Jelaskan berapa jumlah proton dan elektron untuk atom bermuatan netral negatif dan positif

Portal Kimia

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral [kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron]. Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berlainan bersifat positif atau negatif dan disebut untuk ion. Atom dikelompokkan berlandaskan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani [ἄτομος/átomos, α-τεμνω], yang berfaedah tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom untuk komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada zaman ke-17 dan ke-18, para kimiawan menaruh dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi semakin jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama kesudahan zaman ke-19 dan awal zaman ke-20, para fisikawan sukses menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang dipergunakan para fisikawan kemudian sukses memodelkan atom.[1]

Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek yang sangat kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom hanya dapat dipantau dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gaya atom. Semakin dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom,[catatan 1] dengan proton dan neutron yang bermassa nyaris sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi, yang mengubah jumlah proton dan neutron pada inti.[2] Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di sela aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang berlandaskan dengan perbedaan energi sela aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.

Sejarah

Konsep bahwa materi terdiri dari satuan-satuan terpisah yang tidak dapat dibagi lagi dibuat menjadi satuan yang semakin kecil telah telah tersedia selama satu milenium. Namun, pemikiran tersebut masihlah bersifat niskala dan filosofis, daripada berlandaskan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada adat istiadat dan arus filosofi tersebut, dan seringkali pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian, pemikiran dasar tentang atom dapat diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian, karena dia secara elegan dapat menjelaskan penemuan-penemuan baru pada anggota kimia.[3]

Referensi paling awal tentang konsep atom dapat ditilik kembali untuk zaman India lawas pada tahun 800 sebelum masehi,[4] yang diterangkan dalam naskah filsafat Jainisme untuk anu dan paramanu.[4][5] Arus mazhab Nyaya dan Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung dibuat menjadi benda-benda yang semakin kompleks.[6] Satu zaman kemudian muncul referensi tentang atom di dunia Barat oleh Leukippos, yang kemudian oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan. Perkiraan pada tahun 450 SM, Demokritos menciptakan istilah átomos [bahasa Yunani: ἄτομος], yang berfaedah "tidak dapat dipotong" ataupun "tidak dapat dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos tentang atom bukanlah usaha untuk menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci, melainkan suatu filosofi yang mencoba untuk memberikan jawaban atas perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia.[1] Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu ilmu modern memutuskan untuk menggunakan istilah "atom" yang dicetuskan oleh Demokritos.[3]

Kemajuan semakin jauh pada pemahaman tentang atom dimulai dengan mengembangnya ilmu kimia. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang berbantah bahwa materi-materi di dunia ini terdiri dari berbagai kombinasi "corpuscules", yaitu atom-atom yang berlainan. Hal ini berlainan dengan pandangan klasik yang berpendapat bahwa materi terdiri dari unsur-unsur udara, tanah, api, dan cairan.[7] Pada tahun 1789, istilah element [unsur] diartikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, untuk bahan dasar yang tidak dapat dibagi-bagi semakin jauh lagi dengan menggunakan metode-metode kimia.[8]

Berbagai atom dan molekul yang digambarkan pada buku John Dalton, A New System of Chemical Philosophy [1808].

Pada tahun 1803, John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap, serta mengapa gas-gas tertentu semakin larut dalam cairan dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Dia mengajukan argumen bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik, dan atom-atom tersebut kemudian dapat bergabung untuk membentuk senyawa-senyawa kimia.[9][10]

Teori partikel ini kemudian dikonfirmasikan semakin jauh lagi pada tahun 1827, yaitu ketika botaniwan Robert Brown menggunakan mikroskop untuk mengamati debu-debu yang mengambang di atas cairan dan menemukan bahwa debu-debu tersebut memainkan usaha secara tanpa pola. Fenomena ini kemudian dikenal untuk "Gerak Brown". Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan argumen bahwa fenomena ini disebabkan oleh gerak termal molekul cairan, dan pada tahun 1905 Albert Einstein membuat analisis matematika terhadap gerak ini.[11][12][13] Fisikawan Perancis Jean Perrin kemudian menggunakan hasil kerja Einstein untuk menentukan massa dan dimensi atom secara eksperimen, yang kemudian dengan pasti dibuat menjadi verifikasi atas teori atom Dalton.[14]

Berlandaskan hasil penelitiannya terhadap sinar katode, pada tahun 1897 J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan konsep atom untuk satuan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.[15] Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan positif [model puding prem].

Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa sebagian kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang semakin tajam dari yang apa yang diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan argumen bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi pada inti atom, dengan elektron yang mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah dipantulkan dengan sudut pantulan yang semakin tajam. Pada tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif, Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat semakin dari satu jenis atom pada setiap posisi tabel periodik.[16] Istilah isotop kemudian diciptakan oleh Margaret Todd untuk nama yang tepat untuk atom-atom yang berlainan namun merupakan satu unsur yang sama. J.J. Thomson kemudian menemukan teknik untuk memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.[17]

Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan argumen bahwa elektron-elektron terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi serta dapat meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, meskipun demikian tidak dapat dengan bebas berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam telah tersedianya transisi.[18] Suatu elektron haruslah menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu untuk dapat memainkan transisi sela orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya dari materi yang dipanaskan memancar melalui prisma, dia menghasilkan suatu spektrum multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini sukses diterangkan oleh teori transisi orbital ini.[19]

Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun 1916 diterangkan oleh Gilbert Newton Lewis untuk interaksi sela elektron-elektron atom tersebut.[20] Atas telah tersedianya keteraturan sifat-sifat kimiawi dalam tabel periode kimia,[21] kimiawan Amerika Irving Langmuir tahun 1919 berpendapat bahwa hal ini dapat diterangkan apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling bertalian atau bersama-sama menjadi satu kumpulan dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan menduduki satu set kelopak elektron di sekitar inti atom.

Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922 memberikan bukti semakin jauh tentang sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas atom perak ditembakkan melalui area magnet, berkas tersebut terpisah-pisah berlandaskan dengan arah momentum sudut atom [spin]. Oleh karena arah spin adalah tanpa pola, berkas ini diharapkan menyebar dibuat menjadi satu garis. Namun pada kenyataannya berkas ini terbagi dibuat menjadi dua anggota, tergantung dari apakah spin atom tersebut berpandangan ke atas ataupun ke bawah.[22]

Pada tahun 1926, dengan menggunakan pemikiran Louis de Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger mengembangkan suatu model atom matematis yang menggambarkan elektron untuk gelombang tiga dimensi daripada untuk titik-titik partikel. Konsekuensi penggunaan wujud gelombang untuk menjelaskan elektron ini adalah bahwa adalah tidak mungkin untuk secara matematis menghitung posisi dan momentum partikel secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal untuk prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan oleh Werner Heisenberg pada 1926. Menurut konsep ini, untuk setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa mendapatkan kisaran nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula sebaliknya. Walaupun model ini sulit untuk divisualisasikan, dia dapat dengan adil menjelaskan sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak dapat diterangkan oleh teori mana pun. Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari digugurkan dan digantikan oleh model orbital atom di sekitar inti di mana elektron paling berkemungkinan berada.[23][24]

Diagram skema spetrometer massa sederhana.

Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan dilakukannya pengukuran massa atom secara tepat. Alat spektrometer ini menggunakan magnet untuk membelokkan trayektori berkas ion, dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston menggunakan alat ini untuk menunjukkan bahwa isotop telah tersedia massa yang berlainan. Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan dia disebut untuk kaidah bilangan bulat.[25] Penjelasan pada perbedaan massa isotop ini sukses dipecahkan setelah ditemukannya neutron, suatu partikel bermuatan netral dengan massa yang nyaris sama dengan proton, yaitu oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian diterangkan untuk unsur dengan jumlah proton yang sama, namun memiliki jumlah neutron yang berlainan dalam inti atom.[26]

Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat partikel dan detektor partikel mengijinkan para ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang memainkan usaha dengan energi yang tinggi.[27] Neutron dan proton kemudian dikenal untuk hadron, yaitu komposit partikel-partikel kecil yang disebut untuk kuark. Model-model standar fisika nuklir kemudian dikembangkan untuk menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam hal interaksi partikel subatom ini.[28]

Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk. di Bell Labs mengembangkan sebuah teknik untuk menurunkan temperatur atom menggunakan laser. Pada tahun yang sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh William D. Phillips sukses memerangkap atom natrium dalam perangkap magnet. Claude Cohen-Tannoudji kemudian menggabungkan kedua teknik tersebut untuk mendinginkan sejumlah kecil atom sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini mengijinkan ilmuwan mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi, yang pada kemudiannya membawa para ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.[29]

Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah kecil untuk dipergunakan dalam aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini, berbagai peranti yang menggunakan sebuah atom tunggal logam yang dihubungkan dengan ligan-ligan organik [transistor elektron tunggal] telah dibuat.[30] Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memerangkap dan memperlambat laju atom menggunakan pendinginan laser untuk mendapatkan pemahaman yang semakin adil tentang sifat-sifat atom.[31]

Komponen-komponen atom

Partikel subatom

Walaupun awal mulanya kata atom berfaedah suatu partikel yang tidak dapat dipotong-potong lagi dibuat menjadi partikel yang semakin kecil, dalam terminologi ilmu ilmu modern, atom tersusun atas berbagai partikel subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini adalah elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-1 tidak telah tersedia neutron. Demikian pula halnya pada ion hidrogen positif H+.

Dari kesemua partikel subatom ini, elektron adalah yang paling ringan, dengan massa elektron sebesar 9,11 × 10−31 kg dan telah tersedia muatan negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang dapat dipergunakan untuk mengukur ukurannya.[32] Proton memiliki muatan positif dan massa 1.836 kali semakin berat daripada elektron [1,6726 × 10−27 kg]. Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa bebas 1.839 kali massa elektron[33] atau [1,6929 × 10−27 kg].

Dalam model standar fisika, adil proton dan neutron terdiri dari partikel elementer yang disebut kuark. Kuark termasuk kedalam golongan partikel fermion dan merupakan salah satu dari dua bahan penyusun materi dasar [yang lainnya adalah lepton]. Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark tersebut memiliki muatan listri fraksional sebesar +2/3 ataupun −1/3. Proton terdiri dari dua kuark naik dan satu kuark turun, manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun. Perbedaan komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan sela dua partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh gluon. Gluon adalah anggota dari boson tolok yang merupakan perantara gaya-gaya fisika.[34][35]

Inti atom

Energi pengikatan yang diperlukan oleh nukleon untuk lolos dari inti pada berbagai isotop.

Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif, proton dan neutron tersebut disebut untuk nukleon [partikel penyusun inti]. Diameter inti atom berkisar sela 10-15 sampai 10-14m.[36] Jari-jari inti diperkirakan sama dengan   fm, dengan A adalah jumlah nukleon.[37] Hal ini sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang disebut gaya kuat residual. Pada jarak semakin kecil daripada 2,5 fm, gaya ini semakin kuat daripada gaya elektrostatik yang mengakibatkan proton saling tolak menolak.[38]

Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut nomor atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini disebut untuk isotop. Jumlah proton dan neutron suatu atom akan menentukan nuklida atom tersebut, sedangkan jumlah neutron relatif terhadap jumlah proton akan menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu akan menjalankan peluruhan radioaktif.[39]

Neutron dan proton adalah dua jenis fermion yang berlainan. Asas pengecualian Pauli melarang telah tersedianya keberadaan fermion yang identik [seperti misalnya proton berganda] menduduki suatu telah tersedianya fisik kuantum yang sama pada ketika yang sama. Oleh karena itu, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki telah tersedianya kuantum yang berlainan dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini juga berjalan untuk neutron. Pelarangan ini tidak berjalan bagi proton dan neutron yang menduduki telah tersedianya kuantum yang sama.[40]

Untuk atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang memiliki jumlah proton kebanyakan daripada neutron berpotensi jatuh ke telah tersedianya energi yang semakin rendah melalui peluruhan radioaktif yang mengakibatkan jumlah proton dan neutron seimbang. Oleh karena itu, atom dengan jumlah proton dan neutron yang berimbang semakin stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi neutron yang semakin tinggi lagi untuk menjaga stabilitasnya. Pada inti yang paling berat, rasio neutron per proton yang diperlukan untuk menjaga stabilitasnya akan meningkat dibuat menjadi 1,5.[40]

Gambaran proses fusi nuklir yang menghasilkan inti deuterium [terdiri dari satu proton dan satu neutron]. Satu positron [e+] dipancarkan bersamaan dengan neutrino elektron.

Jumlah proton dan neutron pada inti atom dapat diubah, walaupun hal ini memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat. Fusi nuklir terjadi ketika banyak partikel atom bergabung membentuk inti yang semakin berat. Untuk contoh, pada inti Matahari, proton memerlukan energi sekitar 3–10 keV untuk mengatasi gaya tolak-menolak antar sesamanya dan bergabung dibuat menjadi satu inti.[41] Fisi nuklir merupakan kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nuklir, inti dipecah dibuat menjadi dua inti yang semakin kecil. Hal ini kebanyakan terjadi melalui peluruhan radioaktif. Inti atom juga dapat diubah melalui penembakan partikel subatom berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah jumlah proton dalam inti, atom tersebut akan berubah unsurnya.[42][43]

Bila massa inti setelah terjadinya reaksi fusi semakin kecil daripada jumlah massa partikel awal penyusunnya, maka perbedaan ini disebabkan oleh pelepasan pancaran energi [misalnya sinar gamma], sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan massa-energi Einstein, E = mc2, dengan m adalah massa yang hilang dan c adalah kecepatan cahaya. Defisit ini merupakan anggota dari energi pengikatan inti yang baru.[44]

Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang semakin agung dengan nomor atom semakin rendah daripada besi dan nikel [jumlah total nukleon sama dengan 60] kebanyakan bersifat eksotermik, yang berfaedah bahwa proses ini melepaskan energi.[45] Adalah proses pelepasan energi inilah yang membuat fusi nuklir pada bintang dapat dipertahankan. Untuk inti yang semakin berat, energi pengikatan per nukleon dalam inti mulai menurun. Ini berfaedah bahwa proses fusi akan bersifat endotermik.[40]

Awan elektron

Sumur potensial yang menunjukkan energi minimum V[x] yang diperlukan untuk sampai tiap-tiap posisi x. Suatu partikel dengan energi E dibatasi pada kisaran posisi sela x1 dan x2.

Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam inti atom melalui gaya elektromagnetik. Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berfaedah bahwa energi luar diperlukan agar elektron dapat lolos dari atom. Semakin tidak jauh suatu elektron dalam inti, semakin agung gaya atraksinya, sehingga elektron yang berada tidak jauh dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang semakin agung untuk lolos.

Elektron, sama seperti partikel lainnya, memiliki sifat seperti partikel maupun seperti gelombang [dualisme gelombang-partikel]. Awan elektron adalah suatu kawasan dalam sumur potensi di mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang diam [yaitu gelombang yang tidak memainkan usaha relatif terhadap inti] tiga dimensi. Perilaku ini ditentukan oleh orbital atom, yakni suatu fungsi matematika yang menghitung probabilitas suatu elektron akan muncul pada suatu lokasi tertentu ketika posisinya diukur.[46] Hanya akan telah tersedia satu himpunan orbital tertentu yang berada disekitar inti, karena pola-pola gelombang lainnya akan dengan cepat meluruh dibuat menjadi wujud yang semakin stabil.[47]

Fungsi gelombang dari lima orbital atom pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan satu biidang simpul.

Tiap-tiap orbital atom berkoresponden terhadap aras energi elektron tertentu. Elektron dapat berubah adanyanya ke aras energi yang semakin tinggi dengan menyerap sebuah foton. Selain dapat naik menuju aras energi yang semakin tinggi, suatu elektron dapat pula turun ke telah tersedianya energi yang semakin rendah dengan memancarkan energi yang berlebih untuk foton.[47]

Energi yang diperlukan untuk melepaskan ataupun menambah satu elektron [energi pengikatan elektron] adalah semakin kecil daripada energi pengikatan nukleon. Untuk misalnya, hanya diperlukan 13,6 eV untuk melepaskan elektron dari atom hidrogen.[48] Bandingkan dengan energi sebesar 2,3 MeV yang diperlukan untuk memecah inti deuterium.[49] Atom bermuatan listrik netral oleh karena jumlah proton dan elektronnya yang sama. Atom yang kekurangan ataupun keunggulan elektron disebut untuk ion. Elektron yang terletak paling luar dari inti dapat ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan programa inilah, atom dapat saling berikatan membentuk molekul.[50]

Sifat-sifat

Sifat-sifat nuklir

Berlandaskan ruang lingkup, dua atom dengan jumlah proton yang identik dalam intinya termasuk ke dalam unsur kimia yang sama. Atom dengan jumlah proton sama namun dengan jumlah neutron berlainan adalah dua isotop berlainan dari satu unsur yang sama. Untuk misalnya, semua hidrogen memiliki satu proton, namun terdapat satu isotop hidrogen yang tidak memiliki neutron [hidrogen-1], satu isotop yang memiliki satu neutron [deuterium], dua neutron [tritium], dan lain-lain. Hidrogen-1 adalah wujud isotop hidrogen yang paling umum. Kadang-kadang dia disebut untuk protium.[51] Semua isotop unsur yang bernomor atom semakin agung daripada 82 bersifat radioaktif.[52][53]

Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk secara alami di Bumi, 269 di selanya belum pernah terpantau meluruh.[54] Pada unsur kimia, 80 dari unsur yang dikenal memiliki satu atau semakin isotop stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur semakin tinggi dari 83 tidak memiliki isotop stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya memiliki satu isotop stabil, manakala jumlah isotop stabil yang paling banyak terpantau pada unsur timah dengan 10 jenis isotop stabil.[55]

Massa

Karena mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, jumlah semuanya partikel ini dalam atom disebut untuk nomor massa. Massa atom pada telah tersedianya diam sering diekspresikan menggunakan satuan massa atom [u] yang juga disebut dalton [Da]. Satuan ini diartikan untuk seperduabelas massa atom karbon-12 netral, yang perkiraan sebesar 1,66 × 10−27 kg.[56] Hidrogen-1 yang merupakan isotop teringan hidrogen memiliki bobot atom 1,007825 u.[57] Atom memiliki massa yang perkiraan sama dengan nomor massanya dikalikan satuan massa atom.[58] Atom stabil yang paling berat adalah timbal-208,[52] dengan massa sebesar 207,9766521 u.[59]

Para kimiawan kebanyakan menggunakan satuan mol untuk menyatakan jumlah atom. Satu mol diartikan untuk jumlah atom yang terdapat pada 12 gram persis karbon-12. Jumlah ini adalah sekitar 6,022 × 1023, yang dikenal pula dengan nama tetapan Avogadro. Dengan demikian suatu unsur dengan massa atom 1 u akan memiliki satu mol atom yang bermassa 0,001 kg. Untuk misalnya, Karbon memiliki massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom memiliki massa 0,012 kg.[56]

Ukuran

Atom tidak memiliki batas luar yang jelas, sehingga dimensi atom kebanyakan dideskripsikan untuk jarak sela dua inti atom ketika dua atom bergabung bersama dalam ikatan kimia. Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan yang terlibat, jumlah atom di sekitarnya, dan spin atom.[60] Pada tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom akan cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya periode [atas ke bawah]. Sebaliknya jari-jari atom akan cenderung meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan [kanan ke kiri].[61] Oleh karena itu, atom yang terkecil adalah helium dengan jari-jari 32 pm, manakala yang terbesar adalah sesium dengan jari-jari 225 pm.[62] Dimensi ini ribuan kali semakin kecil daripada gelombang cahaya [400–700 nm], sehingga atom tidak dapat diamankan menggunakan mikroskop optik biasa. Namun, atom dapat dipantau menggunakan mikroskop gaya atom.

Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya luas satu helai rambut dapat menampung sekitar 1 juta atom karbon.[63] Satu tetes cairan pula mengandung sekitar 2 × 1021 atom oksigen.[64] Intan satu karat dengan massa 2 × 10-4 kg mengandung sekitar 1022 atom karbon.[catatan 2] Bila sebuah apel diperbesar sampai seukuran agungnya Bumi, maka atom dalam apel tersebut akan terlihat sebesar ukuran apel awal tersebut.[65]

Peluruhan radioaktif

Diagram ini menunjukkan ketika paruh [T½] beberapa isotop dengan jumlah proton Z dan jumlah proton N [dalam satuan detik].

Setiap unsur telah tersedia satu atau semakin isotop berinti tak stabil yang akan mengalami peluruhan radioaktif, mengakibatkan inti melepaskan partikel ataupun radiasi elektromagnetik. Radioaktivitas dapat terjadi ketika jari-jari inti sangat agung dibandingkan dengan jari-jari gaya kuat [hanya memainkan pekerjaan pada jarak sekitar 1 fm].[66]

Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang paling umum adalah:[67][68]

  • Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa [inti helium yang terdiri dari dua proton dan dua neutron]. Hasil peluruhan ini adalah unsur baru dengan nomor atom yang semakin kecil.
  • Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi neutron dibuat menjadi proton, ataupun proton dibuat menjadi neutron. Transformasi neutron dibuat menjadi proton akan didampingi oleh emisi satu elektron dan satu antineutrino, manakala transformasi proton dibuat menjadi neutron didampingi oleh emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi positron disebut untuk partikel beta. Peluruhan beta dapat meningkatkan maupun menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
  • Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke telah tersedianya yang semakin rendah, mengakibatkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini dapat terjadi setelah emisi partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang semakin jarang mencakup pelepasan neutron dan proton dari inti, emisi semakin dari satu partikel beta, ataupun peluruhan yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama

Tiap-tiap isotop radioaktif telah tersedia karakteristik periode ketika peluruhan [ketika paruh] yang merupakan lamanya ketika yang diperlukan oleh setengah jumlah sampel untuk meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua ketika paruh, hanya akan tersisa 25% isotop.[66]

Momen magnetik

Setiap partikel elementer telah tersedia sifat mekanika kuantum intrinsik yang dikenal dengan nama spin. Spin beranalogi dengan momentum sudut suatu objek yang berputar pada pusat massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku seperti ini. Spin diukur dalam satuan tetapan Planck tereduksi [ħ], dengan elektron, proton, dan neutron semuanya memiliki spin ½ ħ, atau "spin-½". Dalam atom, elektron yang memainkan usaha di sekitar inti atom selain memiliki spin juga memiliki momentum sudut orbital, manakala inti atom memiliki momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya sendiri.[69]

Area magnet yang dihasilkan oleh suatu atom [disebut momen magnetik] ditentukan oleh kombinasi berbagai macam momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang terbesar tetap berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua elektron yang dapat ditemukan pada telah tersedianya kuantum yang sama, pasangan elektron yang terikat satu sama lainnya memiliki spin yang berlawanan, dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang berlawanan ini akan saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya dibuat menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.[70]

Pada atom berelektron tidak seperti biasa seperti besi, telah tersedianya keberadaan elektron yang tak sepasang mengakibatkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital atom di sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan telah tersedianya energi dicapai ketika spin elektron yang tak sepasang tersusun saling berjajar. Proses ini disebut untuk interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini dapat menghasilkan area makroskopis yang dapat dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat paramagnetik memiliki atom dengan momen magnetik yang tersusun tanpa pola, sehingga tiada area magnet yang dihasilkan. Namun, momen magnetik tiap-tiap atom individu tersebut akan tersusun berjajar ketika diberikan area magnet.[70][71]

Inti atom juga dapat memiliki spin. Kebanyakan spin inti tersusun secara tanpa pola oleh karena kesetimbangan termal. Namun, untuk unsur-unsur tertentu [seperti xenon-129], adalah mungkin untuk memolarisasi telah tersedianya spin nuklir secara signifikan sehingga spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi ini disebut untuk hiperpolarisasi. Fenomena ini memiliki aplikasi yang penting dalam pencitraan resonansi magnetik.[72][73]

Aras-aras energi

Ketika suatu elektron terikat pada sebuah atom, dia memiliki energi potensial yang berbanding terbalik terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal ini diukur oleh agungnya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom dan kebanyakan diekspresikan dengan satuan elektronvolt [eV]. Dalam model mekanika kuantum, elektron-elektron yang terikat hanya dapat menduduki satu set telah tersedianya yang berpusat pada inti, dan tiap-tiap telah tersedianya berkorespondensi terhadap aras energi tertentu. Telah tersedianya energi terendah suatu elektron yang terikat disebut untuk telah tersedianya dasar, manakala telah tersedianya energi yang semakin tinggi disebut untuk telah tersedianya tereksitasi.[74]

Agar suatu elektron dapat meloncat dari satu telah tersedianya ke telah tersedianya lainnya, dia haruslah menyerap ataupun memancarkan foton pada energi yang berlandaskan dengan perbedaan energi potensial antar dua aras tersebut. Energi foton yang dipancarkan adalah sebanding dengan frekuensinya.[75] Tiap-tiap unsur memiliki spektrum karakteristiknya masing-masing. Hal ini bergantung pada muatan inti, subkelopak yang terisi dengan elektron, interaksi elektromagnetik antar elektron, dan faktor-faktor lainnya.[76]

Contoh garis absorpsi spektrum.

Ketika suatu spektrum energi yang berkelanjutan dipancarkan melalui suatu gas ataupun plasma, beberapa foton diserap oleh atom, mengakibatkan elektron berpindah aras energi. Elektron yang tereksitasi akan secara spontan memancarkan energi ini untuk foton dan jatuh kembali ke aras energi yang semakin rendah. Oleh karena itu, atom berperilaku seperti bahan penyaring yang akan membentuk sederetan pita absorpsi. Pengukuran spektroskopi terhadap daya dan luas pita spektrum mengijinkan penentuan komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.[77]

Pemantauan cermat pada garis-garis spektrum menunjukkan bahwa beberapa memperlihatkan telah tersedianya pemisahan halus. Hal ini terjadi karena kopling spin-orbit yang merupakan interaksi sela spin dengan gerak elektron terluar.[78] Ketika suatu atom berada dalam area magnet eksternal, garis-garis spektrum terpisah dibuat menjadi tiga atau semakin komponen. Hal ini disebut untuk efek Zeeman. Efek Zeeman disebabkan oleh interaksi area magnet dengan momen magnetik atom dan elektronnya. Beberapa atom dapat memiliki banyak konfigurasi elektron dengan aras energi yang sama, sehingga akan tampak untuk satu garis spektrum. Interaksi area magnet dengan atom akan menggeser konfigurasi-konfigurasi elektron menuju aras energi yang sedikit berlainan, mengakibatkan garis spektrum berganda.[79] Keberadaan area listrik eksternal dapat mengakibatkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum dengan mengubah aras energi elektron. Fenomena ini disebut untuk efek Stark.[80]

Valensi dan perilaku ikatan

Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam telah tersedianya yang tak terkombinasi disebut untuk kelopak valensi dan elektron dalam kelopak tersebut disebut elektron valensi. Jumlah elektron valensi menentukan perilaku ikatan atom tersebut dengan atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu sama lainnya melalui pengisian [ataupun pengosongan] elektron valensi terluar atom.[81] Ikatan kimia dapat diamankan untuk transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya, seperti yang terpantau pada natrium klorida dan garam-garam ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang menunjukkan perilaku valensi berganda, atau kecenderungan membagi elektron dengan jumlah yang berlainan pada senyawa yang berlainan. Sehingga, ikatan kimia sela unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada transfer elektron. Misalnya mencakup unsur karbon dalam senyawa organik.[82]

Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam tabel periodik yang mempertunjukkan sifat-sifat kimia suatu unsur yang berpola. Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi yang sama dikelompokkan secara vertikel [disebut golongan]. Unsur-unsur pada anggota terkanan tabel memiliki kelopak terluarnya terisi penuh, mengakibatkan unsur-unsur tersebut cenderung bersifat inert [gas agung].[83][84]

Telah tersedianya

Gambaran pembentukan kondensat Bose-Einstein.

Sejumlah atom ditemukan dalam telah tersedianya materi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan mengubah kondisi tersebut, materi dapat selalu berubah dibuat menjadi wujud padat, cair, gas, dan plasma.[85] Dalam tiap-tiap telah tersedianya tersebut pula materi dapat memiliki berbagai fase. Untuk misalnya pada karbon padat, dia dapat berupa grafit maupun intan.[86]

Pada suhu mendekati nol mutlak, atom dapat membentuk kondensat Bose-Einstein, di mana efek-efek mekanika kuantum yang kebanyakan hanya terpantau pada skala atom terpantau secara makroskopis.[87][88] Himpunan atom-atom yang dilewat-dinginkan ini berperilaku seperti satu atom super.[89]

Identifikasi

Mikroskop penerowongan payaran [scanning tunneling microscope] adalah suatu mikroskop yang dipergunakan untuk melihat permukaan suatu benda pada tingkat atom. Alat ini menggunakan fenomena penerowongan kuantum yang mengijinkan partikel-partikel menembus sawar yang kebanyakan tidak dapat dilewati.

Sebuah atom dapat diionisasi dengan melepaskan satu elektronnya. Muatan yang telah tersedia mengakibatkan trayektori atom melengkung ketika dia melalui sebuah area magnet. Jari-jari trayektori ion tersebut ditentukan oleh massa atom. Spektrometer massa menggunakan prinsip ini untuk menghitung rasio massa terhadap muatan ion. Apabila sampel tersebut mengandung sejumlah isotop, spektrometer massa dapat menentukan proporsi tiap-tiap isotop dengan mengukur intensitas berkas ion yang berlainan. Teknik untuk menguapkan atom mencakup spektroskopi emisi atomik plasma gandeng induktif [inductively coupled plasma atomic emission spectroscopy] dan spektrometri massa plasma gandeng induktif [inductively coupled plasma mass spectrometry], keduanya menggunakan plasma untuk menguapkan sampel analisis.[90]

Programa lainnya yang semakin selektif adalah spektroskopi pelepasan energi elektron [electron energy loss spectroscopy], yang mengukur pelepasan energi berkas elektron dalam suatu mikroskop elektron transmisi ketika dia berinteraksi dengan sampel. Tomografi kuar atom memiliki resolusi sub-nanometer dalam 3-D dan dapat secara kimiawi mengidentifikasi atom-atom individu menggunakan spektrometri massa ketika lintas.[91]

Spektrum telah tersedianya tereksitasi dapat dipergunakan untuk menganalisa komposisi atom bintang yang jauh. Panjang gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan oleh bintang dapat dipisahkan dan dicocokkan dengan transisi terkuantisasi atom gas bebas. Warna bintang kemudian dapat direplikasi menggunakan lampu lucutan gas yang mengandung unsur yang sama.[92] Helium pada Matahari ditemukan dengan menggunakan programa ini 23 tahun sebelum dia ditemukan di Bumi.[93]

Asal usul dan kondisi sekarang

Atom menduduki sekitar 4% densitas energi total yang telah tersedia dalam dunia semesta terpantau, dengan densitas rata-rata sekitar 0,25 atom/m3.[94] Dalam galaksi Bima Sakti, atom memiliki konsentrasi yang semakin tinggi, dengan densitas materi dalam medium antarbintang berkisar sela 105 sampai dengan 109 atom/m3.[95] Matahari sendiri dipercayai berada dalam Gelembung Lokal, yaitu suatu kawasan yang mengandung banyak gas ion, sehingga densitas di sekelilingnya adalah sekitar 103 atom/m3.[96] Bintang membentuk awan-awan padat dalam medium antarbintang, dan proses evolusioner bintang akan mengakibatkan peningkatan kandungan unsur yang semakin berat daripada hidrogen dan helium dalam medium antarbintang. Sampai dengan 95% atom Bima Sakti terkonsentrasi dalam bintang-bintang, dan massa total atom ini membentuk sekitar 10% massa galaksi.[97] Massa sisanya adalah materi gelap yang tidak dikenal dengan jelas.[98]

Nukleosintesis

Proton dan elektron yang stabil muncul satu detik setelah peristiwa Dentuman Agung. Dalam masa ketika tiga menit sesudahnya, nukleosintesis Dentuman Agung kebanyakan menghasilkan helium, litium, dan deuterium, dan mungkin juga beberapa berilium dan boron.[99][100][101] Atom pertama [dengan elektron yang terikat dengannya] secara teoritis tercipta 380.000 tahun sesudah Dentuman Besar, yaitu ketika dunia semesta yang mengembang cukup dingin untuk mengijinkan elektron-elektron terikat pada inti atom.[102] Sejak ketika itulah, inti atom mulai bergabung dalam bintang-bintang melalui proses fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur yang semakin berat sampai dengan besi.[103]

Isotop seperti litium-6 dihasilkan di ruang angkasa melalui spalasi sinar kosmis.[104] Hal ini terjadi ketika sebuah proton berenergi tinggi menumbuk inti atom, mengakibatkan sejumlah agung nukleon berhamburan. Unsur yang semakin berat daripada besi dihasilkan di supernova melalui proses r dan di bintang-bintang AGB melalui proses s. Kedua-duanya melibatkan penangkapan neutron oleh inti atom.[105] Unsur-unsur seperti timbal kebanyakan diwujudkan melalui peluruhan radioaktif unsur-unsur lain yang semakin berat.[106]

Bumi

Kebanyakan atom yang menyusun Bumi dan termasuk pula seluruh makhluk hidupnya pernah berada dalam wujud yang sekarang di nebula yang runtuh dari awan molekul dan membentuk Tata Surya. Sisanya merupakan dampak dari peluruhan radioaktif dan proporsinya dapat dipergunakan untuk menentukan usia Bumi melalui penanggalan radiometrik.[107][108] Kebanyakan helium dalam kerak Bumi merupakan produk peluruhan alfa.[109]

Terdapat sekelumit atom di Bumi yang pada awal pembentukannya tidak telah tersedia dan juga bukan merupakan dampak dari peluruhan radioaktif. Karbon-14 secara berkesinambungan dihasilkan oleh sinar kosmik di atmosfer.[110] Beberapa atom di Bumi secara hasil pekerjaan dihasilkan oleh reaktor ataupun senjata nuklir.[111][112] Dari semua Unsur-unsur transuranium yang bernomor atom semakin agung daripada 92, hanya plutonium dan neptunium sajalah yang terdapat di Bumi secara alami.[113][114] Unsur-unsur transuranium memiliki ketika paruh radioaktif yang semakin pendek daripada umur Bumi[115], sehingga unsur-unsur ini telah lama meluruh. Pengecualian terdapat pada plutonium-244 yang probabilitas tersimpan dalam abu kosmik.[107] Kandungan alami plutonium dan neptunium dihasilkan dari penangkapan neutron dalam bijih uranium.[116]

Bumi mengandung sekitar 1,33 × 1050 atom.[117] Pada atmosfer planet, terdapat sejumlah kecil atom gas agung seperti argon dan neon. Sisa 99% atom pada atmosfer bumi terikat dalam wujud molekul, misalnya karbon dioksida, oksigen diatomik, dan nitrogen diatomik. Pada permukaan Bumi, atom-atom saling berikatan membentuk berbagai macam senyawa, mencakup cairan, garam, silikat, dan oksida. Atom juga dapat bergabung membentuk bahan-bahan yang tidak terdiri dari molekul, misalnya kristal dan logam padat ataupun cair.[118][119]

Wujud teoritis dan wujud langka

Pencitraan 3-Dimensi keberadaan "Pulau stabilitas" di anggota paling kanan

Manakala isotop dengan nomor atom yang semakin tinggi daripada timbal [62] bersifat radioaktif, terdapat suatu "pulau stabilitas" yang diajukan untuk beberapa unsur dengan nomor atom di atas 103. Unsur-unsur super berat ini probabilitas memiliki inti yang secara relatif stabil terhadap peluruhan radioaktif.[120] Atom super berat yang stabil ini probabilitas agung adalah unbiheksium, dengan 126 proton 184 neutron.[121]

Tiap-tiap partikel materi memiliki partikel antimaterinya masing-masing dengan muatan listrik yang berlawanan. Sehingga, positron adalah antielektron yang bermuatan positif, dan antiproton adalah proton yang bermuatan negatif, Ketika materi dan antimateri berjumpa, keduanya akan saling memusnahkan. Terdapat ketidakseimbangan sela jumlah partikel materi dan antimateri. Ketidakseimbangan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, walaupun terdapat teori bariogenesis yang memberikan penjelasan yang memungkinkan. Antimateri tidak pernah ditemukan secara alami.[122][123] Namun, pada tahun 1996, antihidrogen sukses disintesis di laboratorium CERN di Jenewa.[124][125]

Terdapat pula atom-atom langka lainnya yang dibuat dengan menggantikan satu proton, neutron, ataupun elektron dengan partikel lain yang bermuatan sama. Untuk contoh, elektron dapat digantikan dengan muon yang semakin berat, membentuk atom muon. Jenis atom ini dapat dipergunakan untuk menguji prediksi fisika.[126][127][128]

Lihat juga

  • Massa atom relatif
  • Molekul
  • Unsur
  • Elektron
  • Proton
  • Neutron
  • Inti atom

Catatan

  1. ^ Kebanyakan isotop telah tersedia jumlah nukleon kebanyakan dari jumlah elektron. Dalam kasus hydrogen-1, yang telah tersedia satu elektron and satu nukleon, protonnya , atau 99,95% dari total massa atom.
  2. ^ Satu karat sama dengan 200 miligram. Berlandaskan ruang lingkup, karbon-12 memiliki 0,012 kg per mol. Tetapan Avogadro sekitar 6 × 1023 atom per mol.

Referensi

  1. ^ a b Haubold, Hans; Mathai, A. M. [1998]. "Microcosmos: From Leucippus to Yukawa". Structure of the Universe. Common Sense Science. //www.columbia.edu/~ah297/unesa/universe/universe-chapter3.html. Diakses pada 2008-01-17.
  2. ^ Staff [2007-08-01]. "Radioactive Decays". Stanford Linear Accelerator Center, Stanford University. //www2.slac.stanford.edu/vvc/theory/nuclearstability.html. Diakses pada 2007-01-02.
  3. ^ a b Ponomarev [1993:14-15].
  4. ^ a b [Inggris]A. Pablo Iannone. Dictionary of World Philosophy. p. 62. ISBN 0-415-17995-5. Retrieved 2010-06-09. 
  5. ^ [Inggris]Hajime Nakamura [1992]. A comparative history of ideas. Shri Jainendra Press. p. 145. ISBN 81-208-1004-x. Retrieved 2010-06-09. 
  6. ^ [Inggris]Ben-Ami Scharfstein [1998]. A comparative history of world philosophy: from the Upanishads to Kant. State University of New York Press. p. 189. ISBN 0-7914-3683-7. Retrieved 2010-06-09. 
  7. ^ Siegfried [2002:42–55].
  8. ^ "Lavoisier's Elements of Chemistry". Elements and Atoms. Le Moyne College, Department of Chemistry. //web.lemoyne.edu/~GIUNTA/EA/LAVPREFann.HTML. Diakses pada 2007-12-18.
  9. ^ Wurtz [1881:1–2].
  10. ^ Dalton [1808].
  11. ^ Einstein, Albert [May 1905]. "Über die von der molekularkinetischen Theorie der Wärme geforderte Bewegung von in ruhenden Flüssigkeiten suspendierten Teilchen" [PDF]. Annalen der Physik [in German] 322 [8]: 549–560. doi:10.1002/andp.19053220806. Retrieved 2007-02-04. 
  12. ^ Mazo [2002:1–7].
  13. ^ Lee, Y. K.; Hoon, Kelvin [1995]. "Brownian Motion". Imperial College, London. //www.doc.ic.ac.uk/~nd/surprise_95/journal/vol4/ykl/report.html. Diakses pada 2007-12-18.
  14. ^ Patterson, Gary [2007]. "Jean Perrin and the triumph of the atomic doctrine". Endeavour 31 [2]: 50–53. doi:10.1016/j.endeavour.2007.05.003. Retrieved 2008-11-07. 
  15. ^ The Nobel Foundation [1906]. "J.J. Thomson". Nobelprize.org. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1906/thomson-bio.html. Diakses pada 2007-12-20.
  16. ^ "Frederick Soddy, The Nobel Prize in Chemistry 1921". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/chemistry/laureates/1921/soddy-bio.html. Diakses pada 2008-01-18.
  17. ^ Thomson, Joseph John [1913]. "Rays of positive electricity". Proceedings of the Royal Society A 89: 1–20. Retrieved 2007-01-18. 
  18. ^ Stern, David P. [May 16, 2005]. "The Atomic Nucleus and Bohr's Early Model of the Atom". NASA Goddard Space Flight Center. //www-spof.gsfc.nasa.gov/stargaze/Q5.htm. Diakses pada 2007-12-20.
  19. ^ Bohr, Niels [December 11, 1922]. "Niels Bohr, The Nobel Prize in Physics 1922, Nobel Lecture". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1922/bohr-lecture.html. Diakses pada 2008-02-16.
  20. ^ Lewis, Gilbert N. [April 1916]. "The Atom and the Molecule". Journal of the American Chemical Society 38 [4]: 762–786. doi:10.1021/ja02261a002. 
  21. ^ Scerri, Eric R. [2007]. The Periodic Table. Oxford University Press US. pp. 205–226. ISBN 0195305736. 
  22. ^ Scully, Marlan O.; Lamb Jr., Willis E.; Barut, Asim [June 1987]. "On the theory of the Stern-Gerlach apparatus". Foundations of Physics 17 [6]: 575–583. doi:10.1007/BF01882788. 
  23. ^ Brown, Kevin [2007]. "The Hydrogen Atom". MathPages. //www.mathpages.com/home/kmath538/kmath538.htm. Diakses pada 2007-12-21.
  24. ^ Harrison, David M. [March 2000]. "The Development of Quantum Mechanics". University of Toronto. //www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/DevelQM/DevelQM.html. Diakses pada 2007-12-21.
  25. ^ Aston, Francis W. [1920]. "The constitution of atmospheric neon". Philosophical Magazine 39 [6]: 449–55. 
  26. ^ Chadwick, James [December 12, 1935]. "Nobel Lecture: The Neutron and Its Properties". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1935/chadwick-lecture.html. Diakses pada 2007-12-21.
  27. ^ Kullander, Sven [August 28, 2001]. "Accelerators and Nobel Laureates". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/articles/kullander/. Diakses pada 2008-01-31.
  28. ^ Staff [October 17, 1990]. "The Nobel Prize in Physics 1990". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1990/press.html. Diakses pada 2008-01-31.
  29. ^ Staff [October 15, 1997]. "The Nobel Prize in Physics 1997". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1997/. Diakses pada 2008-02-10.
  30. ^ Park, Jiwoong et al [2002]. "Coulomb blockade and the Kondo effect in single-atom transistors". Nature 417 [6890]: 722–25. doi:10.1038/nature00791. Retrieved 2008-01-03. 
  31. ^ Domokos, P.; Janszky, J.; Adam, P. [1994]. "Single-atom interference method for generating Fock states". Physical Review a 50: 3340–44. doi:10.1103/PhysRevA.50.3340. Retrieved 2008-01-03. 
  32. ^ Demtröder [2002:39–42].
  33. ^ Woan [2000:8].
  34. ^ Particle Data Group [2002]. "The Particle Adventure". Lawrence Berkeley Laboratory. //www.particleadventure.org/. Diakses pada 2007-01-03.
  35. ^ Schombert, James [April 18, 2006]. "Elementary Particles". University of Oregon. //abyss.uoregon.edu/~js/ast123/lectures/lec07.html. Diakses pada 2007-01-03.
  36. ^ [Inggris]Basic Knowledge of Radiation and Radioisotopes [Scientific Basis, Safe Handling of Radioisotopes and Radiation Protection]. Japan Radioisotope Association. 2005. ISBN 4-89073-170-9 C2040. 
  37. ^ Jevremovic [2005:63].
  38. ^ Pfeffer [2000:330–336].
  39. ^ Wenner, Jennifer M. [October 10, 2007]. "How Does Radioactive Decay Work?". Carleton College. //serc.carleton.edu/quantskills/methods/quantlit/RadDecay.html. Diakses pada 2008-01-09.
  40. ^ a b c Raymond, David [April 7, 2006]. "Nuclear Binding Energies". New Mexico Tech. //physics.nmt.edu/~raymond/classes/ph13xbook/node216.html. Diakses pada 2007-01-03.
  41. ^ Mihos, Chris [July 23, 2002]. "Overcoming the Coulomb Barrier". Case Western Reserve University. //burro.cwru.edu/Academics/Astr221/StarPhys/coulomb.html. Diakses pada 2008-02-13.
  42. ^ Staff [March 30, 2007]. "ABC's of Nuclear Science". Lawrence Berkeley National Laboratory. //www.lbl.gov/abc/Basic.html. Diakses pada 2007-01-03.
  43. ^ Makhijani, Arjun; Saleska, Scott [March 2, 2001]. "Basics of Nuclear Physics and Fission". Institute for Energy and Environmental Research. //www.ieer.org/reports/n-basics.html. Diakses pada 2007-01-03.
  44. ^ Shultis et al. [2002:72–6].
  45. ^ Fewell, M. P. [1995]. "The atomic nuclide with the highest mean binding energy". American Journal of Physics 63 [7]: 653–58. doi:10.1119/1.17828. Retrieved 2007-02-01. 
  46. ^ Mulliken, Robert S. [1967]. "Spectroscopy, Molecular Orbitals, and Chemical Bonding". Science 157 [3784]: 13–24. doi:10.1126/science.157.3784.13. PMID 5338306. 
  47. ^ a b Brucat, Philip J. [2008]. "The Quantum Atom". University of Florida. //www.chem.ufl.edu/~itl/2045/lectures/lec_10.html. Diakses pada 2007-01-04.
  48. ^ Herter, Terry [2006]. "Lecture 8: The Hydrogen Atom". Cornell University. //astrosun2.astro.cornell.edu/academics/courses/astro101/herter/lectures/lec08.htm. Diakses pada 2008-02-14.
  49. ^ Bell, R. E.; Elliott, L. G. [1950]. "Gamma-Rays from the Reaction H1[n,γ]D2 and the Binding Energy of the Deuteron". Physical Review 79 [2]: 282–285. doi:10.1103/PhysRev.79.282. 
  50. ^ Smirnov [2003:249–72].
  51. ^ Matis, Howard S. [August 9, 2000]. "The Isotopes of Hydrogen". Guide to the Nuclear Wall Chart. Lawrence Berkeley National Lab. //www.lbl.gov/abc/wallchart/chapters/02/3.html. Diakses pada 2007-12-21.
  52. ^ a b Sills [2003:131–134].
  53. ^ Dumé, Belle [April 23, 2003]. "Bismuth breaks half-life record for alpha decay". Physics World. Retrieved 2007-12-21. 
  54. ^ Lindsay, Don [July 30, 2000]. "Radioactives Missing From The Earth". Don Lindsay Archive. //www.don-lindsay-archive.org/creation/isotope_list.html. Diakses pada 2007-05-23.
  55. ^ CRC Handbook [2002].
  56. ^ a b Mills et al. [1993].
  57. ^ Chieh, Chung [January 22, 2001]. "Nuclide Stability". University of Waterloo. //www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/nuctek/nuclideunstable.html. Diakses pada 2007-01-04.
  58. ^ "Atomic Weights and Isotopic Compositions for All Elements". National Institute of Standards and Technology. //physics.nist.gov/cgi-bin/Compositions/stand_alone.pl?ele=&ascii=html&isotype=some. Diakses pada 2007-01-04.
  59. ^ Audi, G.; Wapstra, A. H.; Thibault C. [2003]. "The Ame2003 atomic mass evaluation [II]". Nuclear Physics A 729: 337–676. doi:10.1016/j.nuclphysa.2003.11.003. Retrieved 2008-02-07. 
  60. ^ Shannon, R. D. [1976]. "Revised effective ionic radii and systematic studies of interatomic distances in halides and chalcogenides". Acta Crystallographica, Section a 32: 751. doi:10.1107/S0567739476001551. Retrieved 2007-01-03. 
  61. ^ Dong, Judy [1998]. "Diameter of an Atom". The Physics Factbook. //hypertextbook.com/facts/MichaelPhillip.shtml. Diakses pada 2007-11-19.
  62. ^ Zumdahl [2002].
  63. ^ Staff [2007]. "Small Miracles: Harnessing nanotechnology". Oregon State University. //oregonstate.edu/terra/2007winter/features/nanotech.php. Diakses pada 2007-01-07.—describes the width of a human hair as 105 nm and 10 carbon atoms as spanning 1 nm.
  64. ^ Padilla et al. [2002:32]—"There are 2,000,000,000,000,000,000,000 [that's 2 sextillion] atoms of oxygen in one drop of water—and twice as many atoms of hydrogen."
  65. ^ Feynman [1995].
  66. ^ a b "Radioactivity". Splung.com. //www.splung.com/content/sid/5/page/radioactivity. Diakses pada 2007-12-19.
  67. ^ L'Annunziata [2003:3–56].
  68. ^ Firestone, Richard B. [May 22, 2000]. "Radioactive Decay Modes". Berkeley Laboratory. //isotopes.lbl.gov/education/decmode.html. Diakses pada 2007-01-07.
  69. ^ Hornak, J. P. [2006]. "Chapter 3: Spin Physics". The Basics of NMR. Rochester Institute of Technology. //www.cis.rit.edu/htbooks/nmr/chap-3/chap-3.htm. Diakses pada 2007-01-07.
  70. ^ a b Schroeder, Paul A. [February 25, 2000]. "Magnetic Properties". University of Georgia. //www.gly.uga.edu/schroeder/geol3010/magnetics.html. Diakses pada 2007-01-07.
  71. ^ Goebel, Greg [September 1, 2007]. "[4.3] Magnetic Properties of the Atom". Elementary Quantum Physics. In The Public Domain website. //www.vectorsite.net/tpqm_04.html. Diakses pada 2007-01-07.
  72. ^ Yarris, Lynn [Spring 1997]. "Talking Pictures". Berkeley Lab Research Review. Retrieved 2008-01-09. 
  73. ^ Liang and Haacke [1999:412–26].
  74. ^ Zeghbroeck, Bart J. Van [1998]. "Energy levels". Shippensburg University. //physics.ship.edu/~mrc/pfs/308/semicon_book/eband2.htm. Diakses pada 2007-12-23.
  75. ^ Fowles [1989:227–233].
  76. ^ Martin, W. C.; Wiese, W. L. [May 2007]. "Atomic Spectroscopy: A Compendium of Basic Ideas, Notation, Data, and Formulas". National Institute of Standards and Technology. //physics.nist.gov/Pubs/AtSpec/. Diakses pada 2007-01-08.
  77. ^ "Atomic Emission Spectra — Origin of Spectral Lines". Avogadro Web Site. //www.avogadro.co.uk/light/bohr/spectra.htm. Diakses pada 2006-08-10.
  78. ^ Fitzpatrick, Richard [February 16, 2007]. "Fine structure". University of Texas at Austin. //farside.ph.utexas.edu/teaching/qm/lectures/node55.html. Diakses pada 2008-02-14.
  79. ^ Weiss, Michael [2001]. "The Zeeman Effect". University of California-Riverside. //math.ucr.edu/home/baez/spin/node8.html. Diakses pada 2008-02-06.
  80. ^ Beyer [2003:232–236].
  81. ^ Reusch, William [July 16, 2007]. "Virtual Textbook of Organic Chemistry". Michigan State University. //www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/intro1.htm. Diakses pada 2008-01-11.
  82. ^ "Covalent bonding - Single bonds". chemguide. 2000. //www.chemguide.co.uk/atoms/bonding/covalent.html.
  83. ^ Husted, Robert et al. [December 11, 2003]. "Periodic Table of the Elements". Los Alamos National Laboratory. //periodic.lanl.gov/default.htm. Diakses pada 2008-01-11.
  84. ^ Baum, Rudy [2003]. "It's Elemental: The Periodic Table". Chemical & Engineering News. //pubs.acs.org/cen/80th/elements.html. Diakses pada 2008-01-11.
  85. ^ Goodstein [2002:436–438].
  86. ^ Brazhkin, Vadim V. [2006]. "Metastable phases, phase transformations, and phase diagrams in physics and chemistry". Physics-Uspekhi 49: 719–24. doi:10.1070/PU2006v049n07ABEH006013. 
  87. ^ Myers [2003:85].
  88. ^ Staff [October 9, 2001]. "Bose-Einstein Condensate: A New Form of Matter". National Institute of Standards and Technology. Retrieved 2008-01-16. 
  89. ^ Colton, Imogen; Fyffe, Jeanette [February 3, 1999]. "Super Atoms from Bose-Einstein Condensation". The University of Melbourne. //www.ph.unimelb.edu.au/~ywong/poster/articles/bec.html. Diakses pada 2008-02-06.
  90. ^ Jakubowski, N.; Moens, L.; Vanhaecke, F [1998]. "Sector field mass spectrometers in ICP-MS". Spectrochimica Acta Part B: Atomic Spectroscopy 53 [13]: 1739–63. doi:10.1016/S0584-8547[98]00222-5. 
  91. ^ Müller, Erwin W.; Panitz, John A.; McLane, S. Brooks [1968]. "The Atom-Probe Field Ion Microscope". Review of Scientific Instruments 39 [1]: 83–86. doi:10.1063/1.1683116. ISSN 0034-6748. 
  92. ^ Lochner, Jim; Gibb, Meredith; Newman, Phil [April 30, 2007]. "What Do Spectra Tell Us?". NASA/Goddard Space Flight Center. //imagine.gsfc.nasa.gov/docs/science/how_l1/spectral_what.html. Diakses pada 2008-01-03.
  93. ^ Winter, Mark [2007]. "Helium". WebElements. //www.webelements.com/webelements/elements/text/He/hist.html. Diakses pada 2008-01-03.
  94. ^ Hinshaw, Gary [February 10, 2006]. "What is the Universe Made Of?". NASA/WMAP. //map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101matter.html. Diakses pada 2008-01-07.
  95. ^ Choppin et al. [2001].
  96. ^ Davidsen, Arthur F. [1993]. "Far-Ultraviolet Astronomy on the Astro-1 Space Shuttle Mission". Science 259 [5093]: 327–34. doi:10.1126/science.259.5093.327. PMID 17832344. Retrieved 2008-01-07. 
  97. ^ Lequeux [2005:4].
  98. ^ Smith, Nigel [January 6, 2000]. "The search for dark matter". Physics World. //physicsworld.com/cws/article/print/809. Diakses pada 2008-02-14.
  99. ^ Croswell, Ken [1991]. "Boron, bumps and the Big Bang: Was matter spread evenly when the Universe began? Perhaps not; the clues lie in the creation of the lighter elements such as boron and beryllium". New Scientist [1794]: 42. Retrieved 2008-01-14. 
  100. ^ Copi, Craig J.; Schramm, David N.; Turner, Michael S. [1995]. "Big-Bang Nucleosynthesis and the Baryon Density of the Universe" [PDF]. Science 267: 192–99. doi:10.1126/science.7809624. PMID 7809624. Retrieved 2008-01-13. 
  101. ^ Hinshaw, Gary [December 15, 2005]. "Tests of the Big Bang: The Light Elements". NASA/WMAP. //map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101bbtest2.html. Diakses pada 2008-01-13.
  102. ^ Abbott, Brian [May 30, 2007]. "Microwave [WMAP] All-Sky Survey". Hayden Planetarium. //www.haydenplanetarium.org/universe/duguide/exgg_wmap.php. Diakses pada 2008-01-13.
  103. ^ F. Hoyle [1946]. "The synthesis of the elements from hydrogen". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 106: 343–83. Retrieved 2008-01-13. 
  104. ^ Knauth, D. C.; Federman, S. R.; Lambert, David L.; Crane, P. [2000]. "Newly synthesized lithium in the interstellar medium". Nature 405: 656–58. doi:10.1038/35015028. 
  105. ^ Mashnik, Stepan G. [August 2000]. "On Solar System and Cosmic Rays Nucleosynthesis and Spallation Processes". Cornell University. //arxiv.org/abs/astro-ph/0008382. Diakses pada 2008-01-14.
  106. ^ Kansas Geological Survey [May 4, 2005]. "Age of the Earth". University of Kansas. //www.kgs.ku.edu/Extension/geotopics/earth_age.html. Diakses pada 2008-01-14.
  107. ^ a b Manuel [2001:407–430,511–519].
  108. ^ Dalrymple, G. Brent [2001]. "The age of the Earth in the twentieth century: a problem [mostly] solved". Geological Society, London, Special Publications 190: 205–21. doi:10.1144/GSL.SP.2001.190.01.14. Retrieved 2008-01-14. 
  109. ^ Anderson, Don L.; Foulger, G. R.; Meibom, Anders [September 2, 2006]. "Helium: Fundamental models". MantlePlumes.org. //www.mantleplumes.org/HeliumFundamentals.html. Diakses pada 2007-01-14.
  110. ^ Pennicott, Katie [May 10, 2001]. "Carbon clock could show the wrong time". PhysicsWeb. Retrieved 2008-01-14. 
  111. ^ Yarris, Lynn [July 27, 2001]. "New Superheavy Elements 118 and 116 Discovered at Berkeley Lab". Berkeley Lab. Retrieved 2008-01-14. 
  112. ^ Diamond, H. et al. [1960]. "Heavy Isotope Abundances in Mike Thermonuclear Device" [subscription required]. Physical Review 119: 2000–04. doi:10.1103/PhysRev.119.2000. Retrieved 2008-01-14. 
  113. ^ Poston Sr., John W. [March 23, 1998]. "Do transuranic elements such as plutonium ever occur naturally?". Scientific American. //www.sciam.com/chemistry/article/id/do-transuranic-elements-s/topicID/4/catID/3. Diakses pada 2008-01-15.
  114. ^ Keller, C. [1973]. "Natural occurrence of lanthanides, actinides, and superheavy elements". Chemiker Zeitung 97 [10]: 522–30. Retrieved 2008-01-15. 
  115. ^ Marco [2001:17].
  116. ^ "Oklo Fossil Reactors". Curtin University of Technology. //www.oklo.curtin.edu.au/index.cfm. Diakses pada 2008-01-15.
  117. ^ Weisenberger, Drew. "How many atoms are there in the world?". Jefferson Lab. //education.jlab.org/qa/mathatom_05.html. Diakses pada 2008-01-16.
  118. ^ Pidwirny, Michael. "Fundamentals of Physical Geography". University of British Columbia Okanagan. //www.physicalgeography.net/fundamentals/contents.html. Diakses pada 2008-01-16.
  119. ^ Anderson, Don L. [2002]. "The inner inner core of Earth". Proceedings of the National Academy of Sciences 99 [22]: 13966–68. doi:10.1073/pnas.232565899. PMID 12391308. Retrieved 2008-01-16. 
  120. ^ Anonymous [October 2, 2001]. "Second postcard from the island of stability". CERN Courier. Retrieved 2008-01-14. 
  121. ^ Jacoby, Mitch [2006]. "As-yet-unsynthesized superheavy atom should form a stable diatomic molecule with fluorine". Chemical & Engineering News 84 [10]: 19. Retrieved 2008-01-14. 
  122. ^ Koppes, Steve [March 1, 1999]. "Fermilab Physicists Find New Matter-Antimatter Asymmetry". University of Chicago. Retrieved 2008-01-14. 
  123. ^ Cromie, William J. [August 16, 2001]. "A lifetime of trillionths of a second: Scientists explore antimatter". Harvard University Gazette. Retrieved 2008-01-14. 
  124. ^ Hijmans, Tom W. [2002]. "Particle physics: Cold antihydrogen". Nature 419: 439–40. doi:10.1038/419439a. 
  125. ^ Staff [October 30, 2002]. "Researchers 'look inside' antimatter". BBC News. Retrieved 2008-01-14. 
  126. ^ Barrett, Roger; Jackson, Daphne; Mweene, Habatwa [1990]. "The Strange World of the Exotic Atom". New Scientist [1728]: 77–115. Retrieved 2008-01-04. 
  127. ^ Indelicato, Paul [2004]. "Exotic Atoms". Physica Scripta T112: 20–26. doi:10.1238/Physica.Topical.112a00020. 
  128. ^ Ripin, Barrett H. [July 1998]. "Recent Experiments on Exotic Atoms". American Physical Society. //www.aps.org/publications/apsnews/199807/experiment.cfm.html. Diakses pada 2008-02-15.

Referensi buku

  • L'Annunziata, Michael F. [2003]. Handbook of Radioactivity Analysis. Academic Press. ISBN 0124366031. OCLC 162129551. 
  • Beyer, H. F.; Shevelko, V. P. [2003]. Introduction to the Physics of Highly Charged Ions. CRC Press. ISBN 0750304812. OCLC 47150433. 
  • Choppin, Gregory R.; Liljenzin, Jan-Olov; Rydberg, Jan [2001]. Radiochemistry and Nuclear Chemistry. Elsevier. ISBN 0750674636. OCLC 162592180. 
  • Dalton, J. [1808]. A New System of Chemical Philosophy, Part 1. London and Manchester: S. Russell. 
  • Demtröder, Wolfgang [2002]. Atoms, Molecules and Photons: An Introduction to Atomic- Molecular- and Quantum Physics [1st ed.]. Springer. ISBN 3540206310. OCLC 181435713. 
  • Feynman, Richard [1995]. Six Easy Pieces. The Penguin Group. ISBN 978-0-140-27666-4. OCLC 40499574. 
  • Fowles, Grant R. [1989]. Introduction to Modern Optics. Courier Dover Publications. ISBN 0486659577. OCLC 18834711. 
  • Gangopadhyaya, Mrinalkanti [1981]. Indian Atomism: History and Sources. Atlantic Highlands, New Jersey: Humanities Press. ISBN 0-391-02177-X. OCLC 10916778. 
  • Goodstein, David L. [2002]. States of Matter. Courier Dover Publications. ISBN 0-486-49506-X. 
  • Harrison, Edward Robert [2003]. Masks of the Universe: Changing Ideas on the Nature of the Cosmos. Cambridge University Press. ISBN 0521773512. OCLC 50441595. 
  • Iannone, A. Pablo [2001]. Dictionary of World Philosophy. Routledge. ISBN 0415179955. OCLC 44541769. 
  • Jevremovic, Tatjana [2005]. Nuclear Principles in Engineering. Springer. ISBN 0387232842. OCLC 228384008. 
  • Lequeux, James [2005]. The Interstellar Medium. Springer. ISBN 3540213260. OCLC 133157789. 
  • Levere, Trevor, H. [2001]. Transforming Matter – A History of Chemistry for Alchemy to the Buckyball. The Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6610-3. 
  • Liang, Z.-P.; Haacke, E. M. [1999]. In Webster, J. G. Encyclopedia of Electrical and Electronics Engineering: Magnetic Resonance Imaging [PDF]. vol. 2. John Wiley & Sons. pp. 412–26. ISBN 0471139467. Retrieved 2008-01-09. 
  • MacGregor, Malcolm H. [1992]. The Enigmatic Electron. Oxford University Press. ISBN 0195218337. OCLC 223372888. 
  • Manuel, Oliver [2001]. Origin of Elements in the Solar System: Implications of Post-1957 Observations. Springer. ISBN 0306465620. OCLC 228374906. 
  • Mazo, Robert M. [2002]. Brownian Motion: Fluctuations, Dynamics, and Applications. Oxford University Press. ISBN 0198515677. OCLC 48753074. 
  • Mills, Ian; Cvitaš, Tomislav; Homann, Klaus; Kallay, Nikola; Kuchitsu, Kozo [1993]. Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry [2nd ed.]. Oxford: International Union of Pure and Applied Chemistry, Commission on Physiochemical Symbols Terminology and Units, Blackwell Scientific Publications. ISBN 0-632-03583-8. OCLC 27011505. 
  • Moran, Bruce T. [2005]. Distilling Knowledge: Alchemy, Chemistry, and the Scientific Revolution. Harvard University Press. ISBN 0674014952. 
  • Myers, Richard [2003]. The Basics of Chemistry. Greenwood Press. ISBN 0313316643. OCLC 50164580. 
  • Padilla, Michael J.; Miaoulis, Ioannis; Cyr, Martha [2002]. Prentice Hall Science Explorer: Chemical Building Blocks. Upper Saddle River, New Jersey USA: Prentice-Hall, Inc. ISBN 0-13-054091-9. OCLC 47925884. 
  • Pauling, Linus [1960]. The Nature of the Chemical Bond. Cornell University Press. ISBN 0801403332. OCLC 17518275. 
  • Pfeffer, Jeremy I.; Nir, Shlomo [2000]. Modern Physics: An Introductory Text. Imperial College Press. ISBN 1860942504. OCLC 45900880. 
  • Ponomarev, Leonid Ivanovich [1993]. The Quantum Dice. CRC Press. ISBN 0750302518. OCLC 26853108. 
  • Scerri, Eric R. [2007]. The Periodic Table. Oxford University Press. ISBN 0195305736. 
  • Shultis, J. Kenneth; Faw, Richard E. [2002]. Fundamentals of Nuclear Science and Engineering. CRC Press. ISBN 0824708342. OCLC 123346507. 
  • Siegfried, Robert [2002]. From Elements to Atoms: A History of Chemical Composition. DIANE. ISBN 0871699249. OCLC 186607849. 
  • Sills, Alan D. [2003]. Earth Science the Easy Way. Barron's Educational Series. ISBN 0764121464. OCLC 51543743. 
  • Smirnov, Boris M. [2003]. Physics of Atoms and Ions. Springer. ISBN 0-387-95550-X. 
  • Teresi, Dick [2003]. Lost Discoveries: The Ancient Roots of Modern Science. Simon & Schuster. pp. 213–214. ISBN 074324379X. 
  • Various [2002]. In Lide, David R. Handbook of Chemistry & Physics [88th ed.]. CRC. ISBN 0849304865. OCLC 179976746. Retrieved 2008-05-23. 
  • Woan, Graham [2000]. The Cambridge Handbook of Physics. Cambridge University Press. ISBN 0521575079. OCLC 224032426. 
  • Wurtz, Charles Adolphe [1881]. The Atomic Theory. New York: D. Appleton and company. 
  • Zaider, Marco; Rossi, Harald H. [2001]. Radiation Science for Physicians and Public Health Workers. Springer. ISBN 0306464039. OCLC 44110319. 
  • Zumdahl, Steven S. [2002]. Introductory Chemistry: A Foundation [5th ed.]. Houghton Mifflin. ISBN 0-618-34342-3. OCLC 173081482. Retrieved 2008-02-05. 

Pranala luar

  • Francis, Eden [2002]. "Atomic Size". Clackamas Community College. //dl.clackamas.cc.or.us/ch104-07/atomic_size.htm. Diakses pada 2007-01-09.
  • Freudenrich, Craig C... "How Atoms Work". How Stuff Works. //www.howstuffworks.com/atom.htm. Diakses pada 2007-01-09.
  • "Atom:The Atom". Free High School Science Texts: Physics. Wikibooks. //en.wikibooks.org/wiki/FHSST_Physics_Atom:The_Atom. Diakses pada 2007-01-09.
  • Anonymous [2007]. "The atom". Science aid+. //www.scienceaid.co.uk/chemistry/basics/theatom.html. Diakses pada 2007-01-09.
  • Anonymous [2006-01-03]. "Atoms and Atomic Structure". BBC. //www.bbc.co.uk/dna/h2g2/A6672963. Diakses pada 2007-01-11.
  • Various [2006-01-03]. "Physics 2000, Table of Contents". University of Colorado. //www.colorado.edu/physics/2000/index.pl?Type=TOC. Diakses pada 2008-01-11.
  • Various [2006-02-03]. "What does an atom look like?". University of Karlsruhe. //www.hydrogenlab.de/elektronium/HTML/einleitung_hauptseite_uk.html. Diakses pada 2008-05-12.

edunitas.com

Page 2

Portal Kimia

Atom yaitu suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral [kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak mempunyai neutron]. Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula bisa berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung banyak proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung banyak proton dan elektron yang berlainan bersifat positif atau negatif dan dinamakan sbg ion. Atom dikelompokkan berlandaskan banyak proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Banyak proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan banyak neutron menentukan isotop unsur tersebut.

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani [ἄτομος/átomos, α-τεμνω], yang berfaedah tidak bisa dipotong ataupun sesuatu yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. Pemikiran atom sbg komponen yang tak bisa dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada ratus tahun ke-17 dan ke-18, para kimiawan menaruh dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak bisa dibagi-bagi semakin jauh lagi memakai metode-metode kimia. Selama yang belakang sekali ratus tahun ke-19 dan awal ratus tahun ke-20, para fisikawan sukses menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak bisa dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang dipergunakan para fisikawan kemudian sukses memodelkan atom.[1]

Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom diasumsikan sebuah objek yang sangat kecil yang mempunyai massa yang secara proporsional kecil pula. Atom hanya bisa dipantau dengan memakai alat khusus seperti mikroskop gaya atom. Semakin dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom,[catatan 1] dengan proton dan neutron yang bermassa nyaris sama. Setiap unsur sangat tidak mempunyai satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang bisa merasakan peluruhan radioaktif. Hal ini bisa mengakibatkan transmutasi, yang mengubah banyak proton dan neutron pada inti.[2] Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan bisa merasakan transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang berlandaskan dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.

Sejarah

Pemikiran bahwa materi terdiri dari satuan-satuan terpisah yang tidak bisa dibagi lagi dihasilkan menjadi satuan yang semakin kecil telah mempunyai selama satu milenium. Namun, pemikiran tersebut masihlah bersifat niskala dan filosofis, daripada berlandaskan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada kebiasaan istiadat dan arus filosofi tersebut, dan seringkali pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian, pemikiran dasar tentang atom bisa diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian, karena dia secara elegan bisa menjelaskan penemuan-penemuan baru pada anggota kimia.[3]

Pustaka sangat awal tentang pemikiran atom bisa ditilik kembali untuk 100 tahun India lawas pada tahun 800 sebelum masehi,[4] yang diterangkan dalam naskah filsafat Jainisme sbg anu dan paramanu.[4][5] Arus mazhab Nyaya dan Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung dihasilkan menjadi benda-benda yang semakin kompleks.[6] Satu ratus tahun kemudian muncul pustaka tentang atom di alam Barat oleh Leukippos, yang kemudian oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan. Perhitungan pada tahun 450 SM, Demokritos membuat istilah átomos [bahasa Yunani: ἄτομος], yang berfaedah "tidak bisa dipotong" ataupun "tidak bisa dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos tentang atom bukanlah usaha sbg menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci, melainkan suatu filosofi yang mencoba sbg memberikan jawaban atas perubahan-perubahan yang terjadi pada alam.[1] Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu ilmu modern memutuskan sbg memakai istilah "atom" yang dicetuskan oleh Demokritos.[3]

Kemajuan semakin jauh pada pemahaman tentang atom dimulai dengan mengembangnya ilmu kimia. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang berdebat bahwa materi-materi di alam ini terdiri dari bermacam kombinasi "corpuscules", yaitu atom-atom yang berlainan. Hal ini berlainan dengan pandangan klasik yang berpendapat bahwa materi terdiri dari unsur-unsur udara, tanah, api, dan cairan.[7] Pada tahun 1789, istilah element [unsur] diartikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, sbg bahan dasar yang tidak bisa dibagi-bagi semakin jauh lagi dengan memakai metode-metode kimia.[8]

Bermacam atom dan molekul yang digambarkan pada buku John Dalton, A New System of Chemical Philosophy [1808].

Pada tahun 1803, John Dalton memakai pemikiran atom sbg menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap, serta mengapa gas-gas tertentu semakin larut dalam cairan dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Dia mengajukan argumen bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik, dan atom-atom tersebut kemudian bisa bergabung sbg membentuk senyawa-senyawa kimia.[9][10]

Teori partikel ini kemudian dikonfirmasikan semakin jauh lagi pada tahun 1827, yaitu ketika botaniwan Robert Brown memakai mikroskop sbg mengamati debu-debu yang mengambang di atas cairan dan menemukan bahwa debu-debu tersebut memperagakan usaha secara tanpa pola. Fenomena ini kemudian dikenal sbg "Gerak Brown". Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan argumen bahwa fenomena ini diakibatkan oleh gerak termal molekul cairan, dan pada tahun 1905 Albert Einstein membuat analisis matematika terhadap gerak ini.[11][12][13] Fisikawan Perancis Jean Perrin kemudian memakai hasil kerja Einstein sbg menentukan massa dan dimensi atom secara eksperimen, yang kemudian dengan pasti dihasilkan menjadi verifikasi atas teori atom Dalton.[14]

Berlandaskan hasil penelitiannya terhadap sinar katode, pada tahun 1897 J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan pemikiran atom sbg satuan yang tidak bisa dibagi-bagi lagi.[15] Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan positif [model puding prem].

Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa beberapa kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang semakin tajam dari yang apa yang diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan argumen bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi pada inti atom, dengan elektron yang mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah dipantulkan dengan sudut pantulan yang semakin tajam. Pada tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif, Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat semakin dari satu jenis atom pada setiap posisi tabel periodik.[16] Istilah isotop kemudian dihasilkan oleh Margaret Todd sbg nama yang tepat sbg atom-atom yang berlainan namun yaitu satu unsur yang sama. J.J. Thomson kemudian menemukan teknik sbg memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.[17]

Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan argumen bahwa elektron-elektron terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi serta bisa meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, walaupun demikian tidak bisa dengan tidak terikat sama sekali berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam kondisi transisi.[18] Suatu elektron haruslah menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu sbg bisa memperagakan transisi antara orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya dari materi yang dipanaskan memancar melalui prisma, dia menghasilkan suatu spektrum multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini sukses diterangkan oleh teori transisi orbital ini.[19]

Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun 1916 diterangkan oleh Gilbert Newton Lewis sbg interaksi antara elektron-elektron atom tersebut.[20] Atas keadaan keteraturan sifat-sifat kimiawi dalam tabel periode kimia,[21] kimiawan Amerika Irving Langmuir tahun 1919 berpendapat bahwa hal ini bisa diterangkan apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling berhubungan atau bersama-sama menjadi satu kelompokan dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan menduduki satu set kelopak elektron di sekitar inti atom.

Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922 memberikan bukti semakin jauh tentang sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas atom perak ditembakkan melalui ajang magnet, berkas tersebut terpisah-pisah berlandaskan dengan arah momentum sudut atom [spin]. Oleh karena arah spin yaitu tanpa pola, berkas ini diharapkan menyebar dihasilkan menjadi satu garis. Namun pada kenyataannya berkas ini terbagi dihasilkan menjadi dua anggota, tergantung dari apakah spin atom tersebut berpandangan ke atas ataupun ke bawah.[22]

Pada tahun 1926, dengan memakai pemikiran Louis de Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger mengembangkan suatu model atom matematis yang menggambarkan elektron sbg gelombang tiga dimensi daripada sbg titik-titik partikel. Konsekuensi penggunaan wujud gelombang sbg menjelaskan elektron ini yaitu bahwa yaitu tidak mungkin sbg secara matematis menghitung posisi dan momentum partikel secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sbg prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan oleh Werner Heisenberg pada 1926. Menurut pemikiran ini, sbg setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa memperoleh kisaran nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula sebaliknya. Walaupun model ini sulit sbg divisualisasikan, dia bisa dengan sepatutnya menjelaskan sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak bisa diterangkan oleh teori mana pun. Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari digugurkan dan dialihkan oleh model orbital atom di sekitar inti di mana elektron sangat berkemungkinan mempunyai.[23][24]

Diagram skema spetrometer massa sederhana.

Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan diterapkannya pengukuran massa atom secara tepat. Alat spektrometer ini memakai magnet sbg membelokkan trayektori berkas ion, dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston memakai alat ini sbg menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa yang berlainan. Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan dia dinamakan sbg kaidah bilangan bulat.[25] Penjelasan pada perbedaan massa isotop ini sukses dipecahkan setelah ditemukannya neutron, suatu partikel bermuatan netral dengan massa yang nyaris sama dengan proton, yaitu oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian diterangkan sbg unsur dengan banyak proton yang sama, namun mempunyai banyak neutron yang berlainan dalam inti atom.[26]

Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat partikel dan detektor partikel mengijinkan para ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang memperagakan usaha dengan energi yang tinggi.[27] Neutron dan proton kemudian dikenal sbg hadron, yaitu komposit partikel-partikel kecil yang dinamakan sbg kuark. Model-model standar fisika nuklir kemudian dikembangkan sbg menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam hal interaksi partikel subatom ini.[28]

Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk. di Bell Labs mengembangkan sebuah teknik sbg menurunkan temperatur atom memakai laser. Pada tahun yang sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh William D. Phillips sukses memerangkap atom natrium dalam perangkap magnet. Claude Cohen-Tannoudji kemudian menggabungkan kedua teknik tersebut sbg mendinginkan sejumlah kecil atom sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini mengijinkan ilmuwan mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi, yang pada hasilnya membawa para ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.[29]

Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah kecil sbg dipergunakan dalam aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini, bermacam peranti yang memakai sebuah atom tunggal logam yang dihubungkan dengan ligan-ligan organik [transistor elektron tunggal] telah dihasilkan.[30] Bermacam penelitian telah diterapkan sbg memerangkap dan memperlambat laju atom memakai pendinginan laser sbg memperoleh pemahaman yang semakin sepatutnya tentang sifat-sifat atom.[31]

Komponen-komponen atom

Partikel subatom

Walaupun awal mulanya kata atom berfaedah suatu partikel yang tidak bisa dipotong-potong lagi dihasilkan menjadi partikel yang semakin kecil, dalam terminologi ilmu ilmu modern, atom tersusun atas bermacam partikel subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini yaitu elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-1 tidak mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada ion hidrogen positif H+.

Dari kesemua partikel subatom ini, elektron yaitu yang sangat ringan, dengan massa elektron sebesar 9,11 × 10−31 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang bisa dipergunakan sbg mengukur ukurannya.[32] Proton mempunyai muatan positif dan massa 1.836 kali semakin berat daripada elektron [1,6726 × 10−27 kg]. Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa tidak terikat sama sekali 1.839 kali massa elektron[33] atau [1,6929 × 10−27 kg].

Dalam model standar fisika, sepatutnya proton dan neutron terdiri dari partikel elementer yang dinamakan kuark. Kuark termasuk kedalam golongan partikel fermion dan yaitu salah satu dari dua bahan penyusun materi dasar [yang lainnya yaitu lepton]. Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark tersebut mempunyai muatan listri fraksional sebesar +2/3 ataupun −1/3. Proton terdiri dari dua kuark naik dan satu kuark turun, manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun. Perbedaan komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh gluon. Gluon yaitu anggota dari boson tolok yang yaitu perantara gaya-gaya fisika.[34][35]

Inti atom

Energi pengikatan yang diperlukan oleh nukleon sbg lolos dari inti pada bermacam isotop.

Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif, proton dan neutron tersebut dinamakan sbg nukleon [partikel penyusun inti]. Diameter inti atom berkisar antara 10-15 sampai 10-14m.[36] Jari-jari inti diperkirakan sama dengan   fm, dengan A yaitu banyak nukleon.[37] Hal ini sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang dinamakan gaya kuat residual. Pada jarak semakin kecil daripada 2,5 fm, gaya ini semakin kuat daripada gaya elektrostatik yang mengakibatkan proton saling tolak menolak.[38]

Atom dari unsur kimia yang sama mempunyai banyak proton yang sama, dinamakan nomor atom. Suatu unsur bisa mempunyai banyak neutron yang bervariasi. Variasi ini dinamakan sbg isotop. Banyak proton dan neutron suatu atom hendak menentukan nuklida atom tersebut, sedangkan banyak neutron relatif terhadap banyak proton hendak menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu hendak menjalankan peluruhan radioaktif.[39]

Neutron dan proton yaitu dua jenis fermion yang berlainan. Asas pengecualian Pauli melarang keadaan keberadaan fermion yang identik [seperti misalnya proton berganda] menduduki suatu kondisi fisik kuantum yang sama pada masa yang sama. Oleh karenanya, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki kondisi kuantum yang berlainan dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini juga berjalan sbg neutron. Pelarangan ini tidak berjalan untuk proton dan neutron yang menduduki kondisi kuantum yang sama.[40]

Sbg atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang mempunyai banyak proton semakin banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke kondisi energi yang semakin rendah melalui peluruhan radioaktif yang mengakibatkan banyak proton dan neutron seimbang. Oleh karenanya, atom dengan banyak proton dan neutron yang berimbang semakin stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi neutron yang semakin tinggi lagi sbg menjaga stabilitasnya. Pada inti yang sangat berat, rasio neutron per proton yang diperlukan sbg menjaga stabilitasnya hendak meningkat dihasilkan menjadi 1,5.[40]

Cerminan proses fusi nuklir yang menghasilkan inti deuterium [terdiri dari satu proton dan satu neutron]. Satu positron [e+] dipancarkan bersamaan dengan neutrino elektron.

Banyak proton dan neutron pada inti atom bisa diubah, walaupun hal ini memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat. Fusi nuklir terjadi ketika banyak partikel atom bergabung membentuk inti yang semakin berat. Sbg contoh, pada inti Matahari, proton memerlukan energi sekitar 3–10 keV sbg mengatasi gaya tolak-menolak antar sesamanya dan bergabung dihasilkan menjadi satu inti.[41] Fisi nuklir yaitu kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nuklir, inti dipecah dihasilkan menjadi dua inti yang semakin kecil. Hal ini kebanyakan terjadi melalui peluruhan radioaktif. Inti atom juga bisa diubah melalui penembakan partikel subatom berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah banyak proton dalam inti, atom tersebut hendak berganti unsurnya.[42][43]

Bila massa inti setelah terjadinya reaksi fusi semakin kecil daripada banyak massa partikel awal penyusunnya, maka perbedaan ini diakibatkan oleh pelepasan pancaran energi [misalnya sinar gamma], sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan massa-energi Einstein, E = mc2, dengan m yaitu massa yang hilang dan c yaitu kecepatan cahaya. Defisit ini yaitu anggota dari energi pengikatan inti yang baru.[44]

Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang semakin mulia dengan nomor atom semakin rendah daripada besi dan nikel [jumlah total nukleon sama dengan 60] kebanyakan bersifat eksotermik, yang berfaedah bahwa proses ini melepaskan energi.[45] Yaitu proses pelepasan energi inilah yang membuat fusi nuklir pada bintang bisa dipertahankan. Sbg inti yang semakin berat, energi pengikatan per nukleon dalam inti mulai menurun. Ini berfaedah bahwa proses fusi hendak bersifat endotermik.[40]

Awan elektron

Sumur potensial yang menunjukkan energi minimum V[x] yang diperlukan sbg mencapai tiap-tiap posisi x. Suatu partikel dengan energi E dibatasi pada kisaran posisi antara x1 dan x2.

Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam inti atom melalui gaya elektromagnetik. Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berfaedah bahwa energi luar diperlukan supaya elektron bisa lolos dari atom. Semakin tidak jauh suatu elektron dalam inti, semakin mulia gaya atraksinya, sehingga elektron yang mempunyai tidak jauh dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang semakin mulia sbg lolos.

Elektron, sama seperti partikel lainnya, mempunyai sifat seperti partikel maupun seperti gelombang [dualisme gelombang-partikel]. Awan elektron yaitu suatu kawasan dalam sumur potensi di mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang diam [yaitu gelombang yang tidak memperagakan usaha relatif terhadap inti] tiga dimensi. Perilaku ini ditentukan oleh orbital atom, yakni suatu fungsi matematika yang menghitung probabilitas suatu elektron hendak muncul pada suatu lokasi tertentu ketika posisinya diukur.[46] Hanya hendak mempunyai satu himpunan orbital tertentu yang mempunyai disekitar inti, karena pola-pola gelombang lainnya hendak dengan cepat meluruh dihasilkan menjadi wujud yang semakin stabil.[47]

Fungsi gelombang dari lima orbital atom pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan satu biidang simpul.

Tiap-tiap orbital atom berkoresponden terhadap aras energi elektron tertentu. Elektron bisa berganti kondisinya ke aras energi yang semakin tinggi dengan menyerap sebuah foton. Selain bisa naik menuju aras energi yang semakin tinggi, suatu elektron bisa pula turun ke kondisi energi yang semakin rendah dengan memancarkan energi yang mempunyai semakinnya sbg foton.[47]

Energi yang diperlukan sbg melepaskan ataupun menambah satu elektron [energi pengikatan elektron] yaitu semakin kecil daripada energi pengikatan nukleon. Sbg contohnya, hanya diperlukan 13,6 eV sbg melepaskan elektron dari atom hidrogen.[48] Bandingkan dengan energi sebesar 2,3 MeV yang diperlukan sbg memecah inti deuterium.[49] Atom bermuatan listrik netral oleh karena banyak proton dan elektronnya yang sama. Atom yang kekurangan ataupun keunggulan elektron dinamakan sbg ion. Elektron yang terletak sangat luar dari inti bisa ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara inilah, atom bisa saling berikatan membentuk molekul.[50]

Sifat-sifat

Sifat-sifat nuklir

Berlandaskan ciri utama, dua atom dengan banyak proton yang identik dalam intinya termasuk ke dalam unsur kimia yang sama. Atom dengan banyak proton sama namun dengan banyak neutron berlainan yaitu dua isotop berlainan dari satu unsur yang sama. Sbg contohnya, semua hidrogen mempunyai satu proton, namun terdapat satu isotop hidrogen yang tidak mempunyai neutron [hidrogen-1], satu isotop yang mempunyai satu neutron [deuterium], dua neutron [tritium], dan lain-lain. Hidrogen-1 yaitu wujud isotop hidrogen yang sangat umum. Kadang-kadang dia dinamakan sbg protium.[51] Semua isotop unsur yang bernomor atom semakin mulia daripada 82 bersifat radioaktif.[52][53]

Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk secara alami di Bumi, 269 di antaranya belum pernah terpantau meluruh.[54] Pada unsur kimia, 80 dari unsur yang dikenal mempunyai satu atau semakin isotop stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur semakin tinggi dari 83 tidak mempunyai isotop stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya mempunyai satu isotop stabil, manakala banyak isotop stabil yang sangat banyak terpantau pada unsur timah dengan 10 jenis isotop stabil.[55]

Massa

Karena mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, banyak semuanya partikel ini dalam atom dinamakan sbg nomor massa. Massa atom pada kondisi diam sering diekspresikan memakai satuan massa atom [u] yang juga dinamakan dalton [Da]. Satuan ini diartikan sbg seperduabelas massa atom karbon-12 netral, yang perhitungan sebesar 1,66 × 10−27 kg.[56] Hidrogen-1 yang yaitu isotop teringan hidrogen mempunyai bobot atom 1,007825 u.[57] Atom mempunyai massa yang perhitungan sama dengan nomor massanya dikalikan satuan massa atom.[58] Atom stabil yang sangat berat yaitu timbal-208,[52] dengan massa sebesar 207,9766521 u.[59]

Para kimiawan kebanyakan memakai satuan mol sbg menyatakan banyak atom. Satu mol diartikan sbg banyak atom yang terdapat pada 12 gram persis karbon-12. Banyak ini yaitu sekitar 6,022 × 1023, yang dikenal pula dengan nama tetapan Avogadro. Dengan demikian suatu unsur dengan massa atom 1 u hendak mempunyai satu mol atom yang bermassa 0,001 kg. Sbg contohnya, Karbon mempunyai massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom mempunyai massa 0,012 kg.[56]

Ukuran

Atom tidak mempunyai batas luar yang jelas, sehingga dimensi atom kebanyakan dideskripsikan sbg jarak antara dua inti atom ketika dua atom bergabung bersama dalam ikatan kimia. Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan yang terlibat, banyak atom di sekitarnya, dan spin atom.[60] Pada tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom hendak cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya periode [atas ke bawah]. Sebaliknya jari-jari atom hendak cenderung meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan [kanan ke kiri].[61] Oleh karenanya, atom yang terkecil yaitu helium dengan jari-jari 32 pm, manakala yang terbesar yaitu sesium dengan jari-jari 225 pm.[62] Dimensi ini ribuan kali semakin kecil daripada gelombang cahaya [400–700 nm], sehingga atom tidak bisa dikawal memakai mikroskop optik biasa. Namun, atom bisa dipantau memakai mikroskop gaya atom.

Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya luas satu helai rambut bisa menampung sekitar 1 juta atom karbon.[63] Satu tetes cairan pula mengandung sekitar 2 × 1021 atom oksigen.[64] Intan satu karat dengan massa 2 × 10-4 kg mengandung sekitar 1022 atom karbon.[catatan 2] Bila sebuah apel diperbesar sampai seukuran mulianya Bumi, maka atom dalam apel tersebut hendak terlihat sebesar ukuran apel awal tersebut.[65]

Peluruhan radioaktif

Diagram ini menunjukkan masa paruh [T½] beberapa isotop dengan banyak proton Z dan banyak proton N [dalam satuan detik].

Setiap unsur mempunyai satu atau semakin isotop berinti tak stabil yang hendak merasakan peluruhan radioaktif, mengakibatkan inti melepaskan partikel ataupun radiasi elektromagnetik. Radioaktivitas bisa terjadi ketika jari-jari inti sangat mulia dibandingkan dengan jari-jari gaya kuat [hanya memperagakan pekerjaan pada jarak sekitar 1 fm].[66]

Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang sangat umum adalah:[67][68]

  • Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa [inti helium yang terdiri dari dua proton dan dua neutron]. Hasil peluruhan ini yaitu unsur baru dengan nomor atom yang semakin kecil.
  • Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi neutron dihasilkan menjadi proton, ataupun proton dihasilkan menjadi neutron. Transformasi neutron dihasilkan menjadi proton hendak disertai oleh emisi satu elektron dan satu antineutrino, manakala transformasi proton dihasilkan menjadi neutron disertai oleh emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi positron dinamakan sbg partikel beta. Peluruhan beta bisa meningkatkan maupun menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
  • Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke kondisi yang semakin rendah, mengakibatkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini bisa terjadi setelah emisi partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang semakin jarang mencakup pelepasan neutron dan proton dari inti, emisi semakin dari satu partikel beta, ataupun peluruhan yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama

Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik periode masa peluruhan [masa paruh] yang yaitu lamanya masa yang diperlukan oleh setengah banyak sampel sbg meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua masa paruh, hanya hendak tersisa 25% isotop.[66]

Momen magnetik

Setiap partikel elementer mempunyai sifat mekanika kuantum intrinsik yang dikenal dengan nama spin. Spin beranalogi dengan momentum sudut suatu objek yang berputar pada pusat massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku seperti ini. Spin diukur dalam satuan tetapan Planck tereduksi [ħ], dengan elektron, proton, dan neutron semuanya mempunyai spin ½ ħ, atau "spin-½". Dalam atom, elektron yang memperagakan usaha di sekitar inti atom selain mempunyai spin juga mempunyai momentum sudut orbital, manakala inti atom mempunyai momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya sendiri.[69]

Ajang magnet yang dihasilkan oleh suatu atom [disebut momen magnetik] ditentukan oleh kombinasi bermacam jenis momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang terbesar tetap berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua elektron yang bisa ditemukan pada kondisi kuantum yang sama, pasangan elektron yang terikat satu sama lainnya mempunyai spin yang berlawanan, dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang berlawanan ini hendak saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya dihasilkan menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.[70]

Pada atom berelektron ganjil seperti besi, keadaan keberadaan elektron yang tak berpasangan mengakibatkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital atom di sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan kondisi energi dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling berjajar. Proses ini dinamakan sbg interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini bisa menghasilkan ajang makroskopis yang bisa dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat paramagnetik mempunyai atom dengan momen magnetik yang tersusun tanpa pola, sehingga tiada ajang magnet yang dihasilkan. Namun, momen magnetik tiap-tiap atom individu tersebut hendak tersusun berjajar ketika diberikan ajang magnet.[70][71]

Inti atom juga bisa mempunyai spin. Kebanyakan spin inti tersusun secara tanpa pola oleh karena kesetimbangan termal. Namun, sbg unsur-unsur tertentu [seperti xenon-129], yaitu mungkin sbg memolarisasi kondisi spin nuklir secara signifikan sehingga spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi ini dinamakan sbg hiperpolarisasi. Fenomena ini mempunyai aplikasi yang penting dalam pencitraan resonansi magnetik.[72][73]

Aras-aras energi

Ketika suatu elektron terikat pada sebuah atom, dia mempunyai energi potensial yang berbanding terbalik terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal ini diukur oleh mulianya energi yang diperlukan sbg melepaskan elektron dari atom dan kebanyakan diekspresikan dengan satuan elektronvolt [eV]. Dalam model mekanika kuantum, elektron-elektron yang terikat hanya bisa menduduki satu set kondisi yang berpusat pada inti, dan tiap-tiap kondisi berkorespondensi terhadap aras energi tertentu. Kondisi energi terendah suatu elektron yang terikat dinamakan sbg kondisi dasar, manakala kondisi energi yang semakin tinggi dinamakan sbg kondisi tereksitasi.[74]

Supaya suatu elektron bisa meloncat dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dia haruslah menyerap ataupun memancarkan foton pada energi yang berlandaskan dengan perbedaan energi potensial antar dua aras tersebut. Energi foton yang dipancarkan yaitu sebanding dengan frekuensinya.[75] Tiap-tiap unsur mempunyai spektrum karakteristiknya masing-masing. Hal ini bergantung pada muatan inti, subkelopak yang terisi dengan elektron, interaksi elektromagnetik antar elektron, dan faktor-faktor lainnya.[76]

Contoh garis absorpsi spektrum.

Ketika suatu spektrum energi yang berkelanjutan dipancarkan melalui suatu gas ataupun plasma, beberapa foton diserap oleh atom, mengakibatkan elektron berpindah aras energi. Elektron yang tereksitasi hendak secara spontan memancarkan energi ini sbg foton dan jatuh kembali ke aras energi yang semakin rendah. Oleh karenanya, atom berperilaku seperti bahan penyaring yang hendak membentuk sederetan pita absorpsi. Pengukuran spektroskopi terhadap daya dan luas pita spektrum mengijinkan penentuan komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.[77]

Pemantauan cermat pada garis-garis spektrum menunjukkan bahwa beberapa memperlihatkan keadaan pemisahan halus. Hal ini terjadi karena kopling spin-orbit yang yaitu interaksi antara spin dengan gerak elektron terluar.[78] Ketika suatu atom mempunyai dalam ajang magnet eksternal, garis-garis spektrum terpisah dihasilkan menjadi tiga atau semakin komponen. Hal ini dinamakan sbg efek Zeeman. Efek Zeeman diakibatkan oleh interaksi ajang magnet dengan momen magnetik atom dan elektronnya. Beberapa atom bisa mempunyai banyak konfigurasi elektron dengan aras energi yang sama, sehingga hendak tampak sbg satu garis spektrum. Interaksi ajang magnet dengan atom hendak menggeser konfigurasi-konfigurasi elektron menuju aras energi yang sedikit berlainan, mengakibatkan garis spektrum berganda.[79] Keberadaan ajang listrik eksternal bisa mengakibatkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum dengan mengubah aras energi elektron. Fenomena ini dinamakan sbg efek Stark.[80]

Valensi dan perilaku ikatan

Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam kondisi yang tak terkombinasi dinamakan sbg kelopak valensi dan elektron dalam kelopak tersebut dinamakan elektron valensi. Banyak elektron valensi menentukan perilaku ikatan atom tersebut dengan atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu sama lainnya melalui pengisian [ataupun pengosongan] elektron valensi terluar atom.[81] Ikatan kimia bisa dikawal sbg transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya, seperti yang terpantau pada natrium klorida dan garam-garam ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang menunjukkan perilaku valensi berganda, atau kecenderungan membagi elektron dengan banyak yang berlainan pada senyawa yang berlainan. Sehingga, ikatan kimia antara unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada transfer elektron. Contohnya mencakup unsur karbon dalam senyawa organik.[82]

Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam tabel periodik yang mempertunjukkan sifat-sifat kimia suatu unsur yang berpola. Unsur-unsur dengan banyak elektron valensi yang sama dikelompokkan secara vertikel [disebut golongan]. Unsur-unsur pada anggota terkanan tabel mempunyai kelopak terluarnya terisi penuh, mengakibatkan unsur-unsur tersebut cenderung bersifat inert [gas mulia].[83][84]

Kondisi

Cerminan pembentukan kondensat Bose-Einstein.

Sejumlah atom ditemukan dalam kondisi materi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan mengubah kondisi tersebut, materi bisa selalu berganti dihasilkan menjadi wujud padat, cair, gas, dan plasma.[85] Dalam tiap-tiap kondisi tersebut pula materi bisa mempunyai bermacam fase. Sbg contohnya pada karbon padat, dia bisa berupa grafit maupun intan.[86]

Pada suhu mendekati nol mutlak, atom bisa membentuk kondensat Bose-Einstein, di mana efek-efek mekanika kuantum yang kebanyakan hanya terpantau pada skala atom terpantau secara makroskopis.[87][88] Himpunan atom-atom yang dilewat-dinginkan ini berperilaku seperti satu atom super.[89]

Identifikasi

Mikroskop penerowongan payaran [scanning tunneling microscope] yaitu suatu mikroskop yang dipergunakan sbg melihat permukaan suatu benda pada tingkat atom. Alat ini memakai fenomena penerowongan kuantum yang mengijinkan partikel-partikel menembus sawar yang kebanyakan tidak bisa dilewati.

Sebuah atom bisa diionisasi dengan melepaskan satu elektronnya. Muatan yang mempunyai mengakibatkan trayektori atom melengkung ketika dia melalui sebuah ajang magnet. Jari-jari trayektori ion tersebut ditentukan oleh massa atom. Spektrometer massa memakai prinsip ini sbg menghitung rasio massa terhadap muatan ion. Apabila sampel tersebut mengandung sejumlah isotop, spektrometer massa bisa menentukan proporsi tiap-tiap isotop dengan mengukur intensitas berkas ion yang berlainan. Teknik sbg menguapkan atom mencakup spektroskopi emisi atomik plasma gandeng induktif [inductively coupled plasma atomic emission spectroscopy] dan spektrometri massa plasma gandeng induktif [inductively coupled plasma mass spectrometry], keduanya memakai plasma sbg menguapkan sampel analisis.[90]

Cara lainnya yang semakin selektif yaitu spektroskopi pelepasan energi elektron [electron energy loss spectroscopy], yang mengukur pelepasan energi berkas elektron dalam suatu mikroskop elektron transmisi ketika dia berinteraksi dengan sampel. Tomografi kuar atom mempunyai resolusi sub-nanometer dalam 3-D dan bisa secara kimiawi mengidentifikasi atom-atom individu memakai spektrometri massa masa lintas.[91]

Spektrum kondisi tereksitasi bisa dipergunakan sbg menganalisa komposisi atom bintang yang jauh. Panjang gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan oleh bintang bisa dipisahkan dan dicocokkan dengan transisi terkuantisasi atom gas tidak terikat sama sekali. Warna bintang kemudian bisa direplikasi memakai lampu lucutan gas yang mengandung unsur yang sama.[92] Helium pada Matahari ditemukan dengan memakai cara ini 23 tahun sebelum dia ditemukan di Bumi.[93]

Asal usul dan kondisi sekarang

Atom menduduki sekitar 4% densitas energi total yang mempunyai dalam alam semesta terpantau, dengan densitas rata-rata sekitar 0,25 atom/m3.[94] Dalam galaksi Bima Sakti, atom mempunyai konsentrasi yang semakin tinggi, dengan densitas materi dalam medium antarbintang berkisar antara 105 sampai dengan 109 atom/m3.[95] Matahari sendiri dipercayai mempunyai dalam Gelembung Lokal, yaitu suatu kawasan yang mengandung banyak gas ion, sehingga densitas di sekelilingnya yaitu sekitar 103 atom/m3.[96] Bintang membentuk awan-awan padat dalam medium antarbintang, dan proses evolusioner bintang hendak mengakibatkan peningkatan kandungan unsur yang semakin berat daripada hidrogen dan helium dalam medium antarbintang. Sampai dengan 95% atom Bima Sakti terkonsentrasi dalam bintang-bintang, dan massa total atom ini membentuk sekitar 10% massa galaksi.[97] Massa sisanya yaitu materi gelap yang tidak dikenal dengan jelas.[98]

Nukleosintesis

Proton dan elektron yang stabil muncul satu detik setelah peristiwa Dentuman Mulia. Dalam masa masa tiga menit sesudahnya, nukleosintesis Dentuman Mulia kebanyakan menghasilkan helium, litium, dan deuterium, dan mungkin juga beberapa berilium dan boron.[99][100][101] Atom pertama [dengan elektron yang terikat dengannya] secara teoritis tercipta 380.000 tahun sesudah Dentuman Besar, yaitu ketika alam semesta yang mengembang cukup dingin sbg mengijinkan elektron-elektron terikat pada inti atom.[102] Sejak kala itulah, inti atom mulai bergabung dalam bintang-bintang melalui proses fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur yang semakin berat sampai dengan besi.[103]

Isotop seperti litium-6 dihasilkan di ruang angkasa melalui spalasi sinar kosmis.[104] Hal ini terjadi ketika sebuah proton berenergi tinggi menumbuk inti atom, mengakibatkan sejumlah mulia nukleon berhamburan. Unsur yang semakin berat daripada besi dihasilkan di supernova melalui proses r dan di bintang-bintang AGB melalui proses s. Kedua-duanya melibatkan penangkapan neutron oleh inti atom.[105] Unsur-unsur seperti timbal kebanyakan dihasilkan melalui peluruhan radioaktif unsur-unsur lain yang semakin berat.[106]

Bumi

Kebanyakan atom yang menyusun Bumi dan termasuk pula seluruh makhluk hidupnya pernah mempunyai dalam wujud yang sekarang di nebula yang runtuh dari awan molekul dan membentuk Kelola Surya. Sisanya yaitu dampak dari peluruhan radioaktif dan proporsinya bisa dipergunakan sbg menentukan usia Bumi melalui penanggalan radiometrik.[107][108] Kebanyakan helium dalam kerak Bumi yaitu produk peluruhan alfa.[109]

Terdapat sekelumit atom di Bumi yang pada awal pembentukannya tidak mempunyai dan juga bukan yaitu dampak dari peluruhan radioaktif. Karbon-14 secara berkesinambungan dihasilkan oleh sinar kosmik di atmosfer.[110] Beberapa atom di Bumi secara hasil pekerjaan dihasilkan oleh reaktor ataupun senjata nuklir.[111][112] Dari semua Unsur-unsur transuranium yang bernomor atom semakin mulia daripada 92, hanya plutonium dan neptunium sajalah yang terdapat di Bumi secara alami.[113][114] Unsur-unsur transuranium mempunyai masa paruh radioaktif yang semakin pendek daripada umur Bumi[115], sehingga unsur-unsur ini telah lama meluruh. Pengecualian terdapat pada plutonium-244 yang probabilitas tersimpan dalam abu kosmik.[107] Kandungan alami plutonium dan neptunium dihasilkan dari penangkapan neutron dalam bijih uranium.[116]

Bumi mengandung sekitar 1,33 × 1050 atom.[117] Pada atmosfer planet, terdapat sejumlah kecil atom gas mulia seperti argon dan neon. Sisa 99% atom pada atmosfer bumi terikat dalam wujud molekul, misalnya karbon dioksida, oksigen diatomik, dan nitrogen diatomik. Pada permukaan Bumi, atom-atom saling berikatan membentuk bermacam jenis senyawa, mencakup cairan, garam, silikat, dan oksida. Atom juga bisa bergabung membentuk bahan-bahan yang tidak terdiri dari molekul, contohnya kristal dan logam padat ataupun cair.[118][119]

Wujud teoritis dan wujud langka

Pencitraan 3-Dimensi keberadaan "Pulau stabilitas" di anggota sangat kanan

Manakala isotop dengan nomor atom yang semakin tinggi daripada timbal [62] bersifat radioaktif, terdapat suatu "pulau stabilitas" yang diajukan sbg beberapa unsur dengan nomor atom di atas 103. Unsur-unsur super berat ini probabilitas mempunyai inti yang secara relatif stabil terhadap peluruhan radioaktif.[120] Atom super berat yang stabil ini probabilitas mulia yaitu unbiheksium, dengan 126 proton 184 neutron.[121]

Tiap-tiap partikel materi mempunyai partikel antimaterinya masing-masing dengan muatan listrik yang berlawanan. Sehingga, positron yaitu antielektron yang bermuatan positif, dan antiproton yaitu proton yang bermuatan negatif, Ketika materi dan antimateri berjumpa, keduanya hendak saling memusnahkan. Terdapat ketidakseimbangan antara banyak partikel materi dan antimateri. Ketidakseimbangan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, walaupun terdapat teori bariogenesis yang memberikan penjelasan yang memungkinkan. Antimateri tidak pernah ditemukan secara alami.[122][123] Namun, pada tahun 1996, antihidrogen sukses disintesis di laboratorium CERN di Jenewa.[124][125]

Terdapat pula atom-atom langka lainnya yang dihasilkan dengan menggantikan satu proton, neutron, ataupun elektron dengan partikel lain yang bermuatan sama. Sbg contoh, elektron bisa dialihkan dengan muon yang semakin berat, membentuk atom muon. Jenis atom ini bisa dipergunakan sbg menguji prediksi fisika.[126][127][128]

Lihat juga

  • Massa atom relatif
  • Molekul
  • Unsur
  • Elektron
  • Proton
  • Neutron
  • Inti atom

Catatan

  1. ^ Kebanyakan isotop mempunyai banyak nukleon semakin banyak dari banyak elektron. Dalam kasus hydrogen-1, yang mempunyai satu elektron and satu nukleon, protonnya , atau 99,95% dari total massa atom.
  2. ^ Satu karat sama dengan 200 miligram. Berlandaskan ciri utama, karbon-12 mempunyai 0,012 kg per mol. Tetapan Avogadro sekitar 6 × 1023 atom per mol.

Pustaka

  1. ^ a b Haubold, Hans; Mathai, A. M. [1998]. "Microcosmos: From Leucippus to Yukawa". Structure of the Universe. Common Sense Science. //www.columbia.edu/~ah297/unesa/universe/universe-chapter3.html. Diakses pada 2008-01-17.
  2. ^ Staff [2007-08-01]. "Radioactive Decays". Stanford Linear Accelerator Center, Stanford University. //www2.slac.stanford.edu/vvc/theory/nuclearstability.html. Diakses pada 2007-01-02.
  3. ^ a b Ponomarev [1993:14-15].
  4. ^ a b [Inggris]A. Pablo Iannone. Dictionary of World Philosophy. p. 62. ISBN 0-415-17995-5. Retrieved 2010-06-09. 
  5. ^ [Inggris]Hajime Nakamura [1992]. A comparative history of ideas. Shri Jainendra Press. p. 145. ISBN 81-208-1004-x. Retrieved 2010-06-09. 
  6. ^ [Inggris]Ben-Ami Scharfstein [1998]. A comparative history of world philosophy: from the Upanishads to Kant. State University of New York Press. p. 189. ISBN 0-7914-3683-7. Retrieved 2010-06-09. 
  7. ^ Siegfried [2002:42–55].
  8. ^ "Lavoisier's Elements of Chemistry". Elements and Atoms. Le Moyne College, Department of Chemistry. //web.lemoyne.edu/~GIUNTA/EA/LAVPREFann.HTML. Diakses pada 2007-12-18.
  9. ^ Wurtz [1881:1–2].
  10. ^ Dalton [1808].
  11. ^ Einstein, Albert [May 1905]. "Über die von der molekularkinetischen Theorie der Wärme geforderte Bewegung von in ruhenden Flüssigkeiten suspendierten Teilchen" [PDF]. Annalen der Physik [in German] 322 [8]: 549–560. doi:10.1002/andp.19053220806. Retrieved 2007-02-04. 
  12. ^ Mazo [2002:1–7].
  13. ^ Lee, Y. K.; Hoon, Kelvin [1995]. "Brownian Motion". Imperial College, London. //www.doc.ic.ac.uk/~nd/surprise_95/journal/vol4/ykl/report.html. Diakses pada 2007-12-18.
  14. ^ Patterson, Gary [2007]. "Jean Perrin and the triumph of the atomic doctrine". Endeavour 31 [2]: 50–53. doi:10.1016/j.endeavour.2007.05.003. Retrieved 2008-11-07. 
  15. ^ The Nobel Foundation [1906]. "J.J. Thomson". Nobelprize.org. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1906/thomson-bio.html. Diakses pada 2007-12-20.
  16. ^ "Frederick Soddy, The Nobel Prize in Chemistry 1921". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/chemistry/laureates/1921/soddy-bio.html. Diakses pada 2008-01-18.
  17. ^ Thomson, Joseph John [1913]. "Rays of positive electricity". Proceedings of the Royal Society A 89: 1–20. Retrieved 2007-01-18. 
  18. ^ Stern, David P. [May 16, 2005]. "The Atomic Nucleus and Bohr's Early Model of the Atom". NASA Goddard Space Flight Center. //www-spof.gsfc.nasa.gov/stargaze/Q5.htm. Diakses pada 2007-12-20.
  19. ^ Bohr, Niels [December 11, 1922]. "Niels Bohr, The Nobel Prize in Physics 1922, Nobel Lecture". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1922/bohr-lecture.html. Diakses pada 2008-02-16.
  20. ^ Lewis, Gilbert N. [April 1916]. "The Atom and the Molecule". Journal of the American Chemical Society 38 [4]: 762–786. doi:10.1021/ja02261a002. 
  21. ^ Scerri, Eric R. [2007]. The Periodic Table. Oxford University Press US. pp. 205–226. ISBN 0195305736. 
  22. ^ Scully, Marlan O.; Lamb Jr., Willis E.; Barut, Asim [June 1987]. "On the theory of the Stern-Gerlach apparatus". Foundations of Physics 17 [6]: 575–583. doi:10.1007/BF01882788. 
  23. ^ Brown, Kevin [2007]. "The Hydrogen Atom". MathPages. //www.mathpages.com/home/kmath538/kmath538.htm. Diakses pada 2007-12-21.
  24. ^ Harrison, David M. [March 2000]. "The Development of Quantum Mechanics". University of Toronto. //www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/DevelQM/DevelQM.html. Diakses pada 2007-12-21.
  25. ^ Aston, Francis W. [1920]. "The constitution of atmospheric neon". Philosophical Magazine 39 [6]: 449–55. 
  26. ^ Chadwick, James [December 12, 1935]. "Nobel Lecture: The Neutron and Its Properties". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1935/chadwick-lecture.html. Diakses pada 2007-12-21.
  27. ^ Kullander, Sven [August 28, 2001]. "Accelerators and Nobel Laureates". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/articles/kullander/. Diakses pada 2008-01-31.
  28. ^ Staff [October 17, 1990]. "The Nobel Prize in Physics 1990". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1990/press.html. Diakses pada 2008-01-31.
  29. ^ Staff [October 15, 1997]. "The Nobel Prize in Physics 1997". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1997/. Diakses pada 2008-02-10.
  30. ^ Park, Jiwoong et al [2002]. "Coulomb blockade and the Kondo effect in single-atom transistors". Nature 417 [6890]: 722–25. doi:10.1038/nature00791. Retrieved 2008-01-03. 
  31. ^ Domokos, P.; Janszky, J.; Adam, P. [1994]. "Single-atom interference method for generating Fock states". Physical Review a 50: 3340–44. doi:10.1103/PhysRevA.50.3340. Retrieved 2008-01-03. 
  32. ^ Demtröder [2002:39–42].
  33. ^ Woan [2000:8].
  34. ^ Particle Data Group [2002]. "The Particle Adventure". Lawrence Berkeley Laboratory. //www.particleadventure.org/. Diakses pada 2007-01-03.
  35. ^ Schombert, James [April 18, 2006]. "Elementary Particles". University of Oregon. //abyss.uoregon.edu/~js/ast123/lectures/lec07.html. Diakses pada 2007-01-03.
  36. ^ [Inggris]Basic Knowledge of Radiation and Radioisotopes [Scientific Basis, Safe Handling of Radioisotopes and Radiation Protection]. Japan Radioisotope Association. 2005. ISBN 4-89073-170-9 C2040. 
  37. ^ Jevremovic [2005:63].
  38. ^ Pfeffer [2000:330–336].
  39. ^ Wenner, Jennifer M. [October 10, 2007]. "How Does Radioactive Decay Work?". Carleton College. //serc.carleton.edu/quantskills/methods/quantlit/RadDecay.html. Diakses pada 2008-01-09.
  40. ^ a b c Raymond, David [April 7, 2006]. "Nuclear Binding Energies". New Mexico Tech. //physics.nmt.edu/~raymond/classes/ph13xbook/node216.html. Diakses pada 2007-01-03.
  41. ^ Mihos, Chris [July 23, 2002]. "Overcoming the Coulomb Barrier". Case Western Reserve University. //burro.cwru.edu/Academics/Astr221/StarPhys/coulomb.html. Diakses pada 2008-02-13.
  42. ^ Staff [March 30, 2007]. "ABC's of Nuclear Science". Lawrence Berkeley National Laboratory. //www.lbl.gov/abc/Basic.html. Diakses pada 2007-01-03.
  43. ^ Makhijani, Arjun; Saleska, Scott [March 2, 2001]. "Basics of Nuclear Physics and Fission". Institute for Energy and Environmental Research. //www.ieer.org/reports/n-basics.html. Diakses pada 2007-01-03.
  44. ^ Shultis et al. [2002:72–6].
  45. ^ Fewell, M. P. [1995]. "The atomic nuclide with the highest mean binding energy". American Journal of Physics 63 [7]: 653–58. doi:10.1119/1.17828. Retrieved 2007-02-01. 
  46. ^ Mulliken, Robert S. [1967]. "Spectroscopy, Molecular Orbitals, and Chemical Bonding". Science 157 [3784]: 13–24. doi:10.1126/science.157.3784.13. PMID 5338306. 
  47. ^ a b Brucat, Philip J. [2008]. "The Quantum Atom". University of Florida. //www.chem.ufl.edu/~itl/2045/lectures/lec_10.html. Diakses pada 2007-01-04.
  48. ^ Herter, Terry [2006]. "Lecture 8: The Hydrogen Atom". Cornell University. //astrosun2.astro.cornell.edu/academics/courses/astro101/herter/lectures/lec08.htm. Diakses pada 2008-02-14.
  49. ^ Bell, R. E.; Elliott, L. G. [1950]. "Gamma-Rays from the Reaction H1[n,γ]D2 and the Binding Energy of the Deuteron". Physical Review 79 [2]: 282–285. doi:10.1103/PhysRev.79.282. 
  50. ^ Smirnov [2003:249–72].
  51. ^ Matis, Howard S. [August 9, 2000]. "The Isotopes of Hydrogen". Guide to the Nuclear Wall Chart. Lawrence Berkeley National Lab. //www.lbl.gov/abc/wallchart/chapters/02/3.html. Diakses pada 2007-12-21.
  52. ^ a b Sills [2003:131–134].
  53. ^ Dumé, Belle [April 23, 2003]. "Bismuth breaks half-life record for alpha decay". Physics World. Retrieved 2007-12-21. 
  54. ^ Lindsay, Don [July 30, 2000]. "Radioactives Missing From The Earth". Don Lindsay Archive. //www.don-lindsay-archive.org/creation/isotope_list.html. Diakses pada 2007-05-23.
  55. ^ CRC Handbook [2002].
  56. ^ a b Mills et al. [1993].
  57. ^ Chieh, Chung [January 22, 2001]. "Nuclide Stability". University of Waterloo. //www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/nuctek/nuclideunstable.html. Diakses pada 2007-01-04.
  58. ^ "Atomic Weights and Isotopic Compositions for All Elements". National Institute of Standards and Technology. //physics.nist.gov/cgi-bin/Compositions/stand_alone.pl?ele=&ascii=html&isotype=some. Diakses pada 2007-01-04.
  59. ^ Audi, G.; Wapstra, A. H.; Thibault C. [2003]. "The Ame2003 atomic mass evaluation [II]". Nuclear Physics A 729: 337–676. doi:10.1016/j.nuclphysa.2003.11.003. Retrieved 2008-02-07. 
  60. ^ Shannon, R. D. [1976]. "Revised effective ionic radii and systematic studies of interatomic distances in halides and chalcogenides". Acta Crystallographica, Section a 32: 751. doi:10.1107/S0567739476001551. Retrieved 2007-01-03. 
  61. ^ Dong, Judy [1998]. "Diameter of an Atom". The Physics Factbook. //hypertextbook.com/facts/MichaelPhillip.shtml. Diakses pada 2007-11-19.
  62. ^ Zumdahl [2002].
  63. ^ Staff [2007]. "Small Miracles: Harnessing nanotechnology". Oregon State University. //oregonstate.edu/terra/2007winter/features/nanotech.php. Diakses pada 2007-01-07.—describes the width of a human hair as 105 nm and 10 carbon atoms as spanning 1 nm.
  64. ^ Padilla et al. [2002:32]—"There are 2,000,000,000,000,000,000,000 [that's 2 sextillion] atoms of oxygen in one drop of water—and twice as many atoms of hydrogen."
  65. ^ Feynman [1995].
  66. ^ a b "Radioactivity". Splung.com. //www.splung.com/content/sid/5/page/radioactivity. Diakses pada 2007-12-19.
  67. ^ L'Annunziata [2003:3–56].
  68. ^ Firestone, Richard B. [May 22, 2000]. "Radioactive Decay Modes". Berkeley Laboratory. //isotopes.lbl.gov/education/decmode.html. Diakses pada 2007-01-07.
  69. ^ Hornak, J. P. [2006]. "Chapter 3: Spin Physics". The Basics of NMR. Rochester Institute of Technology. //www.cis.rit.edu/htbooks/nmr/chap-3/chap-3.htm. Diakses pada 2007-01-07.
  70. ^ a b Schroeder, Paul A. [February 25, 2000]. "Magnetic Properties". University of Georgia. //www.gly.uga.edu/schroeder/geol3010/magnetics.html. Diakses pada 2007-01-07.
  71. ^ Goebel, Greg [September 1, 2007]. "[4.3] Magnetic Properties of the Atom". Elementary Quantum Physics. In The Public Domain website. //www.vectorsite.net/tpqm_04.html. Diakses pada 2007-01-07.
  72. ^ Yarris, Lynn [Spring 1997]. "Talking Pictures". Berkeley Lab Research Review. Retrieved 2008-01-09. 
  73. ^ Liang and Haacke [1999:412–26].
  74. ^ Zeghbroeck, Bart J. Van [1998]. "Energy levels". Shippensburg University. //physics.ship.edu/~mrc/pfs/308/semicon_book/eband2.htm. Diakses pada 2007-12-23.
  75. ^ Fowles [1989:227–233].
  76. ^ Martin, W. C.; Wiese, W. L. [May 2007]. "Atomic Spectroscopy: A Compendium of Basic Ideas, Notation, Data, and Formulas". National Institute of Standards and Technology. //physics.nist.gov/Pubs/AtSpec/. Diakses pada 2007-01-08.
  77. ^ "Atomic Emission Spectra — Origin of Spectral Lines". Avogadro Web Site. //www.avogadro.co.uk/light/bohr/spectra.htm. Diakses pada 2006-08-10.
  78. ^ Fitzpatrick, Richard [February 16, 2007]. "Fine structure". University of Texas at Austin. //farside.ph.utexas.edu/teaching/qm/lectures/node55.html. Diakses pada 2008-02-14.
  79. ^ Weiss, Michael [2001]. "The Zeeman Effect". University of California-Riverside. //math.ucr.edu/home/baez/spin/node8.html. Diakses pada 2008-02-06.
  80. ^ Beyer [2003:232–236].
  81. ^ Reusch, William [July 16, 2007]. "Virtual Textbook of Organic Chemistry". Michigan State University. //www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/intro1.htm. Diakses pada 2008-01-11.
  82. ^ "Covalent bonding - Single bonds". chemguide. 2000. //www.chemguide.co.uk/atoms/bonding/covalent.html.
  83. ^ Husted, Robert et al. [December 11, 2003]. "Periodic Table of the Elements". Los Alamos National Laboratory. //periodic.lanl.gov/default.htm. Diakses pada 2008-01-11.
  84. ^ Baum, Rudy [2003]. "It's Elemental: The Periodic Table". Chemical & Engineering News. //pubs.acs.org/cen/80th/elements.html. Diakses pada 2008-01-11.
  85. ^ Goodstein [2002:436–438].
  86. ^ Brazhkin, Vadim V. [2006]. "Metastable phases, phase transformations, and phase diagrams in physics and chemistry". Physics-Uspekhi 49: 719–24. doi:10.1070/PU2006v049n07ABEH006013. 
  87. ^ Myers [2003:85].
  88. ^ Staff [October 9, 2001]. "Bose-Einstein Condensate: A New Form of Matter". National Institute of Standards and Technology. Retrieved 2008-01-16. 
  89. ^ Colton, Imogen; Fyffe, Jeanette [February 3, 1999]. "Super Atoms from Bose-Einstein Condensation". The University of Melbourne. //www.ph.unimelb.edu.au/~ywong/poster/articles/bec.html. Diakses pada 2008-02-06.
  90. ^ Jakubowski, N.; Moens, L.; Vanhaecke, F [1998]. "Sector field mass spectrometers in ICP-MS". Spectrochimica Acta Part B: Atomic Spectroscopy 53 [13]: 1739–63. doi:10.1016/S0584-8547[98]00222-5. 
  91. ^ Müller, Erwin W.; Panitz, John A.; McLane, S. Brooks [1968]. "The Atom-Probe Field Ion Microscope". Review of Scientific Instruments 39 [1]: 83–86. doi:10.1063/1.1683116. ISSN 0034-6748. 
  92. ^ Lochner, Jim; Gibb, Meredith; Newman, Phil [April 30, 2007]. "What Do Spectra Tell Us?". NASA/Goddard Space Flight Center. //imagine.gsfc.nasa.gov/docs/science/how_l1/spectral_what.html. Diakses pada 2008-01-03.
  93. ^ Winter, Mark [2007]. "Helium". WebElements. //www.webelements.com/webelements/elements/text/He/hist.html. Diakses pada 2008-01-03.
  94. ^ Hinshaw, Gary [February 10, 2006]. "What is the Universe Made Of?". NASA/WMAP. //map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101matter.html. Diakses pada 2008-01-07.
  95. ^ Choppin et al. [2001].
  96. ^ Davidsen, Arthur F. [1993]. "Far-Ultraviolet Astronomy on the Astro-1 Space Shuttle Mission". Science 259 [5093]: 327–34. doi:10.1126/science.259.5093.327. PMID 17832344. Retrieved 2008-01-07. 
  97. ^ Lequeux [2005:4].
  98. ^ Smith, Nigel [January 6, 2000]. "The search for dark matter". Physics World. //physicsworld.com/cws/article/print/809. Diakses pada 2008-02-14.
  99. ^ Croswell, Ken [1991]. "Boron, bumps and the Big Bang: Was matter spread evenly when the Universe began? Perhaps not; the clues lie in the creation of the lighter elements such as boron and beryllium". New Scientist [1794]: 42. Retrieved 2008-01-14. 
  100. ^ Copi, Craig J.; Schramm, David N.; Turner, Michael S. [1995]. "Big-Bang Nucleosynthesis and the Baryon Density of the Universe" [PDF]. Science 267: 192–99. doi:10.1126/science.7809624. PMID 7809624. Retrieved 2008-01-13. 
  101. ^ Hinshaw, Gary [December 15, 2005]. "Tests of the Big Bang: The Light Elements". NASA/WMAP. //map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101bbtest2.html. Diakses pada 2008-01-13.
  102. ^ Abbott, Brian [May 30, 2007]. "Microwave [WMAP] All-Sky Survey". Hayden Planetarium. //www.haydenplanetarium.org/universe/duguide/exgg_wmap.php. Diakses pada 2008-01-13.
  103. ^ F. Hoyle [1946]. "The synthesis of the elements from hydrogen". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 106: 343–83. Retrieved 2008-01-13. 
  104. ^ Knauth, D. C.; Federman, S. R.; Lambert, David L.; Crane, P. [2000]. "Newly synthesized lithium in the interstellar medium". Nature 405: 656–58. doi:10.1038/35015028. 
  105. ^ Mashnik, Stepan G. [August 2000]. "On Solar System and Cosmic Rays Nucleosynthesis and Spallation Processes". Cornell University. //arxiv.org/abs/astro-ph/0008382. Diakses pada 2008-01-14.
  106. ^ Kansas Geological Survey [May 4, 2005]. "Age of the Earth". University of Kansas. //www.kgs.ku.edu/Extension/geotopics/earth_age.html. Diakses pada 2008-01-14.
  107. ^ a b Manuel [2001:407–430,511–519].
  108. ^ Dalrymple, G. Brent [2001]. "The age of the Earth in the twentieth century: a problem [mostly] solved". Geological Society, London, Special Publications 190: 205–21. doi:10.1144/GSL.SP.2001.190.01.14. Retrieved 2008-01-14. 
  109. ^ Anderson, Don L.; Foulger, G. R.; Meibom, Anders [September 2, 2006]. "Helium: Fundamental models". MantlePlumes.org. //www.mantleplumes.org/HeliumFundamentals.html. Diakses pada 2007-01-14.
  110. ^ Pennicott, Katie [May 10, 2001]. "Carbon clock could show the wrong time". PhysicsWeb. Retrieved 2008-01-14. 
  111. ^ Yarris, Lynn [July 27, 2001]. "New Superheavy Elements 118 and 116 Discovered at Berkeley Lab". Berkeley Lab. Retrieved 2008-01-14. 
  112. ^ Diamond, H. et al. [1960]. "Heavy Isotope Abundances in Mike Thermonuclear Device" [subscription required]. Physical Review 119: 2000–04. doi:10.1103/PhysRev.119.2000. Retrieved 2008-01-14. 
  113. ^ Poston Sr., John W. [March 23, 1998]. "Do transuranic elements such as plutonium ever occur naturally?". Scientific American. //www.sciam.com/chemistry/article/id/do-transuranic-elements-s/topicID/4/catID/3. Diakses pada 2008-01-15.
  114. ^ Keller, C. [1973]. "Natural occurrence of lanthanides, actinides, and superheavy elements". Chemiker Zeitung 97 [10]: 522–30. Retrieved 2008-01-15. 
  115. ^ Marco [2001:17].
  116. ^ "Oklo Fossil Reactors". Curtin University of Technology. //www.oklo.curtin.edu.au/index.cfm. Diakses pada 2008-01-15.
  117. ^ Weisenberger, Drew. "How many atoms are there in the world?". Jefferson Lab. //education.jlab.org/qa/mathatom_05.html. Diakses pada 2008-01-16.
  118. ^ Pidwirny, Michael. "Fundamentals of Physical Geography". University of British Columbia Okanagan. //www.physicalgeography.net/fundamentals/contents.html. Diakses pada 2008-01-16.
  119. ^ Anderson, Don L. [2002]. "The inner inner core of Earth". Proceedings of the National Academy of Sciences 99 [22]: 13966–68. doi:10.1073/pnas.232565899. PMID 12391308. Retrieved 2008-01-16. 
  120. ^ Anonymous [October 2, 2001]. "Second postcard from the island of stability". CERN Courier. Retrieved 2008-01-14. 
  121. ^ Jacoby, Mitch [2006]. "As-yet-unsynthesized superheavy atom should form a stable diatomic molecule with fluorine". Chemical & Engineering News 84 [10]: 19. Retrieved 2008-01-14. 
  122. ^ Koppes, Steve [March 1, 1999]. "Fermilab Physicists Find New Matter-Antimatter Asymmetry". University of Chicago. Retrieved 2008-01-14. 
  123. ^ Cromie, William J. [August 16, 2001]. "A lifetime of trillionths of a second: Scientists explore antimatter". Harvard University Gazette. Retrieved 2008-01-14. 
  124. ^ Hijmans, Tom W. [2002]. "Particle physics: Cold antihydrogen". Nature 419: 439–40. doi:10.1038/419439a. 
  125. ^ Staff [October 30, 2002]. "Researchers 'look inside' antimatter". BBC News. Retrieved 2008-01-14. 
  126. ^ Barrett, Roger; Jackson, Daphne; Mweene, Habatwa [1990]. "The Strange World of the Exotic Atom". New Scientist [1728]: 77–115. Retrieved 2008-01-04. 
  127. ^ Indelicato, Paul [2004]. "Exotic Atoms". Physica Scripta T112: 20–26. doi:10.1238/Physica.Topical.112a00020. 
  128. ^ Ripin, Barrett H. [July 1998]. "Recent Experiments on Exotic Atoms". American Physical Society. //www.aps.org/publications/apsnews/199807/experiment.cfm.html. Diakses pada 2008-02-15.

Pustaka buku

  • L'Annunziata, Michael F. [2003]. Handbook of Radioactivity Analysis. Academic Press. ISBN 0124366031. OCLC 162129551. 
  • Beyer, H. F.; Shevelko, V. P. [2003]. Introduction to the Physics of Highly Charged Ions. CRC Press. ISBN 0750304812. OCLC 47150433. 
  • Choppin, Gregory R.; Liljenzin, Jan-Olov; Rydberg, Jan [2001]. Radiochemistry and Nuclear Chemistry. Elsevier. ISBN 0750674636. OCLC 162592180. 
  • Dalton, J. [1808]. A New System of Chemical Philosophy, Part 1. London and Manchester: S. Russell. 
  • Demtröder, Wolfgang [2002]. Atoms, Molecules and Photons: An Introduction to Atomic- Molecular- and Quantum Physics [1st ed.]. Springer. ISBN 3540206310. OCLC 181435713. 
  • Feynman, Richard [1995]. Six Easy Pieces. The Penguin Group. ISBN 978-0-140-27666-4. OCLC 40499574. 
  • Fowles, Grant R. [1989]. Introduction to Modern Optics. Courier Dover Publications. ISBN 0486659577. OCLC 18834711. 
  • Gangopadhyaya, Mrinalkanti [1981]. Indian Atomism: History and Sources. Atlantic Highlands, New Jersey: Humanities Press. ISBN 0-391-02177-X. OCLC 10916778. 
  • Goodstein, David L. [2002]. States of Matter. Courier Dover Publications. ISBN 0-486-49506-X. 
  • Harrison, Edward Robert [2003]. Masks of the Universe: Changing Ideas on the Nature of the Cosmos. Cambridge University Press. ISBN 0521773512. OCLC 50441595. 
  • Iannone, A. Pablo [2001]. Dictionary of World Philosophy. Routledge. ISBN 0415179955. OCLC 44541769. 
  • Jevremovic, Tatjana [2005]. Nuclear Principles in Engineering. Springer. ISBN 0387232842. OCLC 228384008. 
  • Lequeux, James [2005]. The Interstellar Medium. Springer. ISBN 3540213260. OCLC 133157789. 
  • Levere, Trevor, H. [2001]. Transforming Matter – A History of Chemistry for Alchemy to the Buckyball. The Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6610-3. 
  • Liang, Z.-P.; Haacke, E. M. [1999]. In Webster, J. G. Encyclopedia of Electrical and Electronics Engineering: Magnetic Resonance Imaging [PDF]. vol. 2. John Wiley & Sons. pp. 412–26. ISBN 0471139467. Retrieved 2008-01-09. 
  • MacGregor, Malcolm H. [1992]. The Enigmatic Electron. Oxford University Press. ISBN 0195218337. OCLC 223372888. 
  • Manuel, Oliver [2001]. Origin of Elements in the Solar System: Implications of Post-1957 Observations. Springer. ISBN 0306465620. OCLC 228374906. 
  • Mazo, Robert M. [2002]. Brownian Motion: Fluctuations, Dynamics, and Applications. Oxford University Press. ISBN 0198515677. OCLC 48753074. 
  • Mills, Ian; Cvitaš, Tomislav; Homann, Klaus; Kallay, Nikola; Kuchitsu, Kozo [1993]. Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry [2nd ed.]. Oxford: International Union of Pure and Applied Chemistry, Commission on Physiochemical Symbols Terminology and Units, Blackwell Scientific Publications. ISBN 0-632-03583-8. OCLC 27011505. 
  • Moran, Bruce T. [2005]. Distilling Knowledge: Alchemy, Chemistry, and the Scientific Revolution. Harvard University Press. ISBN 0674014952. 
  • Myers, Richard [2003]. The Basics of Chemistry. Greenwood Press. ISBN 0313316643. OCLC 50164580. 
  • Padilla, Michael J.; Miaoulis, Ioannis; Cyr, Martha [2002]. Prentice Hall Science Explorer: Chemical Building Blocks. Upper Saddle River, New Jersey USA: Prentice-Hall, Inc. ISBN 0-13-054091-9. OCLC 47925884. 
  • Pauling, Linus [1960]. The Nature of the Chemical Bond. Cornell University Press. ISBN 0801403332. OCLC 17518275. 
  • Pfeffer, Jeremy I.; Nir, Shlomo [2000]. Modern Physics: An Introductory Text. Imperial College Press. ISBN 1860942504. OCLC 45900880. 
  • Ponomarev, Leonid Ivanovich [1993]. The Quantum Dice. CRC Press. ISBN 0750302518. OCLC 26853108. 
  • Scerri, Eric R. [2007]. The Periodic Table. Oxford University Press. ISBN 0195305736. 
  • Shultis, J. Kenneth; Faw, Richard E. [2002]. Fundamentals of Nuclear Science and Engineering. CRC Press. ISBN 0824708342. OCLC 123346507. 
  • Siegfried, Robert [2002]. From Elements to Atoms: A History of Chemical Composition. DIANE. ISBN 0871699249. OCLC 186607849. 
  • Sills, Alan D. [2003]. Earth Science the Easy Way. Barron's Educational Series. ISBN 0764121464. OCLC 51543743. 
  • Smirnov, Boris M. [2003]. Physics of Atoms and Ions. Springer. ISBN 0-387-95550-X. 
  • Teresi, Dick [2003]. Lost Discoveries: The Ancient Roots of Modern Science. Simon & Schuster. pp. 213–214. ISBN 074324379X. 
  • Various [2002]. In Lide, David R. Handbook of Chemistry & Physics [88th ed.]. CRC. ISBN 0849304865. OCLC 179976746. Retrieved 2008-05-23. 
  • Woan, Graham [2000]. The Cambridge Handbook of Physics. Cambridge University Press. ISBN 0521575079. OCLC 224032426. 
  • Wurtz, Charles Adolphe [1881]. The Atomic Theory. New York: D. Appleton and company. 
  • Zaider, Marco; Rossi, Harald H. [2001]. Radiation Science for Physicians and Public Health Workers. Springer. ISBN 0306464039. OCLC 44110319. 
  • Zumdahl, Steven S. [2002]. Introductory Chemistry: A Foundation [5th ed.]. Houghton Mifflin. ISBN 0-618-34342-3. OCLC 173081482. Retrieved 2008-02-05. 

Pranala luar

  • Francis, Eden [2002]. "Atomic Size". Clackamas Community College. //dl.clackamas.cc.or.us/ch104-07/atomic_size.htm. Diakses pada 2007-01-09.
  • Freudenrich, Craig C... "How Atoms Work". How Stuff Works. //www.howstuffworks.com/atom.htm. Diakses pada 2007-01-09.
  • "Atom:The Atom". Free High School Science Texts: Physics. Wikibooks. //en.wikibooks.org/wiki/FHSST_Physics_Atom:The_Atom. Diakses pada 2007-01-09.
  • Anonymous [2007]. "The atom". Science aid+. //www.scienceaid.co.uk/chemistry/basics/theatom.html. Diakses pada 2007-01-09.
  • Anonymous [2006-01-03]. "Atoms and Atomic Structure". BBC. //www.bbc.co.uk/dna/h2g2/A6672963. Diakses pada 2007-01-11.
  • Various [2006-01-03]. "Physics 2000, Table of Contents". University of Colorado. //www.colorado.edu/physics/2000/index.pl?Type=TOC. Diakses pada 2008-01-11.
  • Various [2006-02-03]. "What does an atom look like?". University of Karlsruhe. //www.hydrogenlab.de/elektronium/HTML/einleitung_hauptseite_uk.html. Diakses pada 2008-05-12.

edunitas.com

Page 3

Portal Kimia

Atom yaitu suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral [kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak mempunyai neutron]. Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula bisa berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung banyak proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung banyak proton dan elektron yang berlainan bersifat positif atau negatif dan dinamakan sbg ion. Atom dikelompokkan berlandaskan banyak proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Banyak proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan banyak neutron menentukan isotop unsur tersebut.

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani [ἄτομος/átomos, α-τεμνω], yang berfaedah tidak bisa dipotong ataupun sesuatu yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. Pemikiran atom sbg komponen yang tak bisa dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada ratus tahun ke-17 dan ke-18, para kimiawan menaruh dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak bisa dibagi-bagi semakin jauh lagi memakai metode-metode kimia. Selama yang belakang sekali ratus tahun ke-19 dan awal ratus tahun ke-20, para fisikawan sukses menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak bisa dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang dipergunakan para fisikawan kemudian sukses memodelkan atom.[1]

Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom diasumsikan sebuah objek yang sangat kecil yang mempunyai massa yang secara proporsional kecil pula. Atom hanya bisa dipantau dengan memakai alat khusus seperti mikroskop gaya atom. Semakin dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom,[catatan 1] dengan proton dan neutron yang bermassa nyaris sama. Setiap unsur sangat tidak mempunyai satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang bisa merasakan peluruhan radioaktif. Hal ini bisa mengakibatkan transmutasi, yang mengubah banyak proton dan neutron pada inti.[2] Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan bisa merasakan transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang berlandaskan dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.

Sejarah

Pemikiran bahwa materi terdiri dari satuan-satuan terpisah yang tidak bisa dibagi lagi dihasilkan menjadi satuan yang semakin kecil telah mempunyai selama satu milenium. Namun, pemikiran tersebut masihlah bersifat niskala dan filosofis, daripada berlandaskan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada kebiasaan istiadat dan arus filosofi tersebut, dan seringkali pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian, pemikiran dasar tentang atom bisa diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian, karena dia secara elegan bisa menjelaskan penemuan-penemuan baru pada anggota kimia.[3]

Pustaka sangat awal tentang pemikiran atom bisa ditilik kembali kepada 100 tahun India lawas pada tahun 800 sebelum masehi,[4] yang diterangkan dalam naskah filsafat Jainisme sbg anu dan paramanu.[4][5] Arus mazhab Nyaya dan Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung dihasilkan menjadi benda-benda yang semakin kompleks.[6] Satu ratus tahun kemudian muncul pustaka tentang atom di alam Barat oleh Leukippos, yang kemudian oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan. Perhitungan pada tahun 450 SM, Demokritos membuat istilah átomos [bahasa Yunani: ἄτομος], yang berfaedah "tidak bisa dipotong" ataupun "tidak bisa dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos tentang atom bukanlah usaha sbg menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci, melainkan suatu filosofi yang mencoba sbg memberikan jawaban atas perubahan-perubahan yang terjadi pada alam.[1] Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu ilmu modern memutuskan sbg memakai istilah "atom" yang dicetuskan oleh Demokritos.[3]

Kemajuan semakin jauh pada pemahaman tentang atom dimulai dengan mengembangnya ilmu kimia. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang berdebat bahwa materi-materi di alam ini terdiri dari bermacam kombinasi "corpuscules", yaitu atom-atom yang berlainan. Hal ini berlainan dengan pandangan klasik yang berpendapat bahwa materi terdiri dari unsur-unsur udara, tanah, api, dan cairan.[7] Pada tahun 1789, istilah element [unsur] diartikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, sbg bahan dasar yang tidak bisa dibagi-bagi semakin jauh lagi dengan memakai metode-metode kimia.[8]

Bermacam atom dan molekul yang digambarkan pada buku John Dalton, A New System of Chemical Philosophy [1808].

Pada tahun 1803, John Dalton memakai pemikiran atom sbg menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap, serta mengapa gas-gas tertentu semakin larut dalam cairan dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Dia mengajukan argumen bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik, dan atom-atom tersebut kemudian bisa bergabung sbg membentuk senyawa-senyawa kimia.[9][10]

Teori partikel ini kemudian dikonfirmasikan semakin jauh lagi pada tahun 1827, yaitu ketika botaniwan Robert Brown memakai mikroskop sbg mengamati debu-debu yang mengambang di atas cairan dan menemukan bahwa debu-debu tersebut memperagakan usaha secara tanpa pola. Fenomena ini kemudian dikenal sbg "Gerak Brown". Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan argumen bahwa fenomena ini diakibatkan oleh gerak termal molekul cairan, dan pada tahun 1905 Albert Einstein membuat analisis matematika terhadap gerak ini.[11][12][13] Fisikawan Perancis Jean Perrin kemudian memakai hasil kerja Einstein sbg menentukan massa dan dimensi atom secara eksperimen, yang kemudian dengan pasti dihasilkan menjadi verifikasi atas teori atom Dalton.[14]

Berlandaskan hasil penelitiannya terhadap sinar katode, pada tahun 1897 J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan pemikiran atom sbg satuan yang tidak bisa dibagi-bagi lagi.[15] Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan positif [model puding prem].

Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa beberapa kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang semakin tajam dari yang apa yang diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan argumen bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi pada inti atom, dengan elektron yang mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah dipantulkan dengan sudut pantulan yang semakin tajam. Pada tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif, Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat semakin dari satu jenis atom pada setiap posisi tabel periodik.[16] Istilah isotop kemudian dihasilkan oleh Margaret Todd sbg nama yang tepat sbg atom-atom yang berlainan namun yaitu satu unsur yang sama. J.J. Thomson kemudian menemukan teknik sbg memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.[17]

Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan argumen bahwa elektron-elektron terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi serta bisa meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, walaupun demikian tidak bisa dengan tidak terikat sama sekali berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam kondisi transisi.[18] Suatu elektron haruslah menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu sbg bisa memperagakan transisi antara orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya dari materi yang dipanaskan memancar melalui prisma, dia menghasilkan suatu spektrum multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini sukses diterangkan oleh teori transisi orbital ini.[19]

Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun 1916 diterangkan oleh Gilbert Newton Lewis sbg interaksi antara elektron-elektron atom tersebut.[20] Atas keadaan keteraturan sifat-sifat kimiawi dalam tabel periode kimia,[21] kimiawan Amerika Irving Langmuir tahun 1919 berpendapat bahwa hal ini bisa diterangkan apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling berhubungan atau bersama-sama menjadi satu kelompokan dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan menduduki satu set kelopak elektron di sekitar inti atom.

Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922 memberikan bukti semakin jauh tentang sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas atom perak ditembakkan melalui ajang magnet, berkas tersebut terpisah-pisah berlandaskan dengan arah momentum sudut atom [spin]. Oleh karena arah spin yaitu tanpa pola, berkas ini diharapkan menyebar dihasilkan menjadi satu garis. Namun pada kenyataannya berkas ini terbagi dihasilkan menjadi dua anggota, tergantung dari apakah spin atom tersebut berpandangan ke atas ataupun ke bawah.[22]

Pada tahun 1926, dengan memakai pemikiran Louis de Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger mengembangkan suatu model atom matematis yang menggambarkan elektron sbg gelombang tiga dimensi daripada sbg titik-titik partikel. Konsekuensi penggunaan wujud gelombang sbg menjelaskan elektron ini yaitu bahwa yaitu tidak mungkin sbg secara matematis menghitung posisi dan momentum partikel secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sbg prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan oleh Werner Heisenberg pada 1926. Menurut pemikiran ini, sbg setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa memperoleh kisaran nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula sebaliknya. Walaupun model ini sulit sbg divisualisasikan, dia bisa dengan sepatutnya menjelaskan sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak bisa diterangkan oleh teori mana pun. Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari digugurkan dan dialihkan oleh model orbital atom di sekitar inti di mana elektron sangat berkemungkinan mempunyai.[23][24]

Diagram skema spetrometer massa sederhana.

Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan diterapkannya pengukuran massa atom secara tepat. Alat spektrometer ini memakai magnet sbg membelokkan trayektori berkas ion, dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston memakai alat ini sbg menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa yang berlainan. Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan dia dinamakan sbg kaidah bilangan bulat.[25] Penjelasan pada perbedaan massa isotop ini sukses dipecahkan setelah ditemukannya neutron, suatu partikel bermuatan netral dengan massa yang nyaris sama dengan proton, yaitu oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian diterangkan sbg unsur dengan banyak proton yang sama, namun mempunyai banyak neutron yang berlainan dalam inti atom.[26]

Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat partikel dan detektor partikel mengijinkan para ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang memperagakan usaha dengan energi yang tinggi.[27] Neutron dan proton kemudian dikenal sbg hadron, yaitu komposit partikel-partikel kecil yang dinamakan sbg kuark. Model-model standar fisika nuklir kemudian dikembangkan sbg menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam hal interaksi partikel subatom ini.[28]

Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk. di Bell Labs mengembangkan sebuah teknik sbg menurunkan temperatur atom memakai laser. Pada tahun yang sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh William D. Phillips sukses memerangkap atom natrium dalam perangkap magnet. Claude Cohen-Tannoudji kemudian menggabungkan kedua teknik tersebut sbg mendinginkan sejumlah kecil atom sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini mengijinkan ilmuwan mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi, yang pada hasilnya membawa para ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.[29]

Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah kecil sbg dipergunakan dalam aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini, bermacam peranti yang memakai sebuah atom tunggal logam yang dihubungkan dengan ligan-ligan organik [transistor elektron tunggal] telah dihasilkan.[30] Bermacam penelitian telah diterapkan sbg memerangkap dan memperlambat laju atom memakai pendinginan laser sbg memperoleh pemahaman yang semakin sepatutnya tentang sifat-sifat atom.[31]

Komponen-komponen atom

Partikel subatom

Walaupun awal mulanya kata atom berfaedah suatu partikel yang tidak bisa dipotong-potong lagi dihasilkan menjadi partikel yang semakin kecil, dalam terminologi ilmu ilmu modern, atom tersusun atas bermacam partikel subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini yaitu elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-1 tidak mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada ion hidrogen positif H+.

Dari kesemua partikel subatom ini, elektron yaitu yang sangat ringan, dengan massa elektron sebesar 9,11 × 10−31 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang bisa dipergunakan sbg mengukur ukurannya.[32] Proton mempunyai muatan positif dan massa 1.836 kali semakin berat daripada elektron [1,6726 × 10−27 kg]. Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa tidak terikat sama sekali 1.839 kali massa elektron[33] atau [1,6929 × 10−27 kg].

Dalam model standar fisika, sepatutnya proton dan neutron terdiri dari partikel elementer yang dinamakan kuark. Kuark termasuk kedalam golongan partikel fermion dan yaitu salah satu dari dua bahan penyusun materi dasar [yang lainnya yaitu lepton]. Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark tersebut mempunyai muatan listri fraksional sebesar +2/3 ataupun −1/3. Proton terdiri dari dua kuark naik dan satu kuark turun, manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun. Perbedaan komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh gluon. Gluon yaitu anggota dari boson tolok yang yaitu perantara gaya-gaya fisika.[34][35]

Inti atom

Energi pengikatan yang diperlukan oleh nukleon sbg lolos dari inti pada bermacam isotop.

Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif, proton dan neutron tersebut dinamakan sbg nukleon [partikel penyusun inti]. Diameter inti atom berkisar antara 10-15 sampai 10-14m.[36] Jari-jari inti diperkirakan sama dengan   fm, dengan A yaitu banyak nukleon.[37] Hal ini sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang dinamakan gaya kuat residual. Pada jarak semakin kecil daripada 2,5 fm, gaya ini semakin kuat daripada gaya elektrostatik yang mengakibatkan proton saling tolak menolak.[38]

Atom dari unsur kimia yang sama mempunyai banyak proton yang sama, dinamakan nomor atom. Suatu unsur bisa mempunyai banyak neutron yang bervariasi. Variasi ini dinamakan sbg isotop. Banyak proton dan neutron suatu atom hendak menentukan nuklida atom tersebut, sedangkan banyak neutron relatif terhadap banyak proton hendak menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu hendak menjalankan peluruhan radioaktif.[39]

Neutron dan proton yaitu dua jenis fermion yang berlainan. Asas pengecualian Pauli melarang keadaan keberadaan fermion yang identik [seperti misalnya proton berganda] menduduki suatu kondisi fisik kuantum yang sama pada masa yang sama. Oleh karenanya, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki kondisi kuantum yang berlainan dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini juga berjalan sbg neutron. Pelarangan ini tidak berjalan untuk proton dan neutron yang menduduki kondisi kuantum yang sama.[40]

Sbg atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang mempunyai banyak proton semakin banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke kondisi energi yang semakin rendah melalui peluruhan radioaktif yang mengakibatkan banyak proton dan neutron seimbang. Oleh karenanya, atom dengan banyak proton dan neutron yang berimbang semakin stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi neutron yang semakin tinggi lagi sbg menjaga stabilitasnya. Pada inti yang sangat berat, rasio neutron per proton yang diperlukan sbg menjaga stabilitasnya hendak meningkat dihasilkan menjadi 1,5.[40]

Cerminan proses fusi nuklir yang menghasilkan inti deuterium [terdiri dari satu proton dan satu neutron]. Satu positron [e+] dipancarkan bersamaan dengan neutrino elektron.

Banyak proton dan neutron pada inti atom bisa diubah, walaupun hal ini memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat. Fusi nuklir terjadi ketika banyak partikel atom bergabung membentuk inti yang semakin berat. Sbg contoh, pada inti Matahari, proton memerlukan energi sekitar 3–10 keV sbg mengatasi gaya tolak-menolak antar sesamanya dan bergabung dihasilkan menjadi satu inti.[41] Fisi nuklir yaitu kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nuklir, inti dipecah dihasilkan menjadi dua inti yang semakin kecil. Hal ini kebanyakan terjadi melalui peluruhan radioaktif. Inti atom juga bisa diubah melalui penembakan partikel subatom berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah banyak proton dalam inti, atom tersebut hendak berganti unsurnya.[42][43]

Bila massa inti setelah terjadinya reaksi fusi semakin kecil daripada banyak massa partikel awal penyusunnya, maka perbedaan ini diakibatkan oleh pelepasan pancaran energi [misalnya sinar gamma], sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan massa-energi Einstein, E = mc2, dengan m yaitu massa yang hilang dan c yaitu kecepatan cahaya. Defisit ini yaitu anggota dari energi pengikatan inti yang baru.[44]

Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang semakin mulia dengan nomor atom semakin rendah daripada besi dan nikel [jumlah total nukleon sama dengan 60] kebanyakan bersifat eksotermik, yang berfaedah bahwa proses ini melepaskan energi.[45] Yaitu proses pelepasan energi inilah yang membuat fusi nuklir pada bintang bisa dipertahankan. Sbg inti yang semakin berat, energi pengikatan per nukleon dalam inti mulai menurun. Ini berfaedah bahwa proses fusi hendak bersifat endotermik.[40]

Awan elektron

Sumur potensial yang menunjukkan energi minimum V[x] yang diperlukan sbg mencapai tiap-tiap posisi x. Suatu partikel dengan energi E dibatasi pada kisaran posisi antara x1 dan x2.

Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam inti atom melalui gaya elektromagnetik. Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berfaedah bahwa energi luar diperlukan supaya elektron bisa lolos dari atom. Semakin tidak jauh suatu elektron dalam inti, semakin mulia gaya atraksinya, sehingga elektron yang mempunyai tidak jauh dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang semakin mulia sbg lolos.

Elektron, sama seperti partikel lainnya, mempunyai sifat seperti partikel maupun seperti gelombang [dualisme gelombang-partikel]. Awan elektron yaitu suatu kawasan dalam sumur potensi di mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang diam [yaitu gelombang yang tidak memperagakan usaha relatif terhadap inti] tiga dimensi. Perilaku ini ditentukan oleh orbital atom, yakni suatu fungsi matematika yang menghitung probabilitas suatu elektron hendak muncul pada suatu lokasi tertentu ketika posisinya diukur.[46] Hanya hendak mempunyai satu himpunan orbital tertentu yang mempunyai disekitar inti, karena pola-pola gelombang lainnya hendak dengan cepat meluruh dihasilkan menjadi wujud yang semakin stabil.[47]

Fungsi gelombang dari lima orbital atom pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan satu biidang simpul.

Tiap-tiap orbital atom berkoresponden terhadap aras energi elektron tertentu. Elektron bisa berganti kondisinya ke aras energi yang semakin tinggi dengan menyerap sebuah foton. Selain bisa naik menuju aras energi yang semakin tinggi, suatu elektron bisa pula turun ke kondisi energi yang semakin rendah dengan memancarkan energi yang mempunyai semakinnya sbg foton.[47]

Energi yang diperlukan sbg melepaskan ataupun menambah satu elektron [energi pengikatan elektron] yaitu semakin kecil daripada energi pengikatan nukleon. Sbg contohnya, hanya diperlukan 13,6 eV sbg melepaskan elektron dari atom hidrogen.[48] Bandingkan dengan energi sebesar 2,3 MeV yang diperlukan sbg memecah inti deuterium.[49] Atom bermuatan listrik netral oleh karena banyak proton dan elektronnya yang sama. Atom yang kekurangan ataupun keunggulan elektron dinamakan sbg ion. Elektron yang terletak sangat luar dari inti bisa ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara inilah, atom bisa saling berikatan membentuk molekul.[50]

Sifat-sifat

Sifat-sifat nuklir

Berlandaskan ciri utama, dua atom dengan banyak proton yang identik dalam intinya termasuk ke dalam unsur kimia yang sama. Atom dengan banyak proton sama namun dengan banyak neutron berlainan yaitu dua isotop berlainan dari satu unsur yang sama. Sbg contohnya, semua hidrogen mempunyai satu proton, namun terdapat satu isotop hidrogen yang tidak mempunyai neutron [hidrogen-1], satu isotop yang mempunyai satu neutron [deuterium], dua neutron [tritium], dan lain-lain. Hidrogen-1 yaitu wujud isotop hidrogen yang sangat umum. Kadang-kadang dia dinamakan sbg protium.[51] Semua isotop unsur yang bernomor atom semakin mulia daripada 82 bersifat radioaktif.[52][53]

Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk secara alami di Bumi, 269 di antaranya belum pernah terpantau meluruh.[54] Pada unsur kimia, 80 dari unsur yang dikenal mempunyai satu atau semakin isotop stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur semakin tinggi dari 83 tidak mempunyai isotop stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya mempunyai satu isotop stabil, manakala banyak isotop stabil yang sangat banyak terpantau pada unsur timah dengan 10 jenis isotop stabil.[55]

Massa

Karena mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, banyak semuanya partikel ini dalam atom dinamakan sbg nomor massa. Massa atom pada kondisi diam sering diekspresikan memakai satuan massa atom [u] yang juga dinamakan dalton [Da]. Satuan ini diartikan sbg seperduabelas massa atom karbon-12 netral, yang perhitungan sebesar 1,66 × 10−27 kg.[56] Hidrogen-1 yang yaitu isotop teringan hidrogen mempunyai bobot atom 1,007825 u.[57] Atom mempunyai massa yang perhitungan sama dengan nomor massanya dikalikan satuan massa atom.[58] Atom stabil yang sangat berat yaitu timbal-208,[52] dengan massa sebesar 207,9766521 u.[59]

Para kimiawan kebanyakan memakai satuan mol sbg menyatakan banyak atom. Satu mol diartikan sbg banyak atom yang terdapat pada 12 gram persis karbon-12. Banyak ini yaitu sekitar 6,022 × 1023, yang dikenal pula dengan nama tetapan Avogadro. Dengan demikian suatu unsur dengan massa atom 1 u hendak mempunyai satu mol atom yang bermassa 0,001 kg. Sbg contohnya, Karbon mempunyai massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom mempunyai massa 0,012 kg.[56]

Ukuran

Atom tidak mempunyai batas luar yang jelas, sehingga dimensi atom kebanyakan dideskripsikan sbg jarak antara dua inti atom ketika dua atom bergabung bersama dalam ikatan kimia. Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan yang terlibat, banyak atom di sekitarnya, dan spin atom.[60] Pada tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom hendak cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya periode [atas ke bawah]. Sebaliknya jari-jari atom hendak cenderung meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan [kanan ke kiri].[61] Oleh karenanya, atom yang terkecil yaitu helium dengan jari-jari 32 pm, manakala yang terbesar yaitu sesium dengan jari-jari 225 pm.[62] Dimensi ini ribuan kali semakin kecil daripada gelombang cahaya [400–700 nm], sehingga atom tidak bisa dikawal memakai mikroskop optik biasa. Namun, atom bisa dipantau memakai mikroskop gaya atom.

Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya luas satu helai rambut bisa menampung sekitar 1 juta atom karbon.[63] Satu tetes cairan pula mengandung sekitar 2 × 1021 atom oksigen.[64] Intan satu karat dengan massa 2 × 10-4 kg mengandung sekitar 1022 atom karbon.[catatan 2] Bila sebuah apel diperbesar sampai seukuran mulianya Bumi, maka atom dalam apel tersebut hendak terlihat sebesar ukuran apel awal tersebut.[65]

Peluruhan radioaktif

Diagram ini menunjukkan masa paruh [T½] beberapa isotop dengan banyak proton Z dan banyak proton N [dalam satuan detik].

Setiap unsur mempunyai satu atau semakin isotop berinti tak stabil yang hendak merasakan peluruhan radioaktif, mengakibatkan inti melepaskan partikel ataupun radiasi elektromagnetik. Radioaktivitas bisa terjadi ketika jari-jari inti sangat mulia dibandingkan dengan jari-jari gaya kuat [hanya memperagakan pekerjaan pada jarak sekitar 1 fm].[66]

Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang sangat umum adalah:[67][68]

  • Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa [inti helium yang terdiri dari dua proton dan dua neutron]. Hasil peluruhan ini yaitu unsur baru dengan nomor atom yang semakin kecil.
  • Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi neutron dihasilkan menjadi proton, ataupun proton dihasilkan menjadi neutron. Transformasi neutron dihasilkan menjadi proton hendak disertai oleh emisi satu elektron dan satu antineutrino, manakala transformasi proton dihasilkan menjadi neutron disertai oleh emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi positron dinamakan sbg partikel beta. Peluruhan beta bisa meningkatkan maupun menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
  • Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke kondisi yang semakin rendah, mengakibatkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini bisa terjadi setelah emisi partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang semakin jarang mencakup pelepasan neutron dan proton dari inti, emisi semakin dari satu partikel beta, ataupun peluruhan yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama

Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik periode masa peluruhan [masa paruh] yang yaitu lamanya masa yang diperlukan oleh setengah banyak sampel sbg meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua masa paruh, hanya hendak tersisa 25% isotop.[66]

Momen magnetik

Setiap partikel elementer mempunyai sifat mekanika kuantum intrinsik yang dikenal dengan nama spin. Spin beranalogi dengan momentum sudut suatu objek yang berputar pada pusat massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku seperti ini. Spin diukur dalam satuan tetapan Planck tereduksi [ħ], dengan elektron, proton, dan neutron semuanya mempunyai spin ½ ħ, atau "spin-½". Dalam atom, elektron yang memperagakan usaha di sekitar inti atom selain mempunyai spin juga mempunyai momentum sudut orbital, manakala inti atom mempunyai momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya sendiri.[69]

Ajang magnet yang dihasilkan oleh suatu atom [disebut momen magnetik] ditentukan oleh kombinasi bermacam jenis momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang terbesar tetap berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua elektron yang bisa ditemukan pada kondisi kuantum yang sama, pasangan elektron yang terikat satu sama lainnya mempunyai spin yang berlawanan, dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang berlawanan ini hendak saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya dihasilkan menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.[70]

Pada atom berelektron ganjil seperti besi, keadaan keberadaan elektron yang tak berpasangan mengakibatkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital atom di sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan kondisi energi dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling berjajar. Proses ini dinamakan sbg interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini bisa menghasilkan ajang makroskopis yang bisa dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat paramagnetik mempunyai atom dengan momen magnetik yang tersusun tanpa pola, sehingga tiada ajang magnet yang dihasilkan. Namun, momen magnetik tiap-tiap atom individu tersebut hendak tersusun berjajar ketika diberikan ajang magnet.[70][71]

Inti atom juga bisa mempunyai spin. Kebanyakan spin inti tersusun secara tanpa pola oleh karena kesetimbangan termal. Namun, sbg unsur-unsur tertentu [seperti xenon-129], yaitu mungkin sbg memolarisasi kondisi spin nuklir secara signifikan sehingga spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi ini dinamakan sbg hiperpolarisasi. Fenomena ini mempunyai aplikasi yang penting dalam pencitraan resonansi magnetik.[72][73]

Aras-aras energi

Ketika suatu elektron terikat pada sebuah atom, dia mempunyai energi potensial yang berbanding terbalik terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal ini diukur oleh mulianya energi yang diperlukan sbg melepaskan elektron dari atom dan kebanyakan diekspresikan dengan satuan elektronvolt [eV]. Dalam model mekanika kuantum, elektron-elektron yang terikat hanya bisa menduduki satu set kondisi yang berpusat pada inti, dan tiap-tiap kondisi berkorespondensi terhadap aras energi tertentu. Kondisi energi terendah suatu elektron yang terikat dinamakan sbg kondisi dasar, manakala kondisi energi yang semakin tinggi dinamakan sbg kondisi tereksitasi.[74]

Supaya suatu elektron bisa meloncat dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dia haruslah menyerap ataupun memancarkan foton pada energi yang berlandaskan dengan perbedaan energi potensial antar dua aras tersebut. Energi foton yang dipancarkan yaitu sebanding dengan frekuensinya.[75] Tiap-tiap unsur mempunyai spektrum karakteristiknya masing-masing. Hal ini bergantung pada muatan inti, subkelopak yang terisi dengan elektron, interaksi elektromagnetik antar elektron, dan faktor-faktor lainnya.[76]

Contoh garis absorpsi spektrum.

Ketika suatu spektrum energi yang berkelanjutan dipancarkan melalui suatu gas ataupun plasma, beberapa foton diserap oleh atom, mengakibatkan elektron berpindah aras energi. Elektron yang tereksitasi hendak secara spontan memancarkan energi ini sbg foton dan jatuh kembali ke aras energi yang semakin rendah. Oleh karenanya, atom berperilaku seperti bahan penyaring yang hendak membentuk sederetan pita absorpsi. Pengukuran spektroskopi terhadap daya dan luas pita spektrum mengijinkan penentuan komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.[77]

Pemantauan cermat pada garis-garis spektrum menunjukkan bahwa beberapa memperlihatkan keadaan pemisahan halus. Hal ini terjadi karena kopling spin-orbit yang yaitu interaksi antara spin dengan gerak elektron terluar.[78] Ketika suatu atom mempunyai dalam ajang magnet eksternal, garis-garis spektrum terpisah dihasilkan menjadi tiga atau semakin komponen. Hal ini dinamakan sbg efek Zeeman. Efek Zeeman diakibatkan oleh interaksi ajang magnet dengan momen magnetik atom dan elektronnya. Beberapa atom bisa mempunyai banyak konfigurasi elektron dengan aras energi yang sama, sehingga hendak tampak sbg satu garis spektrum. Interaksi ajang magnet dengan atom hendak menggeser konfigurasi-konfigurasi elektron menuju aras energi yang sedikit berlainan, mengakibatkan garis spektrum berganda.[79] Keberadaan ajang listrik eksternal bisa mengakibatkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum dengan mengubah aras energi elektron. Fenomena ini dinamakan sbg efek Stark.[80]

Valensi dan perilaku ikatan

Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam kondisi yang tak terkombinasi dinamakan sbg kelopak valensi dan elektron dalam kelopak tersebut dinamakan elektron valensi. Banyak elektron valensi menentukan perilaku ikatan atom tersebut dengan atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu sama lainnya melalui pengisian [ataupun pengosongan] elektron valensi terluar atom.[81] Ikatan kimia bisa dikawal sbg transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya, seperti yang terpantau pada natrium klorida dan garam-garam ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang menunjukkan perilaku valensi berganda, atau kecenderungan membagi elektron dengan banyak yang berlainan pada senyawa yang berlainan. Sehingga, ikatan kimia antara unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada transfer elektron. Contohnya mencakup unsur karbon dalam senyawa organik.[82]

Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam tabel periodik yang mempertunjukkan sifat-sifat kimia suatu unsur yang berpola. Unsur-unsur dengan banyak elektron valensi yang sama dikelompokkan secara vertikel [disebut golongan]. Unsur-unsur pada anggota terkanan tabel mempunyai kelopak terluarnya terisi penuh, mengakibatkan unsur-unsur tersebut cenderung bersifat inert [gas mulia].[83][84]

Kondisi

Cerminan pembentukan kondensat Bose-Einstein.

Sejumlah atom ditemukan dalam kondisi materi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan mengubah kondisi tersebut, materi bisa selalu berganti dihasilkan menjadi wujud padat, cair, gas, dan plasma.[85] Dalam tiap-tiap kondisi tersebut pula materi bisa mempunyai bermacam fase. Sbg contohnya pada karbon padat, dia bisa berupa grafit maupun intan.[86]

Pada suhu mendekati nol mutlak, atom bisa membentuk kondensat Bose-Einstein, di mana efek-efek mekanika kuantum yang kebanyakan hanya terpantau pada skala atom terpantau secara makroskopis.[87][88] Himpunan atom-atom yang dilewat-dinginkan ini berperilaku seperti satu atom super.[89]

Identifikasi

Mikroskop penerowongan payaran [scanning tunneling microscope] yaitu suatu mikroskop yang dipergunakan sbg melihat permukaan suatu benda pada tingkat atom. Alat ini memakai fenomena penerowongan kuantum yang mengijinkan partikel-partikel menembus sawar yang kebanyakan tidak bisa dilewati.

Sebuah atom bisa diionisasi dengan melepaskan satu elektronnya. Muatan yang mempunyai mengakibatkan trayektori atom melengkung ketika dia melalui sebuah ajang magnet. Jari-jari trayektori ion tersebut ditentukan oleh massa atom. Spektrometer massa memakai prinsip ini sbg menghitung rasio massa terhadap muatan ion. Apabila sampel tersebut mengandung sejumlah isotop, spektrometer massa bisa menentukan proporsi tiap-tiap isotop dengan mengukur intensitas berkas ion yang berlainan. Teknik sbg menguapkan atom mencakup spektroskopi emisi atomik plasma gandeng induktif [inductively coupled plasma atomic emission spectroscopy] dan spektrometri massa plasma gandeng induktif [inductively coupled plasma mass spectrometry], keduanya memakai plasma sbg menguapkan sampel analisis.[90]

Cara lainnya yang semakin selektif yaitu spektroskopi pelepasan energi elektron [electron energy loss spectroscopy], yang mengukur pelepasan energi berkas elektron dalam suatu mikroskop elektron transmisi ketika dia berinteraksi dengan sampel. Tomografi kuar atom mempunyai resolusi sub-nanometer dalam 3-D dan bisa secara kimiawi mengidentifikasi atom-atom individu memakai spektrometri massa masa lintas.[91]

Spektrum kondisi tereksitasi bisa dipergunakan sbg menganalisa komposisi atom bintang yang jauh. Panjang gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan oleh bintang bisa dipisahkan dan dicocokkan dengan transisi terkuantisasi atom gas tidak terikat sama sekali. Warna bintang kemudian bisa direplikasi memakai lampu lucutan gas yang mengandung unsur yang sama.[92] Helium pada Matahari ditemukan dengan memakai cara ini 23 tahun sebelum dia ditemukan di Bumi.[93]

Asal usul dan kondisi sekarang

Atom menduduki sekitar 4% densitas energi total yang mempunyai dalam alam semesta terpantau, dengan densitas rata-rata sekitar 0,25 atom/m3.[94] Dalam galaksi Bima Sakti, atom mempunyai konsentrasi yang semakin tinggi, dengan densitas materi dalam medium antarbintang berkisar antara 105 sampai dengan 109 atom/m3.[95] Matahari sendiri dipercayai mempunyai dalam Gelembung Lokal, yaitu suatu kawasan yang mengandung banyak gas ion, sehingga densitas di sekelilingnya yaitu sekitar 103 atom/m3.[96] Bintang membentuk awan-awan padat dalam medium antarbintang, dan proses evolusioner bintang hendak mengakibatkan peningkatan kandungan unsur yang semakin berat daripada hidrogen dan helium dalam medium antarbintang. Sampai dengan 95% atom Bima Sakti terkonsentrasi dalam bintang-bintang, dan massa total atom ini membentuk sekitar 10% massa galaksi.[97] Massa sisanya yaitu materi gelap yang tidak dikenal dengan jelas.[98]

Nukleosintesis

Proton dan elektron yang stabil muncul satu detik setelah peristiwa Dentuman Mulia. Dalam masa masa tiga menit sesudahnya, nukleosintesis Dentuman Mulia kebanyakan menghasilkan helium, litium, dan deuterium, dan mungkin juga beberapa berilium dan boron.[99][100][101] Atom pertama [dengan elektron yang terikat dengannya] secara teoritis tercipta 380.000 tahun sesudah Dentuman Besar, yaitu ketika alam semesta yang mengembang cukup dingin sbg mengijinkan elektron-elektron terikat pada inti atom.[102] Sejak kala itulah, inti atom mulai bergabung dalam bintang-bintang melalui proses fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur yang semakin berat sampai dengan besi.[103]

Isotop seperti litium-6 dihasilkan di ruang angkasa melalui spalasi sinar kosmis.[104] Hal ini terjadi ketika sebuah proton berenergi tinggi menumbuk inti atom, mengakibatkan sejumlah mulia nukleon berhamburan. Unsur yang semakin berat daripada besi dihasilkan di supernova melalui proses r dan di bintang-bintang AGB melalui proses s. Kedua-duanya melibatkan penangkapan neutron oleh inti atom.[105] Unsur-unsur seperti timbal kebanyakan dihasilkan melalui peluruhan radioaktif unsur-unsur lain yang semakin berat.[106]

Bumi

Kebanyakan atom yang menyusun Bumi dan termasuk pula seluruh makhluk hidupnya pernah mempunyai dalam wujud yang sekarang di nebula yang runtuh dari awan molekul dan membentuk Kelola Surya. Sisanya yaitu dampak dari peluruhan radioaktif dan proporsinya bisa dipergunakan sbg menentukan usia Bumi melalui penanggalan radiometrik.[107][108] Kebanyakan helium dalam kerak Bumi yaitu produk peluruhan alfa.[109]

Terdapat sekelumit atom di Bumi yang pada awal pembentukannya tidak mempunyai dan juga bukan yaitu dampak dari peluruhan radioaktif. Karbon-14 secara berkesinambungan dihasilkan oleh sinar kosmik di atmosfer.[110] Beberapa atom di Bumi secara hasil pekerjaan dihasilkan oleh reaktor ataupun senjata nuklir.[111][112] Dari semua Unsur-unsur transuranium yang bernomor atom semakin mulia daripada 92, hanya plutonium dan neptunium sajalah yang terdapat di Bumi secara alami.[113][114] Unsur-unsur transuranium mempunyai masa paruh radioaktif yang semakin pendek daripada umur Bumi[115], sehingga unsur-unsur ini telah lama meluruh. Pengecualian terdapat pada plutonium-244 yang probabilitas tersimpan dalam abu kosmik.[107] Kandungan alami plutonium dan neptunium dihasilkan dari penangkapan neutron dalam bijih uranium.[116]

Bumi mengandung sekitar 1,33 × 1050 atom.[117] Pada atmosfer planet, terdapat sejumlah kecil atom gas mulia seperti argon dan neon. Sisa 99% atom pada atmosfer bumi terikat dalam wujud molekul, misalnya karbon dioksida, oksigen diatomik, dan nitrogen diatomik. Pada permukaan Bumi, atom-atom saling berikatan membentuk bermacam jenis senyawa, mencakup cairan, garam, silikat, dan oksida. Atom juga bisa bergabung membentuk bahan-bahan yang tidak terdiri dari molekul, contohnya kristal dan logam padat ataupun cair.[118][119]

Wujud teoritis dan wujud langka

Pencitraan 3-Dimensi keberadaan "Pulau stabilitas" di anggota sangat kanan

Manakala isotop dengan nomor atom yang semakin tinggi daripada timbal [62] bersifat radioaktif, terdapat suatu "pulau stabilitas" yang diajukan sbg beberapa unsur dengan nomor atom di atas 103. Unsur-unsur super berat ini probabilitas mempunyai inti yang secara relatif stabil terhadap peluruhan radioaktif.[120] Atom super berat yang stabil ini probabilitas mulia yaitu unbiheksium, dengan 126 proton 184 neutron.[121]

Tiap-tiap partikel materi mempunyai partikel antimaterinya masing-masing dengan muatan listrik yang berlawanan. Sehingga, positron yaitu antielektron yang bermuatan positif, dan antiproton yaitu proton yang bermuatan negatif, Ketika materi dan antimateri berjumpa, keduanya hendak saling memusnahkan. Terdapat ketidakseimbangan antara banyak partikel materi dan antimateri. Ketidakseimbangan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, walaupun terdapat teori bariogenesis yang memberikan penjelasan yang memungkinkan. Antimateri tidak pernah ditemukan secara alami.[122][123] Namun, pada tahun 1996, antihidrogen sukses disintesis di laboratorium CERN di Jenewa.[124][125]

Terdapat pula atom-atom langka lainnya yang dihasilkan dengan menggantikan satu proton, neutron, ataupun elektron dengan partikel lain yang bermuatan sama. Sbg contoh, elektron bisa dialihkan dengan muon yang semakin berat, membentuk atom muon. Jenis atom ini bisa dipergunakan sbg menguji prediksi fisika.[126][127][128]

Lihat juga

  • Massa atom relatif
  • Molekul
  • Unsur
  • Elektron
  • Proton
  • Neutron
  • Inti atom

Catatan

  1. ^ Kebanyakan isotop mempunyai banyak nukleon semakin banyak dari banyak elektron. Dalam kasus hydrogen-1, yang mempunyai satu elektron and satu nukleon, protonnya , atau 99,95% dari total massa atom.
  2. ^ Satu karat sama dengan 200 miligram. Berlandaskan ciri utama, karbon-12 mempunyai 0,012 kg per mol. Tetapan Avogadro sekitar 6 × 1023 atom per mol.

Pustaka

  1. ^ a b Haubold, Hans; Mathai, A. M. [1998]. "Microcosmos: From Leucippus to Yukawa". Structure of the Universe. Common Sense Science. //www.columbia.edu/~ah297/unesa/universe/universe-chapter3.html. Diakses pada 2008-01-17.
  2. ^ Staff [2007-08-01]. "Radioactive Decays". Stanford Linear Accelerator Center, Stanford University. //www2.slac.stanford.edu/vvc/theory/nuclearstability.html. Diakses pada 2007-01-02.
  3. ^ a b Ponomarev [1993:14-15].
  4. ^ a b [Inggris]A. Pablo Iannone. Dictionary of World Philosophy. p. 62. ISBN 0-415-17995-5. Retrieved 2010-06-09. 
  5. ^ [Inggris]Hajime Nakamura [1992]. A comparative history of ideas. Shri Jainendra Press. p. 145. ISBN 81-208-1004-x. Retrieved 2010-06-09. 
  6. ^ [Inggris]Ben-Ami Scharfstein [1998]. A comparative history of world philosophy: from the Upanishads to Kant. State University of New York Press. p. 189. ISBN 0-7914-3683-7. Retrieved 2010-06-09. 
  7. ^ Siegfried [2002:42–55].
  8. ^ "Lavoisier's Elements of Chemistry". Elements and Atoms. Le Moyne College, Department of Chemistry. //web.lemoyne.edu/~GIUNTA/EA/LAVPREFann.HTML. Diakses pada 2007-12-18.
  9. ^ Wurtz [1881:1–2].
  10. ^ Dalton [1808].
  11. ^ Einstein, Albert [May 1905]. "Über die von der molekularkinetischen Theorie der Wärme geforderte Bewegung von in ruhenden Flüssigkeiten suspendierten Teilchen" [PDF]. Annalen der Physik [in German] 322 [8]: 549–560. doi:10.1002/andp.19053220806. Retrieved 2007-02-04. 
  12. ^ Mazo [2002:1–7].
  13. ^ Lee, Y. K.; Hoon, Kelvin [1995]. "Brownian Motion". Imperial College, London. //www.doc.ic.ac.uk/~nd/surprise_95/journal/vol4/ykl/report.html. Diakses pada 2007-12-18.
  14. ^ Patterson, Gary [2007]. "Jean Perrin and the triumph of the atomic doctrine". Endeavour 31 [2]: 50–53. doi:10.1016/j.endeavour.2007.05.003. Retrieved 2008-11-07. 
  15. ^ The Nobel Foundation [1906]. "J.J. Thomson". Nobelprize.org. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1906/thomson-bio.html. Diakses pada 2007-12-20.
  16. ^ "Frederick Soddy, The Nobel Prize in Chemistry 1921". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/chemistry/laureates/1921/soddy-bio.html. Diakses pada 2008-01-18.
  17. ^ Thomson, Joseph John [1913]. "Rays of positive electricity". Proceedings of the Royal Society A 89: 1–20. Retrieved 2007-01-18. 
  18. ^ Stern, David P. [May 16, 2005]. "The Atomic Nucleus and Bohr's Early Model of the Atom". NASA Goddard Space Flight Center. //www-spof.gsfc.nasa.gov/stargaze/Q5.htm. Diakses pada 2007-12-20.
  19. ^ Bohr, Niels [December 11, 1922]. "Niels Bohr, The Nobel Prize in Physics 1922, Nobel Lecture". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1922/bohr-lecture.html. Diakses pada 2008-02-16.
  20. ^ Lewis, Gilbert N. [April 1916]. "The Atom and the Molecule". Journal of the American Chemical Society 38 [4]: 762–786. doi:10.1021/ja02261a002. 
  21. ^ Scerri, Eric R. [2007]. The Periodic Table. Oxford University Press US. pp. 205–226. ISBN 0195305736. 
  22. ^ Scully, Marlan O.; Lamb Jr., Willis E.; Barut, Asim [June 1987]. "On the theory of the Stern-Gerlach apparatus". Foundations of Physics 17 [6]: 575–583. doi:10.1007/BF01882788. 
  23. ^ Brown, Kevin [2007]. "The Hydrogen Atom". MathPages. //www.mathpages.com/home/kmath538/kmath538.htm. Diakses pada 2007-12-21.
  24. ^ Harrison, David M. [March 2000]. "The Development of Quantum Mechanics". University of Toronto. //www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/DevelQM/DevelQM.html. Diakses pada 2007-12-21.
  25. ^ Aston, Francis W. [1920]. "The constitution of atmospheric neon". Philosophical Magazine 39 [6]: 449–55. 
  26. ^ Chadwick, James [December 12, 1935]. "Nobel Lecture: The Neutron and Its Properties". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1935/chadwick-lecture.html. Diakses pada 2007-12-21.
  27. ^ Kullander, Sven [August 28, 2001]. "Accelerators and Nobel Laureates". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/articles/kullander/. Diakses pada 2008-01-31.
  28. ^ Staff [October 17, 1990]. "The Nobel Prize in Physics 1990". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1990/press.html. Diakses pada 2008-01-31.
  29. ^ Staff [October 15, 1997]. "The Nobel Prize in Physics 1997". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1997/. Diakses pada 2008-02-10.
  30. ^ Park, Jiwoong et al [2002]. "Coulomb blockade and the Kondo effect in single-atom transistors". Nature 417 [6890]: 722–25. doi:10.1038/nature00791. Retrieved 2008-01-03. 
  31. ^ Domokos, P.; Janszky, J.; Adam, P. [1994]. "Single-atom interference method for generating Fock states". Physical Review a 50: 3340–44. doi:10.1103/PhysRevA.50.3340. Retrieved 2008-01-03. 
  32. ^ Demtröder [2002:39–42].
  33. ^ Woan [2000:8].
  34. ^ Particle Data Group [2002]. "The Particle Adventure". Lawrence Berkeley Laboratory. //www.particleadventure.org/. Diakses pada 2007-01-03.
  35. ^ Schombert, James [April 18, 2006]. "Elementary Particles". University of Oregon. //abyss.uoregon.edu/~js/ast123/lectures/lec07.html. Diakses pada 2007-01-03.
  36. ^ [Inggris]Basic Knowledge of Radiation and Radioisotopes [Scientific Basis, Safe Handling of Radioisotopes and Radiation Protection]. Japan Radioisotope Association. 2005. ISBN 4-89073-170-9 C2040. 
  37. ^ Jevremovic [2005:63].
  38. ^ Pfeffer [2000:330–336].
  39. ^ Wenner, Jennifer M. [October 10, 2007]. "How Does Radioactive Decay Work?". Carleton College. //serc.carleton.edu/quantskills/methods/quantlit/RadDecay.html. Diakses pada 2008-01-09.
  40. ^ a b c Raymond, David [April 7, 2006]. "Nuclear Binding Energies". New Mexico Tech. //physics.nmt.edu/~raymond/classes/ph13xbook/node216.html. Diakses pada 2007-01-03.
  41. ^ Mihos, Chris [July 23, 2002]. "Overcoming the Coulomb Barrier". Case Western Reserve University. //burro.cwru.edu/Academics/Astr221/StarPhys/coulomb.html. Diakses pada 2008-02-13.
  42. ^ Staff [March 30, 2007]. "ABC's of Nuclear Science". Lawrence Berkeley National Laboratory. //www.lbl.gov/abc/Basic.html. Diakses pada 2007-01-03.
  43. ^ Makhijani, Arjun; Saleska, Scott [March 2, 2001]. "Basics of Nuclear Physics and Fission". Institute for Energy and Environmental Research. //www.ieer.org/reports/n-basics.html. Diakses pada 2007-01-03.
  44. ^ Shultis et al. [2002:72–6].
  45. ^ Fewell, M. P. [1995]. "The atomic nuclide with the highest mean binding energy". American Journal of Physics 63 [7]: 653–58. doi:10.1119/1.17828. Retrieved 2007-02-01. 
  46. ^ Mulliken, Robert S. [1967]. "Spectroscopy, Molecular Orbitals, and Chemical Bonding". Science 157 [3784]: 13–24. doi:10.1126/science.157.3784.13. PMID 5338306. 
  47. ^ a b Brucat, Philip J. [2008]. "The Quantum Atom". University of Florida. //www.chem.ufl.edu/~itl/2045/lectures/lec_10.html. Diakses pada 2007-01-04.
  48. ^ Herter, Terry [2006]. "Lecture 8: The Hydrogen Atom". Cornell University. //astrosun2.astro.cornell.edu/academics/courses/astro101/herter/lectures/lec08.htm. Diakses pada 2008-02-14.
  49. ^ Bell, R. E.; Elliott, L. G. [1950]. "Gamma-Rays from the Reaction H1[n,γ]D2 and the Binding Energy of the Deuteron". Physical Review 79 [2]: 282–285. doi:10.1103/PhysRev.79.282. 
  50. ^ Smirnov [2003:249–72].
  51. ^ Matis, Howard S. [August 9, 2000]. "The Isotopes of Hydrogen". Guide to the Nuclear Wall Chart. Lawrence Berkeley National Lab. //www.lbl.gov/abc/wallchart/chapters/02/3.html. Diakses pada 2007-12-21.
  52. ^ a b Sills [2003:131–134].
  53. ^ Dumé, Belle [April 23, 2003]. "Bismuth breaks half-life record for alpha decay". Physics World. Retrieved 2007-12-21. 
  54. ^ Lindsay, Don [July 30, 2000]. "Radioactives Missing From The Earth". Don Lindsay Archive. //www.don-lindsay-archive.org/creation/isotope_list.html. Diakses pada 2007-05-23.
  55. ^ CRC Handbook [2002].
  56. ^ a b Mills et al. [1993].
  57. ^ Chieh, Chung [January 22, 2001]. "Nuclide Stability". University of Waterloo. //www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/nuctek/nuclideunstable.html. Diakses pada 2007-01-04.
  58. ^ "Atomic Weights and Isotopic Compositions for All Elements". National Institute of Standards and Technology. //physics.nist.gov/cgi-bin/Compositions/stand_alone.pl?ele=&ascii=html&isotype=some. Diakses pada 2007-01-04.
  59. ^ Audi, G.; Wapstra, A. H.; Thibault C. [2003]. "The Ame2003 atomic mass evaluation [II]". Nuclear Physics A 729: 337–676. doi:10.1016/j.nuclphysa.2003.11.003. Retrieved 2008-02-07. 
  60. ^ Shannon, R. D. [1976]. "Revised effective ionic radii and systematic studies of interatomic distances in halides and chalcogenides". Acta Crystallographica, Section a 32: 751. doi:10.1107/S0567739476001551. Retrieved 2007-01-03. 
  61. ^ Dong, Judy [1998]. "Diameter of an Atom". The Physics Factbook. //hypertextbook.com/facts/MichaelPhillip.shtml. Diakses pada 2007-11-19.
  62. ^ Zumdahl [2002].
  63. ^ Staff [2007]. "Small Miracles: Harnessing nanotechnology". Oregon State University. //oregonstate.edu/terra/2007winter/features/nanotech.php. Diakses pada 2007-01-07.—describes the width of a human hair as 105 nm and 10 carbon atoms as spanning 1 nm.
  64. ^ Padilla et al. [2002:32]—"There are 2,000,000,000,000,000,000,000 [that's 2 sextillion] atoms of oxygen in one drop of water—and twice as many atoms of hydrogen."
  65. ^ Feynman [1995].
  66. ^ a b "Radioactivity". Splung.com. //www.splung.com/content/sid/5/page/radioactivity. Diakses pada 2007-12-19.
  67. ^ L'Annunziata [2003:3–56].
  68. ^ Firestone, Richard B. [May 22, 2000]. "Radioactive Decay Modes". Berkeley Laboratory. //isotopes.lbl.gov/education/decmode.html. Diakses pada 2007-01-07.
  69. ^ Hornak, J. P. [2006]. "Chapter 3: Spin Physics". The Basics of NMR. Rochester Institute of Technology. //www.cis.rit.edu/htbooks/nmr/chap-3/chap-3.htm. Diakses pada 2007-01-07.
  70. ^ a b Schroeder, Paul A. [February 25, 2000]. "Magnetic Properties". University of Georgia. //www.gly.uga.edu/schroeder/geol3010/magnetics.html. Diakses pada 2007-01-07.
  71. ^ Goebel, Greg [September 1, 2007]. "[4.3] Magnetic Properties of the Atom". Elementary Quantum Physics. In The Public Domain website. //www.vectorsite.net/tpqm_04.html. Diakses pada 2007-01-07.
  72. ^ Yarris, Lynn [Spring 1997]. "Talking Pictures". Berkeley Lab Research Review. Retrieved 2008-01-09. 
  73. ^ Liang and Haacke [1999:412–26].
  74. ^ Zeghbroeck, Bart J. Van [1998]. "Energy levels". Shippensburg University. //physics.ship.edu/~mrc/pfs/308/semicon_book/eband2.htm. Diakses pada 2007-12-23.
  75. ^ Fowles [1989:227–233].
  76. ^ Martin, W. C.; Wiese, W. L. [May 2007]. "Atomic Spectroscopy: A Compendium of Basic Ideas, Notation, Data, and Formulas". National Institute of Standards and Technology. //physics.nist.gov/Pubs/AtSpec/. Diakses pada 2007-01-08.
  77. ^ "Atomic Emission Spectra — Origin of Spectral Lines". Avogadro Web Site. //www.avogadro.co.uk/light/bohr/spectra.htm. Diakses pada 2006-08-10.
  78. ^ Fitzpatrick, Richard [February 16, 2007]. "Fine structure". University of Texas at Austin. //farside.ph.utexas.edu/teaching/qm/lectures/node55.html. Diakses pada 2008-02-14.
  79. ^ Weiss, Michael [2001]. "The Zeeman Effect". University of California-Riverside. //math.ucr.edu/home/baez/spin/node8.html. Diakses pada 2008-02-06.
  80. ^ Beyer [2003:232–236].
  81. ^ Reusch, William [July 16, 2007]. "Virtual Textbook of Organic Chemistry". Michigan State University. //www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/intro1.htm. Diakses pada 2008-01-11.
  82. ^ "Covalent bonding - Single bonds". chemguide. 2000. //www.chemguide.co.uk/atoms/bonding/covalent.html.
  83. ^ Husted, Robert et al. [December 11, 2003]. "Periodic Table of the Elements". Los Alamos National Laboratory. //periodic.lanl.gov/default.htm. Diakses pada 2008-01-11.
  84. ^ Baum, Rudy [2003]. "It's Elemental: The Periodic Table". Chemical & Engineering News. //pubs.acs.org/cen/80th/elements.html. Diakses pada 2008-01-11.
  85. ^ Goodstein [2002:436–438].
  86. ^ Brazhkin, Vadim V. [2006]. "Metastable phases, phase transformations, and phase diagrams in physics and chemistry". Physics-Uspekhi 49: 719–24. doi:10.1070/PU2006v049n07ABEH006013. 
  87. ^ Myers [2003:85].
  88. ^ Staff [October 9, 2001]. "Bose-Einstein Condensate: A New Form of Matter". National Institute of Standards and Technology. Retrieved 2008-01-16. 
  89. ^ Colton, Imogen; Fyffe, Jeanette [February 3, 1999]. "Super Atoms from Bose-Einstein Condensation". The University of Melbourne. //www.ph.unimelb.edu.au/~ywong/poster/articles/bec.html. Diakses pada 2008-02-06.
  90. ^ Jakubowski, N.; Moens, L.; Vanhaecke, F [1998]. "Sector field mass spectrometers in ICP-MS". Spectrochimica Acta Part B: Atomic Spectroscopy 53 [13]: 1739–63. doi:10.1016/S0584-8547[98]00222-5. 
  91. ^ Müller, Erwin W.; Panitz, John A.; McLane, S. Brooks [1968]. "The Atom-Probe Field Ion Microscope". Review of Scientific Instruments 39 [1]: 83–86. doi:10.1063/1.1683116. ISSN 0034-6748. 
  92. ^ Lochner, Jim; Gibb, Meredith; Newman, Phil [April 30, 2007]. "What Do Spectra Tell Us?". NASA/Goddard Space Flight Center. //imagine.gsfc.nasa.gov/docs/science/how_l1/spectral_what.html. Diakses pada 2008-01-03.
  93. ^ Winter, Mark [2007]. "Helium". WebElements. //www.webelements.com/webelements/elements/text/He/hist.html. Diakses pada 2008-01-03.
  94. ^ Hinshaw, Gary [February 10, 2006]. "What is the Universe Made Of?". NASA/WMAP. //map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101matter.html. Diakses pada 2008-01-07.
  95. ^ Choppin et al. [2001].
  96. ^ Davidsen, Arthur F. [1993]. "Far-Ultraviolet Astronomy on the Astro-1 Space Shuttle Mission". Science 259 [5093]: 327–34. doi:10.1126/science.259.5093.327. PMID 17832344. Retrieved 2008-01-07. 
  97. ^ Lequeux [2005:4].
  98. ^ Smith, Nigel [January 6, 2000]. "The search for dark matter". Physics World. //physicsworld.com/cws/article/print/809. Diakses pada 2008-02-14.
  99. ^ Croswell, Ken [1991]. "Boron, bumps and the Big Bang: Was matter spread evenly when the Universe began? Perhaps not; the clues lie in the creation of the lighter elements such as boron and beryllium". New Scientist [1794]: 42. Retrieved 2008-01-14. 
  100. ^ Copi, Craig J.; Schramm, David N.; Turner, Michael S. [1995]. "Big-Bang Nucleosynthesis and the Baryon Density of the Universe" [PDF]. Science 267: 192–99. doi:10.1126/science.7809624. PMID 7809624. Retrieved 2008-01-13. 
  101. ^ Hinshaw, Gary [December 15, 2005]. "Tests of the Big Bang: The Light Elements". NASA/WMAP. //map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101bbtest2.html. Diakses pada 2008-01-13.
  102. ^ Abbott, Brian [May 30, 2007]. "Microwave [WMAP] All-Sky Survey". Hayden Planetarium. //www.haydenplanetarium.org/universe/duguide/exgg_wmap.php. Diakses pada 2008-01-13.
  103. ^ F. Hoyle [1946]. "The synthesis of the elements from hydrogen". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 106: 343–83. Retrieved 2008-01-13. 
  104. ^ Knauth, D. C.; Federman, S. R.; Lambert, David L.; Crane, P. [2000]. "Newly synthesized lithium in the interstellar medium". Nature 405: 656–58. doi:10.1038/35015028. 
  105. ^ Mashnik, Stepan G. [August 2000]. "On Solar System and Cosmic Rays Nucleosynthesis and Spallation Processes". Cornell University. //arxiv.org/abs/astro-ph/0008382. Diakses pada 2008-01-14.
  106. ^ Kansas Geological Survey [May 4, 2005]. "Age of the Earth". University of Kansas. //www.kgs.ku.edu/Extension/geotopics/earth_age.html. Diakses pada 2008-01-14.
  107. ^ a b Manuel [2001:407–430,511–519].
  108. ^ Dalrymple, G. Brent [2001]. "The age of the Earth in the twentieth century: a problem [mostly] solved". Geological Society, London, Special Publications 190: 205–21. doi:10.1144/GSL.SP.2001.190.01.14. Retrieved 2008-01-14. 
  109. ^ Anderson, Don L.; Foulger, G. R.; Meibom, Anders [September 2, 2006]. "Helium: Fundamental models". MantlePlumes.org. //www.mantleplumes.org/HeliumFundamentals.html. Diakses pada 2007-01-14.
  110. ^ Pennicott, Katie [May 10, 2001]. "Carbon clock could show the wrong time". PhysicsWeb. Retrieved 2008-01-14. 
  111. ^ Yarris, Lynn [July 27, 2001]. "New Superheavy Elements 118 and 116 Discovered at Berkeley Lab". Berkeley Lab. Retrieved 2008-01-14. 
  112. ^ Diamond, H. et al. [1960]. "Heavy Isotope Abundances in Mike Thermonuclear Device" [subscription required]. Physical Review 119: 2000–04. doi:10.1103/PhysRev.119.2000. Retrieved 2008-01-14. 
  113. ^ Poston Sr., John W. [March 23, 1998]. "Do transuranic elements such as plutonium ever occur naturally?". Scientific American. //www.sciam.com/chemistry/article/id/do-transuranic-elements-s/topicID/4/catID/3. Diakses pada 2008-01-15.
  114. ^ Keller, C. [1973]. "Natural occurrence of lanthanides, actinides, and superheavy elements". Chemiker Zeitung 97 [10]: 522–30. Retrieved 2008-01-15. 
  115. ^ Marco [2001:17].
  116. ^ "Oklo Fossil Reactors". Curtin University of Technology. //www.oklo.curtin.edu.au/index.cfm. Diakses pada 2008-01-15.
  117. ^ Weisenberger, Drew. "How many atoms are there in the world?". Jefferson Lab. //education.jlab.org/qa/mathatom_05.html. Diakses pada 2008-01-16.
  118. ^ Pidwirny, Michael. "Fundamentals of Physical Geography". University of British Columbia Okanagan. //www.physicalgeography.net/fundamentals/contents.html. Diakses pada 2008-01-16.
  119. ^ Anderson, Don L. [2002]. "The inner inner core of Earth". Proceedings of the National Academy of Sciences 99 [22]: 13966–68. doi:10.1073/pnas.232565899. PMID 12391308. Retrieved 2008-01-16. 
  120. ^ Anonymous [October 2, 2001]. "Second postcard from the island of stability". CERN Courier. Retrieved 2008-01-14. 
  121. ^ Jacoby, Mitch [2006]. "As-yet-unsynthesized superheavy atom should form a stable diatomic molecule with fluorine". Chemical & Engineering News 84 [10]: 19. Retrieved 2008-01-14. 
  122. ^ Koppes, Steve [March 1, 1999]. "Fermilab Physicists Find New Matter-Antimatter Asymmetry". University of Chicago. Retrieved 2008-01-14. 
  123. ^ Cromie, William J. [August 16, 2001]. "A lifetime of trillionths of a second: Scientists explore antimatter". Harvard University Gazette. Retrieved 2008-01-14. 
  124. ^ Hijmans, Tom W. [2002]. "Particle physics: Cold antihydrogen". Nature 419: 439–40. doi:10.1038/419439a. 
  125. ^ Staff [October 30, 2002]. "Researchers 'look inside' antimatter". BBC News. Retrieved 2008-01-14. 
  126. ^ Barrett, Roger; Jackson, Daphne; Mweene, Habatwa [1990]. "The Strange World of the Exotic Atom". New Scientist [1728]: 77–115. Retrieved 2008-01-04. 
  127. ^ Indelicato, Paul [2004]. "Exotic Atoms". Physica Scripta T112: 20–26. doi:10.1238/Physica.Topical.112a00020. 
  128. ^ Ripin, Barrett H. [July 1998]. "Recent Experiments on Exotic Atoms". American Physical Society. //www.aps.org/publications/apsnews/199807/experiment.cfm.html. Diakses pada 2008-02-15.

Pustaka buku

  • L'Annunziata, Michael F. [2003]. Handbook of Radioactivity Analysis. Academic Press. ISBN 0124366031. OCLC 162129551. 
  • Beyer, H. F.; Shevelko, V. P. [2003]. Introduction to the Physics of Highly Charged Ions. CRC Press. ISBN 0750304812. OCLC 47150433. 
  • Choppin, Gregory R.; Liljenzin, Jan-Olov; Rydberg, Jan [2001]. Radiochemistry and Nuclear Chemistry. Elsevier. ISBN 0750674636. OCLC 162592180. 
  • Dalton, J. [1808]. A New System of Chemical Philosophy, Part 1. London and Manchester: S. Russell. 
  • Demtröder, Wolfgang [2002]. Atoms, Molecules and Photons: An Introduction to Atomic- Molecular- and Quantum Physics [1st ed.]. Springer. ISBN 3540206310. OCLC 181435713. 
  • Feynman, Richard [1995]. Six Easy Pieces. The Penguin Group. ISBN 978-0-140-27666-4. OCLC 40499574. 
  • Fowles, Grant R. [1989]. Introduction to Modern Optics. Courier Dover Publications. ISBN 0486659577. OCLC 18834711. 
  • Gangopadhyaya, Mrinalkanti [1981]. Indian Atomism: History and Sources. Atlantic Highlands, New Jersey: Humanities Press. ISBN 0-391-02177-X. OCLC 10916778. 
  • Goodstein, David L. [2002]. States of Matter. Courier Dover Publications. ISBN 0-486-49506-X. 
  • Harrison, Edward Robert [2003]. Masks of the Universe: Changing Ideas on the Nature of the Cosmos. Cambridge University Press. ISBN 0521773512. OCLC 50441595. 
  • Iannone, A. Pablo [2001]. Dictionary of World Philosophy. Routledge. ISBN 0415179955. OCLC 44541769. 
  • Jevremovic, Tatjana [2005]. Nuclear Principles in Engineering. Springer. ISBN 0387232842. OCLC 228384008. 
  • Lequeux, James [2005]. The Interstellar Medium. Springer. ISBN 3540213260. OCLC 133157789. 
  • Levere, Trevor, H. [2001]. Transforming Matter – A History of Chemistry for Alchemy to the Buckyball. The Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6610-3. 
  • Liang, Z.-P.; Haacke, E. M. [1999]. In Webster, J. G. Encyclopedia of Electrical and Electronics Engineering: Magnetic Resonance Imaging [PDF]. vol. 2. John Wiley & Sons. pp. 412–26. ISBN 0471139467. Retrieved 2008-01-09. 
  • MacGregor, Malcolm H. [1992]. The Enigmatic Electron. Oxford University Press. ISBN 0195218337. OCLC 223372888. 
  • Manuel, Oliver [2001]. Origin of Elements in the Solar System: Implications of Post-1957 Observations. Springer. ISBN 0306465620. OCLC 228374906. 
  • Mazo, Robert M. [2002]. Brownian Motion: Fluctuations, Dynamics, and Applications. Oxford University Press. ISBN 0198515677. OCLC 48753074. 
  • Mills, Ian; Cvitaš, Tomislav; Homann, Klaus; Kallay, Nikola; Kuchitsu, Kozo [1993]. Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry [2nd ed.]. Oxford: International Union of Pure and Applied Chemistry, Commission on Physiochemical Symbols Terminology and Units, Blackwell Scientific Publications. ISBN 0-632-03583-8. OCLC 27011505. 
  • Moran, Bruce T. [2005]. Distilling Knowledge: Alchemy, Chemistry, and the Scientific Revolution. Harvard University Press. ISBN 0674014952. 
  • Myers, Richard [2003]. The Basics of Chemistry. Greenwood Press. ISBN 0313316643. OCLC 50164580. 
  • Padilla, Michael J.; Miaoulis, Ioannis; Cyr, Martha [2002]. Prentice Hall Science Explorer: Chemical Building Blocks. Upper Saddle River, New Jersey USA: Prentice-Hall, Inc. ISBN 0-13-054091-9. OCLC 47925884. 
  • Pauling, Linus [1960]. The Nature of the Chemical Bond. Cornell University Press. ISBN 0801403332. OCLC 17518275. 
  • Pfeffer, Jeremy I.; Nir, Shlomo [2000]. Modern Physics: An Introductory Text. Imperial College Press. ISBN 1860942504. OCLC 45900880. 
  • Ponomarev, Leonid Ivanovich [1993]. The Quantum Dice. CRC Press. ISBN 0750302518. OCLC 26853108. 
  • Scerri, Eric R. [2007]. The Periodic Table. Oxford University Press. ISBN 0195305736. 
  • Shultis, J. Kenneth; Faw, Richard E. [2002]. Fundamentals of Nuclear Science and Engineering. CRC Press. ISBN 0824708342. OCLC 123346507. 
  • Siegfried, Robert [2002]. From Elements to Atoms: A History of Chemical Composition. DIANE. ISBN 0871699249. OCLC 186607849. 
  • Sills, Alan D. [2003]. Earth Science the Easy Way. Barron's Educational Series. ISBN 0764121464. OCLC 51543743. 
  • Smirnov, Boris M. [2003]. Physics of Atoms and Ions. Springer. ISBN 0-387-95550-X. 
  • Teresi, Dick [2003]. Lost Discoveries: The Ancient Roots of Modern Science. Simon & Schuster. pp. 213–214. ISBN 074324379X. 
  • Various [2002]. In Lide, David R. Handbook of Chemistry & Physics [88th ed.]. CRC. ISBN 0849304865. OCLC 179976746. Retrieved 2008-05-23. 
  • Woan, Graham [2000]. The Cambridge Handbook of Physics. Cambridge University Press. ISBN 0521575079. OCLC 224032426. 
  • Wurtz, Charles Adolphe [1881]. The Atomic Theory. New York: D. Appleton and company. 
  • Zaider, Marco; Rossi, Harald H. [2001]. Radiation Science for Physicians and Public Health Workers. Springer. ISBN 0306464039. OCLC 44110319. 
  • Zumdahl, Steven S. [2002]. Introductory Chemistry: A Foundation [5th ed.]. Houghton Mifflin. ISBN 0-618-34342-3. OCLC 173081482. Retrieved 2008-02-05. 

Pranala luar

  • Francis, Eden [2002]. "Atomic Size". Clackamas Community College. //dl.clackamas.cc.or.us/ch104-07/atomic_size.htm. Diakses pada 2007-01-09.
  • Freudenrich, Craig C... "How Atoms Work". How Stuff Works. //www.howstuffworks.com/atom.htm. Diakses pada 2007-01-09.
  • "Atom:The Atom". Free High School Science Texts: Physics. Wikibooks. //en.wikibooks.org/wiki/FHSST_Physics_Atom:The_Atom. Diakses pada 2007-01-09.
  • Anonymous [2007]. "The atom". Science aid+. //www.scienceaid.co.uk/chemistry/basics/theatom.html. Diakses pada 2007-01-09.
  • Anonymous [2006-01-03]. "Atoms and Atomic Structure". BBC. //www.bbc.co.uk/dna/h2g2/A6672963. Diakses pada 2007-01-11.
  • Various [2006-01-03]. "Physics 2000, Table of Contents". University of Colorado. //www.colorado.edu/physics/2000/index.pl?Type=TOC. Diakses pada 2008-01-11.
  • Various [2006-02-03]. "What does an atom look like?". University of Karlsruhe. //www.hydrogenlab.de/elektronium/HTML/einleitung_hauptseite_uk.html. Diakses pada 2008-05-12.

edunitas.com

Page 4

Portal Kimia

Atom yaitu suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral [kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak mempunyai neutron]. Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula bisa berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung banyak proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung banyak proton dan elektron yang berlainan bersifat positif atau negatif dan dinamakan sbg ion. Atom dikelompokkan berlandaskan banyak proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Banyak proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan banyak neutron menentukan isotop unsur tersebut.

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani [ἄτομος/átomos, α-τεμνω], yang berfaedah tidak bisa dipotong ataupun sesuatu yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. Pemikiran atom sbg komponen yang tak bisa dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada ratus tahun ke-17 dan ke-18, para kimiawan menaruh dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak bisa dibagi-bagi semakin jauh lagi memakai metode-metode kimia. Selama yang belakang sekali ratus tahun ke-19 dan awal ratus tahun ke-20, para fisikawan sukses menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak bisa dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang dipergunakan para fisikawan kemudian sukses memodelkan atom.[1]

Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom diasumsikan sebuah objek yang sangat kecil yang mempunyai massa yang secara proporsional kecil pula. Atom hanya bisa dipantau dengan memakai alat khusus seperti mikroskop gaya atom. Semakin dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom,[catatan 1] dengan proton dan neutron yang bermassa nyaris sama. Setiap unsur sangat tidak mempunyai satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang bisa merasakan peluruhan radioaktif. Hal ini bisa mengakibatkan transmutasi, yang mengubah banyak proton dan neutron pada inti.[2] Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan bisa merasakan transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang berlandaskan dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.

Sejarah

Pemikiran bahwa materi terdiri dari satuan-satuan terpisah yang tidak bisa dibagi lagi dihasilkan menjadi satuan yang semakin kecil telah mempunyai selama satu milenium. Namun, pemikiran tersebut masihlah bersifat niskala dan filosofis, daripada berlandaskan pengamatan empiris dan eksperimen. Secara filosofis, deskripsi sifat-sifat atom bervariasi tergantung pada kebiasaan istiadat dan arus filosofi tersebut, dan seringkali pula mengandung unsur-unsur spiritual di dalamnya. Walaupun demikian, pemikiran dasar tentang atom bisa diterima oleh para ilmuwan ribuan tahun kemudian, karena dia secara elegan bisa menjelaskan penemuan-penemuan baru pada anggota kimia.[3]

Pustaka sangat awal tentang pemikiran atom bisa ditilik kembali kepada 100 tahun India lawas pada tahun 800 sebelum masehi,[4] yang diterangkan dalam naskah filsafat Jainisme sbg anu dan paramanu.[4][5] Arus mazhab Nyaya dan Vaisesika mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana atom-atom bergabung dihasilkan menjadi benda-benda yang semakin kompleks.[6] Satu ratus tahun kemudian muncul pustaka tentang atom di alam Barat oleh Leukippos, yang kemudian oleh muridnya Demokritos pandangan tersebut disistematiskan. Perhitungan pada tahun 450 SM, Demokritos membuat istilah átomos [bahasa Yunani: ἄτομος], yang berfaedah "tidak bisa dipotong" ataupun "tidak bisa dibagi-bagi lagi". Teori Demokritos tentang atom bukanlah usaha sbg menjabarkan suatu fenomena fisis secara rinci, melainkan suatu filosofi yang mencoba sbg memberikan jawaban atas perubahan-perubahan yang terjadi pada alam.[1] Filosofi serupa juga terjadi di India, namun demikian ilmu ilmu modern memutuskan sbg memakai istilah "atom" yang dicetuskan oleh Demokritos.[3]

Kemajuan semakin jauh pada pemahaman tentang atom dimulai dengan mengembangnya ilmu kimia. Pada tahun 1661, Robert Boyle mempublikasikan buku The Sceptical Chymist yang berdebat bahwa materi-materi di alam ini terdiri dari bermacam kombinasi "corpuscules", yaitu atom-atom yang berlainan. Hal ini berlainan dengan pandangan klasik yang berpendapat bahwa materi terdiri dari unsur-unsur udara, tanah, api, dan cairan.[7] Pada tahun 1789, istilah element [unsur] diartikan oleh seorang bangsawan dan peneliti Perancis, Antoine Lavoisier, sbg bahan dasar yang tidak bisa dibagi-bagi semakin jauh lagi dengan memakai metode-metode kimia.[8]

Bermacam atom dan molekul yang digambarkan pada buku John Dalton, A New System of Chemical Philosophy [1808].

Pada tahun 1803, John Dalton memakai pemikiran atom sbg menjelaskan mengapa unsur-unsur selalu bereaksi dalam perbandingan yang bulat dan tetap, serta mengapa gas-gas tertentu semakin larut dalam cairan dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Dia mengajukan argumen bahwa setiap unsur mengandung atom-atom tunggal unik, dan atom-atom tersebut kemudian bisa bergabung sbg membentuk senyawa-senyawa kimia.[9][10]

Teori partikel ini kemudian dikonfirmasikan semakin jauh lagi pada tahun 1827, yaitu ketika botaniwan Robert Brown memakai mikroskop sbg mengamati debu-debu yang mengambang di atas cairan dan menemukan bahwa debu-debu tersebut memperagakan usaha secara tanpa pola. Fenomena ini kemudian dikenal sbg "Gerak Brown". Pada tahun 1877, J. Desaulx mengajukan argumen bahwa fenomena ini diakibatkan oleh gerak termal molekul cairan, dan pada tahun 1905 Albert Einstein membuat analisis matematika terhadap gerak ini.[11][12][13] Fisikawan Perancis Jean Perrin kemudian memakai hasil kerja Einstein sbg menentukan massa dan dimensi atom secara eksperimen, yang kemudian dengan pasti dihasilkan menjadi verifikasi atas teori atom Dalton.[14]

Berlandaskan hasil penelitiannya terhadap sinar katode, pada tahun 1897 J. J. Thomson menemukan elektron dan sifat-sifat subatomiknya. Hal ini meruntuhkan pemikiran atom sbg satuan yang tidak bisa dibagi-bagi lagi.[15] Thomson percaya bahwa elektron-elektron terdistribusi secara merata di seluruh atom, dan muatan-muatannya diseimbangkan oleh keberadaan lautan muatan positif [model puding prem].

Namun pada tahun 1909, para peneliti di bawah arahan Ernest Rutherford menembakkan ion helium ke lembaran tipis emas, dan menemukan bahwa beberapa kecil ion tersebut dipantulkan dengan sudut pantulan yang semakin tajam dari yang apa yang diprediksikan oleh teori Thomson. Rutherford kemudian mengajukan argumen bahwa muatan positif suatu atom dan kebanyakan massanya terkonsentrasi pada inti atom, dengan elektron yang mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari. Muatan positif ion helium yang melewati inti padat ini haruslah dipantulkan dengan sudut pantulan yang semakin tajam. Pada tahun 1913, ketika bereksperimen dengan hasil proses peluruhan radioaktif, Frederick Soddy menemukan bahwa terdapat semakin dari satu jenis atom pada setiap posisi tabel periodik.[16] Istilah isotop kemudian dihasilkan oleh Margaret Todd sbg nama yang tepat sbg atom-atom yang berlainan namun yaitu satu unsur yang sama. J.J. Thomson kemudian menemukan teknik sbg memisahkan jenis-jenis atom tersebut melalui hasil kerjanya pada gas yang terionisasi.[17]

Sementara itu, pada tahun 1913 fisikawan Niels Bohr mengkaji ulang model atom Rutherford dan mengajukan argumen bahwa elektron-elektron terletak pada orbit-orbit yang terkuantisasi serta bisa meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya, walaupun demikian tidak bisa dengan tidak terikat sama sekali berputar spiral ke dalam maupun keluar dalam kondisi transisi.[18] Suatu elektron haruslah menyerap ataupun memancarkan sejumlah energi tertentu sbg bisa memperagakan transisi antara orbit-orbit yang tetap ini. Apabila cahaya dari materi yang dipanaskan memancar melalui prisma, dia menghasilkan suatu spektrum multiwarna. Penampakan garis-garis spektrum tertentu ini sukses diterangkan oleh teori transisi orbital ini.[19]

Ikatan kimia antar atom kemudian pada tahun 1916 diterangkan oleh Gilbert Newton Lewis sbg interaksi antara elektron-elektron atom tersebut.[20] Atas keadaan keteraturan sifat-sifat kimiawi dalam tabel periode kimia,[21] kimiawan Amerika Irving Langmuir tahun 1919 berpendapat bahwa hal ini bisa diterangkan apabila elektron-elektron pada sebuah atom saling berhubungan atau bersama-sama menjadi satu kelompokan dalam bentuk-bentuk tertentu. Sekelompok elektron diperkirakan menduduki satu set kelopak elektron di sekitar inti atom.

Percobaan Stern-Gerlach pada tahun 1922 memberikan bukti semakin jauh tentang sifat-sifat kuantum atom. Ketika seberkas atom perak ditembakkan melalui ajang magnet, berkas tersebut terpisah-pisah berlandaskan dengan arah momentum sudut atom [spin]. Oleh karena arah spin yaitu tanpa pola, berkas ini diharapkan menyebar dihasilkan menjadi satu garis. Namun pada kenyataannya berkas ini terbagi dihasilkan menjadi dua anggota, tergantung dari apakah spin atom tersebut berpandangan ke atas ataupun ke bawah.[22]

Pada tahun 1926, dengan memakai pemikiran Louis de Broglie bahwa partikel berperilaku seperti gelombang, Erwin Schrödinger mengembangkan suatu model atom matematis yang menggambarkan elektron sbg gelombang tiga dimensi daripada sbg titik-titik partikel. Konsekuensi penggunaan wujud gelombang sbg menjelaskan elektron ini yaitu bahwa yaitu tidak mungkin sbg secara matematis menghitung posisi dan momentum partikel secara bersamaan. Hal ini kemudian dikenal sbg prinsip ketidakpastian, yang dirumuskan oleh Werner Heisenberg pada 1926. Menurut pemikiran ini, sbg setiap pengukuran suatu posisi, seseorang hanya bisa memperoleh kisaran nilai-nilai probabilitas momentum, demikian pula sebaliknya. Walaupun model ini sulit sbg divisualisasikan, dia bisa dengan sepatutnya menjelaskan sifat-sifat atom yang terpantau yang sebelumnya tidak bisa diterangkan oleh teori mana pun. Oleh sebab itu, model atom yang menggambarkan elektron mengitari inti atom seperti planet mengitari matahari digugurkan dan dialihkan oleh model orbital atom di sekitar inti di mana elektron sangat berkemungkinan mempunyai.[23][24]

Diagram skema spetrometer massa sederhana.

Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan diterapkannya pengukuran massa atom secara tepat. Alat spektrometer ini memakai magnet sbg membelokkan trayektori berkas ion, dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio massa atom terhadap muatannya. Kimiawan Francis William Aston memakai alat ini sbg menunjukkan bahwa isotop mempunyai massa yang berlainan. Perbedaan massa antar isotop ini berupa bilangan bulat, dan dia dinamakan sbg kaidah bilangan bulat.[25] Penjelasan pada perbedaan massa isotop ini sukses dipecahkan setelah ditemukannya neutron, suatu partikel bermuatan netral dengan massa yang nyaris sama dengan proton, yaitu oleh James Chadwick pada tahun 1932. Isotop kemudian diterangkan sbg unsur dengan banyak proton yang sama, namun mempunyai banyak neutron yang berlainan dalam inti atom.[26]

Pada tahun 1950-an, perkembangan pemercepat partikel dan detektor partikel mengijinkan para ilmuwan mempelajari dampak-dampak dari atom yang memperagakan usaha dengan energi yang tinggi.[27] Neutron dan proton kemudian dikenal sbg hadron, yaitu komposit partikel-partikel kecil yang dinamakan sbg kuark. Model-model standar fisika nuklir kemudian dikembangkan sbg menjelaskan sifat-sifat inti atom dalam hal interaksi partikel subatom ini.[28]

Sekitar tahun 1985, Steven Chu dkk. di Bell Labs mengembangkan sebuah teknik sbg menurunkan temperatur atom memakai laser. Pada tahun yang sama, sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh William D. Phillips sukses memerangkap atom natrium dalam perangkap magnet. Claude Cohen-Tannoudji kemudian menggabungkan kedua teknik tersebut sbg mendinginkan sejumlah kecil atom sampai beberapa mikrokelvin. Hal ini mengijinkan ilmuwan mempelajari atom dengan presisi yang sangat tinggi, yang pada hasilnya membawa para ilmuwan menemukan kondensasi Bose-Einstein.[29]

Dalam sejarahnya, sebuah atom tunggal sangatlah kecil sbg dipergunakan dalam aplikasi ilmiah. Namun baru-baru ini, bermacam peranti yang memakai sebuah atom tunggal logam yang dihubungkan dengan ligan-ligan organik [transistor elektron tunggal] telah dihasilkan.[30] Bermacam penelitian telah diterapkan sbg memerangkap dan memperlambat laju atom memakai pendinginan laser sbg memperoleh pemahaman yang semakin sepatutnya tentang sifat-sifat atom.[31]

Komponen-komponen atom

Partikel subatom

Walaupun awal mulanya kata atom berfaedah suatu partikel yang tidak bisa dipotong-potong lagi dihasilkan menjadi partikel yang semakin kecil, dalam terminologi ilmu ilmu modern, atom tersusun atas bermacam partikel subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini yaitu elektron, proton, dan neutron. Namun hidrogen-1 tidak mempunyai neutron. Demikian pula halnya pada ion hidrogen positif H+.

Dari kesemua partikel subatom ini, elektron yaitu yang sangat ringan, dengan massa elektron sebesar 9,11 × 10−31 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang bisa dipergunakan sbg mengukur ukurannya.[32] Proton mempunyai muatan positif dan massa 1.836 kali semakin berat daripada elektron [1,6726 × 10−27 kg]. Neutron tidak bermuatan listrik dan bermassa tidak terikat sama sekali 1.839 kali massa elektron[33] atau [1,6929 × 10−27 kg].

Dalam model standar fisika, sepatutnya proton dan neutron terdiri dari partikel elementer yang dinamakan kuark. Kuark termasuk kedalam golongan partikel fermion dan yaitu salah satu dari dua bahan penyusun materi dasar [yang lainnya yaitu lepton]. Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark tersebut mempunyai muatan listri fraksional sebesar +2/3 ataupun −1/3. Proton terdiri dari dua kuark naik dan satu kuark turun, manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun. Perbedaan komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh gluon. Gluon yaitu anggota dari boson tolok yang yaitu perantara gaya-gaya fisika.[34][35]

Inti atom

Energi pengikatan yang diperlukan oleh nukleon sbg lolos dari inti pada bermacam isotop.

Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom. Secara kolektif, proton dan neutron tersebut dinamakan sbg nukleon [partikel penyusun inti]. Diameter inti atom berkisar antara 10-15 sampai 10-14m.[36] Jari-jari inti diperkirakan sama dengan   fm, dengan A yaitu banyak nukleon.[37] Hal ini sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang dinamakan gaya kuat residual. Pada jarak semakin kecil daripada 2,5 fm, gaya ini semakin kuat daripada gaya elektrostatik yang mengakibatkan proton saling tolak menolak.[38]

Atom dari unsur kimia yang sama mempunyai banyak proton yang sama, dinamakan nomor atom. Suatu unsur bisa mempunyai banyak neutron yang bervariasi. Variasi ini dinamakan sbg isotop. Banyak proton dan neutron suatu atom hendak menentukan nuklida atom tersebut, sedangkan banyak neutron relatif terhadap banyak proton hendak menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu hendak menjalankan peluruhan radioaktif.[39]

Neutron dan proton yaitu dua jenis fermion yang berlainan. Asas pengecualian Pauli melarang keadaan keberadaan fermion yang identik [seperti misalnya proton berganda] menduduki suatu kondisi fisik kuantum yang sama pada masa yang sama. Oleh karenanya, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki kondisi kuantum yang berlainan dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini juga berjalan sbg neutron. Pelarangan ini tidak berjalan untuk proton dan neutron yang menduduki kondisi kuantum yang sama.[40]

Sbg atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang mempunyai banyak proton semakin banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke kondisi energi yang semakin rendah melalui peluruhan radioaktif yang mengakibatkan banyak proton dan neutron seimbang. Oleh karenanya, atom dengan banyak proton dan neutron yang berimbang semakin stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi neutron yang semakin tinggi lagi sbg menjaga stabilitasnya. Pada inti yang sangat berat, rasio neutron per proton yang diperlukan sbg menjaga stabilitasnya hendak meningkat dihasilkan menjadi 1,5.[40]

Cerminan proses fusi nuklir yang menghasilkan inti deuterium [terdiri dari satu proton dan satu neutron]. Satu positron [e+] dipancarkan bersamaan dengan neutrino elektron.

Banyak proton dan neutron pada inti atom bisa diubah, walaupun hal ini memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat. Fusi nuklir terjadi ketika banyak partikel atom bergabung membentuk inti yang semakin berat. Sbg contoh, pada inti Matahari, proton memerlukan energi sekitar 3–10 keV sbg mengatasi gaya tolak-menolak antar sesamanya dan bergabung dihasilkan menjadi satu inti.[41] Fisi nuklir yaitu kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nuklir, inti dipecah dihasilkan menjadi dua inti yang semakin kecil. Hal ini kebanyakan terjadi melalui peluruhan radioaktif. Inti atom juga bisa diubah melalui penembakan partikel subatom berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah banyak proton dalam inti, atom tersebut hendak berganti unsurnya.[42][43]

Bila massa inti setelah terjadinya reaksi fusi semakin kecil daripada banyak massa partikel awal penyusunnya, maka perbedaan ini diakibatkan oleh pelepasan pancaran energi [misalnya sinar gamma], sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan massa-energi Einstein, E = mc2, dengan m yaitu massa yang hilang dan c yaitu kecepatan cahaya. Defisit ini yaitu anggota dari energi pengikatan inti yang baru.[44]

Fusi dua inti yang menghasilkan inti yang semakin mulia dengan nomor atom semakin rendah daripada besi dan nikel [jumlah total nukleon sama dengan 60] kebanyakan bersifat eksotermik, yang berfaedah bahwa proses ini melepaskan energi.[45] Yaitu proses pelepasan energi inilah yang membuat fusi nuklir pada bintang bisa dipertahankan. Sbg inti yang semakin berat, energi pengikatan per nukleon dalam inti mulai menurun. Ini berfaedah bahwa proses fusi hendak bersifat endotermik.[40]

Awan elektron

Sumur potensial yang menunjukkan energi minimum V[x] yang diperlukan sbg mencapai tiap-tiap posisi x. Suatu partikel dengan energi E dibatasi pada kisaran posisi antara x1 dan x2.

Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam inti atom melalui gaya elektromagnetik. Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berfaedah bahwa energi luar diperlukan supaya elektron bisa lolos dari atom. Semakin tidak jauh suatu elektron dalam inti, semakin mulia gaya atraksinya, sehingga elektron yang mempunyai tidak jauh dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang semakin mulia sbg lolos.

Elektron, sama seperti partikel lainnya, mempunyai sifat seperti partikel maupun seperti gelombang [dualisme gelombang-partikel]. Awan elektron yaitu suatu kawasan dalam sumur potensi di mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang diam [yaitu gelombang yang tidak memperagakan usaha relatif terhadap inti] tiga dimensi. Perilaku ini ditentukan oleh orbital atom, yakni suatu fungsi matematika yang menghitung probabilitas suatu elektron hendak muncul pada suatu lokasi tertentu ketika posisinya diukur.[46] Hanya hendak mempunyai satu himpunan orbital tertentu yang mempunyai disekitar inti, karena pola-pola gelombang lainnya hendak dengan cepat meluruh dihasilkan menjadi wujud yang semakin stabil.[47]

Fungsi gelombang dari lima orbital atom pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan satu biidang simpul.

Tiap-tiap orbital atom berkoresponden terhadap aras energi elektron tertentu. Elektron bisa berganti kondisinya ke aras energi yang semakin tinggi dengan menyerap sebuah foton. Selain bisa naik menuju aras energi yang semakin tinggi, suatu elektron bisa pula turun ke kondisi energi yang semakin rendah dengan memancarkan energi yang mempunyai semakinnya sbg foton.[47]

Energi yang diperlukan sbg melepaskan ataupun menambah satu elektron [energi pengikatan elektron] yaitu semakin kecil daripada energi pengikatan nukleon. Sbg contohnya, hanya diperlukan 13,6 eV sbg melepaskan elektron dari atom hidrogen.[48] Bandingkan dengan energi sebesar 2,3 MeV yang diperlukan sbg memecah inti deuterium.[49] Atom bermuatan listrik netral oleh karena banyak proton dan elektronnya yang sama. Atom yang kekurangan ataupun keunggulan elektron dinamakan sbg ion. Elektron yang terletak sangat luar dari inti bisa ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara inilah, atom bisa saling berikatan membentuk molekul.[50]

Sifat-sifat

Sifat-sifat nuklir

Berlandaskan ciri utama, dua atom dengan banyak proton yang identik dalam intinya termasuk ke dalam unsur kimia yang sama. Atom dengan banyak proton sama namun dengan banyak neutron berlainan yaitu dua isotop berlainan dari satu unsur yang sama. Sbg contohnya, semua hidrogen mempunyai satu proton, namun terdapat satu isotop hidrogen yang tidak mempunyai neutron [hidrogen-1], satu isotop yang mempunyai satu neutron [deuterium], dua neutron [tritium], dan lain-lain. Hidrogen-1 yaitu wujud isotop hidrogen yang sangat umum. Kadang-kadang dia dinamakan sbg protium.[51] Semua isotop unsur yang bernomor atom semakin mulia daripada 82 bersifat radioaktif.[52][53]

Dari sekitar 339 nuklida yang terbentuk secara alami di Bumi, 269 di antaranya belum pernah terpantau meluruh.[54] Pada unsur kimia, 80 dari unsur yang dikenal mempunyai satu atau semakin isotop stabil. Unsur 43, 63, dan semua unsur semakin tinggi dari 83 tidak mempunyai isotop stabil. Dua puluh tujuh unsur hanya mempunyai satu isotop stabil, manakala banyak isotop stabil yang sangat banyak terpantau pada unsur timah dengan 10 jenis isotop stabil.[55]

Massa

Karena mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron, banyak semuanya partikel ini dalam atom dinamakan sbg nomor massa. Massa atom pada kondisi diam sering diekspresikan memakai satuan massa atom [u] yang juga dinamakan dalton [Da]. Satuan ini diartikan sbg seperduabelas massa atom karbon-12 netral, yang perhitungan sebesar 1,66 × 10−27 kg.[56] Hidrogen-1 yang yaitu isotop teringan hidrogen mempunyai bobot atom 1,007825 u.[57] Atom mempunyai massa yang perhitungan sama dengan nomor massanya dikalikan satuan massa atom.[58] Atom stabil yang sangat berat yaitu timbal-208,[52] dengan massa sebesar 207,9766521 u.[59]

Para kimiawan kebanyakan memakai satuan mol sbg menyatakan banyak atom. Satu mol diartikan sbg banyak atom yang terdapat pada 12 gram persis karbon-12. Banyak ini yaitu sekitar 6,022 × 1023, yang dikenal pula dengan nama tetapan Avogadro. Dengan demikian suatu unsur dengan massa atom 1 u hendak mempunyai satu mol atom yang bermassa 0,001 kg. Sbg contohnya, Karbon mempunyai massa atom 12 u, sehingga satu mol karbon atom mempunyai massa 0,012 kg.[56]

Ukuran

Atom tidak mempunyai batas luar yang jelas, sehingga dimensi atom kebanyakan dideskripsikan sbg jarak antara dua inti atom ketika dua atom bergabung bersama dalam ikatan kimia. Jari-jari ini bervariasi tergantung pada jenis atom, jenis ikatan yang terlibat, banyak atom di sekitarnya, dan spin atom.[60] Pada tabel periodik unsur-unsur, jari-jari atom hendak cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya periode [atas ke bawah]. Sebaliknya jari-jari atom hendak cenderung meningkat seiring dengan menurunnya nomor golongan [kanan ke kiri].[61] Oleh karenanya, atom yang terkecil yaitu helium dengan jari-jari 32 pm, manakala yang terbesar yaitu sesium dengan jari-jari 225 pm.[62] Dimensi ini ribuan kali semakin kecil daripada gelombang cahaya [400–700 nm], sehingga atom tidak bisa dikawal memakai mikroskop optik biasa. Namun, atom bisa dipantau memakai mikroskop gaya atom.

Ukuran atom sangatlah kecil, sedemikian kecilnya luas satu helai rambut bisa menampung sekitar 1 juta atom karbon.[63] Satu tetes cairan pula mengandung sekitar 2 × 1021 atom oksigen.[64] Intan satu karat dengan massa 2 × 10-4 kg mengandung sekitar 1022 atom karbon.[catatan 2] Bila sebuah apel diperbesar sampai seukuran mulianya Bumi, maka atom dalam apel tersebut hendak terlihat sebesar ukuran apel awal tersebut.[65]

Peluruhan radioaktif

Diagram ini menunjukkan masa paruh [T½] beberapa isotop dengan banyak proton Z dan banyak proton N [dalam satuan detik].

Setiap unsur mempunyai satu atau semakin isotop berinti tak stabil yang hendak merasakan peluruhan radioaktif, mengakibatkan inti melepaskan partikel ataupun radiasi elektromagnetik. Radioaktivitas bisa terjadi ketika jari-jari inti sangat mulia dibandingkan dengan jari-jari gaya kuat [hanya memperagakan pekerjaan pada jarak sekitar 1 fm].[66]

Bentuk-bentuk peluruhan radioaktif yang sangat umum adalah:[67][68]

  • Peluruhan alfa, terjadi ketika suatu inti memancarkan partikel alfa [inti helium yang terdiri dari dua proton dan dua neutron]. Hasil peluruhan ini yaitu unsur baru dengan nomor atom yang semakin kecil.
  • Peluruhan beta, diatur oleh gaya lemah, dan dihasilkan oleh transformasi neutron dihasilkan menjadi proton, ataupun proton dihasilkan menjadi neutron. Transformasi neutron dihasilkan menjadi proton hendak disertai oleh emisi satu elektron dan satu antineutrino, manakala transformasi proton dihasilkan menjadi neutron disertai oleh emisi satu positron dan satu neutrino. Emisi elektron ataupun emisi positron dinamakan sbg partikel beta. Peluruhan beta bisa meningkatkan maupun menurunkan nomor atom inti sebesar satu.
  • Peluruhan gama, dihasilkan oleh perubahan pada aras energi inti ke kondisi yang semakin rendah, mengakibatkan emisi radiasi elektromagnetik. Hal ini bisa terjadi setelah emisi partikel alfa ataupun beta dari peluruhan radioaktif.

Jenis-jenis peluruhan radioaktif lainnya yang semakin jarang mencakup pelepasan neutron dan proton dari inti, emisi semakin dari satu partikel beta, ataupun peluruhan yang mengakibatkan produksi elektron berkecepatan tinggi yang bukan sinar beta, dan produksi foton berenergi tinggi yang bukan sinar gama

Tiap-tiap isotop radioaktif mempunyai karakteristik periode masa peluruhan [masa paruh] yang yaitu lamanya masa yang diperlukan oleh setengah banyak sampel sbg meluruh habis. Proses peluruhan bersifat eksponensial, sehingga setelah dua masa paruh, hanya hendak tersisa 25% isotop.[66]

Momen magnetik

Setiap partikel elementer mempunyai sifat mekanika kuantum intrinsik yang dikenal dengan nama spin. Spin beranalogi dengan momentum sudut suatu objek yang berputar pada pusat massanya, walaupun secara kaku partikel tidaklah berperilaku seperti ini. Spin diukur dalam satuan tetapan Planck tereduksi [ħ], dengan elektron, proton, dan neutron semuanya mempunyai spin ½ ħ, atau "spin-½". Dalam atom, elektron yang memperagakan usaha di sekitar inti atom selain mempunyai spin juga mempunyai momentum sudut orbital, manakala inti atom mempunyai momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya sendiri.[69]

Ajang magnet yang dihasilkan oleh suatu atom [disebut momen magnetik] ditentukan oleh kombinasi bermacam jenis momentum sudut ini. Namun, kontribusi yang terbesar tetap berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi asas pengecualian Pauli, yakni tiada dua elektron yang bisa ditemukan pada kondisi kuantum yang sama, pasangan elektron yang terikat satu sama lainnya mempunyai spin yang berlawanan, dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang berlawanan ini hendak saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya dihasilkan menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.[70]

Pada atom berelektron ganjil seperti besi, keadaan keberadaan elektron yang tak berpasangan mengakibatkan atom tersebut bersifat feromagnetik. Orbital-orbital atom di sekeliling atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan kondisi energi dicapai ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling berjajar. Proses ini dinamakan sbg interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom feromagnetik tersusun berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini bisa menghasilkan ajang makroskopis yang bisa dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat paramagnetik mempunyai atom dengan momen magnetik yang tersusun tanpa pola, sehingga tiada ajang magnet yang dihasilkan. Namun, momen magnetik tiap-tiap atom individu tersebut hendak tersusun berjajar ketika diberikan ajang magnet.[70][71]

Inti atom juga bisa mempunyai spin. Kebanyakan spin inti tersusun secara tanpa pola oleh karena kesetimbangan termal. Namun, sbg unsur-unsur tertentu [seperti xenon-129], yaitu mungkin sbg memolarisasi kondisi spin nuklir secara signifikan sehingga spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi ini dinamakan sbg hiperpolarisasi. Fenomena ini mempunyai aplikasi yang penting dalam pencitraan resonansi magnetik.[72][73]

Aras-aras energi

Ketika suatu elektron terikat pada sebuah atom, dia mempunyai energi potensial yang berbanding terbalik terhadap jarak elektron terhadap inti. Hal ini diukur oleh mulianya energi yang diperlukan sbg melepaskan elektron dari atom dan kebanyakan diekspresikan dengan satuan elektronvolt [eV]. Dalam model mekanika kuantum, elektron-elektron yang terikat hanya bisa menduduki satu set kondisi yang berpusat pada inti, dan tiap-tiap kondisi berkorespondensi terhadap aras energi tertentu. Kondisi energi terendah suatu elektron yang terikat dinamakan sbg kondisi dasar, manakala kondisi energi yang semakin tinggi dinamakan sbg kondisi tereksitasi.[74]

Supaya suatu elektron bisa meloncat dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dia haruslah menyerap ataupun memancarkan foton pada energi yang berlandaskan dengan perbedaan energi potensial antar dua aras tersebut. Energi foton yang dipancarkan yaitu sebanding dengan frekuensinya.[75] Tiap-tiap unsur mempunyai spektrum karakteristiknya masing-masing. Hal ini bergantung pada muatan inti, subkelopak yang terisi dengan elektron, interaksi elektromagnetik antar elektron, dan faktor-faktor lainnya.[76]

Contoh garis absorpsi spektrum.

Ketika suatu spektrum energi yang berkelanjutan dipancarkan melalui suatu gas ataupun plasma, beberapa foton diserap oleh atom, mengakibatkan elektron berpindah aras energi. Elektron yang tereksitasi hendak secara spontan memancarkan energi ini sbg foton dan jatuh kembali ke aras energi yang semakin rendah. Oleh karenanya, atom berperilaku seperti bahan penyaring yang hendak membentuk sederetan pita absorpsi. Pengukuran spektroskopi terhadap daya dan luas pita spektrum mengijinkan penentuan komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.[77]

Pemantauan cermat pada garis-garis spektrum menunjukkan bahwa beberapa memperlihatkan keadaan pemisahan halus. Hal ini terjadi karena kopling spin-orbit yang yaitu interaksi antara spin dengan gerak elektron terluar.[78] Ketika suatu atom mempunyai dalam ajang magnet eksternal, garis-garis spektrum terpisah dihasilkan menjadi tiga atau semakin komponen. Hal ini dinamakan sbg efek Zeeman. Efek Zeeman diakibatkan oleh interaksi ajang magnet dengan momen magnetik atom dan elektronnya. Beberapa atom bisa mempunyai banyak konfigurasi elektron dengan aras energi yang sama, sehingga hendak tampak sbg satu garis spektrum. Interaksi ajang magnet dengan atom hendak menggeser konfigurasi-konfigurasi elektron menuju aras energi yang sedikit berlainan, mengakibatkan garis spektrum berganda.[79] Keberadaan ajang listrik eksternal bisa mengakibatkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum dengan mengubah aras energi elektron. Fenomena ini dinamakan sbg efek Stark.[80]

Valensi dan perilaku ikatan

Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam kondisi yang tak terkombinasi dinamakan sbg kelopak valensi dan elektron dalam kelopak tersebut dinamakan elektron valensi. Banyak elektron valensi menentukan perilaku ikatan atom tersebut dengan atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu sama lainnya melalui pengisian [ataupun pengosongan] elektron valensi terluar atom.[81] Ikatan kimia bisa dikawal sbg transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya, seperti yang terpantau pada natrium klorida dan garam-garam ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang menunjukkan perilaku valensi berganda, atau kecenderungan membagi elektron dengan banyak yang berlainan pada senyawa yang berlainan. Sehingga, ikatan kimia antara unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada transfer elektron. Contohnya mencakup unsur karbon dalam senyawa organik.[82]

Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam tabel periodik yang mempertunjukkan sifat-sifat kimia suatu unsur yang berpola. Unsur-unsur dengan banyak elektron valensi yang sama dikelompokkan secara vertikel [disebut golongan]. Unsur-unsur pada anggota terkanan tabel mempunyai kelopak terluarnya terisi penuh, mengakibatkan unsur-unsur tersebut cenderung bersifat inert [gas mulia].[83][84]

Kondisi

Cerminan pembentukan kondensat Bose-Einstein.

Sejumlah atom ditemukan dalam kondisi materi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan mengubah kondisi tersebut, materi bisa selalu berganti dihasilkan menjadi wujud padat, cair, gas, dan plasma.[85] Dalam tiap-tiap kondisi tersebut pula materi bisa mempunyai bermacam fase. Sbg contohnya pada karbon padat, dia bisa berupa grafit maupun intan.[86]

Pada suhu mendekati nol mutlak, atom bisa membentuk kondensat Bose-Einstein, di mana efek-efek mekanika kuantum yang kebanyakan hanya terpantau pada skala atom terpantau secara makroskopis.[87][88] Himpunan atom-atom yang dilewat-dinginkan ini berperilaku seperti satu atom super.[89]

Identifikasi

Mikroskop penerowongan payaran [scanning tunneling microscope] yaitu suatu mikroskop yang dipergunakan sbg melihat permukaan suatu benda pada tingkat atom. Alat ini memakai fenomena penerowongan kuantum yang mengijinkan partikel-partikel menembus sawar yang kebanyakan tidak bisa dilewati.

Sebuah atom bisa diionisasi dengan melepaskan satu elektronnya. Muatan yang mempunyai mengakibatkan trayektori atom melengkung ketika dia melalui sebuah ajang magnet. Jari-jari trayektori ion tersebut ditentukan oleh massa atom. Spektrometer massa memakai prinsip ini sbg menghitung rasio massa terhadap muatan ion. Apabila sampel tersebut mengandung sejumlah isotop, spektrometer massa bisa menentukan proporsi tiap-tiap isotop dengan mengukur intensitas berkas ion yang berlainan. Teknik sbg menguapkan atom mencakup spektroskopi emisi atomik plasma gandeng induktif [inductively coupled plasma atomic emission spectroscopy] dan spektrometri massa plasma gandeng induktif [inductively coupled plasma mass spectrometry], keduanya memakai plasma sbg menguapkan sampel analisis.[90]

Cara lainnya yang semakin selektif yaitu spektroskopi pelepasan energi elektron [electron energy loss spectroscopy], yang mengukur pelepasan energi berkas elektron dalam suatu mikroskop elektron transmisi ketika dia berinteraksi dengan sampel. Tomografi kuar atom mempunyai resolusi sub-nanometer dalam 3-D dan bisa secara kimiawi mengidentifikasi atom-atom individu memakai spektrometri massa masa lintas.[91]

Spektrum kondisi tereksitasi bisa dipergunakan sbg menganalisa komposisi atom bintang yang jauh. Panjang gelombang cahaya tertentu yang dipancarkan oleh bintang bisa dipisahkan dan dicocokkan dengan transisi terkuantisasi atom gas tidak terikat sama sekali. Warna bintang kemudian bisa direplikasi memakai lampu lucutan gas yang mengandung unsur yang sama.[92] Helium pada Matahari ditemukan dengan memakai cara ini 23 tahun sebelum dia ditemukan di Bumi.[93]

Asal usul dan kondisi sekarang

Atom menduduki sekitar 4% densitas energi total yang mempunyai dalam alam semesta terpantau, dengan densitas rata-rata sekitar 0,25 atom/m3.[94] Dalam galaksi Bima Sakti, atom mempunyai konsentrasi yang semakin tinggi, dengan densitas materi dalam medium antarbintang berkisar antara 105 sampai dengan 109 atom/m3.[95] Matahari sendiri dipercayai mempunyai dalam Gelembung Lokal, yaitu suatu kawasan yang mengandung banyak gas ion, sehingga densitas di sekelilingnya yaitu sekitar 103 atom/m3.[96] Bintang membentuk awan-awan padat dalam medium antarbintang, dan proses evolusioner bintang hendak mengakibatkan peningkatan kandungan unsur yang semakin berat daripada hidrogen dan helium dalam medium antarbintang. Sampai dengan 95% atom Bima Sakti terkonsentrasi dalam bintang-bintang, dan massa total atom ini membentuk sekitar 10% massa galaksi.[97] Massa sisanya yaitu materi gelap yang tidak dikenal dengan jelas.[98]

Nukleosintesis

Proton dan elektron yang stabil muncul satu detik setelah peristiwa Dentuman Mulia. Dalam masa masa tiga menit sesudahnya, nukleosintesis Dentuman Mulia kebanyakan menghasilkan helium, litium, dan deuterium, dan mungkin juga beberapa berilium dan boron.[99][100][101] Atom pertama [dengan elektron yang terikat dengannya] secara teoritis tercipta 380.000 tahun sesudah Dentuman Besar, yaitu ketika alam semesta yang mengembang cukup dingin sbg mengijinkan elektron-elektron terikat pada inti atom.[102] Sejak kala itulah, inti atom mulai bergabung dalam bintang-bintang melalui proses fusi nuklir dan menghasilkan unsur-unsur yang semakin berat sampai dengan besi.[103]

Isotop seperti litium-6 dihasilkan di ruang angkasa melalui spalasi sinar kosmis.[104] Hal ini terjadi ketika sebuah proton berenergi tinggi menumbuk inti atom, mengakibatkan sejumlah mulia nukleon berhamburan. Unsur yang semakin berat daripada besi dihasilkan di supernova melalui proses r dan di bintang-bintang AGB melalui proses s. Kedua-duanya melibatkan penangkapan neutron oleh inti atom.[105] Unsur-unsur seperti timbal kebanyakan dihasilkan melalui peluruhan radioaktif unsur-unsur lain yang semakin berat.[106]

Bumi

Kebanyakan atom yang menyusun Bumi dan termasuk pula seluruh makhluk hidupnya pernah mempunyai dalam wujud yang sekarang di nebula yang runtuh dari awan molekul dan membentuk Kelola Surya. Sisanya yaitu dampak dari peluruhan radioaktif dan proporsinya bisa dipergunakan sbg menentukan usia Bumi melalui penanggalan radiometrik.[107][108] Kebanyakan helium dalam kerak Bumi yaitu produk peluruhan alfa.[109]

Terdapat sekelumit atom di Bumi yang pada awal pembentukannya tidak mempunyai dan juga bukan yaitu dampak dari peluruhan radioaktif. Karbon-14 secara berkesinambungan dihasilkan oleh sinar kosmik di atmosfer.[110] Beberapa atom di Bumi secara hasil pekerjaan dihasilkan oleh reaktor ataupun senjata nuklir.[111][112] Dari semua Unsur-unsur transuranium yang bernomor atom semakin mulia daripada 92, hanya plutonium dan neptunium sajalah yang terdapat di Bumi secara alami.[113][114] Unsur-unsur transuranium mempunyai masa paruh radioaktif yang semakin pendek daripada umur Bumi[115], sehingga unsur-unsur ini telah lama meluruh. Pengecualian terdapat pada plutonium-244 yang probabilitas tersimpan dalam abu kosmik.[107] Kandungan alami plutonium dan neptunium dihasilkan dari penangkapan neutron dalam bijih uranium.[116]

Bumi mengandung sekitar 1,33 × 1050 atom.[117] Pada atmosfer planet, terdapat sejumlah kecil atom gas mulia seperti argon dan neon. Sisa 99% atom pada atmosfer bumi terikat dalam wujud molekul, misalnya karbon dioksida, oksigen diatomik, dan nitrogen diatomik. Pada permukaan Bumi, atom-atom saling berikatan membentuk bermacam jenis senyawa, mencakup cairan, garam, silikat, dan oksida. Atom juga bisa bergabung membentuk bahan-bahan yang tidak terdiri dari molekul, contohnya kristal dan logam padat ataupun cair.[118][119]

Wujud teoritis dan wujud langka

Pencitraan 3-Dimensi keberadaan "Pulau stabilitas" di anggota sangat kanan

Manakala isotop dengan nomor atom yang semakin tinggi daripada timbal [62] bersifat radioaktif, terdapat suatu "pulau stabilitas" yang diajukan sbg beberapa unsur dengan nomor atom di atas 103. Unsur-unsur super berat ini probabilitas mempunyai inti yang secara relatif stabil terhadap peluruhan radioaktif.[120] Atom super berat yang stabil ini probabilitas mulia yaitu unbiheksium, dengan 126 proton 184 neutron.[121]

Tiap-tiap partikel materi mempunyai partikel antimaterinya masing-masing dengan muatan listrik yang berlawanan. Sehingga, positron yaitu antielektron yang bermuatan positif, dan antiproton yaitu proton yang bermuatan negatif, Ketika materi dan antimateri berjumpa, keduanya hendak saling memusnahkan. Terdapat ketidakseimbangan antara banyak partikel materi dan antimateri. Ketidakseimbangan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, walaupun terdapat teori bariogenesis yang memberikan penjelasan yang memungkinkan. Antimateri tidak pernah ditemukan secara alami.[122][123] Namun, pada tahun 1996, antihidrogen sukses disintesis di laboratorium CERN di Jenewa.[124][125]

Terdapat pula atom-atom langka lainnya yang dihasilkan dengan menggantikan satu proton, neutron, ataupun elektron dengan partikel lain yang bermuatan sama. Sbg contoh, elektron bisa dialihkan dengan muon yang semakin berat, membentuk atom muon. Jenis atom ini bisa dipergunakan sbg menguji prediksi fisika.[126][127][128]

Lihat juga

  • Massa atom relatif
  • Molekul
  • Unsur
  • Elektron
  • Proton
  • Neutron
  • Inti atom

Catatan

  1. ^ Kebanyakan isotop mempunyai banyak nukleon semakin banyak dari banyak elektron. Dalam kasus hydrogen-1, yang mempunyai satu elektron and satu nukleon, protonnya , atau 99,95% dari total massa atom.
  2. ^ Satu karat sama dengan 200 miligram. Berlandaskan ciri utama, karbon-12 mempunyai 0,012 kg per mol. Tetapan Avogadro sekitar 6 × 1023 atom per mol.

Pustaka

  1. ^ a b Haubold, Hans; Mathai, A. M. [1998]. "Microcosmos: From Leucippus to Yukawa". Structure of the Universe. Common Sense Science. //www.columbia.edu/~ah297/unesa/universe/universe-chapter3.html. Diakses pada 2008-01-17.
  2. ^ Staff [2007-08-01]. "Radioactive Decays". Stanford Linear Accelerator Center, Stanford University. //www2.slac.stanford.edu/vvc/theory/nuclearstability.html. Diakses pada 2007-01-02.
  3. ^ a b Ponomarev [1993:14-15].
  4. ^ a b [Inggris]A. Pablo Iannone. Dictionary of World Philosophy. p. 62. ISBN 0-415-17995-5. Retrieved 2010-06-09. 
  5. ^ [Inggris]Hajime Nakamura [1992]. A comparative history of ideas. Shri Jainendra Press. p. 145. ISBN 81-208-1004-x. Retrieved 2010-06-09. 
  6. ^ [Inggris]Ben-Ami Scharfstein [1998]. A comparative history of world philosophy: from the Upanishads to Kant. State University of New York Press. p. 189. ISBN 0-7914-3683-7. Retrieved 2010-06-09. 
  7. ^ Siegfried [2002:42–55].
  8. ^ "Lavoisier's Elements of Chemistry". Elements and Atoms. Le Moyne College, Department of Chemistry. //web.lemoyne.edu/~GIUNTA/EA/LAVPREFann.HTML. Diakses pada 2007-12-18.
  9. ^ Wurtz [1881:1–2].
  10. ^ Dalton [1808].
  11. ^ Einstein, Albert [May 1905]. "Über die von der molekularkinetischen Theorie der Wärme geforderte Bewegung von in ruhenden Flüssigkeiten suspendierten Teilchen" [PDF]. Annalen der Physik [in German] 322 [8]: 549–560. doi:10.1002/andp.19053220806. Retrieved 2007-02-04. 
  12. ^ Mazo [2002:1–7].
  13. ^ Lee, Y. K.; Hoon, Kelvin [1995]. "Brownian Motion". Imperial College, London. //www.doc.ic.ac.uk/~nd/surprise_95/journal/vol4/ykl/report.html. Diakses pada 2007-12-18.
  14. ^ Patterson, Gary [2007]. "Jean Perrin and the triumph of the atomic doctrine". Endeavour 31 [2]: 50–53. doi:10.1016/j.endeavour.2007.05.003. Retrieved 2008-11-07. 
  15. ^ The Nobel Foundation [1906]. "J.J. Thomson". Nobelprize.org. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1906/thomson-bio.html. Diakses pada 2007-12-20.
  16. ^ "Frederick Soddy, The Nobel Prize in Chemistry 1921". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/chemistry/laureates/1921/soddy-bio.html. Diakses pada 2008-01-18.
  17. ^ Thomson, Joseph John [1913]. "Rays of positive electricity". Proceedings of the Royal Society A 89: 1–20. Retrieved 2007-01-18. 
  18. ^ Stern, David P. [May 16, 2005]. "The Atomic Nucleus and Bohr's Early Model of the Atom". NASA Goddard Space Flight Center. //www-spof.gsfc.nasa.gov/stargaze/Q5.htm. Diakses pada 2007-12-20.
  19. ^ Bohr, Niels [December 11, 1922]. "Niels Bohr, The Nobel Prize in Physics 1922, Nobel Lecture". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1922/bohr-lecture.html. Diakses pada 2008-02-16.
  20. ^ Lewis, Gilbert N. [April 1916]. "The Atom and the Molecule". Journal of the American Chemical Society 38 [4]: 762–786. doi:10.1021/ja02261a002. 
  21. ^ Scerri, Eric R. [2007]. The Periodic Table. Oxford University Press US. pp. 205–226. ISBN 0195305736. 
  22. ^ Scully, Marlan O.; Lamb Jr., Willis E.; Barut, Asim [June 1987]. "On the theory of the Stern-Gerlach apparatus". Foundations of Physics 17 [6]: 575–583. doi:10.1007/BF01882788. 
  23. ^ Brown, Kevin [2007]. "The Hydrogen Atom". MathPages. //www.mathpages.com/home/kmath538/kmath538.htm. Diakses pada 2007-12-21.
  24. ^ Harrison, David M. [March 2000]. "The Development of Quantum Mechanics". University of Toronto. //www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/DevelQM/DevelQM.html. Diakses pada 2007-12-21.
  25. ^ Aston, Francis W. [1920]. "The constitution of atmospheric neon". Philosophical Magazine 39 [6]: 449–55. 
  26. ^ Chadwick, James [December 12, 1935]. "Nobel Lecture: The Neutron and Its Properties". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1935/chadwick-lecture.html. Diakses pada 2007-12-21.
  27. ^ Kullander, Sven [August 28, 2001]. "Accelerators and Nobel Laureates". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/articles/kullander/. Diakses pada 2008-01-31.
  28. ^ Staff [October 17, 1990]. "The Nobel Prize in Physics 1990". The Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1990/press.html. Diakses pada 2008-01-31.
  29. ^ Staff [October 15, 1997]. "The Nobel Prize in Physics 1997". Nobel Foundation. //nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1997/. Diakses pada 2008-02-10.
  30. ^ Park, Jiwoong et al [2002]. "Coulomb blockade and the Kondo effect in single-atom transistors". Nature 417 [6890]: 722–25. doi:10.1038/nature00791. Retrieved 2008-01-03. 
  31. ^ Domokos, P.; Janszky, J.; Adam, P. [1994]. "Single-atom interference method for generating Fock states". Physical Review a 50: 3340–44. doi:10.1103/PhysRevA.50.3340. Retrieved 2008-01-03. 
  32. ^ Demtröder [2002:39–42].
  33. ^ Woan [2000:8].
  34. ^ Particle Data Group [2002]. "The Particle Adventure". Lawrence Berkeley Laboratory. //www.particleadventure.org/. Diakses pada 2007-01-03.
  35. ^ Schombert, James [April 18, 2006]. "Elementary Particles". University of Oregon. //abyss.uoregon.edu/~js/ast123/lectures/lec07.html. Diakses pada 2007-01-03.
  36. ^ [Inggris]Basic Knowledge of Radiation and Radioisotopes [Scientific Basis, Safe Handling of Radioisotopes and Radiation Protection]. Japan Radioisotope Association. 2005. ISBN 4-89073-170-9 C2040. 
  37. ^ Jevremovic [2005:63].
  38. ^ Pfeffer [2000:330–336].
  39. ^ Wenner, Jennifer M. [October 10, 2007]. "How Does Radioactive Decay Work?". Carleton College. //serc.carleton.edu/quantskills/methods/quantlit/RadDecay.html. Diakses pada 2008-01-09.
  40. ^ a b c Raymond, David [April 7, 2006]. "Nuclear Binding Energies". New Mexico Tech. //physics.nmt.edu/~raymond/classes/ph13xbook/node216.html. Diakses pada 2007-01-03.
  41. ^ Mihos, Chris [July 23, 2002]. "Overcoming the Coulomb Barrier". Case Western Reserve University. //burro.cwru.edu/Academics/Astr221/StarPhys/coulomb.html. Diakses pada 2008-02-13.
  42. ^ Staff [March 30, 2007]. "ABC's of Nuclear Science". Lawrence Berkeley National Laboratory. //www.lbl.gov/abc/Basic.html. Diakses pada 2007-01-03.
  43. ^ Makhijani, Arjun; Saleska, Scott [March 2, 2001]. "Basics of Nuclear Physics and Fission". Institute for Energy and Environmental Research. //www.ieer.org/reports/n-basics.html. Diakses pada 2007-01-03.
  44. ^ Shultis et al. [2002:72–6].
  45. ^ Fewell, M. P. [1995]. "The atomic nuclide with the highest mean binding energy". American Journal of Physics 63 [7]: 653–58. doi:10.1119/1.17828. Retrieved 2007-02-01. 
  46. ^ Mulliken, Robert S. [1967]. "Spectroscopy, Molecular Orbitals, and Chemical Bonding". Science 157 [3784]: 13–24. doi:10.1126/science.157.3784.13. PMID 5338306. 
  47. ^ a b Brucat, Philip J. [2008]. "The Quantum Atom". University of Florida. //www.chem.ufl.edu/~itl/2045/lectures/lec_10.html. Diakses pada 2007-01-04.
  48. ^ Herter, Terry [2006]. "Lecture 8: The Hydrogen Atom". Cornell University. //astrosun2.astro.cornell.edu/academics/courses/astro101/herter/lectures/lec08.htm. Diakses pada 2008-02-14.
  49. ^ Bell, R. E.; Elliott, L. G. [1950]. "Gamma-Rays from the Reaction H1[n,γ]D2 and the Binding Energy of the Deuteron". Physical Review 79 [2]: 282–285. doi:10.1103/PhysRev.79.282. 
  50. ^ Smirnov [2003:249–72].
  51. ^ Matis, Howard S. [August 9, 2000]. "The Isotopes of Hydrogen". Guide to the Nuclear Wall Chart. Lawrence Berkeley National Lab. //www.lbl.gov/abc/wallchart/chapters/02/3.html. Diakses pada 2007-12-21.
  52. ^ a b Sills [2003:131–134].
  53. ^ Dumé, Belle [April 23, 2003]. "Bismuth breaks half-life record for alpha decay". Physics World. Retrieved 2007-12-21. 
  54. ^ Lindsay, Don [July 30, 2000]. "Radioactives Missing From The Earth". Don Lindsay Archive. //www.don-lindsay-archive.org/creation/isotope_list.html. Diakses pada 2007-05-23.
  55. ^ CRC Handbook [2002].
  56. ^ a b Mills et al. [1993].
  57. ^ Chieh, Chung [January 22, 2001]. "Nuclide Stability". University of Waterloo. //www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/nuctek/nuclideunstable.html. Diakses pada 2007-01-04.
  58. ^ "Atomic Weights and Isotopic Compositions for All Elements". National Institute of Standards and Technology. //physics.nist.gov/cgi-bin/Compositions/stand_alone.pl?ele=&ascii=html&isotype=some. Diakses pada 2007-01-04.
  59. ^ Audi, G.; Wapstra, A. H.; Thibault C. [2003]. "The Ame2003 atomic mass evaluation [II]". Nuclear Physics A 729: 337–676. doi:10.1016/j.nuclphysa.2003.11.003. Retrieved 2008-02-07. 
  60. ^ Shannon, R. D. [1976]. "Revised effective ionic radii and systematic studies of interatomic distances in halides and chalcogenides". Acta Crystallographica, Section a 32: 751. doi:10.1107/S0567739476001551. Retrieved 2007-01-03. 
  61. ^ Dong, Judy [1998]. "Diameter of an Atom". The Physics Factbook. //hypertextbook.com/facts/MichaelPhillip.shtml. Diakses pada 2007-11-19.
  62. ^ Zumdahl [2002].
  63. ^ Staff [2007]. "Small Miracles: Harnessing nanotechnology". Oregon State University. //oregonstate.edu/terra/2007winter/features/nanotech.php. Diakses pada 2007-01-07.—describes the width of a human hair as 105 nm and 10 carbon atoms as spanning 1 nm.
  64. ^ Padilla et al. [2002:32]—"There are 2,000,000,000,000,000,000,000 [that's 2 sextillion] atoms of oxygen in one drop of water—and twice as many atoms of hydrogen."
  65. ^ Feynman [1995].
  66. ^ a b "Radioactivity". Splung.com. //www.splung.com/content/sid/5/page/radioactivity. Diakses pada 2007-12-19.
  67. ^ L'Annunziata [2003:3–56].
  68. ^ Firestone, Richard B. [May 22, 2000]. "Radioactive Decay Modes". Berkeley Laboratory. //isotopes.lbl.gov/education/decmode.html. Diakses pada 2007-01-07.
  69. ^ Hornak, J. P. [2006]. "Chapter 3: Spin Physics". The Basics of NMR. Rochester Institute of Technology. //www.cis.rit.edu/htbooks/nmr/chap-3/chap-3.htm. Diakses pada 2007-01-07.
  70. ^ a b Schroeder, Paul A. [February 25, 2000]. "Magnetic Properties". University of Georgia. //www.gly.uga.edu/schroeder/geol3010/magnetics.html. Diakses pada 2007-01-07.
  71. ^ Goebel, Greg [September 1, 2007]. "[4.3] Magnetic Properties of the Atom". Elementary Quantum Physics. In The Public Domain website. //www.vectorsite.net/tpqm_04.html. Diakses pada 2007-01-07.
  72. ^ Yarris, Lynn [Spring 1997]. "Talking Pictures". Berkeley Lab Research Review. Retrieved 2008-01-09. 
  73. ^ Liang and Haacke [1999:412–26].
  74. ^ Zeghbroeck, Bart J. Van [1998]. "Energy levels". Shippensburg University. //physics.ship.edu/~mrc/pfs/308/semicon_book/eband2.htm. Diakses pada 2007-12-23.
  75. ^ Fowles [1989:227–233].
  76. ^ Martin, W. C.; Wiese, W. L. [May 2007]. "Atomic Spectroscopy: A Compendium of Basic Ideas, Notation, Data, and Formulas". National Institute of Standards and Technology. //physics.nist.gov/Pubs/AtSpec/. Diakses pada 2007-01-08.
  77. ^ "Atomic Emission Spectra — Origin of Spectral Lines". Avogadro Web Site. //www.avogadro.co.uk/light/bohr/spectra.htm. Diakses pada 2006-08-10.
  78. ^ Fitzpatrick, Richard [February 16, 2007]. "Fine structure". University of Texas at Austin. //farside.ph.utexas.edu/teaching/qm/lectures/node55.html. Diakses pada 2008-02-14.
  79. ^ Weiss, Michael [2001]. "The Zeeman Effect". University of California-Riverside. //math.ucr.edu/home/baez/spin/node8.html. Diakses pada 2008-02-06.
  80. ^ Beyer [2003:232–236].
  81. ^ Reusch, William [July 16, 2007]. "Virtual Textbook of Organic Chemistry". Michigan State University. //www.cem.msu.edu/~reusch/VirtualText/intro1.htm. Diakses pada 2008-01-11.
  82. ^ "Covalent bonding - Single bonds". chemguide. 2000. //www.chemguide.co.uk/atoms/bonding/covalent.html.
  83. ^ Husted, Robert et al. [December 11, 2003]. "Periodic Table of the Elements". Los Alamos National Laboratory. //periodic.lanl.gov/default.htm. Diakses pada 2008-01-11.
  84. ^ Baum, Rudy [2003]. "It's Elemental: The Periodic Table". Chemical & Engineering News. //pubs.acs.org/cen/80th/elements.html. Diakses pada 2008-01-11.
  85. ^ Goodstein [2002:436–438].
  86. ^ Brazhkin, Vadim V. [2006]. "Metastable phases, phase transformations, and phase diagrams in physics and chemistry". Physics-Uspekhi 49: 719–24. doi:10.1070/PU2006v049n07ABEH006013. 
  87. ^ Myers [2003:85].
  88. ^ Staff [October 9, 2001]. "Bose-Einstein Condensate: A New Form of Matter". National Institute of Standards and Technology. Retrieved 2008-01-16. 
  89. ^ Colton, Imogen; Fyffe, Jeanette [February 3, 1999]. "Super Atoms from Bose-Einstein Condensation". The University of Melbourne. //www.ph.unimelb.edu.au/~ywong/poster/articles/bec.html. Diakses pada 2008-02-06.
  90. ^ Jakubowski, N.; Moens, L.; Vanhaecke, F [1998]. "Sector field mass spectrometers in ICP-MS". Spectrochimica Acta Part B: Atomic Spectroscopy 53 [13]: 1739–63. doi:10.1016/S0584-8547[98]00222-5. 
  91. ^ Müller, Erwin W.; Panitz, John A.; McLane, S. Brooks [1968]. "The Atom-Probe Field Ion Microscope". Review of Scientific Instruments 39 [1]: 83–86. doi:10.1063/1.1683116. ISSN 0034-6748. 
  92. ^ Lochner, Jim; Gibb, Meredith; Newman, Phil [April 30, 2007]. "What Do Spectra Tell Us?". NASA/Goddard Space Flight Center. //imagine.gsfc.nasa.gov/docs/science/how_l1/spectral_what.html. Diakses pada 2008-01-03.
  93. ^ Winter, Mark [2007]. "Helium". WebElements. //www.webelements.com/webelements/elements/text/He/hist.html. Diakses pada 2008-01-03.
  94. ^ Hinshaw, Gary [February 10, 2006]. "What is the Universe Made Of?". NASA/WMAP. //map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101matter.html. Diakses pada 2008-01-07.
  95. ^ Choppin et al. [2001].
  96. ^ Davidsen, Arthur F. [1993]. "Far-Ultraviolet Astronomy on the Astro-1 Space Shuttle Mission". Science 259 [5093]: 327–34. doi:10.1126/science.259.5093.327. PMID 17832344. Retrieved 2008-01-07. 
  97. ^ Lequeux [2005:4].
  98. ^ Smith, Nigel [January 6, 2000]. "The search for dark matter". Physics World. //physicsworld.com/cws/article/print/809. Diakses pada 2008-02-14.
  99. ^ Croswell, Ken [1991]. "Boron, bumps and the Big Bang: Was matter spread evenly when the Universe began? Perhaps not; the clues lie in the creation of the lighter elements such as boron and beryllium". New Scientist [1794]: 42. Retrieved 2008-01-14. 
  100. ^ Copi, Craig J.; Schramm, David N.; Turner, Michael S. [1995]. "Big-Bang Nucleosynthesis and the Baryon Density of the Universe" [PDF]. Science 267: 192–99. doi:10.1126/science.7809624. PMID 7809624. Retrieved 2008-01-13. 
  101. ^ Hinshaw, Gary [December 15, 2005]. "Tests of the Big Bang: The Light Elements". NASA/WMAP. //map.gsfc.nasa.gov/m_uni/uni_101bbtest2.html. Diakses pada 2008-01-13.
  102. ^ Abbott, Brian [May 30, 2007]. "Microwave [WMAP] All-Sky Survey". Hayden Planetarium. //www.haydenplanetarium.org/universe/duguide/exgg_wmap.php. Diakses pada 2008-01-13.
  103. ^ F. Hoyle [1946]. "The synthesis of the elements from hydrogen". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 106: 343–83. Retrieved 2008-01-13. 
  104. ^ Knauth, D. C.; Federman, S. R.; Lambert, David L.; Crane, P. [2000]. "Newly synthesized lithium in the interstellar medium". Nature 405: 656–58. doi:10.1038/35015028. 
  105. ^ Mashnik, Stepan G. [August 2000]. "On Solar System and Cosmic Rays Nucleosynthesis and Spallation Processes". Cornell University. //arxiv.org/abs/astro-ph/0008382. Diakses pada 2008-01-14.
  106. ^ Kansas Geological Survey [May 4, 2005]. "Age of the Earth". University of Kansas. //www.kgs.ku.edu/Extension/geotopics/earth_age.html. Diakses pada 2008-01-14.
  107. ^ a b Manuel [2001:407–430,511–519].
  108. ^ Dalrymple, G. Brent [2001]. "The age of the Earth in the twentieth century: a problem [mostly] solved". Geological Society, London, Special Publications 190: 205–21. doi:10.1144/GSL.SP.2001.190.01.14. Retrieved 2008-01-14. 
  109. ^ Anderson, Don L.; Foulger, G. R.; Meibom, Anders [September 2, 2006]. "Helium: Fundamental models". MantlePlumes.org. //www.mantleplumes.org/HeliumFundamentals.html. Diakses pada 2007-01-14.
  110. ^ Pennicott, Katie [May 10, 2001]. "Carbon clock could show the wrong time". PhysicsWeb. Retrieved 2008-01-14. 
  111. ^ Yarris, Lynn [July 27, 2001]. "New Superheavy Elements 118 and 116 Discovered at Berkeley Lab". Berkeley Lab. Retrieved 2008-01-14. 
  112. ^ Diamond, H. et al. [1960]. "Heavy Isotope Abundances in Mike Thermonuclear Device" [subscription required]. Physical Review 119: 2000–04. doi:10.1103/PhysRev.119.2000. Retrieved 2008-01-14. 
  113. ^ Poston Sr., John W. [March 23, 1998]. "Do transuranic elements such as plutonium ever occur naturally?". Scientific American. //www.sciam.com/chemistry/article/id/do-transuranic-elements-s/topicID/4/catID/3. Diakses pada 2008-01-15.
  114. ^ Keller, C. [1973]. "Natural occurrence of lanthanides, actinides, and superheavy elements". Chemiker Zeitung 97 [10]: 522–30. Retrieved 2008-01-15. 
  115. ^ Marco [2001:17].
  116. ^ "Oklo Fossil Reactors". Curtin University of Technology. //www.oklo.curtin.edu.au/index.cfm. Diakses pada 2008-01-15.
  117. ^ Weisenberger, Drew. "How many atoms are there in the world?". Jefferson Lab. //education.jlab.org/qa/mathatom_05.html. Diakses pada 2008-01-16.
  118. ^ Pidwirny, Michael. "Fundamentals of Physical Geography". University of British Columbia Okanagan. //www.physicalgeography.net/fundamentals/contents.html. Diakses pada 2008-01-16.
  119. ^ Anderson, Don L. [2002]. "The inner inner core of Earth". Proceedings of the National Academy of Sciences 99 [22]: 13966–68. doi:10.1073/pnas.232565899. PMID 12391308. Retrieved 2008-01-16. 
  120. ^ Anonymous [October 2, 2001]. "Second postcard from the island of stability". CERN Courier. Retrieved 2008-01-14. 
  121. ^ Jacoby, Mitch [2006]. "As-yet-unsynthesized superheavy atom should form a stable diatomic molecule with fluorine". Chemical & Engineering News 84 [10]: 19. Retrieved 2008-01-14. 
  122. ^ Koppes, Steve [March 1, 1999]. "Fermilab Physicists Find New Matter-Antimatter Asymmetry". University of Chicago. Retrieved 2008-01-14. 
  123. ^ Cromie, William J. [August 16, 2001]. "A lifetime of trillionths of a second: Scientists explore antimatter". Harvard University Gazette. Retrieved 2008-01-14. 
  124. ^ Hijmans, Tom W. [2002]. "Particle physics: Cold antihydrogen". Nature 419: 439–40. doi:10.1038/419439a. 
  125. ^ Staff [October 30, 2002]. "Researchers 'look inside' antimatter". BBC News. Retrieved 2008-01-14. 
  126. ^ Barrett, Roger; Jackson, Daphne; Mweene, Habatwa [1990]. "The Strange World of the Exotic Atom". New Scientist [1728]: 77–115. Retrieved 2008-01-04. 
  127. ^ Indelicato, Paul [2004]. "Exotic Atoms". Physica Scripta T112: 20–26. doi:10.1238/Physica.Topical.112a00020. 
  128. ^ Ripin, Barrett H. [July 1998]. "Recent Experiments on Exotic Atoms". American Physical Society. //www.aps.org/publications/apsnews/199807/experiment.cfm.html. Diakses pada 2008-02-15.

Pustaka buku

  • L'Annunziata, Michael F. [2003]. Handbook of Radioactivity Analysis. Academic Press. ISBN 0124366031. OCLC 162129551. 
  • Beyer, H. F.; Shevelko, V. P. [2003]. Introduction to the Physics of Highly Charged Ions. CRC Press. ISBN 0750304812. OCLC 47150433. 
  • Choppin, Gregory R.; Liljenzin, Jan-Olov; Rydberg, Jan [2001]. Radiochemistry and Nuclear Chemistry. Elsevier. ISBN 0750674636. OCLC 162592180. 
  • Dalton, J. [1808]. A New System of Chemical Philosophy, Part 1. London and Manchester: S. Russell. 
  • Demtröder, Wolfgang [2002]. Atoms, Molecules and Photons: An Introduction to Atomic- Molecular- and Quantum Physics [1st ed.]. Springer. ISBN 3540206310. OCLC 181435713. 
  • Feynman, Richard [1995]. Six Easy Pieces. The Penguin Group. ISBN 978-0-140-27666-4. OCLC 40499574. 
  • Fowles, Grant R. [1989]. Introduction to Modern Optics. Courier Dover Publications. ISBN 0486659577. OCLC 18834711. 
  • Gangopadhyaya, Mrinalkanti [1981]. Indian Atomism: History and Sources. Atlantic Highlands, New Jersey: Humanities Press. ISBN 0-391-02177-X. OCLC 10916778. 
  • Goodstein, David L. [2002]. States of Matter. Courier Dover Publications. ISBN 0-486-49506-X. 
  • Harrison, Edward Robert [2003]. Masks of the Universe: Changing Ideas on the Nature of the Cosmos. Cambridge University Press. ISBN 0521773512. OCLC 50441595. 
  • Iannone, A. Pablo [2001]. Dictionary of World Philosophy. Routledge. ISBN 0415179955. OCLC 44541769. 
  • Jevremovic, Tatjana [2005]. Nuclear Principles in Engineering. Springer. ISBN 0387232842. OCLC 228384008. 
  • Lequeux, James [2005]. The Interstellar Medium. Springer. ISBN 3540213260. OCLC 133157789. 
  • Levere, Trevor, H. [2001]. Transforming Matter – A History of Chemistry for Alchemy to the Buckyball. The Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6610-3. 
  • Liang, Z.-P.; Haacke, E. M. [1999]. In Webster, J. G. Encyclopedia of Electrical and Electronics Engineering: Magnetic Resonance Imaging [PDF]. vol. 2. John Wiley & Sons. pp. 412–26. ISBN 0471139467. Retrieved 2008-01-09. 
  • MacGregor, Malcolm H. [1992]. The Enigmatic Electron. Oxford University Press. ISBN 0195218337. OCLC 223372888. 
  • Manuel, Oliver [2001]. Origin of Elements in the Solar System: Implications of Post-1957 Observations. Springer. ISBN 0306465620. OCLC 228374906. 
  • Mazo, Robert M. [2002]. Brownian Motion: Fluctuations, Dynamics, and Applications. Oxford University Press. ISBN 0198515677. OCLC 48753074. 
  • Mills, Ian; Cvitaš, Tomislav; Homann, Klaus; Kallay, Nikola; Kuchitsu, Kozo [1993]. Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry [2nd ed.]. Oxford: International Union of Pure and Applied Chemistry, Commission on Physiochemical Symbols Terminology and Units, Blackwell Scientific Publications. ISBN 0-632-03583-8. OCLC 27011505. 
  • Moran, Bruce T. [2005]. Distilling Knowledge: Alchemy, Chemistry, and the Scientific Revolution. Harvard University Press. ISBN 0674014952. 
  • Myers, Richard [2003]. The Basics of Chemistry. Greenwood Press. ISBN 0313316643. OCLC 50164580. 
  • Padilla, Michael J.; Miaoulis, Ioannis; Cyr, Martha [2002]. Prentice Hall Science Explorer: Chemical Building Blocks. Upper Saddle River, New Jersey USA: Prentice-Hall, Inc. ISBN 0-13-054091-9. OCLC 47925884. 
  • Pauling, Linus [1960]. The Nature of the Chemical Bond. Cornell University Press. ISBN 0801403332. OCLC 17518275. 
  • Pfeffer, Jeremy I.; Nir, Shlomo [2000]. Modern Physics: An Introductory Text. Imperial College Press. ISBN 1860942504. OCLC 45900880. 
  • Ponomarev, Leonid Ivanovich [1993]. The Quantum Dice. CRC Press. ISBN 0750302518. OCLC 26853108. 
  • Scerri, Eric R. [2007]. The Periodic Table. Oxford University Press. ISBN 0195305736. 
  • Shultis, J. Kenneth; Faw, Richard E. [2002]. Fundamentals of Nuclear Science and Engineering. CRC Press. ISBN 0824708342. OCLC 123346507. 
  • Siegfried, Robert [2002]. From Elements to Atoms: A History of Chemical Composition. DIANE. ISBN 0871699249. OCLC 186607849. 
  • Sills, Alan D. [2003]. Earth Science the Easy Way. Barron's Educational Series. ISBN 0764121464. OCLC 51543743. 
  • Smirnov, Boris M. [2003]. Physics of Atoms and Ions. Springer. ISBN 0-387-95550-X. 
  • Teresi, Dick [2003]. Lost Discoveries: The Ancient Roots of Modern Science. Simon & Schuster. pp. 213–214. ISBN 074324379X. 
  • Various [2002]. In Lide, David R. Handbook of Chemistry & Physics [88th ed.]. CRC. ISBN 0849304865. OCLC 179976746. Retrieved 2008-05-23. 
  • Woan, Graham [2000]. The Cambridge Handbook of Physics. Cambridge University Press. ISBN 0521575079. OCLC 224032426. 
  • Wurtz, Charles Adolphe [1881]. The Atomic Theory. New York: D. Appleton and company. 
  • Zaider, Marco; Rossi, Harald H. [2001]. Radiation Science for Physicians and Public Health Workers. Springer. ISBN 0306464039. OCLC 44110319. 
  • Zumdahl, Steven S. [2002]. Introductory Chemistry: A Foundation [5th ed.]. Houghton Mifflin. ISBN 0-618-34342-3. OCLC 173081482. Retrieved 2008-02-05. 

Pranala luar

  • Francis, Eden [2002]. "Atomic Size". Clackamas Community College. //dl.clackamas.cc.or.us/ch104-07/atomic_size.htm. Diakses pada 2007-01-09.
  • Freudenrich, Craig C... "How Atoms Work". How Stuff Works. //www.howstuffworks.com/atom.htm. Diakses pada 2007-01-09.
  • "Atom:The Atom". Free High School Science Texts: Physics. Wikibooks. //en.wikibooks.org/wiki/FHSST_Physics_Atom:The_Atom. Diakses pada 2007-01-09.
  • Anonymous [2007]. "The atom". Science aid+. //www.scienceaid.co.uk/chemistry/basics/theatom.html. Diakses pada 2007-01-09.
  • Anonymous [2006-01-03]. "Atoms and Atomic Structure". BBC. //www.bbc.co.uk/dna/h2g2/A6672963. Diakses pada 2007-01-11.
  • Various [2006-01-03]. "Physics 2000, Table of Contents". University of Colorado. //www.colorado.edu/physics/2000/index.pl?Type=TOC. Diakses pada 2008-01-11.
  • Various [2006-02-03]. "What does an atom look like?". University of Karlsruhe. //www.hydrogenlab.de/elektronium/HTML/einleitung_hauptseite_uk.html. Diakses pada 2008-05-12.

edunitas.com

Page 5

Autoklaf

Autoklaf merupakan peralatan pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi [1210C, 15 lbs] selama kurang lebih 15 menit.[1][2] Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf[1]. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme[1]. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik[1]. Pada spesies yang sama, endospora bisa bertahan pada kondisi anggota yang terkait yang bisa membunuh sel vegetatif bakteri tersebut[1]. Endospora bisa dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih cairan pada tekanan atmosfer normal[1]. Pada suhu 121 °C, endospora bisa dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri bisa dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C[1].

Aturan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C[3]. Bila objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bidang dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit[1]. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume akbar akan diautoklaf karena volume yang akbar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi[1]. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus[4][5] .

Jenis-jenis

Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse[3]. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama bagian sterilisasi[3].

Gravity Displacement Autoclave

Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya sesuai gravitasi[3]. Prinsipnya merupakan memanfaatkan pengurangan beban uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap[3]. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melewati bidang atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah[3]. Secara perlahan, uap mulai makin banyak sehingga menekan udara makin turun dan keluar melewati saluran di bidang bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi[3]. Autoklaf ini bisa bekerja dengan cakupan suhu selang 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit[3].

Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf[3]. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara[3]. Bagian ini berlanjut selama 8-10 menit[3]. Ketika kondisi vakum tercipta, uap diisikan ke dalam autoklaf[3]. Dampak kevakuman udara, uap segera berkomunikasi dengan seluruh permukaan benda, kesudahan terjadi peningkatan suhu sehingga bagian sterilisasi berlanjut[3]. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit[3].

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Autoklaf ini menggunakan saluran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang[3]. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi[3].

Lihat Pula

  • Sterilisasi [mikrobiologi]
  • Mikroorganisme

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
  2. ^ Baird RM, Hodges NA, Denyer SP. 2000. Handbook of Microbiological Quality Control: Pharmaceutical Science. USA: CRC Press.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Spry C. 1997. Essential of Perioperative Nursing 2nd Edition. USA: Aspen Publishers.
  4. ^ Samaranayake LP. 2006. Essential Microbiology for Dentistry. USA: Elsevier Limited.
  5. ^ Neidleman SL. 1993. Advances in Applied Microbiology volume 39. United Kingdom: Academic Press Inc.


edunitas.com

Page 6

Autoklaf

Autoklaf merupakan peralatan pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi [1210C, 15 lbs] selama kurang lebih 15 menit.[1][2] Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf[1]. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme[1]. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik[1]. Pada spesies yang sama, endospora bisa bertahan pada kondisi anggota yang terkait yang bisa membunuh sel vegetatif bakteri tersebut[1]. Endospora bisa dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih cairan pada tekanan atmosfer normal[1]. Pada suhu 121 °C, endospora bisa dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri bisa dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C[1].

Aturan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C[3]. Bila objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bidang dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit[1]. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume akbar akan diautoklaf karena volume yang akbar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi[1]. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus[4][5] .

Jenis-jenis

Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse[3]. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama bagian sterilisasi[3].

Gravity Displacement Autoclave

Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya sesuai gravitasi[3]. Prinsipnya merupakan memanfaatkan pengurangan beban uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap[3]. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melewati bidang atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah[3]. Secara perlahan, uap mulai makin banyak sehingga menekan udara makin turun dan keluar melewati saluran di bidang bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi[3]. Autoklaf ini bisa bekerja dengan cakupan suhu selang 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit[3].

Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf[3]. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara[3]. Bagian ini berlanjut selama 8-10 menit[3]. Ketika kondisi vakum tercipta, uap diisikan ke dalam autoklaf[3]. Dampak kevakuman udara, uap segera berkomunikasi dengan seluruh permukaan benda, kesudahan terjadi peningkatan suhu sehingga bagian sterilisasi berlanjut[3]. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit[3].

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Autoklaf ini menggunakan saluran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang[3]. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi[3].

Lihat Pula

  • Sterilisasi [mikrobiologi]
  • Mikroorganisme

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
  2. ^ Baird RM, Hodges NA, Denyer SP. 2000. Handbook of Microbiological Quality Control: Pharmaceutical Science. USA: CRC Press.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Spry C. 1997. Essential of Perioperative Nursing 2nd Edition. USA: Aspen Publishers.
  4. ^ Samaranayake LP. 2006. Essential Microbiology for Dentistry. USA: Elsevier Limited.
  5. ^ Neidleman SL. 1993. Advances in Applied Microbiology volume 39. United Kingdom: Academic Press Inc.


edunitas.com

Page 7

Autoklaf

Autoklaf merupakan peralatan pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi [1210C, 15 lbs] selama kurang lebih 15 menit.[1][2] Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf[1]. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme[1]. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik[1]. Pada spesies yang sama, endospora bisa bertahan pada kondisi anggota yang terkait yang bisa membunuh sel vegetatif bakteri tersebut[1]. Endospora bisa dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih cairan pada tekanan atmosfer normal[1]. Pada suhu 121 °C, endospora bisa dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri bisa dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C[1].

Aturan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C[3]. Bila objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bidang dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit[1]. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume akbar akan diautoklaf karena volume yang akbar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi[1]. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus[4][5] .

Jenis-jenis

Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse[3]. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama bagian sterilisasi[3].

Gravity Displacement Autoclave

Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya sesuai gravitasi[3]. Prinsipnya merupakan memanfaatkan pengurangan beban uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap[3]. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melewati bidang atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah[3]. Secara perlahan, uap mulai makin banyak sehingga menekan udara makin turun dan keluar melewati saluran di bidang bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi[3]. Autoklaf ini bisa bekerja dengan cakupan suhu selang 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit[3].

Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf[3]. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara[3]. Bagian ini berlanjut selama 8-10 menit[3]. Ketika kondisi vakum tercipta, uap diisikan ke dalam autoklaf[3]. Dampak kevakuman udara, uap segera berkomunikasi dengan seluruh permukaan benda, kesudahan terjadi peningkatan suhu sehingga bagian sterilisasi berlanjut[3]. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit[3].

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Autoklaf ini menggunakan saluran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang[3]. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi[3].

Lihat Pula

  • Sterilisasi [mikrobiologi]
  • Mikroorganisme

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
  2. ^ Baird RM, Hodges NA, Denyer SP. 2000. Handbook of Microbiological Quality Control: Pharmaceutical Science. USA: CRC Press.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Spry C. 1997. Essential of Perioperative Nursing 2nd Edition. USA: Aspen Publishers.
  4. ^ Samaranayake LP. 2006. Essential Microbiology for Dentistry. USA: Elsevier Limited.
  5. ^ Neidleman SL. 1993. Advances in Applied Microbiology volume 39. United Kingdom: Academic Press Inc.


edunitas.com

Page 8

Autoklaf

Autoklaf merupakan peralatan pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi [1210C, 15 lbs] selama kurang lebih 15 menit.[1][2] Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf[1]. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme[1]. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik[1]. Pada spesies yang sama, endospora bisa bertahan pada kondisi anggota yang terkait yang bisa membunuh sel vegetatif bakteri tersebut[1]. Endospora bisa dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih cairan pada tekanan atmosfer normal[1]. Pada suhu 121 °C, endospora bisa dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri bisa dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 °C[1].

Aturan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C[3]. Bila objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bidang dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-15 menit[1]. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume akbar akan diautoklaf karena volume yang akbar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi[1]. Performa autoklaf diuji dengan indicator biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus[4][5] .

Jenis-jenis

Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high vacuum, dan steam-flush pressure-pulse[3]. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama bagian sterilisasi[3].

Gravity Displacement Autoclave

Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya sesuai gravitasi[3]. Prinsipnya merupakan memanfaatkan pengurangan beban uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap[3]. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melewati bidang atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah[3]. Secara perlahan, uap mulai makin banyak sehingga menekan udara makin turun dan keluar melewati saluran di bidang bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi[3]. Autoklaf ini bisa bekerja dengan cakupan suhu selang 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit[3].

Prevacuum atau High Vacuum Autoclave

Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf[3]. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara[3]. Bagian ini berlanjut selama 8-10 menit[3]. Ketika kondisi vakum tercipta, uap diisikan ke dalam autoklaf[3]. Dampak kevakuman udara, uap segera berkomunikasi dengan seluruh permukaan benda, kesudahan terjadi peningkatan suhu sehingga bagian sterilisasi berlanjut[3]. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit[3].

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Autoklaf ini menggunakan saluran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang[3]. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi[3].

Lihat Pula

  • Sterilisasi [mikrobiologi]
  • Mikroorganisme

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
  2. ^ Baird RM, Hodges NA, Denyer SP. 2000. Handbook of Microbiological Quality Control: Pharmaceutical Science. USA: CRC Press.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Spry C. 1997. Essential of Perioperative Nursing 2nd Edition. USA: Aspen Publishers.
  4. ^ Samaranayake LP. 2006. Essential Microbiology for Dentistry. USA: Elsevier Limited.
  5. ^ Neidleman SL. 1993. Advances in Applied Microbiology volume 39. United Kingdom: Academic Press Inc.


edunitas.com

Page 9

Automata [Inggris: automaton, plural: automata] adalah suatu mesin yang bisa berlanjut sendiri [self-operating]. Kata ini sering dipakai sbg menggambarkan suatu robot, atau lebih khusus robot autonomous.

Etimologi

Automaton, berasal dari Bahasa Yunani αὐτόματος, automatos, “berlaku atas kehendak sendiri, bergerak-sndiri," lebih sering dipakai sbg menggambarkan mesin-mesin melakukan usaha tak-elektronik, khususnya yang dirancang sbg mirip gerakan manusia atau binatang.

Pranala luar

  • keithnewstead
  • CeraCera
  • Flying Pig
  • The Automata and Art Bots mailing list home page
  • History
  • paperPino
  • Automata from XIX Century
  • The unofficial Jaquet-Droz Home Page
  • Maillardet's Automaton
  • Japanese Karakuri
  • Paper Karakuri
  • Cabaret Mechanical Theatre
  • Dug North
  • Steve Stackpole
  • Dan Torpey
  • [1]
  • Exhaustive international bibliography about automata on Takey's website

edunitas.com

Page 10

Automata [Inggris: automaton, plural: automata] adalah suatu mesin yang bisa berlanjut sendiri [self-operating]. Kata ini sering dipakai sbg menggambarkan suatu robot, atau lebih khusus robot autonomous.

Etimologi

Automaton, berasal dari Bahasa Yunani αὐτόματος, automatos, “berlaku atas kehendak sendiri, bergerak-sndiri," lebih sering dipakai sbg menggambarkan mesin-mesin melakukan usaha tak-elektronik, khususnya yang dirancang sbg mirip gerakan manusia atau binatang.

Pranala luar

  • keithnewstead
  • CeraCera
  • Flying Pig
  • The Automata and Art Bots mailing list home page
  • History
  • paperPino
  • Automata from XIX Century
  • The unofficial Jaquet-Droz Home Page
  • Maillardet's Automaton
  • Japanese Karakuri
  • Paper Karakuri
  • Cabaret Mechanical Theatre
  • Dug North
  • Steve Stackpole
  • Dan Torpey
  • [1]
  • Exhaustive international bibliography about automata on Takey's website

edunitas.com

Page 11

Automata [Inggris: automaton, plural: automata] adalah suatu mesin yang bisa berlanjut sendiri [self-operating]. Kata ini sering dipakai sbg menggambarkan suatu robot, atau lebih khusus robot autonomous.

Etimologi

Automaton, berasal dari Bahasa Yunani αὐτόματος, automatos, “berlaku atas kehendak sendiri, bergerak-sndiri," lebih sering dipakai sbg menggambarkan mesin-mesin melakukan usaha tak-elektronik, khususnya yang dirancang sbg mirip gerakan manusia atau binatang.

Pranala luar

  • keithnewstead
  • CeraCera
  • Flying Pig
  • The Automata and Art Bots mailing list home page
  • History
  • paperPino
  • Automata from XIX Century
  • The unofficial Jaquet-Droz Home Page
  • Maillardet's Automaton
  • Japanese Karakuri
  • Paper Karakuri
  • Cabaret Mechanical Theatre
  • Dug North
  • Steve Stackpole
  • Dan Torpey
  • [1]
  • Exhaustive international bibliography about automata on Takey's website

edunitas.com

Page 12

Automata [Inggris: automaton, plural: automata] adalah suatu mesin yang bisa berlanjut sendiri [self-operating]. Kata ini sering dipakai sbg menggambarkan suatu robot, atau lebih khusus robot autonomous.

Etimologi

Automaton, berasal dari Bahasa Yunani αὐτόματος, automatos, “berlaku atas kehendak sendiri, bergerak-sndiri," lebih sering dipakai sbg menggambarkan mesin-mesin melakukan usaha tak-elektronik, khususnya yang dirancang sbg mirip gerakan manusia atau binatang.

Pranala luar

  • keithnewstead
  • CeraCera
  • Flying Pig
  • The Automata and Art Bots mailing list home page
  • History
  • paperPino
  • Automata from XIX Century
  • The unofficial Jaquet-Droz Home Page
  • Maillardet's Automaton
  • Japanese Karakuri
  • Paper Karakuri
  • Cabaret Mechanical Theatre
  • Dug North
  • Steve Stackpole
  • Dan Torpey
  • [1]
  • Exhaustive international bibliography about automata on Takey's website

edunitas.com

Page 13

Tags [tagged]: avrocar, unkris, eksperimental produsen avro, aircraft ltd, kanada, amerika serikat direncanakan, angkatan darat, amerika, serikat, tempur vtol, kanada dikembangkan, oleh, avro aircraft ltd, menyediakan pengangkatan, mendorong, dari turbotor, center, of studies, net, pdf file of, official project, silverbug, report at cufon

Page 14

Bagi artikel mengenai seluruh ayam, lihat Gallus.

Ayam peliharaan [Gallus gallus domesticus] yaitu unggas yang biasa dipelihara orang bagi dimanfaatkan bagi keperluan hidup pemeliharanya. Ayam peliharaan [selanjutnya disingkat "ayam" saja] merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang dikenali sbg ayam hutan merah [Gallus gallus] atau ayam bangkiwa [bankiva fowl]. Kawin silang antarras ayam telah memproduksi ratusan galur unggul atau galur murni dengan berjenis-jenis fungsi; yang paling umum yaitu ayam potong [untuk dipotong] dan ayam petelur [untuk diambil telurnya]. Ayam biasa dapat pula dikawin silang dengan kerabat tidak jauhnya, ayam hutan hijau, yang memproduksi hibrida mandul yang jantannya dikenali sbg ayam bekisar.

Dengan populasi lebih dari 24 miliar pada tahun 2003, Firefly's Bird Encyclopaedia mencetuskan mempunyai lebih jumlah ayam di dunia ini daripada burung lainnya. Ayam memasok dua sumber protein dalam pangan: daging ayam dan telur.

Biologi dan habitat

Telur ayam.

Ayam peliharaan bermula dari domestikasi ayam hutan merah [ayam bangkiwa, Gallus gallus] yang hidup di India. Namun demikian, pengujian molekular menunjukkan kemungkinan sumbangan plasma nutfah dari G. sonneratii, sebab ayam hutan merah tidak memiliki sifat kulit warna kuning yang menjadi salah satu ciri ayam peliharaan.

Ayam menunjukkan perbedaan morfologi di selang kedua tipe kelamin [dimorfisme seksual]. Ayam jantan [jago, rooster] lebih atraktif, berukuran lebih akbar, memiliki jalu panjang, berjengger lebih akbar, dan bulu ekornya panjang menjuntai. Ayam betina [babon, hen] relatif kecil, berukuran kecil, jalu pendek atau hampir tidak kelihatan, berjengger kecil, dan bulu ekor pendek. Perkelaminan ini diatur oleh sistem hormon. Apabila terjadi gangguan pada fungsi fisiologi tubuhnya, ayam betina dapat beralih kelamin menjadi jantan sebab ayam matang sedang memiliki ovotestis yang dorman dan sewaktu-waktu dapat aktif.

Ayam jantan yang sedang berkokok di pagi hari.

Sbg hewan peliharaan, ayam mampu mengikuti ke mana manusia membawanya. Hewan ini paling adaptif dan dapat dituturkan bisa hidup di sembarang tempat, asalkan tersedia konsumsi baginya. Sebab biasanya ayam peliharaan sudah kehilangan kemampuan terbang yang tidak sewenang-wenang, mereka lebih jumlah menghabiskan waktu di tanah atau kadang-kadang di pohon.

Ayam berukuran kecil kadang-kadang dimangsa oleh unggas pemangsa, seperti elang.

Macam-macamnya

Sebab ayam termasuk unggas peliharaan populer dan murah, muncul bermacam istilah teknis akhir suatu peristiwa programa penangkaran dan peternakan ayam.

Berdasarkan fungsi

Menurut fungsinya, orang mengenal

  • ayam pedaging atau ayam potong [broiler], bagi dimanfaatkan dagingnya;
  • ayam petelur [layer], bagi dimanfaatkan telurnya;
  • ayam hias atau ayam timangan [pet, klangenan], bagi ditinggal di kebun/taman atau dipelihara dalam kurungan sebab kecantikan penampilan atau suaranya [misalnya ayam katai dan ayam pelung; ayam bekisar dapat pula digolongkan ke sini meskipun bukan ayam peliharaan sejati];
  • ayam sabung, bagi dibuat menjadi permainan sabung ayam.

Istilah ayam sayur dipakai bagi ayam kampung atau ayam pertandingan yang selalu kalah, dan tidak diseleksi khusus sbg ayam pedaging.

Berdasarkan ras

Ayam "bantam" yaitu istilah bahasa Inggris bagi ayam katai atau setengah katai hasil seleksi.

Di Indonesia dikenali istilah ayam ras dan ayam bukan ras [buras, atau kampung]. Dalam pengertian "ayam ras" menurut istilah itu yang dimaksud sebenarnya yaitu ras yang dikembangkan bagi usaha komersial massal, seperti Leghorn ["lehor"]. Ke dalam golongan ayam buras terdapat pula ras lokal ayam yang khas namun tidak dikembangkan bagi usaha komersial massal. Ayam-ayam ras lokal demikian sekarang mulai dikembangkan [dimurnikan] sbg ayam sabung, ayam timangan [pet], atau bagi cara ritual. Berikut ini yaitu ras lokal ayam di Nusantara yang telah dikembangkan bagi sifat/penampilan tertentu:

  • ayam pelung, ras lokal dan unggul dari Priangan [Kabupaten Cianjur] yang memiliki kokokan yang khas [panjang dan bernada unik], termasuk ayam hias;
  • ayam kedu [termasuk ayam cemani], ras lokal dan luhur dari daerah Kedu dengan ciri khas warna hitam legam sampai moncong dan dagingnya, termasuk ayam pedaging dan ayam hias;
  • ayam nunukan, ras lokal dan luhur dari Nunukan, Kaltim, dengan wujud badan tegap dan ukuran akbar, keturunan ayam pertandingan, termasuk ayam pedaging dan hias;

Ayam walik putih.

Terdapat pula beberapa istilah bagi mengatakan penampilan fenotipe khas tertentu namun sifat itu tidak selalu eksklusif milik ras tertentu, seperti

  • ayam walik [frizzle], ayam dengan bulu yang tidak menutupi badan tetapi tegak berdiri;
  • ayam bali, ayam dengan leher tidak berbulu dan jambul di kepalanya, sekarang mulai dibiakmurnikan;
  • ayam katai [bantam], istilah umum bagi ayam dengan ukuran kecil [proporsi panjang kaki dengan ukuran badan lebih kecil daripada ayam "normal"], terdapat bermacam ras lokal dan ras murni seleksi yang masuk kategori ini;
  • ayam ketawa, ayam [jantan] seleksi dengan suara kokok terputus-putus seperti orang tertawa, diduga pertama kali sengaja diseleksi di Sulawesi Selatan, tetapi sekarang telah tersebar di bermacam tempat.

Lihat pula

  • Ayam hutan hijau
  • Flu burung
  • KFC
  • DOC [Day Old Chicken]
  • Mc Donald

edunitas.com

Page 15

Tags [tagged]: azores, unkris, angra do, hero, smo pulau terceira, azores azores, bahasa, kepulauan gunung berapi, terletak tengah, merupakan, wilayah otonomi portugal, jaraknya sekitar, 5, km, 3 9, km dari, timur, pesisir amerika utara, populasi jumlah, center, of studies pranala, luar portugis, inggris, badan turisme azores, edunitas azores

Page 16

Tags [tagged]: azores, unkris, angra do, hero, smo pulau terceira, azores azores, bahasa, kepulauan gunung berapi, terletak tengah, merupakan, wilayah otonomi portugal, jaraknya sekitar, 5, km, 3 9, km dari, timur, pesisir amerika utara, populasi jumlah, center, of studies pranala, luar portugis, inggris, badan turisme azores, edunitas azores

Page 17

Tags [tagged]: azores, unkris, angra do, hero, smo pulau terceira, azores azores, bahasa, kepulauan gunung berapi, terletak tengah, merupakan, wilayah otonomi portugal, jaraknya sekitar, 5, km, 3 9, km dari, timur, pesisir amerika utara, populasi jumlah, pusat, ilmu pengetahuan pranala, luar portugis, inggris, badan turisme azores, edunitas azores

Page 18

Tags [tagged]: azores, unkris, angra do, hero, smo pulau terceira, azores azores, bahasa, kepulauan gunung berapi, terletak tengah, merupakan, wilayah otonomi portugal, jaraknya sekitar, 5, km, 3 9, km dari, timur, pesisir amerika utara, populasi jumlah, pusat, ilmu pengetahuan pranala, luar portugis, inggris, badan turisme azores, edunitas azores

Page 19

Selamat datang di Portal Ilmu

Ilmu [atau ilmu ilmu] adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam dunia manusia. Segi-segi ini dibatasi supaya dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar ilmu [knowledge], tetapi merangkum sekumpulan ilmu berdasarkan teori-teori yang disepakati dan bisa secara sistematik diuji dengan seperangkat cara yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berupaya berfikir bertambah jauh mengenai ilmu yang dipunyainya. Ilmu ilmu adalah produk dari epistemologi.

Artikel pilihan

Karikatur adalah gambar atau penggambaran sebuah objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang artiannya memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan untuk pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk kisah sebagaimana kartun, namun karikatur bisa dijadikan unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur dinamakan sebagai karikaturis.

Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia masa zaman ke-16. Pada masa zaman ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat lapang menempuh media cetak dan, terutama di Inggris, telah dijadikan fasilitas kritik sosial dan politis. Pada masa zaman berikutnya, berbagai majalah satire dijadikan media utama karikatur; peran yang kesudahan dilanjutkan oleh surat kabar harian pada masa zaman ke-20. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.

Selengkapnya...

Artikel pilihan sebelumnya: lainnya...

Gambar pilihan

Petir

Petir merupakan pelepasan muatan elektrostatis yang muncul belakang suatu peristiwa hujan badai. Pelepasan muatan ini diikuti dengan pemancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik dalam bentuk lain. Dan merupakan gesekan selang awan tebal satu dengan yang lainnya.

Ilmuwan pilihan

Carolus Linnaeus atau Carl [von] Linné [Älmhult, 23 Mei 1707 – Uppsala, 10 Januari 1778] adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi[takson/ taksonomi]. Dia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern. Linnaeus ialah berbakat botani yang paling dihormati pada masanya, dan dia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain dijadikan berbakat botani, Linnaeus juga berbakat dalam zoologi dan adalah seorang dokter. Carolus Linnaeus kelahiran di Paroki Stenbrohult [sekarang termasuk wilayah administrasi Älmhult], di anggota selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih dijadikan seorang anggota gereja yang setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya [dari ibu], namun dia kurang bersemangat mengikuti cara tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya terpesona dan dia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lund—universitas terdekat, kesudahan pindah ke Universitas Uppsala sesudah satu tahun. [Selengkapnya...]


edunitas.com

Page 20

Selamat datang di Portal Ilmu

Ilmu [atau ilmu ilmu] adalah semua usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari beragam bidang kenyataan dalam dunia manusia. Segi-segi ini dibatasi supaya dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan ketentuan dengan membatasi lingkup pandangannya, dan ketentuan ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar ilmu [knowledge], tetapi merangkum sekumpulan ilmu berdasarkan teori-teori yang disepakati dan bisa secara sistematik diuji dengan seperangkat cara yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berupaya berfikir bertambah jauh mengenai ilmu yang dipunyainya. Ilmu ilmu adalah produk dari epistemologi.

Artikel pilihan

Karikatur adalah gambar atau penggambaran sebuah objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang artiannya memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan untuk pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk kisah sebagaimana kartun, namun karikatur bisa dijadikan unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur dinamakan sebagai karikaturis.

Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia masa zaman ke-16. Pada masa zaman ke-18, karikatur telah menjangkau warga lapang menempuh media cetak dan, terutama di Inggris, telah dijadikan sarana prasarana kritik sosial dan politis. Pada masa zaman berikutnya, beragam majalah satire dijadikan media utama karikatur; peran yang berikutnya dilanjutkan oleh surat kabar harian pada masa zaman ke-20. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.

Selengkapnya...

Artikel pilihan sebelumnya: lainnya...

Gambar pilihan

Petir

Petir adalah pelepasan muatan elektrostatis yang muncul dampak hujan badai. Pelepasan muatan ini diikuti dengan pemancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik dalam bentuk lain. Dan adalah gesekan selang awan tebal satu dengan yang yang lain.

Ilmuwan pilihan

Carolus Linnaeus atau Carl [von] Linné [Älmhult, 23 Mei 1707 – Uppsala, 10 Januari 1778] adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi[takson/ taksonomi]. Dia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga adalah salah satu bapak ekologi modern. Linnaeus ialah pakar botani yang paling dihormati pada saatnya, dan dia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain dijadikan pakar botani, Linnaeus juga pakar dalam zoologi dan adalah seorang dokter. Carolus Linnaeus kelahiran di Paroki Stenbrohult [sekarang termasuk wilayah administrasi Älmhult], di bidang selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih dijadikan seorang anggota gereja yang setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya [dari ibu], namun dia kurang bersemangat mengikuti cara tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya terpesona dan dia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lund—universitas terdekat, berikutnya pindah ke Universitas Uppsala sesudah satu tahun. [Selengkapnya...]


edunitas.com

Page 21

Selamat datang di Portal Ilmu

Ilmu [atau ilmu ilmu] adalah semua usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari beragam bidang kenyataan dalam dunia manusia. Segi-segi ini dibatasi supaya dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan ketentuan dengan membatasi lingkup pandangannya, dan ketentuan ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar ilmu [knowledge], tetapi merangkum sekumpulan ilmu berdasarkan teori-teori yang disepakati dan bisa secara sistematik diuji dengan seperangkat cara yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berupaya berfikir bertambah jauh mengenai ilmu yang dipunyainya. Ilmu ilmu adalah produk dari epistemologi.

Artikel pilihan

Karikatur adalah gambar atau penggambaran sebuah objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang artiannya memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan untuk pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk kisah sebagaimana kartun, namun karikatur bisa dijadikan unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur dinamakan sebagai karikaturis.

Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia masa zaman ke-16. Pada masa zaman ke-18, karikatur telah menjangkau warga lapang menempuh media cetak dan, terutama di Inggris, telah dijadikan sarana prasarana kritik sosial dan politis. Pada masa zaman berikutnya, beragam majalah satire dijadikan media utama karikatur; peran yang berikutnya dilanjutkan oleh surat kabar harian pada masa zaman ke-20. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.

Selengkapnya...

Artikel pilihan sebelumnya: lainnya...

Gambar pilihan

Petir

Petir adalah pelepasan muatan elektrostatis yang muncul dampak hujan badai. Pelepasan muatan ini diikuti dengan pemancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik dalam bentuk lain. Dan adalah gesekan selang awan tebal satu dengan yang yang lain.

Ilmuwan pilihan

Carolus Linnaeus atau Carl [von] Linné [Älmhult, 23 Mei 1707 – Uppsala, 10 Januari 1778] adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi[takson/ taksonomi]. Dia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga adalah salah satu bapak ekologi modern. Linnaeus ialah pakar botani yang paling dihormati pada saatnya, dan dia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain dijadikan pakar botani, Linnaeus juga pakar dalam zoologi dan adalah seorang dokter. Carolus Linnaeus kelahiran di Paroki Stenbrohult [sekarang termasuk wilayah administrasi Älmhult], di bidang selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih dijadikan seorang anggota gereja yang setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya [dari ibu], namun dia kurang bersemangat mengikuti cara tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya terpesona dan dia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lund—universitas terdekat, berikutnya pindah ke Universitas Uppsala sesudah satu tahun. [Selengkapnya...]


edunitas.com

Page 22

Selamat datang di Portal Ilmu

Ilmu [atau ilmu ilmu] adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam dunia manusia. Segi-segi ini dibatasi supaya dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Ilmu bukan sekedar ilmu [knowledge], tetapi merangkum sekumpulan ilmu berdasarkan teori-teori yang disepakati dan bisa secara sistematik diuji dengan seperangkat cara yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berupaya berfikir bertambah jauh mengenai ilmu yang dipunyainya. Ilmu ilmu adalah produk dari epistemologi.

Artikel pilihan

Karikatur adalah gambar atau penggambaran sebuah objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut.Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang artiannya memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan untuk pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk kisah sebagaimana kartun, namun karikatur bisa dijadikan unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur dinamakan sebagai karikaturis.

Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia masa zaman ke-16. Pada masa zaman ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat lapang menempuh media cetak dan, terutama di Inggris, telah dijadikan fasilitas kritik sosial dan politis. Pada masa zaman berikutnya, berbagai majalah satire dijadikan media utama karikatur; peran yang kesudahan dilanjutkan oleh surat kabar harian pada masa zaman ke-20. Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.

Selengkapnya...

Artikel pilihan sebelumnya: lainnya...

Gambar pilihan

Petir

Petir merupakan pelepasan muatan elektrostatis yang muncul belakang suatu peristiwa hujan badai. Pelepasan muatan ini diikuti dengan pemancaran cahaya dan radiasi elektromagnetik dalam bentuk lain. Dan merupakan gesekan selang awan tebal satu dengan yang lainnya.

Ilmuwan pilihan

Carolus Linnaeus atau Carl [von] Linné [Älmhult, 23 Mei 1707 – Uppsala, 10 Januari 1778] adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi[takson/ taksonomi]. Dia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern. Linnaeus ialah berbakat botani yang paling dihormati pada masanya, dan dia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Selain dijadikan berbakat botani, Linnaeus juga berbakat dalam zoologi dan adalah seorang dokter. Carolus Linnaeus kelahiran di Paroki Stenbrohult [sekarang termasuk wilayah administrasi Älmhult], di anggota selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih dijadikan seorang anggota gereja yang setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya [dari ibu], namun dia kurang bersemangat mengikuti cara tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya terpesona dan dia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lund—universitas terdekat, kesudahan pindah ke Universitas Uppsala sesudah satu tahun. [Selengkapnya...]


edunitas.com

Page 23

[×] Artikel pilihan bertopik Indonesia

[+] Kategori menurut provinsi di Indonesia

[+] Kategori menurut pulau di Indonesia

[+] Daftar bertopik Indonesia

[+] Kontruksi dan susunan di Indonesia

[+] Benda Cagar Aturan sejak dahulu kala istiadat di Indonesia

[+] Aturan sejak dahulu kala istiadat Indonesia

[×] Hari libur di Indonesia

[+] Ilmu dan teknologi di Indonesia

[+] Kesehatan di Indonesia

[+] Komunikasi di Indonesia

[+] Bagian yang terkait hidup di Indonesia

[+] Olahraga di Indonesia

[+] Organisasi di Indonesia

[+] Pariwisata di Indonesia

[+] Pemerintahan Indonesia

[+] Pendidikan di Indonesia

[+] Suku bangsa di Indonesia

[+] Transportasi di Indonesia

[+] Rintisan bertopik musik dari Indonesia

[+] Rintisan bertopik Indonesia

Page 24

Halaman utama Islam dari A sampai Z Topik Islam
 

Portal Islam


بوابة الإسلام


Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

   

Islam


Umat Islam sedang shalat


Islam [Arab: al-islām, الإسلام : "berserah diri untuk Tuhan"] adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan semakin dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh alam, menjadikan Islam sbg agama terbesar kedua di alam setelah agama Kristen. Islam memiliki guna "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya untuk Tuhan [Arab: الله, Allāh]. Pengikut nasihat Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berfaedah "seorang yang tunduk untuk Tuhan", atau semakin lengkapnya adalah Muslimin untuk laki-laki dan Muslimat untuk perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya untuk manusia melewati para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke alam oleh Allah.

Keyakinan dasar Islam mampu ditemukan pada dua kalimat shahādatāin ["dua kalimat persaksian"], yaitu "ʾašhadu ʾal lā ilāha illa l-Lāh, wa ʾašhadu ʾanna muḥammadar rasūlu l-Lāh" - yang berfaedah "Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul [utusan] Allah".

Ilah sering diartikan "Tuhan", padahal semakin dalam maknanya, dan Tuhan hanyalah salah satu dari makna/guna "Ilah" khususnya yang terkait dengan guna "segala sesuatu yang diabdi, ditaati, atau disembah".

    Makna Illah sesungguhnya adalah :
  • merasa tenteram bersama-Nya dan merasa diamankan oleh-Nya;
  • selalu merasa rindu dan ingat kepada-Nya;
  • merasa cinta sepenuh hati dan cenderung kepada-Nya;
  • selalu tunduk, patuh, mentaati, dan mengabdi kepada-Nya;
  • selalu mendahulukan perintah-Nya;
  • merendahkan diri di hadapan-Nya dan menyembah kepada-Nya.

  • Secara ringkas dan sederhana, makna Ilah sesungguhnya adalah "yang didahulukan", sehingga "tidak ada yang didahulukan selain Allah". Oleh karenanya dalam Islam, setiap perbuatan harus selalu ingat untuk Allah. Sehingga sebaik-baiknya manusia di depan Allah adalah manusia yang bermanfaat untuk banyak orang.

Selengkapnya tentang Islam....

   

Kutipan pilihan


.... اليَومَ أكمَلتُ لَكُم دِينَكُم وَ أَتمَمتُ عَلَيكُم نِعمَتِي وَ رَضِيتُ لَكُم الإِسلَامَ دِينًا ... .. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan untukmu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama untukmu.
[Surah Al-Ma'idah, ayat 3.]

   

Negara Islam

Berikut ini merupakan daftar negara dengan warga mayoritas Islam:

  • di Afrika: Aljazair, Chad, Djibouti, Guinea, Guinea Bissau, Komoro, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Mesir, Nigeria, Sahara, Somalia, Senegal, Sudan, Tunisia
  • di Asia: Afganistan, Arab Saudi, Azerbaijan, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Indonesia, Irak, Iran, Kazakstan, Kirgizstan, Kuwait, Malaysia, Maladewa, Libanon, Oman, Pakistan, Qatar, Yaman, Palestina, Suriah, Tajikistan, Turki, Turkmenistan, Uzbekistan, Uni Emirat Arab
  • di Eropa: Albania, Azerbaijan, Bosnia-Herzegovina, Kosovo, Republik Turki Siprus Utara, Makedonia, Turki

   

Organisasi Islam

   

Daftar artikel

   

Tahukah Anda....

   

Lokasi pilihan

   

Tokoh Islam


Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau semakin dikenal dengan julukan Hamka, yakni singkatan namanya, [lahir di Maninjau, Tanjung Raya, kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun] adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik. Hamka diangkat sbg Pahlawan Nasional Indonesia berlandaskan Keppres No. 113/TK/Tahun 2011 pada tanggal 9 November 2011.

Hamka merupakan salah satu orang Indonesia yang sangat banyak menulis dan menerbitkan buku. Oleh karenanya dia dijuluki sbg Hamzah Fansuri di era modern. Belakangan beliau diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan untuk orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berfaedah ayahku, atau seseorang yang dihormati. Selengkapnya....

   

Hari akbar Islam

   

Portal agama


AgamaAteismeBuddhaHinduIslam & Al Qur'anKristenMitologiYahudi


edunitas.com

Page 25

Tags [tagged]: portal, jabodetabek, unkris, sekitarnya kawasan, mencakup wilayah administrasi, suatu miniatur, memuat, kelengkapan indonesia, raya, bogor bandar, udara, internasional soekarno hatta, kabupaten bogor, kemudian, mendapat status kota, center of, studies, portal utama ensiklopedia, dunia agama, astronomi, bahasa portal

Page 26

Selamat Datang di
PORTAL JAWA


Jawa yaitu sebuah pulau di Indonesia dengan masyarakat 136 juta. Pulau ini yaitu pulau berpenduduk terpadat di dunia dan yaitu salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% masyarakat Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bidang barat. Banyak catatan sejarah Indonesia berlokasi di Jawa, dahulu Jawa yaitu pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, Kesultanan Islam, Jantung Hindia Belanda Timur kolonial, dan yaitu pusat kampanye kemerdekaan Indonesia. Pulau ini mendominasi kehidupan sosial, politik, dan ekonomi bangsa Indonesia.

Jawa terbentuk oleh peristiwa-peristiwa vulkanik, Jawa yaitu pulau ketiga belas paling akbar di dunia dan paling akbar kelima di Indonesia. Rantai gunung-gunung vulkanik membentuk tulang belakangan yang terbentang sepanjang timur sampai barat pulau ini. Jawa memakai tiga bahasa utama, meskipun bahasa Jawa dominan dan yaitu bahasa asli dari 60 juta masyarakat di Indonesia, jumlah paling akbar yang mendiami Jawa. Sebagian akbar dari mereka memahami dua bahasa, bahasa Indonesia adil sebagai bahasa pertama maupun ke dua. Sementara itu sebagian akbar masyarakat Jawa yaitu Muslim. Jawa mempunyai percampuran beragam kepercayaan-kepercayaan religius, kesukuan dan budaya.

Pulau ini dibagi menjadi empat provinsi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, Jakarta dan Yogyakarta.

Tentang Jawa....


Artikel pilihan

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu negara dependen yang bermodel kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilakukan menurut perjanjian/kontrak politik yang diciptakan oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta. Kontrak politik terakhir selang negara induk dengan kesultanan yaitu Kontrak Politik 1940 [Staatsblad 1941, No. 47]. Sebagai konsekuensi dari bentuk negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat [bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman] dijadikan susut menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selengkapnya....

Gambar pilihan

Bus Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia.

Kredit gambar: Gunkarta

Biografi pilihan

Tahukah anda....

Pembagian wilayah

Peta

Peta Jejaring Transportasi

Peta TopografiPeta menurut provinsi
Banten DKI Jakarta
Jawa Barat Jawa Tengah
DI Yogyakarta Jawa Timur

Kategori

Topik

Portal Utama di Ensiklopedia Dunia


edunitas.com

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề