Kalian sebagai Masyarakat Provinsi Jawa Timur tentunya sudah sering menjumpai rumah adat khas adatnya disebut apakah rumah adat khas Jawa Timur?

Jawa Timur yang memiliki luas wilayah sekitar 47.922km² dan jumlah penduduknya sekitar 42.030.633 jiwa ketika disensus pada tahun 2017. Provinsi ini memiliki wilayah paling luas di antara 6 provinsi yang ada di Pulau Jawa dan memiliki total penduduk yang terbanyak kedua setelah Jawa Barat di Indonesia.

Dengan angka-angka tersebut, tentunya Jawa Timur memiliki budaya dan tradisi yang begitu kaya. Berikut enam budaya dan tradisi di Jawa Timur yang wajib kamu ketahui.

1. Festival Bandeng

nasional.tempo.co

Festival ini biasa digelar setiap tahunnya sebelum Hari Raya Idul Fitri atau dalam rangka menyambut / memperingati hari besar Islam lainnya. Hal itu karena merupakan sebuah budaya tradisional tahunan dari masyarakat serta upaya dari Pemerintah Sidoarjo untuk melestarikan ikan bandeng, karena Sidoarjo terkenal sebagai penghasil ikan jenis ini, itu terbukti dari logo Kabupaten Sidoarjo.

Dahulu, sebelum lumpur lapindo melanda, festival ini nggak cuma memamerkan ikan bandeng ukuran jumbo milik petani tambak, tapi juga ada kegiatan lelang bandeng kawak [Bahasa Indonesia: Besar].

2. Ganjuran

news.unair.ac.id

Ini merupakan sebuah serangkaian acara yang ada / untuk sebuah pernikahan. Umumnya, di kebanyakan wilayah Indonesia, pihak pria yang akan melamar, tetapi sebuah budaya / tradisi ganjuran, si pihak wanitalah yang melamar pria. Tradisi ini biasa dilakukan diJawa Timur di daerah Bojonegoro, Gresik, Lamongan dan Tuban. Unik, ya!

3. Karapan Sapi

instagram.com/sumenepmilenial

Pulau Madura yang secara administratif masuk dalam Provinsi Jawa Timur, memiliki sebuah acara dan tradisi unik bernama Karapan Sapi. Yaitu, sapi untuk beradu kecepatan yang dipasangkan untuk menarik kereta dari kayu sebagai tempat joki berdiri serta mengendalikan sapi. Acara ini biasa diselenggarakan pada bulan Agustus-Oktober, dengan bulan terakhir untuk acara final.

Dahulu ini bukanlah sebuah acara perlombaan yang memperebutkan sebuah piala bergilir yang dulu bernama Piala Presiden dan berubah menjadi Piala Gubernur sejak tahun 2013. Melainkan, sebuah cara untuk mencari sapi yang kuat untuk membajak sawah.

Oh iya, karapan sapi ini juga dikritik bahkan sudah keluar fatwa pelarangan mengenai karapan sapi. Karena, dianggap menyiksa sapi dengan cara rekeng.

Baca Juga: Selain Sabung Ayam, 5 Tradisi Leluhur di Bali ini Masih Eksis

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editors picks

  • [QUIZ] Kami Tahu Member BLACKPINK yang Cocok Jadi Sahabatmu dari Warna Kesukaan
  • Jarang Disorot, 10 Potret Terbaru Dara The Virgin yang Makin Manis
  • Deddy Corbuzier Minta Fotonya Diedit, 10 Hasil Editannya Bikin Ngakak!

4. Pingitan

instagram.com/anaria_wedding

Pingitan berasal dari kata pingit yang berarti mengurung diri di dalam rumah. Apakah cuma berdiam diri saja di dalam rumah? Justru pingitan adalah sebuah pendidikan bagi wanita yang beranjak dewasa sampai akan menikah. Pada saat itulah wanita mulai belajar bekerja membantu ibu di dapur dan belajar urusan rumah tangga.

Dan khususnya dalam pernikahan, pingitan ini bertujuan untuk menjaga wanita tetap suci dan terhindar dari marabahaya. Karena, kata Orang Jawa Kuno, orang yang akan menikah itu rentan oleh penyakit yang nggak terlihat [sambekala, sarap dan sawan]. Dengan kata lain, sesuatu yang bisa membuat kecemasan dan halangan.

Namun, sekarang ini sudah jarang yang melakukannya. Karena, kesibukan dari si wanita yang kebanyakan adalah wanita karir dan libur cutinya nggak boleh terlalu lama. Karena pingitan prosesnya lama, ada yang 1-2 bulan dan paling singkat 7 hari.

5. Ritual Tumpeng Sewu

instagram.com/stiven_gombol

Tumpeng Sewu merupakan tradisi adat Suku Osing, suku asli Banyuwangi yang digelar setiap tahunnya seminggu sebelum Hari Raya Idul Adha sebagai rasa syukur mereka kepada Yang Maha Kuasa. Uniknya, nggak jarang warga dari luar desa, luar kota bahkan luar negeri juga datang ke sini demi ingin mengikuti tradisi yang sejak dulu ada dan turun temurun ini.

Sebelum makan tumpeng sewu, warga melakukan mepe kasur [menjemur kasur] secara masal di halaman rumah pada pagi hari, kemudian pembacaan doa dan ritual. Sekarang, nggak cuman mepe kasur, doa dan ritual, tapi ada pertunjukan seninya juga.

6. Upacara Kasada

instagram.com/sholehnahrobykusumaputra

Upacara Kasada / Sukasada adalah hari raya adat suku Tengger yang diadakan setiap hari ke-14 pada bulan Kasada dalam kalender Jawa. Upacara ini dimaksudkan sebagai persembahan untuk Sang Hyang Widhi dan leluhur. Dalam pelaksanaannya, suku Tengger melempar berbagai sesajen berupa buah-buahan, produk ternak, sayuran bahkan uang ke kawah Gunung Bromo.

Orang Tengger sendiri adalah pemeluk Hindu lama yang beribadah di danyang, poten dan punden. Nah, poten inilah yang digunakan sebagai tempat di mana Upacara Kasada dilangsungkan. Poten adalah sebidang tanah di lautan pasir di kaki Gunung Bromo dan terdiri dari beberapa bangunan yang disusun sedemikian rupa.

Upacara Kasada juga membawa banyak manfaat bagi masyarakat suku Tengger itu sendiri. Selain sebagai peringatan pengorbanan Raden Kesuma [anak Jaka Seger-Lara Anteng] dan juga sarana untuk meminta keselamatan, Upacara Kasada telah mampu menarik perhatian wisatawan untuk datang menontonnya, sehingga ada pemasukan lebih untuk kawasan wisata Gunung Bromo.

Itulah 6 budaya dan tradisi di Jawa Timur yang harus kamu ketahui. Menarik ya budaya dan tradisinya. Banggalah dengan apa yang menjadi keragaman Indonesia, jangan sampai tradisi seperti ini bisa hilang.

Baca Juga: 8 Tradisi Unik Ini Cuma Bisa Kamu Temukan di Desa Adat Osing Lho!

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề