Pelajaran yang dapat kita petik dari keberhasilan para santri yang berguna bagi nusa dan bangsa

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.

Ini adalah contoh judul deskripsi yang bisa anda isi dan sesuaikan pada widget

  • santri darunnajah com
  • santri darunnajah
  • smart system darunnajah
  • santri
  • ponpes

Ini contoh widget dengan style gallery pada kategori olahraga, anda bisa mengaturnya pada widget recent post wpberita.

Ini adalah contoh deskripsi untuk widget recent post wpberita, anda bisa memasukkan deskripsi pada widget ini.

Ini adalah contoh keterangan untuk widget dengan kategori otomotif, anda bisa dengan mudah memasukkannya pada widget.

contoh Eropa, serta telah mengupah orang Eropa bekerja pada Kerajaan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayaran, Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura [sekarang di Kalimantan Barat] dan menaklukkannya pada tahun 1661. Pada masa ini, Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang dilakukan VOC yang sebelumnya telah melakukan blokade atas kapal-kapal dagang menuju Banten.3. Kerajaan Islam di Sulawesi Kerajaan Islam yang terdapat di Sulawesi, di antaranya Gowa Tallo/Makassar, Bone, Wajo dan Soppeng, serta Buton. Dari sekian banyak kerajaan itu, yang paling terkenal adalah Gowa-Tallo. Pada awalnya, di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang [Sembilan Bendera], yaitu Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero, dan Kalili, yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa. Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin. Atas keberanian Sultan Hasanuddin melawan Belanda, mereka memberikan julukan kepadanya sebagai “Ayam Jantan dari Timur”. Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 35Uji KompetensiI. Jawablah pertanyaan berikut in dengan memilih jawaban a, b, c, atau d yang paling tepat!1. Pertumbuhan dan perkembangan Islam tidak terlepas dari peran penting beberapa kerajaan Islam yang berdiri di Nusantara. Kerajaan Islam pertama di Jawa adalah kerajaan Demak yang didirikan oleh .... A. Syarif Hidayatullah B. Sultan Trenggono C. Adipati Unus D. Raden Fatah2. Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati adalah seorang yang memiliki peranan penting dalam proses berdirinya kerajaan Islam .... A. Banten B. Cirebon C. Mataram D. Samudra Pasai3. Puncak kejayaan kerajaan Mataram diantaranya memiliki semangat bahari dan cita- cita menyatukan Pulau Jawa yaitu pada masa pemerintahan .... A. Sultan Amangkurat II B. Sultan Agung Hanyokrokusumo C. Panembahan Senopari D. Mas Jolang4. Perhatikan data berikut ! No. Nama Tokoh 1 Syarif Hidayatullah 2 Fatahillah 3 Walangsungsang 4 Pangeran Emas Berdasarkan data diatas, yang termasuk pendiri kerajan Cirebon adalah .... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 45. Kedatangan pasukan kerajaan Demak yang dipimpin Maulana Hasanudin ke wilayah Banten memiliki tujuan .... A. perluasan wilayah dan misi perdamaian B. perluasan wilayah dan misi perdagangan36 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXC. perluasan wilayah dan kerjasama bidang ekonomi D. perluasan wilayah dan penyebaran dakwah Islam6. Latar belakang Maulana Hasanudin melakukan perluasan wilayah di kerajaan Banten karena dipicu adanya kerjasama antara .... A. Sunda - Belanda B. Sunda - Portugal C. Banten - VOC D. Banten – Portugis7. Putera Sultan Ageng Tirtayasa yang melakukan kompromi dan kerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda adalah .... A. Sultan Haji B. Sultan Agung C. Sultan Hasanuddin D. Maulan Muhammad8. 8. Kehidupan sosial masyarakat Samudera Pasai diwarnai oleh ajaran Islam yang ditunjang dengan diberlakukannya hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Adapun peran kerajaan Samudera Pasai dalam menyebarkan Islam adalah .... A. Menularkan cara hidup khas Timur Tengah B. Menularkan tradisi-tradisi yang berlaku C. Mempertahankan kebiasaan masyarakat sebelum Islam D. Menghilangkan kebuyaan asli9. Kerajaan Aceh Darussalam mengalami perkembangan pesat dan mencapai masa keemasan yang berhasil menguasai jalur perdagangan aternatif serta mampu menyaingi monopoli perdagangan Portugis di Kerajaan Malaka. Pada masa kejayaan tersebut penguasa kerajaan Aceh Darussalaam bernama .... A. Sultan Alauddin B. Sultan Iskandar Muda C. Sultan Iskandar Sani D. Sultan Mahmud10. Sebelum abad ke 16 M, raja-raja Makasar belum memeluk agama Islam. Raja-raja tersebut baru memeluk Islam setelah kedatangan seorang penyiar Islam dari Sumatera yang bernama .... A. Sultan Babullah B. Sultan Hasanuddin C. Dato’ Ri Bandang D. Karaeng Matowaya Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 37II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!1. Identifikasikan 3 kerajaan Islam di Jawa!2. Deskripsikan tentang berdirinya kerajaan Islam pertama di Sumatra!3. Sebutkan pelajaran besar yang dapat kita ambil dari perjuangan Sultan Hasanudin!4. Sebutkan kebijakan Sultan Agung Haryoko Kusumo yang masih bermaanfaat sampai saat ini!5. Sebutkan pelajaran yang dapat kita petik dari konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sulta Haji!38 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXSejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 39BAB III PERAN PESANTREN DALAM DAKWAH ISLAM DI INDONESIAKOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli [toleran, gotong royong], santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Menganalisis dan menerapkan pengetahuan [faktual, konseptual, dan prosedural] berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret [menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat] dan ranah abstrak [menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang] sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teoriKOMPETENSI DASAR 1.3. Menghargai nilai-nilai positif dari perkembangan pesantren dan perannya dalam dakwah Islam di Indonesia 2.3. Mengamalkan sikap berani dan gigih dalam menuntut ilmu 3.3. Menganalisis perkembangan pesantren dan peranannya dalam dakwah Islam di Indonesia 4.3. Menyajikan hasil analisis perkembangan pesantren dan peranannya dalam dakwah Islam di IndonesiaINDIKATOR 1. Menjelaskan nilai-nilai positif dari perkembangan pesantren dan perannya dalam dakwah Islam di Indonesia 2. Menjelaskan sikap berani dan gigih dalam menuntut ilmu 3. Menjelaskan perkembangan pesantren dan peranannya dalam dakwah Islam di Indonesia 4. Mengidentifikasikan peran pesantren dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia 5. Mengklasifikasikan peran pesantren dalam perkembangan dakwah Islam di Indonesia 6. Mengidentifikasikan peran para tokoh Pesantren dalam dakwah Islam di Indonesia 7. Mendeskripsikan perkembangan pesantren dan peranannya dalam dakwah Islam di Indonesia 40 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXPeta Konsep Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 41PRAWACANA Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia. Peran pondok pesantren tidak dapat dipisahkan dari dakwah Walisanga melalui proses pendidikan sampai generasi ulama berikutnya yang berjuang meraih kemerdekaan. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren memiliki peranan yang sangat penting, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun terhadap bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bentuk pendidikannya mengalami perubahan sejalan dengan situasi dan kondisi bangsa. Saat ini, sebagian besar pondok pesantren mengembangkan pendidikan formal dengan berpedoman pada kurikulum nasional tanpa meninggalkan pendidikan Islam sebagai ciri khasnya. Pesantren mampu menyesuaikan diri secara bertahap dan penuh kehati-hatian dengan prinsip “al muhafadlah ala al qadim al shalih, wa al akdz bi al jadid al aslah”. Hal ini merupakan langkah yang cerdas dan bijaksana. Pesantren sebagai lembaga pendidikan berusaha memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Sebagai institusi pendidikan, pesantren diharapkan mampu menjadi penyeimbang ataupun alternatif bagi institusi pendidikan formal. Pondok pesantren dituntut memberikan pelayanan pendidikan yang integratif, yaitu terpadu antara ilmu pengetahuan dan teknologi [IPTEK] dan iman dan takwa [IMTAQ]. Atau, dengan kata lain keterpaduan antara pendidikan sekolah dengan pendidikan pesantren.42 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXA. Mari mengamati! 3.1 Proses pembelajaran di pesantren : //cahpulokulon.blogspot.com/ Gambar 1 merupakan ilustrasi pondok pesantren yang mempunyai peran penting dalam proses penyebaran Islam di Indonesia melalui jalur pendidikan. Dari ilustrasi tersebut, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan kontribusi pesantren dalam membangun bangsa Indonesia menuju masyarakat yang madani. 3. 2 Diolah dari berbagai sumber Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 43Gambar 2 merupakan ilustrasi komponen utama pondok pesantren yang mempunyai perandalam proses penyebaran Islam di Indonesia melalui jalur pendidikan. Melalui ilustrasitersebut, peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasikannya.3,3 Diolah dari berbagai sumber Gambar 3 merupakan ilustrasi pendidikan pesantren yang mempunyai peranan dalam proses penyebaran Islam di Indonesia. Melalui ilustrasi tersebut, peserta didik diharapkan mampu menganalisa dan mengidentifikasikan serta menumbuhkan motivasi bahwa pendidikan pesantren merupakan ikhtiar untuk memperoleh ilmu guna mengantarkan umat manusia pada dua kebahagiaan, yaitu di dunia dan akhirat.B. Pertanyaanku Pada setiap pertemuan dalam proses belajar-mengajar dan atau setelah memperhatikan serta mengamati gambar/cerita di atas, ada beberapa pertanyaan yang perlu kalian renungkan. Buatlah sejumlah pertanyaan dengan menggunakan kata tanya apa, siapa mengapa, bagaimana, dimana, dan kapan!No. Kata Tanya Pertanyaan1. Bagaimana Bagaimana peran pondok pesantren dalam penyebaran Islam di2. Bagaimana Indonesia? Bagaimana efektivitas pondok pesantren sebagai sarana dakwah?44 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXC. Wawasanku 1. Pondok Pesantren Pendidikan Keislaman dan Keaslian Indonesia Pondok pesantren termasuk lembaga pendidikan yang sudah sangat lama ada di Indonesia sehingga begitu mengakar dengan budaya bangsa serta mampu mempertahankan eksistensinya dari berbagai ujian. Pesantren memiliki tata nilai yang akhirnya dapat membentuk sistem pendidikan dan mampu menyerap nilai-nilai edukatif lama yang telah ada dan membudaya sekaligus berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa harus kehilangan jati dirinya. Pondok pesantren memiliki karakter tersendiri, yaitu keislaman dan keaslian Indonesia. Maksudnya, sebagai lembaga pendidikan yang identik dengan keislaman sekaligus orisinal [asli berasal dari Indonesia] dengan ciri khas memiliki padepokan atau asrama untuk tempat tinggal peserta didik yang biasa disebut santri. Pondok berasal dari kosakata bahasa Arab funduk yang memiliki makna asrama atau tempat di mana peserta didik tinggal. Adapun pesantren berasal dari kosakata lokal, yaitu cantrik yang bermakna siswa atau peserta didik. Dengan demikian pondok pesantren merupakan perpaduan kosakata bahasa Arab dan lokal. Secara istilah, pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan di mana peserta didik tinggal di asrama selama 24 jam untuk melaksanakan proses belajar-mengajar baik pendalaman ilmu agama [tafaqquh fiddin] maupun keterampilan dan kecakapan hidup. 2. Pendidikan Pesantren sebagai Sarana Dakwah Pendidikan pondok pesantren merupakan serangkaian proses belajar-mengajar berasrama yang berlangsung selama 24 jam dengan tujuan menyiapkan secara sadar peranan peserta didik di masa yang akan datang. Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, baik secara konvensional maupun sudah mengalami sentuhan metode modern. Menurut Agus Sunyoto di dalam buku Atlas Walisanga; usaha dakwah Islam yang dijalankan Walisanga melalui pendidikan mengalami proses akulturasi dengan budaya dan agama sebelumnya. Pola dakwah tersebut adalah melalui pengembangan model dukuh yang semula merupakan lembaga pendidikan Hindu-Buddha serta padepokan yang merupakan lembaga pendidikan Kapitayan [tempat bermukim para cantrik] yang diformat sesuai ajaran Islam menjadi lembaga pondok pesantren. Sebuah pondok pesantren mempunyai komponen pokok yang menjadi ciri khas tersendiri. Pertama, kiai [sebagai komponen sentral dalam suatu pesantren]. Kedua, santri [peserta didik atau anak dalam keadaan berkembang dalam pendidikan di Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 45pondok pesantren]. Ketiga, masjid/mushala [sarana fisik sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan di dalam pondok pesantren], Keempat, pondok/asrama [sarana fisik sebagai tempat tinggal para santri]. Kelima, kitab kuning [materi pokok dalam kurikulum pendidikan pesantren]. Keenam, metode pengajaran sorogan, bandongan, dan al-ijnul ijazah serta model pembelajaran “utawi iki iku” [yakni pola belajar di mana santri bisa mengetahui makna, kedudukan, dan fungsi masing-masing kalimat]. Kiai mempunyai berbagai fungsi, di antaranya sebagai figur pimpinan pondok pesantren. sehingga kewibawaan, kepribadian, penguasaan ilmu agama, serta pengalaman kiai memberikan warna pada budaya dan lingkungan masyarakatnya. Kiai sebagai guru mengaji mempunyai banyak murid. Melalui murid [santri] itulah tersebar karisma kiai di bidang keagamaan sekaligus budi luhur yang dituturkannya. Kiai juga memberi ilham kepada masyarakat sekitarnya dalam memecahkan persoalan. Biasanya, seorang anak kiai sangat dihormati oleh para santri dan masyarakat sekitar sebagaimana tampak dari panggilan “Gus” [singkatan dari “gusti” atau “bagus”]. Sebutan ini mengandung tafa’ul atau harapan agar ia menjadi orang yang bagus dan mulia. Oleh karena itu, anak kiai [“Gus”] mempunyai kesempatan yang luas untuk memimpin sebuah pondok pesantren. Dalam bahasa-bahasa simbol pesantren, status kiai bisa diperoleh atau terjadi karena karomah [suatu kemuliaan dari Allah] dan barakah [suatu kebaikan rohani yang dapat dilimpahkan kepada orang lain, terutama anaknya dan santrinya]. Status kiai dapat pula diperoleh melalui nasab [garis keturunan]. Istilah “santri” pada dasarnya muncul bersamaan dengan berdirinya pesantren di Indonesia. Santri yang dikenal sebagai penghuni pesantren bila dikaji tentu tidak akan lepas dari figur seorang kiai yang membentuk kepribadian dan karakternya serta sebagai lingkungan kehidupannya selama menjadi santri.3. Pesantren sebagai Pencetak Para Da’i Pesantren selain sebagai sarana dakwah, juga memiliki peran lain yaitu pencetak para pendakwah atau da’i. Sebagian besar da’i di Indonesia adalah lulusan pesantren. Para da’i lulusan pesantren turut serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam dengan berbagai cara. Sebagian dari mereka menyebarkan ajaran Islam melalui media sosial, berceramah dari panggung ke panggung dan lain sebaginya. Cara lain yang dilakukan oleh para da’i untuk menyebarkan ajaran Islam adalah mendirikan pesantren, sehingga banyak pesantren yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.46 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXa. Pendidikan Pesantren di Berbagai Wilayah di Indonesia Berdasarkan data dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan serta Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2006, tidak kurang dari 14.067 buah pondok pesantren tersebar luas di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pondok pesantren secara kuantitatif mampu berkembang dan tetap menjadi kebutuhan bangsa Indonesia. Persebaran pondok pesantren terbanyak berada di pulau Jawa, kemudian disusul Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Berikut adalah profil ringkas beberapa pondok pesantren penting yang hingga kini masih berdiri tegak di tanah air. 1] Pondok Pesantren Tegalsari, Jetis, Ponorogo, Jawa Timur Pondok pesantren ini termasuk salah satu yang paling bersejarah di Indonesia. Pesantren Tegalsari didirikan oleh Kiai Ageng Hasan Basari pada abad ke-18. Pesantren ini mempunyai ribuan santri yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Di antara sekian banyak santrinya yang terkenal adalah Pakubuwono II yang merupakan penguasa Kerajaan Kartasura, Raden Ngabehi Ronggowarsito [seorang pujangga Jawa yang masyhur], serta tokoh pergerakan nasional H.O.S. Cokroaminoto. 2] Pesantren Al-Hamdaniyah Pesantren ini didirikan oleh K.H. Hamdani pada tahun 1787. Lokasi pesantren terletak di Desa Siwalan Panji, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Pondok ini memiliki bentuk bangunan yang masih asli dan unik, yakni berdinding anyaman bambu dan diberi jendela pada setiap kamarnya. Bangunan asrama santri disangga dengan kaki-kaki beton sehingga membuatnya tampak seperti rumah joglo. Pondok pesantren ini telah banyak melahirkan ulama-ulama terkemuka. Salah satu yang pernah menjadi santri adalah pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy'ari. 3] Pondok Pesantren Sidogiri Pesantren ini berdiri pada tahun 1718. Pendirinya bernama Sayyid Sulaiman yang secara silsilah masih bersambung sampai ke Rasulullah Saw. Pada awalnya, Sidogiri adalah area hutan yang belum terjamah manusia di Pasuruan, Jawa Timur. Sayyid Sulaiman dengan dibantu oleh santri sekaligus menantunya, yaitu Kiai Aminullah, melakukan babat alas selama 40 hari untuk mendirikan pondok pesantren. 4] Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 47Pesantren ini bermula dari sebuah langgar [mushala] kecil yang didirikan oleh Kiai Itsbat Bin Ishaq sekitar tahun 1787. Beliau adalah salah sosok ulama karismatik yang terkenal zuhud, tawadhu, dan arif. Nama Banyuanyar diambil dari bahasa Jawa yang artinya air baru. Hal itu didasarkan pada penemuan sumber mata air [sumur] yang cukup besar oleh Kiai Itsbat. Sumber mata air tersebut tidak pernah surut sedikit pun. Bahkan, hingga kini mata air tersebut masih dapat difungsikan sebagai air minum bagi santri dan keluarga besar Pondok Pesantren Banyuanyar. Di pondok inilah Kiai Itsbat mengasuh para santrinya dengan penuh istiqamah dan kesabaran. Padahal, sarana dan fasilitas yang ada ketika itu tentunya jauh dari kecukupan atau memadai. 5] Pondok Tremas Pondok ini didirikan oleh K.H. Abdul Manan pada tahun 1830 setelah menyelesaikan masa belajarnya di Pondok Tegalsari, Ponorogo. Awalnya, pondok ini berada di daerah Semanten, yakni sekitar 2 kilometer arah utara Kota Pacitan. Pada waktu itu, pondok masih dalam taraf permulaan sehingga santrinya juga belum sebanyak periode sesudahnya. Oleh karena itu, kitab-kitab yang dipelajari waktu itu juga masih dalam tingkatan dasar. 6] Pondok Pesantren al-Huda Pesantren ini dirintis pada tahun 1801 oleh K.H. Abdurrahman di atas tanah seluas 3.650 m2. Lokasinya berada di Desa Kutosari, Kelurahan Kebumen, Kecamatan Kebumen. K.H. Abdurrahman merupakan mursyid [guru] Thariqah Naqsyabandiyah. Semula, al-Huda adalah nama untuk mushala yang berada di kompleks pondok. Tatkala meletus Agresi Militer Belanda I, kiai dan para santri serta para pejuang muslim Kebumen berjuang melawan tentara Belanda. Begitu pula agitasi PKI tahun 1960-an kembali membangkitkan suasana perjuangan di kalangan santri dan kiai. Saat itu, Pondok Pesantren al-Huda menjadi ajang pelatihan bagi anggota Banser [Barisan Ansor Serbaguna]. 7] Pondok Pesantren Buntet Pesantren ini didirikan oleh Mbah atau Kiai Muqoyyim. Beliau merupakan putra Kiai Abdul Hadi yang merupakan keturunan bangsawan dari Kesultanan Cirebon. Karena kepintaran dalam menulis buku tentang tauhid, fiqh, dan tasawuf, Kiai Muqoyyim diangkat menjadi Mufti oleh Keraton Kanoman Cirebon.48 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXAkan tetapi, karena ada perbedaan sikap antara dirinya dengan pihak keraton, yakni saat keraton mulai terlihat tunduk terhadap Belanda, akhirnya Kiai Muqoyyim mengundurkan diri meninggalkan Keraton Kanoman. Beliau kemudian mendirikan Pesantren Buntet yang terletak sekitar 12 kilometer dari Keraton Kanoman [Kota Cirebon] pada tahun 1750.8] Pondok Pesantren Subulussalam, Sayurmaincat Lokasi pesantren ini berada di Desa Sayurmaincat, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Usia pesantren telah mencapai hampir satu abad. Pesantren ini juga berjasa dalam mengusir penjajah Belanda dari bumi Sumatra. Pada masa kemerdekaan, pesantren ini dijadikan basis perlawanan rakyat, yakni dijadikan markas Tentara Keamanan Rakyat [TKR]. Beberapa saat setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, pesantren kembali dijadikan sebagai markas TKR. Pada tahun 1949, pesantren ini kembali dibuka sebagai lembaga pendidikan [sekolah] oleh H. Fahruddin Arjun Lubis.9] Pondok Pesantren Darussalam Martapura Pondok pesantren ini berlokasi di kawasan Pasayangan, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. Pesantren ini didirikan pada tahun 1914 oleh K.H. Jamaluddin. Pondok pesantren ini merupakan yang tertua di Kalimantan dan telah melahirkan banyak ulama terkemuka. Bahkan, hampir seluruh silsilah murid-guru di Kalimantan Selatan bermuara di pesantren ini. Pesantren Darussalam memiliki peran penting bagi sejarah perkembangan Islam di Kalimantan Selatan. Pesantren ini dijadikan acuan bagi perkembangan pesantren- pesantren lain yang kemudian berdiri di provinsi tersebut. Keputusan K.H. Jamaluddin untuk mendirikan pesantren dilandasi semangat dalam rangka pengembangan agama Islam di wilayah Kalimantan Selatan. Selain itu, daerah ini dikenal memiliki tradisi keagamaan yang sangat kuat. Bahkan, sejumlah ulama Indonesia terkemuka berasal dari Kalimantan Selatan. Setelah K.H. Jamaluddin meninggal dunia, pimpinan pesantren digantikan oleh K.H. Hasan Ahmad.10]Pondok Pesantren As’adiyah Sulawesi Selatan Pondok Pesantren As’adiyah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam swasta yang bergerak di bidang pendidikan dan da’wah Islam. Mulai dirintis pada tahun 1928 M., Lembaga ini menjadi pesantren tertua di Sulawesi Selatan. Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 49Pada mulanya, Lembaga ini bernama Madrasatul Arrabitatul Islamiyah [MAI] yang dirintis oleh Syekh Muhammad As’ad yang dikenal pula dengan panggilan Anregurutta Pungngaji Sade atau Gurutta Aji Sade. Penamaan As’adiyah juga diambil dari pendirinya [KH. As’ad] yang merupakan seorang berdarah Bugis Wajo. Dalam perkembangannya, pondok ini telah banyak menciptakan generasi para ulama hingga Wajo kemudian digelari sebagai kota santri. Keberadaan Pondok Pesantren As’adiyah sebagai mesin pencetak para mubalig maupun ulama, sudahlah sangat dikenal dimasyarakat. Selain melahirkan ulama, juga banyak alumninya yang kini telah menjadi ilmuwan.D. Aktivitasku Kegiatan 1: Diskusi a. Bentuklah kelompok kecil secara heterogen [acak dan merata]! b. Diskusikan hal-hal berikut [materi diskusi] dengan saling menghargai pendapat teman! c. Pajang hasil diskusi kalian, bisa ditunjukkan di atas meja atau ditempelkan pada dinding kelas! d. Setiap kelompok bergeser searah jarum jam untuk menilai hasil kelompok lain dari segi ketepatan jawaban, banyaknya/kelengkapan contoh, dan kejujuran pendapat. e. Presentasikan hasil diskusi kalian! f. Berilah penghargaan pada kelompok yang paling baik hasilnya! Materi Diskusi Setelah kalian mengamati, memperhatikan gambar atau fenomena, serta mempelajari materi di atas, ada beberapa hal yang perlu didiskusikan sebagai berikut. 1. Mengapa kita perlu memahami sejarah pondok pesantren di Indonesia? 2. Apa tujuan mempelajari pondok pesantren yang ada di berbagai wilayah Indonesia? 3. Apa manfaat mempelajari berbagai pondok pesantren di Indonesia? 4. Belajar dari sejarah proses perkembangan Islam melalui saluran pendidikan yang merupakan pencetak kader ulama. Apa yang dapat kalian petik dari fakta sejarah tersebut untuk kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini? 5. Pondok pesantren memiliki corak keislaman dan keaslian pendidikan Indonesia. Apa yang dimaksud corak keislaman dan keaslian pendidikan Indonesia?50 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXREFLEKSISetelah kalian mempelajari materi di atas, renungkan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!1. Sebutkan peran pesantren dalam dakwah Islam di Indonesia?2. Apa tujuan mempelajari berbagai pondok pesantren di berbagai wilayah di Indonesia?3. Apa manfaat mempelajari berbagai pondok pesantren di berbagai wilayah di Indonesia?4. Apa kontribusi pondok pesantren terhadap pengembangan Islam di Indonesia?5. Apa yang kalian ketahui tentang kitab pegon berbahasa Jawa atau Melayu? Rencana AksikuNo. Peran Rencana Perilaku yang Hasil 1. Dilingkungan rumah akan saya lakukan melakukan Aktif di kegiatan masjid2. Dilingkungan Madrasah Belajar dengan tekun3. Di masyarakat Membantu tetangga yang4. Untuk negara5. Untuk agama kesulitan Memajukan ilmu pengetahuan Berdakwah RANGKUMAN1. Pondok pesantren termasuk lembaga pendidikan yang sudah sangat lama ada di Indonesia sehingga begitu mengakar dengan budaya bangsa. Pondok pesantren memiliki karakter keislaman dan keaslian Indonesia. Maksudnya, sebagai lembaga pendidikan yang identik dengan keislaman sekaligus orisinal [berasal dari Indonesia] dengan ciri khas memiliki padepokan atau asrama untuk tempat tinggal peserta didik.2. Secara istilah, pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan di mana peserta didik tinggal di asrama selama 24 jam untuk melaksanakan proses belajar-mengajar Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 51baik pendalaman ilmu agama [tafaqquh fiddin] maupun keterampilan dan kecakapan hidup.3. Pondok pesantren mempunyai komponen pokok sebagai berikut. Pertama, kiai [komponen sentral, yakni guru mengaji sekaligus pimpinan pondok]. Kedua, santri [peserta didik]. Ketiga, masjid/mushala [tempat ibadah dan pusat kegiatan di dalam pondok pesantren], Keempat, pondok/asrama [tempat tinggal para santri]. Kelima, kitab kuning [materi pokok dalam kurikulum pendidikan pesantren]. Keenam, metode pengajaran sorogan, bandongan, al-ijnul ijazah, halaqah, serta pola belajar di mana santri bisa mengetahui makna, kedudukan, dan fungsi masing-masing kalimat.4. Data dari Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan ada 14.067 pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pondok pesantren secara kuantitatif mampu berkembang dan tetap menjadi kebutuhan bangsa Indonesia.5. Beberapa pondok pesantren penting yang hingga kini masih berdiri di tanah air. a. Pondok Pesantren Tegalsari, Jetis, Ponorogo, Jawa Timur Didirikan oleh Kiai Ageng Hasan Basari pada abad ke-18. Di antara santrinya yang terkenal adalah Pakubuwono II [penguasa Kerajaan Kartasura], Raden Ngabehi Ronggowarsito [pujangga Jawa], serta H.O.S. Cokroaminoto [tokoh pergerakan nasional]. b. Pesantren Al-Hamdaniyah Didirikan oleh K.H. Hamdani pada tahun 1787. Lokasi pesantren terletak di Desa Siwalan Panji, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy'ari, pernah menjadi santri di pondok pesantren ini. c. Pondok Pesantren Sidogiri Pesantren ini berdiri pada tahun 1718. Pendirinya adalah Sayyid Sulaiman yang masih merupakan keturunan Rasulullah Saw. Lokasi pondok didirikan di area bekas hutan setelah babat alas. d. Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Pesantren ini bermula dari sebuah langgar [mushala] kecil yang didirikan oleh Kiai Itsbat Bin Ishaq sekitar tahun 1787. Di area pondok terdapat sumber mata air [sumur] cukup besar yang tidak pernah surut. e. Pondok Tremas Pondok ini didirikan oleh K.H. Abdul Manan pada tahun 1830 di daerah Semanten, Pacitan. Saat itu, materi yang diajarkan adalah kitab-kitab yang masih dalam tingkatan dasar.52 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXf. Pondok Pesantren al-Huda Pesantren ini dirintis pada tahun 1801 oleh K.H. Abdurrahman di atas tanah seluas 3.650 m2 di Kebumen. Para kiai dan santri pondok ini turut berjuang melawan tentara Belanda pada masa kemerdekaan serta melawan agitasi PKI pada tahun 1960-an.g. Pondok Pesantren Buntet Pesantren ini didirikan oleh Mbah atau Kiai Muqoyyim. Beliau sempat menjadi Mufti Keraton Kanoman Cirebon, tetapi kemudian mengundurkan diri dan mendirikan Pesantren Buntet yang terletak sekitar 12 kilometer dari Kota Cirebon pada tahun 1750.h. Pondok Pesantren Subulussalam, Sayurmaincat Lokasi pesantren ini berada di Desa Sayurmaincat, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Usia pesantren telah mencapai hampir satu abad. Pada masa kemerdekaan, pesantren ini dijadikan basis perlawanan sipil bersama Tentara Keamanan Rakyat [TKR].i. Pondok Pesantren Darussalam Martapura Pondok pesantren ini berlokasi di kawasan Pasayangan, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. Pesantren didirikan pada tahun 1914 oleh K.H. Jamaluddin. Sebagai pesantren tertua di Kalimantan dan telah melahirkan banyak ulama. Pesantren Darussalam dijadikan acuan bagi perkembangan pesantren lain. Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 53Uji KompetensiI. Jawablah pertanyaan berikut in dengan memilih jawaban a, b, c, atau d yang paling tepat!1. Perhatikan tabel di bawah ini ! NO. Klasifikasi Pondok 1. Salaf - Khalaf 2. Hafidz al-Qur’an – Qira’ah al Kutub 3. Klasik - Modern 4. Asrama – Boarding school Klasifikasi Pondok pesantren berdasarkan materi yang diajarakan, pada tabel di atas ditunjukan pada nomor …. A. 1 B. 2 C. 3 D. 42. Nilai-nilai positif yang dapat kita rasakan dari pembelajaran yang dikembangkan di Pondok pesantren salah satunya adalah learning to live together, yaitu .... A. Belajar untuk menjadi B. Belajar untuk melakukan C. Belajar untuk diri sendiri D. Belajar untuk hidup bersama orang lain3. Pernyataan di bawah ini merupakan salah satu Peran pondok pesantren dalam dakwah Islam di Indonesia .... A. Ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa B. Ikut berpartisipasi dalam membangun tempat tinggal santri C. Ikut berpartisipasi dalam mensejahterakan rakyat D. Ikut membangung dalam bidang perekonomian4. Pelajaran yang dapat kita petik dari keberhasilan para santri yang berguna bagi nusa dan bangsa adalah .... A. sikap berani dan gigih dalam menuntut ilmu B. sikap praktis dalam menuntut ilmu C. sikap berani mati jihad fisabilillah D. sikap ujub dan riya’54 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX5. Perhatikan tabel di bawah ini !NO. komponen1. Masjid, asrama, Kiai, santri, kitab kuning2. Masjid, asrama, Ustadz, santri, kitab pegon3. Kiai, santri, masjid, asrama, kitab kuning4. Kiai, badal, santri, asrama dan kitab pegonKomponen utama pada Pondok pesantren salaf, pada tabel di atas ditunjukan padanomor ….A. 1B. 2C. 3D. 46. Pendidikan pesantren mempunyai peranan yang sangat besar dalam dakwah Islam diIndonesia. Kesesuai lokasi dan nama pesantren yang sesuai pada tabel di bawah iniadalah .…Pilihan Nama Pesantren Tempat/LokasiA. Tebuireng Jawa timurB. Ploso jogjakartaC. Buntet Jawa BaratD. Tremas Madura7. Kitab kuning merupakan ciri sebuah pondok pesantren salaf di Jawa. Metode dalam menterjemahkan kitab kuning terkesan unik, banyak disoroti oleh kalangan di luar pesantren, yaitu …. A. metode bandongan B. metode sorogan C. metode utawi iki-iku D. metode klasikal8. Pondok pesantren mempunyai demensi yang akan terus melekat dan menjadi nilai lebih dari pesantren itu sendiri, yaitu .… A. dimensi kemasyarakatan terintegrasi dengan pendidikan B. dimensi kemasyarakatan terintegrasi dengan keagamaan C. dimensi keagamaan terintegrasi dengan sosial kulturan D. dimensi pendidikan terintegrasi dengan sosial politik Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 559. Kitab kuning merupakan materi utama dalam pendidikan pesantren. Selain itu ada istilah kitab pegon yaitu .… A. kitab terjemah bahasa indonesia B. kitab terjemah arab dengan aksara jawa C. kitab terjemah jawa dengan huruf hijaiyah D. kitab terjemah jawa dengan huruf latin10. Hikmah yang dapat kita ambil dari metode pembelajaran sorogan yang masih digunakan di pondok pesantren salaf adalah .… A. terjadi proses evaluasi yang efektif dan efisien B. terjadi proses pembelajaran yang membosankan C. Proses pembelajaran kurang efektif dan efisien D. Proses pembelajaran tidak menyesuaikan perkembangan jamanJawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!1. Sebutkan 3 bukti bahwa pondok pesantren mempunyai peranan penting bagi nusa dan bangsa !2. Sebutkan nama 3 tokoh nasional yang juga merupakan alumni pesantren!3. Apa yang kalian ketahui tentang kitab kuning? Jelaskan!4. Sebutkan 3 metode pembelajaran konvensional yang diterapkan pondok pesantren selama ini !5. Sebutkan komponen utama dari sebuah sistem pendidikan pesantren!56 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXSejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 57BAB IV NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIAKOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli [toleran, gotong royong], santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Menganalisis dan menerapkan pengetahuan [faktual, konseptual, dan prosedural] berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret [menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat] dan ranah abstrak [menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang] sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teoriKOMPETENSI DASAR 1.4. Menghayati nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia 2.4. Mengamalkan sikap kritis, toleran dan santun 3.4. Menganalisis nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia 4.4. Mengklasifikan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di IndonesiaINDIKATOR 1. Menjelaskan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia 2. Menjelaskan implementasi nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia 3. Mengidentifikasikan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia 4. Mengklasifikan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia 5. Menjelaskan Ibrah perkembangan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia 6. Mengapresiasi nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dengan sikap kritis, toleran dan santun 7. Mengaplikasikan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dengan sikap kritis, toleran dan santun 58 Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IXPETA KONSEP Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 59Prawacana Usaha “membumikan” nilai-nilai Islam melalui dakwah Walisanga sampai periode KH. Abdurahman Wahid dengan istilah “pribumisasi Islam” jejaknya masih nampak jelas sampai saat ini. Implementasi nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari misalnya; penggunaan nama-nama hari dalam penanggalan yaitu ahad, senin, selasa, rabu, kamis, jumat dan sabtu; nama-nama orang seperti Ahmad, Muhammad, Abdullah, Abdur Rahman, dan lain-lain; pemakaian perhitungan dengan bulan-bulan Hijriyah untuk kegiatan ibadah keagamaan. Masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Islam ada yang sudah menganut agama dan atau kepercayaan. Para Walisanga dakwahnya bisa diterima oleh masyarakat setempat, melalului pendekatan budaya dengan cara-cara yang bijaksana dan dengan berpedoman tidak menyimpang dari ajaran Islam. Selanjutnya terjadi proses akulturasi [percampuran budaya]. Proses ini menghasilkan budaya baru yaitu perpaduan antara budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang merupakan kearifan lokal. Kearifan lokal yang diwariskan leluhurnya pada masyarakat di berbagai wilayah Indonesia sebagai wujud mengapresiasi nilai-nilai ajaran Islam harus kita lestarikan dan dihormati. Salah satu wujud nyata bangsa Indonesia dalam mengapresiasi nlai-nilai kearifan lokal dan keberagaman seabagai kekayaan sekaligus sebuah keniscayaan. Perbedaan, keberagaman bukan sebagai alasan untuk bercerai berai namun justru sebaliknya sebagai sarana untuk bersatu padu menuju Indonesia maju dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.60 Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IXA. Mari Mengamati ! 4. 1Tokoh dalam film Umar bin Khattab. //adlankhalidi.com/umar-must-watch-series/ Gambar 1 merupakan ilustrasi seni berpakaian masyarakat Arab pada masa awal Islam serta beberapa tokoh Quraisy yang menonjol pada masa Rasulullah Saw. Rumuskan beberapa pertanyaan tentang nilai-nilai Islam terkait kearifan lokal di beberapa daerah yang ada di Indonesia ! 4.2Grebeg Besar Keraton Yogyakarta dengan blangkon Pakaian khas adat Kebumen.khas Yogyakarta. [detik.net.id] [inikebumen.net]Petik laut Muncar Banyuwangi. [kaskus.co.id.] Kemeriahan Harlah NU di Purwodadi [radar.kudus.jawapos.com] Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 61Gambar 2 merupakan ilustrasi seni budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia yangmasih dapat kita jumpai sampai saat ini. Rumuskan beberapa pertanyaan tentang nilai-nilaiIslam berkaitan dengan kearifan lokal di beberapa daerah yang ada di Indonesia!B. Pertanyaanku Setiap pertemuan dalam proses belajar-mengajar dan atau setelah memperhatikan serta mengamati gambar/cerita di atas, ada beberapa pertanyaan yang perlu kalian renungkan. Buatlah sejumlah pertanyaan dengan menggunakan kata tanya apa, siapa mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan!No. Kata Tanya Pertanyaan1 Bagaimana cara Bagaimana cara Walisanga menggunakan budaya sebagai media dakwah?2 Apa Apakah budaya bisa efektif ketika digunakan sebagai media dakwah?3C. Wawasanku! Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin yang berisi aturan dan tata nilai untuk segala manusia yang masih hidup di alam dunia agar terhindar dari kesesatan. Dengan menerapkan ajaran Islam, manusia dapat mencapai kedamaian, kemuliaan, keselamatan, kesejahteraan, aman, sentosa, bahagia, serta meraih kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat kelak. Hal tersebut disebabkan manusia mengemban amanah dari Allah Swt. sebagai Abdillah, Imaratul fi al-Ardhi, dan Khalifatullah. Manusia sebagai hamba Allah yang senantiasa harus patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia juga berperan sebagai pemimpin di dunia yang kelak ditanyakan tentang kepemimpinannya, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, ataupun sebagai pemimpin umat. Manusia di dunia ini berperan sebagai62 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX“pengganti Allah” dalam arti diberi otoritas atau kewenangan oleh Allah kemampuan untuk mengelola dan memakmurkan alam ini sesuai dengan ketentuan Allah dan untuk mencari ridha-Nya. Dari ketiga fungsi diciptakannya manusia di alam ini, manusia mampu mengembangkan daya pikir, cipta, rasa, dan karsa yang mampu mewujudkan karya dan tatanan nilai dalam bentuk budaya atau peradaban. Hal tersebut pada gilirannya akan bermuara pada sa’adatud darain [terwujudnya dua kebahagiaan, yaitu di dunia dan akhirat yang sering diimplementasikan dalam doa harian fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah].1. Implementasi Nilai-Nilai Islam di Masyarakat Islam berisi aturan dan nilai-nilai peri kehidupan manusia sesuai dengan fitrahnya yang memiliki akal dan pikiran yang dibawa utusan Allah Swt., terpilih yaitu junjungan kita Nabi Muhammad Saw. untuk seluruh alam. Ajaran Islam akan membimbing manusia untuk keluar dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Islam adalah agama yang diridhai Allah dan mestinya menjadi pedoman dasar bagi umat manusia dalam mencapai kehidupan yang damai lagi sejahtera, lahir dan batin. “Sesungguhnya agama [yang diridhai] di sisi Allah hanyalah Islam.” [QS. Ali Imran; 19]. “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima [agama itu] daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang- orang yang rugi.” [QS. Ali Imran; 85]. Sebagai pedoman dasar, Islam mengatur seluruh sisi kehidupan manusia tanpa dibatasi tempat dan zaman. Islam tidak hanya berlaku untuk bangsa Arab meskipun diturunkan di Jazirah Arab. Oleh karena itu, nilai-nilai Islam harus mewarnai segala aspek kehidupan. Berbagai macam pengejawantahan nilai-nilai Islam dalam masyarakat di Indonesia mengalami proses sejarah yang panjang. Usaha “membumikan” nilai-nilai Islam melalui dakwah Walisanga sampai periode KH. Abdurrahman Wahid dengan istilah “pribumisasi Islam” jejaknya masih tampak jelas sampai saat ini. Wujud dari “membumikan” nilai-nilai Islam ini di antaranya penyesuaian ajaran Islam yang menggunakan idiom-idiom bahasa Arab menjadi bahasa setempat dan atau menggunakan bahasa lokal untuk menggantikan istilah berbahasa Arab. Nilai-nilai ajaran Islam tercermin dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 63Implementasi nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, misalnya penggunaan nama-nama hari dalam penanggalan, yaitu Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, dan Sabtu; nama-nama orang seperti Ahmad, Muhammad, Abdullah, Abdur Rahman, dan lain-lain; pemakaian perhitungan bulan-bulan Hijrah untuk kegiatan ibadah keagamaan, dan lain-lain. Penggunaan kosakata bahasa Arab, seperti syukur, selamat, salam, kurban, kawan, karib, dan selainnya dalam bahasa pergaulan sehari-hari. Bahkan, idiom-idiom Arab itu pun sampai memberikan kontribusi pada lembaga formal kenegaraan, seperti Dewan Permusyawaratan Rakyat, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Mahkamah Konstitusi, dan lain-lain. Begitu pula penyerapan kosakata bahasa Arab ke bahasa baku atau formal, seperti rakyat, masyarakat, wilayah, dan seterusnya. Dakwah Walisanga dilakukan dengan cara sangat arif dan bijaksana. Wujudnya, tidak jarang bahasa lokal digunakan untuk menggantikan istilah-istilah bahasa Arab, seperti penyebutan istilah Gusti Kang Murbening Dumadi untuk menggantikan sebutan Allahu Rabbul ‘Alamin; Kanjeng Nabi untuk menyebut Nabi Muhammad Saw.; Susuhunan untuk menggantikan sebutan Hadratus Syaikh; Kiai untuk menyebut al’- Alim; guru untuk menyebut al-Ustadz; dan murid untuk saalik. Semua itu dilakukan dengan tujuan kemaslahatan masyarakat secara umum.2. Kearifan Lokal dari Berbagai Suku di Indonesiaa. Kearifan Lokal di Jawa 1] Tahlilan Istilah tahlilan berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata hallala-yuhallilu- tahlilan, artinya membaca kalimat la ilaha illallah yang mengandung makna sebuah pernyataan bahwa tiada Tuhan selain Allah. Kalimat tahlil dan rangkaian bacaan dalam tahlil tidak lain hanyalah mengesakan dan mengingat Allah serta taqarub ilallah, yaitu upaya untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah. Adapun budaya tahlil mempunyai pemahaman bahwa rangkaian kalimat dari bacaan tawasul, bacaan yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits sampai doa yang dibaca sendiri maupun dipimpin oleh seorang imam dan diikuti oleh beberapa orang, baik untuk hajat sendiri maupun orang lain. Semua itu dimaksudkan lid du’a, yaitu berdoa kepada Allah dan mendoakan diri sendiri ataupun orang lain, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Budaya tahlil ini juga mempunyai makna; ukhuwah, syiar, pembelajaran dan64 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXajakan untuk senantiasa berdzikir kepada Allah dan membiasakan diri membaca Al-Qur’an serta berdoa minta ampunan dan pertolongan kepada Allah Swt. Acara tahlil ini biasa diselenggarakan kapan pun [malam, pagi, petang] dan di mana saja [mushala, rumah, atau di kantor], baik pada acara khusus tahlil maupun pada acara-acara tertentu sepanjang dalam koridor kebaikan.2] Pengajian Kegiatan pengajian adalah menyampaikan materi-materi keagamaan kepada orang lain juga mempunyai makna dakwah, yaitu menyeru orang lain untuk meninggalkan perkara yang dilarang oleh Allah dan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan oleh Allah untuk mendapatkan ridha-Nya. Orang yang menyampaikan materi-materi keagamaan di acara pengajian biasa disebut mubaligh, ustadz, atau da’i, yaitu orang yang menyeru/mengajak kepada orang lain ke jalan Allah. Ragam dan jenis pengajian sangat variatif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor lain antara lain tempat, waktu, metode, peristiwa, peserta/pengunjung, dan penyelenggara. Dari situ, muncul macam-macam istilah pengajian seperti pengajian Ahad Pon, Jum’at Wage, Ahad pagi, malam Jum’at, pengajian umum, pengajian akbar, pengajian padang bulan, pengajian haji, pengajian pengantin, pengajian bapak-bapak, pengajian ibu-ibu, bandongan, sorogan, dan sebagainya.3] Peringatan Hari Besar Islam Kegiatan yang biasa disingkat PHBI ini adalah suatu acara untuk memperingati peristiwa-peristiwa besar [penting] yang terjadi dalam sejarah Islam, seperti Kelahiran Nabi Muhammad Saw, Isra’ Mi’raj, Hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah, Nuzulul Qur’an, Idul Fitri [usai menjalankan ibadah puasa Ramadhan], dan Idul Adha [meneladani kisah Nabi Ismail As. dan Ibrahim As.]. Perayaan hari-hari besar tersebut ditandai dengan kegiatan ibadah, seperti ceramah agama, puasa, membaca shalawat, maupun shalat.4] Sekaten Kegiatan ini merupakan upacara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. [Maulud] di lingkungan Kraton Yogyakarta. Selain pada momen Maulud, upacara Sekaten diselenggarakan pula pada bulan Besar [Dzulhijjah]. Dalam perayaan ini, gamelan Sekaten diarak dari keraton ke halaman Masjid Agung Yogyakarta dan dibunyikan siang-malam sejak seminggu sebelum tanggal 12 Rabi’ul Awal. Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 655] Grebek Maulud Acara ini merupakan puncak peringatan Maulud. Pada malam tanggal 11 Rabi’ul Awal, Sultan beserta pembesar Kraton Yogyakarta hadir di Masjid Agung. Acara dilanjutkan dengan pembacaan riwayat Nabi Muhammad Saw. dan ceramah agama. 6] Takbiran Kegiatan ini dilakukan pada malam 1 Syawal [Idul Fitri] dengan mengucapkan takbir bersama-sama di masjid/mushala. Tidak jarang kegiatan dilakukan berkeliling kampung atau melintasi jalan raya sebagai syiar dakwah [takbir keliling]. 7] Likuran Budaya ini diselenggarakan setiap malam tanggal 21 Ramadhan. Kearifan lokal tersebut masih berjalan dengan baik di lingkungan Kraton Surakarta dan Yogyakarta. Selikuran berasal dari kata selikur yang berarti dua puluh satu. Perayaan tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut datangnya malam Lailatul Qadar yang menurut ajaran Islam diyakini terjadi pada sepertiga terakhir bulan Ramadhan. 8] Megengan Upacara ini diadakan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Kegiatan utamanya adalah menabuh beduk yang ada di masjid sebagai tanda bahwa besok sudah memasuki bulan Ramadhan dan semua umat Islam wajib melaksanakan puasa. Upacara tersebut masih terpelihara dengan baik di daerah Kudus dan Semarang. 9] Suranan Dalam penanggalan Jawa, bulan Muharram disebut Suro. Pada bulan tersebut, masyarakat biasa berziarah ke makam para wali. Selain itu, mereka membagikan makanan khas berupa bubur suro yang melambangkan tanda syukur kepada Allah Swt. 10] Nyadran Nyadran adalah sebutan masyarakat Jawa untuk ziarah kubur. Kegiatan ini bertujuan untuk menghormati orang tua atau leluhur mereka dengan melakukan ziarah dan mendoakan arwah mereka. Di daerah lain, nyadran diartikan sebagai66 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXbersih makam para leluhur dan sedulur [saudara], kemudian bersih desa yang dilakukan dari pagi sampai menjelang waktu Zhuhur. 11] Lebaran Ketupat Kegiatan ini disebut juga dengan bakda kupat yang dilaksanakan seminggu setelah pelaksanaan hari raya Idul Fitri. Ketupat adalah jenis makanan yang dibuat dari beras dengan janur [daun kelapa yang masih muda] dan dibentuk seperti belah ketupat.b. Kearifan Lokal di Madura 1] Sholawatan Di Madura, budaya sholawatan dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Jika pada umumnya dilaksanakan di masjid, kegiatan sholawatan masyarakat Madura ini diselenggarakan di rumah-rumah secara bergantian. Misalnya, hari ini diselenggarakan di rumah Pak Rahmad maka seminggu kemudian diadakan di rumah tetangganya. Begitu seterusnya sampai kembali ke tuan rumah yang awal mendapat giliran. 2] Rokat Tase Kearifan lokal ini dilakukan untuk mensyukuri karunia serta nikmat yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta, yaitu Allah Swt sekaligus agar diberikan keselamatan dalam bekerja dan kelancaran rezeki. Kegiatan tersebut biasanya dimulai dengan acara pembacaan istighasah dan tahlil bersama oleh masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat. Setelah itu, masyarakat melepaskan sesaji ke laut sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Adapun isi dari sesaji itu meliputi ketan-ketan yang berwarna-warni, tumpeng, ikan-ikan, dan sebagainya. Budaya tersebut disebut rokat tase oleh penduduk setempat. 3] Rokat Di Madura, rokat dilakukan dengan maksud jika dalam suatu keluarga hanya ada satu orang laki-laki dari lima bersaudara [pandapa lema’] maka harus diadakan acara rokat. Acara ini biasanya dilaksanakan dengan mengundang topeng [nangge’ topeng] yang diiringi dengan alunan musik gamelan Madura sembari dibacakan macapat atau mamaca. 4] Muludhen Kegiatan ini dilakukan menyambut Maulid Nabi Muhammad Saw. sebagai salah satu bentuk pengejawantahan rasa cinta umat Islam kepada Rasul-Nya. Perayaan Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 67Maulid dilakukan dengan membaca Barzanji, Diba’i, atau al-Burdah. Dalam hal ini, Barzanji dan Diba’i adalah karya tulis seni sastra yang isinya bertutur tentang kehidupan Muhammad Saw., mencakup silsilah keturunannya, masa kanak- kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Rasulullah Saw., serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan bagi umat manusia. Adapun Al-Burdah adalah kumpulan syair-syair pujian kepada Rasulullah Saw. yang disusun oleh al- Bushiri.c. Kearifan Lokal di Sunda 1] Upacara Tingkeban Upacara ini diselenggarakan pada saat seorang ibu hamil dan usia kandungannya mencapai 7 bulan. Hal itu dilaksanakan agar bayi yang di dalam kandungan serta ibu yang melahirkan selamat. Tingkeban berasal dari kata tingkeb yang artinya tutup. Maksudnya, si ibu yang sedang mengandung tujuh bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai empat puluh hari sesudah persalinan dan jangan bekerja terlalu berat. karena bayi yang dikandung sudah besar. Larangan ini dimaksudkan untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. 2] Reuneuh Mundingeun Upacara ini dilaksanakan apabila perempuan mengandung lebih dari 9 bulan atau bahkan ada yang sampai 12 bulan, tetapi belum melahirkan juga. Perempuan yang hamil seperti itu disebut Reuneuh Mundingeun, yakni seperti munding atau kerbau yang bunting. Upacara ini diselenggarakan agar perempuan yang hamil tua itu segera melahirkan [jangan sampai seperti kerbau] serta agar terhindar dari sesuatu yang membahayakan. 3] Tembuni Tembuni atau placenta dipandang sebagai saudara bayi sehingga tidak boleh dibuang sembarangan, yakni harus diadakan upacara waktu menguburnya atau menghanyutkannya ke sungai. Bersamaan dengan bayi dilahirkan, tembuni [placenta] yang keluar biasanya dirawat, dibersihkan, dan dimasukkan ke pendil dicampuri bumbu-bumbu garam, asam, dan gula merah lalu ditutup memakai kain putih yang telah diberi udara melalui bambu kecil [elekan]. Pendil diemban dengan kain panjang dan dipayungi, biasanya oleh seorang Paraji untuk dikuburkan di halaman atau area di sekitar rumah. Ada juga yang dihanyutkan ke68 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXsungai secara adat. Upacara penguburan tembuni disertai pembacaan doa selamat dan menyampaikan hadiah atau tawasul kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan ahli kubur. Di dekat kuburan tembuni itu dinyalakan cempor/pelita sampai tali pusat bayi lepas dari perutnya. Upacara pemeliharaan tembuni dimaksudkan agar bayi itu selamat dan kelak menjadi orang yang bahagia.4] Gusaran Budaya gusaran adalah meratakan gigi anak perempuan dengan alat khusus. Maksud upacara ini adalah agar gigi anak perempuan rata sehingga tampak bertambah cantik. Upacara gusaran dilaksanakan apabila anak perempuan sudah berusia tujuh tahun. Jalannya upacara, anak perempuan setelah dirias duduk di antara para undangan. Selanjutnya, dibacakan doa dan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Kemudian, Indung Beurang melaksanakan gusaran terhadap anak perempuan itu. Setelah selesai, si perempuan dibawa ke tangga rumah untuk disawer [dinasihati melalui syair lagu]. Usai disawer, acara dilanjutkan dengan makan-makan. Biasanya, dalam upacara gusaran juga dilaksanakan tindikan, yaitu melubangi daun telinga untuk memasang anting-anting agar kelihatan lebih cantik lagi.5] Sunatan/Khitanan Kegiatan ini dilakukan dengan maksud agar alat vital anak bersih dari najis. Anak yang telah menjalani upacara sunatan dianggap telah melaksanakan salah satu syarat utama sebagai seorang muslim. Upacara sunatan anak perempuan diselenggarakan pada waktu masih kecil [bayi] supaya tidak malu. Adapun bagi anak laki-laki, upacara sunatan lazimnya diselenggarakan jika sudah menginjak usia 6 tahun. Dalam upacara sunatan, selain Paraji sunat, diundang juga para tetangga, handai tolan, serta kerabat.6] Cucurak Kearifan lokal ini biasanya dilakukan oleh kaum ibu yang memasak makanan yang berbeda-beda. Setelah itu, makanan dikumpulkan di masjid terdekat untuk dibagikan dan dimakan bersama. Namun demikian, cucurak tidak selalu dilakukan dengan cara seperti itu. Orang-orang yang makan bersama dengan niat menyambut datangnya bulan Ramadhan juga sudah dapat dikatakan sebagai cucurak. Niat menyambut Ramadhan juga harus selalu diingat dalam cucurak, sebab jika hal itu dilupakan, biasanya mereka akan makan sebanyak-banyaknya dan lupa dengan niat awal. Cucurak dilakukan untuk menjalin silaturahmi dan Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 69saling memaafkan antarmasyarakat. Selain itu, cucurak juga merupakan bentuk rasa syukur terhadap rezeki yang telah diberikan Tuhan.d. Kearifan Lokal di Melayu 1] Petang Megang Budaya masyarakat Melayu ini dilaksanakan di Sungai Siak. Hal ini mengacu pada leluhur suku Melayu di Pekanbaru yang memang berasal dari Siak. Kearifan lokal ini diawali dengan ziarah ke berbagai makam pemuka agama dan tokoh- tokoh penting Riau. Ziarah dilakukan setelah shalat Zhuhur. Lalu, dilanjutkan dengan kegiatan utama ziarah ke makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah yang juga dikenal dengan nama Marhum Pekan. Beliau merupakan sultan kelima Kerajaan Siak Sri Indrapura [1780‒1782] dan juga pendiri kota Pekanbaru. 2] Balimau Kasai Upacara tradisional ini khusus diadakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan satu hari menjelang masuknya bulan puasa. Selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan Ramadhan, upacara ini juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Adapun kasai adalah wewangian yang dipakai saat keramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini [kasai] dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada di dalam kepala sebelum memasuki bulan puasa. 3] Tahlil Jamak atau Kenduri Ruwah Tahlil jamak itu berupa dzikir serta berdoa untuk para arwah orang tua atau sesama muslim. Selain doa, dilaksanakan juga kenduri dengan sajian menu yang bersumber dari sumbangan sukarela warga. Kegiatan tersebut disatukan sejak berdirinya Masjid Penyengat. Bahkan, sampai saat ini, Kenduri Ruwah masih dilakukan secara berjamaah di masjid tersebut. Warga Pulau Penyengat, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, mempunyai tradisi khas menyambut datangnya bulan puasa.70 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX4] Barzanji Budaya Melayu ini masih berlangsung hingga kini. Bahkan, pelaksanaannya terus mengalami perkembangan dengan berbagai inovasi yang ada. Sebagai contoh, penggunaan alat musik modern untuk mengiringi lantunan Barzanji dan shalawat. Barzanji menghubungkan praktik budaya Islam masa kini dengan di masa lalu. Selain itu, melalui Barzanji, masyarakat Melayu Islam dapat mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi Muhammad Saw.e. Kearifan Lokal di Bugis 1] Upacara Ammateang Budaya ini dalam adat Bugis merupakan upacara yang dilaksanakan masyarakat Bugis saat seseorang di dalam suatu kampung meninggal dunia. Keluarga, kerabat dekat, ataupun kerabat jauh, serta masyarakat sekitar lingkungan rumah orang yang meninggal itu berbondong-bondong menjenguknya. Pelayat yang hadir biasanya membawa sidekka [sumbangan kepada keluarga yang ditinggalkan] berupa barang seperti sarung atau kebutuhan untuk mengurus mayat. Selain itu, ada juga yang membawa passolo [amplop berisi uang sebagai tanda turut berduka cita]. Mayat belum mulai diurus seperti dimandikan dan seterusnya sebelum semua anggota keluarga terdekatnya hadir. Baru setelah semua kerabat terdekat hadir, mayat mulai dimandikan, di mana umumnya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memang biasa memandikan mayat atau oleh anggota keluarganya sendiri. Hal ini masih sesuai ajaran Islam dalam tata cara mengurus jenazah dalam hal memandikan sampai menshalatkan. 2] Mabbarasanji/Barzanji/Barazanji Budaya ini biasa dikenal dalam masyarakat Bugis sebagai nilai lain yang mengandung estetika tinggi dan kesakralan. Mabbarasanji mempunyai macam- macam pembagian menurut apa yang ada dalam keseharian mereka sebagai berikut: Barazanji Bugis ‘Ada’ Pa’bukkana’; Barazanji Bugis ‘Ri Tampu’na’ Nabitta’; Barazanji Bugis ‘Ajjajingenna’; Barazanji Bugis ‘Mappatakajenne’; Barazanji Bugis ‘Ripasusunna’; Barazanji Bugis ‘Ritungkana’. Barazanji Bugis ‘Dangkanna’; Barazanji Bugis ‘Mancari Suro’; Barazanji Bugis ‘Nappasingenna Alena’; Barazanji Bugis ‘Akkesingenna’; Barazanji Bugis ‘Sifa’na Nabit’ ta’; Barazanji Bugis ‘Pa’donganna’; serta Barazanji Bugis ‘Ri Lanti’na’. Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 71f. Kearifan Lokal di Minang 1] Salawat Dulang Salawat dulang adalah cerita memuji kehidupan Nabi Muhammad Saw. dan atau yang berhubungan dengan persoalan agama Islam diiringi irama bunyi ketukan jari pada dulang atau piring logam besar. Pertunjukan salawat dulang biasanya dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari besar agama Islam dan alek nagari. Pertunjukan ini tidak dilakukan di kedai [lapau] atau lapangan terbuka. Biasanya, salawat dulang hanya dipertunjukkan di tempat yang dipandang terhormat, seperti masjid atau surau. Pertunjukan juga biasanya dimulai selepas Shalat Isya’. Sifat pertunjukan adalah bertanya jawab dan saling melontarkan shalawat. Dalam pertunjukannya, kedua tukang salawat duduk bersebelahan dan menabuh talam secara bersamaan. Keduanya berdendang secara bersamaan atau saling menyambung larik-lariknya. 2] Makan Bajamba [Makan Barapak] Budaya makan ini dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan atau tempat yang telah ditentukan. Kearifan lokal ini pada umumnya dilangsungkan di hari-hari besar agama Islam dan dalam berbagai upacara adat, pesta adat, dan pertemuan penting lainnya. 3] Mandi Balimau Budaya ini dimaksudkan untuk membersihkan hati dan tubuh manusia dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa. Masyarakat tradisional Minangkabau pada zaman dahulu mengaplikasikan wujud dari kebersihan hati dan jiwa dengan cara mengguyur seluruh anggota tubuh atau keramas disertai ritual mandi yang memberikan kenyamanan lahir dan kesiapan batin ketika melaksanakan ibadah puasa. D. Aktivitasku! Tugas Buatlah kelompok untuk membentuk kepanitiaan pengajian yang terdiri dari 8 sampai 10 anak. Kepanitiaan terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, seksi humas merangkap acara, seksi perlengkapan merangkap konsumsi, ditambah dua anak yang berperan sebagai Pembicara dan Imam Tahlil dan atau pemimpin doa! 1. Alat dan bahan: a. alat tulis72 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXb. internet/referensi lainc. buku SKId. Sound Sistem2. Langkah-langkah kegiatan meliputi sebagai berikut:a. musyawarah pembentukan panitiab. rapat kerja panitiac. persiapan pelaksanaan pengajiand. pelaksanaan kegiatan pengajian oleh masing-masing kelompoke. evaluasi pelaksanaan dan rapat pembubaran panitia3. Buatlah time schedule pelaksanaan sebagai berikut: URAIAN Bulan: ....No. KETERANGAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 dst.1.2.3.4.5.4. Praktikkan penyelenggaraan pengajian dalam rangka peringatan-peringatan hari besar Islam dengan ketentuan melaksanakan tahapan-tahapan mulai dari rapat pembentukan panitia sampai rapat pembubaran panitia. Kemudian laksanakan pengajian sesuai dengan job description masing-masing ! Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 73Nama Kelompok : ………………………….. Anggota : ………………………….. PERANGKAT PENILAIAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Materi : Implementasi pelaksanaan perayaan hari besar IslamNO. SUB CARA MENILAI NILAI KOMPONEN BUTIR KOMPONEN1. Kepanitiaan Susunan Panitia INDIKATOR ANGKA ANGKA HURUF*] Ada & Sesuai 5 Susunan Acara Ada & Sesuai 5 Rencana Anggaran Biaya Ada & Sesuai 5 Surat Menyurat Ada & Sesuai 52. Penceramah Pembawa Acara/MC Ada & Sesuai 10 Ada & Sesuai 10 Prakata Panitia Ada & Sesuai 10 Pembicara3. Acara Lain Tahlil Singkat Ada & Sesuai 10 Doa Penutup Ada & Sesuai 10 Tahap Rapat Pembentukan Panitia Dilaksanakan 64. Pelaksanaan Rapat Kerja Panitia Dilaksanakan 6 Pelaksanaan Sesuai dengan job 6 Rapat Pembubaran Panitia Dilaksanakan 6 LPJ Ada & Sesuai 6 JUMLAH 100 Jumlah Perolehan Skor N = X 10 574 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX*] Keterangan Rentang Nilai Cara Menilai KeteranganNo. Baik Sekali Rentang Nilai Nilai Dengan Huruf Baik Cukup1. 81–100 A Kurang2. 71–89 B3. 61–70 C4. 10–60 DRefleksi 11. Amati aktivitas anggota masyarakat di lingkungan sekitarmu! Deskripsikan secarasingkat tentang cara berpakaian dan bergaul mereka?2. Bagaimana sikap kalian melihat keberagaman yang ada di lingkunganmu?3. Sebutkan kegiatan sosial keagamaan yang ada masyarakat lingkungan sekitarmu!4. Klasifikasikan jenis permainan anak yang mengandung nilai-nilai ajaran Islam!5. Sudahkah kalian mengapresiasi terhadap kegiatan sosial keagamaan yang ada di lingkungan sekitarmu, jelaskan !Refleksi 21. Apakah kalian hafal nama-nama hari dan bulan Hijriyah?2. Sebutkan nama-nama hari dan bulan Hijriyah secara urut!3. Tuliskan momen kegiatan sosial keagamaan berdasarkan klasifikasi bulan Hijriyahpada tabel di bawah ini!No. Nama Bulan Hijriyah Uraian Kegiatan Sosial Keagamaan1. Muharram Pengajian dalam rangka tahun baru Islam2.3.5.dst. Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 75Rencana AksikuNo. Peran Rencana Perilaku yang akan Hasil melakukan 1. Dilingkungan rumah saya lakukan 2. Dilingkungan Madrasah Terbiasa memutar dan 3. Di masyarakat 4. Untuk negara menyaksikan kesenian 5. Untuk agama Nusantara Bergabung pada ekskul MTQ, Qashidah, Terbang Al Banjari, Kaligrafi, Tarian daerah Peduli terhadap kesenian dan adat kesukuan Nusantara Penuh percaya diri memperkenalkan kesenian dan adat kesukuan Nusantara Turut mewarnai kesenian dan adat kesukuan NusantaraRangkuman1. Implementasi Nilai-Nilai Islam di Masyarakat Sebagai pedoman dasar, Islam mengatur seluruh sisi kehidupan manusia tanpa dibatasi tempat dan zaman. Islam tidak hanya berlaku untuk bangsa Arab meskipun diturunkan di Jazirah Arab. Oleh karena itu, nilai-nilai Islam harus mewarnai segala aspek kehidupan. Berbagai macam pengejawantahan nilai-nilai Islam dalam masyarakat di Indonesia mengalami proses sejarah yang panjang. Usaha “membumikan” nilai-nilai Islam jejaknya masih tampak jelas sampai saat ini. Implementasi nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, misalnya penggunaan nama-nama hari dalam penanggalan, nama-nama orang, pemakaian perhitungan bulan-bulan Hijrah untuk kegiatan ibadah keagamaan, penggunaan kosakata bahasa Arab, dan seterusnya.2. Kearifan Lokal dari Berbagai Suku di Indonesia a. Masyarakat Jawa 1] Tahlilan [bacaan yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits sampai doa yang dibaca sendiri maupun dipimpin oleh seorang imam dan diikuti oleh beberapa orang, baik untuk hajat sendiri maupun orang lain] 2] Pengajian [menyampaikan materi-materi keagamaan kepada orang lain pada momen/waktu tertentu, seperti seperti pengajian Ahad Pon, Jum’at Wage, Ahad pagi, malam Jum’at, pengajian bapak-bapak, pengajian ibu-ibu,76 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXbandongan, sorogan, dan sebagainya] 3] Peringatan Hari Besar Islam [suatu acara untuk memperingati peristiwa- peristiwa besar [penting] yang terjadi dalam sejarah Islam dalam bentuk ceramah agama, puasa, membaca shalawat, maupun shalat] 4] Sekaten [upacara untuk memperingati Maulid/Maulud Nabi Muhammad Saw.] 5] Grebek Maulud [puncak peringatan Maulud di Masjid Agung] 6] Takbiran [mengucapkan takbir bersama-sama pada malam 1 Syawal/Idul Fitri di masjid/mushala atau berkeliling kampung] 7] Likuran [diselenggarakan setiap malam tanggal 21 Ramadhan menyambut datangnya malam Lailatul Qadar] 8] Megengan [upacara menabuh beduk sebagai tanda bahwa besok sudah memasuki bulan Ramadhan dan semua umat Islam wajib melaksanakan puasa] 9] Suranan [budaya berziarah ke makam para wali serta membagikan makanan khas berupa bubur suro sebagai tanda syukur kepada Allah Swt.] 10] Nyadran [ziarah kubur untuk menghormati orang tua atau leluhur dengan mendoakan arwah mereka serta bersih makam dan desa dari pagi sampai menjelang waktu Zhuhur] 11] Lebaran Ketupat [disebut juga dengan bakda kupat yang dilaksanakan seminggu setelah pelaksanaan hari raya Idul Fitri]b. Kearifan Lokal di Madura 1] Sholawatan [kegiatan membaca shalawat di rumah-rumah penduduk secara bergantian [berkeliling] 2] Rokat Tase [pembacaan istighasah dan tahlil bersama oleh masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat. Setelah itu, melepaskan sesaji [ketan, tumpeng, ikan, dan sebagainya ke laut] sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa] 3] Rokat [diadakan jika di dalam suatu keluarga hanya ada satu orang laki-laki dari lima bersaudara, yakni mengundang topeng yang diiringi dengan alunan musik gamelan sembari dibacakan macapat atau mamaca] 4] Muludhen [menyambut Maulid Nabi Muhammad Saw. dengan cara membaca Barzanji, Diba’i, atau al-Burdah]c. Kearifan Lokal di Sunda 1] Upacara Tingkeban [upacara pada saat seorang ibu hamil dan usia kandungannya mencapai 7 bulan agar bayi yang di dalam kandungan serta ibu yang melahirkan selamat] Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 772] Reuneuh Mundingeun [upacara untuk perempuan yang mengandung lebih dari 9 bulan, tetapi belum melahirkan juga] 3] Tembuni [upacara mengubur tembuni [placenta] yang sudah dibersihkan, bisa dikuburkan di halaman/area di sekitar rumah ataupun dihanyutkan ke sungai disertai pembacaan doa agar bayi itu selamat dan kelak berbahagia] 4] Gusaran [budaya meratakan gigi anak perempuan dengan alat khusus disertai pembacaan doa dan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.] 5] Sunatan/Khitanan [kegiatan ini dilakukan dengan maksud agar alat vital anak bersih dari najis] 6] Cucurak [memasak makanan yang berbeda-beda, kemudian dikumpulkan di masjid terdekat untuk dibagikan dan dimakan bersama]d. Kearifan Lokal di Melayu 1] Petang Megang [budaya masyarakat Melayu yang dilaksanakan di Sungai Siak dengan berziarah ke berbagai makam pemuka agama dan tokoh-tokoh penting Riau] 2] Balimau Kasai [upacara tradisional untuk menyambut bulan suci Ramadhan sebagai simbol penyucian dan pembersihan diri] 3] Tahlil Jamak atau Kenduri Ruwah [tahlil jamak berupa dzikir dan doa untuk para arwah orang tua atau sesama muslim serta kenduri dengan sajian menu yang bersumber dari sumbangan sukarela warga] 4] Barzanji [pembacaan Barzanji diiringi penggunaan alat musik modern agar masyarakat Melayu Islam dapat mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi Muhammad Saw.]e. Kearifan Lokal di Bugis 1] Upacara Ammateang [upacara masyarakat Bugis saat seseorang di dalam suatu kampung meninggal dunia, di mana pelayat yang hadir biasanya membawa sumbangan atau amplop kepada keluarga yang ditinggalkan] 2] Mabbarasanji/Barzanji/Barazanji [budaya masyarakat Bugis yang mengandung estetika tinggi dan kesakralan serta dibagi-bagi dalam banyak jenis, seperti Barazanji Bugis ‘Ada’ Pa’bukkana’; Barazanji Bugis ‘Ri Tampu’na’ Nabitta’; Barazanji Bugis ‘Ajjajingenna’; dan lain-lain]f. Kearifan Lokal di Minang 1] Salawat Dulang [cerita memuji Nabi Muhammad Saw. atau berhubungan dengan persoalan agama Islam diiringi irama bunyi ketukan jari pada dulang atau piring logam besar [memperingati hari-hari besar agama Islam dan alek nagari]]78 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX2] Makan Bajamba/Makan Barapak [budaya makan masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan atau tempat di hari-hari besar agama Islam dan dalam berbagai upacara/pesta adat dan pertemuan penting]3] Mandi Balimau [budaya membersihkan hati dan tubuh manusia dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa dengan cara mengguyur seluruh anggota tubuh dan keramas Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 79Uji Kompetensi I. Jawablah pertanyaan berikut in dengan memilih jawaban a, b, c, atau d yang paling tepat!1. Lahirnya seni tradisi Islam baik di Jawa maupun di luar Jawa dengan berbagai nama dan istilahnya merupakan kearifan lokal masyarakat Indonesia. Kesesuaian antara tradisi Islam Nusantara dengan asal daerahnya adalah .... A. Madura : sekaten B. Bugis : tari pergaulan C. Sunda : wayang D. Jawa : menata konde2. Upacara dari daerah Kampar Riau yang dilaksanakan sehari menjelang datangnya bulan Ramadhan dengan cara mandi bersuci disertai dengan wewangian bahkan juga menggunakan jeruk nipis, jeruk purut dan jeruk kapas. Kearifan lokal tersebut dinamakan .... A. Petang Megang B. Mandi Ramadhan C. Ruwahan D. Mandi Balimau3. Wayang dapat dijadikan sebagai media dakwah. Diantara cerita pewayangan yang bernafaskan karya Sunan Kalijaga adalah... A. cerita Bratayuda B. cerita Ramayana C. jamus Kalimasada D. babad alas Kusumo4. Salah satu kesenian Islam yang diiringi dengan musik rebana,genjring dan ditampilkan dengan arak arakan merupakan pengertian dari .... A. Tari Pergaulan B. Tari Zapin C. Kasidah D. Hadrah5. Berikut ini adalah contoh adanya kesesuaian antara seni Islam dengan daerah aslinya adalah .... A. Jawa : Cucurak B. Madura : Sekaten C. Sunda : Tingkeban80 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXD. Madura : Petang Megang6. Upacara kematian seseorang dibeberapa wilayah Nusantara memiliki cara yang berbeda. Salah satunya upacara kematian di daerah Bugis .... A. sadranan B. ammateang C. mabbarazanji D. reuneuh Meundingen7. Kearifan lokal di Nusantara memiliki ciri dan tujuan yang berbeda beda. Diantaranya upacara Rokat Tase di Madura yang bertujuan .... A. Mensyukuri nikmat Allah agar diberi keselamatan dan kelancaran rizki B. Memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW C. Mendoakan arwah leluhur yang telah meninggal D. Menyambut datangnya bulan Ramadhan8. Wayang dan Kasidah merupakan kesenian Islam sebagai media dakwah para ulama. Nilai yang terkandung dalam kesenian wayang adalah .... A. religius, pendidikan dan filosofis B. religius. pendidikan dan sosial C. religius, pendidikan dan budaya D. religius. Pendidikan dan politik9. Keberagaman tradisi Islam menjadikan wilayah Nusantara kaya akan budaya. Dibawah ini merupakan bentuk kearifan lokal yang berkembang di Indonesia .... A. tahlilan B. kasodo C. ngaben D. larunga10. Seni budaya Islam yang berkembang di Indonesia sampai saat ini kemanfaatannya disesuaikan dengan perkembangan zaman. Upacara sekaten yang dulu berfungsi sebagai media dakwah penyebaran Islam, namun untuk saat dijadikan sebagai .... A. media hiburan menyambut Idul Fitri B. media hiburan merayakan maulid Nabi Muhammad Saw. C. media komunikasi menyambut bulan Ramadhan D. media komunikasi mempersatukan budaya IslamII. Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan benar !1. Apa yang akan kamu lakukan untuk melestarikan atau memelihara kesenian dan kebudayaan lokal di sekitarmu yang sudah ada sejak zaman dahulu? Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 812. Bagaimana sikapmu jika ada salah seorang teman mengajak kamu mengikuti salah satu acara kesenian atau budaya lokal yang bernuansa Islami?3. Apa tindakanmu jika kamu melihat salah satu teman menghina atau mengejek kesenian lokal di Indonesia yang bernuansa Islami di sekitarmu?4. Sebutkan berbagai seni dan budaya bernuansa Islam dari Melayu!5. Klasifikasikan seni budaya yang bernuansa Islami di Indonesia!82 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IXSejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 81BAB V WALISANGA DALAM DAKWAH ISLAM DI INDONESIAKOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli [toleran, gotong royong], santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Menganalisis dan menerapkan pengetahuan [faktual, konseptual, dan prosedural] berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret [menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat] dan ranah abstrak [menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang] sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teoriKOMPETENSI DASAR 1.5. Menghayati nilai-nilai positif dari perjuangan Walisanga dalam mensyiarkan Islam 2.5. Mengamalkan sikap tanggung jawab, percaya diri, toleran dan santun 3.5. Menganalisis biografi Walisanga dan perannya dalam mengembangkan Islam 4.5. Menilai peran Walisanga dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dalam bentuk tulisan atau media lainINDIKATOR 1. Menjelaskan nilai-nilai positif dari perjuangan Walisanga dalam mensyiarkan Islam 2. Menjelaskan biografi Walisanga 3. Menjelaskan peran walisanga dalam mengembangkan Islam di Indonesia 4. Mengidentifikasikan peran Walisanga dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dalam bentuk tulisan atau media lain 5. Mengklasifikasikan peran Walisanga dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dalam bentuk tulisan atau media lain 6. Menjelaskan keberhasilan walisanga dalam menyebarkan Islam di Indonesia 7. Menjelaskan Ibrah dari sikap walisanga dalam menyebarkan Islam di Indonesia

82 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX


Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề