Kita sering mendengar apa yang diajarkan oleh Yesus yaitu untuk turut serta dalam mewartakan Kabar Gembira?

  • Seseorang yang terpilih menjadi utusan biasanya akan muncul perasaan bangga, perasaan dihargai atau dihormati, tetapi ada juga kemungkinan seseorang menolak karena merasa berat, merasa tidak mampu, merasa tidak percaya diri takut akan gagal dan sebagainya. 
  • Dari pihak yang mengutus, dalam menetapkan utusan tentu saja sudah memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya: karena sudah mengenal pribadi dan kemampuan orang yang diutusnya sehingga orang yang mengutusnya menaruh kepercayaan yang besar terhadap orang yang diutusnya. 
  • Dari pihak orang yang diutusnya, ia mau menerima tugasnya karena ia memiliki keyakinan bahwa orang yang mengutusnya akan selalu membantu, mendampingi dan menjamin dirinya ketika dia melaksanakan tugas tersebut.
  • Sebagai murid Tuhan Yesus, kita mendapat tugas perutusan mewartakan Kabar Gembira tentang datangnya Kerajaan Allah. Datangnya Kerajaan Allah berarti datangnya kedamaian, kerukunan, persaudaraan, keadilan, dan cinta kasih. 
  • Yesus menghendaki agar kabar gembira keselamatan yang dibawa-Nya dapat diketahui oleh semua orang. Meskipun Ia dapat melakukan sendiri, Yesus tidak mau bekerja sendirian dalam mewartakan Kerajaan Allah, karena pewartaan Kerajaan Allah menjadi tanggung jawab bersama, maka Ia mengutus para murid-Nya, “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” [Yoh 20:21b]. Sabda Yesus ini berarti bahwa sabda dan tindakan Yesus harus dilanjutkan oleh para murid-Nya, yakni semua orang yang mengikuti Yesus, termasuk kita.
  • Para rasul, sebagai murid-murid Yesus, melaksanakan dengan tekun tugas perutusan dari Yesus itu. Di mana-mana mereka mewartakan datangnya Kerajaan Allah. “Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.” [Mrk 16:20]. Berkat penyertaan Roh Kudus, pewartaan mereka diterima dengan hati terbuka oleh mereka yang mendengarkan. Dan Paulus melaksanakan tugas ini dengan penuh semangat. Keyakinannya diungkapkan dengan sangat tegas, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil!” [1Kor 9:16].
  • Jika dikatakan bahwa datangnya Kerajaan Allah berarti pengakhiran kemiskinan dan penghapusan kemalangan, hal itu merupakan suatu perjuangan tanpa henti dan di manapun oleh seluruh murid Yesus. Suatu perjuangan baik dengan kata maupun perbuatan, yang mengupayakan keselamatan bagi semua orang. Seperti tampak dalam perintah Yesus, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” [Mat 28:19-20]. 
  • Siapa pun yang mengikuti Yesus, dipanggil untuk menghadirkan keselamatan di mana mereka tinggal, dan di tempat mereka bekerja. Karena masing-masing dibekali dengan karunia-karunia untuk menjadi saksi dan sarana keselamatan. Seperti dikatakan Paulus,“Kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.” [Ef 4:7].
  • “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.” [Luk 10:3]. Begitulah peringatan Yesus kepada kita, para murid-Nya. Tugas perutusan yang kita terima dari Yesus mengandung resiko besar, akan banyak tantangan dan hambatan baik dari dalam diri kita sendiri maupun dari luar diri kita. Namun Yesus memberi jaminan bahwa Ia selalu menyertai kita, artinya Ia akan selalu menjaga dan menolong kita. Yesus juga memperingatkan kita supaya “jangan takut” [bdk Mat 10:28].
  • Apa makna tugas perutusan murid Yesus?
    Kita menerima tugas perutusan sebagai murid Yesus berarti:
  1. pertama-tama kita dipanggil untuk ambil bagian dalam tugas perutusan Yesus dari Allah, Bapa-Nya. Yaitu mewartakan Injil tentang datangnya Kerajaan Allah dengan kata dan perbuatan. 
  2. Kedua, Mewartakan Kerajaan Allah berarti mengupayakan terciptanya kedamaian, kerukunan, persaudaraan, keadilan, cinta kasih di mana pun kita berada. Betapa pun kecilnya peran kita, kita melaksanakannya sesuai dengan kasih karunia yang kita terima dari Tuhan, yaitu sesuai dengan talenta yang kita miliki. 
  3. Ketiga, dalam melaksanakan tugas perutusan kita, kita sadar akan tantangan dan hambatan yang akan kita jumpai, namun karena Tuhan selalu meyertai kita, kita tidak perlu takut. Dan justru di situlah akan kita ketahui seberapa besar nilai dan kualitas diri kita.
  • Berkat Sakramen Baptis, kita diangkat sebagai murid-murid Yesus dan diangkat sebagai anak-anak Allah dan berkat Sakramen Penguatan, kita dikaruniai Roh Kudus, daya kehidupan Ilahi untuk menjadi saksi-saksi Kristus yaitu mewartakan Injil, kabar baik keselamatan kepada semua orang dimanapun kita berada. Itulah tugas kita. 
  • Kemudian, bagaimana kita mewujudkan tugas perutusan itu?
    Ada berbagai macam cara yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan tugas kita sebagai murid Kristus dalam hidup sehari-hari, misalnya kita dapat aktif di Lingkungan/Paroki, menjadi misdinar [putra altar], anggota koor, dirigen, lektor, pemazmur, aktif mengikuti pendalaman Kitab Suci dalam bulan Kitab Suci Nasional, aktif mengikuti pendalaman iman pada masa Adven dan Prapaska. Kita juga dapat menjadi pendamping Sekolah Minggu atau Bina Iman di sekolah, terlibat secara aktif dalam karya pelayanan sosial [mengunjungi panti asuhan atau panti wreda; mengumpulkan dana/barang untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung, mengunjungi teman yang sakit, membimbing teman yang kurang mampu dalam memahami materi pelajaran dan lain sebagainya], berani menolak dengan tegas hal-hal yang bisa merusak kehidupan, misalnya narkoba, pornografi, tawuran, dan sebagainya. Selanjutnya dengan bijaksana dapat mempengaruhi teman yang suka berbuat tidak baik, yang membahayakan kehidupan, agar mereka itu merubah dirinya menjadi baik dan mencintai kehidupan ini.
  • Pada intinya, kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat dapat menjadi berkat orang lain, sehingga kehadiran kita menjadi tanda kehadiran Kristus yang menyelamatkan.

Catatan penting Buku Guru Kelas 8 SMP  K13

Dukung website ini dengan subscribe channel YouTube Aendy Da Saint:

  • Para siswa mungkin menyaksikan bahwa cukup berat untuk hidup sesuai dengan hati nurani, dengan berperilaku adil dan jujur.
  • Berbagai peristiwa menunjukkan bahwa terdapat upaya-upaya untuk menutupi perilaku tidak jujur dan tidak adil dengan cara- cara yang kejam.
  • Di lain pihak, mereka pun dapat menemukan nilai-nilai keadilan dan kejujuran yang ditampilkan oleh banyak tokoh, pemimpin serta orang-orang yang tetap bertahan untuk bersikap sesuai dengan hati nuraninya.
  • Bahkan, masyarakat pada umumnya merindukan tokoh-tokoh yang bersikap jujur, adil dan bijaksana sebagai pemimpin di tengah masyarakat.
  • Sebagaimana telah ditekankan oleh Firman Tuhan di dalam dekalog atau Sepuluh Perintah Allah [keluaran 20:15-17], juga ditegaskan oleh ajaran Yesus pada Matius 5:33-37 dan Matius 20:1-16 bahwa Allah menghendaki terjadinya keadilan dan kejujuran, karena hal itu sungguh memberikan suasana kehidupan bersama yang nyaman dan harmonis.
  • Sebaliknya, sejarah Israel menunjukkan bahwa akibat dari perilaku tidak jujur dan tidak adil, berakibat menyengsarakan rakyat hingga ke pembuangan.
  • Akar permasalahan dari perilaku tidak jujur dan tidak adil adalah keinginan dan keserakahan. Bahkan perilaku tidak adil dan tidak jujur mengakibatkan sendi-sendi kehidupan di dalam masyarakat menjadi goyah, karena hilangnya sikap tidak percaya dan curiga satu dengan yang lain.
  • Lebih jauh dari semua itu, perilaku tidak jujur dan tidak adil kerap berakibat perilaku lainnya yang tidak mencerminkan nilai-nilai luhur manusia. Misalnya untuk menutupi perilaku korupsi, tidak jujur dan tidak adil, seseorang sampai hati menculik, mengintimidasi dan membunuh orang lain.
  • Yesus mengajarkan bahwa kejujuran adalah sikap hati yang tegas. Jujur adalah mengatakan sesuai dengan sebenarnya. Jika ya katakan ya, dan jika tidak katakan tidak [Matius 5:37].
  • Yesus menghendaki kita untuk bersikap jujur, karena sikap jujur selain sesuai dengan hati nurani, sesuai dengan kebenaran, sikap jujur juga berguna untuk membangun sendi-sendi kepercayaan di dalam kehidupan bersama. Perilaku tidak jujur akan mengakibatkan kerugian serta ketidakadilan. Mereka yang benar diperlakukan salah, sedangkan yang bersalah seolah diperlakukan sebagai orang benar.
  • Menurut Matius 20:1-16, keadilan adalah sikap memberikan kepada orang lain sesuai dengan haknya. Keadilan adalah kesesuaian antara hak dan kewajiban. Keadilan adalah wujud dari kebaikan dan cinta Allah.
  • Keadilan yang hendak ditekankan oleh Yesus adalah keadilan sebagai wujud kebaikan dan kasih Allah. Keadilan bukan hanya berarti keseimbangan. Lebih jauh dari itu, keadilan terkait dengan kesanggupan setiap pribadi. Misalnya, guru tidak dapat dikatakan adil jika memberikan nilai yang sama kepada semua siswa. Sekolah tidak dapat dikatakan tidak adil, jika memberlakukan uang sekolah yang sama kepada semua siswa.

Ringkasan Buku Guru Kelas 6 K13

Mau mendengarkan inspirasi renungan harian dengan pendekatan pribadi? Kunjungi dan subscribe kanal YouTube Risalah Immanuel Upload setiap hari jam 6 sore WITA!

  • Gereja mendapat tiga tugas dari Yesus Kristus untuk diemban sepanjang masa sampai akhir zaman. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:
    1] Tugas Mewartakan
    Sebelum naik ke surga, Yesus telah berpesan kepada para murid untuk pergi mewartakan kabar gembira ke seluruh dunia [Markus 16:15]. Mereka tidak perlu takut, Yesus menyertai mereka. Pesan itu tetap berlaku bagi murid-murid Yesus di zaman sekarang ini, yakni mereka semua yang telah dipermandikan. Pewartaan adalah tugas utama Gereja. Bukan pewartaan dengan kata-kata tetapi lebih-lebih dengan kesaksian hidup dan dialog. Tujuan dari tugas pewartaan ialah agar Yesus dan ajaran-Nya diterima dan diimani oleh semua orang. Orang yang percaya akan memperoleh keselamatan. 2] Tugas Menguduskan Sudah sejak awal sejarah Gereja, umat Kristen biasa menjalankan perayaan iman. Perayaan iman ini bukan sekadar perayaan ibadat saja, tetapi juga menghasilkan buah nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kisah para rasul menceritakan bahwa umat Kristen pertama menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Cara hidup yang demikian membuat mereka disukai semua orang sehingga tiap-tiap hari umat bertambah jumlahnya. Gereja pada masa kini juga tetap bertugas untuk merayakan perayaan-perayaan iman itu supaya umat dan masyarakat menjadi lebih baik, lebih kudus, dan terselamatkan. Salah satu tugas pokok Gereja adalah menguduskan tugas imamat! 3] Tugas Melayani [atau Menggembalakan]

    Tugas melayani ditunjukkan oleh Yesus dengan membasuh kaki para murid-Nya. Yesus menghendaki agar tugas itu dijalankan terus oleh para murid-Nya. Yesus selalu melayani orang yang membutuhkan. Ia menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mengampuni orang berdosa, dan memberi makan kepada orang yang kelaparan. Yesus adalah tuan segala tuan tetapi bersikap rendah hati dan siap melayani. Pelayanan yang telah dijalankan oleh Yesus menjadi tugas dan panggilan Gereja. Gereja sungguh-sungguh menjadi warta gembira bila Gereja menampakkan pelayanan dalam kehidupannya. Semua anggota Gereja dipanggil untuk tugas pelayanan, termasuk kita yang kini tengah belajar.

  • Sebagaimana Kristus mengemban tugas sebagai nabi, imam dan Raja, demikian pula Gereja sebagai persekutuan umat beriman kepada Kristus, memiliki tiga tugas pokok, yaitu tugas pewartaan, pengudusan, dan penggembalaan. Keseluruhan tugas tersebut disebut sebagai karya pelayanan Gereja. Karya pelayanan Gereja tersebut, tercermin pada ketiga tugas Kristus, yaitu sebagai pewarta, pengudus dan raja.
  • Tujuan dari karya pewartaan adalah agar Kristus semakin dikenal dan diimani dengan segenap hati oleh semua orang. Kristus hendaknya diwartakan oleh umat Kristen melalui perkataan dan perbuatan. Perkataan, sikap, dan tingkah laku orang beriman hendaknya memancarkan kebaikan Allah.
  • Selain tugas mewartakan, Gereja juga mempunyai tugas untuk menguduskan. Tugas ini dijalankan melalui perayaan-perayaan ibadat yang juga merupakan perayaan iman. Dalam perayaan iman umat berkumpul untuk ibadat, maka tindakan itu selalu berhubungan dengan iman. Dalam ibadat kita menyatakan iman, perasaan syukur, permohonan, dan pertobatan. Perayaan Ekaristi Kudus merupakan salah satu perayaan iman yang penting bagi orang Katolik. Selain perayaan-perayaan sakramen, juga ada perayaan sakramentali, yakni bentuk perayaan yang dilakukan umat dengan tujuan tertentu, misalnya: pemberkatan rumah, pemberkatan benih, dan lain-lain. Di samping itu, juga ada ibadat sabda, sharing Kitab Suci, ziarah, dan sebagainya. Tugas pengudusan ini dilaksanakan sejak masa hidup umat purba dahulu [Kisah Para Rasul 2: 41-47].
  • Tugas Gereja yang ketiga adalah menggembalakan umat Allah atau memimpin dan melayani umat. Yesus Kristus adalah dasar dari seluruh penggembalaan atau pelayanan dalam Gereja. Ia menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi makan orang lapar, dan mengampuni orang berdosa yang bertobat. Pelayanan dijalankan oleh Yesus dengan penuh pengabdian, pengorbanan, dan kerendahan hati seperti diwujudkan dalam pembasuhan kaki para murid [Yohanes 13: 4-17]. Tugas penggembalaan ini adalah tugas semua orang Kristen yang dijalankan sesuai dengan fungsi dan status setiap orang. Tugas pelayanan bertujuan agar kehidupan semua manusia utuh dan masuk persekutuan hidup dengan Allah.
  • Karya pelayanan Gereja atau tiga tugas Gereja tersebut di atas perlu dipahami oleh anak-anak. Untuk memahami tugas-tugas Gereja tersebut, anak-anak diharapkan bisa berpartisipasi dan melibatkan diri dalam tugas-tugas kegerejaan, misalnya misdinar, pendalaman Kitab Suci, doa-doa bersama di lingkungan, dan sebagainya.
  • Yesus memanggil murid-murid-Nya, untuk melanjutkan karya dan tugas Yesus di dunia. Sebagai murid-murid-Nya, Gereja menjalankan karya pelayanan, sebagai bentuk keterlibatan Gereja di dalam tritugas Kristus.
  • Dewasa ini, Gereja melaksanakan karya pewartaan melalui kegiatan pengajaran dan pendampingan iman, seperti les katekumen, les komuni pertama, persiapan krisma, sarasehan lingkungan, dan lain-lain.
  • Karya pengudusan dilaksanakan Gereja, melalui kegiatan liturgis, perayaan sakramen serta doa atau peribadatan.
  • Sedangkan karya penggembalaan, diupayakan Gereja dengan membentuk wadah-wadah atau organisasi-organisasi, baik yang bersifat sosial maupun gerejani.
  • Di samping itu, Gereja terpanggil untuk melaksanakan karya pelayanan Gereja, melalui kegiatan sosial kemanusiaan dan amal kasih.Ringkasan Buku Guru Kelas 6 K13Mau mendengarkan inspirasi renungan harian dengan pendekatan pribadi? Kunjungi dan subscribe kanal YouTube Risalah Immanuel

    Upload setiap hari jam 6 sore WITA!

  • Inti Pewartaan Yesus adalah membangun Kerajaan Allah. “Waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat” [Markus 1:15].
  • Kerajaan Allah adalah suasana dan saat dimana Allah datang dan memerintah sebagai Raja.
  • Pewartaan Kerajaan Allah, adalah pewartaan mengenai kerahiman dan kepedulian Allah untuk menyelamatkan manusia. Suasana kedekatan, keakraban dan kesetiakawanan Allah dengan manusia itulah yang hendak dibangun oleh Yesus melalui karya pewartaan-Nya.
  • Pewartaan Kerajaan Allah akan semakin dipahami melalui pengajaran Yesus, yang menggunakan banyak perumpamaan, mukjizat serta seluruh hidup-Nya.
  • Di dalam doa yang diajarkan-Nya, Yesus menyapa Allah sebagai Bapa; Ia mengucapkan sabda bahagia, Ia dekat dengan orang-orang berdosa, miskin dan tak berdaya. Semuanya dilakukan oleh Yesus, agar para murid memahami arti Kerajaan Allah sebagai pokok pewartaan-Nya.
  • Jika dikatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, hal itu memberikan gambaran bahwa suasana Allah yang memerintah sebagai raja telah mulai terwujud, sekaligus memerlukan proses untuk menggenapinya. Dalam hal ini, Yesus memanggil para murid-Nya, untuk membantu karya-Nya menjalankan tugas perutusan. Hal itu dilanjutkan oleh Gereja sebagai kumpulan umat beriman, sebagai penerus para murid pertama, yang dibangun oleh Yesus sebagai tempat persemaian bagi terwujudnya Kerajaan Allah. Gereja turut serta di dalam karya atau misi Kristus, yaitu mewartakan Kerajaan Allah.
  • Keikutsertaan Gereja di dalam mewartakan Kerajaan Allah tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada tugas Kristus sendiri sebagai Imam, Nabi, dan Raja.
  • Partisipasi dalam karya Kristus sebagai Nabi, dijalankan Gereja dengan mengajar dan kesaksian.
  • Karya Imamat dilaksanakan melalui pengudusan, yaitu kegiatan liturgis dan sakramental.
  • Sedangkan karya Rajawi, dijalankan oleh Gereja melalui upaya untuk membentuk komunitas di dalam persekutuan dan pelayanan.
  • Itulah sebabnya, Gereja terpanggil untuk menyuarakan nilai-nilai Kerajaan Allah, baik cinta kasih, persaudaraan, keadilan, pertobatan serta pengampunan. Melalui berbagai kegiatan serta gerakan itulah, gereja mewartakan Kerajaan Allah, yaitu turut serta di dalam Karya dan Misi Kristus.
  • Tugas perutusan utama yang diemban Yesus di dunia ini, adalah membangun suasana yang bahagia, penuh sukacita dan kegembiraan. Suasana inilah yang menjadi suasana Kerajaan Allah, yang diwartakan dan diperjuangkan oleh Yesus.
  • Suasana bahagia dan sukacita Kerajaan Allah tersebut ditujukan bagi: orang yang miskin di hadapan Allah, orang yang berdukacita, orang yang lemah lembut, orang yang lapar dan haus akan kebenaran, orang yang murah hatinya, orang yang suci hatinya, orang yang membawa damai, orang yang dicela dan dianiaya, orang yang kepadanya difitnahkan segala yang jahat, dan orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran.
  • Perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang tersebut di atas, akan menjadi terang yang bercahaya. Dan dari terang itulah, nama Allah dimuliakan. Memuliakan nama Allah, artinya memandang dan memuji Allah yang bertahta sebagai Raja. Dalam hal ini, Kerajaan Allah adalah suasana bahagia bagi orang-orang yang dengan segala perbuatan baik, memuliakan nama Tuhan dan memandang Tuhan sebagai Raja.
  • Tugas Yesus adalah menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang, membebaskan orang-orang yang tertindas, dan penglihatan bagi orang-orang buta.
  • Tugas Yesus menyembuhkan orang-orang sakit, diteruskan oleh Gereja dengan berusaha melayani mereka yang sakit dengan mendirikan balai pengobatan dan rumah sakit.
  • Tugas Yesus membantu orang-orang buta, bisu dan tuli, diteruskan oleh Gereja dengan membangun sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan.

Ringkasan Buku Guru K13

Mau mendengarkan inspirasi renungan harian dengan pendekatan pribadi? Kunjungi dan subscribe kanal YouTube Risalah Immanuel? Upload setiap hari jam 6 sore WITA!

  • Di dalam rumusan syahadat iman Katolik [credo], ditegaskan bahwa sebagai umat beriman, kita pun percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus serta persekutuan para kudus.
  • Istilah “Persekutuan para kudus” [communion sanctorum] baru dimasukkan ke dalam rumusan syahadat pendek pada abad IV.
  • Rumusan tersebut dapat dipahami sebagai keadaan, tetapi terutama harus dipahami sebagai sebuah proses keterlibatan Gereja terhadap hal-hal yang kudus.
  • Imanlah yang dijadikan dasar persekutuan, adalah iman akan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Itulah sebabnya, Gereja disebut sebagai tubuh Kristus.
  • Para kudus adalah orang-orang beriman yang telah memperoleh kehidupan kekal di surga, sebagaimana dijamin oleh Yesus melalui sabda-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman” [Yohanes 6:53].
  • Di dalam persekutuan, semua anggota Gereja mampu menjalin persaudaraan dan berkomunikasi satu dengan yang lain, sehingga menjadi sehati dan sejiwa. Sifat sehati sejiwa bagi kaum beriman menyiratkan kesatuan, baik kesatuan di dalam Gereja yang masih mengembara di dunia, maupun dengan anggota Gereja yang menderita di dalam api penyucian serta Gereja yang mulia dalam kemuliaan surgawi.
  • Persekutuan Gereja, diikat oleh tubuh dan darah Kristus, yaitu kesediaan untuk melakukan kehandak Allah, sebagai makanan utama umat beriman. Dengan demikian, persekutuan para kudus bukan hanya sesuatu yang bersifat fisik atau lahiriah, tetapi juga yang bersifat rohani, yaitu persekutuan dengan anggota-anggota Gereja yang telah meninggalkan dunia ini.
  • Iman dan keyakinan terhadap persekutuan para kudus, merupakan ungkapan iman Gereja untuk dapat menikmati kesatuan seluruh umat beriman kepada Kristus, di dalam Roh Kudus.
  • Dalam tradisi Gereja Katolik, terdapat istilah santo, santa, beato, beata. Istilah tersebut merupakan penghormatan kepada orang-orang tersebut karena kesucian imannya, jasa serta pengorbanannya. Semua istilah tersebut berarti yang disucikan.
  • Santo Stefanus adalah martir pertama. Martir artinya orang yang wafat karena mempertahankan imannya akan Kristus. Karena iman, kesucian serta pengorbanannya kepada Kristus dan Gereja, ia diberi gelar santo.
  • Rumusan syahadat menegaskan bahwa kita mengimani persekutuan para kudus. Persekutuan para kudus adalah himpunan orang-orang yang semasa hidupnya menunjukkan nilai-nilai iman, kesucian dan menyerahkan seluruh hidupnya untuk kemuliaan Allah. Meskipun mereka telah wafat, iman akan Kristus yang satu menjadi tali pengikat persekutuan dengan Gereja yang masih berziarah di bumi.
  • Kisah Santo Stefanus juga menunjukkan sifat kudus Gereja, yang berarti bahwa bukan hanya mereka yang masih mengembara di dunia, melainkan mereka yang telah berada di dalam surga, karena kekudusan yang telah mereka perjuangkan selama masa hidup di dunia, sekaligus karena kasih Kristus.
  • Tradisi dan Ajaran Gereja Katolik tentang Persekutuan Para Kudus:
    Doa-Doa atau Perayaan Ekaristi
    Gereja Katolik mengimani ikatan dengan para kudus di surga. Hal itu tampak di dalam beberapa doa atau bagian ekaristi, misalnya: litani orang kudus, syahadat para rasul dan doa syukur agung.
    Hari-Hari Khusus Pada tanggal 1 dan 2 Nopember Gereja Katolik memperingati arwah umat beriman dan para kudus. Terdapat hari-hari di dalam rentang sepanjang tahun, Gereja Katolik memperingati para kudus yaitu Santo dan Santa. Misalnya 4 Nopember [Santo Carolus Boromeus], 13 Juni [Santo Antonius dari Padua], 7 April [Santo Yohanes Pembaptis de la Salle], dan sebagainya.

    Nama Baptis/Nama Pelindung


    Ketika menerima baptisan, setiap orang memilih nama baptis, yang diambil dari nama santo-santa atau para kudus, sebagai penghormatan sekaligus keteladanan terhadap semangat yang telah ditunjukkan oleh mereka. Selain sebagai penghormatan, melalui doa dan perayaan ekaristi, Gereja menyampaikan permohonan kepada Tuhan melalui para kudus.

Ringkasan Buku Guru K13 Kelas 6 SD

Mau mendengarkan inspirasi renungan harian dengan pendekatan pribadi? Kunjungi dan subscribe kanal YouTube Risalah Immanuel

Upload setiap hari jam 6 sore WITA!

  • Menginjak usia remaja, anak kelas VI biasanya sudah memiliki tokoh idola. Tokoh-tokoh tertentu menjadi idola karena tokoh tersebut memiliki sesuatu yang menonjol, yang membuat mereka terkenal. Mereka menjadi idola karena kemampuan bernyanyi, dance, acting, atau karena cantik/tampan.
  • Tuhan Yesus sudah sepantasnya menjadi tokoh idola sejati dan utama bagi anak-anak Katolik di seluruh dunia!
  • Jika beberapa tokoh idola sekarang ini dapat membawa pengaruh buruk, maka Tuhan Yesus adalah inspirasi bagi segala kebaikan!
  • Tuhan Yesus membawa pada diri-Nya segala sesuatu yang baik, yang seharusnya diikuti oleh semua orang yang percaya pada-Nya.
  • Segala sesuatu tentang Tuhan Yesus itu mengagumkan. Seluruh perkataan dan perbuatan-Nya membuat orang-orang yang menyaksikan-Nya memberi berbagai gelar kepada-Nya, seperti: Mesias, Anak Allah, Putera Daud, Emanuel, Guru, Anak Manusia, Anak Domba, Sang Penebus, dan sebagainya. Gelar-gelar Yesus itu mencerminkan kepribadian-Nya yang dialami banyak orang: Kepribadian Yesus yang mewartakan Kerajaan Allah.
  • Kerajaan Allah terjadi jika Allah bertahta sebagai Raja di dalam kehidupan semua orang. Kita semua dituntut untuk mendengarkan ajaran-Nya serta taat pada kehendak Allah.
  • Di dalam kehidupan-Nya, Yesus bukan hanya menyampaikan ajaran tentang Kerajaan Allah, tetapi Yesus sendiri mewujudkannya di dalam tindakan dan perbuatan nyata. Seluruh pribadi Yesus, baik kata-kata, sikap maupun perbuatan-Nya, mencerminkan Kerajaan Allah.
  • Yesus taat kepada Allah Bapa, bahkan sampai mati disalib. Semuanya Ia jalani, karena Ia taat kepada Allah Bapa dan demi kemuliaan Allah sebagai Raja.
  • Kata-kata, sikap serta perbuatan Yesus sungguh mengagumkan. Kita semua percaya kepada-Nya, mengagumi dan mengidolakan-Nya. Dengan meneladani pribadi Yesus, kita mewartakan Kerajaan Allah.
  • Totalitas pewartaan dan perwujudan Kerajaan Allah tampak ketika Yesus berdoa di taman Getsemani: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki” [Lukas 22:42]. Doa Yesus yang mengungkapkan janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki, merupakan ungkapan ketaatan Yesus pada kehendak Bapa. Tidak hanya dalam doa, akhirnya Yesus melaksanakan doa itu dalam kematian-Nya di salib. Dengan demikian kematian Yesus menampakkan seluruh kepribadian Yesus yang taat pada Allah. Kematian Yesus merupakan tanda Agung akan kehadiran Kerajaan Allah.
  • Apakah Allah menghendaki kesengsaraan? Tidak, karena tiga hari setelah wafatnya Yesus dibangkitkan. Yesus mulia dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Taat Pada Allah akan membawa kemuliaan dan sukacita. Bukan saja setelah meninggal, melainkan dari sekarang, sebagaiman telah dialami oleh banyak orang di sekitar Yesus, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, orang bisu berbicara, orang tuli mendengar, orang kelaparan mendapat makan, dan sebagainya.
  • Yesus diberi gelar Mesias. Mesias itu berarti “Yang Diurapi”. Kata Mesias ini dipakai untuk menerjemahkan kata Yunani “Christos” dalam Injil yang ditulis dalam bahasa Yunani. Dalam bahasa Indonesia, Christos ini menjadi Kristus. Setiap kali kita menyebut ‘Yesus Kristus’, itu berarti kita menyebut dan mengakui Tuhan Yesus yang ‘terurapi’, Sang Raja, Yang Dipilih Allah untuk membebaskan dunia dari dosa.  Hal ini dilihat dan dialami sendiri oleh orang-orang pada zaman Yesus ketika Dia dengan konsisten sering mengatakan, “Dosamu sudah diampuni!” [Matius 9:2, Markus 2:5, Lukas 5:20]. Saat perjamuan terakhir, saat Dia mewariskan Ekaristi, Dia pun memberikan darah-Nya untuk pengampunan dosa [Matius 26:28]. Selain pembebasan dari dosa, mereka juga merasakan pengalaman pembebasan dari kekangan-kekangan lain karena perbuatan dan kata-kata Yesus dialami sebagai yang membebaskan orang dari berbagai hal yang membatasi, misalnya: batasan mengenai najis dan tidak najis, hari sabat, batasan dari penyakit.
  • Dalam hal najis tidak najis Yesus mengajarkan bahwa yang menajiskan itu bukan yang masuk ke mulut melainkan yang keluar dari mulut, padahal saat itu paham tentang najis itu berkaitan dengan makanan yang masuk ke mulut. Yesus menyembuhkan orang pada hari sabat dirasakan membebaskan orang dari aturan sabat yang sangat membatasi dan tidak manusiawi. Yesus bergaul dan menerima perempuan juga merombak batasan pergaulan antara perempuan dan laki-laki pada bangsa Yahudi. Yesus menyembuhkan segala penyakit dan menghidupkan orang mati, juga dirasakan sebagai pembebasan.
  • Yesus diberi gelar Anak Domba Allah. Bangsa Israel selamat dari tulah anak sulung meninggal dan penindasan di Mesir, karena mengorbankan anak domba dan mengoleskan darahnya pada jenang pintu. Korban dan darah anak domba menyelamatkan Israel dari Mesir. Bagi orang Yahudi, jika mereka ingin meminta pengampunan dosa dari Tuhan, mereka juga harus mengorbankan anak domba. Menjelang wafatnya Yesus mengadakan perjamuan. Pada perjamuan itu, ketika Yesus mengambil piala mengucap syukur dan mengedarkan piala itu, Ia berkata: “Minumlah, kamu semua dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa [Matius 26:27-28].
  • Seperti anak domba, Yesus mengorbankan diri di salib, darahnya mengalir dari luka-luka-Nya  dan darah serta air keluar dari lambungNya ketika Ia ditombak oleh para serdadu. Pengorbanan Yesus itu dimaknai sebagai pengampunan dosa yang menyelamatkan manusia. Sebagaimana korban anak domba menyelamatkan umat Israel dari penindasan di Mesir, korban Yesus menyelamatkan orang dari dosa. Kini, untuk pengampunan dosa, orang tidak perlu lagi mengorbankan anak domba, karena Kristus, Sang Anak Domba Allah, sudah mengorbankan Diri-Nya demi pengampunan dosa sekali untuk selama-lamanya.
  • Gelar anak Daud: Allah berjanji pada Daud bahwa dari keturunannya akan lahir Mesias. Keturunan Daud yang dipercaya sebagai mesias, sebagaimana diwartakan malaikat Gabriel kepada Maria dan dialami banyak orang ialah Yesus. Maka Yesus diberi gelar anak Daud. Itulah mengapa Bab pertama dari Injil Matius membuktikan dengan silsilah keluarga Yesus, bahwa Yesus adalah keturunan Daud!
  • Masih banyak lagi gelar yang menunjukkan siapa Yesus, seperti, nabi besar, guru, dan sebagainya. Pelajarilah dari kitab suci dan buku-buku rohani tentang gelar-gelar itu agar dapat semakin mengenal Yesus.

Catatan penting Buku Guru K13 Kelas 6 dan catatan tambahan Aendydasaint.

Mau mendengarkan inspirasi renungan harian dengan pendekatan pribadi? Kunjungi dan subscribe kanal YouTube Risalah Immanuel

Upload setiap hari jam 6 sore WITA!

  • Yesus menyatakan kasih serta kehendak Allah, melalui kata-kata dan tindakan. Yesus melakukan aneka mukjizat untuk menyempurnakan kasih serta kehendak Allah bagi manusia. Apa yang Yesus katakan, sungguh terbukti di dalam tindakan kasih-Nya kepada orang-orang yang Ia jumpai.
  • Salah satu tindakan Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah adalah saat Ia membangkitkan Lazarus [Yohanes 11]. Hati Yesus sangat masygul [terharu] oleh penderitaan manusia, dan Ia melakukan aksi nyata dengan membangkitkan Lazarus. Tuhan Yesus membuat orang-orang dalam peristiwa itu merasakan kasih Allah yang hadir langsung membawa perubahan nyata dalam hidup mereka. Allah yang baik itu tidak hanya diajarkan-Nya, tapi ditunjukkan-Nya.
  • Contoh lain adalah ketika Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang [Matius 14:13-21]. Dalam peristiwa itu, kehadiran begitu banyak orang yang mau mendengarkan Dia, membuat hati-Nya tergerak oleh belas kasihan. Dalam peristiwa itu Ia menyembuhkan mereka yang sakit, dan menggandakan lima roti dan dua ikan untuk lebih dari lima ribu orang!
  • Bahkan, sebagai konsekuensi atas pengajaran-Nya, Yesus berani menderita, memanggul salib hingga wafat. Dengan demikian, Yesus berani mempertanggungjawabkan dan menempuh resiko atas kebenaran yang Ia katakan dan Ia lakukan.
  • Dalam Injil Yohanes 4:34, Tuhan Yesus mengatakan, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”. Itu menunjukkan bahwa makanan dan minuman merupakan sumber kehidupan jasmaniah, tetapi kehidupan sejati hanya akan diperoleh dengan melakukan kehendak Bapa. Dalam hal ini, keteladanan Yesus bukan hanya terletak pada kata-kata dan ajaran-Nya, tetapi terpenuhi di dalam perbuatan-Nya, yaitu melakukan kehendak Allah.
  • Dalam Suratnya Yakobus menegaskan serta mengingatkan kita: “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”[Yakobus 2:14,17-18].
  • Melalui ayat-ayat tersebut, Yakobus hendak menegaskan apa yang telah dilakukan oleh Yesus Sang Guru. Yesus bukan hanya mengajar dan menyampaikan kata-kata, tetapi lebih dari itu, Yesus menyempurnakan kata-kata-Nya melalui tindakan yang nyata.
  • Dalam suratnya, Yakobus menegaskan bahwa iman menjadi sempurna di dalam dan melalui perbuatan yang nyata. Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati [Yakobus 2:26].
  • Dalam ensikliknya, Paus Paulus VI menegaskan “Pada masa kini pelajar tidak lagi mendengarkan pengajar, akan tetapi mereka mendengarkan secara sungguh-sungguh seorang saksi. Dan seandainya mereka mendengarkan para pengajar, itu terjadi karena mereka adalah saksi-saksi” [Evangelii Nuntiandi, art 142].
  • Paus Paulus VI juga menyatakan bahwa “Jika semua umat kristiani melaksanakan cinta kasih, mukjizat sungguh terjadi”. Hal ini pun menegaskan bahwa mukjizat sesungguhnya merupakan tindakan yang dilandasi oleh kasih. Jika kasih berasal dari Allah, maka tindakan kasih yang kita lakukan, merupakan tindakan Allah sendiri di dalam diri manusia.
  • Melalui pelajaran ini, para remaja dibantu untuk meyakini bahwa keteladanan yang ditunjukkan oleh Yesus, menjadi tantangan sekaligus jawaban dalam menghadapi aneka persoalan di dalam masyarakat zaman sekarang. Masyarakat membutuhkan orang-orang yang memiliki komitmen untuk mampu berkata serta bertindak secara benar. Kebenaran yang diungkapkan dengan kata-kata, hendaknya diwujudkan dalam tindakan yang nyata. Dan itulah makna dari istilah membangun serta mewujudkan Kerajaan Allah.
  • Salah satu tokoh Katolik di Indonesia yang patut dikenang karena tindakan nyatanya adalah I.J Kasimo. Dia adalah seorang Menteri Persediaan Pangan untuk rakyat pada zaman pemerintahan Presiden Sukarno. Beliau juga pendiri Partai Katolik. Tetapi, beliau tetap menunjukkan sikap sederhana dan bersahaja. Meskipun beliau seorang Katolik yang taat, tetapi beliau berjuang demi kepentingan seluruh rakyat. Jabatan menteri tidak membuat beliau angkuh dan gila hormat, sebaliknya I.J Kasimo tetap bersikap rendah hati, sederhana dan menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai hukum tertinggi. I.J Kasimo tetap bersahabat dengan siapapun, termasuk dengan orang-orang yang tidak sejalan dengan pemikirannya, meskipun beliau tetap tegas menolak kebijakan yang tidak memihak kepentingan rakyat.
  • Dengan menjaga kesesuaian antara kata dan perbuatan, kebenaran seseorang akan tampak. Kebenaran kata-kata setiap orang akan semakin meyakinkan orang lain apabila dapat disertai dengan perbuatan yang nyata. Kesesuaian kata dan perbuatan, menempatkan setiap orang sebagai pribadi yang pandai menjadi teladan.

Catatan penting Buku Guru K13 Kelas 6 dan catatan tambahan Aendydasaint.

Catatan: Pertanyaan-pertanyaan berikut ini bukanlah prediksi soal ujian akhir sekolah melainkan poin-poin penting yang menjadi kerangka pokok pendidikan agama Katolik kelas 4-6. Meskipun begitu, pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir sekolah agama Katolik. Selamat belajar!

  1. Sebutkan bermacam-macam agama yang ada di Indonesia serta hari-hari besarnya.
  2. Jelaskan bahwa Yesus menghendaki agar setiap orang saling menghormati walaupun berbeda agama [Luk 10:25-37]
  3. Sebutkan sepuluh firman Allah, bagian-bagiannya serta manfaatnya bagi hubungan antara hubungan manusia dengan Allah serta manusia dengan sesamanya [Ul 5:1-22]
  4. Ceritakan kisah panggilan serta tugas Samuel [I sam 3-4:1a]
  5. Ceritakan kisah pengangkatan Daud sebagai raja Israel [2 Sam 2:17]
  6. Jelaskan tugas Yesus menurut Luk 4:16-22a
  7. Temukan contoh tindakan menjaga kehidupan  sebagai tanda hormat kepada kehidupan diri maupun sesamanya.
  8. Jelaskan maksud firman kelima [Kel 20:13]
  9. Jelaskan maksud firman ketujuh maupun kesepuluh [Kel 20:15]
  10. Jelaskan poin-poin penting yang termuat dalam doa Bapa Kami [Luk11:1-13]
  11. Jelaskan bahwa Allah menciptakan manusia perempuan dan laki-laki sebagai citra Allah [Kej 1:26-28]
  12. Jelaskan bahwa Allah menciptakan perempuan dan laki-laki sederajat dan untuk saling melengkapi
  13. Temukan contoh usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan sikap menghargai antara perempuan dan laki-laki
  14. Ceritakan tentang raja Salomo yang memohon hikmat kepada Allah
  15. Jelaskan bahwa Yesus adalah teladan dalam menghadapi kuasa jahat
  16. Ungkapkan sikap dan tindakanmu sendiri serta orang lain terhadap orang yang berbeda suku, agama, budaya, status sosial, dll.
  17. Jelaskan bahwa Yesus rela berkorban hingga mati bagi keselamatan manusia bertolak dari Yoh 19:6b-37
  18. Ceritakan peristiwa, orang atau tokoh yang dipuji dan dikagumi masyarakat karena kesetiaannya menjalankan suatu tugas
  19. Ceritakan suasana kehidupan Jemaat Perdana [Kis 2:41-47]
  20. Jelaskan sikap dan tindakan Yesus dalam menghormati rumah ibadat [Luk 19:45-48]
  21. Sebutkan hari-hari raya Gereja Katolik
  22. Berikan contoh perbuatan jujur sesuai dengan kehendak Allah
  23. Jelaskan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah dan di dalam Negara Indonesia sebagai warga Negara [Kej 1:26-28;2:18]
  24. Jelaskan bahwa dirimu adalah bagian dari dunia
  25. Identifikasi hal-hal yang membuat kita bersatu dalam NegaraIndonesia[salah satunya Sumpah Pemuda].
  26. Sebutkan judul-judul lagu yang memuji keindahan nusantara
  27. Bandingkan tindakan-tindakan yang memelihara dan merusak keindahan nusantara
  28. Jelaskan cara-cara nabi Elia mengingatkan dan meyakinkan bangsa Israel untuk tetap setia kepada Allah [1 Raj 18:20-46]
  29. Sebutkan nubuat nabi Yesaya yang menyatakan bahwa Allah tetap menyertai umat-Nya dan akan mengirim juruselamat [Yes 10:24-27a;11:1-10;40:1-5,8-13]
  30. Jelaskan tugas-tugas nabi Amos yang adalah memberi peringatan kepada bangsa Israel dan menyampaikan janji keselamatan dari Allah [Am 1-6]
  31. Ceritakan kerinduan bangsa Israel akan kegembiraan yang akan mereka peroleh ketika Mesia datang membebaskan mereka [Yes 35:1-10]
  32. Sebutkan ciri-ciri kehidupan Gereja perdana sebagaimana digambarkan dalam Kis 2:41-47
  33. Sebutkan penyebab konflik Paulus vs Kristen Yahudi sebagaimana dikisahkan dalam Kis 15:1-12
  34. Ceritakan kisah pertobatan dan perutusan St Paulus sebagaimana dikisahkan dalam Kis 9:1-9a
  35. Sebutkan daerah-daerah yang dikunjungi St Paulus
  36. Sebutkan siapa saja yang termasuk dalam kelompok Gereja yang meliputi kelompok tertahbis dan kelompok tak tertahbis [awam religius dan awam biasa]
  37. Sebutkan 3 tugas Gereja
  38. Jelaskan tugas pewartaan Gereja sebagaimana termaktub dalam Mat 28:16-20
  39. Jelaskan tugas menguduskan melalui sakramen sebagaimana termaktub dalam Luk 22:14-23
  40. Jelaskan tugas Gereja menggembalakan dan melayani sebagaimana termaktub dalam Yoh 13:1-17
  41. Sebutkan kewajiban kita kepada Maria sebagai Bunda Gereja
  42. Jelaskan bahwa Surga adalah kebahagiaan manusia dan kesatuannya dengan Allah [Luk 8:4-15]
  43. Jelaskan bahwa orang yang tidak mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah akan mengalami kesedihan [Mat 25:1-13]
  44. Berikan contoh-contoh usaha mempertajam hati nurani
  45. Temukan contoh tindakan-tindakan yang menjaga kemurnian tubuh
  46. Sebutkan contoh-contoh perbuatan yang melawan kemurnian
  47. Jelaskan doa sebagai ungkapan iman, harapan dan cinta kasih.

ALTERIUS NON SIT, QUI POTEST ESSE SUI
jangan mengandalkan orang lain kalau kamu sendiri bisa

  1. Allah senantiasa menyertai umat-Nya. ia memilih orang untuk menjadi rasul-Nya. Paulus dipanggil Allah Untuk menjadi Rasul Agung. Pewarta Kerajaan Allah.
  2. Paulus lahir di Tarsus, Asia kecil dari keluarga Yahudi berwarga negara Romawi. Ia belajar di  Yerusalem pada Gamaliel.
  3. Paulus dengan berkobar-kober mengecam dan ingin membunuh murid-murid Kristus. Tetapi dalam perjalanan ke Damsyik ia melihat cahaya yang memancar dari langit mengelilinginya, ia rebah ke tanah dan mendengar suara Yesus yang berkata “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?” Setelah peristiwa itu selama tiga hari Saulus tidak bisa melihat, tidak makan dan minum.
  4. Ananias diutus Tuhan untuk menemui Saulus, la menumpangkan tangan dan dalam nama Tuhan menyembuhkan Saulus.
  5. Setelah berjumpa dengan Yesus Saulus mengikuti perintah Yesus, bertobat dan menjadi murid Yesus yang sangat setia. Ia berubah nama menjadi Paulus.
  6. Paulus menjadi rasul yang mewartakan Kristus. Ada tiga perjalanan misi untuk mewartakan keselamatan bagi bangsa Kafir. Perjalanan misi Paulus meliputi seluruh wilayah Laut Tengah.
  7. Pokok utama pewartaan Paulus adalah kabar gembira tentang Salib dan kebangkitan. Paulus rela menderita dan melakukan apa saja bahkan mati demi pewartannya tentang Yesus Kristus.

Dikutip dari Ringkasan Pelajaran Agama Katolik oleh Yulita Susi Astuti, S.Ag

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề