Gangguan sistem ekskresi dengan ciri terdapat kadar glukosa dalam urine disebut

Penyakit

Diabetes adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah. Terdapat dua jenis diabetes, yaitu diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2.

Pada diabetes melitus tipe 2 atau sering disebut penyakit gula darah tinggi, tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau terganggunya kerja insulin. Padahal insulin diperlukan tubuh untuk mengontrol kadar gula [glukosa].

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar [Riskesdas] tahun 2013, terjadi peningkatan angka penderita gula darah tinggi atau diabetes melitus tipe 2, dari 1,1% [2007] menjadi 2,1% [2013].

Sementara itu Badan Kesehatan Dunia [WHO] memprediksi kenaikan jumlah penyandang gula darah tinggi atau diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.

Gula darah tinggi atau diabetes melitus [DM] tipe 2 dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Misalnya: makroangiopati [gangguan pembuluh darah besar, seperti pembuluh darah jantung, pembuluh darah otak], mikroangiopati [gangguan pembuluh darah kecil], neuropati [gangguan persarafan], kardiomiopati [kelainan otot jantung], dan disfungsi ereksi. Selain itu, penderita diabetes mellitus juga rentan terkena infeksi.

Artikel Lainnya: Kiat agar Penderita Diabetes Mellitus Tak Alami Komplikasi

Gejala yang umumnya dirasakan oleh penderita gula darah tinggi atau diabetes melitus tipe 2 adalah:

  • Polifagia [keinginan untuk makan terus- menerus atau cepat merasa lapar]
  • Poliuria [produksi urine berlebih, yaitu lebih dari 2,5 liter dalam 24 jam]
  • Polidipsi [rasa haus berlebihan]
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

Selain itu juga terdapat beberapa gejala yang tidak khas, antara lain:

  • Lemah
  • Kesemutan [rasa baal di ujung-ujung jari kaki atau tangan]
  • Gatal pada kulit
  • Penglihatan mata kabur
  • Disfungsi ereksi pada pria
  • Pruritus vulva [gatal pada kemaluan] pada wanita
  • Luka yang sulit sembuh

Artikel Lainnya: Kenali Faktor Risiko Diabetes Melitus

Hingga saat ini belum dapat dipastikan penyebab gula darah tinggi atau diabetes melitus tipe 2. Meski demikian, beberapa hal diduga sebagai faktor risiko penyakit ini, yaitu:

  • Obesitas [berat badan berlebih]
  • Faktor genetis atau riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2 dalam keluarga
  • Hipertensi [tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau sedang dalam terapi hipertensi]
  • Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir bayi 4000 gram atau pernah didiagnosis diabetes gestasional
  • Perempuan dengan riwayat PCOS [polycistic ovary syndrome]
  • Riwayat GDPT [Glukosa Darah Puasa Terganggu] atau TGT [Toleransi Glukosa Terganggu]
  • Aktivitas fisik yang kurang

Artikel Lainnya: Ini Negara dengan Kasus Diabetes Melitus Terendah

Diagnosis gula darah tinggi atau diabetes melitus tipe 2 dapat ditentukan melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Dalam wawancara medis, dokter akan menanyakan gejala/ keluhan yang Anda rasakan.

Sementara itu, melalui pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pengecekan terhadap beberapa hal berikut:

  • Penilaian berat badan dan indeks massa tubuh
  • Pemeriksaan mata untuk memastikan penurunan tajam penglihatan
  • Uji sensibilitas/ sensorik kulit dengan mikrofilamen

Selain itu juga bisa dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut:

  • Gula darah puasa
  • Gula darah 2 jam sesudah makan
  • Tes urine lengkap

Artikel Lainnya: Kendalikan Diabetes Melitus dengan Gula Rendah Kalori

Seseorang dapat didiagnosis menderita diabetes melitus tipe 2 jika didapati hal-hal berikut dari hasil pemeriksaan:

  • Ditemukan gejala klasik diabetes melitus tipe 2 seperti poliuria [produksi urine berlebih], polidipsia [rasa haus yang berlebihan], dan polifagi [keinganan untuk makan terus-menerus atau cepat merasa lapar].
  • Kadar glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL [11,1 mmol/L]. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan tanpa berpuasa terlebih dahulu.
  • Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Artinya, Anda akan diminta berpuasa setidaknya 8 jam sebelum melakukan pemeriksaan.
  • Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral [TTGO] 200 mg/dL [11,1 mmol/L].

Pengobatan untuk penyakit gula darah tinggi atau diabetes melitus [DM] tipe 2 difokuskan pada perubahan gaya hidup. Selain itu juga diperlukan penggunaan obat-obatan seperti obat hipoglikemik oral [OHO] atau suntikan insulin. Untuk memastikan pengobatan yang tepat, tentunya diperlukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Artikel Lainnya: Diabetes Melitus dan Diabetes Insipidus, Gejala Serupa Beda Obat

Bersamaan dengan dimulainya pengobatan diabetes melitus tipe 2, maka juga diberikan konseling dan edukasi bagi penderita diabetes. Konseling dan edukasi meliputi pemahaman tentang:

  • Fakta bahwa meski penyakit diabetes melitus tipe 2 tidak dapat sembuh, penderita tetap dapat mengontrolnya.
  • Gaya hidup sehat. Misalnya: berolahraga secara teratur, menjaga pola makan yang sehat, dan menghindari rokok.
  • Perlunya melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter untuk mengetahui respons pengobatan dan deteksi dini jika terjadi komplikasi.

Klikdokter

Penasaran dengan kondisi ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Apa itu glikosuria?

Glikosuria adalah kondisi ketika urine mengandung gula. Padahal, normalnya ginjal akan menyerap gula kembali ke pembuluh darah, bukan dikeluarkan melalui urine.

Kondisi ini sering kali terjadi jika seseorang memiliki kadar glukosa dalam darah yang tinggi atau disebut juga hiperglikemia.

Terkadang, hal ini bisa terjadi meski kadar gula darah normal atau bahkan rendah. Kondisi ini dikenal dengan sebutan glikosuria ginjal dan kondisi ini sangat jarang terjadi.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Adanya glukosa pada urine adalah kondisi yang umum terjadi, terutama pada pasien diabetes atau penyakit ginjal.

Meski begitu, kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada orang dengan faktor risiko tertentu. Untuk menurunkan risikonya, konsultasikan lebih lanjut ke dokter.

Tanda dan gejala glikosuria

Umumnya, gejala akan bergantung pada penyebabnya dan tidak selalu ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.

Bahkan, glikosuria ginjal bisa menunjukkan hasil negatif pada kadar gula darah tetapi justru positif pada urine. Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidak mengalami gejala apapun.

Namun, jika glikosuria disebabkan kadar gula darah yang tinggi, misal pada kondisi diabetes, Anda dapat mengalami gejala sebagai berikut.

  • Terus haus atau mengalami dehidrasi.
  • Mudah lapar.
  • Buang air kecil lebih sering, dan kadang tidak bisa ditahan.

Jika kondisi tersebut merupakan tanda dari diabetes tipe 2, Anda mungkin juga mengalami gejala berikut ini.

  • Penurunan berat badan secara drastis.
  • Kelelahan.
  • Penglihatan terganggu.
  • Luka yang tidak sembuh-sembuh.
  • Kulit menjadi gelap di lipatan leher, ketiak, dan lainnya.

Penyebab glikosuria

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề