Jelaskan tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih alat peraga

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Sadiman dkk media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat meransang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sedangkan alat peraga adalah suatu benda asli dan benda tiruan yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik. Model benda nyata yang digunakan untuk mengurangi keabstrakan materi matematika dinamakan alat peraga pembelajaran matematika.

Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja, dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh proses atau kegiatan. Media memiliki tugas sebagai guru dan menjadi sumber belajar bagi peserta didiknya. Dengan demikian media memiliki peran utama dalam keberhasilan pendidikan sedangkan alat peraga hanya menjadi perantara dalam memudahkan penyampaian informasi dari guru kepada peserta didiknya.

Berdasarkan fungsinya media pembelajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana pembelajaran. Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa pengertian alat peraga pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, ketrampilan  dan kemauan siswa. Sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Melalui penggunaan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk konkrit yang dapat dilihat, dipegang, dicoba sehimgga dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

Fungsi utama alat peraga itu sendiri adalah untuk memperjelas keabstrakan konsep yang diberikan oleh guru agar siswa mampu menangkap arti dari konsep abstrak tersebut dengan lebih mudah . Sebagai contoh pada siswa SMK Teknik Pemesinan, menggunakan alat peraga hidrolis sebagai media dan alat belajar praktek. Serta untuk memahami cara kerja hidrolis yang banyak digunakan pada berbagai macam peralatan terutama untuk alat berat seperti pada escavator.

Dari segi pengadaannya, alat peraga dapat dikelompokkan sebagai alat peraga sederhana dan alat peraga buatan pabrik. Pembuatan alat peraga sederhana biasanya dimanfaatkan di lingkungan sekitar dan dapat dibuat sendiri. Penggunaan alat peraga cara kerja hidrolis bisa dimasukkan alat peraga yang sederhana dan juga yang ada buatan pabrik. Untuk yang sederhana bisa kita buat sendiri dari bahan spuit sebagai alat piston sederhana untuk menghisap dan memompa cairan meskipun cairan itu bukan oli tapi dari air. Sedangkan alat peraga buatan pabrik pada umumnya berupa peralatan yang dibuat dengan mesin yang pembuatannya memiliki katelitian ukuran serta memerlukan biaya tinggi untuk proses pembuatannya.

Terkadang suatu media dapat berfungsi ganda, pada saat tertentu berfungsi sebagai alat peraga dan pada saat yang lain dapat berfungsi sebagai sarana. Maka dari itu dalam penggunaannya alat peraga untuk pembelajaran harus disesuaikan dengan keadaan dan diperlukan teknik yang tepat, yaitu dengan mempertimbangkan waktu penggunaan dan tujuan yang akan dicapai. Apabila ditinjau dari segi wujudnya, alat peraga dapat dikelompokkan ke dalam alat peraga benda asli dan benda tiruan.  Bila bendanya yang asli digunakan sebagai alat peraga maka disebut alat peraga benda asli, contohnya seperti roll plat, berbagai macam bentuk  pahat, pneumatic,  hidrolik dan lainnya. Sementara itu alat peraga benda tiruan contohnya adalah gambar pahat, gambar macam bentuk benda kerja dan sebagainya. Pada dasarnya siswa belajar melalui benda atau objek konkret. Untuk memahami konsep abstrak siswa memerlukan benda-benda konkret sebagai perantara atau visualisasinya.

Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu, sering memerlukan visualisasi.Belajar siswa akan meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan faktor-faktor yang dapat memotivasi siswa belajar, bahkan untuk pendidik,  misalnya : pengajaran supaya menarik,  sikap guru yang ramah, suasana sekolah bagi guru menyenangkan, ada imbalan bagi guru yang berprestasi, dan lain-lain, yang semuanya tadi akan berakibat mutunya penyelenggara pendidikan dan menghasilkan anak didik yang diharapkan.

Alat peraga dapat berupa benda riil dan gambar atau diagram. Keuntungan alat peraga benda riil adalah benda-benda itu dapat dipindah-pindahkan. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, untuk bentuk tulisan harus dibuat gambarnya, tetapi tidak dapat dimanipulasikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat alat peraga adalah tahan lama, bentuk maupun warnanya menarik, sederhana dan mudah dikelola, ukurannya sesuai dengan ukuran fisik anak, bila kita mengharapkan agar peserta didik belajar aktif alat peraga yang digunakan dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dan dicopot.

Adapun kelebihan penggunaan alat peraga antara lain dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik karena pelajaran menjadi lebih menarik. Kedua, memperjelas makna bahan pelajaran sehingga peserta didik lebih mudah memahaminya. Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga peserta didik tidak akan mudah bosan. Keempat, membuat peserta didik lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan sebagainya. Sedangkan kekurangan penggunaan alat peraga yakni mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru, banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan serta perlu kesediaan berkorban secara materi.

Penulis : Juli Mufti Siroj, S.T.

Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd.

1. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Ada beberapa persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Post dan Reys dalam Pujiati dan Hidayat [2015: 33 – 34] memberikan dua kategori dalam pemilihan alat peraga, yaitu persyaratan secara pedagogik dan persyaratan secara fisik.

Kegiatan Pembelajaran 2

a. Beberapa pertimbangan alat peraga secara pedagogik:

1] memberikan perwujudan kebenaran alat untuk konsep-konsep matematika

2] secara jelas menunjukkan konsep matematika

3] memberikan motivasi bagi siswa. Alat peraga dengan karakteristik- karakteristik fisik yang menarik seringkali akan mendorong minat dan imajinasi siswa

4] dapat berfaedah banyak. Idealnya, alat peraga dapat digunakan dalam pengembangan pembelajaran lebih dari hanya sekedar konsep tunggal

5] menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi siswa

6] memberikan keterlibatan individual bagi siswa. Sebagai contoh setiap siswa hendaknya mempunyai kesempatan yang cukup untuk menggunakan alat peraga.

b. Karakteristik pertimbangan alat peraga secara fisik

1] tahan lama [dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat]. Alat peraga hendaknya cukup kuat digunakan secara normal oleh siswa

2] bentuk dan warnanya menarik. Perwujudan alat peraga hendaknya menimbulkan rasa ingin tahu siswa dan keinginan untuk menggunakannya

3] sederhana dan mudah dikelola

4] ukuran alat yang sesuai [seimbang]. Setiap alat hendaknya didesain sesuai dengan ukuran fisik siswa, agar mudah dalam melakukan manipulasi [dapat meraba, memegang, memindahkan, memasangkan, dan sebagainya]. Dengan demikian siswa dapat belajar secara aktif baik secara individual maupun kelompok kecil. Seandainya alat tersebut akan digunakan untuk demonstrasi secara klasikal, maka hendaknya alat tersebut dapat dilihat siswa paling belakang

5] Tidak terlalu mahal dan mudah dalam pemeliharaan Selain itu juga perlu diperhatikan bahwa alat peraga tersebut aman untuk

digunakan bagi guru dan siswa. Misalnya saja siswa terluka terkena bagian suatu alat peraga yang tajam, atau terkena pecahan alat peraga yang jatuh ke lantai disebabkan benda tersebut terbuat dari bahan yang mudah pecah. Mengingat kondisi mental dan fisik siswa SMP yang belum dewasa serta kemungkinan

Matematika SMP KK I

terjadinya suatu kejadian yang tidak terduga, maka ada baiknya media pembelajaran, khususnya alat peraga, dipilih atau dibuat yang sekiranya aman untuk digunakan dan disesuaikan dengan usia.

Dalam Jackson dan Phillips [1973: 303] disebutkan bahwa banyak pakar setuju bahwa alat peraga manipulatif yang baik seharusnya memenuhi beberapa hal berikut.

1] relevan dengan konten matematika yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,

2] dapat mengeksploitasi pikiran sedalam mungkin,

3] dapat tahan lama sepadan dengan biaya dan keterpakaian,

4] dapat dikonstruksi sedemikian hingga kedetailannya akurat,

5] berkualitas sehingga tidak mudah rusak,

6] menarik,

7] dapat dirawat dengan mudah dengan biaya yang sesuai,

8] disesuaikan fasilitas sekolah dengan mempertimbangkan mobilitas dan kenyamanan dalam penyimpanan,

9] sederhana untuk dirakit,

10] fleksibel dan mempunyai kegunaan yang bervariasi,

11] sederhana untuk digunakan,

12] cukup besar untuk dapat dilihat semua siswa jika digunakan untuk demonstrasi;

13] termasuk bagian yang bergerak atau sesuatu yang digerakkan dalam proses mengilustrasikan prinsip matematika yang terlibat.

Untuk menghindari kegagalan dalam penggunaan media pembelajaran, seorang guru perlu melakukan pemilihan media secara tepat. Setiap media yang berbeda dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda. “Different materials give rise to different interpretations…” [Fosnot, 1996 dalam Elliot, et al., 2000: 259]. Salah satu contohnya, informasi yang disajikan dengan benda fisik akan menghasilkan interpretasi yang berbeda jika disampaikan melalui sajian audio. Hal tersebut mengakibatkan perbedaan pengonstruksian pemahaman tiap individu. Pernyataan tersebut semakna dengan pendapat Segall [Elliot, et al., 2000: 260], “…the materials used influenced what gets represented in one’s cognitive constructions…”. Alat atau

Kegiatan Pembelajaran 2

bahan yang dipakai berpengaruh terhadap konstruksi kognitif seseorang. Ketika seseorang berinteraksi dengan suatu media, dia akan mendapatkan pemahaman kognitif yang berbeda jika dihadapkan dengan media yang lain. Terdapat dua pendekatan dalam menentukan media, yaitu model pemilihan terbuka dan tertutup. Dalam model pemilihan tertutup, guru menentukan kemampuan yang akan dibelajarkan terlebih dahulu baru kemudian memilih atau mengembangkan media yang sesuai. Berbeda dengan model tersebut, dalam model pemilihan terbuka guru atau pengembang media memilih atau mengembangkan media terlebih dahulu dan selanjutnya ditentukan aktivitas yang sesuai atau kemampuan yang dapat diperoleh menggunakan media tersebut [Gagne & Briggs, 1979: 179]. Kalimat tersebut memberikan penjelasan bahwa terdapat dua cara dalam memilih media pembelajaran, yaitu memilih media dulu baru menentukan bagaimana cara media tersebut akan digunakan atau merancang dahulu rencana pembelajarannya kemudian memilih media yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

Yang perlu diperhatikan disini yaitu media pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan karakteristik materi atau kompetensi yang akan dibelajarkan. Misalnya saja jika akan membelajarkan kompetensi terkait bangun ruang, maka media yang digunakan sebaiknya dipilih yang berupa benda tiga dimensi. Masih banyak guru SMP yang masih membelajarkan bangun ruang hanya dengan bantuan media papan tulis atau bahan presentasi menggunakan komputer saja. Padahal, akan lebih baik jika siswa difasilitasi untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu benda nyata.

Menurut Darhim dalam Pujiati dan Hidayat [2015: 34 - 35] kriteria yang harus dipenuhi dalam penggunaan alat peraga adalah sebagai berikut.

a. Tujuan Tujuan yang dimaksud adalah tujuan dari pengajaran matematika itu sendiri,

apakah pembelajaran untuk penanaman konsep, pemahaman konsep atau pembinaan keterampilan

Matematika SMP KK I

b. Materi Pelajaran Pembelajaran matematika pada umumnya menggunakan pendekatan spiral.

Sifat pendekatan tersebut memungkinkan suatu topik atau materi tersebut diulang pada tingkat berikutnya dengan ruang lingkup dan tingkat kesukaran yang berbeda, sehingga terdapatlah materi-materi yang menjadi prasyarat untuk materi lainnya. Peragaan materi yang menjadi dasar itulah yang harus diutamakan dari pada materi atau topik lanjutannya. Perlu pula diingat bahwa tidak setiap materi atau topik dalam pembelajaran matematika dapat dibuat alat peraganya, karena jika diperagakan justru akan mempersulit siswa dalam memahaminya. Dapatkah Anda memikirkan materi/topik pembelajaran matematika yang mempersulit siswa dalam memahaminya?

c. Strategi belajar-mengajar Alat peraga dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang beraneka

ragam. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat memilih salah satu atau beberapa diantaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi pembelajaran.

d. Kondisi Yang dimaksudkan dengan kondisi adalah lingkungan/keadaan dimana siswa

berada, misalnya ruangan kelas, banyaknya siswa, lingkungan di luar kelas, dan lain-lain. Rata-rata jumlah siswa satu kelas di Indonesia lebih dari 30 orang, dengan menggunakan alat peraga diharapkan akan lebih menguntungkan karena guru dapat mengaktifkan semua siswa. Selain itu, guru dapat berkeliling untuk memfasilitasi siswa.

e. Siswa Memilih alat peraga hendaknya juga disesuaikan dengan kesenangan siswa.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề