Pada dasarnya, obat penurun darah tinggi memiliki beberapa jenis. Mekanisme kerja satu sama lainnya pun jelas berbeda sesuai dengan kebutuhan pasien.
Beberapa pilihan obat yang biasa digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, di antaranya:
1. Furosemide
Furosemide merupakan obat untuk hipertensi yang termasuk dalam golongan obat diuretik. Obat jenis ini bekerja dengan cara membuang kelebihan air dan kadar natrium dalam tubuh, sehingga jumlah cairan dan garam yang mengalir dalam pembuluh darah dapat menurun.
Penggunaan obat furosemide dengan dosis 40 mg umumnya digunakan untuk mengobati pasien hipertensi dengan komplikasi jantung.
Namun, obat ini pada beberapa kondisi dapat menimbulkan efek samping seperti pusing, dehidrasi, hingga sering buang air kecil.
Beli Furosemide di Sini
2. Captopril
Obat yang termasuk golongan obat Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor [ACEI] ini umumnya digunakan pada kasus hipertensi dengan komplikasi diabetes melitus.
Cara kerja obat ini yaitu dengan menghambat produksi hormon angiotensin atau hormon yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Dengan mengonsumsi obat ini, otot dinding pembuluh darah akan menjadi lebih rileks dan sedikit melebar sehingga tekanan dapat berkurang.
Captopril 50 mg merupakan jenis obat hipertensi yang aman dan banyak digunakan pada kasus komplikasi hipertensi.
Perlu diketahui, obat tekanan darah tinggi yang satu ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil.
Beli Captopril di Sini
3. Valsartan
Jika dua obat sebelumnya masuk dalam golongan diuretik dan ACEI, Valsartan adalah obat hipertensi dengan golongan Angiotensin Receptor Blocker [ARB].
Meski begitu, Valsartan 80 mg memiliki fungsi yang sama dengan captopril yaitu banyak digunakan pada pengobatan pasien darah tinggi dengan komplikasi diabetes.
ARB bekerja dengan mengahalangi hormon angiotensin yang turut andil menyempitkan pembuluh darah, sehingga sirkulasi darah berjalan lancar dan tekanan darah menurun.
Beli Valsartan di Sini
4. Spironolactone
Spironolactone biasa digunakan untuk mengobati pasien hipertensi dengan diagnosa penyakit jantung.
Obat tekanan darah tinggi yang satu ini banyak diresepkan pada terapi diuretik. Selain itu, obat ini umumnya di kombinasikan dengan obat lain seperti obat anti diabetes.
Beli Spironolactone di Sini
5. Amlodipine
Rekomendasi selanjutnya untuk obat hipertensi yakni Amlodipine. Obat CCB [Calcium Channel Blocker] ini terbukti dapat membantu menurunkan penyakit kardiovaskular yang mana berisiko menyebabkan gagal jantung.
Kalsium dapat membuat jantung dan pembuluh darah berkontraksi lebih kuat. Oleh sebab itu, obat yang termasuk ke dalam golongan CCB bekerja dengan cara mencegah kalsium untuk masuk kedalam sel-sel jantung dan pembuluh darah.
Sama seperti jenis obat tekanan darah tinggi lainnya, CCB juga dapat menimbulkan efek samping pada kondisi tertentu, seperti kaki bengkak, sakit kepala, sembelit, hingga jantung berdebar.
Beli Amlodipine di Sini
6. Propanolol
Obat hipertensi ini termasuk ke dalam golongan beta-blockers yang dapat menangani tekanan darah tinggi, detak jantung tidak teratur, gemetar, serta dapat mencegah stroke dan serangan jantung.
Sama seperti golongan beta-blockers lainnya, obat ini bekerja dengan menghambat hormon epinefrin atau adrenalin sehingga jantung dapat bekerja lebih lambat.
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh Propanolol adalah kelelahan, depresi, insomnia, sesak napas, nyeri dada, batuk, sakit perut, pusing, sembelit atau diare, dan detak jantung menjadi lambat.
Beli Propanolol di Sini
Nah FarmaFriends, itu dia berbagai nama obat hipertensi yang bagus dan paling sering digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
Semua obat hipertensi yang sudah disebutkan di atas tergolong ke dalam obat keras, sehingga pada penggunaannya diperlukan resep dokter. Sebelum membeli obat ini, Anda dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu di sini.
Tebus resep dan beli obat hipertensi lebih mudah dan hemat di Farmaku.