Ibadah salat dapat mencegah kita berbuat keji dan

Suatu hari, rumah Sayidina Ali bin Abi Thalib RA. terbakar. Saat itu, beliau sedang sujud dalam keadaan shalat. Orang-orang berteriak memperingatinya, “Api,…api,… wahai menantu Rasulullah, ada api!” Tapi beliau tidak juga mengangkat kepalanya dari sujud. Saat rampung mendirikan shalat dengan khusyuk, beliau diberitahu bahwa tadi saat sujud sudah diperingatkan ada kebakaran. Beliau menjawab, “Api neraka membuatku lupa dengan api kebakaran tadi.”

Kisah yang diceritakan dalam Risalat al-Asror itu merupakan satu dari berbagai cerita para salafus shalih tentang kekhusyukan waktu shalat. Sulit bagi kebanyakan kaum muslim mencapai derajat kekhusyukan seperti itu. Bahkan, untuk sekedar khusyuk saat shalat dalam definisi paling minimal pun sulitnya bukan main. Padahal, banyak sekali faedah yang di dapatkan dari shalat dengan khusyuk. Lalu, bagaimana dengan orang yang masih belum bisa khusyuk saat shalat, apakah  berarti ia tidak mendapatkan faedah shalat? Misalnya mencegah kemungkaran.

Baca juga: Kisah Murid Sombong yang Tak Bisa Naik Tingkat

Dalam fikih mazhab Syafi’i, khusyuk saat shalat dihukumi sunah, tapi merupakan sunah terpenting. Karena tanpa khusyuk, pahala shalat bisa tidak didapatkan. Khusyuk sendiri didefinisikan Ibnu Hajar Al-Haitami sebagai kehadiran hati dan tenangnya anggota badan saat shalat. Sementara dalam I’anat ath-Thalibin disebutkan, khusyuk bisa didapatkan bagi musholi [orang yang shalat] dengan cara menghadirkan diri dalam shalat seolah-olah dia sedang berhadapan dengan Raja dari segala raja yang maha mengetahui segala rahasia, dan secara intim berbicara pada Raja tersebut.

Dalam menjelaskan keutamaan khusyuk saat shalat, Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyertakan hadis Nabi berikut. Rasulullah SAW. bersabda :

مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلَاتُهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لَمْ يَزْدَدْ مِنَ الله إلا بعداً

Artinya : Orang yang shalatnya tidak dapat mencegahnya dari kejahatan dan kemungkaran, maka tidak bertambah apapun baginya dari Allah, selain [bahwa antara ia dan Allah jaraknya semakin bertambah] jauh. [HR. Ath-Thabrani, dengan sanad shahih].

Dengan menyertakan hadis ini, secara tidak langsung Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa salah satu keutamaan atau faedah dari khusyuk saat shalat adalah shalatnya dapat mencegah dari perbuatan jahat dan mungkar. Lalu bagaimana dengan orang yang masih belum bisa khusyuk?

Ulama’ bersepakat bahwa shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.  Hal ini secara jelas dinash oleh Allah SWT. dalam Al-Qur’an. Allah SWT. berfirman dalam Surah Al-Ankabut ayat 45 :

أُتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ، إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya : Bacalah [wahai Nabi Muhammad] Kitab [Al-Qur’an]yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari [perbuatan] keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah [shalat] itu lebih besar [keutamaanya daripada ibadah yang lain]. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Ankabut [29] : 45].

Dari ayat ini pula, para ulama’ berbeda pendapat dalam menjelaskan bagaimana bentuk pencegahan shalat dari kedua hal tersebut. Sebagian ulama’ berpendapat bahwa yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah shalat dengan khusyuk. Karena dengan kehadiran hati dan ketenangan badan saat shalat, seorang musholi kemudian akan sadar untuk menjauhi perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana yang disebut dalam hadits yang dikutip Imam Al-Ghazali di atas.

Imam Ar-Razy dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib menambahkan, bahwa ilustrasinya orang yang shalat seperti orang yang khidmah pada Raja dengan loyal, sehingga ia mendapatkan tempat istimewa di sisi Rajanya. Kemudian ia melihat sesama hamba Raja yang mencoba membuatnya meninggalkan sang Raja dengan iming-iming yang tidak bisa diharapkan. Maka apakah orang yang loyal tersebut bersedia mengkhianati Raja? Tentu tidak. Hamba yang loyal itu ibarat orang yang shalat, sedangkan sesama hamba yang merayunya adalah setan, dan pengkhianatan itu seperti melakukan perbuatan keji dan mungkar yang dilarang Allah SWT. Ilustrasi Imam Ar-Razy ini sebangun maknanya dengan pencapaian khusyuk menurut Syaikh Abu Bakar Syatho dalam I’anat ath-Thalibin yang dikutip di atas.

Baca juga: Gus Baha: Shalat Tidak Khusyuk di Tengah Kerja? Shalatmu Sendiri Itu Bentuk Khusyuk!

Namun banyak juga ulama’ yang mengatakan, yang dimaksud shalat dalam QS. Al-Ankabut ayat 45 adalah shalat secara mutlak, tidak mensyaratkan adanya kekhusyukan. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana Sahabat Ibnu Abbas RA. menafsiri ayat ini dengan mengatakan :

فِي الصَّلَاةِ مُنْتَهًى وَمُزْدَجَرٌ عَنْ مَعَاصِي اللَّهِ

Artinya : Dalam shalat terkandung pencegah dari berbagai maksiat kepada Allah.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Imam Ath-Thabari, shalat membatasi musholi dari perbuatan yang mengarah pada hal keji, karena dengan melakukan dan menyibukkan diri dengan shalat, maka dengan begitu terputuslah peluang untuk menyibukkan diri dengan perbuatan mungkar. Dalam hal ini, Imam Ar-Razy dalam menafsiri ayat yang sama, mengilustrasikan seorang musholi memakai pakaian terbaik setiap shalat yang bisa melindungi hati, yaitu libas at-taqwa [pakaian ketakwaan]. Pakaian ini lah yang melindungi dari segala kotoran-kotoran berupa perbuatan keji dan mungkar. Dengan semakin diulang-ulangnya shalat, maka semakin langgeng pula pelindung tersebut bagi musholi.

Dari berbagai keterangan di atas bisa disimpulkan, shalat secara mutlak dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar bagi orang yang melakukanya, dan bagi orang yang belum bisa khusyuk masih tetap terbuka kemungkinan dapat mencegah dari perbuatan buruk dengan shalatnya. Meskipun begitu, sudah seyogyanya bagi seorang muslim untuk meningkatkan kualitas ibadahnya pada Allah SWT.

Sebagaimana pencapaian lain, khusyuk pun bisa dilakukan dengan proses dan berbagai usaha.  Kalau memang masih belum bisa khusyuk, hendaknya seorang muslim terus mendirikan shalat dan belajar untuk beribadah dengan khusyuk. Karena kalau shalat diibaratkan seperti pakaian ketakwaan yang bisa melindungi perbuatan keji dan mungkar, maka sungguh beda kualitasnya antara pakaian ketakwaan dari shalat yang khusyuk dengan yang tidak khusyuk. Dengan begitu, insya Allah tanpa perlu diragukan lagi, shalat kita akan mencegah kita dari berbuat keji dan mungkar. [AN]

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Refrensi :

Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Din, juz 1, [Beirut : Dar al-Ma’rifah].

Syaikh Abu Abdillah Muhammad Fakhr ad-Din Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib : At-Tafsir Al-Kabir, juz 25, [Beirut : Dar Ihya’ at-Turats al-Arabiy, 1420 H.].

Imam Abu Ja’far Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, juz. 18, [Muassasah ar-Risalah, 2000 M.].

Syaikh Abu Bakar Syatho, I’anah ath-Thalibin ‘ala Halli Alfadzi Fath al-Mu’in, juz. 1, [Dar al-Fikr, 1997 M.].

Syaikh Abu al-Abbas Syihabuddin ibnu Hajar Al-Haitamy, Minhaj al-Qowim Syar Al-Muqoddimah Al-Hadhramiyyah, [Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2000 M.].

Sayid Muhammad bin Alawiy bin Abbas Al-Maliky, Risalah al-Asror fi ash-Shalat wa az-Zakat wa ash-Shaum wa al-Hajj, [Dar ath-Thaba’ah Kali Kondang, tanpa tahun].

Sesungguhnya salat yang sesuai dengan tuntunan dan berkualitas itu mencegah seseorang dari terjerumus ke dalam perbuatan keji dan mungkar. Hal ini karena substansi salat adalah mengingat Allah, dan yang mengingat-Nya akan terpelihara dari dosa dan kemaksiatan.
Sebab mengapa shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah karena seorang hamba yang mendirikannya; yang menyempurnakan syarat dan rukunnya disertai sikap khusyu’ [hadirnya hati] sambil memikirkan apa yang ia baca, maka hatinya akan bersinar dan menjadi bersih, imannya bertambah, kecintaannya kepada kebaikan menjadi kuat, keinginannya kepada keburukan menjadi kecil atau bahkan hilang, sehingga jika terus menerus dilakukan, maka akan membuat pelakunya mencegah dari perbuatan keji

Mengapa shalat dapat mencegah keji dan mungkar brainly?

Jawaban: Hal ini ditandai dengan hati yang bersih, iman yang bertambah, semangat melakukan kebaikan dan mempersedikit atau bahkan menihilkan tindak kejahatan. Lantas hal-hal tersebut terus dijaga, maka itulah yang dinamakan shalat yang mencegah perbuatan keji dan mungkar.

You might be interested:  Kapan Bulan Purnama Datang?

Apakah benar shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar?

Sesungguhnya sholat itu mencegah dari [perbuatan-perbuatan] keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah [sholat] adalah lebih besar [keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain]. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.’

Mengapa dengan shalat dapat memelihara diri dari perbuatan dosa?

Jawaban: Shalat dapat mencegah orang dari dosa dan Kemungkaran,karena shalat itu hukumnya wajib,apabila tidak dikerjakan akan mendapat dosa,dan selain itu telah dipertegas dalam alquran yaitu ‘Innasshala Tatanha Anil Fahsa Iwal Mungkar ‘,Sungguh shalat mencegah perbuatan keji dan Mungkar.

Apa yang dimaksud mencegah perbuatan munkar?

Amar ma’ruf nahi munkar adalah perintah dari Allah Swt yang diberikan kepada seluruh umat manusia untuk menyeru atau memerintahkan perilaku kebaikan dan mencegah perilaku keburukan.

Apa pendapatmu jika ada orang yang rajin shalat tapi masih melakukan perbuatan tercela?

Jika dia rajin sholat tapi masih melakukan maksiat secara sembunyi-sembunyi tapi dipenuhi rasa penyesalan, Syekh Muhammad Al-Mukhtar mengatakan hal itu adalah orang tersebut bukanlah orang yang menantang Allah. Tapi perbuatan maksiatnya tidak dibenarkan, artinya dibutuhkan pertaubatan dan tidak mengulanginya kembali.

Apa arti QS Al Ankabut ayat 45?

QS. Al-‘Ankabut Ayat 45

Sesungguhnya salat itu mencegah dari [perbuatan] keji dan mungkar. Dan [ketahuilah] mengingat Allah [salat] itu lebih besar [keutamaannya dari ibadah yang lain]. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Mengapa shalat dapat menghindarkan seseorang dari sifat ingin menang sendiri?

Mengapa Sholat dapat menghindarkan kita dari sifat meminta-minta? Karena sholat adalah ibadah yang dapat menjauhkan kita dari sifat Hasad/Iri/Sombong/Kikir dan sifat malas berusaha.

Mengapa salat dapat menghindarkan seseorang dari sifat berbohong?

Shalat dapat menghindarkan kita dari berbohong, karena Shalat dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar sedangkan berbohong termasuk kedalam perbuatan mungkar.

You might be interested:  Mengapa Hewan Peliharaan Harus Diberi Makan?

Mengapa shalat memiliki kedudukan sangat penting dalam agama islam?

Shalat merupakan amal ibadah yang dihisab pertama kali

Amal ibadah yang akan dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Karenanya, shalat pun menjadi tolak ukur bagi amal ibadah lainnya. Jika ibadah ini menghasilkan timbangan yang buruk, amalan lain juga akan buruk dan sebaliknya.

Mengapa ibadah salat dapat melatih hidup bersih?

Jawaban: Salat dapat melatih seseorang menjalani kehidupan dengan baik dan teratur. Karena ketika hendak salat, umat muslim diwajibkan bersuci. Artinya, ketika seorang salat, ia harus dalam kondisi bersih, baik dari hadas kecil maupu hadas besar, serta bersih dari najis.

Hikmah apa yang kita peroleh jika kita salat?

Hikmah Solat. Sholat yang dilakukan dengan khusyuk akan membentuk pribadi yang mencegah seorang Muslim dari perbuatan buruk. Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yang artinya: “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”

Apa yang dimaksud dengan munkar?

Pertama, munkar adalah perbuatan buruk atau tindak kejahatan yang berhubungan dengan kejahatan yang menyalahi syariat dan sosial, seperti guluw [QS. Al-Ma>idah: 79], membunuh [QS. Al-Kahfi: 74] dan membegal [QS. Al-Ankabut: 29].

Apa yang dimaksud keji dan mungkar?

Fahsya dalam bahasa Arab diartikan dengan perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran wahyu. Sedangkan mungkar adalah perbuatan yang bertentangan dengan akal. Manusia tidak menyukai hal-hal yang buruk yang bertentangan dengan wahyu dan akal sehat. Manusia menyukai hal-hal yang baik dan bermanfaat.

Apa yang kamu ketahui tentang perbuatan mungkar berikan contohnya?

Jawaban: PERBUATAN MUNKAR, adalah semua bentuk kedurhakaan pada Allah SWT yang tak bisa diterima akal sehat juga naluri manusia. Contoh perbuatan ini adalah mencuri, merampok, menipu. Perbuatan ini bukan naluri manusia dan tak bisa pula diterima akal sehat.

You might be interested:  Mengapa Shopee Tidak Bisa Pilih Jasa Pengiriman?

Apa saja yang termasuk perbuatan keji dan mungkar?

Adapun MUNKAR adalah semua yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan demikian maka menurut tafsir ini Munkar mencakup perbuatan keji. Adapun contoh munkar adalah durhaka pada Allah SWT, contoh perbuatan kejinya adalah misalnya zina, judi, membunuh fitnah dan sebagainya.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề