Jelaskan nama perairan yang ditunjukkan dengan kode huruf abc dan d

Lihat Foto

Encyclopaedia Britannica

Peta samudra

KOMPAS.com - Samudra adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas.

Bumi memiliki lima samudra. Kelima samudra ini menghubungkan benua-benua yang dihuni manusia.

Berikut nama lima samudra yang ada di dunia seperti dirangkum dari Encyclopaedia Britannica [2015]:

Lihat Foto

Encyclopaedia Britannica

Peta Samudra Pasifik

Samudra Pasifik

Samudra Pasifik adalah samudra yang terbesar di bumi. Luasnya sekitar 166 juta kilometer persegi.

Sepertiga permukaan bumi adalah Samudra Pasifik. Panjangnya mencapai 15.000 kilometer.

Di Samudra Pasifik pula, Palung Mariana, laut yang terdalam terletak.

Baca juga: Di Mana Posisi Samudra di Permukaan Bumi?

Palung Mariana memiliki kedalaman 11.000 meter, lebih tinggi dari gunung tertinggi, Gunung Everest dengan ketinggian 8.848 meter.

Samudra Atlantik

Samudra Atlantik adalah samudra terbesar kedua di dunia. Luasnya sekitar 82.443.000 kilometer persegi atau seperenam luas permukaan bumi.

Namun Samudra Atlantik merupakan samudra yang "termuda" di antara samudra lainnya.

Samudra ini terbentuk sekitar 200 juta tahun lalu ketika benua raksasa Pangea terpecah menjadi beberapa benua.

Samudra Atlantik membentang dari utara hingga selatan bumi. Letaknya di antara Benua Amerika, Benua Eropa, dan Benua Afrika.

Baca juga: Relief Dasar Laut

Lihat Foto

Encyclopaedia Britannica

Samudra Arktik [kiri] dan Samudra Antarktika [kanan].

Samudra Hindia

Samudra Hindia adalah samudra terbesar ketiga di dunia. Luasnya sekitar 73,6 juta kilometer persegi atau 20 persen dari total luas samudra di bumi.

Samudra Hindia membentang dari timur Afrika, selatan Asia, barat Australia hingga utara Kutub Selatan.

Letaknya di sekitar garis khatulistiwa hingga selatan bumi membuat suhu Samudra Hindia hangat.

Lihat Foto

Encyclopaedia Britannica

Samudra Antarktika

Samudra Antarktika

Samudra Antarktika juga dikenal dengan Samudra Selatan. Samudra ini mengelilingi Kutub Selatan.

Perairan di Kutub Selatan baru diakui sebagai samudra pada 2000 oleh Organisasi Hidrografi Internasional [IHO].

Baca juga: Jenis Laut Berdasarkan Letaknya

Samudra ini mengambil bagian selatan tiga samudra lain yakni Samudra Pasifik, Samudra Atlantik, dan Samudra Hindia.

Suhunya sangat dingin dan mengelilingi dataran Kutub Selatan yang terdiri dari es.

Samudra Arktik

Samudra Arktik adalah samudra yang terletak di Kutub Utara.

Samudra Arktik adalah samudra yang terkecil di dunia dengan luas 14.090.000 kilometer persegi.

Daratan yang mengelilingi Samudra Arktik yakni Rusia, Kanada, Greenland [Denmark], Islandia, Norwegia, dan Alaska [Amerika Serikat].

Sedangkan daratan Kutub Utara terletak di tengah-tengah Samudra Arktik. Selain itu, banyak juga lapisan es yang mengambang di atas samudra ini.

Baca juga: Zona Laut Berdasarkan Kedalamannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

tirto.id - Indonesia adalah negara kepulauan pertama yang menetapkan alur laut kepulauan. ALKI atau Alur Laut Kepulauan Indonesia ditetapkan berdasarkan penafsiran terhadap ketentuan dalam Konvensi Hukum Laut 1982.

Mengutip satu kajian dalam Jurnal Asia Pacific Studies [Vol. 1, No. 1, 2017], penetapan ALKI melewati serangkaian forum pembahasan antara pemerintah Indonesia dengan Malaysia, Singapura, Filipina, Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jepang, serta 2 lembaga internasional, yakni International Maritime Organization [IMO] dan International Hydrographic Organization [IHO].

Setelah melewati proses pembahasan yang panjang, pada tahun 2002, jalur ALKI yang diusulkan oleh Indonesia disetujui oleh IMO dan sejumlah negara, seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan lainnya. Setelah itu, Indonesia dapat menetapkan 3 jalur alur laut kepulauan yakni ALKI I, ALKI II dan ALKI III.

Mengapa Indonesia perlu menetapkan ALKI?

Sebagai negara yang turut meratifikasi Konvensi Hukum Laut Internasional, Indonesia memiliki kewajiban hukum guna memberi hak lintas damai, hal lintas alur laut kepulauan, dan hak lintas transit bagi kapal maupun pesawat asing. Kapal maupun pesawat asing bisa melintasi wiayah perairan Indonesia melalui rute yang ditentukan sebagai ALKI.

Penetapan ALKI dapat membawa manfaat sekaligus ancaman bagi keamanan Indonesia. Maka itu, pemerintah RI pun memberlakukan sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh kapal maupun pesawat asing jika hendak melintasi ALKI.

Perairan Jalur ALKI 1, 2 dan 3

Dari segi definisi sesuai hukum, berdasarkan Pasal 1 ayat 8 UU Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia [PDF], pengertian ALKI adalah sebagai berikut:

"Alur laut kepulauan adalah alur laut yang dilalui oleh kapal atau pesawat udara asing di atas alur laut tersebut, untuk melaksanakan pelayaran dan penerbangan dengan cara normal, semata-mata untuk transit yang terus menerus, langsung dan secepat mungkin, serta tidak terhalang melalui atau di atas perairan kepulauan dan laut teritorial yang berdampingan antara satu bagian laut lepas atau Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia dan bagian laut lepas atau Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia lainnya."

Penetapan ALKI bertujuan membuka jalan bagi pelayaran dan penerbangan internasional agar dapat berlangsung secara berkelanjutan, langsung, secepat mungkin tanpa ada halangan, saat melintasi wilayah perairan Indonesia.

Baca juga: Apa Saja Karakteristik Wilayah Indonesia: Lautan, Perairan, Daratan

Selain itu, penetapan ALKI juga untuk menghubungkan dua perairan bebas, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik yang mengapit wilayah laut Indonesia. Dengan demikian, semua kapal dan pesawat udara asing yang akan melintasi ke utara maupun selatan harus melalui ALKI.

Adapun jalur ALKI berdasarkan perairannya, seperti dikutip dari Modul Geografi Kelas XI KD. 3.1 dan 4.1 [2020] terbitan Kemdikbud ialah sebagai berikut:

1. ALKI I: melintasi Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Sunda, Samudra Hindia

2. ALKI II: melintasi Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores, Selat Lombok.

3. ALKI III: melintasi Samudra Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, Laut Sawu, Samudra Hindia.

Sementara itu, jika merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2002 [PDF], tiga jalur ALKI secara lebih mendetail adalah sebagai berikut:

1. Jalur ALKI I difungsikan untuk pelayaran dari Laut Cina Selatan melintasi Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Sunda ke Samudera Hindia, dan sebaliknya; serta untuk pelayaran dari Selat Singapura melalui Laut Natuna dan sebaliknya [Alur Laut Cabang I A].

2. Jalur ALKI II difungsikan untuk pelayaran dari Laut Sulawesi melintasi Selat Makasar, Laut Flores, dan Selat Lombok ke Samudera Hindia, dan sebaliknya.

3. Jalur ALKI III-A difungsikan untuk pelayaran dari Samudera Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, dan Laut Sawu.

4. Jalur ALKI III-A mempunyai 4 cabang, yaitu:

  • ALKI Cabang III B: untuk pelayaran dari Samudera Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, dan Selat Leti ke Samudera Hindia, dan sebaliknya.
  • ALKI Cabang III C: untuk pelayaran dari Samudera Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda ke Laut Arafura, dan sebaliknya.
  • ALKI Cabang III D: untuk pelayaran dari Samudera Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, dan Laut Sawu ke Samudera Hindia, dan sebaliknya.
  • ALKI Cabang III E: untuk pelayaran dari Samudera Hindia melintasi Laut Sawu, Selat Ombai, Laut Banda, Laut Seram, dan Laut Maluku.

Keberadaan ALKI menunjukkan Indonesia sebagai negara yang strategis, sehingga memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi karena berada di jalur perdagangan Internasional. Posisi strategis ini menjadi keunggulan bagi Indonesia karena akan disinggahi banyak kapal-kapal perdagangan.

Namun, kenyataannya pelabuhan-pelabuhan di Indonesia belum menjadi pilihan utama kapal-kapal dagang asing yang melalui wilayah Indonesia. Mayoritas kapal dagang asing selama ini lebih memilih bersandar di pelabuhan di Singapura. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing dan kualitas pelayanan berbagai pelabuhan di tanah air.

Baca juga artikel terkait PERAIRAN INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Addi M Idhom
[tirto.id - add/add]


Penulis: Addi M Idhom
Editor: Iswara N Raditya

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề