Orang yang berilmu selalu disukai oleh orang lain karena

Orang yang berilmu mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah SWT

Kamis , 04 Nov 2021, 17:26 WIB

Antara/Makna Zaezar

Orang yang berilmu mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah SWT. Ilustrasi menimba ilmu agama

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, — Pernahkah Anda mendengar bahwa orang yang berilmu atau ulama lebih utama dibandingkan ahli ibadah yang tak berilmu?

Baca Juga

Allah SWT dalam firman-Nya, mengangkat derajat orang-orang yang mempunyai ilmu. Hal ini sebagaimana penegasan surat Al Mujadilah ayat 11:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan..”   

Sementara itu, dalam Sunan Ad Darimi, diriwayatkan sejumlah hadits terkait dengan keutamaan orang-orang yang berilmu. Di antaranya adalah sebagai berikut:     

Pertama, keutamaan orang berilmu seperti keutamaan Rasulullah SAW dalam konteks transfer ilmu.

 حَدَّثَنَا مَكْحُولٌ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ { إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ } إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَرَضِيهِ وَالنُّونَ فِي الْبَحْرِ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ الْخَيْرَ

Makhul berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Keutamaan seorang yang berilmu dari seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas orang-orang yang paling rendah diantara kalian, kemudian beliau membaca surat Fathir ayat 28, "innama yakhsyallaha min 'ibadihil 'ulama`" [bahwa yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya adalah para ulama]. Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, serta ikan di lautan [selalu] bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia'."   

Baca juga: Terpikat Sholat Menjadi Alasan Mualaf Sari Sukma Masuk Islam

Kedua, Allah mudahkan jalannya menuju surga

كَثِيرِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا مَعَ أَبِي الدَّرْدَاءِ فِي مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ إِنِّي أَتَيْتُكَ مِنْ الْمَدِينَةِ مَدِينَةِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِحَدِيثٍ بَلَغَنِي عَنْكَ أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَمَا جَاءَ بِكَ تِجَارَةٌ قَالَ لَا قَالَ وَلَا جَاءَ بِكَ غَيْرُهُ قَالَ لَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ النُّجُومِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظِّهِ أَوْ بِحَظٍّ وَافِرٍ    

Dari Katsir bin Qais berkata, "Aku sedang duduk bersama Abu Darda`RA di Masjid Damaskus. Tiba-tiba seorang laki-laki datang, dan berkata: "Wahai Abu Darda`, aku mendatangimu dari Madinah kota Rasulullah SAW karena dorongan memperoleh hadits yang datang darimu, yang kamu ceritakan dari Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam. Abu darda' bertanya: 'Apa sebenarnya yang mendorongmu kemari, dagangkah barangkali?, dia menjawab: 'tidak'. Abu darda" bertanya lagi: Tidak pula dorongan lain? ', dia menjawab: 'tidak'. 

Baca juga:  

3 Keutamaan Membaca Alquran Setiap Kelipatan 10 Ayat

9 Langkah yang Disarankan untuk Raih Keutamaan Alquran

23 Adab Membaca Alquran yang Penting Dipraktikkan

Abu Darda' berkata, 'Rasulullah SAW bersabda: 'Siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari untuk mencari ilmu, Allah memudahkan jalan baginya [menuju] surga, dan Malaikat membentangkan sayapnya karena ridha terhadap pencari ilmu. Sesungguhnya pencari ilmu, penghuni langit dan di bumi selalu memintakan ampun kepadanya hingga ikan paus yang ada di air.  

Keutamaan pemilik ilmu atas hamba-Nya [yang lain] seperti keutamaan bulan atas semua bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu, maka siapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil bagiannya atau bagian yang melimpah ruah'."  

Ketiga, keutamaannya sebanyak 100 derajat yang setiap dua derajatnya ditempuh 500 tahun dengan kuda.

 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْمُجْتَهِدِ مِائَةُ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ خَمْسُ مِائَةِ سَنَةٍ حُضْرُ الْفَرَسِ الْمُضَمَّرِ السَّرِيعِ

Muhammad bin 'Ajlan dari Az Zuhri berkata, "Keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan seorang mujtahid [ahli ibadah] sebanyak seratus derajat, dan setiap dua derajat [jaraknya seperti antara] lima ratus tahun yang ditempuh dengan menggunakan kuda yang larinya sangat cepat."      

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Ada dua keutamaan yang kadang luput dari perhatian, yaitu cara melihat dan dilihat.

Kamis , 29 Mar 2018, 10:16 WIB

pixabay

Pemimpin [Ilustrasi]

Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Karman

"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran” [QS az-Zumar [39]: 9].

Ayat di atas merupakan bentuk pertanyaan retoris yang tidak memerlukan jawaban. Artinya, orang yang berilmu sudah pasti berbeda dengan orang tidak berilmu [bodoh]. Orang berilmu lebih utama daripada orang bodoh. Ia senantiasa dapat mengambil pelajaran dari kehidupan dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.Keutamaan orang berilmu cukup banyak. Namun, ada dua keutamaan yang kadang luput dari perhatian, yaitu cara melihat dan dilihat. Orang berilmu lebih banyak melihat sesuatu dari sisi positif. Dalam pandangannya tidak ada satu pun peristiwa di dunia ini yang sia-sia. Semuanya pasti ada manfaatnya [QS Ali Imran [3]: 191].Tentu hal ini berbeda dengan cara pandang orang bodoh yang sering melihat sesuatu dari sisi negatif. Setiap peristiwa terkadang disikapinya dengan keluh kesah, caci maki, dan putus asa.Tumpukan sampah, misalnya, adalah objek yang akan berbeda maknanya jika dilihat oleh orang bodoh dan orang berilmu. Orang bodoh akan melihatnya sebagai sesuatu yang menjijikkan. Ia akan merespons objek tersebut dengan kemarahan.Terkadang kemarahan tersebut diekspresikan dengan menyalahkan orang lain, khusunya yang berwenang mengurusnya. Jadi, sampah baginya bermakna buruk karena cara pandangnya yang negatif.Berbeda dengan orang bodoh, orang berilmu akan melihat sampah sebagai tumpukan uang. Dalam pikiran kreatifnya terbayang bahwa di belakang tumpukan yang kotor ada beragam potensi. Mulai dari potensi pupuk kompos, tenaga listrik, bank sampah, sampai asuransi sampah. Orang berilmu melihat sampah dengan sikap positif sehingga yang semula terlihat kotor dan menjijikkan diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat.Tidak hanya cara memandang kehidupan, keutamaan orang berilmu juga terdapat pada saat dipandang baik oleh Allah, manusia, maupun makhluk lainnya. Allah memandang orang berilmu sebagai makhluk mulia sehingga derajatnya akan diangkat ke tempat yang lebih tinggi.

“ ... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [QS al-Mujadalah [58]: 11].

Manusia dan makhluk lain pun melihat orang berilmu sebagai sosok mulia. Banyak di antara mereka yang merasa tenang, nyaman, dan tercerahkan ketika melihatnya dan dekat dengannya.

Oleh karena itu, mereka selalu mengapresiasi keberadaannya dengan senantiasa mendoakan dan memohonkan ampun baginya sebagaimana dijelaskan oleh satu hadis: “Sesungguhnya para malaikat melebarkan sayapnya karena ridha kepada orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya makhluk yang berada di langit dan di bumi sampai ikan paus yang di dalam lautan senantiasa memohonkan ampun [kepada Allah] bagi orang yang berilmu [‘alim]” [HR Abu Daud dan Tirmidzi]. Wallahu a’lam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề