Jelaskan apa yang dimaksud dengan kaum Anshar

Daftar Isi


TRIBUNNEWSWIKI.COM- Kaum Anshar adalah penduduk Madinah yang menerima kedatangannya kaum Muhajirin bersama Rasulullah SAW.

Kaum Anshar dikenal sebagai kaum yang mendahulukan orang lain dan memiliki nilai-nilai altruisme.

Rasulullah SAW pun mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshar untuk memperkuat kaum muslim.

Anshar artinya penolong, sedangkan kaum Anshar terdiri dari Bani Khazraj dan Bani Aus.

Kaum Ashar merupakan barisan pasukan yang penuh kemuliaan.

Rasulullah saw telah membaiat kaum Anshar untuk beriman kepada Allah dan Rasulullah.

Selain itu, kaum Anshar juga mengabdikan dirinya untuk mengawal Rasulullah dalam menolong agama Allah SWT. [1] 

Baca: Imam Al Ghazali

Ilustrasi kaum Anshar [orami.co.id]

Anshar adalah dua suku yang tinggal di Madinah.

Sebelumnya dikenal dengan Bani Qailah, ibu yang menyatukan suku Aus dan Khazraj.

Rasulullah saw menamakan mereka dengan sebutan Anshar, sebagaimana tertuang dalam hadits.

Hal ini berdasarkan satu atsar dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang pernah ditanya oleh seseorang bernama Ghailan bin Jarir, “Tentang [nama] Anshar, apakah kalian menamakan diri kalian dengannya atau Allahlah yang menamakan kalian dengannya?”. Anas menjawab, “Bahkan Allahlah yang menamakan kami dengan sebutan Anshar”. [Shahih al-Bukhari no.3776].

Kaum Anshar mulai dikenalkan Islam ketika Rasulullah terjun untuk mendakwahi kabilah-kabilah yang datang pada musim haji tahun 11 kenabian.

Seruan Rasulullah ini tidak ada hambatan.

Namun, kaum Anshar mempercayai bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi akhir zaman yang disebut-sebut oleh kaum Yahudi.

Pada musim haji tahun 12 dan 13 kenabian, terjadilah baiat Aqabah pertama dan baiat Aqabah kedua, yang memepertemukan mereka dengan Nabi di Mina.

Perjanjian tersebut untuk bertauhid kepada Allah, tidak mencuri, tidak berzina dan tidak berbuat kedustaan.

Selain itu, kaum Ashar juga berjanji membela Raulullah saw dan menyediakan tempat tinggal di Madinah. [2] 

Baca: Bizantium

Ilustrasi Kaum Anshar [The Humble]

- Sa’d bin Mu’adz sang pemimpin suku Aus.

- Ubadah bin Shamit yang ikut serta dalam Ba’at Aqabah I dan II.

- Jabir bin ‘Abdillah yang memiliki hafalan sebanyak 1540 hadits.

- Sa’d bin Rabi’ seorang hartawan lagi dermawan dari kaum Anshar yang dipersaudarakan dengan ‘Abdur Rahman bin ‘Auf.

- Mu’adz bin Jabal yang dikenal kedalaman ilmu fiqihnya.

- Zaid bin Tsabit sang penulis wahyu.

- Abdullah bin Rawahah salah seorang panglima syahid dalam Perang Mu’tah.

- Ubay bin Ka’b penyair Nabi.

- Abu Ayyub al-Anshari yang rumahnya ditempati Rasulullah setibanya di Madinah. [2]

Baca: Perang Khaibar

[Tribunnewswiki.com/ Husna]

ASTALOG.COM – Sebelum adanya kaum anshar, kaum muhajirin adalah kaum pertama yang tiba di Madinah. Orang-orang/kaum muhajirin adalah orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah pada masa kerasulan saw 14 abad silam. Mereka adalah sahabat-sahabat sejati Rasulullah, diantaranya para cikal bakal khalifah yaitu Ustman bin Affan ra, Umar bin Khattab ra, Abu Bakar ra dan Ali bin Abu Thalib ra.

Kata muhajirin berasal dari kata hajara, yang artinya berhijrah, sedangkan muhajirin berarti orang-orang yang berhijrah. Dalam sejarah islam , kata mujahirin biasanya di maksudkan kepada orang-orang yang berhijrah bersama Rasulullah saw.

Selain kaum muhjahirin, terdapat juga kaum anshar. Kaum anshar adalah penduduk Madinah yang pada masa kerasulan ridho menerima kedatangan orang-orang muhajirin yang terpaksa meninggalkan kota kelahiran mereka tercinta yaitu Mekah untuk menuju Madinah. Orang-orang anshar terdiri atas 2 suku yaitu suku Aus dan suku Khazraj yang sebelum kedatangan Islam selalu bertikai. Mereka berbondong-bondong mulai memeluk Islam berkat adanya Bai’at [ sumpah setia atau ikrar] Aqabah.

Bai’at inilah yang menjadi perintis jalannya hijrah.Dari kota Mekkah ke kota Madinah. Sedangkan kata anshar berasal dari kata nashara, yang artinya menolong. Sedangkan kaum anshar berati kaum penolong.

 

Dalam sejarah islam , kata anshar biasa nya dimaksudkan kepada umat islam Madinah yang membantu Rasulullah saw dan para sahabatnya yang hijrah ke Madinah . Kedua golongan ini merupakan contoh kongkrit kuatnya persaudaraan dalam islam. Mereka telah memberi contoh bagaimana sikap seorang muslim dalam saling menolong dan mengasihi sesama saudaranya yang muslim.sumber hidayah.

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama [masuk Islam] di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”. [QS.At-Taubah[9]:100].

PELAJARI:  Latar Belakang Munculnya Ilmu Tasawuf

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah [ Muhajirin] , dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan [ Anshor kepada orang-orang Muhajirin], mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki [ni`mat] yang mulia”.[QS.Al-Anfal[8]:74].

Hubungan Kaum Mujahirin dan Kaum Anshar
Sebagaimana diketahui, saat kaum Muhajirin berhijrah ke Madinah tidak membawa seluruh harta. Sebagian besar harta mereka ditinggal di Makkah, padahal mereka akan menetap di Madinah. Ini jelas menjadi problem bagi mereka di tempat yang baru. Terlebih lagi, kondisi Madinah yang subur sangat berbeda dengan kondisi Makkah yang gersang. Keahlian mereka berdagang di Makkah berbeda dengan mayoritas penduduk Madinah yang bertani. Tak pelak, perbedaan kebiasaan ini menimbulkan permasalahan baru bagi kaum Muhajirin, baik menyangkut ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan juga kesehatan. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Sementara itu, pada saat yang sama harus mencari penghidupan, padahal kaum Muhajirin tidak memiliki modal. Demikian problem yang dihadapi kaum Muhajirîn di daerah baru.

Melihat kondisi kaum Muhajirin, dengan landasan kekuatan persaudaraan, maka kaum Anshâr tak membiarkan saudaranya dalam kesusahan. Kaum Anshâr dengan pengorbanannya secara total dan sepenuh hati membantu mengentaskan kesusahan yang dihadapi kaum Muhajirin. Pengorbanan kaum Anshâr yang mengagumkan ini diabadikan di dalam Al-Qur`ân, surat al-Hasyr/59 ayat 9 :

PELAJARI:  Sejarah Lahirnya Agama Hindu

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman [Anshâr] sebelum [kedatangan] mereka [Muhajirin], mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka [orang Muhajirin]; dan mereka mengutamakan [orang-orang Muhajirin], atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan [apa yang mereka berikan itu].

Berkaitan dengan ayat di atas, terdapat sebuah kisah sangat masyhur yang melatarbelakangi turunnya ayat 9 surat al-Hasyr. Abu Hurairah Radhiyallahu anhumenceritakan:

أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فَبَعَثَ إِلَى نِسَائِهِ فَقُلْنَ مَا مَعَنَا إِلَّا الْمَاءُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مَنْ يَضُمُّ أَوْ يُضِيفُ هَذَا فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ أَنَا فَانْطَلَقَ بِهِ إِلَى امْرَأَتِهِ فَقَالَ أَكْرِمِي ضَيْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فَقَالَتْ مَا عِنْدَنَا إِلَّا قُوتُ صِبْيَانِي فَقَالَ هَيِّئِي طَعَامَكِ وَأَصْبِحِي سِرَاجَكِ وَنَوِّمِي صِبْيَانَكِ إِذَا أَرَادُوا عَشَاءً فَهَيَّأَتْ طَعَامَهَا وَأَصْبَحَتْ سِرَاجَهَا وَنَوَّمَتْ صِبْيَانَهَا ثُمَّ قَامَتْ كَأَنَّهَا تُصْلِحُ سِرَاجَهَا فَأَطْفَأَتْهُ فَجَعَلَا يُرِيَانِهِ أَنَّهُمَا يَأْكُلَانِ فَبَاتَا طَاوِيَيْنِ فَلَمَّا أَصْبَحَ غَدَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فَقَالَ ضَحِكَ اللَّهُ اللَّيْلَةَ أَوْ عَجِبَ مِنْ فَعَالِكُمَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ

Ada seseorang yang mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam [dalam keadaan lapar], lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusan ke para istri beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Para istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kami tidak memiliki apapun kecuali air”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapakah di antara kalian yang ingin menjamu orang ini?” Salah seorang kaum Anshâr berseru: “Saya,” lalu orang Anshar ini membawa lelaki tadi ke rumah istrinya, [dan] ia berkata: “Muliakanlah tamu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam !” Istrinya menjawab: “Kami tidak memiliki apapun kecuali jatah makanan untuk anak-anak”. Orang Anshâr itu berkata: “Siapkanlah makananmu itu! Nyalakanlah lampu, dan tidurkanlah anak-anak kalau mereka minta makan malam!” Kemudian, wanita itu pun menyiapkan makanan, menyalakan lampu, dan menidurkan anak-anaknya. Dia lalu bangkit, seakan hendak memperbaiki lampu dan memadamkannya. Kedua suami-istri ini memperlihatkan seakan mereka sedang makan. Setelah itu mereka tidur dalam keadaan lapar. Keesokan harinya, sang suami datang menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Malam ini Allah tertawa atau ta’ajjub dengan perilaku kalian berdua. Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat-Nya, [yang artinya]: dan mereka mengutamakan [orang-orang Muhajirin] atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan [apa yang mereka berikan itu]. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung –Qs. al-Hasyr/59 ayat 9. [HR Bukhari]

PELAJARI:  Makna Halal Bihalal

Bagaimanapun pengorbanan dan keikhlasan kaum Anshâr membantu saudaranya, namun permasalahan kaum Muhajirin ini tetap harus mendapatkan penyelesaian, agar mereka tidak merasa sebagai benalu bagi kaum Anshâr. Disinilah tampak nyata pandangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang cerdas dan bijaksana. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshâr.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề