Mengapa Allah mengasihi semua suku bangsa di dunia


“Pada saat itu saya spontan menaiki tiang bendera, karena saya akan merasa bersalah jika bendera tidak dikibarkan. Merdeka!,” demikian disampaikan Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni [13], seorang siswa kelas 1 SMP Negeri Silawan, saat diterima di kantor Kemendikbud.

Joni memanjat tiang bendera setinggi 20 m itu karena tali yang akan digunakan untuk mengikat bendera terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera. Dia ingin agar bendera dapat berkibar pada upacara HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur [NTT]. Aksi spontan dan heroik Joni ini tak pelak mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. “Nasionalisme zaman now”, komentar Mendikbud. Video di Youtube berjudul “Detik detik Joni panjat tiang bendera” telah ditonton lebih 1,1 juta orang.

Bagaimana dengan Anda? Bagaimana cara Anda mengasihi bangsa ini? Apa yang mendasari sikap kita sebagai orang Kristen dalam mengasihi bangsa ini?  Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi,….

Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. [Kisah Para Rasul 17:24-27]

Perkataan Paulus di atas menegaskan 3 hal yang sangat penting tentang bagaimana seharusnya kita memandang hubungan Allah dengan bangsa-bangsa di dunia. Pertama, Paulus menegaskan bahwa dunia ini milik Allah. Seseorang mengatakan bahwa dunia adalah “taman milik Allah”. Allah adalah Tuhan atas langit dan bumi. “Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya” [Mazmur 24:1].

Kedua, Allah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk berdiam di seluruh muka bumi. Allah menciptakan manusia bukan hanya secara individu, tetapi menempatkan manusia dalam sebuah suku atau bangsa. Menarik kalau kita perhatikan, ketika Allah memanggil Abraham, maka Allah berfirman “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan memberkati engkau [Kejadian 12:1-2].

Ketiga, Allah memiliki rencana bagi bangsa-bangsa. Allah ingin “mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia.” Kedatangan Yesus ke dalam dunia menjadi pengganapan janji Allah bagi bangsa-bangsa. Ketika melihat bayi Yesus, Simeon berkata, “Sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemulian bagi umat-Mu, Israel.” Kemudian, melalui Amanat Agung-Nya, Kristus menghendaki kita menjadikan “semua bangsa murid-[Nya]”.

Jadi, mengapa kita mengasihi bangsa kita? Karena kita meyakini bahwa Indonesia ada bukan secara kebetulan, melainkan telah dibentuk dan ditetapkan Allah dengan suatu rencana. Kita semua, yang ditempatkan Allah sebagai bagian dari bangsa ini, patut mengusahakan kesejahteraannya agar rencana Allah—bangsa Indonesia mencari dan menemukan Dia—dapat tergenapi lewat karya dan kesaksian kita.

Pertanyaan

Jawaban

Dalam konteks tertentu, Allah mengasihi semua orang di seluruh dunia [Yohanes 3:16, 1 Yohanes 2:2; Roma 5:8]. Kasih ini bukan kasih yang bersyarat – kasih ini berdasarkan fakta bahwa Allah adalah kasih [1 Yohanes 4:8, 16]. Kasih Allah pada semua umat manusia mengakibatkan Allah menunjukkan kemurahanNya dengan tidak segera menghukum mereka karena dosa mereka [Roma 3:23; 6:23]. Kalau Allah tidak mengasihi semua orang, kita semua seharusnya sudah di dalam neraka, saat ini juga. Kasih Allah kepada dunia ini diwujudkan dengan memberi kesempatan kepada orang untuk bertobat [2 Petrus 3:9]. Namun demikian, kasih Allah akan dunia ini tidak membuat Dia mengabaikan dosa. Allah itu adalah Allah yang adil [2 Tesalonika 1:6]. Dosa tidak akan dibiarkanNya untuk selama-lamanya [Roma 3:25-26]. Perbuatan kasih kekal yang paling utama dinyatakan dalam Roma 5:8, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Siapapun yang mengabaikan kasih Allah, yang menolak Kristus sebagai Juruselamat, yang menolak Juruselamat yang sudah membeli dia [2 Petrus 2:1] – orang itu akan mengalami murka Allah untuk selama-lamanya [Roma 1:18], bukan kasihNya [Roma 6:23]. Allah mengasihi semua orang secara tanpa syarat dengan menunjukkan kemurahanNya kepada semua orang. Secara bersyarat, Allah mengasihi hanya mereka yang beriman kepada AnakNya untuk keselamatan [Yohanes 3:36]. Hanya mereka yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang akan mengalami kasih Allah untuk selama-lamanya. Apakah Allah mengasihi semua orang? Ya. Apakah Allah mengasihi orang-orang Kristen lebih daripada orang bukan Kristen? Tidak. Apakah Allah mengasihi orang-orang Kristen dengan cara yang berbeda dari orang-orang bukan Kristen? Ya. Allah mengasihi semua orang secara setara, dalam konteks bahwa Dia bermurah hati kepada semua orang. Allah mengasihi orang-orang Kristen dalam konteks bahwa orang-orang Kristen mendapatkan anugerah dan kemurahanNya selama-lamanya – janji kasihNya untuk hidup selama-lamanya di surga. Adalah kasih Allah pada semua orang yang harusnya menarik kita untuk menerima kasihNya yang kekal.

English


Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia

Apakah Allah mengasihi semua orang atau hanya orang Kristen?

Baca: Matius 15:21-31

Ada sebuah nyanyian anak Sekolah Minggu berbunyi demikian, “Tuhan cinta segala bangsa, segala bangsa di dunia ….” Kita sendiri juga mungkin menyanyikannya, tetapi apakah kita sungguh-sungguh mengasihi dan merindukan keselamatan mereka yang berbeda suku?

Kita belajar meneladani Yesus melalui nas hari ini. Yesus kembali ingin menenangkan diri di tempat yang sunyi. Namun kedatangan-Nya ke wilayah nonYahudi ini diketahui oleh seorang perempuan Kanaan yang anaknya kerasukan setan. Berbeda dengan para rabi dan pemimpin Yahudi yang umumnya akan menolak melayani perempuan, terlebih lagi perempuan asing, Yesus bersedia melakukannya.

Mengapa Yesus ‘menyindir’ perempuan Kanaan itu sebagai “anjing”? Semua itu bertujuan untuk menguji dan memproses iman perempuan itu yang bukan umat Allah agar ia percaya dan imannya semakin bertumbuh. Kata “anjing” yang Yesus pergunakan bukan anjing liar, tetapi anjing peliharaan yang manis. Perempuan itu berhasil melewati semua ujian tersebut. Ia tidak putus asa, kecewa, dan menyerah, tetapi terus memohon kepada Yesus dan rela merendahkan diri sebagai anjing peliharaan yang tetap mendapat berkat dari tuannya. Imannya semakin bertumbuh dari hanya sekadar mengenal Yesus sebagai Anak Daud [24] menjadi sebagai Tuhan [25, 27]. Yesus mengabulkan permohonannya [28].

Kasih Yesus juga ditunjukkan kepada mereka yang tinggal di sekitar danau Galilea, di Dekapolis [Mrk 7:31]. Di sana Ia juga menyembuhkan mereka yang mengalami berbagai penyakit. Hasilnya mereka semua memuliakan Allah Israel.

Bukankah Yesus juga telah mengasihi dan mati di kayu salib menebus dosa kita, orang nonYahudi, sehingga mendapat keselamatan dan hidup kekal. Oleh karena itu, mari kita merespons kasih Yesus dengan percaya dan menjalankan misi lintas budaya menjangkau segala suku bangsa di dunia bagi Kristus. Di samping itu, bila kita ada masalah dan kesulitan, mari datang memohon kepada Yesus dengan penuh iman dan tidak jemu-jemu, maka Ia akan menjawab doa dan mengatasi masalah kita.

Dikutip dari Santapan Harian. Hak Cipta : Yayasan Persekutuan   Pembaca Alkitab. Isi Santapan Harian lainnya seperti pengantar kitab,  artikel ringkas, sisipan, dlsb. dapat diperoleh dengan membeli buku Santapan Harian dari Yayasan PPA: Jl. Pintu Air Raya No 7 Blok C4, Jakarta 10710, ph:3442461-2; 3519742-3; Fax: 344972; email:   .Informasi lengkap : PPA di: //www.ppa.or.id

Ev Suwandi

Yoh 3:16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Roma 1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

Kis 1:8  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Jikalau kita membaca ALkitab, kita mengetahui Allah adalah kasih yang dinyatakan dengan mengasihi manusia. Walau manusia sudah jatuh dalam dosa, memberontak terhadap Allah, melanggar apa yang diperintahkan Tuhan, Allah yang membenci dosa tetap mengasih manusia. Allah bisa menghukum , memusnahkan manusia, menciptakan manusia lagi, mengasihi malaikat-malaikat tetapi hal ini tidak dilakukan Allah tetapi Allah tetap mengasihi manusia berdosa. Allah mengasihi manusia sebelum manusia mengasihi Allah, bukan karena sesuatu yang dilakukan manusia, jasa manusia, tetapi karena Allah mengasihi manusia. Karena Allah adalah kasih! Inilah kasih karunia, anugerah Allah. Di ALkitab begitu banyak contoh Allah mengasihi manusia. Contoh : Allah mengasihi orang Niniwe. Di Perjanjian Lama dicatat orang Niniwe yang begitu jahat sekali, begitu kejam bahkan menurut catatan bila ada raja musuh mereka tertangkap akan dikuliti. DI Alkitab dinyatakan kejahatan orang Niniwe sudah sampai kepada Tuhan dan Allah akan memusnahkan orang Niniwe. Sebelum hal ini dilakukan, Allah mengutus nabi Yunus untuk member peringatan kepada mereka. Nabi Yunus mengatakan, 40 hari lagi kota Niniwe akan ditunggangbalikkan. Tetapi seluruh orang Niniwe [Asyur] menyesal dan bertobat. Akhirnya karena kasih , Tuhan tidak jadi menghukum mereka. Ini menunjukkan kasih Allah yang begitu besar.

ALkitab juga mencatat kasih Allah pada Yoh 3:16. Di dalam Rom 5:8 juga menyatakan kasih Allah. Kasih Allah dinyatakan dengan Kristus telah mati bagi kita. 1 Yoh 2:2 mengatakan bahwa Yesus adalah pendamaian untuk segala dosa kita dan dosa seluruh dunia. Kita melihat bahwa Allah begitu mengasihi manusia. Manusia adalah ciptaan Allah dan saat manusia jatuh dalam dosa, Allah mengutus Yesus untuk menyelamatkan manusia. Bahkan bukti kasih Allah terbesar, Tuhan Yesus menyerahkan nyawaNya bagi kita semua. Allah memberikan seorang Juruselamat untuk menebus dosa kita. Kita ditebus bukan dengan emas dan perak tapi dengan darah Tuhan Yesus. Ini menunjukkan begitu besar kasih Allah kepada manusia walau manusia telah berdosa, melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah , Allah tetapi mengasihi manusia yang tidak mengasihi manusia karena sesuatu yang dilakukan manusia. Kasih Allah tanpa batas dan kondisi tertentu. Walau manusia tidak mengasihi Allah, Allah tetap mengasihi manusia. Allah tidak ingin manusia binasa, Allah ingin semua manusia diselamatkan.

Saat Tuhan Yesus di dalam dunia, Ia menunjukkan kasihNya yang besar kepada dunia. Sewaktu disalibkan, TuhanYesus mengatakan, Ya Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Kata ini ditujukan kepada orang-orang Romawi yang menelanjangi Tuhan Yesus, memukul dan mencambuknya, yang memakaikan mahkota duri dan meludahi Tuhan Yesus. Kata ini juga ditujukan ke orang / tentara Romawi yang mengejek Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus begitu mengasihi mereka, bahkan rela mati untuk mereka. Kasih Allah begitu besar kepada manusia yang berdosa. Allah tidak membedakan manusia yang baik dan jahat, manusia yang kaya dan miskin, kedudukan tinggi atau tidak. Bagi Allah semua orang sama. Oleh karena itu Allah menyelamatkan manusia karena kasih Allah. Allah menyelamatkan Saulus [Paulus] yang menyiksa orang Kristen, Allah menyelamatkan Nuh yang pernah mabuk-mabukkan. Daud yang pernah berzinah. Allah menyelamatkan orang berdosa, kita dan orang-orang yang kita kenal. Yoh 3:16, supaya diselamatkan bagaimana? Kasih Allah tidak menuntut kebaikan manusia yang banyak untuk selamat. Allah tidak melihat manusia harus melakukan 10 hukum Taurat baru diselamatkan. Allah hanya menyatakan , orang yang percaya diselamatkan. Di dalam hidup manusia, ada yang bilang kalau berbuat baik diselamatkan. Tetapi kalau Allah menyatakan begitu, maka Allah harus mengambil timbangan. Timbangan antara perbuatan baik dan dosa , mana yang lebih berat. Tetapi  Allah tidak memakai cara demikian. Allah hanya katakan, siapa yang percaya diselamatkan. Suatu kali orang kaya bertemu orang miskin. Katanya, kamu akan diselamatkan dan masuk ke surga. Orang miskin katakana betul. Orang kaya tertawa, kamu begitu miskin bagaimana bisa. Kamu tidak ada uang? Orang miskin : pergi ke surga [diselamatkan] hanya 3 langkah yakni menyesal, bertobat dan percaya kepada TUhan Yesus. Allah ingin semua manusia diselamatkan. Tetapi manusia berbeda. Allah sedih melihat manusia kalau masuk neraka. TEtapi banyak orang Kristen yang bersukacita melihat orang berdosa dihukum masuk neraka. Allah tidak mau orang berdosa jiwanya binasa dihukum Tuhan. Kalau orang Kristen tidak punya hati seperti Allah, ini merupakan hal yang menyedihkan. Bahkan di ALkitab mencatat, ada nabi yang tidak punya hati seperti Allah yaitu nabi Yunus. Saat ia diutus ke kota Niniwe untuk beritakan bahwa orang Niniwe akan dihukum. Yunus sudah tahu, kalau mereka mendengar Firman Tuhan dan bertobat, Allah akan ampuni mereka. Sebab itu Yunus tidak mau pergi ke Niniwe. Ia tidak takut orang Asyur tetapi tidak ingin orang Niniwe diselamatkan. Dalam pikirannya, lebih baik orang Niniwe semua dimusnahkanTuhan. Sehingga ia tidak mau pergi ke sana sampai akhirnya Tuhan mengajarnya. Saat orang Niniwe bertobat, Yunus menjadi marah. Tuhan harus mengajar Yusus bahwa Tuhan mengasihi orang berdosa, agar Yunus mengerti hal ini. Dalam hidup kita, sering kita memiliki perasaan demikian. Lebih baik orang ini masuk neraka. Hati yang demikian bukanlah hati yang dimiliki Allah, disenangi Allah. Allah ingin orang berdosa bertobat. Sebagai orang Kristen kita harus memiliki hati Kristus. Apakah kita punya hati Kristus, yang mengasihi orang lain.

Tokoh Barnabas, memiliki hati yang mengasihi orang lain. Paulus yang baru bertobat mencari orang percaya tetapi ditolak karena orang Kristen mungkin benci kepadanya yang mungkin sudah menyiksa dan menyengsarakan mereka dan keluarganya. Mereka menganggap lebih baik Paulus dihukum Tuhan. Tetapi Barnabas mengasihi Paulus. Ia membawa Paulus ke jemaat menyebabkan Paulus sungguh-sungguh bisa percaya. Barnabas memiliki hati seperti hati Tuhan yang mengasihi Saulus yang berdosa. Setiap diri kita harus memiliki hati yang mengasihi orang lain. Tetapi sering kita tidak punya hati seperti itu melainkan mementingkan diri sendiri. Mungkin kita disibukkan oleh pekerjaan, urusan pribadi, urusan gereja sehingga kita tidak lagi punya hati yang mengasihi dan tidak mau lagi mengabarkan Injil. Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga , untuk jadi saksi di Yerusalem, seluruh Yudesa Samaria sampai ke seluruh bunia. Ia ingin kita sampaikan Injil kepada seluruh orang. Sudah berapakah yang kita injili?

Beberapa waktu lalu ada komsel dengan tema Amanat Agung dalam Keseharian. ADa yang bersaksi memberitakan Injil. Karena kita senang kalau orang diselamatkan dan sedih kalau orang masuk ke neraka. Pernah kita beritakan Injil dan mengasihi mereka? Tuhan menempatkan kita bukan suatu kebetulan. Di keluarga, tempat kerja, bukan suatu kebetulan. Kita ditempatkan agar kita bisa menjalankan misi Tuhan yaitu supaya manusia berdosa diselamatkan. Allah memilih rekan kerja supaya diselamatkan. Pdt Stephen Tong menulis buku, mengapa orang tidak mengabarkan Injil? Karena tidak ada motivasi. Kita mengabarkan Injil karena tahu itu kehendak Allah yaitu agar semua orang diselamatkan. Hal ini mendorong kita kabarkan Injil. Yang kedua, karena pengutusan Kristus. Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Ia berkata ke murid-muridNya dan setiap orang Kristen untuk pergi dan jadikanlah semua bangsa muridKu.  Yang ketiga, karena kasih. Kita menginjil karena kita seharusnya mengasihi semua manusia. Keempat, perasaan berhutang karena Tuhan sudah selamatkan kita dan ingin membayarnya dengan menginjil. Kelima, pengharapaan manusia. Orang tidak percaya Yesus tidak punya harapan, kita mendorong mereka agar punya harapan.  Banyak orang katakana tunggu , saya akan beritakan Injil kalau TUhan sembuhkan istri saya dll. Kebiasaan manusia untuk punya otak bisnis, mencari untung-rugi. Apa untung mengabarkan Injil? Kalau Tuhan sembuhkan saya, bisnis lancar  baru saya beritakan Injil. Tuhan tidak senang hal yang demikian. Tuhan ingin agar mengabarkan Injil sesuatu yang harus dilakukan. Sekarang kita punya tubuh yang sehat, punya waktu, melihat banyak orang perlu diselamatkan. Kita kabarkan Injil pada mereka. Mungkin kita sudah mengikut Tuhan begitu lama, berapa yang sudah kita bawa mengikut TUhan. Nanti kalau kita bertemu Tuhan Yesus dan bertanya, berapa yang sudah kita bawa? Di Matius ada perumpamaan tentang talenta. Tuhan kasih kita talenta. Ada 3 orang , 2 orang yang melakukan dan 1 orang menyimpan talenta. Waktu tuannya datang, Tuhan katakana, hambaKu yang malas dan tidak setia dicampakkan ke dalam neraka. Mungkin saat kita bertemu Tuhan, saya sudah kasih perintah dan waktu untuk beritakan Injil, objek untuk beritakan Injil tetapi Tuhan mungkin katakan, semuanya itu tidak engkau lakukan. Engkau adalah hamba yang malas dan tidak setia. Waktu itu mungkin kita menyesal. Apakah kita hamba yang rajin dan setia atau malasdan tidak setia? Tuhan begitu mengasihi kita, Tuhan Yesus mati untuk selamatkan manusia, saat ini Ia ingin agar kita memiliki hati seperti hati Yesus. Hari ini kita renungkan, berapa kali kita beritakan Injil dan bawa jiwa kepada TUhan? Sekeliling kita begitu banyak orang yang menuju kebinasaan, apakah kita tidak mengasihi mereka? Mari kita beritakan Injil untuk selamatkan mereka. Tuhan ingin kita memberitakan Injil. Jikalau tidak ada yang beritakan Injil, mungkin hari ini kita tidak ada di gereja. Orang Yahudi saat dipenuhi Roh Kudus melakukan penginjilan. Waktu itu pandangan orang Yahudi, orang lain tidak perlu Injil dan diselamatkan. Tuhan tidak senang, sehingga TUhan mengijinkan penganiayaan agar orang Yahudi terpencar dan beritakan Injil. Bahkan ada mengatakan bahwa murid TUhan Thomas beritakan Injil ke India Kita bersyuku karena pemberitaan Injil kita diselamatkan dan kita punya kerinduan untuk beritakan Injil. Kita punya tekad untuk beritakan Injil dan membawa jiwa lain.

Page 2

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề