Kalimat yang memuat kata tugas dalam pidato persuasif yang tepat adalah

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, terdapat berbagai macam jenis kata yang masing-masing memiliki ciri tersendiri. Dan salah satu jenis kata yang sering harus Anda pelajari dan bahkan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah kata tugas.

Kata tugas merupakan suatu kata penghubung atau pelengkap yang dapat menyesuaikan atau mengikuti di dalam kalimat, sehingga makna yang dihasilkan akan jelas jika dihubungkan dengan kata lain. Kata tugas juga memiliki fungsi sebagai pengubah kalimat yang minin menjadi kalimat transformasi. Dan pada umumnya, bentuk dari kata tugas ini selalu tetap atau tidak dapat berubah bentuknya.

Meskipun begitu, pada beberapa bagian kecil kata tugas tetap bisa mengalami perubahan bentuk, semisal pada kata sudah dan tidak. Kedua kata ini bisa saja mengalami perubahan bentuk kata menjadi menyudahkan dari kata sudah dan menidakkan dari kata tidak.

Kata tugas sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki perbedaan fungsi. Apa sajakah jenis-jenis kata tugas dan bagaimana contohnya? Berikut paparannya untuk Anda.

Preposisi atau kata depan merupakan kata tugas yang letaknya berada di bagian depan sebuah kata. Dan umumnya kata yang dimaksud adalah jenis kata benda. Fungsi dari kata depan sediri untuk menentukan hubungan suatu kata. Dan yang termasuk preposisi atau kata depan antara lain adalah di, dari, ke dan lain-lain.

Contoh :

  • Ana sudah hidup di Jakarta selama puluhan tahun lalu.
  • Selama seharian penuh Ida hanya berdiam diri di rumah.
  • Setelah mengunjungi rapat dari Sekolah, ayah segera berangkat ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaanya.
  • Vika adalah siswa pindahan yang berasal dari Yogyakara.
  • Ibu setiap pagi pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
  • Saya sedang pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku pelajaran.

2. Konjungsi [kata hubung]

Konjungsi atau kata hubung merupakan jenis kata yang fungsinya untuk menghubungkan dua satuan bahasa semisal kata dengan kata, klausa dengan klausa, frasa dengan frasa, kalimat dengan kalimat maupun paragraf dengan paragraf. Konjungsi sendiri terbagi menjadi 4, yaitu :

a. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan kata, frasa, klausa, kalimat maupun paragraf yang mempunyai hubungan setara. Beberapa yang termasuk konjungsi koordinatif antara lain adalah serta, dan, atau.

Contoh :

  • Lina dan Tika adalah sahabat karib.
  • Masukkan susu cair serta mentega pada adonan tersebut.
  • Kamu mau beli baju atau celana?

b. Konjungsi korelatif

Konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan, klausa, frasa atau kata yang memiliki tingkatan yang sama, namun terdiri dari dua bagian yang terpisah oleh satu klausa, frasa atau kata yang dihubungkannya. Umumnya kata hubung yang digunakan adalah : baik…maupun, demikian…sehingga, bukan hanya…melainkan juga, dan lain-lain.

Contoh :

  • Baik saya maupun dia tidak menginginkan hal ini terjadi.
  • Bukannya aku tidak suka, tetapi sikapnya begitu memalukan.
  • Ia bukan hanya pintar dalam pelajaran, melainkan juga hebat dalam beberapa cabang olahraga.

c. Konjungsi Antarkalimat

Sesuai namanya, konjungsi ini digunakan sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya. Beberapa kata hubung yang sering digunakan adalah biarpun begitu, akan tetapi, meskipun demikian dan lain-lain.

Contoh :

  • Perbuatan Indri di hadapan keluarganya sangat menjengkelkan. Biarpun begitu suaminya selalu memaafkannya.
  • Sudah beberapa kali percobaan pembuatan kue tart dari ubi jalar itu gagal. Meskipun demikian Kiki tetap akan mencoba membuatnya kembali.
  • Lukisan tersebut agaknya kurang rapi jika di lihat dari dekat. Akan tetapi jika dilihat dari jauh nampak begitu indah.

d. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi Subordinatif merupakan konjungsi yang menjadi penghubung dua atau lebih klausa yang merupakan anak kalimat. Dan konjungsi Subordinatif dibagi menjadi 12 kelompok, yaitu :

  1. Konjungsi subordinatif waktu. Contoh : semenjak, sejak, sewaktu, sedari.
  2. Konjungsi surbodinatif syarat. Contoh : jikalau, jika, kalau, bila.
  3. Konjungsi subordinatif pengandaian. Contoh : seumpama, seandainya.
  4. Konjungsi subordinatif konsesif. Contoh : sekalipun, biarpun.
  5. Konjungsi subordinatif pembandingan. Contoh : seperti, seakan-akan.
  6. Konjungsi subordinatif sebab. Contoh : karena, oleh sebab, sebab.
  7. Konjungsi subordinatif hasil. Contoh : sampai, sehingga.
  8. Konjungsi subordinatif alat. Contoh : tanpa, dengan.
  9. Konjungsi subordinatif cara. Contoh : misal, contoh.
  10. Konjungsi subordinatif komplementasi. Contoh : bahwa.
  11. Konjungsi subordinatif atribut. Contoh : yang.
  12. Konjungsi subordinatif perbandingan. Contoh : lebih … dari, sama … dengan.

3. Artikula [kata sandang]

Artikula atau kata sandang merupakan jenis kata yang mengiringi kata benda atau yang memberikan batasan makna jumlah pada suatu benda atau orang. Kata sandang sendiri tidak memiliki arti yang pasti, namun memiliki fungsi untuk menentukan kata benda dan mensubstansikan suatu kata. Beberapa kata yang termasuk kata sandang adalah itu, yang, si, nya, hang, dang, sang.

Kata sandang ini pun terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

  • Artikula yang menyatakan gelar/sebutan. Contoh : hang, dang, sri, sang.
  • Artikula yang mengacu ke makna koleratif atau makna kelompok. Contoh : para.
  • Artikula yang menominalkan. Contoh : Si budi kecil kuyup menyanyi.

4. Interjeksi [kata seru]

Interjeksi atau kata seru merupakan kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Contoh kata seru dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi 3, yaitu.

  • Kata seru asli, misalnya ah, yah, wah, hai, nah, oh dan lan-lain.
  • Kata seru yang berasal dari kata biasa, maksudnya adalah kata ser yang berasal dari kata benda atau kata lain yang digunakan, misalnya kasihan, masa’. celaka dan lain-lain.
  • Kata seru yang asalnya dari beberapa ungkapan, baik yang merupakan ungkapan Indonesia maupun dari ungkapan asing. Misalnya demi Allah, ya ampun, Insya Allah dan lain-lain.

Contoh :

  • Hai kamu yang ada di dekat jendela, tolong tutup jendela itu!
  • Ah yang benar saja, mana mungkin semua jawabannya salah!
  • Nah itu dia yang membuat Ibu marah padamu!

5. Partikel Penegas

Partikel penegas merupakan kategori kata yang berguna untuk memberi penekanan atau memperkuat intonasi pada kata yang diikuti. Jenis kata penegas ini ada 4 yaitu, kah, lah, pun dan tah.

Contoh :

  • Ibunyalah yang mengerjakan semua tugas rumah, bukan kakak perempuannya.
  • Beginilah kehidupan Sarno setiap harinya, hanya meladang dan beternak itik.
  • Mungkinkan saya lolos pada babak ke 3 ini, mengingat saingan saya begitu berat.
  • Akankah dia datang menemui kekasihnya?
  • Andi pun tidak memaksakan keinginannya untuk bisa ikut liburan bersama teman-temannya.
  • Tak ada satu pun yang tahu jika Lira ternyata sudah menikah dengan Adi sebulan yang lalu.
  • Semestinyatah Ira yang mengerjakan tugas kelompok itu dan bukan Dinda.

Demikian penjelasan singkat tentang jenis-jenis kata tugas dan contohnya dalam bahasa Indoneisa. Semoga bermanfaat.

Kata tugas adalah salah satu jenis kata dalam bahasa Indonesia yang hanya memiliki makna gramatikal “maknanya berubah sesuai konteksnya” dan tidak memiliki makna leksikal “makna tetap” artinya makna dari kata tugas akan menjadi jelas ketika dia dihubungkan dengan kata lain dalam sebuah kalimat, sebagian besar kata tugas bentuknya tetap dan hanya sedikit yang dapat mengalami perubahan bentuk.

Ciri-Ciri Kata Tugas

Adapun ciri-ciri kata tugas yang diantaranya yaitu:

  1. Punya makna gramatikal tapi tidak memiliki makna leksikal.
  2. Biasanya bentuknya tidak berubah.
  3. Artinya akan jelas ketika didampingi oleh kata lain dalam kalimat.

Jenis-Jenis Kata Tugas

Adapun klasifikasi macam-macam jenis kata tugas yang diantaranya yaitu:

1. Kata Depan “Preposisi”

Sebutan lain untuk kata depan ialah preposisi, dalam bahasa latin preposisi berasal dari kata yaitu “prae” dan “ponere”. Prae berarti sebelum sedangkan ponere berarti menempatkan atau tempat. Berarti kata depan merupakan kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat yang diikuti nominal atau pronominal, kata depan ialah kata yang menghubungkan kata benda dengan bagian kalimat. Kata depan umumnya digunakan untuk mengantar sebuah objek penyerta kalimat dan tidak boleh mengantarkan subjek kalimat.

Umumnya kata depan yang dikenal ialah di ke dan dari, kata depan di ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali dalam gabungan kata yang sudah dianggap satu kata seperti kepada  dan dari pada. Beberapa kata depan lainnya ialah dalam antara atas, kepada, akan, terhadap, oleh, dengan, sampai, untuk, dll.

Contoh penggunaannya dalam kalimat yaitu:

  1. Tinggallah bersama saya disini.
  2. Dimana kakakmu?
  3. Ayah sedang dalam perjalanan ke luar kota.

Jika ditinjau dari segi bentuknya, pereposisi dapat menomorfemis atau polimorfemis.

Preposisi monomorfemis adalah preposisi yang terdiri hanya atas satu morfem dan karena itu tidak dapat diperkecil lagi bentuknya. Berikut adalah preposisi dalam bahasa Indonesia beserta beberapa fungsinya.

      Bagi

      Untuk

      Buat              menandai hubungan perutukan

      Guna

      Dari        :  menandai hubungan asal,arah dari suatu tempat,atau mlik

      Dengan   :  menandai hubungan kesetaraan atau car

      Di            : menandai hubungan tempat berada

      Karena    : menandai hubungan sebab

      Sebab : menandai hubungan sebab

      Ke            : menandai hubungan arah menuju suatu tempat

      Oleh    : menandai hubungan pelaku atau yang dianggap pelaku

Preposisi polimorfemis terdiri atas dua macam : [1] yang dibentuk dengan memakai afiks dan [2] yang dibentuk dengan menggabungkan dua kata atau lebih. Contoh untuk [1] adalah selama dan bagaikan, sedangkan untuk [2] adalah selain dari dan  sampai dengan/ke.

  1. Prepposisi polimorfemis dengan afiks

Posisi polimorfemis yang berafiks dibentuk dengan menempelkan afiks pada dasar. Dasar itu dapat merupakan morfem bebas[sama, serta] atau morfem terikat [jelang, kitar].

Contoh :

Bersama        : menandai hubungan kesetaraan

Beserta           : menandai hubungan kesetaraan

Menuju           : menandai hubungan tujuan ke suatuu tempat

Menurut         : menandai hubungan sumber

Sekeliling       : menandai hubungan ruang lungkup geografis

Sekitar            : menandai hubungan ruang lingkup geografis atau waktu

Selama           : menandai hubungan kurun waktu

Sepanjang      : menandai hubungan kurun waktu bentangan lokasi

Mengenaio     : menandai hubungan sasaran atau objektif

Terhadap       : menandai hubungan arah

Bagaikan         : menandai hubungan pemiripan

2. Kata Penghubung “Konjungsi”

Kata penghubung “konjungsi” atau yang juga sering disebut dengan kata sambung ialah kata yang berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dengan kata lainnya “dalam sebuah kalimat” atau satu kalimat dengan kalimat lainnya “dalam sebuah paragraf”. Terdapat banyak jenis kata penghubung dan penggunaannya harus disesuaikan dengan struktur dan maksud yang ingin disampaikan. Secara Umum kata penghubung terbagi dua yaitu:

  • Kata Penghubung Koordinatif

Kata penghubung koordinatif ialah kata penghubung yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata atau kalimat dengan kalimat, dimana kata atau kalimat yang dihubungkannya memiliki kedudukan setara/sederajat, contohnya: dan, serta, atau dll.

  1. Ibu sedang masak dan ayah sedang tidur.
  2. Ia membeli buku, pulpen, pensil serta penggaris.
  3. Saya biasanya pergi dengan sepeda atau angkutan umum.
  • Kata Penghubung Subordunatif

Kata penghubung subordinatif ialah kata penghubung yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata atau kalimat dengan kalimat, dimana kata atau kalimat yang dihubungkannya memiliki kedudukan yang tidak setara/tidak sederajat. Contohnya ketika, sejak, yang, agar, supaya, dll. Contoh penggunaannya:

  1. Saja terjatuh ketika dalam perjalanan.
  2. Ibu selalu memilih sayur yang masih segar.
  3. Kamu harus rajin belajar agar sukses.

Adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, fraa atau klausa ; dan kedua unsur itu memiliki status sintakis yang sama. Konjungsi korelatif terdirir atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.

     Baik ……maupun….[maupun]..

     Tidak hanya….,tetapi [..]juga…

     Demikian [rupa]….sehingga…

     Apa[kah]…atau…

     Entah…entah…

     Jangankan….pun…

Perhatikan contoh berikut ini.

  1. Baik Pak Anwar maupun istrinya tidak suka merokok
  2. Tidak hanya kita harus setuju, tetapi kita juga harus patuh.

Berbeda dengan konjungsi di atas, konjungsi antarkalimat menghubungkan kalimat satu dengan kalimat yang lain. Karena itu, konjungsi macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Berikut contoh penggunaan konjungsi antarkalimat.

  • Biarpun demikian/ begitu sekalipun demikian/ begitu sesungguhpun demikian / begitu walaupun demikian.
  • Meskipun demikian / begitupun kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.
  • Tambahan pula, lagi pula, selain itu.
  • Sesungguhnya, bahwasannya.
  • Malah[an], bahkan.
  • Kecuali itu.
  • Dengan demikian.
  • Oleh karena itu, moleh sebab itu.
  • Sebelum itu.

Cotoh dalam kalimat:

  • Kami tidak sependapat dengan dia. Kami tidak menghalanginya.

Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak menghalanginya.

  • Mereka berbelanja ke Gelodok. Mereka ke saudaranya ke Ancol.

Mereka belanja ke Geldok. Sesudah itu, mereka pergi ke saudaranya di Ancol.

Jika konjungsi antarkalimat menghubungkan dua kalimat dan mellalui suatu kalimat baru, konjungsi antarparagraf pada umunya memulai pada sautu paragraph. Hubungannya dengan paragraph sebelumnya berdasarkan makna yang terkandung pada paragraph sebelum itu. Konjungsi pada kelompok [1] berikut ini masih sering dipaikai, sedangkan yang ada pada kelompok [2] umumnya terdapat pada naskah sastra yang lama.

  • Adapun, akan hal, mengenai, dalam pada itu.
  • Alkisah, arkian, sebermula, syahdan.

Contoh pada kalimat:

  1. Adapun terbongkarnya rahasia bahwa di bawah pohon itu tersimpan harta karun, bermula dari cerita Pak Kisah yang pernah menjadi pembantu raja dan turut menanam harta tersebut beberapa puluh tahun yang lalu.
  2. Akan hal lamarannya menjadi salah seorang guru di Sekolah Dasar Impres Raya ini telah kami bicarakan pada rapat guru minggu lalu.
  3. Syahdan maka pada suatu hari datanglah seorang laki-laki tua yang bungkuk dan sangat mengerikan ke istana raja dan mengemukakan niat untuk melamar putri dari raja tersebut.
  4. Sebermula pada zaman dahulu itu datanglah malapetaka yang dahsyat memusnahkan penduduk daerah ini denga air yang bah ganas, dan setelah itu orang menamai daerah itu “kelenglengen” yang bermakna “tenggelam” atau “terbenam”.

3. Kata Seru “Interjeksi”

Kata seru ialah jenis kata dalam bahasa Indonesia yang digunakan untuk mengungkapkan isi perasaan penulis atau pembicara. Kata seru digunakan untuk menegaskan perasaan tersebut. Perasaan yang dimaksud dapat berupa perasaan marah, sedih, gembira, sakit, kagum, terkejut, dll. Nah dalam penggunaannya kata seru memiliki intonasi yang khas agar dapat menggambarkan perasaan tersebut dengan baik. Contoh kata seru dan penggunaannya yaitu:

  • Aduh, indah sekali pemandangannya “kekaguman”.
  • Gila, dia bisa melakukan gerakan itu saat di udara “kekagetan”.
  • Ayo kita kesana! “Ajakan”.
  • Berengsek kamu, pergi dari sini sekarang! “kemarahan”.
  • Mudah-mudahan hari ini tidak hujan “harapan”
  • Dll.

4. Kata Sandang “Artikula”

Kata sandang atau artikula ialah kata yang tidak mempunyai makna yang digunakan untuk menjelaskan kata benda “nomina” atau kata tertentu, kata sandang dapat digunakan untuk mendampingi kata benda dasar ataupun kata benda turunan atau kata tertentu lainnya. Biasanya kata sandang terletak sebelum kata benda yang dijelaskannya. Contoh kata sandang ialah yang sang, kaum, para, si, dll. Contoh penggunaannya yaitu:

  • Yang Maha Pemaaf pasti akan menerima taubatmu “Yang” sering digunakan untuk menggantikan nama Tuhan”.
  • Sang wartawan tidak takut dengan pemerintah “Sang” sering digunakan untuk penunjuk tunggal.
  • Kaum komunis sangat benci dengan agama “Kaum” digunakan untuk penunjuk jamak.
  • Para mahasiswa dituntun untuk aktif dalam segala kegiatan “Para” digunakan untuk penunjuk jamak terhadap kelompok dengan kesamaan tertentu.

5. Partikel Penegas

Partikel penegas ialah kelas kata dalam bahasa Indonesia yang tidak bisa berdiri sendiri dan harus dikaitkan dengan kata lain dalam penggunaannya, beberapa contoh partikel penegas ialah -kah, -lah, -pun, dll. Contoh penggunaannya yaitu:

  • Apakah kamu sedang sakit ? [-kah sering digunakan dalam kalimat tanya.
  • Menjauhlah, saya sedang tidak ingin diganggu! [-lah sering digunakan dalam kalimat perintah atau kalimat deklarasi.
  • Mereka pun bisa melakukannya [-pun digunakan untuk menegaskan suatu hal.

Demikianlah pembahasan mengenai Contoh Kata Tugas – Pengertian, Ciri dan Jenisnya Lengkap semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.

Baca Juga Artikel Lainnya:

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề