi lafaz dan maknanya, tetapi dapat diambil dari kesimpulannya atau satu makna yang umum;
  3. Hadits Mutawatir Amaly, sesuatu yang mudah dapat diketahui bahwa hal itu berasal dari agama dan telah mutawatir di antara kaum muslimin bahwa Nabi melakukannya atau memerintahkan untuk melakukannya atau serupa dengan itu.

Hadist Ahad

Hadits Ahad yaitu Hadist yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadis ahad kemudian dibedakan atas tiga jenis antara lain:

  1. Hadist Aziz, Apabila terdapat dua jalur sanad. Dua penutur pada salah satu lapisan, pada lapisan lain lebih banyak;
  2. Hadist Gharib, diriwayatkan oleh satu sanad, satu penutur. Meski begitu dalam lapisan lain mungkin terdapat banyak penutur;
  3. Hadist Masyhur, diriwayatkan oleh tiga penutur pada satu lapisan dan lapisan lebih banyak. serta tidak mencapai derajat mutawatir.

Demikianlah pengertian Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad. Semoga dapat dipahami. Wallahu ‘alam bish-shawab. [*]

Lihat pula: Hadits tentang Menuntut Ilmu dan Menghargai Waktu

Muhammad Farid Wajdi, Pengasuh Ponpes Modern Putri IMMIM Minasatene-Pangkep/Guru Mapel Al-Qur’an-Hadits di Kelas VII, VIII, dan IX [TP. 2021/2022].

Kapanlagi.com - Sebagai umat muslim, mengetahui macam-macam hadist sangat dianjurkan sebagai pedoman dalam hidup. Hadist sendiri sudah dipercayai sebagai pedoman hidup setelah Al-Quran. Hadist merupakan sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan seseorang kepada orang lain. Hadits sebagaimana tinjauan Abdul Baqa' adalah isim dari tahdith yang berarti pembicaraan. Kemudian didefinisikan sebagai ucapan, perbuatan atau penetapan yang disandarkan kepada Nabi SAW.

Perlu kalian ketahui pula jika hadist mempunyai beragam klasifikasinya sesuai ketentuan pembentukannya seperti bermulanya ujung sanad, keutuhan rantai sanad, jumlah penutur [rawi] serta tingkat keaslian hadis. Oleh sebab itulah, kalian juga harus mengetahui macam-macam hadist. Hal ini lantaran banyaknya hadist yang berasal dari sumber maupun kalangan palsu. Supaya menambah pengetahuan kita mengenai macam-macam hadist, berikut ini penjelasan lengkap macam-macam hadist sesuai klasifikasinya.

[credit: freepik]

Macam-macam hadist yang pertama yaitu berdasarkan ujung sanad. Sanad sendiri merupakan rantai periwayat hadist. Sedangkan Rawi merupakan orang yang menyampaikan hadist tersebut [contoh: Bukhari, Musaddad, Yahya, Syu'bah, Qatadah dan Anas]. Awal sanad adalah orang yang mencatat hadist dalam bukunya. Orang ini disebut mudawwin atau mukharrij. Berikut ini macam-macam hadist berdasarkan ujung sanad.

-Hadist Marfu', merupakan hadist yang sanadnya langsung pada Nabi Muhammad SAW.

-Hadist Mauquf, merupakan hadist yang sanadnya terhenti pada para sahabat nabi tanpa ada tanda-tanda baik secara perkataan maupun perbuatan yang menunjukkan derajat marfu. Contoh: Al Bukhari dalam kitab Al-Fara'id [hukum waris] menyampaikan bahwa Abu Bakar, Ibnu Abbas dan Ibnu Al-Zubair mengatakan: "Kakek adalah [diperlakukan seperti] ayah". Pernyataan dalam contoh itu tidak jelas, apakah berasal dari Nabi atau sekadar pendapat para sahabat.

-Hadis Maqthu', adalah hadis yang sanadnya berujung pada para tabi'in [penerus] atau sebawahnya.

[credit: freepik]

Macam-macam hadist selanjutnya yaitu berdasarkan keutuhan rantai sanad. Hadist berdasarkan keutuhan rantai sanad merupakan setiap penutur pada tiap tingkatan dimungkinkan secara waktu dan kondisi untuk mendengar dari penutur di atasnya. Adapun macam-macam hadist berdasarkan keutuhan rantai sanad yaitu sebagai berikut.

-Hadist Mu'dial, merupakan apabila sanad terputus pada dua generasi penutur berturut-turut. Hadis Mu'allaq, bila sanad terputus pada penutur 5 hingga penutur 1, alias tidak ada sanadnya.

-Hadist Musnad, merupakan hadist yang apabila urutan sanad yang dimiliki hadis tersebut tidak terpotong pada bagian tertentu. Urut-urutan penutur memungkinkan terjadinya penyampaian hadis berdasarkan waktu dan kondisi, yakni rawi-rawi itu memang diyakini telah saling bertemu dan menyampaikan hadis. Hadis ini juga dinamakan muttashilus sanad atau maushul.

-Hadist Munqathi', merupakan hadist apabila sanad putus pada salah satu penutur, atau pada dua penutur yang tidak berturutan, selain shahabi.

-Hadist Mudallas, Bila salah satu rawi mengatakan si A berkata … atau hadist ini dari si A..tanpa ada kejelasan ...kepada saya... yakni tidak tegas menunjukkan bahwa hadis itu disampaikan kepadanya secara langsung. Bisa jadi antara rawi tersebut dengan si A ada rawi lain yang tidak terkenal, yang tidak disebutkan dalam sanad.

[credit: freepik]

Macam-macam hadist selanjutnya yaitu berdasarkan jumlah penutur. Jumlah penutur yaitu jumlah penutur dalam tiap tingkatan sanad. Adapun hadist dalam jumlah penutur dibagi menjadi:

-Hadist Mutawatir, Kata mutawatir Menurut lughat ialah mutatabi yang berarti beriring-iringan atau berturut-turut antara satu dengan yang lain. Sedangkan menurut istilah ialah Suatu hasil hadits tanggapan pancaindera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat untuk dusta. Jadi hadis mutawatir memiliki beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan generasi [thaqabah] berimbang. Hadist mutawatir sendiri masih dibagi lagi menjadi tiga jenis yaitu:

Hadits Mutawatir Lafzi, hadits yang lafad-lafad para perawi itu sama, baik hukum maupun ma'nanya.

Hadits Mutawatir Ma'nawy. hadits yang berlainan bunyi lafaz dan maknanya, tetapi dapat diambil dari kesimpulannya atau satu makna yang umum.

Hadits Mutawatir Amaly. Sesuatu yang mudah dapat diketahui bahwa hal itu berasal dari agama dan telah mutawatir di antara kaum muslimin bahwa Nabi melakukannya atau memerintahkan untuk melakukannya atau serupa dengan itu.

-Hadist Ahad, hadist yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadis ahad kemudian dibedakan atas tiga jenis antara lain:

Hadist Aziz, Apabila terdapat dua jalur sanad. Dua penutur pada salah satu lapisan, pada lapisan lain lebih banyak.

Hadist Gharib, diriwayatkan oleh satu sanad, satu penutur. Meski begitu dalam lapisan lain mungkin terdapat banyak penutur.

Hadist Masyhur, diriwayatkan oleh tiga penutur pada satu lapisan dan lapisan lebih banyak. serta tidak mencapai derajat mutawatir.

[credit: freepik]

Berdasarkan tingkat keaslian hadist, dibagi menjadi 4 macam. Berikut ini penjelasan lengkapnya:

-Hadist Sahih, hadits shahih sanadnya bersambung dan tidak ada cacatnya atau rusak. Adapun persyaratan hadist sahih yaitu sanadnya tersambung, pada menerima rawi, masing masing rawi sudah cukup umur dan beragama Islam, tidak bertentangan dan tidak mencacatkan hadist, Diriwayatkan oleh para penutur/rawi yang adil, istiqomah, berakhlak baik, dan ingatannya kuat.

-Hadist Hasan, merupakan macam-macam hadits yang sanadnya tersambung. Menurut Ibnu Hajar, hadist hasan merupakan jenis hadist yang dinukilkan oleh orang yang adil, yang kurang kuat ingatannya, yang muttasil sanadnya, tidak cacat, dan tidak ganjil.

-Hadist Maudlu, apabila hadist dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai sanadnya dijumpai penutur yang dikenal sebagai pendusta

-Hadist Dhaif, Jenis hadits ini tidak memenuhi kriteria hadits shahih dan hasan karena disebabkan oleh beberapa hal, yaitu keterputusan sanad dan perawinya bermasalah.

Itulah macam-macam hadist berdasarkan klasifikasinya. Smeoga menambah pengetahuan kalian untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga bermanfaat.

Yuk Baca Lagi

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề