Mengapa angka harapan hidup di negara berkembang rendah

Artikel ini untuk menyambut Hari Ulang Tahun ke-77 Indonesia, 17 Agustus.

Kemerdekaan dan pembangunan Indonesia setelah 1945 telah meningkatkan standar kehidupan penduduk secara signifikan.

Lima tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, usia harapan orang Indonesia dari lahir hanya sekitar 40 tahun. Artinya, pada 1950, itulah jumlah rata-rata usia yang diperkirakan pada seseorang atas dasar angka kematian pada saat itu. Tiga puluh tahun berikutnya, usia harapan hidup meningkat menjadi 57 tahun. Empat puluh tahun kemudian naik lagi di atas 70 tahun.

Usia penduduk Indonesia naik 81% persen dari tahun 1950 ke 2022 atau jangka 72 tahun terakhir.

Walau ada kemajuan yang signifikan, angka itu lebih rendah dibanding negara-negara yang usia kemerdekaanya hampir sama, seperti Korea Selatan atau lebih belakangan seperti Malaysia dan Singapura.

Usia harapan hidup merupakan indikatif utama pembangunan kesehatan, apakah pemerintah berhasil meningkatkan kesejahteraan secara umum dan derajat kesehatan secara khusus.

Apa saja faktor-faktor yang mendorong kenaikan harapan hidup dalam 70 tahun terakhir di Indonesia? Mengapa usia harapan hidup naik begitu signifikan, tapi usia harapan hidup sehat masih rendah?

Faktor teknologi kesehatan

Peneliti biostatistik dan surveilans penyakit Eijkman-Oxford Clinical Research Unit [EOCRU] Iqbal Elyazar mengatakan banyak kemajuan dalam peradaban manusia dalam setengah abad terakhir yang mendorong kenaikan usia harapan hidup penduduk di dunia.

Salah satunya adalah tersedianya teknologi vaksin dan farmasi yang mampu memproduksi massal dan lebih murah vaksin dan obat-obatan. Dan produk itu terbukti efektif mencegah dan mengobati penyakit menular. Misalnya vaksin polio, campak, penyakit gondok, rubella, difteri, tetanus dan lainnya. “Contoh lainnya adalah tersedianya obat malaria artemisin yang mampu membersihkan parasit malaria di pembuluh darah,” kata Iqbal, 11 Agustus 2022.

Sekitar tahun 1950, Menteri Kesehatan pada masa Orde Lama, Johannes Leimena, menyatakan bahwa malaria adalah musuh nomor satu di Indonesia. Namun setelah 60 tahun, malaria hanya menyebabkan 0,06% hilangnya waktu orang Indonesia untuk hidup sehat dan bebas dari disabilitas.

Teknologi lainnya, menurut Iqbal, adalah terciptanya kelambu berinsektisida yang melindungi manusia dari gigitan nyamuk infektif malaria. “Anak-anak bayi setidaknya terhindari dari serangan parasit yang mematikan,” ujarnya.

Intervensi kesehatan ibu dan anak, layanan kesehatan, dan pembangunan ekonomi

Intervensi lainnya yang meningkatkan harapan hidup, menurut Iqbal, adalah perbaikan dalam layanan kesehatan ibu dan anak, meliputi persalinan yang aman, perbaikan nutrisi, imunisasi dan perbaikan sanitasi rumah dan kesehatan lingkungan.

Program keluarga berencana juga berkontribusi menurunkan angka kematian ibu.

Turunnya kematian meningkatkan “ledakan” jumlah penduduk. Tujuh puluh tahunan lalu, penduduk Indonesia baru sekitar 70 juta orang. Selain sistem kesehatan, sistem politik, ekonomi, dan pembangunan yang relatif stabil sejak 1970-an, sempat bergejolak pada 1998, mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Kini jumlah penduduk mencapai sekitar 275 juta jiwa.

Berkat pendapatan pemerintah yang meningkat, pemerintah menambah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan. Jumlah rumah sakit pada 1950-an yang berjumlah kurang dari 50 unit berkembang menjadi lebih dari 3.100 unit pada 2022. Belum lagi dengan keberadaan puskesmas yang semakin banyak, dari sekitar 2.000 unit pada 1970-an dan kini lebih dari 10.200, dan dekat dengan masyarakat.

Setiap kecamatan setidaknya punya satu puskesmas. Tenaga kesehatan yang tadinya didominasi oleh kelompok elit pada masa Perang Kemerdekaan semakin bertambah dengan dibukanya fakultas kedokteran di setiap provinsi.

Faktor lainnya adalah dampak ekonomi dan pembangunan yang disertai dengan dibukanya akses transportasi, informasi, ekonomi, dan mobilitas penduduk.

Lingkungan yang tadinya rawan dengan nyamuk malaria menjadi tergusur dan digantikan dengan pemukiman. “Keterlambatan penanganan kasus darurat dapat diminimalkan dengan adanya tenaga kesehatan di desa-desa yang jauh dari puskesmas sekaligus dengan tersedianya angkutan darurat,” kata Iqbal.

Dengan demikian, angka kematian akibat penyakit menular dan persalinan perlahan menurun.

Tantangan baru: harapan hidup sehat rendah dan kesenjangan

Di balik naiknya angka harapan hidup Indonesia itu, ada masalah besar yang sedang dihadapi oleh penduduknya yakni beberapa penyakit menular seperti tuberkulosis masih tinggi dan penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, stroke juga meningkat.

Menurut Iqbal, ada indikator lain yang menarik untuk dilihat yaitu Healthy Life Expectancy [HALE]. HALE merupakan rata-rata orang akan tetap hidup dalam kondisi sehat [bebas dari penyakit, konsekuensi dari terkena penyakit dan disabilitas].

“Misalnya begini. Anda mungkin panjang umur tapi hidup lama dengan rasa sakit kepala, berjuang melawan kanker, terinfeksi tuberkulosis, maka kualitas hidup Anda akan berkurang,” kata Iqbal.

Berdasarkan data Global Burden of Disease Study 2019, rata-rata angka harapan hidup sehat [HALE] Indonesia itu 63 tahun pada 2019, lebih tinggi dibanding pada 1990 yang 56 tahun. Angka ini masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara G20 lainnya seperti Jepang [74], Australia [70], Cina [69], Amerika Serikat [65], dan Brasil [65].

Namun jika dibandingkan dengan upaya mengatasi masalah kesehatan selama 30 tahun ini, angka harapan hidup sehat [HALE] Indonesia naik 7 tahun. HALE Cina juga naik 9 tahun dan Brasil 7 tahun.

Menurut Iqbal, angka ini setidaknya mengindikasikan kerja keras yang melatarbelakangi perubahan derajat kesehatan yang dramatis tersebut. “Perubahan HALE ini masih lebih dramatis dibandingkan dengan Amerika Serikat yang hanya naik 1 tahun,” ujarnya.

Tantangan lainnya adalah memperkecil kesenjangan kualitas hidup antara barat dan timur Indonesia. Iqbal mencontohkan di Papua harapan hidupnya 65 tahun. Angka harapan hidup di sana lebih rendah 6 tahun dibandingkan rata-rata nasional. Angka harapan hidup di Papua kurang lebih setara dengan Papua Nugini [65 tahun] dan Afghanistan [65], negara yang dilanda konflik berkepanjangan.

Angka harapan hidup sehat [HALE] Papua pun hanya 57 tahun, kurang lebih sama dengan dua negara tersebut. Di Papua pada 1990, beban penyakit menular, masalah ibu dan anak serta nutrisi, lebih tinggi 60% dibandingkan dengan penyakit tidak menular.

Namun pada 2019, beban ini berpindah karena 40% beban penyakit tidak menular yang lebih banyak. “Perubahan beban ini setidaknya mengindikasikan perlunya intervensi kesehatan masyarakat yang bersifat lokal namun massif untuk segera menyelesaikan masalah penyakit menular, kesehatan ibu dan anak serta nutrisi,” ujar Iqbal.

Jadi, Indonesia perlu kerja lebih keras lagi untuk secepatnya menyelesaikan masalah penyakit infeksi, kesehatan ibu, dan anak serta nutrisi. Selain itu, memang tidak dapat dimungkiri, masalah kesehatan akibat penyakit tidak menular menjadi masalah kesehatan utama Indonesia. Jika masalah tidak diatasi, hal ini menurunkan kualitas kehidupan penduduk: usia hidup harapan naik tapi didera sakit berkepanjangan.

Negara berkembang adalah negara yang tingkat kesejahteraan penduduknya masih dalam taraf menengah atau sedang berkembang. Berikut karakteristik negara berkembang sebagai berikut :

  • Tingkat kesehatan penduduknya rendah.
  • Tingkat pendidikan rendah.
  • Mata pencaharian umumnya bercorak agraris.
  • Angka pengangguran penduduk tinggi
  • Pendapatan per tahun yang cenderung rendah.
  • Fasilitas kesehatan minim.
  • Pertumbuhan Penduduk Tidak Terkendali atau tinggi.
  • Impor lebih tinggi dibanding ekspor.

Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan C. 

Negara maju dan negara berkembang dikelompokkan berdasarkan indikator pertumbuhan penduduk, tingkat pendidikan, kesempatan kerja, mata pencaarian, tingkat kesehatan, pendapatan perkapita dan penguasaan iptek. Indikator negara berkembang adalah sebagai berikut:

  1. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi namun angka harapan hidup rendah
  2. Angka beban ketergantungan yang tinggi
  3. Angka pengangguran yang tinggi 
  4. Mayoritas penduduk bermata pencaharian di sektor pertanian
  5. Pendapatan perkapita rendah
  6. Tingkat pendidikan yang rendah
  7. Tingkat kesehatan masyarakat yang rendah
  8. Penguasaan iptek kurang maju

Jadi, jawaban yang tepat adalah C.

Lebih dari dua pertiga penduduk dunia ini berada di negara-negara berkembang. Tingkat kelahiran dan tingkat kematian sangat berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan kualitas penduduk suatu negara yang dapat diukur dari tingkat pendidikannya. Karena tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap pola berpikir seseorang, berpengaruh pula kepada tingkat kesehatan. Tingkat kesehatan yang baik berpengaruh terhadap kelahiran bayi yang baik, tidak akan mengalami kekurangan gizi, bahkan berpengaruh besar juga terhadap kematian bayi. Kecilnya kematian bayi berpengaruh terhadap angka usia harapan hidup. Selain itu perkembangan infrastruktur maupun tenaga medis yang jauh berkembang di negara maju juga mengakibatkan penduduk negara maju memiliki jumlah kematian yang lebih sedikit. 

Jadi, jawaban yang tepat adalah C.  

Negara berkembang adalah negara yang tingkat kesejahteraan penduduknya masih dalam taraf menengah atau sedang berkembang. Berikut karakteristik negara berkembang sebagai berikut :

  • Tingkat kesehatan penduduknya rendah.
  • Tingkat pendidikan rendah.
  • Mata pencaharian umumnya bercorak agraris.
  • Angka pengangguran penduduk tinggi
  • Pendapatan per tahun yang cenderung rendah.
  • Fasilitas kesehatan minim.
  • Pertumbuhan Penduduk Tidak Terkendali atau tinggi.
  • Impor lebih tinggi dibanding ekspor.

Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan C. 

Angka harapan hidup merupakan konsep yang sering digunakan untuk mengukur angka rata-rata kematian dari sebuah populasi. Angka ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ekonomi dan demografi. Khusus untuk Indonesia, angka harapan hidup terus meningkat dalam 40 tahun terakhir.

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Angka harapan hidup Indonesia meningkat menjadi 71 tahun

Apakah Anda pernah mendengar soal angka harapan hidup? Tahukah Anda bahwa angka harapan hidup Indonesia terus naik dalam kurun 40 tahun terakhir?Angka harapan hidup adalah data yang menggambarkan usia kematian pada suatu populasi. Data ini merupakan ringkasan pola usia kematian yang terjadi pada seluruh kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia [World Health Organization atau WHO], rata-rata angka harapan hidup global pada 2016 adalah 72 tahun.Meski demikian, angka harapan hidup ini berbeda pada tiap negara, termasuk Indonesia yang ditaksir memiliki angka harapan hidup di bawah rata-rata global. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari status sosial ekonomi hingga kondisi psikologis.

Angka harapan hidup Indonesia terus naik

Berdasarkan data WHO, wilayah yang memiliki angka harapan hidup rata-rata paling rendah adalah benua Afrika [dengan 61,2 tahun], sedangkan angka harapan hidup rata-rata paling dimiliki oleh benua Eropa [77,5 tahun]. Lalu, bagaimana dengan angka harapan hidup Indonesia?Pada 2016, WHO mencatat angka harapan hidup Indonesia rata-rata adalah 69 tahun [71 tahun untuk wanita dan 67 tahun untuk pria]. Sementara menurut data Badan Pusat Statistik RI, angka harapan hidup Indonesia pada 2018 lalu meningkat menjadi 71,2 tahun, dengan 69,3 tahun untuk pria dan 73,19 tahun untuk wanita.Ya, wanita memang memiliki kecenderungan untuk berusia lebih panjang dibanding pria. Hal ini didasarkan juga atas data WHO mulai dari tahun 2000 hingga 2016 dengan angka harapan hidup pria dan wanita secara global memiliki jarak yang cenderung konstan, yakni wanita 4,3 tahun lebih lama hidup dibanding pria.Masih menurut data BPS pada 2018, angka harapan hidup tertinggi di Indonesia terletak di provinsi DI Yogyakarta dengan 74,84 tahun [73,03 tahun bagi pria dan 76,65 tahun bagi wanita]. Sedangkan untuk provinsi yang memiliki angka harapan hidup paling kecil ialah Sulwesi Barat dengan 64,61 tahun [62,76 tahun bagi pria dan 66,47 tahun bagi wanita].Belum lama ini, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas] juga sudah mengeluarkan estimasi angka harapan hidup Indonesia pada 2025 mendatang. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 273,65 juta jiwa, angka harapan hidup masyarakatnya diprediksi mencapai 72,7 tahun.

Apa arti angka harapan hidup Indonesia yang terus naik?

Angka harapan hidup pada dasarnya merupakan gambaran kondisi suatu wilayah secara garis besar. Semakin tingginya angka harapan hidup di Indonesia menandakan adanya perbaikan status kesehatan masyarakat, termasuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.Hal itu berdasarkan atas penghitungan angka harapan hidup sendiri dengan menggunakan rata-rata anak yang dilahirkan hidup, serta rata-rata anak yang masih hidup pada periode sensus. Jika angka kematian bayi tinggi, maka harapan hidup di wilayah tersebut akan rendah, begitu pula sebaliknya.

Faktor yang memengaruhi angka harapan hidup

Banyak hal yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya angka harapan hidup berdasarkan jumlah bayi lahir dan meninggal dalam periode tertentu. Berikut beberapa faktor di antaranya adalah:
  • Harapan subjektif: keinginan yang dimiliki seseorang terhadap panjang usianya sendiri.
  • Demografi: terdiri dari jenis kelamin, usia, dan kondisi kesehatan. Kondisi kesehatan yang dimaksud adalah catatan seseorang apakah ia pernah terkena salah satu dari penyakit berat, seperti hipertensi, osteoartritis, TBC, asma, diabetes, kanker, depresi, sirosis hati, maupun gagal ginjal.
  • Sosio-ekonomi: termasuk kondisi tempat tinggal, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal [mengontrak atau rumah sendiri], dan asuransi.
  • Gaya hidup: misalnya merokok, konsumsi alkohol, atau rutin berolahraga atau tidak.
  • Psikososial: menggambarkan kondisi mental seseorang, apakah ia merasa depresi, seberapa sering ia memiliki quality time, dan lain-lain.
Faktor-faktor di atas berhubungan satu sama lain. Misalnya, orang yang rentan mengalami depresi bisa saja dikarenakan akses yang terbatas terhadap pendidikan, pekerjaan, serta fasilitas kesehatan.Keterbatasan ini bisa mengakibatkan Anda rentan terkena berbagai macam penyakit dan akhirnya menurunkan angka harapan hidup di wilayah tersebut.Beberapa faktor memang sulit diubah, misalnya tempat kondisi tempat tinggal. Namun, Anda tetap dapat meningkatkan angka harapan hidup Anda sendiri dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan berolahraga rutin. Selain itu pemerintah saat ini tengah menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat [PHBS] sehingga masyarakat lebih terarah dalam menjalankan program hidup sehat untuk membantu meningkatkan harapan hidup.berhenti merokokangka harapan hidup

WHO. //www.who.int/gho/mortality_burden_disease/life_tables/situation_trends_text/en/
Diakses pada 6 November 2019
WHO. //www.who.int/countries/idn/en/
Diakses pada 6 November 2019
Bappenas RI. //www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaran-pers/berita/tahun-2025-angka-harapan-hidup-penduduk-indonesia-737-tahun/
Diakses pada 6 November 2019
BPS. //www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1114
Diakses pada 6 November 2019
Detik Health. //health.detik.com/berita-detikhealth/d-3841352/angka-harapan-hidup-indonesia-terus-naik-apa-artinya
Diakses pada 6 November 2019
Pub Med. //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5541275/
Diakses pada 6 November 2019
Office for National Statistics UK. //www.ons.gov.uk/peoplepopulationandcommunity/healthandsocialcare/healthandlifeexpectancies/articles/whataffectsanareashealthylifeexpectancy/2017-06-28
Diakses pada 6 November 2019

Zat beracun dalam rokok yang dikenal paling berbahaya,yaitu nikotin, tar, karbon monoksida. Selain itu, zat berbahaya lainnya yaitu, arsen, amonia, aseton,dsb.

23 Mei 2019|Nina Hertiwi Putri

Ada banyak ciri-ciri penyakit paru-paru obstruktif kronis, termasuk sesak dada, batuk berdahak, kaki dan betis membengkak, dan jantung berdetak cepat. Kenali cirinya, jauhi rokok Anda.

11 Jul 2019|Azelia Trifiana

Cara berhenti merokok secara alami adalah minum susu, atau makan buah, sayur, dan kacang-kacangan. Hal ini membantu menghilangkan sensasi asam di lidah perokok.

Dijawab Oleh dr. Lidya Hapsari

Dijawab Oleh dr. Vina Liliana

Dijawab Oleh dr. Farahdissa

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề