Kata dalam hadits pada soal nomor 6 yang berarti jujur adalah

Menanamkan kejujuran atau siddiq penting dilakukan orang tua kepada anak sejak dini. [Foto: ist]

Kastolani Kamis, 30 September 2021 - 18:48:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Siddiq artinya jujur atau benar. Ciri orang Siddiq adalah selalu berkata benar, tidak pernah berbohong, perbuatannya selaras dengan perkataan dan selalu menempatkan sesuatu dengan adil.

Siddiq merupakan sifat wajib bagi Rasul perlu diketahui Muslim agar bisa mencontoh akhlak maupun perbuatannya yang baik dan terpuji.  Sifat Siddiq juga harus dimiliki tiap Muslim. Sebab, kejujuran akan membawa kebaikan.

Kejujuran itu sudah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam segala aspek kehidupannya baik dalam berdakwah, berdagang, maupun dalam berpolitik. 

Siddiq atau kejujuran dan kebenaran juga dicontohkan sahabat Abu Bakar hingga dijuluki Ash Shiddiq karena membenarkan apa yang dikatakan dan dialami Rasulullah SAW dalam peristiwa Isra Mi'raj.

BACA JUGA:
Bagaimana Cara Nabi Muhammad Berbicara?

Pengertian Siddiq

Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan “as-sidqu” atau “Siddiq” yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. 

Lawan kata ini adalah dusta atau dalam bahasa Arab ”al-kazibu”. Secara istilah, jujur atau as sidqu bermakna [1] kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; [2] kesesuaian antara informasi dan kenyataan; [3] ketegasan dan kemantapan hati; dan [4] sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.

Lebih lengkapnya bahwa Siddiq merupakan hadirnya kekuatan yang dapat melepaskan diri dari dusta kepada Tuhannya, diri sendiri, ataupun orang lain.

Dalil tentang berkata jujur atau benar ini disebutkan dalam Alquran. 

1. Surat Al Ahzab ayat 70

Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. [QS. Al Ahzab ayat 70].

2. Surat At Taubah ayat 119

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.

Hadits tentang kejujuran

Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk berkata jujur. Sebab kejujuran akan membawa kebaikan sebagaimana disebutkan dalam hadits sebagai berikut:

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

"Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta."[HR. Bukhari No. 6094 Versi Fathul Bari] [Muslim No. 4719]

قُلْتُ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ مَا حَفِظْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

Artinya: Aku bertanya kepada Al Hasan bin Ali: Apa yang kau hafal dari Rasulullah Shallallahu`alaihi wa Salam? Ia menjawab: Aku menghafal dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wa Salam: "Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan."[HR. Tirmidzi No. 2442].

Ciri-Ciri Orang Jujur.

Orang yang jujur memiliki ciri sebagai berikut:

1. Berkata benar

2. Tidak suka berbohong

3. Memberikan kesaksian sesuai kenyataan dan adil

4. Tidak pernah ingkar janji

5. Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya

6. Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan 

7. Kesesuaian antara informasi dan kenyataan

8. Ketegasan dan kemantapan hati;

9. Menyukai sesuatu yang baik dan tidak dicampuri kedustaan.

Pembagian Sifat Jujur

Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar [śiddiq] sebagai berikut.

a. Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.

b. Jujur dalam perkataan [lisan], yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.

c. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguhsungguh sehingga perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya. Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran, karena jujur identik dengan kebenaran. 

Manfaat Berkata Jujur

Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanat disebut al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia. 

Dinamakan demikian karena segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya menjadi aman dan terjamin dari segala bentuk gangguan, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain. 

Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan, perusahaan, dan hidup bermasyarakat.
Di antara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil dalam membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji. 

Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayatnya, sehingga ia mendapat gelar al-Amin [orang yang dapat dipercaya atau jujur].

Berikut manfaat berkata jujur:

1. Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridaan Allah Swt. Kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan faktor terkuat yang mendorong seseorang berbuat kemunkarandan menjerumuskannya ke jurang neraka.

2. Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagian, serta ketenteraman, harus dimiliki oleh setiap muslim. Bahkan, seorang muslim wajib pula menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak-anaknya sejak dini hingga pada akhirnya mereka menjadi generasi yang meraih sukses dalam mengarungi kehidupan. 

3. Balasan orang jujur tidak lain adalah surga.

Rasulullah SAW telah bersabda:

"إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ، كَمَا تَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ فِي الْأُفُقِ مِنَ الْمَشْرِقِ أَوِ الْمَغْرِبِ، لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ". قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، تِلْكَ مَنَازِلُ الْأَنْبِيَاءِ لَا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ؟ قَالَ: "بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ".

Artinya: Sesungguhnya ahli surga benar-benar memandangi para penghuni guraf [gedung] jyawg ada di atas mereka sebagaimana kamu memandangi bintang yang gemerlapan di ufuk timur atau ufuk barat, karena adanya perbedaan keutamaan di antara mereka [ahli surga]. Abu Sa'id Al-Khudri berkata, "Wahai Rasulullah, itu pasti kedudukan para nabi yang tidak dapat dicapai selain oleh mereka." Rasululah Saw. menjawab: Benar, dan demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, dan juga orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan rasul-Nya.

Wallahu A'lam

Sumber: 
- Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti [Kemendikbud: Nelty Khairiyah dan Endi Suhendi Zen]
- Tafsir Ibnu Katsir


Editor : Kastolani Marzuki

​ ​ ​

Kejujuran diwujudkan melalui sikap mental, perbuatan dan perkataan

Jumat , 05 Jul 2019, 16:48 WIB

Antara/Regina Safri

Kejujuran [ilustrasi]

Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: A Ilyas Ismail

Para dai dan orang bijak selalu menasihati kita agar selalu bersikap jujur. Nasihat ini terasa amat penting, bukan saja karena kita sering tidak jujur dalam bekerja dan bertutur kata, tetapi juga karena kejujuran itu sendiri merupakan salah satu ajaran Islam yang akan mengantar kita meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Baca Juga

  • Akhlak Kasih Sayang
  • Akhlak yang Agung
  • Akhlak Jual Beli

Dalam Alquran disebutkan bahwa orang-orang yang jujur akan memperoleh nikmat besar dan akan dijamu oleh Allah swt bersama para nabi, syuhada, dan orang-orang saleh [An-Nisa': 69]. Untuk itu, Allah swt menyuruh kita agar selalu bersama orang-orang yang jujur itu [At-Taubah: 119].Sikap jujur atau disebut juga sikap yang benar [al-shidq], menurut Ibn al-Qayyim al-Jauziah, melibatkan tiga aspek dalam diri kita, yaitu perkataan [aqwal], perbuatan [af'al], dan sikap mental [ahwal]. Setiap aspek di atas memiliki ukuran dan kriterianya sendiri.Dalam kaitan ini, jujur atau benar dalam perkataan berarti adanya persesuaian perkataan dengan hati nurani dan dengan kenyataan atau realita. Jujur dalam bekerja dan berbuat berarti koherensi dan konsistensi antara perbuatan dan perintah Allah swt serta Sunnah Rasul. Adapun jujur dalam sikap mental berarti komitmen dan kesetiaan seorang dalam bekerja dan beribadah kepada Allah swt. [Kitab Madarij al-Salikin, 2/270].

Kejujuran seorang, lanjut Ibn al-Qayyim, harus dilihat dari intensitas dan kesungguhan orang yang bersangkutan dalam menjaga dan memelihara ketiga aspek di atas.

Hanya karena kesungguhannya dalam menjaga ketiganya, maka Nabi Ibrahim a.s., kata Ibn al-Qayyim, disebut dan diabadikan oleh Allah swt dalam Alquran sebagai yang siddiq. Begitu pula Nabi Idris a.s. [Maryam: 56].

Dari penjelasan di atas, nyatalah bahwa perkataan Arab as-shidq, tak hanya berarti jujur, tapi juga berarti benar, sungguh-sungguh, konsisten, teguh, dan tepat. Dalam Alquran, selain disebutkan ada perkataan yang benar [lisan al-shidq], juga disebutkan beberapa hal lain yang diberi atribut serupa [al-sidq].

Misalnya, jalan keluar dan jalan masuk yang benar [makhraj al-shidg dan madzkhal al-shidq], langkah atau sepak terjang yang benar dan tepat [qadam al-shidq], dan tempat duduk atau kediaman yang benar dan sejati [maq'ad al-shidq].Yang dimaksud jalan keluar dan jalan masuk yang benar adalah komitmen seorang untuk selalu berjuang di jalan Allah, seperti keluarnya [hijrahnya] Nabi Muhammad saw dari Mekah menuju Medinah. Sedang maksud langkah dan sepak terjang yang tepat adalah kerja dan amal saleh. Sementara yang dimaksud dengan tempat duduk atau kediaman yang benar dan sejati adalah sorga.

Ini semua memberi gambaran kepada kita bahwa ada korelasi positif antara komitmen yang benar dan perilaku yang benar dengan kesuksesan dan kebahagiaan seorang. Inilah sesungguhnya makna dari sabda Nabi dalam hadis shahih [Bukhari Muslim] yang menyatakan bahwa kejujuran atau kebenaran [al-shidq] akan membawa manusia kepada kebajikan, sedang kebajikan akan mengantar dan menuntunnya menuju sorga.

  • kejujuran
  • jujur
  • akhlak
  • hikmah

sumber : Pusat Data Republika

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề