Orang yang berpikir kritis mampu merenungi kebesaran Allah pada

Oleh : Willi Ashadi, S.H.I., MA

Mukaddimah

Salah satu tugas dan tujuan manusia diciptakan oleh Allah swt menjadi wakil Tuhan dimuka bumi [khalifah-al-baqoaroh:30]. Sepertihalnya ciptaan Allah swt lainnya, kehidupan manusia terbatas dan tidak abadi dialam dunia. Sejatinya keabadian itu akan nyata dikemudian hari yaitu alam akhir [the end of day]. Dunia hanya menjadi persinggahan sementara sebagai persiapan menuju alam akhirat.

Esensi dan tujuan kehidupan manusia didunia hanya satu yaitu untuk beribadah kepada sang Khaliq yaitu Allah swt. Oleh karenanya manusia harus berikhtiyar menjadikan hari demi hari, waktu demi waktu serta silih bergantinya malam dan siang tidak lain hanya untuk dijadikan sesuatu yang bernilai ibadah. Didalam al-qur’an Allah swt berfirman :

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. [adzariyah:56]

Pembahasan  

Salah satu kriteria manusia beroreantasi akhirat yang diajarkan melalui nash Al-qur’an ialah manusia yang Ulil Albab. Manusia Ulil Albab merupakan suatu figure dan kriteria manusia yang patut dijadikan role model dikehidupan dunia. Manusia ulil albab terdiri dari tiga kata, yaitu manusia, Ulil dan Albab. Secara Bahasa istilah manusia diistilahkan dalam alqur’an dengan beberapa penyebutan antara lain insan, annas, dan basyar. Penyebutan insan/ins disebutkan sebanyak 65 kali didalam alqur’an. Sementara basyar disebutkan sebanyak 35 kali sedangkan an-nas disebutkan sebanyak 240 kali.

Adapun kata Ulil merupakan kata jamak yang diartikan Pemilik/Memiliki [seseorang yang memiliki keistimewaan: Kamus Mahmud Yunus]. Sementara Albab yang berasal dari kata Allababu atau al-lub diartikan Inti dari segala sesuatu [Kamus al-munjid fil lughoh wal a’lam]. Jadi Ulil albab bisa diartikan Memiliki Inti dari segala sesuatu. Jika semisal makna Ulil Albab diilustrasikan pada diri manusia, maka inti dari segala sesuatu dalam diri manusia ialah hati. Dengan kata lain bahwa yang paling berharga dalam diri manusia adalah hati. Hal ini relevan dengan hadis Rasulullah SAW yang bersabda :

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati [jantung].”[HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599].

Lebih jauh lagi terminology Ulil Albab bisa dimaknai bahwa manusia yang meletakkan Allah, Rasul dan ajaran Islam dalam hati yang terdalam adalah mereka manusia yang Ulil Albab. Didalam alqur’an sendiri kata Ulil Albab disebutkan sebanyak 16 kali. Salah satu makna Ulil Albab dalam terjemahaan alqur’an yaitu orang orang yang berakal. Surah ali Imran ayat 190-191 misalnya menyebutkan Allah swt berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda [kebesaran Allah] bagi orang yang berakal, [yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata], “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” [QS. Ali-‘Imran: 190-191].

Lantas bagaimana kriteria manusia Ulil albab tersebut? Berdasarkan ayat diatas [ali Imran:190-191], mereka yang disebut Manusia Ulil albab senantiasa menggunakan akalnya untuk mentadabburi, mengobservasi, memikirkan, menghayati, mengintrospeksi akan adanya sesuatu yang telah diciptakan oleh sang Khaliq yaitu Allah swt. Manusia ulil albab tersebut senantiasa terbenak dalam mindsetnya bahwa semua yang ada di alam semesta ini yang telah diciptakan oleh Allah swt, tidak ada satupun yang sia sia. Semua makhluk yang Allah swt ciptakan meskinya dan pastinya ada kebermanfaatan dan kebermaslahatan. Mereka yang menggunakan akal sebagai perenungan menuju kebermanfaatan dan kebermaslahatan adalah Manusia Ulil Albab.

Lebih lanjut lagi ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa ciri-ciri manusia Ulil albab antara lain: mereka senantiasa yang mengingat dan melibatkan Allah swt dalam kondisi apapun seperti keadaan berdiri, duduk, berbaring yang senantiasa mengingat Allah swt.

Dengan demikian, jika manusia dalam aktivitas kehidupan sehari harinya senantiasa mengingat dan melibatkan Allah swt, merekalah sejatinya figure manusia Ulil Albab.

Penutup

Kehidupan manusia dialam dunia hanya sementara, harta pasti akan ditinggalkan, jabatan juga demikian yang dibawa hanyalah amal ibadah sebagai bekal menuju alam akhirat.

Sungguh beruntunglah jika seorang manusia mampu memposisikan sebagai manusia Ulil Albab. Manusia Ulil Albab merupakan manusia yang senantiasa meletakan Allah, Rasulullah dan Ajaran Islam didalam hatinya yang paling dalam. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang Ulil Albab. Amiin.

Jakarta -

Surah Ali Imran adalah surah urutan ke tiga dalam Al Quran dan merupakan golongan surah Madaniyah. Jumlah ayat dalam satu surahnya sebanyak 200 ayat. Termasuk di dalamnya ayat ke-190 dan 191 yang istimewa hingga membuat Rasulullah menangis saat turunnya ayat tersebut.

Dikisahkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah RA, pada suatu malam ketika mereka tidur bersama, Rasul berkata: "Ya Aisyah, izinkan aku beribadah kepada Rabb-ku." yang kemudian dijawab oleh Aisyah:

"Aku sesungguhnya senang merapat denganmu, tetapi aku senang melihatmu beribadah kepada Rabbmu,"

Pada waktu sholat, Rasulullah SAW menangis sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Al Quran yang dibacanya. Setelah sholat, beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah.

Kemudian Bilal datang untuk adzan subuh dan melihat Rasulullah SAW menangis, ia bertanya:

"Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang?"

Rasulullah menjawab, "Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah telah menurunkan ayat [QS. Ali Imran: 190-191] kepadaku."

Selanjutnya beliau berkata, "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya."

Adapun bunyi bacaan Al Quran surah Ali Imran ayat 190-191 yang pernah membuat Rasulullah sampai menangis saat membacanya:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

190. Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda [kebesaran Allah] bagi orang yang berakal," [QS. Ali Imran: 190]

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

191. Artinya: "[yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata], "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka," [QS. Ali Imran: 191]

Ayat ini juga disebut dengan ayat tentang ulil albab, karakter yang sudah seharusnya dimiliki oleh seorang muslim. Atau, menurut buku yang bertajuk Agar Layar Tetap Terkembang karya Didin Hafidhuddin dan Budi Handrianto, ulil albab adalah mereka yang senantiasa berzikir kepada Allah dan memikirkan alam ciptaan-Nya sebagaimana digambarkan dalam Al Quran.

Melansir dari tafsir Kemenag, dua ayat ini menjelaskan tentang tanda-tanda kebesaran Allah. Tanda-tanda ini hanya dipahami bagi orang yang berakal atau orang yang tidak diselubungi akal untuk menciptakan kehancurhan.

Orang-orang berakal yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang-orang yang senantiasa memikirkan ciptaan Allah, merenungkan keindahan ciptaan-Nya, kemudian dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat-Nya, seraya berdzikir kepada Allah dengan hati, lisan, dan anggota tubuh seraya menjalankan aktivitas sehari-harinya.

Seorang muslim yang disebut dengan ulil albab pada ayat ini juga merujuk pada para ilmuwan dan filosof yang sangat ulung dan tekun serta tawadhu. Nantinya mereka akan mampu menyingkap rahasia alam tentang kompleksnya fenomena penciptaan Allah SWT. Wallahu'alam.

[erd/erd]

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Intan

20105010079

Setiap apapun yang di ciptakan oleh Allah swt. pasti ada guna dan manfaatnya hanya kemampuan manusia sajalah yang terbatas dalam mengungkapkan manfaat dan misterinya. Mungkin saja daun-daun, pohon-pohon rumput-rumput, serta bunga-bunga yang kita lihat setiap hari adalah obat yang sangat mukjizat menyembuhkan penyakit. Karena setiap ciptaan Allah swt. Itu tidak sia-sia.

Salah satu contoh adalah berpikir kritis terhadap cicak. Cicak di ciptakan oleh Allah itu ada hikmah dibaliknya, pada zaman Nabi Muhammad cicak adalah salah satu penghalang dakwah Nabi, tetapi mengapa cicak masih ada sampai sekarang kalau cicak dahulu itu adalah penghalang dakwahnya Nabi mengapa Allah tidak menghilangkannya dari muka bumi? Jawabannya adalah karena jika kita membunuh cicak dengan sekali bunuh langsung mati maka kita akan mendapatkan pahala, namun jika kita membunuhnya tidak dengan sekali bunuh langsung mati, maka pahalanya sudah berkurang dan bahkan tidak mendapatkan pahala sama skali jika kita membunuhnya dengan cara yang kejam.

Berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.

Q.S. al-furqan/25:53 yang artinya "Dan dialah yang membiarkan dua laut mengalir [berdampingan]; yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus"

sejumlah ahli menemukan laut dua warna yang tak pernah bercampur yang terletak di selat gibraltar yang menghubungkan lautan mediterania dan samudera atlantik. Hebatnya lagi kedua laut itu dibatasi oleh dinding pemisah. Bukan dalam bentuk dinding tebal, pembatasnya adalah air laut itu sendir dengan adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai dengan makhluk hidup yang tinggal di lingkungan itu. Namun Se jumlah ahli itu masih mempertanyakan mengapa tidak bisa bercampur ? Pertanyaan itu baru terjawab pada tahun 1942 M/1361 H melalui studi yang mendalam menyingkap adanya lapisan air pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan yang berbeda-beda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan melarutkan oksigen.

Kemudian semakin banyak fakta yang menakjubkan terungkap sehingga profesor shroeder ahli kelautan dari jerman mengungkapkan kekaguman akan kebenaran Al-Qur'an yang telah diturunkan 14 abad yang lalu telah berbicara mengenai hal tersebut

Alquran. Foto: Freepik

Berpikir kritis dalam Islam disebut juga dengan tafakur. Perintah untuk berpikir kritis pun telah termaktub dalam Alquran surat Ali Imran ayat 190-191. Allah SWT berfirman:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda [kebesaran Allah] bagi orang yang berakal, [yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata], "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”

Berdasarkan ayat di atas, berpikir kritis menurut Alquran berarti memikirkan akan kebesaran Allah SWT. Di setiap siang dan malam, umat Muslim dianjurkan untuk selalu mengingat kebesaran Allah SWT dan takut akan siksaan-Nya. Hal ini juga dijelaskan oleh Khoriotu Alkahfil Qurun dalam buku Moqadimah Percikan Filsafat.

Berpikir Kritis Menurut Alquran

Alquran. Foto: Freepik

Menurut Mizanul Akronim dalam buku Mengenal Teori Kritis, berpikir kritis menurut Alquran juga bisa dimaknai sebagai pendekatan diri kepada Allah SWT berdasarkan hati. Sebab, akal manusia dapat berpikir secara luas, namun tetap memiliki keterbatasan mengenai kekuasaan Allah SWT sebagaimana hadits dari sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

تَفَكَّرُوا فِي الْخَلْقِ وَلَا تَفَكَّرُوا فِي الْخَالِقِ فَإِنَّكُمْ لَا تَقْدُرُونَ قَدْرَهَ

Artinya: “Berpikirlah tentang ciptaan dan jangan berpikir tentang Pencipta, karena kamu tidak akan mampu memikirkan-Nya.” [HR. Abu Nu’aim].

Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII SMA/SMK, hadits di atas berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakannya dengan makhluk lain, yaitu dapat berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan.

Illustrasi Berpikir Kritis. Foto: Freepik

Menghimpun buku Latihan Soal Berpikir Kritis : Kelas X SMA oleh Mardiana Afriany Simatupang, S.Pd., Gr, berikut adalah beberapa manfaat dari berpikir kritis, di antaranya:

1. Memiliki banyak alternatif jawaban dan ide kreatif

Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih Anda memiliki kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional. Terbiasa berpikir kritis juga akan membuat Anda memiliki banyak alternatif jawaban serta ide-ide kreatif.

Jika menghadapi suatu masalah, Anda tidak hanya terpaku pada satu jalan keluar atau penyelesaian, namun akan memiliki banyak opsi atau pilihan sebagai solusinya.

2. Mudah memahami sudut pandang orang lain

Berpikir kritis dapat membuat Anda memahami sudut pandang orang lain. Karena dengan berpikir kritis, otak Anda akan lebih fleksibel sehingga mudah menerima pendapat atau ide-ide dari orang lain.

3. Dapat mejadi rekan kerja yang baik

Manfaat lain dari berpikir kritis adalah dapat menjadi rekan kerja yang baik. Sebab, berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam lingkungan pekerjaan. Selain itu, berpikir kritis juga dapat membuat Anda dihormati oleh rekan kerja karena memiliki pemikiran yang terbuka.

Berpikir kritis mampu membuat Anda berpikir lebih mandiri, artinya tidak perlu selalu mengandalkan orang lain. Jadi, ketika dihadapkan situasi yang rumit, Anda tidak perlu lagi menunggu keputusan dari seseorang yang dianggap mampu menyelesaikan masalah.

5. Mudah menemukan peluang baru

Dengan berpikir kriits, Anda dapat menemukan peluang-peluang baru dalam segala hal, baik dalam pekerjaan ataupun usaha. Karena, berpikir kritis mampu membuat pikiran Anda lebih tajam dalam menganalisa suatu masalah atau keadaan.

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề