Jawab secepatnya !Soal tidak jelas [sering muncul saat interview] :1. Bagaimana cara memindahkan gunung everest ?2. Andaikan kamu hidup seperti uraniu …
Seorang peneliti sosial sedang melakukan studi tentang jaringan kriminal. Sebagai peneliti, ia harus merahasiakan identitas informan yang ditelitinya, …
Mengutamakan hal-hal yang jasmaniah, harta dan kekayaan, kerap membelokkan manusia untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok, adalah merupkan bud …
masyarakat sekitar pesisir,cenderung memiliki struktur sosial yang terbuka,lebih dinamis dan heterogen.sedangkan masyarakat yang jauh dari peaisir,cen …
Konflik yang terjadi antara warga desa yang terkena dampak dengan pengusaha pada luapan lumpur lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur masih terjadi kaitan de …
Di masa lalu, masyarakat berkulit hitam atau masuk dalam ras Negroid di negara Afrika Selatan menduduki strata atau lapisan rendah. Situasi ini merupa …
apakah stratifikasi sosial membentuk pola rasionalisasi politik seseorang / masyarakat sebaliknya
apa tanggapan kita jika politik dan olahraga tidak membuahkan hasil yang baik
sebutkan 5 sebab-sebab Perundungan Dunia Maya
1. Berdasarkan kasus di atas, permasalahan apa yang dapat dijadikan topik penelitian?2. Metode apa yang paling sesuai untuk melakukan penelitian terse …
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMILIHAN MATERI PELAJARAN
1. Pengertian dan persyaratan materi
Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak di capai.
Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran [instructional materials] adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya :
· Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan instruksional.
· Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan atau perkembangan siswa pada umumnya.
·
Menetapkan
materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.
Urutan materi pelajaran hendaknya
memperhatikan kesinambungan [kontinuitas].
· Materi pelajaran di susun dari hal yang sederhana menuju yang komplek, dari yang mudak menuju yang sulit, dari yang konkret menuju yang abstark. Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya.
· Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat factual maupun konseptual.
2. Aspek – Aspek Materi
Kalau kita mempelajari lebih dalam mengetahui materi pelajaran ,maka kita akan dapat melihat adanya berbagai aspek yang antara lain : konsep fakta, proses , nilai keterampilan , bahkan juga terdapat sejumlah masalah-masalah yang ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Istilah – istilah tersebut pada garis besarnya ialah :
1. Konsep adalah suatu idea tau gagasan atau suatu pengertian yang umum, misalnya meliputi definisi lingkaran,.
2. Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat / melaksanakan sesuatu , meliputi dalil, rumus, postulat, teorema.
3. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan/dialami.Mungkin berupa hal , objek atau keadaan.Jadi bukan sesuatu yang diinginkan atau pendapat atau teori.
4. Proses adalah serangkaian perubahan , gerakan – gerakan perkembangan . Suatu proses dapat terjadi secara sadar tidak disadari. Dapat juga merupakan cara melaksanakan kegiatan operasional [misalnya di pabrik] atau proses pembuatan tempe, proses perubahan warna pada daun yang kena hama wereng dan sebagainya.
5. Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model . Umumnya nilai bertalian dengan pengakuan atau kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau buruk.
6. Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. Berbuat dapat berarti secara jasmaniah [ menulis, berbicara dan sebagainya] Biasanya kedua aspek tersebut tidak terlipas satu sama lain.
Aspek – aspek tersebut , perlu menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan bahan pelajaran dan rinciannya.Sesuatu satuan bahasan yang telah ditentukan perlu dianalisis lebih lanjut tentang konsep- konsep apa yang terkandung dalam topic tersebut, prinsip – prinsip apa yang perlu disampaikan dan seterusnya.
3. Prinsip-Prinsip Penentuan Materi
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian [relevansi], keajegan [konsistensi], dan kecukupan [adequacy].
a] Relevansi artinya kesesuaian.
Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ” Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang sifat-sifat dab bagian dari kubus,balok,prisma dan limas” [materi konsep], bukan menentukan volume dari kubus,balok,prisma dan limas. [materi prosedur].
b] Konsistensi artinya keajegan.
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar [Matematika Kelas X semester 1] yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.
c] Adequacy artinya kecukupan.
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum [pencapaian keseluruhan SK dan KD].
Adapun dalam
pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi Materi
Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah;
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8. alokasi waktu.
4. Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran
Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu , pemilihan materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran – ukuran [criteria] yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam system instuksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar :
§ Kriteria tujuan istruksional
Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan – tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan – tujuan yang telah dirumuskan.
§ Materi pelajaran supaya terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah dirumuskna secara spesifik , dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pelajaran.
§ Relevan dengan kebutuhan siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya.
Karena setiap materi pelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh. Beberapa aspek di antaranya adalah pengetahuan ,sikap, nilai dan keterampilan.
§ Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.
§ Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
Materi pelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak.Pengetahuan dan keterampilan yang bakal mereka peroleh dari materi pembelajaran yang telah mereka terima di arahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan system nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
§ Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topic masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan factor perkembangan psikologis siswa . Dengan cara ini diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh si siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannya.
§ Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.
Ketiga factor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pelajaran . Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan
GBPP yang berlaku, kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan. Guru yang ahli penting, oleh sebab sumber utama memang adalah guru itu sendiri. Guru dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu utuk disajikan kepada para siswa berdasarkan ukuran pribadianya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas,bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang paling besar.
5. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran
a]Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek- aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
b]Identifikasi Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan aktivitas/ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual,seperti pengetahuan, pengertian,dan keterampilan berpikir.
Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan,maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab,setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda.
c]
Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
Cara
yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang
akan dibelajarkan adalah dengan mengetahui tentang kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita
akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa
fakta,konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan
motorik.
contohnya:
Kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi ,menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi. Berarti materi yang diajarkan adalah “konsep”.
d] Memilih Sumber Bahan Ajar
Setelah
jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan
sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari
berbagai sumber seperti buku pelajaran , internet dan sebagainya.
Penentuan Cakupan Dan Urutan Penyajian
Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/
instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Penentuan Cakupan Bahan Ajar
Dalam
menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
memperhatikan beberapa aspek berikut
a]
Aspek kognitif [fakta, konsep, prinsip, prosedur], aspek afektif, ataukah
aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses
pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi
tersebut memerlukan strategi
dan media pembelajaran yang
berbeda-beda.Selain memperhatikan jenis
materi juga harus memperhatikan
prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan
materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman
materinya.
b]Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.
c]Kecukupan [adequacy] atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan.Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
Urutan Penyajian Bahan Pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat [prerequisite] akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya.Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari.Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika
materi perkalian belum dipelajari.
6. Cara pemilihan materi
Dengan mengacu pada syarat dari materi pelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih atau menetapkan materi pelajaran :
a. Tujuan pengajaran
Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada tujuan – tujuan instruksional yang ingin dicapai.
b. Pentingnya bahan
Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betul – betul penting , baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.
c. Nilai praktis
Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi para siswa , dalam arti mengandung bilai praktis atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat perkembangan peserta didik
Kedalaman materi yang dipilih hendaknya ditetapkan dengan memperhitungkan tingkat perkembangan berpikir siswa yang bersangkutan, dalam hal ini biasanya telah dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan.
e. Tata urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan dipelajarinya keseluruhan materi oleh peserta didik atau siswa.
B. PENGALAMAN BELAJAR MATEMATIKA
1. Pengertian pengalaman belajar
Pengertian
pengalaman belajar menurut Tyler [1973:63] adalah sebagai berikut.
Learning experience is not the same as
the content with which a course deals nor the activities performed by the
teacher. The term learning experience refers to the interaction between the
learner and the external conditions in the environment to which he can react.
Learning takes place through the active behaviour of the student; it is what he
does that he learns, not what teacher does.[Pengalaman belajar tidak sama
dengan konten materi pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan oleh guru.
Istilah pengalaman belajar mengacu kepada interaksi antara pebelajar dengan
kondisi eksternal di lingkungan yang ia reaksi. Belajar melalui perilaku aktif
siswa; yaitu apa yang ia lakukan saat ia belajar, bukan apa yang dilakukan oleh
guru].
Caswel dan Campbell [dalam Sukmadinata, 2007: 4] mengatakan bahwa “kurikulum... to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers [kurikulum tersusun atas semua pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa dibawah bimbingan guru]”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1] pengalaman belajar pengalaman mengacu kepada interaksi pebelajar dengan kondisi eksternalnya, bukan konten pelajaran, 2] pengalaman belajar mengacu kepada belajar melaui perilaku aktif siswa, 3] belajar akan dimiliki oleh siswa setelah dia mengikuti kegiatan belajar-mengajar tertentu, 4] pengalaman belajar itu merupakan hasil yang diperoleh siswa, 5] adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk membimbing siswa agar memiliki pengalaman belajar tertentu.
Dalam kaitan ini tentu guru pun ingin mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai pengalaman belajar yang ditentukan dan seberapa besar efektivitas bimbingan yang telah diberikan kepada siswa. Dalam konteks inilah evaluasi pengalaman belajar menjadi sangat penting karena evaluasi pengalaman belajar merupakan proses pengumpulan dan penginterpretasian informasi atau data yang dilakukan secara kontinyu dan sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian hasil belajar siswa.
Hamalik,
O [2004:49] Mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang
dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar sesuai dengan tujuan
pendidikan yang ditetapkan.
Pengalaman [belajar] adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat
pendidikan, yang merupakan satu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman
pendidikan bersifat kontinu dan interaktif membantu integrasi pribadi murid.
2. Ide Umum Tentang Pengalaman Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman, dimana didalamnya mencakup perubahan-perubahan afektif, motorik, dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain. Albert Bandura [1969] menjelaskan sistem pengendalian perilaku belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman.
Beberapa ide umum tentang pengalaman belajar :
1. Keterlibatan dalam pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap pembelajaran.
2. Suasana yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau melakukan tugas sekalipun mengundang risiko.
3. Pengaruh strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun sangat tergantung pada beberapa aspek, misalnya usia, kematangan, kepercayaan, dan penghargaan terhadap orang lain. Dan kebahagiaan guru juga tergantung pada latihan-latihan yang diberikan untuk megendalikan atau menguasai aspek tersebut.
4. Beberapa teknis yang disajikan cenderung untuk memberikan beberapa gagasan atau ide mengenai bagaimana pengajar dapat melibatkan peserta didik secara emosional.
5. Terdapat banyak sekali pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebaik mungkin dengan melalui beberapa model yaitu pengajar atau guru yang dalam berbagai hal menyatukan pengaruh, sedangkan para peserta didik berusaha mencoba menurunnya.