Jelaskan pengertian animisme dinamisme dan totemisme

Guruips.com 11:58

Sistem kepercayaan telah berkembang pada masa manusia prasejarah / praaksara. Mereka menyadari bahwa ada kekuatan lain di luar mereka. Oleh sebab itu, mereka berusaha mendekatkan diri dengan kekuatan tersebut. Caranya ialah dengan mengadakan berbagai upacara, seperti pemujaan, pemberian sesaji, atau upacara ritual lainnya.     Pada saat agama belum masuk, manusia purba telah mempercayai bahwa pohon besar, batu, mata air, dan sebagainya ada yang menghuninya. Mereka percaya para penghuni tersebut biasanya berdiam di tempat-tempat yang tinggi dan mereka percaya bahwa para roh tersebut akan turun sehingga mereka menyediakan tempat untuk berkumpulnya para roh tersebut. Disediakanlah untuk para roh bangunan megalit. Kepercayaan tersebut didasari anggapan bahwa setelah meninggal, roh seseorang tidak akan lenyap, melainkan akan tetap di alam sendiri. Diadakanlah upacara untuk menghormati dengan memuja roh arwah nenek moyang mereka agar arwah roh nenek moyang tersebut mau menjaga anak-cucu mereka dari marabahaya dunia.    Pada saat itulah muncul kepercayaan akan kekuatan adanya roh nenek moyang yang harus dipuja dan dihormati. Kepercayaan tersebut dinamakan animisme. Sedangkan, kepercayaan kepada benda-benda yang memiliki kekuatan gaib, kesaktian atau tuah dinamakan dinamisme.

Beberapa sistem kepercayaan manusia purba adalah seperti berikut.
1. Animisme    Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami semua benda. Manusia purba percaya bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan di dunia. Mereka juga memercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat jahat dan berbuat baik. Roh-roh itu mendiami semua benda, misalnya pohon, batu, gunung, dsb. Agar mereka tidak diganggu roh jahat, mereka memberikan sesaji kepada roh-roh tersebut.

2. Dinamisme

    Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar, dll. Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.

3. Totemisme

    Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular, dan harimau.

Itulah tadi bahasan mengenai sistem kepercayaan manusia purba yang terdiri dari animisme, dinamisme, dan juga kepercayaan totemisme, semoga bermanfaat kawan :]

Related Posts :

- Dinamisme adalah kepercayaan terhadap suatu benda yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Kepercayaan ini jauh ada sebelum agama tercipta dan dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini.

Meskipun mayoritas dari kita sudah beragama, tetapi praktik dinamisme masih bisa ditemukan di tengah-tengah masyarakat kita. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai apa itu dinamisme, bagaimana contohnya, dan apa perbedaannya dengan animisme.

Pengertian Dinamisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan manusia dalam usaha mempertahankan hidup.

Istilah dinamisme diambil dari bahasa Yunani dinamos dan diserap ke dalam bahasa Inggris dynamic, seperti dikutip dari publikasi studi Kepercayaan Animisme dan Dinamisme dalam Masyarakat Islam Aceh oleh Ridwan Hasan dari STAIN Malikussaleh. Dynamic berarti kekuatan, daya, atau khasiat. Sehingga dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia karena diyakini memiliki kekuatan gaib.

Benda-benda tersebut bisa berupa api, air, pohon, binatang, bebatuan, atau manusia. Dinamisme meyakini bahwa zat dalam benda-benda tersebut memiliki kekuatan dan mampu memberikan manfaat atau menghindarkan seseorang dari bahaya.

Sejarah Dinamisme

Dinamisme dipahami sebagai sebuah teori sejak awal abad ke-20 melalui tulisan-tulisan RR Marett, Konrad T Preuss, dan Marcel Mauss, seperti dilansir situs encyclopedia.com. Munculnya konsep dinamisme ini dinilai berperan dalam memudarnya kepercayaan animisme pada waktu itu. Dinamisme dirumuskan sebagai teori alternatif tentang asal-usul agama.

Sebelumnya, pada abad ke-19, beberapa teori tentang agama dikemukakan, mulai dari fetisise, naturisme, totemisme, hingga animisme. Dinamisme kemudian muncul ketika animisme dianggap perlu diperbaiki. RR Marett pertama kali mencetuskan dinamisme sebagai alternatif.

Dia menggabungkan logika dengan data etnografis tertentu untuk menjelaskan bahwa yang membentuk dalil bukan kekuatan dewa superpersonal pra-animistik, melainkan kekuatan non personal pra-animistik. Konsep ini disebut 'mana'. Konsep 'mana' juga digunakan Mauss untuk menjelaskan tentang kekuatan yang diyakini dalam dinamisme.

Sementara itu, Preuss menjelaskan bahwa pada tahap awal perkembangan kepercayaan manusia, mereka meyakini bahwa setiap benda, baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa, memiliki kekuatan dan khasiat yang bersifat non mistis. Semua benda tersebut bekerja dan berfungsi baik secara magis maupun secara alami.

Contoh Dinamisme

Dinamisme banyak ditemui dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di daerah yang masih menjunjung tradisi lama. Berikut contoh praktik dinamisme seperti dilansir situs Rumah Belajar Kemdikbud.

1. Sistem Kepercayaan dengan Tradisi Bangunan Batu

Pada zaman dulu, keyakinan manusia telah melahirkan tradisi megalitikum. Tradisi ini mendorong manusia mendirikan bangunan-bangunan besar dari batu. Peradaban megalitikum ini berkaitan dengan tradisi pemujaan pada roh atau arwah nenek moyang.

Bangunan batu besar itu antara lain berbentuk menhir, sarkofagus, dan dolmen. Batu-batu digunakan sebagai sarana untuk melakukan ritual ungkapan syukur dan persembahan untuk alam. Bagi manusia pada zaman itu, keberadaan batu-batu tersebut diyakini sebagai bentuk kekuatan alam yang berada melebihi akal dan pikiran manusia. Salah satu rangkaian batu besar itu bisa kita temukan di sepanjang wilayah Jawa Barat.

2. Ritual Asyeik

Ritual Asyeik adalah tradisi yang terbentuk di masyarakat suku Kerinci, seperti diungkapkan Syafriandi dan kawan-kawan dalam studi Ritual Asyeik: Sebuah Fenomena Budaya Menjadi Estetik Penciptaan Film Dokumenter. Ritual ini dibentuk sejak zaman purba ketika nenek moyang suku Kerinci menganut animisme dan dinamisme.

Ritual ini termasuk dalam tradisi megalitik, di mana masyarakat suku Kerinci menganut kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang yang hidup pada zaman prasejarah. Ritual Asyeik dilakukan dengan tujuan pengobatan atau penyembuhan, media untuk memohon keselamatan dan menghindari marabahaya, meminta keturunan, meminta rezeki, hingga memohon agar hasil panen melimpah.

Ritual Asyeik mulanya dipengaruhi oleh kebudayaan agama Hindu dan Buddha, tetapi kemudian diperbarui seiring masuknya agama Islam. Mantra-mantra yang sebelumnya menyebutkan nama dewa-dewa diganti dengan kalimat Tauhid dan menyebutkan nama Nabi serta sahabat Nabi.

Perbedaan Dinamisme dan Animisme

Dinamisme tampak sedikit menyerupai konsep animisme. Namun, yang membedakan keduanya adalah kewujudan yang dipercayai. Ridwan Hasan dalam studinya tentang animisme dan dinamisme menyebutkan, ciri utama kepercayaan animisme adalah percaya kepada kewujudan roh.

Sebutan animisme berangkat dari bahasa Latin 'anima' yang memiliki arti roh. Animisme adalah suatu kepercayaan terhadap makhluk halus atau roh. Penganut kepercayaan ini menganggap bahwa roh seseorang yang telah meninggal akan bergentayangan dan kembali mendatangi manusia yang masih hidup.

Karena itu, dalam kepercayaan animisme, penganutnya akan menggelar ritual untuk arwah agar para arwah tersebut merasa senang dan tidak mengganggu manusia yang masih hidup. Pemujaan kepada arwah ini biasanya dipimpin oleh seorang pawang dengan tujuan untuk memperoleh kebaikan dan terhindar dari bencana.

Sedangkan pada dinamisme, kepercayaan terwujud pada benda-benda, baik yang hidup atau benda mati. Kekuatan yang terdapat pada benda tersebut bukan berasal dari roh semata, tetapi karena kekuatan dan khasiat memang sudah terkandung dalam benda tersebut.

Jika penganut kepercayaan animisme sering mengadakan ritual untuk roh, penganut kepercayaan dinamisme lebih cenderung mengadakan ritual untuk benda yang dianggap sakti atau gaib. Misalnya keris atau batu akik.

Meskipun masyarakat Indonesia saat ini mayoritas beragama, tapi praktik animisme dan dinamisme masih bisa ditemui dalam bentuk yang berbeda daripada zaman dulu karena telah dipengaruhi oleh agama Islam maupun lima agama lain yang diakui di Indonesia.

Nah, itulah penjelasan mengenai dinamisme, contohnya, serta perbedaannya dengan animisme. Semoga bermanfaat!

Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan"



[des/fds]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề