Mengapa konflik sosial pasti terjadi pada setiap individu

Sobat Zenius pasti sering nih, mendengar berita tawuran. Pasti penasaran, dong, kenapa sih, bisa terjadi tawuran? Apakah karena ada persaingan antarkelompok?

Di artikel ini lo akan mendapatkan jawabannya.

Pertanyaan mengenai apa itu konflik sosial bisa lo baca di bawah ini [Dok. freepik.com]

Sebelum mencari tahu faktor penyebab konflik sosial, lo harus paham dulu pengertian konflik sosial.

Konflik sosial adalah perebutan agensi atau kekuasaan dalam masyarakat. Konflik sosial terjadi ketika dua orang atau lebih saling bertentangan dalam interaksi sosial. Masing-masing pihak menggunakan kekuatan sosial dengan timbal balik dalam upaya untuk mencapai tujuan yang tidak sesuai sementara mencegah yang lain untuk mencapai tujuan mereka sendiri.

Untuk mengulang pembahasan tentang definisi konflik sosial, kamu bisa klik link berikut untuk membacanya: Pengertian Konflik Sosial dan Teori Kekerasan.

Berikut ini adalah enam faktor penyebab konflik sosial yang lo perlu tahu.

1. Perbedaan Antar Individu

Perbedaan antarindividu bisa memicu konflik sosial [Dok. freepik.com]

Konflik sosial antarindividu dapat terjadi apabila ego masing-masing individu tidak dapat dikendalikan secara tepat.

2. Perbedaan Antar Kebudayaan

Karakter seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Sementara, tidak semua masyarakat memiliki kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Perbedaan kebiasaan, nilai dan norma sosial yang dianut oleh individu atau kelompok dapat menjadi pemicu konflik jika masing-masing pihak tidak mencoba memahami nilai dan norma satu sama lain.

3. Perbedaan Kepentingan

Berbedanya tingkat kebutuhan hidup dapat menyebabkan perbedaan kepentingan antarindividu dan kelompok. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan budaya. 

Contohnya, konflik yang muncul ketika pemerintah menetapkan upah minimum regional [UMR]. Pegawai merasa berhak atas kenaikan upah yang lebih tinggi, sementara pemerintah merasa kenaikan upah yang ada telah sesuai.

Apa dampak konflik kepentingan sosial dan bagaimana resolusinya? Baca selengkapnya di sini: Dampak Positif dan Negatif Konflik Sosial & Resolusi Konflik dan Contoh Lengkapnya.

4. Perbedaan Etnis

Perbedaan sistem nilai dan norma sosial antara etnis yang satu dengan etnis yang lain dalam masyarakat multikultural dapat memicu konflik. Misalnya, memprioritaskan etnis tertentu dalam perekrutan meski masih ada etnis lain di daerah tersebut.

5. Perbedaan Ras

Perbedaan ras merupakan salah satu penyebab konflik sosial [Dok. pixabay]

Konflik rasial cenderung didasari oleh paham rasialisme atau diskriminasi ras. Konflik dapat terjadi akibat adanya kecemburuan sosial terhadap ras tertentu yang menjadi minoritas, tetapi memiliki kekuatan atau kelebihan yang jauh lebih besar dibandingkan ras mayoritas.

6. Perbedaan Agama

Agama cenderung bukan pencetus utama terjadinya suatu konflik sosial. Namun dalam banyak kasus yang terjadi, konflik akibat perbedaan agama cenderung merupakan hasil negatif dari rentetan konflik yang terjadi sebelumnya. 

Contohnya adalah kasus penistaan agama akibat interpretasi ayat kitab suci yang berbeda yang menyebabkan konflik antar dua kelompok agama.

Materi Video Penyebab Konflik Sosial

Kamu biasanya berkonflik kalau lagi ada apa? Gak mungkin kan, lagi kalem tau-tau ngajakin orang berantem? Pasti ada alasannya.

Buat yang udah berlangganan paket belajar, tonton video penjelasan selengkapnya tentang Alasan Penyebab Terjadinya Konflik di web Zenius. Jangan lupa login dulu untuk mengaksesnya!

Contoh Soal

Nah, agar bisa lebih memahami konflik sosial secara mendalam, gue mau tantang lo untuk coba jawab contoh soal di bawah ini!

1. Berikut ini contoh yang menggambarkan kondisi konflik sosial adalah ….

a. kebencian Arthur terhadap Marmun sebagai pesaing di kelasnyab. benturan fisik yang menimbulkan cedera pada pemain sepak bolac. Eren membenci dirinya sendiri karena tidak lolos UTBKd. pengeroyokan maling oleh warga setempat

e. krisis moneter akibat penurunan nilai mata uang Rupiah pada tahun 1998

Ilustrasi konflik militer. ©2017 Merdeka.com

JATIM | 9 September 2021 14:01 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Konflik adalah pertentangan atau pertikaian antar individu maupun kelompok sosial yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan, serta adanya usaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan disertai dengan ancaman atau kekerasan, mengutip Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar.

Konflik adalah gejala sosial yang pasti akan hadir dalam setiap kehidupan karena konflik bersifat inheren. Artinya, konflik akan senantiasa ada di mana saja, kapan saja, dan dalam setiap ruang dan waktu.

Masyarakat sendiri merupakan arena pertarungan atau pertentangan dari konflik, oleh sebab itu,konflik dan integrasi sosial merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya konflik dan integrasi adalah adanya persamaan dan perbedaan kepentingan sosial.

Dari setiap konflik yang terjadi, ada di antaranya yang dapat diselesaikan secara tuntas dan adil, ada juga yang berjalan secara berlarut-larut tanpa adanya titik temu. Konflik dapat berujung pada kekerasan dan intervensi dari pihak ketiga yang sengaja ingin mengambil keuntungan dari pertikaian dua kelompok.

Berikut selengkapnya mengenai pengertian konflik dan hal-hal lain yang menyertainya yang menarik untuk diketahui.

2 dari 5 halaman

Dikutip dari Elly M. Setiadi dan Usman Kolip dalam buku Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan.

Secara umum, istilah konflik sosial mengandung suatu rangkaian fenomena pertentangan dan pertikaian antar pribadi melalui dari konflik kelas sampai pada pertentangan dan peperangan internasional.

Konflik adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Sedangkan konflik sosial adalah pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan.

Menurut Webster, istilah conflict dalam bahasa latinnya berarti suatu perkelahian, peperangan atau perjuangan, yaitu berupa konfrontasi fisik antar beberapa pihak [Pruit dan Rubin, 2009: 9].

Sementara itu, Pruitt dan Rubin mendefinisikan konflik sebagai sebuah persepsi mengenai perbedaan kepentingan [perceived divergence of interest], atau suatu kepercayaan beranggapan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat menemui titik temu yang sepaham [Pruitt dan Rubin, 2009: 9].

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Poerwadarminta, konflik adalah pertentangan atau percekcokan. Pertentangan sendiri muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak berseberangan.

3 dari 5 halaman

Faktor-faktor penyebab konflik atau akar-akar yang menjadi pertentangan sosial menurut Soerjono Soekanto di antaranya adalah:

1. Perbedaan antara individu-individu 

Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin akan melahirkan bentrokan antara mereka, terutama perbedaan pendirian dan perasaan di antara mereka.

2. Perbedaan kebudayaan

Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan kepribadian, yang sedikit banyak akan mempengaruhi kepribadian seseorang dalam kebudayaan tersebut.

3. Perbedaan kepentingan

Perbedaan kepentingan antara individu maupun kelompok merupakan sumber lain dari pertentangan baik kepentingan ekonomi, politik, dan sebagainya.

4. Perubahan sosial

Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang dapat menyebabkan munculnya golongan-golongan yang berbeda pendiriannya.

4 dari 5 halaman

Masih menurut Soerjono Soekanto, terdapat beberapa cara untuk menyelesaikan konflik sosial yang telah terjadi, yakni;

1. Coercion [Paksaan]

Penyelesaiannya dengan cara memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah. Coercion merupakan suatu cara di mana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak harus mengalah dan menyerah secara terpaksa.

2. Compromise [Kompromi]

Suatu cara di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

3. Arbitration [Arbitrasi]

Merupakan suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan diantara kedua belah pihak. Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat.

4. Mediation [Penengahan]

Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta melapangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu.

5. Conciliation [Konsiliasi]

Merupakan suatu usaha untuk mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.

5 dari 5 halaman

Secara garis besar, berbagai konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk konflik baik berdasarkan sifatnya maupun berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik.

1. Berdasarkan sifatnya

Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi konflik destruktuif dan konflik konstruktif. Dr. Robert H. Lauer dalam buku Perspektif Tentang Perubahan Sosial menjabarkannya sebagai berikut;

Merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda seperti konflik Poso, Ambon, Kupang, Sambas, dan lain sebagainya.

Merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi.

2. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik

Sementara itu, berdasarkan pelaku-pelaku yang sedang bertikai, konflik juga dapat dibagi menjadi beberapa bentuk seperti konflik vertika, horizontal, dan diagonal. Kusnadi dalam buku Masalah Kerja Sama, Konflik dan Kinerja menjelaskannya sebagai berikut;

Merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki. Contohnya, konflik yang terjadi antara atasan dengan bawahan dalam sebuah kantor. 

Merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya konflik yang terjadi antar organisasi massa.

Merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contohnya konflik yang terjadi di Aceh.

Soerjono Soekanto juga lantas membagi konflik sosial menjadi lima bentuk yaitu:

  1. Konflik atau pertentangan pribadi, yaitu konflik yang terjadi antara dua individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya.
  2. Konflik atau pertentangan rasial, yaitu konflik yang timbul akibat perbedaan-perbedaan ras.
  3. Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial, yaitu konflik yang terjadi disebabkan adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial.
  4. Konflik atau pertentangan politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan politis seseorang atau kelompok.
  5. Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional, yaitu konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada kedaulatan negara.
[mdk/edl]

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề