HPP ditambah dengan laba yang diinginkan adalah cara Menghitung brainly


Salah satu rahasia kesuksesan dalam menjalankan bisnis, yaitu mengerti cara menghitung harga jual barang dengan benar. Kali ini kita akan belajar bagaimana menghitung harga jual sehingga bisnis yang kita jalankan dapat menuai laba besar dan tumbuh.

Tujuan Anda menjalankan bisnis tentu saja untuk mendapatkan penghasilan. Pastinya, dalam mendapatkan penghasilan atau uang dalam menjual produk atau jasa, penghasilan harus cukup untuk menutup biaya yang timbul, dan harus mendapatkan laba, bahkan untuk mengembangkan bisnis.

Kecenderungan kita secara umum adalah bahwa kita ingin menjual barang dengan harga mahal dan mendapatkan keuntungan yang sangat besar, dapatkah ini dilakukan? Tentu saja jika Anda menjual barang mewah, ini biasanya bisa dilakukan, oleh karena itu nilai merek sangat penting untuk meningkatkan penghasilan dan laba.

Jika barang yang Anda jual dalam kategori Mewah, Selamat Anda “BEBAS” memberikan harga jual sesuai dengan nilai merek Anda. Mungkin Anda dapat menjual 10 bahkan 100 kali modal atau biaya pembelian / produksi barang yang Anda hasilkan.

Baca juga: Perbedaan Purchase Order dan Invoice, Pengertian Dan Manfaatnya

Tetapi kali ini kita akan memfokuskan uraian tentang cara menentukan harga jual suatu produk dan layanan secara umum. Menentukan harga per unit barang atau jasa meskipun terlihat mudah, tetapi dalam praktiknya bisa sangat sulit, karena umumnya ada 2 [dua] tantangan.

  1. Harga jual terlalu murah, dengan harga yang murah kita bisa jual lebih banyak. Namun sayangnya kita tidak dapat menghasilkan lebih banyak keuntungan bahkan bisa kalah. Ini terjadi misalnya karena kesalahan perhitungan dengan biaya yang dikeluarkan.
  2. Harga jual terlalu mahal, otomatis ketika kita memprediksi harga jual yang terlalu mahal, -karena dibandingkan dengan barang-barang lain atau penjual lainnya. Atau pelanggan tidak bersedia menghabiskan uang sebesar nilai yang Anda tawarkan dibandingkan dengan manfaat yang akan mereka dapatkan dari barang yang Anda jual. Menjual barang terlalu mahal juga karena Anda salah menghitung biaya penjualan Anda, atau membeli barang dari pemasok yang lebih mahal, sehingga harga modal Anda lebih tinggi dari saingan Anda

Bagaimana Cara Menghitung Harga Jual Barang?

Dari dua kasus di atas, terlihat dalam menentukan harga jual ini sangat penting dan itu sangat terkait dengan harga modal atau biaya pembelian, atau harga bahan baku jika Anda membuat produksi seperti menjual makanan yang terdiri dari banyak bahan mentah.

Berikut beberapa cara menentukan harga jual barang:

Harga Markup

Markup biasanya dihitung sebagai persentase dari biaya akuisisi produk. Biaya perolehan dapat menjadi biaya pembelian barang atau jasa atau biaya produksi.

Langkah pertama dalam menambahkan persentase markup ke biaya produk adalah memutuskan berapa banyak markup untuk keuntungan Anda. Setelah Anda memilih persentase markup, tentukan biaya produk, yang mencakup tidak hanya biaya barang, tetapi juga overhead jika ada biaya produksi, biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi, termasuk tunjangan untuk hal-hal seperti kerusakan barang dan barang hilang.

Harga Jual = Harga Perolehan + [Harga Perolehan x % Markup]

Berikut adalah contoh menghitung harga jual menggunakan metode harga markup, misalnya Anda memiliki restoran Bakso dengan biaya satu porsi 15.000 IDR, dengan menghitung semua biaya seperti bahan baku [mie, bakso, rempah-rempah], biaya produksi seperti karyawan, gas, listrik, sewa tempat sampai risiko barang tidak laku. Jadi jika Anda ingin mendapatkan untung 25% berarti harga jual Anda menjadi:

Harga Jual = 15,000 IDR + [ 15,000 IDR x 25%]
Harga Jual = 18,750 IDR

Dengan demikian Anda mendapat untung dari 3,750 IDR per porsi, lalu Anda kalikan dengan target penjualan Anda per hari, per bulan dan perhatikan penghitungan ini apakah Anda mendapat untung yang cukup dengan menjual 18.750 IDR per porsi.

Baca juga: Stock Opname: Pengertian Dan Tujuannya

Harga Margin

Kita sering menggunakan kata-kata ini, berapa margin nya? Jadi berbeda dengan markup di mana harga markup kita menambah persentase ke harga akuisisi [modal], tetapi pada persentase harga margin diperoleh dari perbandingan harga jual dan harga akuisisi [modal].

Harga margin umumnya digunakan, karena kita sudah tahu berapa harga yang kita inginkan. Tetapi penting untuk melakukan perhitungan margin karena untuk membandingkan harga jual yang kita coba untuk menentukan harga perolehan sehingga harga kita tidak terlalu murah karena banyaknya kompetisi sehingga kita rugi atau terlalu mahal sehingga tidak bersaing. Berikut Rumus Cara Menghitung Harga Margin:

Margin = [Harga Jual – Harga Perolehan] / Harga Jual

Untuk contoh yang akan kita gunakan adalah sama dengan contoh perhitungan menggunakan metode harga markup. Contoh berikut cara menghitung harga jual menggunakan metode harga margin. Anda telah menentukan harga jual Bakso yang ingin Anda jual adalah 18.750 IDR dan biaya perolehannya 15.000, dengan demikian margin yang Anda dapatkan menjadi:

Margin = [18,750 IDR – 15,000 IDR] / 18,750 IDR
Margin = 0.2 atau 20%

Harga Keystone

Ini adalah metode pengaturan harga di mana barang dagangan dihargai untuk dijual kembali dengan jumlah dua kali harga grosir atau biaya perolehan produk. Di Indonesia Metode ini sering ditemui dalam bisnis konsinyasi di mana barang yang dijual disimpan di Departement Store misalnya.

Sebenarnya harga keystone ini sama dengan markup, tetapi perbedaannya nilai markup yang sangat besar, misalnya harga jual 2 kali dari biaya perolehan atau markup 100%. Bahkan di industri tertentu dapat mencapai 3 kali lipat dari biaya perolehan, ini bukan karena ingin mendapatkan keuntungan lipat, tetapi ada faktor seperti barang yang tidak laku akan diretur, lalu menghasilkan stok barang berlebihan atau tidak bisa dijual. Risiko ini menjadi lebih tinggi jika barang yang dijual memiliki tren seperti fashion yang merupakan tergantung mode.

Baca juga: 3 Jenis Piutang Dan Pengertiannya Yang Harus Diketahui

Harga yang dianjurkan Pemilik Merek

Jika Anda menjual barang dengan harga yang telah direkomendasikan oleh pemilik merek atau sering disebut MSRP [Manufacturing Suggested Retail Price]], maka tidak berarti Anda mengikutinya. Tetapi Anda masih harus menghitung biaya perolehan barang tersebut. Oleh karena itu metode perhitungan yang akan sangat membantu adalah menggunakan metode harga margin, sehingga Anda tahu keuntungan Anda, dan dengan menjual dengan harga standar Anda sudah tahu tentang berapa harga barang yang dijual oleh pesaing Anda.

Apakah semua penjual mengikuti harga yang disarankan oleh pemilik merek? Tentu saja tidak, karena jika bisnis ritel dijalankan dengan efisien dan dapat menghemat biaya, secara otomatis dapat menjual dengan harga yang lebih kompetitif. Tetapi jika biaya Anda terlalu besar dan harus menjual di atas harga yang disarankan, Anda harus berhati-hati karena pelanggan bisa saja mengetahui hal-hal tersebut dan beranggapan Anda ingin mendapatkan keuntungan besar. Ini akan berdampak pembeli tidak jadi membeli barang dan juga mempengaruhi pembelian barang lain karena mereka menganggap semua barang yang Anda dijual lebih mahal.

Beberapa metode cara menentukan harga jual yang telah dibahas harus digunakan untuk setiap barang yang Anda jual, dan setiap dapat dapat memiliki penilaian yang berbeda. Misalnya, Anda memilih metode harga markup, itu tidak berarti semua item yang Anda jual dengan markup 25%. Mungkin ada yang lebih tinggi karena barang itu laris manis dan sulit di pasar, atau tidak ada pesaing lain yang menjual. Ada juga item yang marginnya sangat kecil karena tersedia di mana saja.

Faktor volume penjualan tentu saja tidak kalah pentingnya, itu menjadi faktor untuk menentukan harga jual, Anda dapat menjual dengan margin yang lebih kecil, tetapi jumlah item yang dijual lebih banyak, sehingga pada akhirnya penjualan Anda meningkat dengan keuntungan yang tentu saja meningkat.
Semoga Bermanfaat.

Ada banyak cara untuk menentukan harga jual produk yang perlu Anda ketahui agar harga tidak ketinggian atau terlalu rendah.

Ada berbagai cara menentukan harga jual produk, secara umum ada 7 cara. Lalu bagaimana saja caranya? Dan kira-kira mana sih yang paling mudah untuk menentukan harga jual produk agar tidak ketinggian ataupun terlalu rendah.

7 Cara Menentukan Harga Jual Produk

1. Cost Plus Pricing Method

Metode pertama yang biasa dipakai untuk menentukan harga produk adalah cost plus pricing method.

Cost Plus Pricing Method berarti harga jual per produk dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh biaya modal terlebih dahulu. Setelah itu baru ditambahkan lagi untuk memperoleh keuntungan.

Modal yang perlu diperhitungkan bukan hanya harga beli bahan baku. Anda juga perlu menambahkan biaya operasional seperti listrik dan juga tenaga.

Cost plus pricing method jika di sederhanakan dalam sebuah rumus akan menjadi seperti ini:

Harga jual = Modal + persentase laba

Supaya Anda lebih mudah dalam memahami cost plus pricing method, berikut ini contohnya.

Anda diasumsikan memiliki usaha katering dan menerima pesanan nasi ayam goreng sebanyak 100 porsi untuk sebuah acara di kantor.

Untuk membuat pesanan ini, Anda memerlukan modal Rp 1.150.000 dengan rincian berikut:

  • Beras Rp 100.000
  • Ayam Rp 450.000
  • Sayur lalapan Rp 50.000
  • Sambal Rp 100.000
  • Bumbu lainnya Rp 50.000
  • Gas Rp 100.000
  • Kemasan Rp 100.000
  • Tenaga Rp 250.000

Di sini Anda ingin memperoleh keuntungan sebesar 20%. Maka perhitungannya adalah

Harga jual = modal + laba = Rp 1.150.000 + [20% x Rp 1.150.000] = Rp 1.150.000 + Rp 230.000 = Rp 1.380.000.

Maka harga jual per porsi dari nasi ayam goreng adalah Rp 1.380.000 : 100 = Rp 13.800.

Untuk memudahkan penentuan harga jual produk dan pengelolaan usaha. Anda bisa gunakan aplikasi keuangan.

BukuWarung jadi salah satu aplikasi yang sangat direkomendasikan, karena Anda bisa mencatat semua pengeluaran, pemasukan hingga utang piutang usaha Anda dengan mudah. Intinya pembukuan usaha Akan lebih mudah.

Untuk menggunakannya Anda bisa download aplikasi BukuWarung secara gratis di Playstore.

2. Mark-Up Pricing Methods

pexels.com

Mark-up pricing methods memiliki konsep yang mirip seperti cost plus pricing method.

Tetapi Mark-up pricing methods perhitungannya lebih sederhana karena penjual hanya perlu menambahkan modal dengan keuntungan yang ingin didapatkan.

Berbeda dengan metode pertama yang memakai persentase dari total modal. Rumusnya adalah:

Harga jual = modal + mark up

Mari gunakan rumus ini untuk menentukan harga jual dari 100 porsi nasi ayam goreng dengan modal Rp 1.150.000. Keuntungan yang ingin Anda dapatkan adalah Rp 300.000. Maka, perhitungannya akan sangat sederhana:

Harga jual = Rp 1.150.000 + Rp 300.000 = Rp 1.450.000

Hasil di atas merupakan harga jual untuk 100 porsi nasi ayam. Harga satuan didapatkan dengan membagi total harga jual dengan banyaknya porsi.

Jadi, hasilnya adalah Rp 14.500 untuk satu porsi. Lebih mudah, bukan?

3. Break Even Pricing

pexels.com

Permintaan pasar sangat berperan penting dalam menentukan harga jual suatu produk. Hal ini selaras dengan prinsip ekonomi.

Jika permintaan naik, harga produk naik. Begitu pula ketika permintaan menurun, harga produk pun ikut turun.

Break even pricing memperhatikan ongkos produksi di samping permintaan pasar dalam menentukan harga.

Apabila penjualan masih berada di bawah ambang batas break even, artinya usaha Anda merugi.

Jika penjualan lebih tinggi dari titik break even, barulah bisa dikatakan bahwa Anda berhasil  mendapatkan keuntungan.

Metode break even pricing tidak bisa diterapkan oleh semua penjual karena ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

  • Semua modal usaha dapat dikategorikan dalam konstanta dan juga variabel.
  • Semua produk dapat dipastikan terjual
  • Modal variabel per satuan produk nilainya sama.

4. Keystone Pricing

unsplash.com

Cara menentukan harga produk yang keempat adalah menggunakan keystone pricing.

Dalam metode Keystone Pricing, sebuah produk dijual dengan harga dua kali lipat dari total modal yang dibutuhkan untuk produksi.

Terdengar tidak masuk akal, bukan?

Meskipun sepertinya mustahil, metode ini sudah dipraktikkan oleh perusahaan retail sejak lama. Bahkan tidak sedikit brand terkenal yang menggunakan metode keystone pricing ini.

Tak heran mengapa harga jualnya menjadi begitu mahal.

Contoh penerapan keystone pricing adalah sebuah jaket dibuat dengan menggunakan modal Rp 150.000 kemudian dijual dengan harga Rp 300.000.

Namun metode ini tak bisa sembarangan dipakai. Kualitas produk pun harus sesuai dengan harga jual.

Semakin tinggi harga jual, kualitas produk seharusnya akan semakin bagus. Jika hal ini tidak diterapkan, produk tidak akan laku di pasaran.

5. Manufacturer Suggested Retail Price

Metode penentuan harga ini merupakan salah satu yang paling mudah karena penjual tidak perlu repot melakukan perhitungan.

Sesuai dengan namanya, manufacturer sugested retail price ini menjual barang menggunakan harga yang sudah ditetapkan dari pabrik.

Biasanya, metode ini digunakan dalam penjualan kendaraan bermotor, barang elektronik, dan juga obat. Meskipun telah ditetapkan oleh pabrik, harga di lapangan bisa saja berubah. Misalnya retailer ingin mendapatkan keuntungan lebih sehingga menaikkan harga.

Atau permintaan pasar akan barang tersebut menurun, sehingga retailer terpaksa untuk menurunkan harga supaya produk laku terjual.

Contoh penerapan manufacturer sugested retail price adalah harga sepeda motor merek X dari produsen A dijual dengan harga Rp 21.000.000.

Maka di seluruh Indonesia, harga jualnya akan sama karena telah ditetapkan oleh produsen.

6. Value Based Pricing

pexels.com

Metode penentuan harga produk yang satu ini cukup unik karena ditentukan langsung oleh pelanggan, bukan oleh penjual.

Harga jual dengan metode Valur Based Pricing akan disesuaikan dengan besarnya nilai barang tersebut bagi pembeli. Metode ini cukup sulit diterapkan karena tidak ada patokan khususnya.

Apa yang harus dilakukan penjual untuk bisa mendapatkan harga jual yang tepat?

Pertama, lakukan survei kepada beberapa orang untuk menemukan harga rata-ratanya. Sebaiknya Anda tidak hanya bertanya kepada satu atau dua orang untuk mendapatkan angka yang bagus.

Jika Anda tak memiliki akses kepada responden atau orang untuk ditanya, tetapkan saja harga yang tinggi di awal. Orang yang menganggap sebuah barang memiliki value yang begitu tinggi akan rela membayar mahal untuknya.

Mode value based pricing ini lebih sering dijumpai pada transaksi jual beli barang antik atau benda-benda koleksi.

7. Penerapan Harga Berdasarkan Pasar

pexels.com

Metode satu ini untuk menentukan harga produk dengan menggunakan modal sebagai bahan acuan.

Namun di metode yang terakhir ini justru sebaliknya. Harga pasarlah yang akan menentukan besarnya modal yang perlu dikeluarkan dan besar kecilnya keuntungan.

Contohnya pada bisnis makanan, harga standar untuk satu porsi bakso di sekitar wilayah Anda adalah Rp 13.000.

Apabila Anda ingin menjual bakso, maka harga jualnya diusahakan setara, jika lebih tinggi atau lebih rendah pun selisihnya tidak banyak.

Dengan patokan harga jual inilah Anda memperhitungkan modal yang perlu dikeluarkan. Tak hanya itu, Anda juga perlu memikirkan strategi yang tepat agar tetap bisa menghasilkan keuntungan dari bisnis bakso tersebut.

Untuk memenangkan persaingan dalam bisnis yang semacam ini, langkah yang dapat Anda lakukan adalah meningkatkan mutu produk.

Metode atau cara menentukan harga produk yang ideal tidak bisa disama ratakan untuk seluruh penjual. Yang dapat menentukan metode yang tepat adalah penjual itu sendiri.

Pilihlah metode yang paling masuk akal dan tetap menguntungkan untuk Anda sebagai penjual dan juga pembeli.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề