Larangan berkata ah kepada orang tua terdapat di surat

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions [MCQ] Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>

Pembaca yang dirahmati Allah, salah satu hal yang termasuk ke dalam berbuat durhaka kepada kedua orang tua adalah berkata yang tidak baik kepada orang tua, membantah ucapan mereka, berpaling muka ketika orang tua bicara, dan sebagainya. Intinya, sikap yang menyepelekan dan membantah perkataan orang tua.

Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman di dalam Quran surat al-Isra ayat 23 dan 24.

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Artinya: “Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kalian jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah. ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’”

Pembaca yang berbahagia, Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya adalah berbakti, mengasihi dan lemah lembut kepadanya.

Dan yang dimaksud dengan membentak mereka adalah berbicara secara kasar di saat keduanya memasuki masa tua mereka.

Hendaknya kita berkhidmat kepada keduanya sebagaimana mereka telah mengurus kita.

Bayangkan ungkapan ‘ah’ yang merupakan ekspresi dari berat hati atau tidak setuju dengan perkataan orang tua adalah salah satu bentuk larangan, maka yang lebih dari itu tentunya lebih dilarang lagi. Tapi ada anak yang tidak hanya berani berkata ‘ah’, tapi dia bisa lebih dari itu. Membentak, mencaci maki, menjelek-jelekkan orang tua, bahkan memperkarakan orang tua. Naudzubillah.

Ada juga anak yang begitu lembut berbicara kepada teman-temannya dan pasangan hidupnya, tidak berani membentak dan berkata tidak. Tapi kepada orang tua mereka berani untuk mengatakan tidak ketika orang tuanya menginginkan sesuatu hal.

Pembaca yang berbahagia, termasuk dalam larangan yang lebih keras dari ini adalah berbicara dengan suara keras melebihi suara orangtua.  Perbuatan tersebut hukumnya haram, seperti halnya mengangkat dan menggerakkan tangan di depan muka orangtua, atau menunjuk ke arah muka orangtua dengan telunjuk atau bermuka masam saat berbicara bahkan ini dosanya lebih besar.

Begitu pun ketika menemukan orang tua melakukan kesalahan, maka hendaknya nasihat dan teguran yang baik dan lembut dikedepankan. Tidak meremehkan orang tua karena kesalahannya, apalagi mengungkit-ungkitnya dengan penuh penghinaan.

Betapa kita ingin mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan kita. Maka, dengan berbuat baik kepada kedua orang tualah kita bisa mendapatkannya.

Berbakti kepada orang tua adalah investasi akhirat kita, sehingga kita tidak akan menyesal ketika hari berbangkit tiba.Semoga kita semua termasuk anak-anak yang berbakti, dengan selalu menjaga ucapan dan prilaku kita di hadapan orang tua.

Wallahu a’lam.

Jangan berkata uff [ahh] kepada orang tua. Apa maksud dari kalimat uff atau ahh?

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” [QS. Al-Isra’: 23]

Baca juga: Berbagai Artikel Berbakti pada Orang Tua

Kata Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah yang dimaksud dengan ayat di atas,

فلا تؤفف من شيء تراه من أحدهما أو منهما مما يتأذّى به الناس، ولكن اصبر على ذلك منهما، واحتسب في الأجر صبرك عليه منهما، كما صبرا عليك في صغرك

“Janganlah berkata ah, jika kalian melihat sesuatu dari salah satu atau sebagian dari keduanya yang dapat menyakiti manusia. Akan tetapi, bersabarlah dari mereka berdua. Lalu raihlah pahala dengan bersabar pada mereka sebagaimana mereka bersabar merawatmu kala kecil.” [Tafsir Ath-Thabari, 15:82]

Mengenai maksud berkata uff [ah] dalam ayat, dikatakan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari,

كلّ ما غلظ من الكلام وقبُح

“Segala bentuk perkataan keras dan perkataan jelek [pada orang tua, pen.].” [Tafsir Ath-Thabari, 15:82]

Imam Ibnu katsir rahimahullah berkata,

وَلاَ التَّأْفِيْفُ الَّذِي هُوَ أَدْنَى مَرَاتِبِ القَوْلِ السَّيْءِ

“Jangan berkata ah, yang dimaksud adalah seringan-ringannya perkataan jelek.” [Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:63]

Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata,

هَذَا أَدْنَى مَرَاتِبِ الأَذَى نُبِّهَ بِهِ عَلَى مَا سِوَاهُ وَالمعْنَى وَلاَ تُؤَذِّهِمَا أَدْنَى أَذِيَّةٍ

“Ini adalah bentuk menyakiti orang tua yang paling ringan, hal ini diingatkan dari bentuk menyakiti lainnya. Maknanya adalah jangan sakiti keduanya walaupun itu dianggap ringan.” [Tafsir As-Sa’di, hlm. 479]

Kita simpulkan, berkata ah atau uff yang bentuknya menyakiti perasaan orang tua termasuk durhaka [‘uquq walidain]. Imam Nawawi dalam Al-Minhaj Shahih Muslim [2:78] berkata, ”‘Uququl walidain atau durhaka kepada orang tua adalah:

مَايَتَأَذَّى بِهِ الوَالِدَ

“Segala bentuk menyakiti orang tua.”

Baca juga: Kapan Disebut Durhaka pada Orang Tua

Semoga Allah memberi taufik dan kita dihindarkan dari sifat durhaka kepada orang tua kita.

Baca juga:

Referensi:

  1. Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
  2. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
  3. Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedua, Tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
  4. Tafsir Ath-Thabari [Jaami’ Al-Bayan ‘an Ta’wil Aayi Al-Qur’an]. Cetakan pertama, Tahun 1423 H. Al-Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari. Penerbit Dar Ibnu Hazm.

Diselesaikan pada Selasa pagi, 6 Jumadal Akhirah 1442 H, 19 Januari 2021 di Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumasyho.Com

Ilustrasi larangan berkata ah dalam agama Islam. Foto: Pixabay

Dalam Islam, kedudukan orang tua sangatlah mulia dan wajib bagi seorang anak untuk berbakti kepada keduanya. Ini sebagai bentuk balasan atas kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan orang tua kepada anak sejak dalam kandungan.

Seseorang yang berbakti kepada orang tua akan diberi balasan yang berlimpah di dunia maupun akhirat. Maka, segala perlakuan terhadap orang tua harus benar-benar diperhatikan.

Tidak diperbolehkan bagi seorang anak berbuat jahat kepada orang tuanya. Jika hal ini terjadi, anak tersebut dapat dicap sebagai anak yang durhaka.

Muhammad Al-Fahham menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Berbakti Kepada Orang Tua: Kunci Kesuksesan dan Kebahagiaan Anak bahwa seseorang dapat dikatakan durhaka kepada ayah dan ibunya apabila ia tidak patuh dan tidak berbuat baik kepada mereka. Dalam bahasa Arab, perilaku demikian disebut dengan al-’aaq [anak yang durhaka].

Salah satu perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah tidak menaati apa yang diperintahkan atau diminta oleh keduanya. Termasuk mengucapkan kata “ah” kepada orang tua saat mereka meminta tolong.

Larangan Berkata Ah Kepada Orang Tua

Ilustrasi larangan berkata ah terhadap orang tua. Foto: Pixabay

Larangan berkata “ah” kepada orang tua adalah salah satu hal yang harus dihindari oleh anak. Sebab, berkata “ah” termasuk perbuatan dosa baik itu dilakukan secara sengaja atau pun tidak.

Larangan ini dijelaskan dalam surat Al-Isra’ ayat 23 yang artinya:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” [QS. Al-Isra’ [17]: 23]

Kata “ah” adalah perkataan yang mengandung marah, tidak suka, kesal, atau rasa enggan atas sesuatu yang diperintahkan oleh orang tua. Hal ini termasuk ke dalam dosa besar.

Sebab, kata ini bisa menyebabkan orang tua sakit hati. Jika orang tua sudah sudah sakit hati, akan berpengaruh kepada ridha dari Allah SWT.

Selain menyebut kata “ah”, terdapat beberapa jenis dosa lainnya yang harus dihindari oleh anak kepada orang tua. Berikut penjelasannya.

Ilustrasi dosa yang dilakukan oleh anak terhadap orang tua. Foto: Pixabay

Dosa Anak kepada Orang Tua yang Harus Dihindari

Mengutip dari buku Berbakti Kepada Ibu Bapak yang ditulis Ahmad Isa Asyur, dosa yang harus dihindari oleh anak kepada orang tuanya antara lain:

Selain berkata “ah” kepada orang tua, membuat keduanya bersedih hingga menangis adalah perbuatan yang dilarang.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang membuat orang tuanya sedih, maka ia telah durhaka kepada keduanya.” [HR. Bukhari]

Memaki orang tua adalah salah satu dosa besar yang dilakukan anak kepada orang tuanya. Memaki orang tua sama saja dengan durhaka kepadanya. Memaki adalah mengatakan sesuatu hal yang tidak baik kepada orang tua, seperti mencela dan mengeluarkan kalimat yang tidak sopan.

Sebagaimana yang telah disampaikan Rasulullah SAW dalam hadist berikut: “Allah SWT melaknat orang yang durhaka kepada orang tua, yang mencaci bapaknya dan mencaci ibunya.” [HR. Ibnu Abbas]

Sebagai gantinya, berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dengan selalu mengucapkan kata yang sopan dan lemah lembut.

3. Tidak mendoakan orang tua

Doa dari seorang anak merupakan penangkal agar ibu dan bapaknya terhindar dari api neraka. Mendoakan orang tua yang masih ada atau sudah meninggal, hukumnya adalah wajib.

Seperti diketahui, doa dari anak salih adalah salah satu amal jariyah yang tidak akan terputus pahalanya meski seseorang telah meninggal dunia. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW:

“Apabila seseorang meninggal dunia, maka putuslah jalur amal perbuatannya. Kecuali tiga saluran, yakni: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.” [HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề