Pemanas kompak sirip atas ch100 2022

1 E-ISSN : i

2 E-ISSN : SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS MATARAM Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Puji syukur kita panjatkan ke khadirat Ilahi atas semua rahmatnya, sehingga seminar nasional Pengabdian dan Pameran Produk Unggulan [PePadU] tahun 2019 ini dapat dilaksanakan. Seminar nasional ini diharapkan dapat menjadi media silaturrahim sekaligus wadah sharing komunikasi atas bentuk dan hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan. Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tridharma perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh dosen dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, melalui pengabdian dapat ditemukan permasalahan-permasalahan terkini yang dihadapi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, perguruan tinggi akan mendapat masukan informasi yang sangat berharga dari baik untuk memperbaharui kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan stakeholders maupun objek riset yang match dengan permasalahan masyarakat. Kami menyampaikan selamat melaksanakan seminar, semoga hasil seminar ini dapat memberikan masukan untuk pengayaan proses pendidikan maupun pelaksanaan penelitian yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Akhirnya kami berharap, semoga partisipasi kita dalam seminar ini dapat dicatat sebagai amal ibadah untuk meningkatkan kesejahteraan ummat manusia sehingga dimasukkan sebagai amal jariyah. Aamiin amin ya Robbal alamiin. ii

3 E-ISSN : SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT dan PAMERAN PRODUK UNGGULAN [PePaDu] 2019 Tema : Inovasi Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Menuju Industri 4.0 Tempat dan Waktu Pelaksanaan : Hari/tanggal : Kamis, 26 September 2019 Jam : WITA s/d Selesai Tempat : Grand Legi Hotel Mataram. Tema Seminar: 1. Inovasi dalam peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat 2. Inovasi dalam pemberdayaan masyarakat berbasis kreativitas 3. Inovasi dalam penerapan teknologi tepat guna 4. Inovasi dalam penyuluhan dari berbagai bidang ilmu 5. Inovasi dalam pelestarian lingkungan hidup 6. Inovasi dalam memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa 7. Inovasi dalam mitigasi dan adaptasi bencana Steering Committee : Prof. Dr. Lalu Husni, SH. M.Hum Muhamad Ali, Ph.D Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Muliarta Aryana, MP Pantia Pelaksana : Dr. I Nyoman Nugraha Ardana P., SE.,MM Rahmi Sri Ramadhani, SE., M.Si Dr. Siti Aisyah Hidayati, SE., M.Si Sukandi Miftahul Mubin, SE Dr. Ir. Siti Hilyana, M.Si Rini Srikus Saptaningtyas, ST., M.Sc Ibadur Rahman, S.Kel., M.Si. Andre Rachmat Scabra, S.Pi., M.Si. Hasan, S.Sos Suwarjaya Juwaidin, S.Pt Pelindung Pengarah Penanggung Jawab Ketua Pelaksana Sekretaris Bendahara Anggota Anggota Sie. Kesekretariatan Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota iii

4 E-ISSN : Dr. Ir. Sadikin Amir, M.Si Dr. Embun Suryani, SE., M.Si Dr. Siti Nurmayanti, SE., MM Fariq Azhar, S.Pi., M.Si. Roni Paslan, S. Adm Dr. Nurliah, S.Pi, M.Si Indriatno, S.Hut., M.Si Maiser Syaputra, S.Hut., M.Si Bagus Dwi Hari Setyono, S.Pi, MP Dra. Farida Fathiyah, SE., M.Ak Muhammad Tri Ariadi Hendrawan, S.Pd Muh. Arya Maulana Syahid, S.Kom Dr.Ir. Bambang Budi Santoso, M. Agr.Sc Dr. H. Ahmad Jupri, M. Eng Prof. Dr.Ir. I Made Sudantha, MS Dr. Aliefman Hakim, S.Si, M.Si Ishaq, ST Sie. Acara Anggota Anggota Anggota Anggota Sie. Pameran Anggota Anggota Anggota Sie Konsumsi & Pubdok Anggota Anggota Anggota Sie Ilmiah Anggota Anggota Anggota Anggota Penerbit : LPPM Universitas Mataram Tanggal Terbit : 27 Desember 2019 Tersedia dalam versi online : E-ISSN : Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang 2019 iv

5 E-ISSN : DAFTAR ISI Halaman COVER SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS MATARAM SUSUNAN PANITIA PELAKSANA DAFTAR ISI Tema 1 : Inovasi Dalam Peningkatan Kesejahteraan Dan Ekonomi Masyarakat 1 Evaluasi Potensi untuk Pendirian Usaha Rumahan sebagai bagian Pengembangan Kewirausahaan di Dusun Koloh Brora 1-9 Baiq Nurul Suryawati, Laila Wardani, Sulaeman Sarmo, Muttaqillah i ii iii iv 2 Penyuluhan Dan Pendampingan Pencatatan Pembukuan Dan Pengelolaan Keuangan Pasca Gempa Kelompok Pedagang Pengolah Dan Pemasar [Poklahsar] Pantai Gading Kecamatan Sekarbela Endar Pituringsih, Hermanto Pelatihan Pengelolaan Kas Dalam Menjalankan Operasional Paud Gumese Dengan Cost Efektiv Di Desa Giri Tembesi Elin Erlina Sasanti, Animah, Aditya Bayu Suryantara Pelatihan Perencanaan Keuangan dan Pasar Modal Bagi Staf dan Anggota Dharma Wanita Lingkup Bappeda Kota Mataram Nina Karina Karim, Siti Atikah, Indria Puspitasari Lenap Variable Costing Solusi Perhitungan Harga Pokok Produk Secara Cermat Susi Retna Cahyaningtyas, Sapto Hendri BS, Wahidatul Husnaini, Rahmi Sri Ramadani, Zuhrotul Isnaini Upaya Mewujudkan Desa Agrowisata Sedau Kecamatan Narmada Lombok Barat Lalu Adi Permadi, GA Sri Oktariyani, Iwan Kusuma Negara, Siti Sofiyah Abdul Manan Mewujudkan Desa Wisata Masmas Yang Berkelanjutan [Suistanabality] Dengan Penerapan Akuntansi Jasa Lalu Takdir Jumaidi, Biana Adha Inapti, Nungki Kartikasari Inovasi Peningkatan Produksi Dan Pendapatan Petani Jagung Di Lahan Kering I Komang Damar Jaya, Rosmilawati, I Wayan Suadnya, Sudirman, I Wayan Sudika v

6 E-ISSN : Tema 2 : Inovasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kreativitas 9 10 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair Berbasis Kotoran Sapi Bagi Kelompok Peternak Desa Sukarema Lombok Timur Sarkono, Ernin Hidayati, Faturrahman dan Bambang Fajar Suryadi Inovasi Dan Peningkatan Mutu Produk Jamu Pada Perajin Jamu Gendong Di Kota Mataram Handa Muliasari, Agus Dwi Ananto, Yayuk Andayani Pemberdayaan Dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga [Up2K] Di Kecamatan Woja Kabupaten Dompu Syarifuddin, Siti Nurjannah, Akhmad Sauqi Pendampingan Cara Pengolahan Dan Pengemasan Produk Emping Jagung Untuk Meningkatkan Mutu Dan Daya Jual Produk Dody Handito, Satrijo Saloko, I Wayan Swecayasa Penguatan Good Government Badan Usaha Milik Desa : Perencanaan, Pengendalian Internal Dan Aspek Legalitas Baiq Rosyida Dwi Astuti, Intan Rakhmawati, Wirawan Suhaedi, D Tiarulla Della Nabila Manajemen Pengolahan Sampah Di Dusun Perendekan Selatan Desa Giri Sasak Sulaeman Sarmo, Imanuella Romaputri Andilolo, Mulyadi, Sri Darwini Manajemen Reproduksi Untuk Memperpendek Interval Kelahiran Pada Ternak Sapi I Wayan Lanus Sumadiasa, Chairussyuhur Arman, Adji Santoso Dradjat, Enny Yuliani Tema 3 : Inovasi dalam penerapan teknologi tepat guna 16 Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Aplikasi E-Zakat untuk Pembayaran Zakat secara Online pada Staf Pengajar dan Pegawai di TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram Indria Puspitasari Lenap, Elin Erlina Sasanti, Nina Karina Karim, Nungki Kartika Sari Analysis of Economic Information and Information Technology on Creative Industries in Java, Bali, dan Nusra I Made Endra Kartika Yudha, Ida Bagus Putu Purbadharmaja Pelatihan Merancang Media Peraga Dan Pedoman Operasionalnya Kepada Para Guru Sd Di Kecamatan Gerung Ketut Sarjana, Maidowi, Arjudin, Hapipi vi

7 E-ISSN : Penampilan Genotipe Jagung Unggul Dalam Berbagai Sistem Pengembangan Agroteknologi Di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat I Wayan Sutresna Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Matematika Sd Berbasis Scientific Approach Dan Contextual Learning Dalam K I Nyoman Karma, Awal Nur Kholifatur Rosyidah, Ida Ermiana, Nurul kemala Dewi, Siti Istiningsih, Abdul Kadir Jaelani Pengenalan Paket Teknologi Tanaman Jagung Umur Super Genjah dan Stay-green Di Kabupaten Lombok Utara I Wayan Sudika, I Wayan Suresna, Dwi Ratna Anugrahwati, I Gusti Putu Muliarta Aryana dan A.A. Ketut Sudharmawan Tema 4 : Inovasi dalam penyuluhan dari berbagai bidang ilmu 22 Diskusi publik dalam rangka pencegahan Bllying pada Remaja Wahyu Sulistya Affarah, Emmy Amalia, Lina Nurbaiti, Hamsu Kadriyan, Pujiarohman 23 Edukasi dan Pemeriksaan Kesehatan Jiwa Pada Lansia Pensiunan Perum Bulog Cabang Mataram, NTB Emmy Amalia, Dian Puspita Sari, Ni Nyoman Geri Putri, Sigit Kusdaryono 24 Skrining Anemia Pada Siswi SMA Negeri 1 Praya Ika Primayanti, N N Geriputri, Marie Yuni A, Ario Danianto, M.Rizkinov J, Rika Hastuti S Keselamatan Dan Kesehatan Kerja [K3] Laboratorium Siswa Smpn 7 Mataram IA Sri Adnyani, Ni Made Seniari, Supriyatna, Abdul Natsir, Sabar Nababan, Dwi Ratnasari Literasi Penggunaan Media Sosial Anak Sekolah Menengah Pertama [SMP] Secara Bijak Di Kota Mataram Eka Putri Paramita, I Wayan Suadnya, Tenri Waru Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Guru-Guru MTs/MA NW Boro Tumbuh Kecamatan Suralaga Lombok Timur Amrullah, Nawawi, Lalu Thohir, Sahuddin, Rizki Kurniawan, H. Lalu Nurtaat 28 Penguatan Peran Dan Strategi Calon Aparatur Pemerintah Daerah NTB Melalui Analisis Dinamika Politik Luar Negeri Indonesia Pasca Reformasi Bagi Pengembangan Pembangunan Daerah Mala Mardialina, Ahmad Mubarak Munir Pelatihan Skrining Intoksikasi Merkuri Pada Bidan Desa Puskesmas Kecamatan Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat Ardiana Ekawanti, Deasy Irawati, Seto Priyambodo, Ima Arum Lestarini vii

8 E-ISSN : Tema 5 : Inovasi dalam pelestarian lingkungan hidup 30 Penyuluhan dan Pelatihan Tentang Pembuatan Sistem Irigasi Leb Pipa Pada Jaringan Irigasi Air Tanah Dalam Di Dusun Arungan Bali Desa Akar Akar Kabupaten Lombok Utara I Dewa Gede Jaya Negara, Anid Supriyadi, Atas Pracoyo Penyuluhan Masyarakat Tentang Galian C pada Sungai dan Lahan di Desa Sesaot Kabupaten Lombok Barat Ida Bagus Giri Putra, Yusron Saadi, Anid Supriyadi, Salehudin, I Dewa Jaya Negar Penguatan Kesadaran Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan di Kalangan Generasi Muda I GNK Yudhyadi, Made Wirawan, Rudy Sutanto, I Gede Bawa Susana, dan Ahmad Zainuri Sinergisitas Pariwisata Dan Pelestarian Lingkungan Melalui Tata Kelola Persampahan Di Kawasan Wisata Sesaot Luluk Fadliyanti, Diswandi, Mansur Afifi, Tuti Handayani 34 Penetasan Tukik Secara Intensif Menggunakan Media Buatan [Inkubator] Di Desa Kuranji Kabupaten Lombok Barat Maiser Syaputra, Andi Chairil Ichsan, Kornelia Webliana, Diah Permatasari, Febriana Tri Wulandari Tema 7 : Inovasi dalam mitigasi dan adaptasi bencana Upaya Meningkatkan Kualitas Kopi Dengan Menggunakan Mesin Roasting Kopi Bersama Petani Kopi di Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara I Made sudantha, Muhammad Sahlan, Baiq Dewi Surya Winanti Sosialisasi Pengukuran Obsevatorium Rembitan Dan Nurul Bayan Untuk Anomali Magnet Bumi Prediksi Gempa Bumi Pulau Lombok Made Sutha Yadnya, Teti Zubaidah, Abdullah Zainuddin, Bulkis Kanata, Paniran Pelatihan Identifikasi Tingkat Kerusakan dan Upaya Perbaikan Infrastruktur Pasca Gempa di Desa Sambik Bangkol Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara Suryawan Murtiadi, Didi S. Agustawijaya, Mudji Wahyudi, Akmaluddin, I Wayan Yasa Penyuluhan Hukum Tentang Perbandingan Sistem Kredit Pada Bank Konvensional Dengan Pembiayaan Bank Syariah Muhaimin, Sumiati dan M. Sood viii

9 E-ISSN : Pelatihan Pemanfaatan Sampah Anorganik Menjadi Produk Daur Ulang Bagi Ibu Rumah Tangga Di Desa Sokong Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara Siti Nurmayanti, Dwi Putra Buana Sakti, Junaidi Sagir Penyuluhan Mengenai Jenis, Manfaat, Status dan Ancaman Ekosistem Lamun Di Perairan Pantai Sire, Kabupaten Lombok Utara Ibadur Rahman, Saptono Waspodo, Ayu Adhita Damayanti, Mahardika Rizki Himawan, Soraya Gigentika 41 Sosialisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Rahmi Sri Ramadhani, Siti Atikah Sesi POSTER 42 Kesiapsiagaan Bencana Gempabumi di SMP Negeri 2 Mataram Syahrial Ayub, Muhammad Makhrus, Jannatin Arduha, Ni Nyoman Sri Putu Verawati, Kosim Kosim Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza Pada Jagung Manis Di Desa Sesait Kecamatan Kayangan Terdammpak Gempa Lombok Utara Wahyu Astiko, Sudirman, Mery Windarningsih, Irwan Muthahanas Pelatihan Bekam Sebagai Pembinaan Keterampilan Bermuatan Sosial, Ekonomi Dan Keagamaan Bagi Pria Usia Produktif Taufiq Ramdani, Muhammad Arwan Rosyadi, Azhari Evendi, Anisa Puspa Rani Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Produk Nata De Soya Berbasis Rumput Laut Rina Kurnianingsih, Nurrijawati, Sonia Ardilla Pebdiani, Suparman, Nurul Zulfa Fitriana, Mursal Ghazali, Eka S Prasedya, Sri Puji Astuti, Sunarpi Penyuluhan Tentang Kesehatan Telinga Pada Siswa Sekolah Dasar Eka Arie Yuliyani, Didit Yudhanto, Rika Hastuti Setyorini, Eva Triani, Indana Eva Ajmala Peningkatan Pemahaman Tentang Mutu dan Jajanan Bergizi Bagi Siswa SD di Kota Mataram Dewa Nyoman Adi Paramartha, Zainuri Zainuri, Rini Nofrida, Yeni Sulastri, M. Abbas Zaini, Rucitra Widyasari Edukasi Pangan Aman Bebas Boraks dan Formalin Kepada Siswa Sekolah Dasar 03 Mataram Mutia Devi Ariyana, Moegiratul Amaro, Wiharyani Werdiningsih, Baiq Rien Handayani, Nazaruddin Nazaruddin, Sri Widyastuti Introduksi Metoda Penanggulangan Parasit Pada Benih Kerang Mutiara Pinctada maxima di Dusun Siung, Desa Batu Putih, Kabupaten Lombok Barat Alis Mukhlis, Muhammad Marzuki, Ibadur Rahman ix

10 E-ISSN : Program Pendampingan Aparat Desa dalam Mencetak Desa Melek Akuntansi Herlina Pusparini, Nurabiah Nurabiah, Yusli Mariadi Pengelolaan Limbah Sampah Plastik Dengan Menggunakan Metode Ecobrick Di Desa Pesanggrahan Ahmad Jupri, Anang Juaniardi Prabowo, Baiq Ria Aprilianti, Diya Unnida Sosialisasi Personal Hygiene, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak- Anak Tingkat Sekolah Dasar Di Kelurahan Rembiga Kota Mataram Moegiratul Amaro, Mutia Devi Ariyana, Wiharyani Werdiningsih, Baiq Rien Handayani, Nazaruddin Nazaruddin, Sri Widyastuti Pemanfaatan Limbah Kotoran Unggas Sebagai Biobriket Di Desa Teruwai Kabupaten Lombok Tengah Ida Ayu Widhiantari, Guyup Mahardhian Dwi Putra, Agriananta Fahmi Hidayat, Surya Abdul Muttalib, Zulhan Widya Baskara, Wahyudi Zulfikar Pemanfaatan Limbah Kotoran Unggas Sebagai Pupuk Kompos Di Desa Teruwai Kabupaten Lombok Tengah Diah Ajeng Setiawati, Joko Sumarsono, Sirajuddin Haji Abdullah, Asih Priyati, Fakhrul Irfan Khalil Pelatihan dan Sosialisasi Teknologi Pengolahan Jamur Tiram di Desa Selagalas Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Ahmad Alamsyah, Eko Basuki, Agustono Prarudiyanto, Siska Cicilia Optimalisasi Lahan Sempit Melalui Budidaya Tumpangsari Genotipe Kacang Tanah Dengan Jagung A Farid Hemon, Sumarjan, Hanafi Abdurachman Penggunaan Benih Bermutu Untuk Meningkatkan Produksi Kacang Tanah Di Lahan Kering Desa Gumantar Lombok Utara Sumarjan, Dwi Ratna Teh Gyrinops : Produk Inovatif dari Istri Petani Desa Duman Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat I Gde Adi Suryawan Wangiyana, Dina Soes Putri Pelatihan Teknik Cuci Tangan [WHO, 2009] Pada Pegawai Di Rumah Sakit Universitas Mataram Linda Silvana Sari, Titi Pambudi Kurniawati, Eustachius H Wardoyo, Rina Lestari Peningkatan Pemahaman Tentang Mutu dan Keamanan Makanan/Jajanan Bagi Siswa SD di Mataram Yeni Sulastri, M. Abbas Zaini, Zainuri, Rucitra Widyasari, Rini Nofrida, Novia Rahayu Pelatihan Pembuatan Tepung Ikan Di Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Nadirah Karimatul Ilmi, Alis Mukhlis, Sanca Rahmatullah, Anita Prihatini Ilyas, Awan Dermawan Penyuluhan Mengenai Penanganan Penyakit Pada Ikan Kerapu Di Batu Nampar, Lombok Timur Fariq Azhar, Dewi Putri Lestari, Bagus Dwi Hari Setyono, Andre Rachmat Scabra Pemberdayaan Wanita Pesisir Melalui Olahan Pangan Berbasis Mangrove di Desa Paremas Kabupaten Lombok Timur Sitti Hilyana, Sadikin Amir, Muhammad Marzuki, Ayu Adhita Damayanti x

11 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Evaluasi Potensi untuk Pendirian Usaha Rumahan sebagai bagian Pengembangan Kewirausahaan di Dusun Koloh Brora Baiq Nurul Suryawati *, Laila Wardani, Sulaeman Sarmo, Muttaqillah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: Evaluasi Potensi; Pengembangan Kewirausahaan; Usaha Rumahan Abstrak: Sebagai salah satu daerah yang terdampak gempa, dusun Koloh Brora, di Kabupaten Lombok Utara tengah berbenah. Dusun Koloh Berora adalah desa yang menjadi pembuka sebelum dapat mengakses daerah lainnya yang menjadi tujuan wisata. Penurunan wisatawan yang drastis, menyebabkan kehidupan warga sekitar juga kehilangan sebagian besar pendapatannya. Untuk mengembangkan kewirusahaan maka para perempuan dan masyarakat sekitar dibekali berbagai keterampilan untuk dapat memulai usaha rumahan. Dikarenakan keterampilan sederhana yang diberikan menyasar kepada para perempuan di wilayah sekitar, maka keterampilan membuat jajanan sederhana diajarkan secara berkala pada perempuan yang berpartisipasi dalam program pengabdian ini. Tahapan pertama pelaksanaan pengabdian, dimulai dengan melakukan pendataan bagi para perempuan yang diidentifikasi dapat mengikuti program secara berkelanjutan, tahapan kedua adalah pelatihan berupa pemberian keterampilan membuat jajanan, tahapan ketiga adalah musyawarah dengan duduk bersama saling bertukar pikiran untuk sama-sama mengevaluasi kegiatan sebelumnya. Beberapa usul saran muncul sebagai hasil diskusi antara lain kurangnya peralatan memadai untuk memulai usaha mandiri, beberapa masyarakat mengharapkan bantuan berupa peralatan pembuat kue perorangan, untuk sementara peralatan pembuat kue di berikan kepada salah satu perwakilan saja.terdapat indikasi pada saat musyawarah terkait peluang pasar bekerja sama untuk penjualan difasilitasi oleh salah seorang anggota masyarakat yang juga bekerja di pondok pesantren di wilayah Menggala. Sebelum memulai pemasaran lebih lanjut, dilakukan uji coba menjajakan produk di area bukit perkemahan Dusun Koloh Brora yang saat program dilakukan menjadi pasar potensial, karena terdapat kegiatan Jambore Pramuka, dimana pelajar yang tergabung dalam Pramuka dari seluruh Sekolah Dasar dan Menengah yang ada di Lombok Utara, dari hasil penjualan ternyata hampir 50% kue yang ditawarkan tidak laku terjual. Adapun jajanan yang ditawarkan sebagai variasi peningkatan keterampilan adalah bolu kukus, pukis, kue sumping, dan putu ayu. Kejadian di lapangan ini memberikan umpan balik pada tim pengabdian masyarakat untuk melakukan studi strategi pemasaran yang lebih kompleks pada konsumen, agar produk yang diberikan sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu, kolaborasi tim pengabdian masyarakat dengan mahasiswa KKN di program berikutnya sebagai perpanjangan dari kegiatan pengabdian masyarakat diformulasikan sebagai solusi, akan tetapi alokasi dan penugasan dosen pembimbing lapangan yang sangat terbatas kembali menjadi kendala bagi keberlangsungan program ini. Sebagai bagian dari pelaksanaan program pengabdian ini, masyarakat setempat juga disarankan membuat kelompok yang memiliki legal format untuk menjamin komitmen dari masyarakat, khususnya para perempuan yang menjadi partisipan dalam program ini. Korespondensi: PENDAHULUAN Lombok Utara dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata, keberadaan berbagai usaha yang bergerak di bidang pariwisata saat ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi nasional. Usaha ini mempunyai kedudukan, potensi dan peranan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

12 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi. Usaha di industri pariwisata diharapkan mampu menciptakan atau memperluas kesempatan kerja, distribusi pendapatan dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta mampu menciptakan stabilitas ekonomi. Bila kita melihat kejadian bencana alam yang melanda Lombok di tahun 2018, khususnya Lombok Utara, sebagian besar usaha yang berbasis pariwisata nampak belum bangkit sepenuhnya. Akan tetapi optimisme tetap dibangun bahwa di kemudian hari Lombok Utara mampu mempertahankan ketangguhannya dalam menghadapi mundur-nya industri pariwisata saat ini. Pembinaan dan pengembangan industri pariwisata sudah selayaknya harus mendapat perhatian pemerintah dan swasta. Bentuk perhatian diwujudkan dalam upaya pembinaan dan pengembangan seperti penyuluhan, pendidikan pelatihan, motivasi, konsultasi, pendampingan serta dalam bentuk lainnya yang mengarah pada perbaikan mutu usaha. Lebih lanjut di NTB, dusun Koloh Berora menjanjikan berbagai macam potensi untuk dapat dikembangkan menjadi daerah dengan berbagai usaha berbasis pengembangan potensi kepwriwisataan. Hal ini didukung dengan banyak potensi alam yang dapat dikembangkan menjadi berbagai jenis usaha kreatif dan berbasis kerakyatan. Industri rumahan, kreatif dan kerakyatan memungkinkan banyak masyarakat untuk dapat terlibat di dalamnya. Fakta yang nampak dilapangan berbanding terbalik, terlihat dari kurangnya usaha kreatif dan kerakyatan berbasis pariwisata. Melihat kecenderungan masyarakat, umumnya masyarakat lebih suka membuka kios atau berjualan kelontong. Hal ini dilakukan karena dianggap mudah dan tidak memerlukan keterampilan khusus, dikarenakan banyaknya penduduk yang menjalankan usaha yang sama, maka persaingan menjadi ketat dan keuntungan justru sulit untuk didapat. Potensi-potensi usaha yang berorientasi pada pengembangan masyarakat seharusnya bisa dilakukan. Oleh karena itu, pendampingan terhadap warga disekitar daerah pusuk pass perlu dilakukan. Sejalan dengan tujuan program pengabdian ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB H Lalu Paozal, Rabu kemarin [6/2] dalam kutipan yang diakses melalui mengatakan:...anggaran yang diperuntukkan untuk pariwisata ini difokuskan pada pengembangan desa wisata di wilayah NTB, mulai dari kota hingga ke desa. Hal ini dikarenakan banyaknya destinasi bagi pariwisata di setiap desa. Salah satunya daerah perkotaan, yaitu kota Mataram di wilayah Ampenan dan Sekarbela.Selanjutnya di Lombok Tengah ada juga Desa Sepakek dengan zero waste dan Desa Jurang Sate nanti akan dikembangkan embrio desa wisata. Untuk di Kabupaten Lombok Utara ada Desa Segentar salah satu desa budaya di KLU kemudian Senaru yang merupakan desa adat. Dusun Koloh Berora, merupakan dusun pembuka pintu yang terletak dekat di wilayah sekitar pusuk yang notabene merupakan daerah pariwisata dan jalan masuk dalam wilayah Lombok Utara. Banyaknya lahan berbukit memungkinkan pengembangan wahana pariwisata. Tidak hanya pengembangan wahana pariwisata, kondisi tanah perkebunannya layak untuk dikembangkan menjadi desa agrowisata. Kesulitan yang dihadapi para penduduk adalah kurangnya pengenalan terhadap potensi diri, serta pengetahuan tentang berbagai variasi usaha agar dapat memulai usaha rumahan baik yang menghasilkan barang ataupun Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

13 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat jasa. Selama ini masyarakat sekitar hanya memiliki orientasi akan usaha adalah berdagang. Berkenaan dengan situasi tersebut, maka pelatihan ini akan dilakukan untuk membantu penduduk di dusun Koloh Berora untuk mengembangkan potensi usaha mereka untuk memulai usaha kecil dan usaha kreatif lainnya. Ada beberapa permasalahan yang nampak di Dusun Koloh Brora yang dapat diidentifikasi, antara lain: 1. Para perempuan di Dusun Koloh Berora umumnya memiliki keterbatasan keterampilan, sehingga usaha yang mereka geluti hanya berkisar dagang saja, potensi berbagai usaha rumahan tidak dimaksimalkan padahal potensi usaha rumahan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar. 2. Para perempuan tersebut tidak memiliki pengetahuan untuk mengenali apa yang dibutuhkan oleh lingkungan sekitar. Kalaupun sudah ada desa agrowisata Kerujuk, Dusun Koloh Berora yang merupakan dusun paling dekat dengan area wisata Pusuk tidak banyak memiliki variasi usaha hanya berjualan hasil kebun seperti durian, air nira dan sebagainya. Kreativitas masyarakat dan kejelian masyarakat melihat potensi ini perlu dibantu galakkan. 3. Selain itu, para perempuan ini umumnya langsung menutup usaha mereka apabila mengalami kemunduran, sehingga perlu diperkenalkan dengan praktek pengenalan lingkungan persaingan dan mengatasi berbagai persaingan usaha yang mungkin timbul. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan usaha yang sudah dirintis. Oleh karena itu, untuk dapat memecahkan masalah maka rumusan masalah yang dapat di observasi adalah minimnya upaya saling bertukar pikiran yang terfasilitasi dari para perempuan, dan kenyataan bahwa usaha dagang yang paling mudah dijalankan walaupun sangat sederhana. Usaha dagang tidak memberikan kesempatan para perempuan ini untuk menambah nilai produk, sehingga keberlangsungan usaha dagang ini dirasa sangat minim. Mereka cenderung mudah patah arang ketika usaha mereka mengalami kemunduran, sehingga diharapkan adanya peningkatan keterampilan. Peningkatan keterampilan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri para perempuan ini untuk menjalankan usaha rumahan mereka sendiri, seperti berbagai usaha jajanan tradisional. METODE KEGIATAN Untuk menguraikan metode kegiatan akan dijabarkan dalam poin Solusi, Target Luaran, Peta Jalan Pengabdian dan Metode Pelaksanaan yang akan diurai sebagai berikut: Solusi Para perempuan di dusun Koloh Berora, umumnya menjalankan usaha dagang karena dianggap paling mudah, tanpa terlebih dahulu mengenali potensi usaha yang benar-benar tersedia. Apabila mereka merasa penurunan pendapatan terjadi dalam proses menjalankan usaha tersebut maka pilihan pertama mereka adalah menutup usaha tersebut, tanpa melakukan peningkatan kualitas produk. Pembekalan keterampilan membuat jajanan tradisional untuk memulai usaha kecil rumahan ini di desain dengan teknik yang sederhana, yaitu menyasar pada dua poin: Poin pertama, yaitu pembekalan keterampilan membuat Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

14 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat jajanan tradisional. Proses ini akan dilakukan dengan cara pelatihan bersamaa, yaitu praktek membuat jajanan dengan dipandu oleh fasilitator. Peran fasilitator diperlukan untuk menyediakan peralatan membuat jajanan, bahan-bahan membuat jajanan, pemberian keterampilan pengemasan yang menarik setiap minggu selama satu bulan penuh. Poin yang kedua, berkenaan dengan pendampingan pelaksanaan usaha, salah satunya dengan mendampingi para perempuan tersebut dengan keterampilan memasarkan produk. Keterampilan memasarkan produk dimulai dengan mengenali lokasi strategis. Keterampilan pencatatan uang masuk dan keluar secara terpandu juga dilakukan agar para perempuan tersebut dapat mengevaluasi usaha mereka. Evaluasi usaha secara berkala dilakukan bersamasama agar dapat menemukan kelemahan dan kelebihan dari masing-masing kelompok. Target Luaran Target luaran dari pembekalan keterampilan membuat jajanan ini adalah usaha rumahan baru bagi para perempuan yang ada di Dusun Koloh Berora. Para perempuan ini umumnya mengandalkan pendapatan dari kepala keluarga. Bagi para perempuan yang sudah memiliki usaha dagang, umumnya usaha dagang dijalankan secara ikut-ikutan dan bersifat temporer atau sementara saja. Para perempuan yang dimaksud sebagai target adalah: para perempuan di dusun Koloh Berora-Kabupaten Lombok Utara yang mengikuti program pembekalan dan merupakan penduduk asli yang didampingi untuk menjalankan usaha rumahan agar dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Peta Jalan [Road Map] Pengabdian Untuk dapat menunjukkan bagaimana pengabddian ini dapat memberi kontribusi kepada masyarakat di Kabupaten Lombok Utara, maka berikut akan diuraikan apa yang sudah dilakukan, yang akan dilakukan dan tujuan akhirnya. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

15 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Tabel Peta Jalan [Road Map] Pengabdian Pengabdian yang sudah dilakukan Pengabdian yang akan dilakukan Tujuan Akhir Pelatihan Pengelolaan Modal, Pemasaran, dan Inovasi bagi Ibu-ibu Rumah Tangga di Pesisir Tanjung Karang Bangsal-Kota Mataram [2012] Pembekalan Keterampilan sebagai Upaya Menstimulus Jiwa Kewirausahaan pada Istri-istri Nelayan di Pesisir Pantai Ampenan [2013] Pelatihan Pengelolaan Modal Kerja sebagai Sumber Pembiayaan Internal untuk Pengembangan Usaha Kecil di Desa Bentek-Kecamatan Pemenang Barat- Kabupaten Lombok Utara [2014] [2019] Pendampingan Keterampilan untuk Memulai Usaha Kecil dan Usaha Rumahan [2021] Pelatihan Tata Kelola Organisasi di dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Usaha Rumahan Usaha Kecil dan Usaha Rumahan sebagai Kegiatan Mandiri Perempuan untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga bagi Penduduk di Daerah Marjinal Pendampingan Manajemen Inovasi pada Usaha Pembuatan Gula Aren di Dusun Bentek Kecamatan Pemenang Barat Kabupaten Lombok Utara [2015] Pemberdayaan Perempuan Penjual Kolang Kaling dan Jamur Melalui Pelatihan Kecakapan Hidup di Desa Pemenang Barat Kabupaten Lombok Utara [2016] Pengenalan dan Praktek Audit Pemasaran Bagi Para Wanita yang Memiliki Usaha di Dusun Koloh Berora-Kabupaten Lombok Utara [2017] [2020] Pembentukan Kelompok Usaha Kecil dan Usaha Rumahan secara Mandiri [2022] Pengelolaan Keuangan, Aliran Kas dan Pemanfaatan Utang untuk Efektivitas Usaha Kecil dan Usaha Rumahan Pelatihan Pengembangan Strategi Pemasaran Jasa Untuk Meningkatkan Variasi Usaha Baru di Wilayah Sekitar Pusuk Pass Lombok Utara [2018] Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

16 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Metode Pelaksanaan Metode pembekalan keterampilan ini akan dirancang sedemikian rupa dengan pengelompokan warga dan penyediaan bahan serta peralatan awal membuat jajanan tradisional dari tim pengabdian masyarakat. Selain itu, juga akan didampingi dalam memasarkan serta mengevaluasi hasil usaha agar para perempuan tersebut dapat termotivasi untuk memiliki usaha. Tim pengabdian masyarakat merencanakan dan mengembangkan berbagai metode untuk meningkatkan keterampilan para perempuan tersebut. Selanjutnya, diciptakan suasana yang menyenangkan agar para perempuan tersebut dapat memberikan informasi dan berpartisipasi secara lugas dengan membantu mereka memasarkan produk mereka. Beberapa metode brainstorming juga akan dilakukan untuk mengidentifikasi beragam informasi dari para perempuan ini berkenaan dengan sedikitnya keterampilan yang mereka miliki. Selain tim pengabdian, dengan koordinasi dari LPPM program pengabdian ini juga akan melibatkan mahasiswa KKN. Penempatan dan pengalokasian mahasiswa KKN serta penentuan Dosen Pembimbing Lapangan akan sepenuhnya dalam kewenangan LPPM HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Pada pertemuan pertama, beberapa anggota masyarakat dikumpulkan untuk mengidentifikasi kesediaan dari para perempuan di wilayah Dusun Koloh Brora untuk mengikuti program pengabdian ini. Selanjutnya, pertemuan berikutnya dilakukan praktek bersama pembuatan jajanan rumahan, yaitu sumping prenggi, bolu kukus, putu ayu, dan pukis. Partisipan datang dan melihat serta ikut terlibat dalam kegiatan praktek bersama sebagaimana terdokumentasi sebagai berikut: Gambar 1. Partisipan berdatangan menuju lokasi praktek bersama [kiri] dan Bersama-sama melakukan praktek membuat jajanan rumahan [kanan] Semua kegiatan difasilitasi oleh Ibu Hj. Sri Puspawati sebagai penggerak perempuan di Dusun Koloh Brora melalui Bale Terampil yang digagas untuk meningkatkan keterampilan masyarakat setempat. Selama kegiatan berlangsung, kendala utama adalah para perempuan yang notabene adalah ibu rumah tangga membawa serta anak mereka sehingga mereka tidak konsentrasi dalam mengikuti pelatihan. Banyaknya anak-anak yang memainkan peralatan pembuatan kue sehingga beberapa peralatan seperti tutup cetakan pukis dan cetakan putu ayu rusak, selain itu hasil yang sudah jadi habis dibagi-bagi menyebabkan sulit sekali Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

17 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat memberikan penjelasan terkait kalkulasi untung rugi untuk memulai usaha. Meskipun demikian antusiasme yang ditunjukkan warga menyebabkan proses praktek bersama dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan berikutnya dilakukan berselang satu minggu setelah praktek bersama, adalah memberikan informasi terkait evaluasi potensi pendirian usaha. Untuk mengantisipasi kesulitan dalam memberikan penjelasan, sebagai hasil dari praktek kerja bersama, maka tim pengabdian mengantisipasi hal tersebut dengan membuat jajanan serupa sesuai dengan yang dipraktekkan. Jajanan rumahan yang sudah dibuat kemudian sebagian-nya dibagi kepada para peserta pelatihan praktek kerja bersama. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah memberikan informasi berupa salinan resep serta mengulas kegiatan praktek bersama yang sudah dilakukan. Rangkaian kegiatan terdokumentasi sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2. Penyampaian informasi tentang evaluasi pendirian usaha dengan pengenalan potensi diri [kiri] dan Fasilitator menjawab pertanyaan dari warga [kanan] Dalam sesi rembug bersama, beberapa peserta mengutarakan kekhawatiran-nya untuk memulai usaha, dikarenakan terkendala alat pembuatan kue, modal memulai usaha, dan kebingungan akan memasarkan usaha mereka. Tim fasilitator mencoba memfasilitasi dengan mengurai kembali permasalahn tersebut pada masyarakat sebagai bagian dari problem-solved learning. Salah seorang peserta ada yang memiliki afiliasi dengan pesantren yang ada di daerah Menggala, dan bersedia untuk memasarkan produk. Selanjutnya, isu yang diungkap partisipan adalah peralatan kerja, pemilik Bale Terampil, dalam hal ini bu Hj. Sri Puspawati, mengutarakan bahwa apabila dipinjamkan peralatan, barang inventaris yang dimiliki ternyata banyak yang rusak dan tidak kembali. Hasil diskusi merumuskan bahwa kalaupun akan melakukan kegiatan, akan dilakukan secara bersama di Bale Terampil sesuai dengan yang sudah disepakati. Perihal modal kerja yang juga diungkapkan sebagai kendala, dapat diatasi seiring dengan adanya upaya pembentukan Koperasi Wanita sedang digagas agar dapat membantu permodalan bagi rintisan usaha rumahan di Dusun Koloh Brora. Selanjutnya untuk melaksanakan apa yang sudah direncanakan, sebagian hasil jajanan rumahan yang sudah diproduksi di kemas dan dijual pada acara Jambore yang saat pelaksanaan program Pengabdian di Dusun Koloh Brora, sedang berlangsung di Bukit Perkemahan di area Dusun Koloh Brora. Sehari setelah acara tim pengabdian turun kembali untuk melihat catatan penjualan, ternyata dari 50 buah jajanan yang terdiri dari 15 buah kue Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

18 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat pukis, 15 buah roti kukus, 10 buah sumping prenggi dan 10 buah putu ayu yang dijual dengan harga Rp 1000 rupiah/buah, tersisa 30 buah dengan proporsi 10 buah roti kukus, 5 buah roti kukus, 8 buah sumping prenggi dan 7 buah putu ayu. Hasil ini menunjukkan masyarakat sekitar tidak menyukai pilihan jajanan yang disediakan. Oleh karena itu, sebagai bagian rencana pengabdian berikutnya, kegiatan survey pasar diperlukan sebelum melaksanakan rintisan usaha rumahan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen KESIMPULAN DAN SARAN Kegiatan pengabdian pemberian keterampilan jajanan dan evaluasi potensi diri untuk pengembangan kewirausahaan telah dilaksanakan dan dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya program pengabdian ini diharapkan para perempuan yang berdomisili di Dusun Koloh Brora dapat terinspirasi untuk memulai usaha. Saran untuk mengembangkan usaha di Dusun Koloh Brora adalah melakukan koordinasi internal agar dapat mengatasi permasalahan internal mereka. Koordinasi internal yang dimaksud bertujuan mengakomodir penyediaan dana mandiri dengan berpartisipasi dan membentuk Koperasi Wanita, secara konsisten melakukan kegiatan usaha yang lebih terorganisir dengan membagi diri dalam kelompok produsen dan pemasar. Kesulitan optimalisasi kegiatan ini adalah minimnya kesempatan tim pengabdian untuk dapat mendampingi warga dalam fase rintisan ini, sehingga saran yang diberikan adalah dengan mengalokasikan mahasiswa KKN, sebagaimana diketahui untuk menjadi Dosen Pembimbing Lapangan memerlukan penunjukan dari LPPM, dan tidak semua dosen dapat menjadi DPL. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram yang telah memberikan dukungan finansial hingga program ini dapat dilaksanakan. DAFTAR PUSTAKA Radar Lombok, 2019, Dispar NTB Siapkan Anggaran Pengembangan Desa Wisata diakses di Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2012, Pelatihan Pengelolaan Modal, Pemasaran dan Inovasi bagi Ibu-ibu Rumah Tangga di Pesisir Tanjung Karang Bangsal Kota Mataram, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2013 Pembekalan Keterampilan sebagai Upaya Menstimulus Jiwa Kewirausahaan pada Istri-istri Nelayan di Pesisir Pantai Ampenan, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2014, Pelatihan Pengelolaan Modal Kerja sebagai Sumber Pembiayaan Internal untuk Pengembangan Usaha Kecil di Desa Bentek- Kecamatan Pemenang Barat-Kabupaten Lombok Utara, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

19 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2015, Pendampingan Manajemen Inovasi pada Usaha Pembuatan Gula Aren di Dusun Bentek Kecamatan Pemenang Barat Kabupaten Lombok Utara, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2016, Pemberdayaan Perempuan Penjual Kolang Kaling dan Jamur Melalui Pelatihan Kecakapan Hidup di Desa Pemenang Barat Kabupaten Lombok Utara, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2017, Pengenalan dan Praktek Audit Pemasaran Bagi Para Wanita yang Memiliki Usaha di Dusun Koloh Berora-Kabupaten Lombok Utara, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan Suryawati, Baiq Nurul, et al, 2018, Pelatihan Pengembangan Strategi Pemasaran Jasa Untuk Meningkatkan Variasi Usaha Baru di Wilayah Sekitar Pusuk Pass Lombok Utara, Laporan Pengabdian PNBP UNRAM, tidak dipublikasikan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

20 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Penyuluhan Dan Pendampingan Pencatatan Pembukuan Dan Pengelolaan Keuangan Pasca Gempa Kelompok Pedagang Pengolah Dan Pemasar [Poklahsar] Pantai Gading Kecamatan Sekarbela Mataram Endar Pituringsih*, Hermanto, Prayitno Basuki Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: Pencatatan Sederhana; Penyusunan Laporan Keuangan;Pedagang Ikan Bakar Abstrak: Kegiatan penyuluhan dan pendampingan pencatatan pembukuan dan pengelolaan keuangan pasca gempa kelompok pedagang pengolah dan pemasar [Pohlaksar] Pantai Gading bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada kelompok pedagang ikan bakar di Pantai Gading Kecamatan Sekarbela mengenai pedoman pengelolaan keuangan sehingga dapat menunjang peningkatan pendapatan pasca gempa. Tujuan lain dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan yang memadai mengenai bagaimana cara menyusun laporan keuangan terutama pencatatan pembukuan. Selain itu, kegiatan pengabdian menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait penyusunan laporan keuangan secara sederhana yang dapat dimengerti oleh kelompok Pohlaksar. Kegiatan pelatihan ini ditujukan pada kelompok pedagang ikan bakar di Pantai Gading [POKLAHSAR]. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan pendekatan pemberian materi sesuai dengan kebutuhan peserta. Hasil kegiatan memberikan pengetahuan kepada pedagang ikan Pantai Gading dalam penyusunan laporan keuangan secara benar, baik perencanaan, pelaksanaan hingga pembuatan laporan keuangan Korespondensi: PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian negara maupun daerah terutama Indonesia tidak terlepas dari kegiatan perekonomian masyarakat. Kegiatan perekonomian tersebut terbentuk dari berbagai sektor usaha yaitu sektor formal maupun sektor informal. Pertumbuhan sektor informal selain disebabkan ketidakmampuan sektor formal dalam menyerap lebih banyak tenaga kerja, namun juga karena rendahnya pendapatan disektor lain selain perdagangan. Para pekerja disektor informal memiliki ciri yang berbeda dengan penganggur, yaitu banyak berasal dari desa, berpendidikan rendah, berumur relatif dewasa dan berkeluarga. Aktivitas ekonomi berskala kecil atau usaha-usaha sektor informal merupakan kegiatan yang adaptif terhadap kondisi ekonomi yang buruk. Usaha di sektor informal ini dapat bertahan karena pada dasarnya menggunakan teknologi yang sederhana, bahan baku lokal, serta modal yang relatif kecil. Pada satu sisi, sektor informal diakui sebagai sektor yang menjadi bagian dari sistem ekonomi rakyat kecil, karena dianggap mampu menjadi penyangga yang mampu menyerap jumlah tenaga kerja ketika ekonomi sulit atau masa krisis [Pitoyono, 1999]. Usaha berdagang merupakan salah satu alteranatif lapangan kerja informal, yang ternyata dapat menghasilkan pendapatan serta banyak menyerap tenaga kerja, seperti berdagang di sepanjang pesisir pantai. Sektor Perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja. Pada saat krisis Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

21 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ekonomi, peranan sektor perikanan semakin signifikan, terutama dalam hal mendatangkan devisa. Akan tetapi sektor perikanan selama ini belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan pengusaha, padahal bila sektor perikanan di kelola secara serius akan memberikan konstribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat menegaskan kemiskinan masyarakat Indonesia terutama masyarakat nelayan dan petani Ikan. [Mulyadi, 2005] Pedagang ikan yang menjual ikan di pesisir pantai adalah salah satu merupakan bagian yang sangat penting dalam bidang perikanan, karena selain kegiatan menangkap ikan di alam, membudidaya dan mengolah ikan, komoditi lain perikanan salah satunya adalah ikan juga perlu dipasarkan baik secara grosir kepada pedagang ikan lain atau secara enceran kepada konsumen. Selanjutnya ikan juga mempunyai peranan sangat penting untuk dikonsumsi oleh manusia. Berkembangnya suatu usaha secara maksimal menuntut tersedianya sektor penunjang yang dapat mendukung kelancaran usaha yang sedang dijalankan. Salah satu penunjag tersebut adalah tersedianya bahan baku yang relatif murah, berkualitas dan berdaya saing sesuai dengan kemampuan konsumen. Dan disamping itu memerlukan juga sumber daya manusia yang kredibel dan cakap dalam memasarkan suatu barang, disertai dengan alat pendukung yang memadai dan terpelihara, dan permodalan yang cukup. Faktor-faktor inilah yang sering menjadi kendala dan permasalahan yang sering terjadi sehingga menghambat laju perkembangan usaha tersebut. Kelompok Pegelohan dan Pemasar [POKLAHSAR] bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasar ikan yang tepat di Pantai Gading. POKLAHSAR sendiri mulai berdiri pada tahun 2016, yang diketuai oleh Fradina Fitiria Ningsih. Hingga tahun 2019, tenaga kerja sebanyak 33 orang. Kelompok usaha tersebut sudah dapat dikatakan baik dalam organisasi karena telah memiliki struktur organisasi tersendiri, yang terdiri dari ketua, bendahara, sekretaris, penasehat, seksi-seksi beserta anggota. Jenis usaha dari kelompok tersebut yaitu pengolahan hasil, dimana komoditas utama dari kelompok tersebut adalah ikan bakar seperti ikan tongkol dan ikan besar lainnya. Pedagang ikan bakar ini sendiri akan berjualan di sepanjang pesisir Pantai Gading. Pohlaksar memiliki delapan [8] lapak yang khusus untuk ikan bakar. Setiap lapak terdiri dari empat [4] sampai 5 [lima] orang untuk melakukan penjualan ikan bakar. Namun terkadang mengambil orang dari luar kelompok untuk membantu dalam penjualan ikan bakar. Lapak-lapak tersebut memulai penjualan dari jam pagi hingga pukul malam. Pada hari senin sampai jumat setiap lapak memperoleh hasil penjualan sekitar Rp ,- per hari. Pengunjung yang datangpun biasanya pasangan muda mudi dan pekerja kantoran yang kebetulan makan siang. Namun pada hari libur seperti hari sabtu dan minggu, penggunjung yang datang bisa mencapai orang dengan pendapatan untuk setiap lapak Rp. 2 juta yang kemudian dibagi rata dengan angggota di lapak tersebut. Hal ini disebabkan karena banyaknya pengunjung yang mendatangi Pantai Gading untuk menikmati hari libur. Namun hasil penjualan pedagang ikan bakar di Pantai Gading mengalami penurunan pada bulan Agustus bahkan bulan-bulan berikutnya, hal ini dikarenakan pada pertengahan tahun 2018 terjadi bencana alam yaitu gempa bumi. Sehingga pedagang ikan sepanjang pesisir pantai sepi pengunjung. Sebelum terjadinya gempa, setiap lapak mampu Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

22 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat menyediakan 250 ekor ikan tongkol dan 35 kg ikan besar. Akibatnya penjualan ikan bakar yang dilakukan oleh pedagang masih belum kondusif hingga sekarang. Adanya penurunan penjualan yang terjadi, menyebabkan pedagang ikan harus pandai dalam mengelola pendapatan yang diperoleh. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pencatatan serta pengeolaan keuangan untuk usaha yang dilakukan oleh pedagang ikan sendiri masih belum maksimal. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh pedagang ikan terkait pencatatan atas penjualan. Tidak semua pedagang ikan dapat mengelola keuangan mereka sendiri dengan baik, sehingga para pedagang tersebut tidak memiliki pengetahuan berapa keuntungan ataupun rugi yang mereka peroleh. Permasalahan ini diperkuat oleh pernyataan Presiden Direktur Prudential Indonesia William Kuan menyatakan bahwa di Indonesia banyak menjalankan usaha kecil. Meski demikian, yang memiliki akses pengetahuan keuangan baik masih sedikit. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan. Melihat permasalahan yang ada tentunya hal ini membutuhkan solusi dengan mengadakan pelatihan bagi para pedagang terutama pedagang ikan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Sehingga dapat membantu meningkatkan taraf pendapatan pedagang. Oleh karena itu, melalui Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Magister Akuntansi Universitas Mataram menilai perlu melakukan penyuluhan mengenai pengelolaan keuangan pada pedagang ikan, penyuluhan yang diselenggarakan oleh Dosen Unram ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada para pedagang ikan untuk mengelola keuangan dengan baik sehingga dapat meningkatka pendapatan serta mensejahterakan anggota keluarganya. METODE KEGIATAN Adapun metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada masyarakat ini dilakukan dengan metode Ceramah, tutorial, dan diskusi. Pengabdian ini melibatkan 2 orang mahasiswa magister akuntansi dalam pelaksanannya. Adapun langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : 1. Langkah 1 [Metode Ceramah] Peserta diberikan penyuluhan tentang kiat sukses berwirausaha dan pedoman pengelolaan keuangan untuk usaha mikro seperti pedagang ikan Pantai Gading. 2. Langkah 2 [Metode Tutorial] Peserta pelatihan diberikan latihan singkat tentang akuntansi dengan praktek secara langsung dengan cara melakukan pendampingan tentang cara membuat laporan keuangan untuk usaha kecil. 3. Langkah 3 [Metode Diskusi] Peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan dan mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaa keuangan. Secara lengkap tahapan kegiatan pelatihan dan edukasi disajikan pada Gambar di bawah ini. Langkah 1 Metode Ceramah 5. Peserta diberikan penyuluhan tentang berwirausaha dan pedoman pengelolaan keuangan untuk kelompok usaha seperti pedagang ikan Pantai Gading Hotel Grand Legi Mataram, 26 September Langkah 2 Metode Tutorial 1. Peserta pelatihan diberikan latihan singkat tentang akuntansi dengan

23 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian dilakukan di Pantai Gading pada hari Selasa 20 Agustus 2019 pada pukul Wita. Peserta pengabdian dihadiri oleh 32 peserta kelompok Pohlaksar Pantai Gading Kecamatan Sekarbela-Mataram. Sebelum kegiatan pengabdian dilakukan, tim pengabdian telah melakukan pemberitahuan informasi secara langsung kepada ketua kelompok yang kemudian disampaikan pada setiap anggota kelompok. Selanjutnya kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan mempresentasikan materi mengenai pencatatan pembukuan dan pengelolaan keuangan kepada peserta, yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab/diskusi antara pemateri dan peserta pengabdian. Beberapa materi telah dipersiapkan dalam bentuk handout yang dibagikan pada peserta pengabdian yang bertujuan untuk mempermudah peserta dalam memahami pokok bahasan yang akan diberikan oleh pemateri. Pemberian materi ini akan dilakukan dengan cara presentasi oleh pemateri dengan menampilkan slide powerpoint yang secara lengkap akan disajikan pada lampiran. Adapun materi yang diberikan secara garis besar adalah tentang Pencatatan Pembukuan dan Pengelolaan Keuangan, dan secara khusus materi yang disampaikan antara lain: Definisi Akuntansi Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing accounting artinya menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis. Adapun beberapa fungsi akuntansi secara umum, yang diantaranya sebagai berikut ini: Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

24 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Untuk mengetahui dan menghitung laba maupun rugi yang telah didapat oleh perusahaan. Untuk memberikan informasi yang dapat berguna bagi manajemen perusahaan. Dapat membantu untuk menetapkan hak bagi masing-masing pihak yang memiliki kepentingan dalam suatu perusahaan, baik itu pihak internal ataupun eksternal. Untuk mengawasi dan mengendalikan berbagai macam aktivitas yang terjadi pada perusahaan. Dan untuk membantu perusahaan dalam mencapai targetnya yang senelumnya telah ditentukan. Siklus akuntansi adalah proses penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima. Banyak sekali perusahaan terutama untuk perusahaan kecil dan menengah yang mencatat keuangan hanya sebatas mencatat jumlah pengeluaran dan pemasukan secara sederhana. Informasi belum bisa dijadikan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasional usaha. Informasi akuntansi dapat dihasilkan melalui siklus akuntansi. Informasi berupa laporan keuangan dihasilkan melalui proses akuntansi yang panjang. Pada proses tersebut terdapat tahap-tahap yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil laporan yang baik, valid dan akuntabel. Tahap-tahap itulah yang kemudian disebut sebagai siklus akuntansi. Siklus akuntansi merupakan proses penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima secara umum. Prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dicatat dalam suatu periode tertentu. Pada umumnya, siklus akuntansi selalu dimulai dari transaksi sampai pada pembuatan laporan keuangan perusahaan. Dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau sampai pada jurnal pembalik. Pencatatan Pembukuan Kegiatan suatu usaha [bisnis] penting untuk dilakukan pencatatan. Organisasi memerlukan pencatatan aset [harta] yang dimiliki [kewajiban], ekuitas [modal sendiri], pendapatan dan biaya selama operasi dijalankan dalam satu periode. Pencatatan sangat diperlukan karena dapat memberikan gambaran apa yang terjadi selama periode tersebut. Pembukuan dalam perusahaan bisnis adalah dasar dari sistem akuntansi. Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 28, pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

25 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Terdapat beberapa metode umum dalam pembukuan yaitu sistem pembukuan masukan-tunggal dan pembukuan berpasangan. Kedua sistem ini dapat dilihat sebagai pembukuan nyata. Sistem pembukuan masukan-tunggal adalah sumber catatan pembukuan primer seperti buku kas. Hal ini sama dengan daftar rekening koran dan menempatkan pendapatan dan pengeluaran ke berbagai akun pendapatan dan pengeluaran. Sistem ini bekerja hanya jika Anda bergerak dalam perusahaan kecil dengan volume transaksi yang rendah. Sedangkan Sistem Berpasangan cocok untuk perusahaan berukuran besar dan memiliki kompleksitas. Dengan sistem ini, Anda dapat membuat dua entri untuk setiap transaksi. Debit dibuat ke satu akun dan sebuah kredit dibuat ke akun lainnya. Ini adalah kunci dari sistem berpasangan. Bentuk pembukuan ini lebih baik daripada pembukuan masukan-tunggal. Berikut ini adalah beberapa manfaat penting dari aktivitas pembukuan keuangan bagi kondisi bisnis: Mengetahui Besarnya Keuntungan atau Kerugian Hal ini bisa disebut sebagai hal terpenting dalam menjalankan sebuah bisnis. Karena memang dalam menjalankan sebuah bisnis yang dicari ialah keuntungan. Jika terjadi kerugian maka haruslah segera dicari solusi pemecahannya agar tidak selalu mengalami kerugian yang bisa berimbas pada matinya atau berakhirnya bisnis yang telah dijalankan. Dengan mengetahui setiap transaksi yang ada pada setiap harinya serta mengetahui arus distribusi uang dan barang dalam perusahaan, maka Anda dapat mengetahui estimasi untung yang akan didapat atau rugi yang akan diderita. Dari pencatatan setiap transaksi yang ada, maka akan terdapat angka-angka yang bisa menunjukkan bagaimana perkembangan keuangan bisnis. Mengetahui Setiap Transaksi yang Dilakukan Oleh Perusahaan Fungsi primer dari pembukuan adalah untuk mengetahui setiap transaksi yang dilakukan di dalam perusahaan. Tak akan ada satu transaksi pun yang terlewat atau tidak tercatat. Dalam hal ini dibutuhkan ketelitian untuk melakukan pencatatan. Pencatatan yang teliti dan rapi sangatlah memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan bisnis yang dijalankan. Dengan mengetahui transaksi apa saja yang ada pada hari itu maka akan diketahui bagaimana distribusi uang pada hari itu, kemana uang itu pergi, dan dari siapa saja uang itu keluar. Tidak hanya distribusi uang namun juga mengetahui distribusi barang. Berapa banyak jumlah barang yang telah dikeluarkan pada hari itu dan berapa banyak pula barang yang telah dimasukkan ke dalam perusahaan. Bahan Penilaian Bisnis Pembukuan bisnis ialah sebuah rekaman tentang segala aktivitas yang ada di dalam perusahaan. Dari rekaman ini akan didapat gambaran bagaimana bisnis yang telah dijalankan dalam perusahaan tersebut. Apakah membawa dampak yang baik seperti diperolehnya laba atau justru hanya membawa kerugian. Jika telah didapat laba maka akan dicari dan disusun strategi untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis agar tetap bisa memberikan keuntungan. Apakah akan tetap memakai cara dan startegi yang lama dengan beberapa kali penyesuaian atau memakai cara dan strategi yang baru. 1. Laporan Keuangan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

26 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Pencatatan kegiatan transaksi keuangan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelaku usaha, mulai dari owner, manager, supervisor, operator dan akuntan. Kegiatan pencatatan keuangan ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan besar saja, melainkan usaha kecil dan menengah juga harus memiliki dan membuat catatan keuangan baik harian mingguan bulanan karena kegiatan ini sangat penting terhadap masa depan usahanya. Jika sebuah usaha atau bisnis dijalankan tanpa memiliki informasi atau catatan yang jelas dan detail tentang arus kas, pendapatan, pengeluaran, biaya-biaya, hutang dan lain-lain. Maka akan dipastikan terjadi ketidakseimbangan dan kerancuan antara pemasukan dan pengeluaran. Jika sudah terjadi hal tersebut maka tinggal menunggu waktu saja usaha tersebut akan gulung tikar / bangkrut. Laporan keuangan merupakan catatan atau riwayat tentang informasi kegiatan keuangan perusahaan pada suatu waktu akutansi [waktu tertentu], yang digunakan untuk menggambarkan kondisi atau kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan juga bisa diartikan sebagai catatan informasi keuangan perusahaan yang telah disusun rapi guna mengevaluasi kinerja perusahaannya, dimana informasi tersebut untuk memenuhi pihak yang memakainya. Namun, didalam laporan keuangan juga tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kebijakan ekonomi karena isi dari laporan keuangan hanya untuk menggambarkan secara umum pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu dan tidak ada kewajiban untuk menyediakan informasi non finansial. Laporan keuangan yang sederhana akan berisi: Neraca Laporan neraca adalah laporan yang berisi gambaran posisi aktiva, kewajiban/hutang serta modal pada periode waktu tertentu yang telah ditentukan. Neraca dapat disusun setiap saat maupun interval waktu tertentu. Laporan laba rugi laba rugi merupakan selisih, baik positif maupun negatif yang hasilkan dari kegiatan operasional dan non-operasional perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas Laporan Arus Kas adalah kegiatan transaksi yang berdampak pada materil yang tidak diperkirakan terjadi berulang kali dan kejadian tersebut juga tidak dianggap sebagai hal yang berulang dalam proses operasional di dalam perusahaan Adapun karakteristik dari laporan keuangan adalah sebagai berikut: Relevan Untuk bisa dikatakan relevan, maka laporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat mempengaruhi pemakai agar membantu mengevaluasi aktivitas masa lalu maupun sekarang dan dapat memprediksi masa yang akan datang serta menegaskan hasil dari evaluasi masa lalu. Syarat-syarat informasi laporan keuangan yang relevan: Mempunyai manfaat umpan balik, laporan keuangan memberi ruang kemungkinan pengguna untuk dapat mengoreksi kebijakan mereka di masa lalu. Mempunyai manfaat prediktif, laporan keuangan mampu membantu pemakai agar dapat meramalkan keadaan masa yang akan datang berdasarkan data yang telah diambil pada masa lalu. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

27 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Tepat waktu, informasi disajikan secara tepat waktu sehingga berpengaruh serta berguna dalam pengambilan keputusan. Lengkap, informasi keuangan harus disajikan selengkap mungkin mencakup semua hal yang bisa mempengaruhi pengambilan keputusan. Andal Tidak hanya membutuhkan relevansi, namun informasi dalam laporan keuangan juga harus terhindar dan terbebas dari pemahaman yang menyesatkan dan kesalahan material. Laporan juga seharusnya menyajikan data secara jujur dan bisa diverifikasi. Karakteristik informasi yang andal memenuhi 3 unsur sebagai berikut: Penyajian jujur, informasi yang disampaikan secara jujur baik transaksi ataupun kegiatan dan kejadian lainnya. Dapat diverifikasi, laporan keuangan harus bisa diujikan dan jika pengujian dilakukan oleh pihak berbeda maka hasilnya tak jauh berbeda. Netralis, artinya laporan keuangan tidak memihak pihak-pihak tertentu. Dapat dibandingkan Pemakai harus bisa membandingkan laporan keuangan entitas antar waktu/periode untuk meneliti kecenderungan posisi dan kinerja keuangan serta perubahannya secara relatif. Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun ekternal. Secara internal bisa dilakukan jika suatu entitas memakai kebijakan akuntansi yang sama tiap tahunnya. Supaya informasi yang diberikan bisa dibandingkan, maka penyajian laporan keuangan minimal harus dilakukan dua periode atau dua tahun anggaran. Dapat dipahami Pelaporan keuangan harus bisa dipahami dan diinterpresentasikan oleh penerima. Oleh karena itu, semua informasi-informasi harus disajikan sejelas mungkin. Tidak hanya jelas, dalam pennyajiannya juga harus menggunakan format/bentuk dan istilah yang dimengerti oleh penerima. Setelah mendengarkan ceramah tentang pencatatan pembukuan dan pengelolaan keuangan, maka bagian kedua adalah memberikan kesempatan kepada peserta pelatihan untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan bersama dengan tim pengabdian dan melibatkan partisipasi aktif dari peserta pengabdian. Beberapa pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Pohlaksar sebelumnya telah memiliki pencatatan pembukuan, namun masih secara sederhana. Bagaimana bentuk pencatatan dan pengelolaan keuangan untuk usaha kelompok Pohlaksar agar dapat menentukan laba/rugi? 2. Kira-kira hal-hal apa saja yang harus kami lakukan sehingga usaha Pohlaksar tetap berjalan dan mendapat banyak pengunjung? 3. Apakah kelompok pohlaksar bisa melakukan pinjaman kredit untuk menambah modal dalam menjalankan usaha? Dalam menanggapi pertanyaan dari peserta pengabdian, tim pengabdian memberikan penjelasan terkait pencatatan pembukuan dan pengelolaan keuangan. Berikut adalah ringkasan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta pengabdian: Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

28 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 1. Dalam rangka untuk mengembangkan usaha, pembukuan menjadi salah satu faktor penting ketika menjalankan suatu usaha. Namun terkadang usaha sulit berkembang karena sistem akuntansi yang kurang dalam suatu kelompok usaha. Hal ini disebabkan karena kelompok usaha hanya memikirkan keuntungan saja, usaha yang dilakukan bisa berjalan dan berkembang. Pembukuan merupakan proses pencatatan seluruh transaksi yang terjadi selama periode tertentu baik transaksi pendapatan, pengeluaran maupun transaksi penjualan. Kelompok usaha seperti Pohlaksar dapat melakukan pencatatan pembukuan yang sederhana karena transaksi yang dilakukan hanya sedikit. Salah satu yang harus dilakukan pencatatan pembukuan yaitu modal yang digunakan untuk usaha, kemudian mencatat segala transaksi seperti jumlah ikan serta harga perolehan ikan yang dijual serta pendapatan yang diperoleh selama sehari melakukan transaksi penjualan. Beberapa kelompok usaha enggan untuk melakukan pencatatan untuk pembukuan. Ada beberapa hal yang menyebabkan kelompok tersebut enggan untuk mencatat segala transaksi, yaitu: Ribet, hal ini disebabkan karena beberapa kelompok usaha tidak memiliki pengetahuan tentang akuntansi Biaya, kelompok pengusaha memerlukan biaya untuk membiayai orang lain yang mampu untuk melakukan pencatatan walaupun pencatatan yang dilakukan sederhana Waktu, menganggap bahwa tidak memiliki waktu untuk mencatat transaksi yang pada dasarnya bisa dilakukan secara sederhana Oleh karena itu, kelompok usaha Pohlaksar dapat menggunakan pencatatan pembukuan paling sederhana. Sehingga dapat mengetahui besar keuntungan yang dimiliki selama satu hari penjualan ikan bakar. Selain itu juga, setiap lapak dapat dengan mudah membagi pendapatan tiap anggota pada lapak tersebut. 2. Terkadang banyak orang yang bingung memikirkan bagaimana cara mengembangkan usaha yangs selama ini dijalankan. Salah satu masalah dalam berwirausaha adalah ketika jumlah pengunjung yang tidak bertambah serta pendapatan yang berkurang. Tentu saja sebagai kelompok usaha harus tetap memikirkan ide-ide baru yang dapat menyelesaikan masalah dalam berwirausaha. Selain itu banyaknya saingan membuat kelompok usaha harus mampu menemukan inovasi baru yang dapat mempertahankan usaha tersebut. Halhal yang harus diperhatikan adalah [1] mental kelompok usaha, dimana anggota kelompok harus memiliki keberanian dalam mengumpulkan modal untuk mengembangkan usaha. Memikirkan bagaimana cara agar menarik pengunjung, apalagi pasca gempa kelompok usaha harus memiliki mental yang berani untuk mulai melanjutkan usaha ditengah-ditengah isu gempa susulan dan akan terjadinya tsunami. Selanjutnya [2] kelompok usaha Pohlaksar dapat memikirkan inivasi baru sehingga usaha tidak berdiam diri ditempat. Seperti tidak hanya menjual ikan bakar, mungkin dapat ditambah beragam pilihan cara memasak ikan serta makanan lain mungkin bisa ditambahkan dalam menu. Yang [3] kelompok usaha dapat terus belajar untuk meningkatkan usaha. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan memahami pencatatan pembukuan serta pengelolaan keuangan dengan membuat laporan keuangan sederhana. Hal tersebut dapat membantu dalam menetukan keputusan untuk selanjutnya. Dan yang terakhir [4] yang harus diperhatikan tentu saja kebersihan. Apabila tempat Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

29 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat usaha bersih, para pengunjung akan merasa senang dan nyaman ketika menikmati hari libur. 3. Modal merupakan salah satu faktor utama dalam memulai usaha. Apabila modal tidak cukup maka kemungkinan usaha dapat terhenti di tengah jalan. Apakah bisa melakukan pinjaman? Melakukan pinjaman sah-sah saja dilakukan. Banyak lembaga-lembaga yang menyediakan pinjaman misalnya bank ataupun koperasi. Terdapat beberapa pertimbangan ketika ingin melakukan pinjaman seperti [1] alasan membutuhkan uang, jika modal sedikit dapat membantu menambah modal usaha, [2] kemampuan dalam membayar hutang, [3] perhatikan tingkat bunga, dan [4] pertimbangkan tempat untuk melakukan pinjaman. Namun apabila kelompok usaha Pohlaksar memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan usaha, maka tidak perlu untuk mengajukan pinjaman. Jika ingin mengajukan pinjaman dapat mempertinmbangkan hal-hal diatas sehingga dapat mengurangi risiko ketika melakukan pinjaman uang. Secara umum kegiatan ini berjalan dengan sangat baik. Beberapa indikator untuk menilai keberhasilannya adalah tingkat kehadiran peserta yang sangat tinggi, animo yang besar untuk mengikuti kegiatan, tanya jawab yang aktif dan interaksi dua arah yang baik selama proses diskusi berlangsung. Sehingga diharapkan kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan Pencatatan Pembukuan dan Pengelolaan Keuangan tetap dilakukan guna membantu dalam memberikan pemahaman yang baik bagi kelompok usaha Pohlaksar di Pantai Gading. Beberapa hal yang masih kurang baik dalam pelaksanaanya akan ditingkatkan pada kegiatan mendatang, seperti praktik langsung dalam bentuk pencatatan pembukuan keuangan KESIMPULAN DAN SARAN Tujuan kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan Pencatatan Pembukuan dan Pengelolaan Keuangan adalah memberikan pengetahuan bagi kelompok Pohlaksar Pantai Gading terkait pengelolaan keuangan dan cara membuat pencatatan pembukuan serta penyusunan laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan pendapatan pasca gempa. Kegiatan ini melibatkan 32 peserta kelompok Pohlaksar Pantai Gading khususnya penjual ikan bakar. Pendekatan ceramah, tanya jawab dan diskui dengan melibatkan partisipasi aktif dengan peserta pengabdian, serta menelaah pengelolaan keuangan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan kelompok Pohlaksar terkait pencatatan pembukuan dan pengelolaan keuangan. Materi yang disampaikan oleh pemateri kemudian didiskusikan dalam kegiatan antara lain: pengenalan mengenai akuntansi, pencatatan pembukuan, pengelolaan keuangan serta macam-macam laporan keuangan. Hasil kegiatan pencatatan pembukuan dan pengelolaan keuangan diharapkan dapat membantu kelompok Pohlaksar Pantai Gading dalam meningkatkan pendapatan setelah terjadinya bencana alam yaitu gempa bumi pada pertengahan Agustus Adapun indikator keberhasilan yang digunakan dalam kegiatan adalah tingkat kehadiran peserta pengabdian yang sangat tinggi, animo yang besar untuk mengikuti kegiatan, tanya jawab yang aktif serta interaksi dua arah yang baik antara tim pengabdian dan peserta selama proses Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

30 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat diskusi berlangsung. Oleh karena itu, kegiatan pendampingan diharapkan selalu dilakukan untuk membatu dalam memberikan pemahaman yang lebih baik kepada kelompok usaha Pohlaksar. Beberapa hal yang masih kurang baik dalam pelaksanaannya akan ditingkatkan pada kegiatan mendatang, seperti praktik dalam pencatatan pembukuan dan pembuatan laporan keuangan. Ucapan Terima Kasih Tim pengabdian mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat [LPPM], Badan Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi dan Bisnis [BP2EB], dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis melalui sumber dana BLU [PNBP] Universitas Mataram yang telah memberi kesempatan dan bantuan kepada tim pengabdian untuk melakukan kegiatan ini. DAFTAR PUSTAKA Alisjahbana, Ir. H. MA Urban Hidden Economy Peran tersembunyi Sektor Informal Perkotaan, Lembaga Penelitian ITS: Surabaya. Baihaqi, Ahmad Akuntansi yang Sederhana [untuk UKM]. Darmayasa, I. Nyoman Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Usaha UKM Mitra Binaan. Bali: PT. Jasa raharja [Persero]. Desmintari., Husnah. N.L., Ayunita. A.S Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Manajemen dan Pembukuan Akuntansi Sederhana bagi Pelaku UKM Pertanian di Depok. Prosiding Seminar Hasil Pengabdian kepada Masyarakat. Vol 2 No. 2. Lipsey, G. R Pengantar Mikro Ekonomi I Jilid I. Diterjemahkan oleh Jaka, A. W dan Kirbrandoko. Erlangga: Jakarta. Maulani, Terra.S., Dialysa, Fia., Prawirasasra, Kannya. P Pelatihan Pembukuan Keuangan Sederhana dan Motivasi Kewirausahaan pada Kelompok Usaha Makanan Keluarahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler Bandung. Jurnal Dharma Bhakti STIE Ekuitas. Vol. 1 No. 1. Nina Kurnia Dewi Pembukuan Sederhana Bagi Wirausaha. [ditulis untuk sebuah acara temu wirausaha muda di Jakarta, Juni 2006] Karafir Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Shochih, Moh Perancangan Sistem Akuntansi pada Industri Kecil. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. VI No. 1 Hal Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta Side, Sumiati., Hardin., Darmianto PKM Kelompok Pengering Ikan di Desa Manera Kecamatan Salomekko Kabupaten Bbone Provinsi Sulawesi Selatan. Proseding Seminar Nasional: Universitas Negeri Makasar. Sukirno, S Mikro Ekonomi [Teori Pengantar]. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Suparman, Ali., Febi, Inggriyani., Muhhamad, Pauzy Pelatihan Pembukuan Sederhana bagi Pelaku Usaha Kerajinan Anyam Mendong Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Universitas Pasundan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

31 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Pelatihan Pengelolaan Kas Dalam Menjalankan Operasional Paud Gumese Dengan Cost Efektiv Di Desa Giri Tembesi Elin Erlina Sasanti *, Animah, Aditya Bayu Suryantara Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: Kas; Laporan Keuangan; Transparansi Abstrak: PAUD Gumesa berlokasi di Dusun Gumasa selatan didirikan pada tahun PAUD ini didirikan dengan tujuan mencerdaskan masyarakat tetapi pada tiga tahun terakhir ini pengelola merasa terjadi penurunan minat terhadap PAUD, hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan pengelola di dalam mengelola kas, sehingga tidak mampu mengelola kas dengan benar. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah : 1] memberikan pemahaman pembukuan sederhana berupa kas masuk dan kas keluar 2] melakukan pencatatan pada buku penerimaan kas, dan pengeluaran kas 3]memberikan pemahaman pencatatan kas menggunakan program excel sehingga dapat menyusun laporan keuangan dengan cepat dan transparan serta akuntabel. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di PAUD Gumese Desa Giri Tembesi Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat selama 2 hari dengan jumlah peserta 20 orang. Metode yang digunakan adalah partisipatori rural approach berupa pelatihan dan pendampingan. Hasil pengabdian yaitu pengurus PAUD dapat melakukan pencatatan kas masuk dan kas keluar baik secara manual maupun dengan menggunakan program excel, sehingga penyusunan laporan keuangan menjadi mudah dan cepat sehingga transparansi dan akuntabilitas keuangan dapat terwujud. Korespondensi: - PENDAHULUAN Pendidikan Anak Usia Dini [PAUD] memegang peranan sangat penting pada pembentukan generasi penerus bangsa indonesia di masa depan. Paud Gumese yang dimiliki oleh Yayasan Sa adatuddarain didirikan sejak tahun Pengelolaan sebuah PAUD ini memerlukan dana yang cukup besar meskipun pemerintah membantu biaya operasional sekolah yang besarannya tergantung pada jumlah murid di sekolah tersebut. Bagi PAUD yang berada di kota besar masalah dana hamper tidak menjadi masalah karena biaya operasional sekolah seringkali ditanggung oleh wali murid dan hamper tidak ada keluhan mengenai besaran biaya yang dibebankan. Hal ini berbeda dengan PAUD Gumese, apabila iuran kepada murid dinaikkan, maka akan banyak anak-anak dsun gumese yang tidak sekolah PAUD tetapi jika biaya yang dikenakan terlalu murah, maka akan menimbulkan masalah di dalam operasional sekolah. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan agar sekolah mampu menutup biaya operasional sekolah baik itu sifatnya fixed cost maupun yang variable cost. Sementara itu pengelola belum memiliki pengetahuan mengenai cara yang terbaik supaya mampu mencerdaskan anak-anak dusun gumese tetapi dengan biaya yang tidak memberatkan masyarakat. Realitas lain yang terjadi adalah bahwa sumber penerimaan dari SPP anak didik terkadang tidak terlalu banyak diharapkan, karena sering terlambat di dalam melakukan pembayaran sementara pengeluaran-pengeluaran lainnya harus disegerakan. Oleh karena itu perlu disusun laporan keuangan sederhana terutama terkait dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Untuk membuat pencatatan keuangan sederhana ini, maka perlu dilakukan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

32 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat pelatihan penyusunan anggaran kas dan sistem pengendalian intern atas kas di PAUd Gumese ini. METODE KEGIATAN Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh manajemen PAUD Gumese, kerangka pemecahan masalah kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut : a. Penyuluhan dilakukan dengan cara ceramah tentang pengelolaan keuangan terutama kas. b. Pelatihan tentang pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas. c. Pelatihan pencatatan kas dengan menggunakan program excel HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian di PAUD Gumese adalah Penyuluhan Pengelolaan keuangan Penyuluhan pengelolaan keuangan usaha ini bertujuan untuk memberikan gambaran jika dana atau kas tidak terkontrol akan berakibat keuangan kosong. Keuangan usaha yang kosong akan menimbulkan terganggunya semua kegiatan operasional usaha. Manajemen atas arus keluar masuknya dana perusahaan yang terkontrol akan menunjukkan kredibilitas usaha yang baik. Jika kondisi keuangan suatu usaha memburuk, maka manajemen hendaknya segera membenahi keuangan usaha tersebut. Oleh karena itu memerlukan pemahaman pembukuan sederhana yang membahas mengenai pentingnya pembukuan di dalam usaha kecil untuk memudahkan analisis usaha. Laporan keuangan suatu usaha meliputi: a. Laporan arus kas diperlukan untuk mengetahui jumlah penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode beserta sumber-sumbernya. b. Laporan rugi laba berfungsi meberikan informasi tentang aktivitas bisnis suatu usaha. c. Laporan perubahan modal yang berfungsi menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama satu periode d. Neraca berfungsi menjelaskan nilai asset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada periode tertentu Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Keuangan 1. Pelatihan penyusunan anggaran kas Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

33 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Pelatihan penyusunan anggaran kas ini dilakukan dengan tujuan agar manajemen PAUD gumese mampu mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode. Sumber-sumber penerimaan kas dari PAUD adalah a. Penerimaan dari SPP b. Penerimaan dari dana BOS c. Penerimaan dari seragam d. Penerimaan dari sumbangan pembangunan Sedangkan pengeluaran kas dari PAUD adalah : a. Pembayaran upah dan gaji b. Pembelian perlengkapan kantor c. Pembelian aktiva tetap PAUD d. Pembelian alat peraga e. Pembayaran listrik, air dan telepon f. Pembayaran utang Setelah di identifikasi sumber penerimaan dan pengeluaran kas di buatkan buku kas penerimaan dan buku kas pengeluaran secara terpisah atau yang disebut dengan jurnal khusus 2. Pelatihan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan menggunakan excel Sebelum dilakukan pelatihan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan menggunakan excel tim pengabdian memastikan bahwa peserta yang dilatih mampu mengoperasikan computer selain itu bahwa PAUD memiliki computer. Adapun pelatihan yang dilakukan meliputi : a. Membuat sheet accout b. Membuat jurnal umum c. Mengcopy sheet general journal d. Menghapus kolom nomor bukti dan baris jumlah total e. Menyisipkan data neraca awal pada table f. Melakukan shorting pada table g. Membuat total nominal pada kolom debet dan kredit h. Mengcopy baris sub total yang ada pada tampilan menu i. Menghapus teks total j. Membuat nama range pada ledger k. Membuat form table neraca saldo l. Pengisian kolom debet dan kredit pada bagian transaksi m. Pengisian kolom debet dan kredit pada bagian saldo n. Membuat table jurnal penyesuaian o. Membuat table form neraca lajur dan mengisi kolom debet dan kredit pada bagianbagian [neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, rugi laba, dan neraca] p. Membuat laporan keuangan [laba rugi, neraca, perubahan modal] q. Membuat form table jurnal penutup r. Membuat buku besar setelah penyesuaian dan penutupan s. Membuat jurnal pembalik Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

34 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat KESIMPULAN DAN SARAN Adapun simpulan yang diberikan dari kegiatan ini adalah 1. Manajemen PAUD Gumese memahami jenis-jenis penerimaan dan pengeluaran kas. 2. Manajemen PAUD Gumese mampu membuat pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dalam buku kas secara manual. 3. Manajemen PAUD Gumese mampu membuat pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dengan menggunakan excel. DAFTAR PUSTAKA Anonimus Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka. Pusat Statistik Kabupaten Lombok Barat Adisaputro, Gunawan. 2010, Anggaran Perusahaan, Buku I, BPFE, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.Hansen & Mowen Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua. Jakarta: Salemba Empat Basori,Rodi Khoirul; Ar, Moch Dulkirrom;Azizah, Devi Farah.2017Analisis Perencanaan Budget Kas Dalam Upaya Menjaga Tingkat Likuiditas Usaha. Jurnal Administrasi dan Bisnis Vol 45 No 1 April 2017 Layyinaturrobaniyah &Muizu, Wa ode Zusnita Pendampingan Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro Di Desa Purwadadi Barat dan Pasirbungur Kabupaten Subang. Pekbis Jurnal Vol 9 No 2 Juli 2017 Maulani,Terra Septina; Dialysa,Fia; Prawirasasra, Kannya Purnamahatty Pelatihan Pembukuan Sederhana dan Motivasi Kewirausahaan Pada Kelompok Usaha Makanan RW02 Kelurahan Neglasari Kecamatan Cibeunying Kaler Bandung.Jurnal Dharma Bhakti STIE Ekuitas Vol 01 No 01 September 2016 Shim, Jae K dan Jol G. Siegle Budgeting Pedoman Lengkap Langkahlangkah Penganggaran,diterjemahkan oleh Julius Mulyadi,Neneng Natalia. Jakarta : Erlangga. Syafri, Sopyan,Harahap Budgeting Perencanaan Lengkap. Jakarta : PT. Gravindo Persada. Welsch, Hilton, Gordon Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba,diterjemahkan oleh Purwaningsih,Maudy Warow,Edisi 5, Buku I. Jakarta : Salemba EmpatSuparman, Ali., Febi, Inggriyani., Muhhamad, Pauzy Pelatihan Pembukuan Sederhana bagi Pelaku Usaha Kerajinan Anyam Mendong Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Universitas Pasundan. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

35 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Pelatihan Perencanaan Keuangan dan Pasar Modal Bagi Staf dan Anggota Dharma Wanita Lingkup Bappeda Kota Mataram Nina Karina Karim *, Siti Atikah, Indria Puspitasari Lenap Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: perencanaan keuangan; Bursa Efek Indonesia; investasi Abstrak: Pengetahuan mengenai perencanaan keuangan akan mempermudah keluarga untuk mencapai tujuan bersama seperti merencanakan pendidikan anak, menyiapkan dana pensiun, menyiapkan dana ibadah haji dan berbagai kebutuhan keluarga lainnya. Tidak hanya merencanakan penggunaan sumber daya keuangan yang tersedia dalam keluarga saja, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan gagasan bagi PNS di lingkup Bappeda Kota Mataram berikut anggota Dharma Wanita lingkup tersebut mengenai cara-cara yang dapat diterapkan bagi keluarga dalam merencanakan keuangan dan meningkatkan pendapatan keluarga dengan melakukan investasi di pasar modal. Dengan menggunakan metode yang sederhana untuk merencanakan keuangan keluarga serta aplikasi yang dapat digunakan pada gawai pintar, para peserta kegiatan pengabdian diharapkan bisa mengelola keuangan keluarga dan bertransaksi di pasar modal sebagai jalan untuk menambah pendapatan keluarga sekaligus berpartisipasi dalam bursa saham Indonesia. Dengan metode dan pendekatan partisipatif berbasis teknologi informasi dengan pendekatan andragogi berupa tutorial dan praktek, peserta dapat berpartisipasi dalam transaksi investasi dalam Bursa Efek Indonesia melalui aplikasi POEMS. Korespondensi: PENDAHULUAN Perencanaan dibutuhkan untuk mempermudah dalam mencapai tujuan apa pun. Otoritas Jasa Keuangan [OJK] melalui berbagai upaya, berusaha menggalakkan masyarakat untuk melakukan perencanaan keuangan, terutama dalam keluarga. Dengan memiliki perencanaan, kegiatan yang dilakukan keluarga akan lebih terarah. Misalnya, setiap keluarga memiliki tujuan yang relatif umum seperti perencanaan pendidikan anak, perencanaan biaya kesehatan, perencanaan pensiun, perencanaan liburan dan perencanaan biaya untuk beribadah seperti melakukan ibadah haji. Tanpa adanya perencanaan keuangan, sumber daya yang dimiliki keluarga, misalnya dalam hal ini gaji atau harta warisan bisa salah alokasi bahkan kehabisan sebelum tujuan tercapai. Dengan adanya perencanaan keuangan, kita dapat mengetahui seberapa banyak harta yang kita miliki, untuk apa saja harta tersebut digunakan, apakah kita perlu mencari sumber penghasilan lain atau bagaimana kita bisa memanfaatkan harta yang berlebih. Merencanakan keuangan sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, akan tetapi selama ini perencanaan keuangan diidentikkan dengan menabung. Kegiatan menabung dilakukan sebagai upaya penghematan harta yang dimiliki seseorang. Akan tetapi, dengan kondisi tingkat bunga tabungan saat ini, uang yang kita simpan di bank akan tergerus oleh jumlah biaya administrasi bulanan yang dikenakan bank untuk simpanan di rekening bank. Alih-alih uang yang kita harapkan bisa dihemat malah akan berkurang jika kenaikan jumlahnya tidak bisa menutupi besaran biaya administrasi bulanan yang dikenakan bank. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

36 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Dengan kondisi tersebut, opsi apa yang bisa kita ambil jika kita ingin merencanakan keuangan dengan mengelola uang yang kita miliki? Pasar modal Indonesia memiliki potensi untuk menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2020 dan menjadi salah satu bursa terbesar di dunia dalam satu dekade ke depan [Filbert, 2017]. Selama ini, partisipasi dalam pasar modal dianggap menjadi sesuatu yang sulit dijangkau karena kita harus memiliki pengatahuan yang mumpuni untuk menguasai ilmu jual beli saham, analisis keuangan perusahaan yang sahamnya kita miliki bahkan kita tidak bisa membayangkan harus datang ke bursa efek untuk memantau naikturunnya harga saham. Tabel 1 Menabung vs Investasi INVESTASI MENABUNG Tujuan Memperoleh untung Menyimpan Potensi Risiko Ada risiko Relatif tidak ada risiko Jenis Transaksi Jual-beli Simpan-pinjam Tempat Transaksi Pasar Modal Perbankan Sumber: materi Sekolah Pasar Modal, BEI [2019] Saat ini, investasi menjadi opsi yang lebih menguntungkan dalam merencanakan keuangan dibandingkan menabung. Tabel 1 menggambarkan perbandingan antara menabung dan investasi. Yang dimaksud dengan investasi adalah mengelola aset/harta sehingga asset/harta tersebut dapat memberikan hasil di kemudian hari. Investasi di pasar modal dilakukan dengan membeli Efek untuk memperoleh keuntungan berupa capital gain dan dividen. Sampai dengan bulan November 2018, Bursa Efek Indonesia [BEI] mencatat peningkatan jumlah investasi saham di pasar modal yang sangat signifikan dibandingkan dengan bentuk investasi lain seperti obligasi negara, deposito, emas dan tabungan. [Lihat Gambar 1]. Hal ini menunjukkan animo masyarakat yang semakin besar terhadap partisipasi dalam pasar modal sebagai bentuk investasi. Terutama dengan kemudahan yang diciptakan melalui penggunaan aplikasi yang dapat diakses dengan gawai pintar, semakin banyak orang yang tertarik untuk melakukan investasi di pasar modal. Gambar 1. Pilihan Bentuk Investasi Sumber: materi Sekolah Pasar Modal, BEI [2019] Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

37 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Pasar modal mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang dengan pihak yang membutuhkan sarana investasi pada produk keuangan [saham, obligasi, reksa dana dan lain-lain]. Selain sebagai wahana investasi dan sumber pendanaan, pasar modal menjadi sarana penyebaran kepemilikan perusahaan kepada masyarakat serta menciptakan lapangan kerja/profesi bagi masyarakat, baik sebagai pelaku pasar maupun investor. Bappeda Kota Mataram merupakan salah satu dari perangkat daerah Pemerintah Kota Mataram. Saat ini, instansi tersebut mempekerjakan 30 PNS dan 14 non-pns. Bappeda Kota Mataram juga menaungi Dharma Wanita yang anggotanya terdiri dari istri pegawai lakilaki dan pegawai perempuan dengan jumlah anggota 44 orang. Dengan jumlah staf dan anggota Dharma Wanita sebanyak itu, lingkup ini dianggap potensial untuk diberikan pelatihan perencanaan keuangan dan investadi di pasar modal sebagai tahap awal pengenalan program ini. Selain itu, Dharma Wanita Bappeda Kota Mataram aktif mengadakan pertemuan bulanan yang diisi dengan kegiatan yang bersifat edukatif. Investasi sebagai bagian dari perencanaan keuangan merupakan pengetahuan yang dianggap penting untuk diketahui oleh semua lapisan masyarakat. Walau beberapa opsi investasi sudah dikenal dan diterapkan masyarakat secara luas seperti jual-beli tanah, logam mulia dan valuta asing, beberapa opsi investasi masih belum diketahui secara luas. Moda investasi seperti pasar modal, obligasi dan reksadana masih belum memasyarakat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena informasi mengenai moda investasi tersebut yang dianggap kompleks dan membutuhkan latar belakang pengetahuan yang lebih tinggi. Selain itu, pelaksanaannya dianggap sulit dilakukan karena selama ini transaksinya harus melibatkan pihak ketiga seperti perusahaan sekuritas dan investasi lainnya. Dengan semakin terbukanya kesempatan untuk melakukan investasi pasar modal melalui aplikasi gawai pintar yang telah dikembangkan, partisipasi masyarakat umum, khususnya penduduk Indonesia, dalam menguasai pasar modal dalam negeri mulai diminati. Pemanfaatan aplikasi digital sebagai media untuk melakukan investasi, khususnya transaksi jual-beli saham masih kurang populer di masyarakat termasuk bagi para staf dan anggota Dharma Wanita Bappeda Kota Mataram. Selama ini, transaksi dan partisipasi dalam bursa saham dianggap hanya bisa dilakukan pada bursa saham saja. Dengan semakin maraknya penggunaan gawai pintar yang digunakan untuk banyak fungsi kegiatan harian, keberadaan aplikasi yang bisa mendukung partisipasi masyarakat dalam transaksi pasar modal menjadi lebih mudah dan efisien segi waktu dan biaya. Saat ini, partisipasi dalam bursa saham merupakan salah satu opsi yang dapat dipilih masyarakat secara luas untuk mendapatkan penghasilan tambahan secara pribadi dan berkontribusi dalam menyokong pemilikan saham dalam perusahaan dalam negeri. Selama ini, partisipasi dalam pasar modal dianggap membutuhkan biaya tinggi dan harus menjalani proses yang rumit. Banyak masyarakat yang masih belum paham tentang bagaimana melakukan transaksi jual-beli saham, termasuk para staf dan anggota Dharma Wanita Bappeda Kota Mataram. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan perencanaan keuangan dan sosialisasi aplikasi POEMS untuk berpartisipasi dalam pasar modal, disertai dengan praktek penggunaannya. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

38 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat METODE KEGIATAN Metode dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai kompetensi sosialisasi dan pelatihan adalah metode partisipatif berbasis teknologi informasi dengan pendekatan andragogi. Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran untuk orang dewasa. Komponen pembelajaran ini mencakup dua hal yaitu penyampaian materi secara searah [ceramah dan tutorial] sebesar 50% dan sesi praktik sebesar 50%. Tahapan dan materi pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode ceramah, tutorial, praktik dan diskusi dengan langkah-langkah berikut ini: Metode ceramah Peserta diberikan pengetahuan dan pemahaman melalui presentasi oleh pemateri serta motivasi agar memiliki kemauan menerapkan perencanaan keuangan keluarga dan berpartisipasi dalam pasar modal. Metode ini dilakukan selama 1/2 jam. Metode tutorial Peserta diberikan buku yang berisi langkah-langkah perencanaan keuangan, serta diberikan pengarahan dan simulasi menggunakan aplikasi POEMS untuk bertransaksi dalam bursa saham. Metode ini dilakukan selama 1/2 jam. Sesi praktik Peserta mempraktikkan aplikasi POEMS untuk membeli atau menjual saham serta mencari informasi terkait transaksi jual-beli saham. Metode ini dilakukan selama 1 jam. Metode diskusi Peserta diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi berkaitan dengan kesulitan dalam aspek pengoperasian aplikasi dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam membeli atau menjual saham. Metode ini dilakukan selama 1 jam HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian dilakukan Ruang Rapat Kantor Bappeda Kota Mataram bersamaan dengan kegiatan bulanan Dharma Wanita yang salah satu agendanya merupakan arisan. Waktu ini dipilih karena pada kegiatan bulanan tersebut biasanya diisi dengan materi tambahan yang menambah pengetahuan staf wanita serta anggota Dharma Wanita. Suasana yang cair dan kekeluargaan membantu kesuksesan penyampaian materi mengenai perencanaan keuangan dan pasar modal menjadi lebih mudah diterima bahkan menarik minat peserta kegiatan. Kegiatan ini dihadiri oleh tiga orang tim pengabdian, tiga orang mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Studi Pasar Modal [KSPM] Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram sebagai pemberi materi mengenai kegiatan nabung saham dan penggunaan aplikasi POEMS, serta 30 perserta yang terdiri dari anggota Dharma Wanita serta staf Kantor Bappeda Kota Mataram. Materi pelatihan diberikan melalui metode tutorial dan diskusi aktif di mana peserta terlibat langsung dalam kegiatan brainstorming mengenai opsi-opsi yang dapat diterapkan untuk merencanakan keuangan, diskusi mengenai pasar modal serta keberadaan aplikasi POEMS agar peserta dapat langsung menerapkan penggunaan aplikasi POEMS untuk Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

39 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan nabung saham di Bursa Efek Indonesia. Materi pelatihan disajikan melalui gambar-gambar presentasi agar dapat lebih mudah dipahami dan menarik perhatian peserta. Setelah materi pelatihan diberikan, perserta diberikan kesempatan untuk mencoba mempraktekkan pengetahuan yang mereka terima dengan menggunakan aplikasi POEMS. Selain itu, peserta juga diberi kesempatan untuk menggunakan aplikasi tersebut dalam mencari informasi tambahan terkait transaksi nabung saham seperti analisis kinerja emiten dan webinar yang bisa diikuti untuk mendapat pengetahuan lebih lanjut tentang transaksi nabung saham dan pasar modal. Gambar 2. Kegiatan Pengabdian Sesi terakhir dari rangkaian kegiatan ini adalah proses diskusi dan tanya jawab yang mencakup rangkaian keseluruhan dari aktivitas pelatihan. Peserta mengemukakan kesulitan yang dihadapi dalam proses tersebut kepada pemateri dan dilakukan penilaian atas hasil kerja tersebut, kemudian jika masih ada yang kurang diberikan arahan serta saran perbaikan. Selain itu, masing-masing peserta diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil kerjanya dengan peserta yang lain sehingga satu dengan yang lain dapat saling berbagi ilmu KESIMPULAN DAN SARAN Saat ini, cukup banyak aplikasi dan jalur yang bisa digunakan untuk melakukan transaksi jual-beli saham secara daring. Oleh karena itu, tim pengabdian berinisiatif untuk mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi POEMS dan mengajarkan simulasi jual-beli saham serta mencari informasi yang tersedia pada aplikasi POEMS sebagai tahap awal pengenalan terhadap moda investasi. Mengingat hampir seluruh lapisan masyarakat sudah cukup terbiasa dengan gawai pintar sehingga tidak begitu sulit bagi mereka untuk menggunakan aplikasi daring, aplikasi POEMS yang antar mukanya cukup interaktif dan mudah dipahami ini akan menarik minat masyarakat yang mulanya awam terhadap pasar modal untuk mencoba berinvestasi. Dengan diadakannya pelatihan perencanaan keuangan dan penggunaan aplikasi POEMS untuk transaksi jual-beli saham berikut praktek penggunaannya, diharapkan para staf dan anggota Dharma Wanita Bappeda Kota Mataram yang telah mengikuti pelatihan ini dapat langsung menerapkan cara merencanakan keuangan dan transaksi nabung saham secara Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

40 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat daring melalui Phillips Sekuritas. Lebih dari itu, mereka dapat mengajak kerabat dan lingkungannya untuk dapat merencanakan keuangan dan berpartisipasi dalam pasar modal dengan kegiatan nabung saham sebagai salah satu opsi untuk menambah penghasilan keluarga sekaligus turut berpartisi pasi dalam menggerakkan perekonomian Indonesi. Ucapan Terima Kasih Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari partisipasi, dukungan dan bantuan moral, finansial maupun fisik dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram, Bapak Dr. Muaidy Yasin, MS; Kepala Bappeda Kota Mataram, Bapak Ir. H. Amiruddin, M.Si.; Ketua Dharma Wanita Unit Bappeda Kota Mataram, Ibu Hj. Baiq Lily C. Amiruddin, SH; mahasiswa-mahasiswa dari KSPM FEB Unram, dan terlebih lagi kepada peserta kegiatan. DAFTAR PUSTAKA Filbert, Ryan [2017]. Yuk Belajar Nabung Saham. PT Elex Media Komputindo, Kelompok Kompas Gramedia. Otoritas Jasa Keuangan, Perencanaan Keuangan Keuangan. Peter, M. Maksus [2011]. Main Saham untuk Karyawan Kecil, Kaya Gila dengan Kilat!. Penerbit Flashbooks. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

41 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Variable Costing Solusi Perhitungan Harga Pokok Produk Secara Cermat Susi Retna Cahyaningtyas*, Sapto Hendri BS, Wahidatul Husnaini, Rahmi Sri Ramadani, Zuhrotul Isnaini Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: Harga jual; pesanan;pengarajin bataco Abstrak: Pengrajin batako di desa Karang Baru Mataram, selama ini masih menggunakan metode yang sederhana dalam menetukan harga pokok per unit produk, yaitu dengan cara menjumlahkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Mereka belum menghitung biaya overhead pabrik dan melakukan pemilahan biaya yang bersifat tetap dan variabel. Penentuan harga jual didasarkan pada harga pokok per unit ditambah dengan margin yang diinginkan, dengan mempertimbangkan harga jual yang berlaku di pasar. Kondisi ini mengakibatkan perhitungan harga pokok produk belum akurat/cermat dan munculnya kesulitan dalam pengambilan keputusan jika ada pesanan dalam jumlah besar, dengan harga khusus [di bawah harga jual normal]. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada mereka tentang perhitungan harga pokok produk dengan metode variable costing, dengan melakukan asistensi langsung. Hasil menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok per unit dengan metode variable costing lebih cermat/teliti/akurat, dibandingkan dengan metode sebelumnya. Korespondensi: PENDAHULUAN Harga pokok produk adalah semua elemen biaya produksi baik tetap maupun variabel [Supriyono, 2000: 288]. Pengeluaran produk [kos produksi] adalah semua pengeluaran yang terkait dengan kegiatan produksi [Warsono, 2011:223]. Harga pokok produksi diperoleh melalui pengumpulan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang. Biaya peroduksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung dan biaya overhead pabrik. Memperhitungkan biaya pada suatu produk dapat dilakukan dengan cara memasukkan semua biaya produksi baik yang bersifat tetap maupun variabel atau hanya memasukkan unsur biaya produksi yang variabel saja. Menurut Mas ud [1982:116] penentuan biaya produksi dengan memasukkan semua unsur biaya produksi baik yang bersifat tetap maupun variabel dikenal dengan istilah full costing. Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan hanya biaya produksi yang bersifat variabel saja [Mulyadi, 1997: 51]. Untuk kepentingan pihak luar [ekstern] perusahaan diharuskan menggunakan metode full costing. Untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan produk oleh manajemen, tidak harus menggunakan metode tersebut, karena manajemen tidak hanya berkepentingan untuk membuat laporan yang wajar kepada pihak luar [seperti pemerintah, pemegang saham, kreditur dan sebagainya], tetapi manajemen juga harus menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan kemampuan memperoleh laba. Dalam masalah-masalah tertentu seperti penentuan harga jual yang mampu bersaing, masalah ada pesanan-pesanan khusus dibawah harga pasar, lebih bermanfaat jika menggunakan metode variabel costing, karena hanya biaya yang bersifat vaiabel saja yang relevan dalam pengambilan keputusan tersebut. Pengrajin batako di desa Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

42 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Karang Baru Mataram, selama ini masih menggunakan metode yang sederhana dalam menetukan harga pokok per unit produk, yaitu dengan cara menjumlahkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Mereka belum menghitung biaya overhead pabrik dan melakukan pemilahan biaya yang bersifat tetap dan variabel. Penentuan harga jual didasarkan pada harga pokok per unit ditambah dengan margin yang diinginkan, dengan mempertimbangkan harga jual yang berlaku di pasar. Kondisi ini mengakibatkan perhitungan harga pokok produk belum akurat/cermat dan munculnya kesulitan dalam pengambilan keputusan jika ada pesanan dalam jumlah besar, dengan harga khusus [di bawah harga jual normal]. METODE KEGIATAN Metode yang diterapkan untuk mencapai tujuan pengabdian ini adalah metode partisipatif. Tim memberikan materi dan asistensi langsung, pertama melakukan pemilahan/klasifikasi biaya berdasarkan fungsi pokok dalam kegiatan usaha tersebut yang terdiri dari biaya produksi dan biaya non produksi, serta melakukan perhitungan biaya penyusutan. Kedua mengklasifikasikan biaya berdasarkan perilakunya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Ketiga menghitung harga pokok produk dengan metode variable costing. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengrajin batako di desa Karang Baru Mataram menghasilkan beberapa produk antara lain paping blok, beton gumbleng, batu nisan, batako dan roster. Adapun produk yang banyak terjual adalah batako dan roster. Berdasarkan kondisi ini, maka tim pengabdian fokus pada kedua produk tersebut untuk melakukan asistensi perhitungan harga pokok dengan metode variable costing, yang dimulai dari identifikasi biaya produksi sampai pemilahan biaya yang bersifat tetap dan variabel. Hasil secara rinci sebagai berikut: a. Batako Bahan baku Harga 1 sak semen Rp dam pasir Rp = 50 artco, jadi harga per artco [350/50] = Rp Dalam sehari memproduksi batako sebanyak 400 batako Untuk produksi 400 buah batako dibutuhkan 4 sak semen dan 20 artco pasir Biaya perhari = [Rp x4] + [ Rp.7000 x 20 ] = Rp Rp = Rp Jadi biaya bahan baku produksi dalam sehari sebesar Rp Biaya Tenaga kerja Langsung Memiliki 4 orang pegawai Gaji untuk 100 batako = Rp Gaji perhari untuk 4 orang pegawai dengan produksi 400 buah batako sehari sebesar [Rp x 4] = Rp Harga Pokok Produksi [HPP] Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

43 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Metode sederhana JENIS BIAYA TOTAL Biaya Bahan Baku Rp BTKL untuk 4 org Rp pegawai Total HPP Rp Jadi harga pokok per unit [ / 400 ] = Rp b. Roster Biaya bahan baku Harga 1 sak semen Rp dam pasir Rp = 50 artco, jadi harga per artco [ /50] = Rp Dalam sehari memproduksi Roster sebanyak 100 buah Roster Untuk produksi 100 buah Roster dibutuhkan 2 sak semen dan 10 artco pasir Biaya perhari = [Rp x 2] + [ Rp.7000 x 10 ] = Rp Rp = Rp Jadi biaya bahan baku produksi dalam sehari sebesar Rp Biaya tenaga kerja langsung Memiliki 2 orang pegawai Gaji untuk 2 orang dgn produksi 100 Roster per hari sebesar Rp = Rp per orang Harga Pokok Produksi Metode sederhana: JENIS BIAYA TOTAL Biaya Bahan Baku Rp BTKL untuk 2 org Rp pegawai Total HPP Rp Jadi harga pokok per unit [Rp / 100 ] = Rp NILAI PENYUSUTAN Keterangan Biaya Umur Ekonomis Nilai Penyusutan Perbulan Mesin pencetak batako 5 buah Rp tahun Rp /60 bulan = Rp /30 = 972 Perlengkapan pembuatan batako Rp tahun Rp /24 bulan = Rp /30 = 694 Alat pencetak Roster 4 buah Rp tahun Rp /60 bulan = Rp /30 = 667 Perlengkapan pembuatan Roster Rp tahun Rp /24 bulan = Rp /30 = 694 Gudang Rp tahun Rp /60 bulan = Rp /30 = 556 Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

44 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Biaya overhead Pabrik [ BOP ] batako: BOP tetap Gudang = Rp. 556 BOP variabel Alat cetak batako = Rp. 972 Perlengkapan = Rp. 694 Biaya Listrik = Rp Biaya Air = Rp = Rp Total = Rp Jadi total Biaya Overhead Pabrik adalah sebesar Rp Harga Pokok Produksi Variabel Costing Jenis Biaya Total Biaya bahan baku Rp BTKL untuk 4 org Rp pegawai BOP variabel Rp Total HPP Rp Jadi harga pokok per unit [ / 400 ] = Rp Biaya overhead Pabrik [ BOP ] roster: BOP tetap Gudang = Rp. 556 BOP variabel Alat cetak Roster = Rp. 667 Perlengkapan = Rp. 694 Biaya Listrik = Rp Biaya Air = Rp = Rp Total = Rp Harga Pokok Produksi Variabel Costing Jenis Biaya Total Biaya bahan baku Rp BTKL untuk 2 org Rp pegawai BOP variabel Rp Total HPP Rp Jadi harga pokok produksi per unit [Rp /100 ] = Rp Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

45 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Gambar 1. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perhitungan harga pokok dengan metode variabel costing memberikan hasil yang lebih akurat yaitu sebesar Rp untuk produk batako dan Rp untuk produk roster. Sementara perhitungan dengan metode sederhana sebesar Rp untuk produk batako dan Rp untuk produk roster. Perbedaan perhitungan ini disebabkan karena unsur biaya overhead pabrik belum diperhitungkan. Saran Mengingat pengabdian ini hanya dibatasi pada perhitungan harga pokok terhadap dua produk yaitu batako dan roster, maka pengabdian berikutnya dapat diperluas cakupannnya dengan melakukan perhitungan harga pokok atas semua produk yang dihasilkan [paping blok, beton gumbleng,batu nisan, dan lain sebagainya]. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis seta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Mataram atas dukungan dana terhadap pengabdian ini. DAFTAR PUSTAKA Warsono, Sony, 2011, Akuntansi Pengantar 1, penerbit ABPUBLISHER, Yogyakarta. Jusuf, AL.Haryono, 2002, Dasar-dasar Akuntansi Jilid I, STIE YKPN, Yogyakarta Supriyono, 2000, Akuntansi Biaya, penerbit BPFE- Yogyakarta Mulyadi, 1997, Akuntansi Manajemen, konsep, Manfaat dan Reakayasa, STIE YKPN, Yogyakarta Mas ud.mc, 1982, Akuntansi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakart. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

46 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Upaya Mewujudkan Desa Agrowisata Sedau Kecamatan Narmada Lombok Barat Lalu Adi Permadi *, GA Sri Oktariyani, Iwan Kusuma Negara, Siti Sofiyah Abdul Manan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Keywords: Village; Agro Tourism; Sedau; Training; Socialization Abstract: Community service aims to support the realization of Sedau Village, West Narmada District, Lombok Regency, as an Agro Tourism Village. Sedau Village is one of the villages that is potential for developing agro-tourism sites. The target of this community service was the people of Sedau Village. The method used in the implementation of community service was socialization. The Main Result of this community service activity was that the people of Sedau Village know about the Tourism Village and the rising of various ideas from the community members of Sedau Village to support the realization of the Agrotourism Village in Sedau Village. Korespondensi: PENDAHULUAN Sedau merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terletak kurang lebih 11 Km di sebelah timur Kota Mataram. Sebagian besar penghasilan masyarakatnya dari sektor pertanian. Di samping itu Desa Sedau merupakan desa yang sangat potensial di bidang Agrowisata karena wilayahnya merupakan kawasan Pertanian dan Perkebunan yang cukup luas terutama tanaman buah-buahan. Desa Sedau memiliki objek wisata potensial bernama Bumi Perkemahan Gunung Jae yang pernah dikenal karena sering digunakan sebagai tempat penyelenggaraan eventevent besar baik nasional bahkan internasional. Puluhan tahun lalu tepatnya di era tahun 1990-an, Gunung Jae ini sempat mencuat, mengingat tempat ini dinilai memiliki potensi obyek wisata yang layak dikembangkan. Saat itu, HL. Mudjitahid, [Bupati Lombok Barat waktu itu] dan Ir. H. Lalu Widjaje [Sekretaris Daerah Lombok Barat waktu itu] berinisiatif untuk mengembangkan lokasi ini menjadi perkampungan budaya. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat saat itu membangun Panggung permanen yang masih ada sampai sekarang. Sekda Lombok Barat waktu itu Ir. H. Lalu Widjaje bahkan secara khusus membuat rumah panggung secara pribadi di atas tanah beliau yang terletak di atas Bendungan Gunung Jae itu. Bentuk kesungguhan tersebut, gelaran yang bernuansa rekreasi inipun tak sedikit yang dilaksanakan di tempat ini [hasil wawancara dengan Ir. H. Lalu Widjaje, awal September 2019]. Namun dalam perjalanannya, seiring perputaran waktu dan beralihnya pimpinan Lombok Barat, rupanya wacana tersebut ikut tertelan perputaran massa yang hanya tinggal ilusi belaka. Akibatnya, Gunung Jae pun jadi sepi lagi. Bukti lain merananya lokasi yang Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

47 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat cukup indah ini, jika sejumlah bangunan tradisional khas Lombok yang dulunya sempat dibangun sebagai penanda adanya kampung budaya, Justru lenyap tak tahu entah kemana. Lokasi lain yang mendukung pariwisata di Desa Sedau adalah Lembah Madani. Keberadaan Lembah Madani tidak lepas dari inisiatif dari pemuka agama setempat yaitu TGH Hasanain Junaini yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Haramain. Lembah Madani sering digunakan juga untuk berbagai kegiatan berlevel nasional dan internasional. Salah satu kegiatan yang pernah berlangsung di sana adalah jamuan makan malam untuk peserta Tourism Tropical Outlook Conference pada tahun Berdasarkan keberadaan sejumlah potensi yang ada di Desa Sedau maka dibentuklah Kelompok Sadar Wisata Desa Sedau. Saat ini kelompok ini dipimpin oleh Lalu Faisal. Kelompok ini berjuang untuk mengembangkan Desa Agrowisata Sedau. Namun ada beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh Desa Sedau dan kelompok sadar wisatanya di antaranya pertama, kurang sadarnya warga akan pentingnya pariwisata; kedua, kurangnya kreatifitas dalam mengembangkan sektor agro menjadi agrowisata, dan ketiga, banyaknya tambang galian C di sekitar Desa Sedau yang mengakibatkan rusaknya lahan dan jalan raya antara Keru sampai Sesaot yang melewati Desa Sedau. Kondisi Desa Sedau ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Antara dan Arida [2015] bahwa kendala dan tantangan desa wisata adalah terbatasnya visi atau persepsi yang jelas dari masyarakat tentang pariwisata, rendahnya ketertarikan dan kesadaran masyarakat, dan rendahnya kemampuan sumber daya manusia. Kondisi yang telah dipaparkan di atas menunjukkan adanya beberapa masalah yang harus segera dicarikan solusinya. Kalau ditilik dari permasalahan yang menyangkut warga dan kreatifitasnya dalam membangun pariwisata maka ini membutuhkan sosialisasi untuk menanamkan nilai-nilai pariwisata di dalam perilaku masyarakat Desa Sedau. Sosialisasi adalah suatu proses belajar-mengajar atau penanaman nilai, kebiasaan, dan aturan dalam bertingkah laku di masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya sesuai dengan peran dan status sosial masing-masing di dalam kelompok masyarakat [Berger, 2013 dalam Yulia, 2018]. Pengabdian terdahulu yang pernah dilakukan di Desa Sedau adalah Idrus [2015] yang bertujuan untuk pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga dalam pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang-barang kerajinan bernilai ekonomi untuk menambah penghasilan keluarga di desa tersebut. Metode yang digunakan oleh Idrus [2015] adalah pelatihan. Pengabdian Idrus [2015] memiliki arah yang sama dengan pengabdian yang dilakukan saat ini karena memiliki lokasi dan sasaran pengabdian yang sama. Selain itu kegiatan pengembangan kerajinan tersebut dapat mendukung upaya pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh pengabdian saat ini. Namun belum berbicara mengenai pariwisata khususnya desa agrowisata di Desa Sedau. Untuk itu mempertimbangkan kondisi dan potensi Desa Sedau serta semangat para penggiat pariwisata di Sedau maka pengabdian ini mengambil judul Upaya Mewujudkan Desa Agrowisata Sedau Kecamatan Narmada Lombok Barat. Dengan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya Desa Sedau Kecamatan Narmada Lombok Barat sebagai Desa Agrowisata. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

48 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat METODE KEGIATAN Metode yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan dalam pengabdian ini adalah melalui Metode sosialisasi, bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang arti pentingnya desa wisata dalam era ekonomi global saat ini bagi pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Dalam kasus Desa Sedau yang memiliki lokasi di daerah pegunungan dengan hamparan lahan pertanian dan perkebunan, tim pengabdian FEB UNRAM menawarkan Agrowisata sebagai basis dari Desa Wisata Sedau. Dalam kegiatan ini, ada beberapa prosedur kerja yang dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat, yaitu: a. Tim pengabdian menyusun rencana pengabdian masyarakat, b. Tim pengabdian secara bersama-sama melakukan sosialisasi tentang pentingnya Desa Wisata bagi masyarakat Desa Sedau terutama anggota kelompok sadar wisata dan kelompok tani perkebunan. HASIL DAN PEMBAHASAN Target pengabdian pada masyarakat ini adalah kelompok sadar wisata dan kelompok tani perkebunan yang ada di Desa Sedau. Perkembangan Desa Sedau menurut ketua kelompok sadar wisata Lalu Faisal menyampaikan kepada ketua tim pengabdian bahwa masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam bidang agro wisata, masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat berkaitan dengan jasa wisata, masih minimnya tingkat kunjungan ke Desa Wisata Sedau karena kurangnya promosi, belum memiliki syarat-syarat menjadi desa wisata modern yaitu adanya media promosi yang efektif dan efesien seperti Website, dan belum memiliki visitor center yang akurat khususnya berhubungan dengan pendataan wisatawan sehingga sering terjadi kendala terhadap layanan pusat layanan informasi wisata desa. Kegiatan Pengabdian dengan metode Sosialisasi dan Pelatihan bertempat di Balai Desa Sedau Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini terlaksana dengan kerja sama mahasiwa KKN UNRAM Desa Sedau 2019 periode I dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lombok Barat. Sosialisasi dilaksanakan secara konvensional dengan cara mengundang atau menghadirkan peserta dalam suasana belajar yang interaktif. Kegiatan diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari 5 orang perangkat Pemerintahan Desa Sedau, 10 orang anggota kelompok sadar wisata dan 5 orang anggota kelompok tani pekebun Desa Sedau. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

49 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Gambar 1. Tim Pengabdian menyampaikan materi Sosialisasai Pada Sesi pertama dilakukan Sosialisasi tentang pentingnya Desa Wisata akan disampaikan oleh tim pengabdian. Sosialisasi tersebut juga menghadirkan Kepala Desa Sedau sebagai pembuka acara dan motivator agar para peserta bersemangat mengikuti program sosialisasi tersebut. Selanjutnya pada Sesi kedua dilakukan Pelatihan. Tim pengabdian Universitas Mataram memberikan materi pelatihan terkait dengan Manajemen Pariwisata Desa Wisata. Sementara Tim Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lombok Barat memberikan materi pelatihan dengan judul Agrowisata di Lombok Barat. Gambar 2. Tim Pengabdian bersama Kepala Desa Sedau, Staf Dinas Pertanian dan Perkebunan Lombok Barat dan Ketua Kelompok KKN UNRAM; Kepala Desa Sedau menyampaikan dalam sambutannya bahwa Desa Sedau sangat peduli dalam pariwisata, untuk itu Pemerintah desa membentuk Kelompok Sadar Wisata Desa Sedau yang bertugas untuk mengelola pariwisata dan mendorong warga desa untuk sadar wisata, di samping itu Pemerintah Kabupaten Lombok Barat juga sangat mendukung memperkuat pondasi pariwisata Desa Sedau. Dari hasil evaluasi setelah proses sosialisasi oleh tim pengabdian menunjukkan bahwa warga desa secara keseluruhan antusias mendapat sosialisasi tentang desa agrowisata. Ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang harus dijawab oleh tim pengabdian pasca sosialisasi tersebut. Bahkan Lalu Faisal [Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Sedau] Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

50 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat meminta agar Tim Pengabdian secara berkesinambungan melakukan pendampingan dalam pengembangan desa wisata serta mengevaluasi perkembangan desa agrowisata Sedau yang disajikan oleh kelompok sadar wisata. Pendampingan ini dimaksudkan untuk terus menumbuh kembangkan desa wisata. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Masyarakat Desa Sedau mulai memahami apa yang dimaksud dengan desa wisata dan munculnya berbagai ide anggota masyarakat Desa Sedau untuk mengembangkan pariwisata di desanya dalam diskusi setelah sosialisasi dilakukan; 2. Faktor-faktor pendukung pariwisata di Desa Sedau perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan lebih lanjut seperti kelompok sadar wisata, kelompok tani perkebunan, keberadaan lokasi wisata yaitu Bendungan Gunung Jae dan Bumi Perkemahannya, Lembah Madani dan Perkebunan sekitarnya. Saran 1. Pengabdian Masyarakat tentang Desa Wisata di Desa Sedau harus terus dilanjutkan pada proses pembinaan berkelanjutan terutama dalam kaitanya dengan pengembangan spotspot wisata yang sudah ada di desa tersebut dan pengembangan factor pendukung lainnya seperti kegiatan penjualan buah dan pembuatan kerajinan tangan; 2. Untuk mewujudkan Desa Wisata berbasis Perkebunan di Desa Sedau dibutuhkan kerja sama dengan semua pihak terkait di antaranya: Pemerintah Provinsi NTB khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terutama Dinas Pertanian dan Perkebunan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; Pemerintah Kecamatan Narmada, Ponpes Haramain dan Universitas Mataram. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terutama kepada 1. Kelompok Mahasiswa KKN UNRAM Desa Sedau Periode I 2019 yang telah memberi dukungan sebagai organisator acara pengabdian ini. 2. Pemerintah Desa Sedau yang telah menyiapkan tempat. 3. Pemerintah Lombok Barat khususnya Dinas Pertanian dan Perkebunan. 4. Pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNRAM. DAFTAR PUSTAKA Antara, M. dan Arida, S., Panduan Pengelolaan Desa Wisata Berbasis Potensi Lokal, Konsorsium Riset Pariwisata Universitas Udayana Bali Agustus 2015 Idrus, S. A. J. A., Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Dalam Pemanfaatan Sampah Anorganik Menjadi Barang-Barang Kerajinan Bernilai Ekonomi Untuk Menambah Penghasilan Keluarga Di Desa Sedau Kecamatan Narmada Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

51 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Kabupaten Lombok Barat pasca.uinmataram.ac.id 2019/04 Ali-Jadid Artikel-PENGABDIAN Rai I. N., Sudama I. P., Semarajaya C. G. A., Wiraatmaja W., Pengembangan Agrowisata Terpadu Berbasis Tanaman Jeruk Di Desa Kerta Kecamatan Payangan Gianyar, Jurnal Udayana Mengabdi, Volume 15 Nomor 2, Mei 2016 Utama, I G. B. R. dan Junaedi, I W. R., Program Kemitraan Masyarakat Desa Wisata Blimbingsari, Melaya, Jembrana, Bali, Jurnal Paradharma 2 [2] : 67 74, i. Oktober 2018 Vitasurya, V. R., Adaptive Homestay Sebagai Bentuk Partisipasi Masyarakat Untuk Melestarikan Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta May SEBAGAI_BENTUK_PARTISIPASI_MASYARAKAT_UNTUK_MELESTARIKAN _DESA_WISATA_PENTINGSARI_-_YOGYAKARTA Yulia, F., Peran Keluarga Bekerja Dalam Mensosialisasikan Nilai Agama Pada Anak di RT 02 RW 02 Desa Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, JOM FISIP VOL. 5 NO. 1 April Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

52 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat MEWUJUDKAN DESA WISATA MASMAS YANG BERKELANJUTAN [SUISTANABALITY] DENGAN PENERAPAN AKUNTANSI JASA Lalu Takdir Jumaidi *, Biana Adha Inapti, Nungki Kartikasari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Keywords: Desa Wisata; berkelanjutan; potensi desa wisat;, akuntansi Abstract: Tujuan dari pengabdian ini adalah, 1. Memberikan pengetahuan/wawasan tentang kewirausahaan dan pengembangan Desa Wisata kepada masyarakat desa lebih khusus pada wirausahawan desa, perangkat desa dan Bumdes tentang Strategi pengembangan kewirausahaan dan pengembangan Desa Wisata. 2. Menemukan strategi yang efektif dan dapat melakukan pengelolaan keuangan yang baik, sehingga keberlanjutan usaha [suistanability] desa wisata MasMas dapat berjalan dengan lebih baik. Sesuai dengan hasil evaluasi lapangan, tehnis yang paling efektif dikaukannya penyuluhan dan bimbingan intensif tentang pengetahuan strategi pengembangan desa wisata dan implementasi akuntansi desa wisata. Adapun hasil penyuluhan dan bimbingan yang diberikan adalah telah diperoleh rumusan sederhana tentang strategi pengembangan desa wisata, yaitu terbentuknya kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi dan kerjasama semua pihak untuk membangun sinergitas dalam pengembangan Desa Wisata dan masyarakat desa semakin faham akan manfaat dari ilmu akuntansi yang diterapkan dalam aktifitas Desa Wisata. Pemahaman itu diperoleh dengan tehnis langsung mempraktkkan ilmu akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan desa wisata. Korespondensi: PENDAHULUAN Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. [Nuryanti, Wiendu Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 2-3] Pengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Desa MasMas adalah salah satu Desa wisata yang ada di NTB yang terletak di pedalaman Lombok Tengah, persisnya di Kecamatan Batu Keliang Utara Lombok Tengah. Desa Mas Mas menjadi perintis, pionir dan sekaligus model terbaik pengembangan desa wisata yang berbasis agama dan budaya. Desa MasMas menawarkan kebiasaan hidup sehari hari orang desa kepada para pelancong yang datang, mulai dari bangun pagi sampai tidur di malam hari, pelancong ikut merasakan denyut kehidupan desa. Setiap tamu yang datang, pertama kali transit di sekretariat bersama untuk menerima penjelasan dan mengisi buku tamu. Setiap tamu mendapatkan tanda mata sarung songket untuk dikenakan selama berada di desa. Sarung songket itu bermakna simbolik. Pertama makna agama dan budaya. Kedua makna penanda bahwa pengenanya ada tamu seluruh orang desa. Sarung songket itu berwarna hitam dengan pinggiran yang bermotif beragam. Setiap tamu yang datang dikenakan biaya menginap dan lainnya sebesar Rp per hari. Dana sebesar itu meliputi pembayaran jasa pemandu wisata Rp 40 ribu, jasa Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

53 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat kelompok pembuat anyaman ketak Rp 32 ribu, jasa kelompok pembuatan kripik pisang 15 ribu, sajian makan 2-3 sehari Rp 35 ribu dan biaya cuci sarung yang dikenakan tamu Rp 20 ribu. Uniknya, warga miskin, sekolah atau madrasah, kas desa dan dusun juga mendapatkan rata-rata berkisar 5-10 persen. Pembagian tersebut disusun secara mufakat musyawarah dan bersifat mengikat seluruh warga desa. Merujuk data yang ada, setiap bulannya turis yang datang berkisar orang. Rata-rata menginap 2-3 malam untuk menikmati paket wisata desa. Melihat tren ke depan, sangat mungkin jumlah pengunjung akan terus bertambah. Mengingat Pulau Lombok telah menjadi tujuan utama banyak pelancong mancanegara. Belakangan pelancong domestik juga makin banyak yang mengunjungi Desa Mas Mas. Mereka juga rupanya merindukan suasana desa dengan kesederhanaan dan keguyuban warganya. Pengembangan Desa wisata memiliki dampak positif terhadap perekonomian Masyarakat di Desa Mas Mas seperti dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, membangkitkan ekonomi masyarakat desa, mengurangi kemiskinan, meningkatkan penjualan produk lokal, dan mempercepat pembangunan infrastruktur desa. Untuk menjadi Desa Wisata yang berkelanjutan dan senantiasa memberikan dampak positif bagi Masyarakat, Desa wisata MasMas harus mulai menerapkan pencatatan akuntansi dalam setiap transaksi yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan terus meningkatnya jumlah turis yang datang di Desa MasMas. Informasi akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai keberhasilan usaha, termasuk bagi Desa Wisata. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam pengelolaan Desa Wisata, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Penyediaan informasi akuntansi bagi Desa Wisata, juga diperlukan khususnya untuk akses subsidi pemerintah dan akses tambahan modal bagi usaha kecil dari perbankan atau investor. Dengan adanya penerapan pencatatan akuntansi maka cita-cita untuk menciptakan Desa Wisata MasMas yang berkelanjutan dapat lebih memungkinkan diwujudkan. Analisa Situasi Negara kita Indonesia ini, jika diamati secara seksama, ternyata memiliki potensi yang luar biasa. Potensi yang paling mendasar adalah sumber daya Alam, Sumber daya Manusia dan Sumber Daya Budaya. Sungguh ini adalh potensi yang sangat luar biasa yang dimiliki Negara kita, Jika ini dikelola dengan baik dan professional maka akan mendatangkan pendapatan yang sangat besar. Pendapatan yang besar ini akhirnya akan menciptakan kesejahteraan yang luar biasa. Maka tidaklah berlebihan jika di Indonesia akan terwujud Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto Tentrem Kertaraharjo Mari kita melihat alam kita Lombok yang kecil mungil khususnya di desa MasMas memiliki sumber daya yang potensial. Desa MasMas ternyata menyimpan energy potensi wisata yang sangat besar, namun ternyata belum dikelola dan diekplor dengan optimal dan professional. Potensi itu antara lain: I. Dari sisi potensii Keindaham Alam: a. Panorama Alam dengan wilayah pertanian dan perkebunan yang terhampar luas nan indah Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

54 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat II. Dari sisi potensi kesuburan Alam. a. Mendukung masyarakat untuk mengangkat potensi budi daya peternakan sapi dan penggemukan sapi yang dikelola dengan ciri khas ekonomi kerakyatan, yaitu koprasi. b. Mewujudkan perkebunan wisata dan peternakan wisata yang dikelola bersama dengan masyarakat. Membudayakan penggunaan sapi dalam pengelolaan pertanian dan produksi susu alam sehat. III. Dari sisi Potensi Budaya dan Olah Raga a. Budaya pakaian adat berupa songket yang terbuat dari tenun b. Budaya pembuatan pakaian dan sarung dari bahan tenunan dengan tehnik tradisional c. Budaya pembuatan makanan tradisional baik dalam bentuk jajan maupun menu makanan khas d. Adanya bentuk wirausaha home industry yang terkordidnir dan terintegrasi dengan baik dalam bentuk wadah koperasi e. Budaya membuat anyaman ketak yang menghasilkan kerajinan tangan yang alami f. Potensi Seni daerah, seperti Gendang Beleq, seni tari Pendet, tarian rudat, dan adat khas proses pernikahan bangsawan yang sangat unik, sarat dengan nilai filosofis kehidupan yang sangat mendalam: sorong serah, aji karma dan nyongkolan g. Sumber daya budi pekerti yang wujud dalam hal sikap dan tatakrama yang sarat dengan nilai filosofis dan budi bahasa yang wujud dalam keindahan dan kelembutan berbahasa khas daerah. Selain itu disempurnakan lagi dengan keindahan kehidupan spiritual yang agamis: ketahajuhan, ketawadu an dan istiqomh dalam menjalankan solat 5 waktu di masjid. Adapun bentuk ibadah khas ritual lainnya yang msih lestari: Isra Mikraj, Nujulul Quran, Perak Api, Aqekah, Sunatan, h. Sumber daya spritualitas dari eksistensi agama Islam yang sangat mengakar, hingga memberikan nuansa masyarakat madani yang sangat toleransi dan empati.contoh membangun masjid dengan nilai gotong royong dan kekeluargaan yang didasarkan oleh iman dan taqwa pad Allah. i. Olah raga khas daerah yang lestari seperti Presean dan Pencak Silat. Demikian sumber daya inti yang kita miliki. Sekarang adalah bagaimana mengelolanya dengan sebaik mungkin, merupakan bentuk tantangan kita bersama. Mengamati perkembangan sektor pariwisata yang kini terus menggeliat dan berkembang, maka kita bisa mengarahkan potensi sumber daya yang kita milki kearah dunia pariwisata. Menjadi suatu tema yang sangat tepat jika program aktifitas pembangunan mengarah pada membangun desa wisata dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat desa Mas-mas, secara umum adalah belum adanya sosialisasi dan pengenalan sistem keuangan desa yang konsisten. Jadi dapat disimpulkan beberapa hal yang menjadi pemicu diperlukannya pengabdian ini adalah: Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

55 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat a. Penyuluhan yang berkelanjutan tenang pengembangan kewirausahaan berbasis kepariwisataan di desa Mas Mas masih perlu terus dijalankan dan ditingkatkan pada tingkat yang lebih kongkrit dan bersinergi. b. Masih dirasakan kurangnya pengenalan sistem penelolaan keuangan desa wisata yang sederhana yang berkelanjutan. c. Masih belum optimalnya penerapan pengembangan strategi pemasaran dengan memanfaatkan sistem jaringan internet sebagai tempat informasi global untuk mengenalkan dan mempromoskan potensi wisata desa. d. Masih perlu terus menjaga dan mengembangkan terbentuknya motifasi dan partisipasi yang tinggi untuk melakukan pengembangan usaha ke bidang pariwisata. Berdasarkan uraian atas analisis situasi di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana memberikan motifasi dan wawasan tentang pengembangan Kewirausahaan Kepariwisataan pada masyarakat dengan memanfaatkan tersedianya sumber daya produktif yang tersedia serta Bagaimana tehnis/ upaya yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat, tentang hasil dan manfaat dari keberhasilan usaha desa wisata serta sistem pengelolaan keuangannya, dengan lebih merata. Tujuan Umum Memberikan pengetahuan/penyuluhan kepada masyarakat khususnya wirausaha dan perangkat desa dan Bumdes tentang pengembangan kewirausahaan masyarakat dan pengembangan Desa Wisata. Hasilnya diharapkan dapat menemukan strategi yang efektif dan dapat melakukan pengelolaan keuangan yang baik, sehingga keberlanjutan usaha [suistanability] desa wisata Karang MasMas dapat berjalan dengan baik. Tujuan Khusus a. Memberikan penyuluhan tentang pengembangan kewirausahaan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada agar komponen produk wisata semakin bervariasi dan berkualitas. Sehingga harapannya Wirausaha masyarakat desa dan aktifitas Desa Wisata semakin maju dan berkembang, b. Memperkenalkan penerapan sistem dan siklus akuntansi sederhana untuk dapat menghasilkan informasi akurat tentang besarnya biaya operasional, tingkat pendapatan dan keuntungan yang diperoleh serta perkembangan nilai aset dan kewajiban serta modal yang dimilki. Hasil informasi akuntansi dapat dijadikan dasar evaluasi dan pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun ekternal. c. Agar pengusaha lebih faham tentang strategi pemasaran suatu produk dan pentingnya peningkatan pelayanan kepada konsumen, sehingga dapat melakukan aktifitas penjualan ke daerah-daerah yang lebih luas. d. Dengan adanya penerapan sistem siklus akuntansi sederhana, maka dapat melakukan sistem control dan pembaharuan manajemen. Selain itu mempermudah pengusaha untuk mendapatkan pinjaman investasi pengembangan usaha. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

56 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Kegunaan Kegiatan/manfaat Dengan adanya penyuluhan dibidang pengembangan kewirausahaan yang mengarah pada membangun desa wisata atas potensi sumber daya yang tersedia baik dari aspek tehnis sistem pengelolaan keuangan sederhana serta strategi pemasaran terhadap usaha wirausaha Pariwisata, maka masyarakat desa akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan usahanya sehingga mampu meningkatkan pengembangan jenis bidang usaha serta mampu meningkatkan produktifitas yang lebih baik. METODE KEGIATAN Metode Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain: a. Tahap pertama : Melakukan analisis, penyisiran dan evaluasi terhadap potensi sumber daya wisata yang ada. Selanjutnya memberikan Penyuluhan tentang Pengembangan Kewirausahaan menuju pada pembangunan dan pengembangan Desa Wisata b. Tahap Kedua : Memberikan kiat untuk dapat memperoleh pengembangan modal usaha dengan membuat sebuah wadah yang lebih dipercaya. Melakukan evaluasi dan diagnosis mendalam untuk menentukan strategi pengembangan desa wisata. c. Tahap ketiga : Pengajaran pembukuan sederhana dan bimbingan praktik penyusunan pembukuan sederhana. d. Tahap Keempat : Penyuluhan bidang keuangan dan pemasaran. Mengevaluasi dan menetapkan strategi marketing yang paling tepat, agar paket paket wisata desa wisata lebih dikenal pada tingkat nasional dan tingkat internasional. Metode ini dilksanakan dalam suatu ruangan yang kondusif. Dalam penyuluhan ini menggunakan metode ceramah dan diskusi. Untuk penngetahuan akuntansi dengan ceramah, praktik dan latihan. Kerangka Pemecahan Masalah Dari Aspek Sinergitas Kewirausahaan Wisata 1. Dilakukan penyuluhan demi penyuluhan yang berkesinambungan tentang pengetahuan kewirausahaan hingga sampai terbentuknya sebuah usaha yang produktif. Selanjutnya, terbentuknya pengembangangan Wirausaha dengan semakin banyak mengeksplor sumber daya yang ada secara terkonsentrasi dan diterapkannya manajemen yang baik. Dengan penerapan metode ini maka diharapkan dapat mewujudkan dan mengembangkan Wirausaha di bidang Desa Wisata 2. Dilakukan Aktifitas pembimbingan, pengarahan dan pengontrolan/evaluasi secara terus menerus untuk membangun usaha baru yang produktif hingga berhasil tumbuh dan mandiri. 3. Dari aspek Akuntansi/ Pembukuan: Akan diberikan pelatihan dan bimbingan dalam majalankan proses siklus akuntansi hingga membuat laporan keuangan. Kemudian dilanjutkan dengan entri data transaksi, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang baik dan benar. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

57 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 4. Dari Aspek Strategi Manaajmen : Akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam memasarkan produk dengan cara membuat laman baru/website, bloker, jaringan internet dan membangun ling baru dengan desa wisata-desa wisata yang ada di pulau Lombok, maupun di luar pulau Lombok. Hasil membangun bentuk kerjasama antar desa wisata ini dapat menghasilkan sinergitas yang lebih luas dalam hal menghasilan paket wisata yang lebih kaya dan variatif. Selain dapat menghasilkan paket wisata yang lebih berkualitas, juga kerjasama ini dapat dijadikan sarana untuk memperluas jangkauan jaringan marketing yang efektif dan potensial. HASIL DAN PEMBAHASAN Sinergitas Kewirausahaan Menuju Desa Wisata Definisi Pariwisata [Tourism] Pengertian Pariwisata menurut definisi yang luas adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.[smith and French, 1994].Definisi desa pariwisata dapat didekati melalui 4 kategori yaitu: Dimensi Sosial, Dimensi Industri/Bisnis, Dimensi Akademis, Dimensi Sosial Budaya. Definisi Desa Wisata [Village Tourism] Desa Wisata [village tourism] menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Barat adalah suatu wilayah pedesaan yang memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial budaya kemasyarakatan. [Disbudpar Kab. Lombok Barat, 2006].Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata, yaitu :pertama, Akomodasi adalah sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk. Kedua, Atraksi adalah seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif. Pendekatan Pengembangan Desa Wisata Berdasar dari penelitian dan studi-studi dari UNDP/WTO dan beberapa konsultan Indonesia, dicapai dua pendekatan dalam menyusun rangka kerja/konsep kerja dari pengembangan sebuah desa menjadi desa wisata, yaitu melalui pendekatan pasar dan pendekatan fisik. Pertama, Pendekatan Pasar untuk Pengembangan Desa Wisata antara lain sebagai berikut: [1] Interaksi tidak langsung adalah Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. [2] Interaksi setengah langsung adalah Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan, kegiatan-kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk. [3] Interaksi Langsung Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/ bermalam dalam akomodasi yang Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

58 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dimiliki oleh desa tersebut. Pada Pendekatan Pasar ini diperlukan beberapa kriteria yaitu : [a] Atraksi wisata; Jarak Tempuh; [b] Besaran Desa; [c] Sistem Kepercayaan dan kemasyarakatan;[d] Ketersediaan infrastruktur. Kedua, Pendekatan Fisik Pengembangan Desa Wisata dimana pendekatan ini merupakan solusi yang umum dalam mengembangkan sebuah desa melalui sektor pariwisata dengan menggunakan standar-standar khusus dalam mengontrol perkembangan dan menerapkan aktivitas konservasi. MEMBANGUN SUISTANABILITY DESA WISATA DENGAN IMPLEMENTASI AKUNTANSI Untuk desa wisata yang yang operasionalnya adalah di bidang jasa maka akuntansi yang dijalankan dapat melakukan proses akuntansi yang lebih sederhana. Berikut disajikan bentuk akuntansi jasa dan akuntansi dagang: Siklus Akuntansi usaha Jasa: BBT Bukti- Bukti JURN AL Umum BB Buku Besar Neraca Saldo JURN AL Penyes Whork sheet Jurnal Penutup & Jur. Balik Laporan Keuangan Resmi: 1.Lap. Rugi Laba a. Bukti Bukti Transaksi Seluruh aktifitas usaha/perusahaan yang dapat diukur dengan nilai mata uang dan memilki pengaruh terhadap keuangan perusahaan, maka transaksi itu dapat dicatat ke dalam bukti-bukti transaksi yang telah disiapkan. Jadi kriteria untuk dapat dikatakan menjadi transaksi perusahaan adalah: 1. Transaksinya dapat dipastikan nilai keuangannya 2. Timbulnya aktifitas tersebut berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan 3. Transaksi tersebut telah diakui kebenaran dan keabsahahannya. [telah diketahui kondisi barangnya, nilai riel barangnya, adanya kesepakatan, diketahui oleh yang berwenang]. Bentuk dari bukti transaksi dapat dibedakan menjadi dua: 1. Bukti transaksi yang dibuat dan dikeluarkan dari perusahaan sendiri. Contohnya: Faktur Penjualan, Kwitansi, Bukti Kas Keluar, Nota debet, Giro, Bukti Kas Masuk, 2. Bukti transaksi yang diterima dari perusahaan lain. Contohnya: Faktur Pembelian, Invoice, Bukti Bank, Surat Setoran Pajak [SSP], Slip pembayaran dan lain-lain Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

59 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Bukti-bukti transaksi ini diarsip dan didokumentasikan dengan rapid an teratur. Dapat diatur sesuai dengan tanggal transaksi, dapat diatur sesuai dengan aktifitas investasi dan aktfitas operasional. Dapat juga diarsip sesuai dengan kepentingan internal atau ekternal dapat juga diarsip sesuai dengan departemen. Tergantung mana yang dianggap paling efektif sesuai dengan kondisi perusahaan. b. Jurnal Adapun bentuk jurnal adalah: 1. Jurnal umum 2. Jurnal khusus 3. Jurnal adjastman atau Jurnal penyesuaian Untuk Aktifitas jurnal, biasanya pada tingkat perusahaan jasa menggunakan jurnal umum, dan pada tingkat perusahaan dagang dan industri menggunakan jurnal khusus. Khusus penggunaan jurnal khusus akan sangat efektif ketika operasional perusahaan cukup variatif pada transaksi penjualan dan pembelian baik secara tunai dan kredit, serta aktifitas biaya yang sangat tinggi. Bentuk dari jurnal khusus antara lain: jurnal Penerimaan Kas, jurnal Pengeluaran kas, jurnal Penjualan dan jurnal Pembelian. Untuk jurnal adjastman diperlukan ketika saat penyusunan laporan keuangan periodik. Fungsi dari jurnal penyesuaian adalah menarik dan mengakui transaksi asset maupun biaya dan pendapatan yang belum diakui dan akan diakui.adapun manfaat dari jurnal adjatman adalah dapat memberikan informasi keuangan yang lebih objektif dan kondisi niali yang terkini. Tehnik melakukan proses jurnal adalah dimulai dari Format Logika Persamaan Akuntansi, yaitu A = H + Modal {+ Pendapatan Biaya + Setoran Prive}. Seluruh komponen Aktiva diberikan simbul D Seluruh elemen Hutang dan Modal diberi simbul Kredit yang letaknya di sebelah kiri. Adapun simbul Debet dan Kredit berfungsi untuk penempatan posisi awal dan tujuan melakukan penambabahan atau pengurangan. Jika kita lihat isi dan tahapan proses pengembangan dari persmaan akuntansi adalah: Debet Kredit A = H + Modal A = H + Modal Kas,Piutang,Persed. Perl = Hutang + Modal [Pend-Biaya+Setoran-Prive] Dalam Persamaan akuntansi, Ketika Aset bertambah, contoh seperti Kas, maka langsung menambah kas jika ada transaksi Kas yang bersifat menambah. Contohnya Penerimaan Kas dari transaksi pendapatan tunai dan penerimaan Kas dari setoran, demikian pula penerimaan kas dari hasil pembentukan hutang dan modal, maka akan menambah Aset dalam bentuk Kas. Sebaliknya transaksi mengakibatkan pengurangan terhadap kas. Dalam jurnal menggunakan penerapan simbul Debet dan kredit. Jika ada transaksi menambanh asset seperti di atas maka akan diltekakkan di posisi Debet, sebaliknya jika Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

60 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat bersifat mengurangi asset maka rekening tersebut akan diletakkan di Kredit. Demikian pula untuk transaksi yang berhubungan dengan Pasiva, yaitu Hutang dan Modal. Jika aktifitasnya bersifat mengurangi Hutang dan Modal maka posisinya akan diletakkan di Debet [berlawanan]. Jika sifatnya sebalinya ada transaksi yang sifatnya menambah maka akan diletakaan di Kredit [Penempatan posisi yang sama, yaitu Kredit]. Contoh jurnal dari sekilas aktifitas Desa Wisata: Tgl Nama Rekening D K 1/1 Kas Modal Diterima investasi dari modal DD 3/1 Kas Hutang Diterima Kas dari Hutang Bank 5/1 Perlengkapan Kas Dibayar perlengkapan 7/1 Peralatan Kas Dibayar Kas untuk Peralatan W 10/1 Infrastruktur [5 Th] Kas Dibayar biaya Infrastruktur 15/1 Kas Pendapatan-Paket Wisata 1 [3 hari] Diterima Pendapatan- P.W.1 19/1 Kas Pendapatan-Paket W. 2 [3 hari] Diterima pendapatan dari Paket W.2 25 Kas Pendapatan Paket W. 3 [2 hari] Diterima pendapatan dari PS. 30 Biaya Listrik Kas Dibayar listrik untuk 1 bln 30 Biaya Internet dan air lainnya Kas Setelah kita selesai melakukan proses penjurnalan, maka langkah berikutnya memindahkan atau memposting setiap rekening yang ada di jurnal ke dalam Buku Besar masing-masing. Tehnik pengisian Buku Besar adalah sebagai berikut: Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

61 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 1. Dimulai dengan rekening Neraca yaitu Aktiva, Hutang dan Modal [dan rekening kontra dari Modal] 2. Mengisi rekening Rugi/Laba, yaitu rekening Pendapatan dan Biaya. Contoh Buku Besar dari aktifitas jurnal Desa Wisata. BB: Kas No. Rek. 101 Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo D 1/1 3/1 5/1 7/1 10/1 15/1 19/1 25/1 31/1 31/ BB: Perlengkapan No. Rek. 102 Tgl Kereterangan D K Saldo Adj BB: Peralatan No. Rek. 103 Tgl Keterangan D K Saldo Adj Umur 5 Tahun BB: Akkumulasi Peny. Peralatan No. Rek. 104 Tgl Ketrangan D K Saldo Adj BB: Infrastruktur No. Rek. 105 Tgl Keterangan D K Saldo Adj BB: Hutang No. Rek. 201 Tgl Keterangan D K Saldo BB: Modal No. Rek. 301 Tgl Keterangan D K Saldo 1/ BB: Prive No. Rek. 302 Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

62 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Tgl Keterangan D K Saldo BB: Pendapatan No. Rek. 401 Tgl Keterangan D K Saldo K Pendap.Pak.W.2[3hr] Pendap.Pak.W.3[2 hr] Pendap.Pak.W.1[3 hr] Saldo BB: Biaya Perlengkapan No. Rek. 501 Tgl Keterangan D K Saldo Adj BB: Biaya Peny. Peralatan No. Rek. 502 Tgl Keterangan D K Saldo D Adj BB: Biaya Infrastruktur No. Rek. 503 Tgl Keterangan D K Saldo D BB: Biaya Listrik No. Rek. 504 Tgl Keterangan D K Saldo D BB: Biaya Telpon, air dan internet No. Rek. 505 Tgl Keterangan D K Saldo D 30/ a. Neraca Saldo Desa Wisata Mas Mas NERACA SALDO Per 1 Agustus 2019 No. Rek Nama Rekening Debet Kredit 101 Kas Perlengkapan Peralatan Akkumulasi Peny. Peralatan 105 Infrastruktur Hutang Modal Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

63 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 401 Pendapatan Paket 1,2, Biaya Perlengapan 502 Biaya Peralatan 503 Biaya Infrastruktur 504 Biaya Listrik Biaya Internet, telp dan air b. Penyesuaian No.Rek Nama Rekening Debet Kredit 502 Biaya Perlengkapan Perlengkapan [Penyesuaian] 503 Biaya Infrastruktur Infrastruktur [Penyesuaian] 504 Biaya Peny. Peralatan Akk. Peny. Peralatan [Penyesuaian] KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dalam melakukan pengebangan Desa Wisata, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah: 1. Mengerakkan masyarakat desa secara bersama dengan cara membuka wawasan mereka tentang manfaat posisitif yang luar biasa dari hidup dan berkembangnya Desa Wisata yang semakin maju. Menciptakan kesadaran dan meciptakan wawasan yang luas dan komprehensif kepada masyarakat sangatlah penting dan mendasar, karena akan tercipta partisipasi dan dukungan masyarakat yang sangat kuat. Partisipasi dan dukungan masyarakat ini adalah dasar utama yang harus tercipta untuk pengembangan desa wisata. 2. Terciptanya sinergi yang kuat anatara semua elemen yang ada yang saling terkait antara satu dengan yang lain, seperti: a. unit-unit UMKM masyarakat yang tradisional dan unik, memiliki nilai budaya. b. Perangkat desa yang semanagat aktif memberikan sosisalisasi dan bimbingan kepada masyarakat, c. Pemerintah, yang akan memeberikan dukungan pembangunan sarana prasarana [infrastruktur] yang mendukung terciptanya desa wisata. d. Para investor yang memilki ketertarikan untuk berinfestasi di bidang wisata, e. Entitas Perbankan yang menyalurkan paket-paket kredit ringan untuk program pengembangan desa wisata. 3. Diperlukannya Strategi pengembnagan desa wisata yang berkesinambungan, dengan melakukan analisis dan diagnosis secara lebih mendalam, sehingga didapatkan pemilihan strategi yang paling tepat dan implementasi strategi yang benar dalam mencapai visi, misi dan tujuan. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

64 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 4. Setiap akhir tahun sealalu dilkaukan evaluasi terhadap strategi yang telah di jalankan, sehingg dapat diketahui apakah strategi telah tepat, atau tidak. Jika belum sesuai, maka perlu perbaikan strategi, sehingga terciptalah pengembangan desa wisata. 5. Diperlukannya pemahaman dan penerapan akuntansi sederhana dalam aktifitas desa wisata. Tujuannya agar terwujud sinergitas yang lebih baik, dan dapat mengambil kebijakan ekonomi, keuangan untuk tujuan agar desa wisata terus maju dan berkembang. Saran 1. Untuk aktifitas pengabdian Pengembangan desa wisata, diperlukannya kegiatan marketing yang lebih luas, yaitu dengan menciptakan sinergitas/ kerjasama anatara internal desa wisata dan ekternal desa wisata. Internal artinya kerjasama antara masingmasing UMKM, perangkat desa, Bumdes dan masyarakat yang semakin baik. Perlu ditingkatkannya soialisasi untuk menciptakan pemehaman dan wawasan tentang pentingnya kerjasama dalam membnagau desa wisata. 2. Pentingnya pembelajaran yang terus menerus/ berkesinambungan sehingga partisipasi dan kerjasama akan terus terpelihara, dan ilmu akuntansi yang diterapkan benar-bnnar dapat diimplementasikan. Ucapan Terima Kasih Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan nikmat iman, islam dan kesehatan, sehingga setelah beberapa bulan berjalan kami menjalankan kegitan pengabdian, akhirnya kegiatan ini selesai dengan baik dan akan terus berkelanjutan dalam mwmbngaun desa wisata. Solawat dan salam kami khaturkan ke atas baginda Rasululullah swt, yang telah membuat hidup penuh cinta dan kasih saying, yang membuat hidup kita menjadi bermanfaat, bahagia dunia akherat, Tak lupa saya ucapkan terimakasih yang terhingga kepada LPPM yang telah membimbing dan membantu kami dari materi dan moril. Tak terlupakan juga terimaksih yang takterhingga atas kebaikan pak kepala desa dan masyarakat desa karang MasMAs sehingga proses pengabdian ini dapat berjalan dengan baik. Dan saya berharap semoga pengabdian ini akan banyak memeberikan kontrusi dan berkontribusi untuk pembnagunan desa wisata. Kami berharap semoaga InsAllah apa yang kita telah perjuangan untuk membangun desa wisata Karang MasMas akan banyak memberikan kemaslahamatan, kemajuan penguatan ekonomi masyarakat desa. DAFTAR PUSTAKA Al Haryono Yusuf [2011], Dasar-dasar Akuntansi, jilid 2 Cetakan Pertama Desember 2011, Sekolah Tinggi Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara, Yogyakarta. Arfan Ikhsan [2009], Pengantar Praktis Akuntansi, Graha Ilmu, Yogyakarta. Carl S Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, [2007], Accounting Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. Ely Suhayatidan Sri DewiAnggadini [2009], AkuntansiKeuangan, GrahaIlmu, Yogyakarta Fandely, C. [2002]. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

65 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat H. Lili M. Sadeli [2009], Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 1 Cetakanke 5, Bumi Aksara, Jakarta. Hadiwijoyo, Surya Sakti. [2012]. Perencanaan Pariwisata Perdesaan Berbasis Masyarakat [Sebuah Pendekatan Konsep]. Yogyakarta: GrahaIlmu. Nuryanti, Wiendu [1993] Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Sofjan Assauri [2016] Strategi Management; Sustainable Competitive Advantages edsi 2, Rajawali Pres, Jakarta Soemarso S.R. [2010], Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 2 [Edisi 5], SalembaEmpat, Jakarta. diakses 21 Februari 2019 Pukul wisata/, diakses 21 Februari 2019 Pukul diakses 21 Februari 2019 Pukul Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

66 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat INOVASI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI LAHAN KERING I Komang Damar Jaya*, Rosmilawati, I Wayan Suadnya, Sudirman, I Wayan Sudika Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Indonesia Keywords: Adopsi, baris ganda, fasilitator, kemitraan, KUR, transfer teknologi Abstract: Petani jagung di lahan kering menghadapi dua persoalan utama, produktivitas tanaman yang rendah dan kekurangan modal usaha pada awal musim tanam. Rendahnya produktivitas diakibatkan oleh ketidakmampuan petani dalam menerapkan teknologi budidaya jagung karena biayanya yang tinggi. Minimnya modal usaha, yang biasanya diperoleh dari rentenir dengan bunga yang sangat tinggi di awal musim tanam, menjadi salah satu penyebab ketidakmampuan petani jagung untuk menerapkan teknologi budidaya yang tepat. Untuk itu dibutuhkan suatu inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani jagung di lahan kering. Inovasi yang dimaksud adalah suatu program kemitraan antara petani jagung di lahan kering dengan PT. Bank NTB sebagai pemberi modal usaha lewat program Kredit Usaha Rakyat [KUR], PT. Syngenta sebagai penyedia benih, distributor pupuk sebagai penjamin pasokan pupuk dan penyuluh pertanian sebagai pemberi persetujuan kebutuhan pupuk petani. Universitas Mataram [UNRAM] berperan sebagai fasilitator untuk terjalinnya kemitraan serta penyedia inovasi teknologi budidaya tanaman jagung, yaitu teknologi tanam baris ganda. Kegiatan kemitraan dilaksanakan di beberapa kecamatan dengan lahan kering yang cukup luas di tiga kabupaten, yaitu Lombok Timur, Lombok Utara dan Sumbawa pada musim penghujan tahun 2016/2017, 2017/2018 dan 2018/2019. Dalam tiga tahun pelaksanaan kegiatan kemitraan, terjadi peningkatan produktivitas tanaman jagung rata-rata sebesar 1,2 ton/ha dan peningkatan pendapatan Rp /ha dari orang menerima KUR. Jumlah petani yang mengadopsi teknologi tanam baris ganda tercatat sebanyak orang. Korespondensi: PENDAHULUAN Permasalahan utama yang dihadapi oleh petani jagung di lahan kering Nusa Tenggara Barat [NTB] adalah rendahnya produktivitas tanaman dan sulitnya memperoleh modal usaha pada saat akan menanam jagung di awal musim penghujan. Hasil survey awal di lahan kering Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2014 menunjukkan rata-rata produksi jagung sekitar 4,8 ton/hektar. Penyebab rendahnya produktivitas tanaman jagung di lahan kering adalah karena penerapan teknologi budidaya tanaman jagung yang tidak memadai dan adanya variabilitas iklim [Jaya et al., 2017]. Teknologi budidaya yang dimaksud meliputi penggunaan benih varietas unggul, pola penanaman yang tepat, pemupukan dengan jumlah dan waktu yang tepat, serta pemeliharaan tanaman untuk mengatasi permasalahan hama, penyakit dan gulma. Ketidak mampuan petani menerapkan teknologi budidaya tanaman jagung yang tepat tidak lepas dari rendahnya modal usaha yang dimiliki untuk memulai kegiatan usahatani. Modal usaha biasanya diperoleh dari para rentenir dengan bunga yang sangat tinggi sehingga petani tidak berani meminjam uang dalam jumlah yang banyak. Akibatnya, petani jagung tidak pernah bisa menerapkan paket teknologi budidaya tanaman jagung dengan baik Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

67 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan benar. Kebutuhan benih tanaman jagung varietas hibrida per hektar adalah sebanyak 20 kg. Seringkali mereka menggunakan benih kurang dari 20 kg karena keterbatasan modal usaha. Bahkan beberapa petani membeli benih jagung di pasar yang tidak jelas varietas dan asal-usul benihnya. Benih yang kurang atau kualitas benih yang buruk selanjutnya diikuti oleh permasalahan pupuk yang seringkali tidak tersedia pada saat dibutuhkan, semuanya berdampak buruk terhadap produksi tanaman jagung. Terjadinya variabilitas iklim, seperti dry-spell pada saat fase-fase kritis perkembangan tanaman ataupun curah hujan yang terlalu tinggi, turut berkontribusi terhadap rendahnya produktivitas tanaman jagung di lahan kering. Peneliti dari Universitas Mataram [UNRAM] telah menghasilkan teknologi budidaya tanaman jagung varietas hibrida moderen yang mampu berproduksi sampai 8,0 ton/hektar di lahan kering [Jaya et al., 2017]. Teknologi budidaya tanaman jagung yang dimaksud adalah nenaman tanaman jagung dengan pola baris ganda. Pola tanam baris ganda dilatar belakangi oleh teori Puntel [2012] yang menyatakan bahwa penangkapan cahaya oleh kanopi tanaman jagung pada saat anthesis sampai fase pengisian tongkol sebesar 95% akan menghasilkan hasil tongkol yang maksimal. Jaya et al. [2017] selanjutnya melakukan kajian jarak tanam dan pola penanaman yang menghasilkan kanopi tanaman jagung dengan kemampuan menangkap cahaya sebanyak 95% pada saat anthesis. Jarak tanam pada pola tanam baris ganda adalah 70 cm antar baris ganda dan cm dalam baris ganda. Dengan pola baris ganda ini populasi tanaman dapat ditingkatkan dari sekitar tanaman/hektar menjadi tanaman/hektar. Konsekuensi dari peningkatan populasi ini adalah jumlah benih yang dibutuhkan semakin banyak dan juga kebutuhan pupuk bagi tanaman meningkat yang membuat teknologi ini menjadi semakin mahal bagi petani. Suatu program kemitraan antara petani dengan pihak swasta dan pemerintah dilaporkan dapat meningkatkan kapasitas petani dalam menerima teknologi [Ponnusamy, 2013]. Peningkatan pemahahan akan teknologi yang berujung pada peningkatan produktivitas juga dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan langsung dilapang atau sering disebut sekolah lapang [Davies et al., 2012]. Selain itu, peran atau tanggung jawab universitas dalam menghasilkan dan mendeseminasikan teknologi guna mensejahterakan masyarakat tani di wilayahnya juga sangat dibutuhkan. Niewolny et al. [2012] melaporkan bahwa kemitraan antara universitas dengan masyarakat tani dapat menjamin dihasilkannya produk pertanian sebagai bahan makan yang berkualitas dengan menerapkan teknologi pertanian yang berkelanjutan. Oleh karena itu, suatu program kemitraan antara petani dengan perusahaan swasta, pemerintah dan universitas perlu dilakukan guna meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani tanaman jagung di lahan kering. Tulisan ini melaporkan suatu inovasi dalam transfer teknologi budidaya tanaman jagung di lahan kering dari universitas ke petani dengan dukungan program kemitraan antara petani dengan pihak swasta dan pemerintah serta pihak universitas sebagai fasilitator. METODE KEGIATAN Kegiatan kemitraan dilakukan di beberapa kecamatan dalam wilayah tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

68 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Di Kabupaten Lombok Utara, kegiatan kemitraan difokuskan di Kecamatan Kayangan dan Bayan, sementara di Kabupaten Lombok Timur kegiatan dilaksanakan di Kecamatan Jerowaru. Kecamatan Labangka, Lopok dan Plampang merupakan lokasi kegiatan kemitraan di Kabupaten Sumbawa. Di semua kecamatan yang sudah disebutkan terdahulu, hampir semua petani jagung sangat bergantung pada curah hujan untuk pertumbuhan dan hasil tanaman mereka. Program kemitraan mulai dilakukan pada musim penghujan Tahun 2016/2017 untuk lokasi Lombok Utara dan Lombok Timur dan musim penghujan Tahun 2018/2019 untuk Kabupaten Sumbawa. Seluruh rangkaian kegiatan program kemitraan berakhir pada bulan Juni Pihak-pihak yang bermitra adalah penyedia dana untuk modal usaha kegiatan usahatani, perusahaan benih yang berkualitas, distributor pupuk dan benih serta pemerintah dengan pihak universitas sebagai fasilitator. Mitra penyedia Kredit Usaha Rakyat [KUR] adalah PT. Bank NTB [sekarang PT. Bank NTB Syariah]. Mitra sebagai penyedia benih yang berkualitas adalah PT. Syngenta dan mitra sebagai penyalur pupuk dan benih adalah beberapa distributor pupuk dan benih di kecamatan-kecamatan. Penyuluh pemerintah, dalam hal ini Penyuluh Pertanian Lapangan [PPL] berperan sebagai pihak yang membantu menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok [RDKK]. Ada juga kepala desa yang berperan memberikan persetujuan bagi masyarakatnya untuk memperoleh KUR dari bank mitra. Bank NTB Cabang Lombok Utara, Lombok Timur dan Sumbawa di bawah koordinasi Bank NTB Pusat di Mataram semua dilibatkan dalam diskusi dan sosialisasi program kemitraan. Pelibatan ini penting agar masyarakat tani, pengusaha benih, distributor pupuk dan benih, serta pemerintah daerah yakin bahwa petani jagung di lahan kering memang benar mendapatkan modal usaha. Sebagian besar kegiatan sosialisasi dilakukan di kantor-kantor desa dan sebagian kecil dilakukan di rumah-rumah warga yang menjadi panutan masyarakat tani [local champions]. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menjalankan program kemitraan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan survey dasar tentang produktivitas tanaman jagung dan pendapatan petani jagung di lahan kering. 2. Meyakinkan PT. Syngenta tentang teknologi budidaya tanaman jagung pola baris ganda dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dari teknologi budidaya jagung baris tunggal. 3. Mengajak PT. Syngenta bekerjasama untuk dapat menyiapkan benih jagung [khususnya varietas NK212 yang sudah diuji oleh Tim UNRAM daya hasilnya di lahan kering] dalam jumlah dan waktu yang tepat sesuai rencana. 4. Meminta PT. Syngenta untuk menyiapkan kegiatan demo penanaman pola baris ganda dan melatih petani melakukan praktek budidaya yang baik dan benar. Tempat pelatihan dari PT. Syngenta selanjutnya disebut Syngenta Learning Centre [SLC]. 5. Menghubungi beberapa distributor pupuk dan benih yang ada di kecamatan dan desa serta meminta kesiapan mereka mendukung rencana kegiatan kemitraan. 6. Sosialisasi rencana program kemitraan dan berkoordinasi dengan kepala desa serta penyuluh lapangan. 7. Sosialisasi rencana program kemitraan ke Bank NTB Pusat. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

69 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 8. Koordinasi Bank NTB Pusat dengan kepala-kepala cabang Bank NTB di tiga kabupaten untuk mendukung rencana program kemitraan yang dikoordir oleh UNRAM. 9. Mempersiapkan demonstrasi plot di SLC [di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara dan di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur] untuk kegiatan pelatihan. 10. Melakukan kegiatan sosialisasi tentang program kemitraan kepada petani jagung di lahan kering dengan melibatkan para mitra dan petani yang maju serta menjadi panutan [local champions] di desa masing-masing lokasi. 11. Membantu pihak bank dalam menyelesaikan semua kebutuhan administrasi bagi petani jagung untuk memperoleh KUR. 12. Berkoordinasi dengan kepala desa dan tenaga penyuluh lapang untuk menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok [RDKK] dan menyusun anggaran kebutuhan KUR masing-masing petani. 13. Mengusulkan kepada pihak bank jumlah petani dan besaran biaya yang dibutuhkan oleh masing-masing petani serta memonitor proses evaluasi dan verifikasi yang dilakukan oleh pihak bank terhadap usulan petani. 14. Berkoordinasi dengan PT. Syngenta dan distributor pupuk untuk menyepakati jumlah kebutuhan benih dan pupuk dan waktu yang tepat untuk didistribusikan ke petani. 15. Memfasilitasi pihak bank dalam mendistribusikan KUR ke petani di masing-masing desa dan sekaligus pendistribusian benih dan pupuk. 16. Melakukan monitoring dan evaluasi kondisi tanaman petani selama musim tanam. 17. Berkoordinasi dengan pedagang pengepul dikecamatan dan pembeli jagung dalam jumlah yang besar [pembeli dari Pulau Jawa] 18. Melakukan monitoring, evaluasi dan pembelajaran atas kepatuhan petani dalam mengembalikan dana KUR ke bank. 19. Melakukan survey tentang peningkatan produktivitas dan pendapatan petani jagung di lahan kering. 20. Melakukan pelatihan tentang program kemitraan terhadap aparat pemerintahan sehingga program kemitraan yang sudah terbangun dapat terus dilanjutkan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

70 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN Secara diagramatik, model kemitraan digambarkan seperti pada Gambar 1. UNRAM memiliki teknologi dan kempauan rekayasa sosial PETANI punya masalah: 1] Modal, 2] Teknologi 3] Saprotan 4] Pasar BANK punya uang namun butuh pasar PEMERINTAH Punya kebijakan dan tugas membantu petani PERUSAHAAN Butuh pasar, menjual produksi PENGEPUL DAN PEMBELI Gambar 1. Saling hubungan antara para pihak yang bermitra [Sumber: ARISA] Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung di lahan kering dan meningkatkan pendapatan petaninya dengan cara transfer teknologi pola tanam baris ganda dan inovasi kemitraan, semua pihak yang bermitra memberikan kontribusi. Hal ini sesuai dengan pendapat Coppola [2007] yang menyatakan bahwa transfer teknologi dapat dilakukan dengan melibatkan banyak individu atau kelompok dengan kepentingan yang beragam. Individu atau kelompok tersebut antara lain: 1. UNRAM menyediakan paket teknologi budidaya tanaman jagung kepada petani, memfasilitasi penyaluran KUR dari Bank NTB ke petani dan memberikan masukan kepada pemerintah daerah tentang manfaat dari program kemitraan. Manfaat yang diperoleh UNRAM dari kemitraan ini adalah terlaksananya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dan kepercayaan yang diberikan oleh pihak petani, pemerintah daerah dan Bank NTB. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

71 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2. Bank NTB mendapatkan masukan dari UNRAM tentang peluang menambah nasabah baru lewat penyaluran KUR kepada petani, distributor pupuk dan benih serta pedagang pengepul. Manfaat yang diperoleh Bank NTB adalah bertambahnya jumlah nasabah dan keuntungan serta kepercayaan dari masyarakat dan penghargaan dari pemerintah karena Bank NTB berperan dalam meningkatkan pendapatan petani miskin di lahan kering. 3. Perusahaan benih dan distributor pupuk menyiapkan benih, tempat pelatihan [SLC] dan memastikan ketersediaan benih serta pupuk dalam jumlah dan waktu yang tepat. Manfaat yang diperoleh perusahaan benih [PT. Syngenta] dan distributor pupuk adalah bertambahnya omset penjualan dan keuntungan. 4. Sebagian pengepul dan pembeli jagung hasil petani berperan sebagai agen penjual benih dan pupuk yang mendapatkan modal dari Bank NTB. Selain itu pengepul dan pembeli jagung juga berperan dalam mempercepat komunikasi petani dengan pihak pemerintah. Pengepul dan pembeli ini mendapatkan keuntungan dari hasil menjual jagung yang dihasilkan oleh petani ke pedagang besar ataupun perusahaan pembeli biji jagung yang ada di Pulau Jawa. 5. Pemerintah mendapatkan masukan dari UNRAM dalam membuat kebijakankebijakannya serta memperoleh manfaat dari keberhasilan petani sehingga produk jagung secara regional meningkat dan angka kemiskinan berkurang. 6. Petani memperoleh manfaat dari semua pihak yang bermitra dan juga berkontribusi dalam berbagai bentuk kepada semua pihak. Secara teori, suatu kemitraan di bidang pertanian biasanya ada tanggungjawab dan resiko yang ditanggung bersama oleh para pihak yang bermitra [Ponnusamy, 2013] dan biasanya dituangkan dalam satu dokumen perjanjian kerjasama. Namun dalam kemitraan yang dilaporkan ini, tidak ada dokumen yang ditandatangani oleh para pihak dan kemitraan berjalan hanya dengan komunikasi yang efektif dan kepercayaan dari para pihak [pseudo partnership]. Kondisi ini dimungkinkan terjadi dalam kemitraan untuk kegiatan transfer teknologi, sepanjang komunikasi antar para pihak yang bermitra berjalan baik serta sesuai dengan tata budaya yang berlaku di suatu wilayah [Coppola, 2007]. Satu-satunya dokumen yang ditandatangani adalah dokumen peminjaman modal usaha [KUR] oleh petani dari Bank NTB. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

72 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Gambar 2. Searah jarum jam dari pojok kiri atas; kegiatan sosialisasi teknologi baris ganda dan inovasi kemitraan, pelatihan cara tanam jagung di Syngenta Learning Centre, kesepakatan realisasi KUR oleh Bank NTB, dan distribusi KUR di tingkat desa Tahapan kegiatan yang direncanakan, mulai dari sosialisasi teknologi tanam baris ganda dan program kemitraan sampai pada realisasi KUR kepada petani jagung berjalan dengan baik [Gambar 2]. Transfer teknologi tanam jagung pola baris ganda dari UNRAM ke petani berjalan baik karena adanya inovasi kemitraan [Williams et al., 2018]. Tahun-tahun sebelumnya, petani jagung di lahan kering sangat sulit untuk mendapatkan modal usaha untuk dapat menerapkan teknologi budidaya tanaman jagung yang tepat. Hanya petani yang bisa menyediakan agunan yang bisa meminjam uang dalam jumlah yang memadai dan itupun tidak semua dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan usahatani. Bagi petani yang tidak memiliki sesuatu untuk diagunkan, mereka biasanya mencari rentenir untuk modal usaha. Karena bunga pinjaman dari rentenir yang terlalu tinggi, maka petani biasanya tidak meminjam uang dalam jumlah yang cukup memadai untuk menerapkan teknologi budidaya tanaman jagung. Akibatnya, hasil tanaman jagung tidak pernah mencapai optimal, meskipun varietas yang diusahakan adalah varietas hibrida moderen. Oleh karena itu, kemitraan yang menekankan pada saling percaya antar pihak yang bermitra akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengembangkan sektor pertanian di Indonesia [Cosijn et al., 2018], khususnya bagi petani jagung di lahan kering. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

73 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Capaian penyebaran informasi teknologi tanam jagung baris ganda dan program kemitraan cukup signifikan. Sampai dengan berakhirnya program kemitraan yang dilaksanakan oleh UNRAM di musim penghujan 2018/2019, sebanyak orang petani sudah diberi informasi lewat media penyuluhan. Dari petani yang sudah mengikuti kegiatan penyuluhan, orang petani mengadopsi teknologi, sebanyak orang petani memperoleh manfaat dari pola tanam baris ganda atau varietas hibrida NK212 dan orang berkesempatan memperoleh KUR. Adanya selisih antara petani yang diberikan penyuluhan dengan yang mengadopsi teknologi dan yang memperoleh KUR sebagian besar disebabkan karena kegagalan dalam melengkapi persyaratan administrasi. Persoalan paling mendasar adalah banyak petani tidak memiliki e-ktp yang menjadi persyaratan administrasi paling utama. Sebagian lagi petani masih memiliki pinjaman usaha di beberapa bank pemerintah sehingga belum bisa memperoleh KUR. Petani yang belum memperoleh KUR ada yang menerapkan teknologi tanam baris ganda atau menanam jagung varietas NK212 yang direkomendasikan oleh peneliti UNRAM. Rata-rata peningkatan produksi jagung petani di lahan kering adalah 1,2 ton/ha, dari 4,8 ton/ha sebelum dipernalkannya teknologi tanam baris ganda dan inovasi kemitraan, menjadi 6,0 ton/ha setelah adanya kemitraan. Rata-rata nilai peningkatan pendapatan petani jagung yang telah mendapatkan KUR adalah Rp /ha. Nilai peningkatan ini masih rendah karena masih banyaknya petani yang mengadopsi pola tanam baris ganda tetapi tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli pupuk maupun benih yang berkualitas. Hal ini bisa dilihat dari selisih antara petani yang mengadopsi teknologi dan petani yang memperoleh KUR. Untuk dimaklumi, pola tanam baris ganda membutuhkan benih dan pupuk yang lebih banyak dari pola konvensional, baris tunggal, sehingga biaya usahatani yang dibutuhkan juga lebih banyak. Ketidakmampuan petani untuk membiayai teknologi tanam baris ganda karena tidak memperoleh KUR berdampak terhadap produksi tanaman jagung mereka, sehingga secara rata-rata peningkatan produksinya masih terlihat rendah. KESIMPULAN DAN SARAN Suatu inovasi untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani jagung di lahan kering sudah berhasil dilakukan. Peningkatan produksi dan pendapatan diperoleh dari penerapan teknologi tanam jagung pola baris ganda dan kemitraan antara petani dengan pihak swasta dan pemerintah yang difasilitasi oleh UNRAM. Dalam kemitraan yang diterapkan tidak ada dokumen resmi yang ditandatangani antara para pihak selain dokumen peminjaman modal usaha [KUR] dari Bank NTB oleh petani. Komunikasi yang baik, terbuka dan saling percaya serta disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat dimana kegiatan dilaksanakan adalah kunci keberhasilan inovasi ini. Oleh karena itu, inovasi kemitraan antara petani jagung di lahan kering dengan pihak swasta dan pemerintah sangat perlu untuk terus dilanjutkan dan diperluas ke wilayah-wilayah yang belum tersentuh oleh program kemitraan semacam ini sebelumnya Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

74 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Ucapan Terima Kasih Tim pengabdian kepada masyarakat UNRAM mengucapkan banyak terimakasih kepada Department of Foreign Affair and Trades [DFAT] pemerintah Australia lewat Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation [CSIRO] yang telah mendanai seluruh kegiatan yang dilaporkan lewat proyek Applied Research and Innovation Systems in Agriculture [ARISA].. DAFTAR PUSTAKA Coppola, N. W Communicating green innovation technology transfer in a universitybusiness government consortium. Comparative Technology Transfer and Society. vol 5, hal Cosijn, M., Williams, L. J., & Hall, A Partnering for Development Impact: Innovation in Indonesian agricultural systems. Development Bulletin. vol. 79, hal Davis, K., Nkonya, E., Kato, E., Mekonnen, D. A., Odendo, M., Miiro, R., & Nkuba, J Impact of farmer field schools on agricultural productivity and poverty in East Africa. World Development. vol 40, hal Jaya I K D, Sudirman, Rosmilawati Exploring strip intercropping potentials of maizepulse crops to fight climate variability impacts in dryland areas. International Journal of Bioscience and Biotechnology. vol. 5, hal Niewolny, K. L., Grossman, J. M., Byker, C. J., Helms, J. L., Clark, S. F., Cotton, J. A., & Jocobsen, K. L Sustainable agriculture education and civic engagement: The significance of community-university partnerships in the new agricultural paradigm. Journal of Agriculture, Food Systems, and Community Development. vol. 2, hal Ponnusamy, K Impact of public private partnership in agriculture: a review. Indian Journal of Agricultural Sciences. vol. 83, hal Puntel L. A Field Characterization of Maize Photosynthesis Response to Light and Leaf Area Index Under Different Nitrogen Level: a Modelling Approach. [Iowa State University]. Paper Williams, L., Hall, A., Ash, A., Caudwell, R., Cosijn, M., Dahlanuddin, D., Jaya, I K. D., Kristedi, T., Roesmanto, J., Soetanto, H., Subagio, A., van Wensveen, M Learning from Public Research Private Sector Partnership in ARISA. AIP- Rural Learning Series. 15 hal. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

75 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS KOTORAN SAPI BAGI KELOMPOK PETERNAK DESA SUKAREMA LOMBOK TIMUR Sarkono*, Ernin Hidayati, Faturrahman, Bambang Fajar Suryadi Program Studi Bioligi, Fakultas MIPA, Universitas Mataram, Indonesia Keywords: Pupuk organik cair, urin sapi, fermentasi, limbah peternakan Abstract: Desa Sukarema merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Lenek Lombok Timur. Komoditi pertanian utama yang menjadi andalan desa ini adalah padi dan jagung. Selain itu di desa ini terdapat 9 kelompok ternak sapi yang tersebar di semua dusun dengan jumlah populasi sebanyak 708 ekor. Seluruh sapi dipelihara dalam kandang kelompok dengan kondisi kandang rata-rata semi permanen dan masih banyak yang berlantai tanah. Permasalahan yang dihadapi Desa Sukarema diantaranya adalah belum adanya usaha pertanian dan peternakan yang terintegrasi dengan baik, terutama menyangkut pengolahan limbah pertanian dan peternakan. Solusi yang ditawarkan adalah menjawab permasalahan dan kebutuhan kelompok peternak yang dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan peternak untuk memahami permasalahan yang dihadapi dan merencanakan kegiatan untuk mengatasai masalah. Kegiatan yang ditawarkan adalah berupa penyuluhan, FGD dan bimbingan praktek pembuatan pupuk organik cair [POC] dari bahan dasar limbah kotoran sapi. Kegiatan yang bertahap ini diharapkan akan membentuk pemahaman secara konsepsi dan membentuk ketrampilan dalam memanfaatkan limbah peternakan untuk membuat pupuk organik cair. Kegiatan pengabdian ini diikuti oleh 20 orang peserta yang mewakili seluruh kelompok ternak yang ada di Desa Sukarema. Seluruh peserta antusias mengikuti kegiatan sejak dari penyiapan bahan dan tempat, penyuluhan, FGD hingga mempraktekkan pembuatan pupuk organik cair dari feses dan urin sapi. Dengan adanya bekal teori sekaligus ketrampilan diharapkan kelompok peternak yang menjadi mitra kegiatan pengabdian ini dapat mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan usahanya sendiri dan berpeluang dijadikan usaha baru yang potensial. Korespondensi: PENDAHULUAN Program NTB Bumi Sejuta Sapi [BSS] merupakan suatu gerakan terobosan dalam pengembangan peternakan sapi dengan lebih mengutamakan pemberdayaan sumberdaya lokal dengan tujuan agar sesegera mungkin dapat tercapai populasi sapi optimal sesuai dengan daya dukung wilayah, sehingga peternakan sapi di NTB dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan masyarakat pedesaan, memenuhi kebutuhan daging nasional, dan permintaan bibit sapi bagi daerah-daerah lain. Dengan demikian peternakan sapi dapat menjadi lokomotif penggerak atau pengungkit sektor ekonomi lainnya dalam rangka meningkatkan perekonomian, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat. Agar dapat menjadi pengungkit sektor lain, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah membuat system peternakan yang terintegrasi dengan sektor pertanian misalnya dengan memanfaatkan limbah usaha peternakan sapi menjadi pupuk bagi tanaman pertanian. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

76 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Limbah usaha peternakan sapi meliputi sisa pakan hijauan, feses dan urin. Limbah tersebut dapat dijadikan bahan dasar pembuatan pupuk organik padat maupun cair. Menurut Parnata [2004], pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimum 5% karena itu, kandungan N, P dan K pupuk organik cair relatif rendah. Pupuk organik cair memiliki beberapa keuntungan yaitu mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat pada pupuk organik padat, pupuk organik cair dapat mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik padat. Yuanita [2010] menambahkan bahwa pupuk organik cair [POC] lebih menarik karena dari sisi aplikasinya lebih beragam, dapat diaplikasikan pada media tanam maupun disemprotkan melalui daun. Kebanyakan POC diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair Foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial [N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn dan bahan organik]. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang. Desa Sukarema merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Lenek Lombok Timur. Desa ini merupakan desa hasil pemekaran dan terdiri dari empat dusun yakni Dusun Sukarema, Dusun Sukarema Barat, Dusun Kertasari dan Dusun Lendang Kantong. Berdasarkan data statistic desa diketahui bahwa tiga perempat bagian wilayah desa terdiri dari lahan sawah. Sistem irigasi di Desa Sukarema sudah cukup baik berupa irigasi teknis dan setengah teknis. Dengan kondisi lahan seperti itu, bisa dipahami kalau profesi utama warga Desa Sukarema adalah petani, disamping profesi yang lain. Sehingga sektor utama di Desa Sukarema adalah sektor pertanian dengan komoditas unggulan adalah tanaman padi dengan luas areal tanam 297,51 Ha dan jagung dengan luas areal tanam 87,5 Ha. Selain itu terdapat beberapa jenis tanaman lain seperti ubi dengan luas areal 1,34 Ha, kacang tanah dengan luas areal 4,05 Ha, cabai dengan luas areal 12,43 Ha, dan tomat dengan luas areal 4,8 Ha. Selain pertanian, sektor peternakan juga menjadi keunggulan Desa Sukarema dengan jumlah populasi ternak sapi sebanyak 708 ekor, kambing sebanyak 45 ekor, kuda sebanyak 9 ekor, ayam sebanyak ekor dan itik sebanyak 125 ekor. Permasalahan yang dihadapi Desa Sukarema diantaranya adalah belum adanya usaha pertanian dan peternakan yang terintegrasi dengan baik. Hal ini teramati dari belum adanya upaya pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk organik yang dapat menunjang usaha pertanian. Demikian pula saat tiba musim panen, limbah pertanian yang melimpah belum dimanfaatkan secara optimal menjadi produk yang lebih berguna misalnya pembuatan pupuk organik. Adanya permasalahan ini sebagian besarnya disebabkan karena belum adanya penguasaan teknologi pengolahan limbah pertanian dan peternakan menjadi produk yang lebih berguna. Selain itu sebagian petani peternak belum mempunyai kesadaran bahwa pengolahan limbah peternakan juga sangat berkontribusi terhadap kebersihan kandang dan lingkungan yang pada akhirnya akan meningkatkan taraf kesehatan manusia dan ternak yang dipelihara. Di sisi lain Desa Sukarema merupakan desa baru hasil pemekaran yang sedang getol untuk mengembangkan potensi desanya menuju desa yang maju dan mandiri. Dengan demikian masyarakat Desa Sukarema sedang banyak membutuhkan alih teknologi dari berbagai pihak termasuk perguruan tinggi untuk mengembangkan komoditi unggulannya di Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

77 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat sektor pertanian dan peternakan. Berdasarkan uraian di atas, kegiatan pengabdian masyarakat kali ini mengambil tema pelatihan pembuatan pupuk organic cair [POC] berbahan dasar limbah peternakan sapi yang ada di Desa Sukarema. METODE KEGIATAN Kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Sukarema Kecamatan Lenek Lombok Timur dilaksanakan dengan metode partisipatif dengan melibatkan masyarakat mitra secara langsung dari tahapan persiapan sampai monitoring dan evaluasi. Kegiatan yang ditawarkan kepada mitra berupa pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair [POC] dengan menggunakan limbah kotoran sapi sebagai bahan dasar. Pelatihan ini direncanakan berlangsung dalam 5 tahapan yakni [1] Tahapan pendataan potensi dan persiapan; [2] Tahapan penyuluhan atau pemberian materi; [3] Tahapan pendalaman materi [FGD]; [4] Tahapan bimbingan praktek pembuatan POC; dan [5] Tahapan monitoring dan evaluasi. Tahapan pendataan potensi dan persiapan dilakukan agar mitra mengetahui potensi yang dimiliki seperti jumlah sapi yang ada, volume feses dan urin sapi yang dihasilkan tiap hari dan bagaimana cara menampungnya serta mendata bahan dan alat yang dimiliki untuk pelaksanaan pelatihan POC. Tahapan penyuluhan dilakukan dengan pemberian materi kepada mitra mengenai pentingnya mengelola limbah pertanian dan peternakan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat dalam mendukung usaha pertanian secara terintegrasi, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat di sekitar kandang. Selain itu akan disampaikan penyuluhan mengenai cara memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan menjadi pupuk organik cair. Selanjutnya mitra diajak mendiskusikan materi penyuluhan yang telah disampaikan oleh tim pengabdian masyarakat sehingga mereka lebih memahami materi yang disampaikan dalam bentuk FGD. Setelah itu mitra akan dilibatkan secara langsung [partisipatif] dalam pelaksanaan praktek pembuatan POC dari bahan dan alat yang mereka siapkan sendiri dan sebagian disiapkan oleh tim pengabdian masyarakat. Tahapan terakhir berupa kegiatan monitoring dan evaluasi dimana mitra dilibatkan untuk memonitor dan mengevaluasi proses perubahan yang terjadi selama masa inkubasi sehingga mereka bisa mengenali kapan POC matang dan siap dilakukan penyaringan menjadi POC yang siap digunakan dalam pemupukan tanaman. Kegiatan penyuluhan dan FGD diharapkan dapat memberikan informasi dan bekal pengetahuan kepada mitra secara teoritis. Kegiatan bimbingan praktek pembuatan POC diharapkan akan membentuk keterampilan [skill] kepada mitra pelatihan, sehingga selepas kegiatan pengabdian ini akan dapat mempraktekkan secara mandiri maupun berkelompok dan menjadi bagian dari usaha pertanian dan peternakan yang mereka jalankan sehari-hari. HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan yang dihadapi anggota kelompok ternak yang ada di Desa Sukarema Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur dipecahkan melalui beberapa kegiatan secara bertahap, meliputi pendataan potensi dan persiapan, pemberian materi [penyuluhan], FGD dan praktek pembuatan Pupuk organik cair berbasis urin dan feses sapi serta diakhiri dengan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

78 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat tahapan monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dengan tahapan pendataan potensi dan persiapan acara pelatihan. Tim pengabdian mengadakan pertemuan dua kelompok ternak yang ada di Dusun Lendang Katon sekaligus melihat lokasi kandang kelompok. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan disimpulkan bahwa kedua kandang kelompok belum menerapkan metode pengumpulan limbah kotoran sapi [urin dan feses] dengan baik, bahkan masih secara langsung membuangnya ke lingkungan di sekitar kandang. Hal ini lebih disebabkan pemahaman yang masih kurang mengenai dampak limbah kotoran sapi terhadap lingkungan dan belum memahami metode pengolahan limbah kotoran sapi menjadi produk poupuk organik. Setelah pertemuan ini kelompok ternak menjadi lebih paham dan bersemangat untuk mengubah limbah peternakan sapinya menjadi produk yang lebih bermanfaat yakni pupuk organik cair. Pada pertemuan ini juga disepakati tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan yaitu di Kelompomk Ternak Tunggal harapan Dusun Lendang Kantong Desa Sukarema [Gambar 1.]. Gambar 1. Lokasi kegiatan di Kelompok Ternak Tunggal Harapan, Dusun Lendang Kantong Desa Sukarema Kecamatan Lenek Lombok Timur. Kegiatan Pelatihan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus Kegiatan pelatihan dibuka dengan pemnyampaian penyuluhan oleh tim pengabdian masyarakat. Materi penyuluhan yang diberikan meliputi: [1] Usaha pertanian dan peternakan terpadu; [2] Dampak limbah peternakan sapi terhadap lingkungan;[3] Dampak limbah peternakan sapi terhadap kesehatan manusia; dan [4] Metode pembuatan pupuk organik cair dengan bahan dasar limbah urin dan feses sapi. Pemberian materi penyuluhan ini dilanjutkan dengan FGD untuk memperdalam pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan. Pemberian materi penyuluhan dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan serta partisipasi aktif dari mitra kegiatan, yaitu kelompok ternak yang ada di Desa Sukarema Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir sebanyak 20 orang yang mewakili 9 kelompok tani yang ada di desa sukarema. Peserta sangat antusias mengikuti pemaparan yang dilakukan oleh tim pengabdian [Gambar 2]. Hal itu terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang langsung dilontarkan ketika penyampaian materi sedang berlangsung dan selama FGD. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

79 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Gambar 2. Peserta sangat antusias mendengarkan pemaparan materi penyuluhan dan pendalaman materi [GD]. Gambar 3. Praktek pembuatan pupuk organik cair [POC] dari kotoran sapi [penimbangan/ pengukuran bahan, pencampuran bahan, penutupan lakban, penyimpanan untuk proses fermentasi]. Praktek yang diberikan meliputi: [1] Pembuatan pupuk organik cair berbasis urin sapi; dan [2] Pembuatan pupuk organik cair berbasis urin dan feses sapi. Melalui praktek ini diharapkan dapat membentuk keterampilan [skill] peserta pelatihan sehingga selepas kegiatan pengabdian ini dapat mempraktekkan secara mandiri maupun berkelompok dan dapat memproduksi pupuk organik cair secara berkelanjutan sebagai kegiatan sampingan dan menjadi bagian dari usaha produksi pertanian dan peternakan yang menjadi profesi utama bagi masyarakat Desa Sukarema. Kegiatan praktek berlangsung dengan baik, yang terlihat dari partisipasi aktif peserta dalam setiap tahapan pembuatan pupuk organik cair dari limbah urin dan feses sapi [Gambar 3]. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

80 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Evaluasi hasil kegiatan praktek pembuatan pupuk organik cair dilakukan selang 2 minggu setelah kegiatan penyuluhan, FGD dan praktek dilaksanakan sekaligus menunggu proses fermentasi berlangsung [Gambar 4]. Pertimbangan waktu fermentasi 2 minggu adalah untuk memaksimalkan proses degradasi bahan organik pada urin dan feses menjadi senyawa atau unsur sederhana seperti N, P dan K yang penting bagi tanaman. Menurut penelitian Kurniadinata [2008], pupuk cair dari urin sapi harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu, kurang lebih 7 hari pupuk cair urin sapi dapat digunakan dengan indikator pupuk cair terlihat bewarna kehitaman dan bau yang tidak terlalu menyengat. Dalam proses fermentasi urin sapi menggunakan 1% dekomposer yang bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi. Pendapat berbeda dikemukanan Soleh [2012], bahwa pupuk cair dapat digunakan setelah melalui beberapa proses selama 14 hari dengan indikator bau ureum pada urin sudah berkurang atau hilang. Proses fermentasi yang dilakukan dengan menambahkan agens hayati sebanyak 2%. Penelitian yang lebih baru dilakukan oleh Susetyo [2013] dan menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penambahan lama proses fermentasi terhadap jumlah kandungan N, P dan K. Selain dipengaruhi oleh waktu fermentasi, kualitas pupuk cair juga dapat ditingkatkan melalui penambahan bahan organik misalnya tetes tebu [molasses] [Huda dkk, 2013]. Pada umumnya peserta pelatihan telah dapat membuat pupuk organik cair dan bersemangat untuk melanjutkan pembuatan pupuk ini secara mandiri. Pupuk organik cair yang dihasilkan dari pelatihan ini sudah cukup bagus kalau dilihat dari warna dan baunya. Warna berubah dari kondisi awal coklat menjadi coklat muda [krem] sedangkan baunya berubah dari awalnya berbau sangat menyengat khas urin menjadi berbau seperti tape bercampur dengan bau urin dengan intensitas yang sangat menurun. Menurut Indriani [2003] karakteristik fisik pupuk organik cair yang telah matang dengan sempurna adalah berwarna kuning kecoklatan dan bau bahan pembentuknya sudah membusuk serta adanya bercakbercak putih. Nilai ph yang baik untuk pupuk organik adalah berkisar antara 6,5 7,5. Nilai ph mengalami penurunan turun pada awal proses pengomposan karena aktivitas bakteri yang menghasilkan asam, dan akan mengalami kenaikan nilai ph dengan berperannya mikroba lain dalam dekomposisi bahan dalam medium fermentasi, sehingga berangsur-angsur nilai ph mendekati netral [Indriani, 2003]. Gambar 4. Pemanenan hasil POC setelah proses fermentasi selama 2 minggu. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

81 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat KESIMPULAN DAN SARAN Peserta pelatihan telah mampu mengaplikasikan materi penyuluhan yang diberikan oleh tim pengabdian dalam bentuk praktek pembuatan pupuk organik cair berbasis limbah kotoran sapi. Praktek pembuatan pupuk organik cair telah menghasilkan pupuk dengan kualitas yang baik, tinggal mendorong masyarakat untuk menindaklanjuti secara mandiri. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah membiayai kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui dana PNBP tahun anggaran DAFTAR PUSTAKA Huda, M.K., Latifah dan Prasetya, A.T Pembuatan pupuk Organik Cair dari urin Sapi dengan Aditif Molasses Metode Fermentasi. Indonesian Journal of Chemical Science, 2 [3]: Indriani Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta Kurniadinata, F Pemanfaatan feses dan Urine Sapi Sebagai Pupuk Organik dalam Perkebunan Kelapa Sawit [Elaeis guineensis jacg.]. Samarinda: Universitas Mulawarman Kalimantan Timur. Parnata, A.S Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Jakarta: Agro Media Pustaka. Sholeh, M Pembuatan Pupuk Organik Urin Sapi. pembuatan-pupukorganik-urine-sapi-1.html. Diakses tanggal 14 April 2013 Susetyo, N, A Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pupuk Organik Cair [POC] dengan Penambahan Akar Bambu Melalui Proses Fermentasi Dengan Waktu yang Berbeda. PUBLIKASI. pdf. Diunduh 17 September Yuanita, D Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair. sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanita-lestari-ssi-msc/carapembuatanpupukorganik-cair.pdf. diakses 2 Oktober Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

82 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat INOVASI DAN PENINGKATAN MUTU PRODUK JAMU PADA PERAJIN JAMU GENDONG DI KOTA MATARAM Handa Muliasari*, Agus Dwi Ananto, Yayuk Andayani Program Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram, Indonesia Keywords: Obat tradisional, sharing informasi, khasiat, tanaman obat, pengalaman etnomedisin Abstract: Jamu adalah obat tradisional berbahan alami dan warisan budaya Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan. Permasalahan yang sering ditemukan adalah kurangnya inovasi dan kualitas produk jamu yang dijual dari tahun ke tahun karena pembuatan jamu dilakukan mengikuti cara yang dilakukan pendahulunya yang dilakukan secara sederhana dan tradisional. Selain itu, strategi penjualan dengan menjelaskan kandungan dan khasiat jamu yang dijual kurang dipahami sehingga minat konsumen berkurang. Tujuan umum kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah transfer informasi dan pengetahuan mengenai inovasi dan peningkatan kualitas jamu yang dijual oleh perajin jamu gendong di Kota Mataram. Target luaran program pengabdian masyarakat adalah pengetahuan perajin jamu yang komprehensif mengenai produk jamu yang inovatif dan berkualitas. Pelaksanaan kegiatan meliputi pengisian kuisioner, sharing informasi, dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab mengenai inovasi produk dan pembuatan jamu berdasarkan khasiat. Hasil pengabdian yaitu peserta dapat memahami dengan baik bahwa untuk meningkatkan usaha jamu, perlu dilakukan inovasi dan peningkatan kualitas jamu yang dijual agar lebih menarik minat masyarakat. Inovasi dan peningkatan kualitas jamu meliputi input, proses, output, dan nilai konsumen. Inovasi yang tidak kalah penting adalah menambah jenis ramuan jamu berdasarkan khasiat tanaman dan referensi jamu/obat tradisional yang bersumber dari kekayaan dan pengalaman etnomedisin seluruh Indonesia. Korespondensi: PENDAHULUAN Jamu [herbal medicine] sebagai salah satu bentuk pengobatan tradisional yang memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk di negara berkembang khususnya Indonesia. Diperkirakan sekitar 70-80% populasi di negara berkembang memiliki ketergantungan pada obat tradisional [Wahyuningsih et al., 2017]. Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya Indonesia yang telah diwariskan secara turuntemurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan [Biofarmaka IPB, 2013]. Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman sehat dan menyegarkan. Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun [Wahyuningsih et al., 2017]. Penjualan jenis dan jumlah jamu gendong sangat bervariasi untuk setiap penjaja. Hal tersebut tergantung pada kebiasaan yang mereka pelajari dari pengalaman tentang jamu apa yang diminati serta pesanan yang diminta oleh pelanggan [Javanessia]. Sayangnya tidak semua penjual jamu memiliki pengetahuan yang baik dan menerapkan cara-cara membuat Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

83 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat jamu yang baik dan benar. Penjual secara hukum mempunyai tanggung jawab yang besar atas mutu, keamanan dan khasiat jamu yang diproduksi dan beredar di masyarakat [Lestari, 2007]. Jamu gendong adalah obat tradisional berbentuk cair yang tidak diawetkan dan diedarkan tanpa penandaan. Jamu gendong termasuk sediaan obat tradisional berupa cairan yang sangat diminati masyarakat karena harganya terjangkau dan mudah diperoleh. Jamu gendong terbuat dari dedaunan dan akar-akaran yang direbus dengan air, disaring, dan dapat diminum selama beberapa waktu tertentu [Elfahmi et al., 2006]. Jamu gendong merupakan industri rumah tangga yang dibuat dan diolah dengan peralatan sederhana, pembuatannya cukup mudah dan bahan baku banyak tersedia. Ketersediaan bahan baku dengan harga yang relatif murah dan proses pembuatan jamu gendong yang cukup mudah, mendorong berkembangnya industri kecil jamu gendong. Jamu gendong telah terbukti khasiatnya, bahkan tidak kalah dengan pengobatan modern saat ini [Djamaludin, 2009]. Sebagai contoh, jamu gendong kunyit asam dapat dijadikan pilihan pengobatan alternatif yang dapat digunakan dalam pengobatan diabetes mellitus [Mohammad A, 2014]. Jamu yang berasal dari sari kunyit dan sari asam ini mempunyai aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa fenolik. Sari asam mengandung asam askorbat yang juga memiliki aktivitas antioksidan yang bertindak sebagai pelindung terhadap peroksidasi lipid dan terbukti memberikan perlindungan yang memadai terhadap kerusakan oksidatif pada diabetes. Oleh sebab itu, maka jamu gendong kunyit asam dapat digunakan dalam terapi diabetes mellitus [Bhutkar et al., 2011]. Permasalahan yang sering ditemukan adalah kurangnya inovasi dan kualitas produk jamu yang dijual dari tahun ke tahun karena pembuatan jamu dilakukan mengikuti cara yang dilakukan pendahulunya yang dilakukan secara sederhana dan tradisional. Selain itu, strategi penjualan dengan menjelaskan kandungan dan khasiat jamu yang dijual kurang dipahami sehingga minat konsumen berkurang. Tujuan umum kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah transfer informasi dan pengetahuan mengenai inovasi dan peningkatan kualitas jamu yang dijual oleh perajin jamu gendong di Kota Mataram. Target luaran program pengabdian masyarakat adalah pengetahuan perajin jamu yang komprehensif mengenai produk jamu yang inovatif dan berkualitas. METODE KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat meliputi: 1. Pengisian kuisioner untuk menggali informasi dari perajin jamu mengenai identitas, lokasi berjualan, sudah berapa lama berjualan, produk jamu yang dijual, kebaruan produk jamu dan harapan setelah mengikuti kegiatan pengabdian. 2. Sharing informasi oleh narasumber mengenai inovasi dan peningkatan kualitas jamu Diskusi dan tanya jawab mengenai inovasi produk dan pembuatan jamu berdasarkan khasiat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengabdian kepada masyarakat ini adalah bentuk sharing informasi dan pengetahuan kepada perajin jamu gendong di wilayah Kota Mataram. Peserta yang mengikuti kegiatan ini Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

84 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat sejumlah 10 orang, 2 orang diantaranya adalah perajin jamu yang sudah melakukan inovasi pada produk jamu untuk kaum milenial. Beberapa informasi yang dapat digali dari peserta perajin jamu berdasarkan isian kuisioner tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Informasi tentang perajin jamu di wilayah Kota Mataram No Data Informasi 1 Alasan berjualan jamu 80% karena tekanan ekonomi keluarga dan kurang pendidikan/tidak sekolah; 20% tertarik dengan pengolahan hasil pertanian/perkebunan dan ingin menciptakan lapangan pekerjaan2 2 Sudah berapa lama berjualan 80% menjawab lebih dari 10 tahun; jamu 3 Pengetahuan tentang membuat jamu diperoleh dari 4 Jenis produk jamu yang dijual 80% menjawab - Kunyit asam - Beras kencur - Temulawak - Meniran - Paitan - Kunyit putih, pinang 20% menjawab: - Kunyit asam - Beras kencur - Sereh telang - Bunga rosella - Wedang jahe - Kayu manis 5 Inovasi produk jamu yang pernah dilakukan 6 Materi pelatihan yang pernah diperoleh sebelumnya 7 Harapan setelah mengikuti kegiatan pengabdian ini 20% menjawab 2-3 tahun 80% menjawab turun-temurun dari kerabat/saudara 20% menjawab mendapat informasi dari pelatihan 80% menjawab belum pernah melakukan inovasi 20% menjawab sudah melakukan inovasi baik pada kualitas [bentuk, kemasan, rasa] maupun kuantitas produk 40% menjawab penah memperoleh pelatihan tentang bahaya penambahan/kandungan obat kimia dalam produk jamu; 10% menjawab pernah memperoleh pelatihan tentang cara produksi pangan yang baik; 50% menjawab belum pernah - Menambah pengetahuan - Inovasi jamu semakin bertambah - Pemasaran jamu semakin luas Berdasarkan informasi pada kuisioner dan diskusi awal dengan perajin jamu di wilayah kota Mataram yang hadir sebagai peserta pengabdian kepada masyarakat, sebagian besar perajin jamu belum pernah memberi inovasi pada produk jamunya. Pengetahuan tentang cara membuat jamu diperoleh secara turun-temurun dari keluarga dan kerabat, serta pembeli jamu mayoritas orang tua atau setengah baya. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu kurangnya inovasi dan peningkatan kualitas produk jamu sehingga kurang menarik minat pembeli; dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

85 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat kesehatan dengan obat tradisional [jamu] sehingga trend untuk minum jamu untuk menjaga kesehatan belum terbentuk. Seiring dengan semakin mahalnya biaya pengobatan, maka menjaga kesehatan dengan menggunakan obat tradisional sangatlah penting. Bahan tanaman obat sangat mudah untuk tumbuh dan dikembangkan terutama di wilayah Lombok. Sehingga dengan usaha yang sungguh-sungguh ditambah dengan pengetahuan yang memadai, pengembangan jamu menjadi produk yang lebih inovatif dan berkualitas dapat dilakukan. Dengan demikian, usaha jamu dapat meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat serta menciptakan lapangan pekerjaan [Nuringsih, 2013] A B C Gambar 1. Kegiatan Pengabdian: [A] Pengisian kuisioner oleh peserta; [B] Dialog dan penyampaian materi; [C] Diskusi dan Tanya jawab; dan [D] Pengenalan etnogarden PS Farmasi D Setelah melakukan dialog, penyampaian materi dan diskusi, para peserta kegiatan memahami bahwa usaha jamu merupakan struktur usaha yang cukup kuat karena ditopang oleh ketersediaan berupa sumber bahan baku berupa rempah-rempah dan tanaman obat. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

86 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Ketersediaan tanaman obat sepanjang waktu dapat diupayakan dengan melakukan penanaman tanaman obat pada lahan pekarangan atau lahan kosong yang tidak termanfaatkan [Menperin, 2014]. Untuk meningkatkan usaha jamu, perlu dilakukan inovasi dan peningkatan kualitas jamu yang dijual agar lebih menarik minat masyarakat. Inovasi dan peningkatan kualitas jamu meliputi input, proses, output, dan nilai konsumen. Pada tahap input, kualitas dan kesegaran bahan baku harus diperhatikan untuk mendapatkan rasa dan khasiat jamu yang baik. Tahap pengolahan/proses dimulai dengan pencucian bahan yang bersih, higienis, menjaga kebersihan peralatan dan wadah untuk jamu. Outputnya yaitu memasarkan jamu berkhasiat bagus, rasa dan aroma sesuai starndar higienis jamu. Selain itu, jamu dikemas dengan kemasan yang baik, higienis dan menarik. Bentuk sediaan jamu juga dapat dimodifikasi menjadi bentuk serbuk atau permen jelly. Nilai konsumen yaitu konsumen merasa puas/loyal dengan kualitas jamu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan melestarikan mudaya bangsa [Nuringsih, 2013; Rosidah, dkk., 2018]. Inovasi yang tidak kalah penting adalah menambah jenis ramuan jamu berdasarkan khasiat tanaman dan referensi jamu/obat tradisional yang bersumber dari kekayaan dan pengalaman etnomedisin seluruh Indonesia. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah: 1. Pengrajin jamu gendong di Kota Mataram sebagian besar masih menjalani usaha yang monoton dengan pengetahuan terbatas dari keluarga/kerabat 2. Potensi pengembangan usaha jamu sangat besar mengingat sumber bahan baku yang melimpah 3. Inovasi dan peningkatan kualitas jamu meliputi tahap input, proses, output dan nilai konsumen. Selain itu dibutuhkan inovasi jamu yang bersumber dari kekayaan khasanah pengalaman etnomedisi dari seluruh Indonesia 4. Pengembangan usaha jamu sangat penting untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan kesehatan, serta melestarikan budaya Indonesia. Saran Saran untuk pengabdian berikutnya yaitu dilakukan pembentukan UMKM dan diadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan inovasi dan kualitas produk jamu. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah memberi dukungan financial terhadap pengabdian ini. DAFTAR PUSTAKA Bhutkar, M. A. dan Bhise, S. B., 2011, AntiOxidative Effect of Tamarindus indica in Alloxan Induced Diabetic Rats, International Journal of Research and Biomedical Science, 2 [3]: Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

87 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Biofarmaka IPB Quality of Herbal Medicine Plants and Traditional Medicine. ac.id/brc-news/brc-article/587-quality-of-herbalmedicineplants-and-traditional-medicine Djamaludin, MD., U. Sumarwan dan G.N.A. Mahardikawati Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Jamu Gendong Di Kota Sukabumi. Institut Pertanian Bogor. Vol.2,No.2.P: Elfahmi, Ruslan K., Rein B., Oliver K., Herman J., dan Wim J. Quax. [2006]. Jamu: The Indonesian traditional herbal medicine, chapter 2. Lestari, E.D Analisis Daya Saing, Strategi dan Prospek Indsutri Jamu di Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajeman Institut Pertanian Bogor. 40hal Mohamad Andrie, Wintari Taurina dan Rizqa Ayunda Uji Aktivitas Jamu Gendong Kunyit Asam [Curcuma domestica Val.;Tamarindus indica L.] Sebagai Antidiabetes Pada Tikus yang Diinduksi Streptozotocin. Trad. Med. J., May 2014 Vol. 19[2], p ISSN : Nuringsih, K Pemberdayaan Usaha Mikro berbasis jamu sebagai bentuk ketahanan ekonomi masyarakat. Semnas Fekom: Optimisme Ekonomi Indonesia 2013, Antara peluang dan tantangan. Rosidah; A, Kusumastuti; R.D. Widodo Pemberdayaan Perajin Jamu Tradisional Untuk Mendukung Program Desa Wisata Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang. Rekayasa Vol. 16 No. 1, Juli Wahyuningsih Safitri, Agnes Sri Harti, Rahajeng Putriningrum, Galih Priambodo Peningkatan Mutu Produk Dan Pemberdayaan Mitra Perajin Jamu Gendong Melalui Program Ibm. Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat[Snhpkm]-Vii Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pgri Semarang Semarang,26 Oktober Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

88 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA [UP2K] DI KECAMATAN WOJA KABUPATEN DOMPU Syarifuddin*, Siti Nurjannah, Akhmad Sauqi Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Indonesia Keywords: Pemberdayaan, UP2K, kelembagaan Abstract: Penanggulangan kemiskinan diupayahkan melalui pemberdayaan sebagai langkah strategis untuk menekan angka kemiskinan dan mendorong tumbuhnya ekonomi rumah tangga miskin. Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah berupaya menanggulangi kemiskinan dengan mendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan dengan membentuk kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga [UP2K]. Kegiatan dengan judul Pemberdayaan dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga [UP2K] Di Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, bertujuan memfasilitasi kelompok UP2K dalam usaha memecahkan berbagai permasalahan kelembagaan dengan mengoptimalkan modal sosial, dan peningkatan kapasitas bagi anggota kelompok. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu pertama, melakukan Focus Group Discussion [FGD], kedua, melakukan pelatihan dan ketiga, formulasi rencana tindak lanjut. Lokasi kegiatan di aula Kantor Camat Woja Kabupaten Dompu yang diikuti oleh 30 orang yang terdiri dari pengurus dan anggota kelompok UP2K di kecamatan Woja Kabupaten Dompu. pada Hari Sabtu, tanggal 8 Juni 2019 pukul Wita. Hasil yang diperoleh yaitu: [1] terbentuknya pemahaman tentang strategi dalam mengoptimalkan modal sosial dalam pengembangan kelembagaan UP2K, [2] terbentuknya pemahaman dan keterampilan pemanfaatan UP2K dalam organisasi yang berfokus pada pengembangan infrastruktur [sarana dan prasarana] baik kelembagaan dan ekonomi, pengembangan kapasitas personal dan kelompok, serta pentingnya pengembangan jaringan kemitraan dalam menopang permodalan dan pemasaran UP2K, [3] terbentuknya pemahaman dan keterampilan tentang teknik manajerial keuangan. Korespondensi: PENDAHULUAN Penanggulangan kemiskinan diupayahkan melalui pemberdayaan merupakan langkah strategis nasional dalam menekan angka kemiskinan. Melalui pemberdayaan tidak hanya kemiskinan yang dapat ditangani, namun turut mendorong tumbuhnya ekonomi rumah tangga miskin agar mampu memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri. Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah berupaya menanggulangi kemiskinan dengan mendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan kelompok masyarakat miskin. Salah satu program penuntasan kemiskinan yang dibentuk pemerintah adalah Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga [UP2K] bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kemampuan berwirausaha keluarga dan memperluas lapangan kerja. Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 1984 tentang: Pembinaan Kesejahteraan Keluarga [PKK]. Serta Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 53.B Tahun 1953 tentang: Pedoman Program Usaha Peningkatan Pendapatan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

89 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Keluarga PKK. Dimana perempuan sebagai penggerak dalam program Peningkatan Pendapatan Keluarga [Patria, 2015]. Perempuan sebagai ibu rumah tangga sangat penting untuk merubah perekonomian rumah tangga. Keadaan ekonomi rumah tangga mempengaruhi kecenderungan perempuan untuk berpartisipasi di pasar kerja, sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian rumah tangga. Peran perempuan dalam pembangunan ekonomi erat kaitannya dengan kontribusi pendapatan yang diberikan perempuan itu sendiri terhadap pendapatan rumah tangga. Jika dilihat peranan perempuan dalam pembangunan, perempuan dapat berperan sebagai ibu rumah tangga yang dapat menjadi ibu untuk anak-anaknya dan istri bagi suaminya sekaligus sebagai salah satu tulang pungung untuk rumah tangga. Peningkatan yang dikaitkan dengan perempuan ini nyata membuktikan bahwa martabat perempuan dalam sosiologi kehidupan telah banyak berubah. Peranan perempuan kini tidak lagi bertumpu pada soal pengurusan keluarga sebalikya lebih meluas dalam pembangunan Negara [Prabandari, 2012]. Salah satu upaya untuk memberdayakan perempuan yakni karena perempuan memiliki dua posisi atau status dalam kegiatan bekerja yaitu dalam pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang menghasilkan pendapatan, maka dari itu terbentuklah program pemberdayaan perempuan, salah satunya yakni program UP2K [Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga]. Program UP2K merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga yang dicerminkan oleh meningkatnya kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Program ini dilakukan melalui peningkatan pemberdayaan keluarga dalam bidang usaha ekonomi produktif dan salah satu tujuan utama terbentuknya program UP2K adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Dengan banyaknya jumlah penduduk miskin yang ada di NTB terutama di Kabupaten Dompu maka dibentuklah sebuah program untuk meningkatkan pendapatan keluarga yaitu UP2K [Patri, 2015]. Sasaran Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga [UP2K] adalah keluargakeluarga yang berpenghasilan rendah dan telah memiliki kegiatan usaha berdasarkan hasil pengamatan benar-benar membutuhkan penambahan dana usaha yang dilakukan hendaknya merupakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat dapat dipasarkan dengan mudah dan merupakan usaha yang berkelanjutan. Dalam usaha memberdayakan usaha rumah tangga miskin secara ekonomi dan kelembagaan perlu ditopang oleh unsur-unsur penggerak aktivitas organisasi. Unsur-unsur penggerak tersebut berupa kapasitas manajerial organisasi, kepemimpinan, dan kapasitas komunitas sebagai komitmen-komitmen terhadap kelompok. Dalam upaya menghidupkan aktivitas organisasi diperlukan upaya peningkatan kapasitas kelompok tidak hanya dalam upaya menjalankan aktivitas ekonomi, namun juga berdaya dalam aktivitas keorganisasian. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memfasilitasi kelompok UP2K dalam usaha memecahkan berbagai permasalahan kelembagaan dengan mengoptimalkan modal sosial, dan peningkatan kapasitas bagi anggota kelompok. METODE KEGIATAN Metode Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu pertama, melakukan Focus Group Discussion [FGD], kedua, melakukan pelatihan dan ketiga, formulasi rencana Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

90 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat tindak lanjut. Lokasi kegiatan dilakukan di aula Kantor Camat Woja Kabupaten Dompu yang diikuti oleh 30 orang yang terdiri dari pengurus dan anggota kelompok UP2K di kecamatan Woja Kabupaten Dompu. pada Hari Sabtu, tanggal 8 Juni 2019 pukul Wita. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan dengan metode Focus Group Discussion dan pemaparan materi. Tujuan utama dari Focus Group Discussion adalah mengidentifikasi masalah dan potensi yang dihadapi oleh UP2K. Kegiatan tersebut didampingi oleh fasilitator. Sedangkan kegiatan pemaparan materi diharapkan memberikan berbagai bentuk pemahaman tentang pentingnya modal sosial dalam mengembangkan kelembagaan UP2K serta dalam mencapai tujuan ekonomi dan sosial. Materi kedua terkait peningkatan kapasitas kelompok usaha bersama melalui penguatan kelembagaan ekonomi bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan UP2K dalam organisasi yang berfokus pada pengembangan infrastruktur [sarana dan prasarana] baik kelembagaan dan ekonomi, pengembangan kapasitas personal dan kelompok, serta pentingnya pengembangan jaringan kemitraan dalam menopang permodalan dan pemasaran UP2K. Untuk memaksimalkan pengetahuan pengurus dan anggota UP2K maka dilakukan pula kegiatan pelatihan pembuatan pembukuan sederhana seperti pembukuan keuangan UP2K, pembuatan buku keanggotaan, pembuatan buku tamu, pembuatan buku agenda kelompok, pembuatan buku kas dan keuangan, pembuatan buku tabunga, pembuatan buku inventaris dan penulisan notulensi rapat UP2K. Selain itu, peserta juga dibekali pelatihan manejerial khususnya dalam menyusun laporan keuangan. Kegiatan penyampaian materi dilaksanakan secara bergiliran oleh tim pengabdian. Adapun topik disesuaikan dengan konteks permasalahan baik yang didapat dalam proses observasi awal maupun saat Focus Group Discussion. Berdasarkan penilaian dan evaluasi dari proses kegiatan yang dilakukan melalui focus group discussion dan pelatihan diperoleh hasil sebagaimana berikut [1] terbentuknya pemahaman tentang strategi dalam mengoptimalkan modal sosial dalam pengembangan kelembagaan UP2K, [2] terbentuknya pemahaman dan keterampilan pemanfaatan UP2K dalam organisasi yang berfokus pada pengembangan infrastruktur [sarana dan prasarana] baik kelembagaan dan ekonomi, pengembangan kapasitas personal dan kelompok, serta pentingnya pengembangan jaringan kemitraan dalam menopang permodalan dan pemasaran UP2K, [3] terbentuknya pemahaman dan keterampilan tentang teknik manajerial keuangan dalam UP2K. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: [1] terbentuknya pemahaman mengenai optimalisasi penggunaan modal sosial, [2] penguatan kelembagaan ekonomi yang dengan menjalankan struktur organisasi kelembabagaan UP2K yang berfokus pada pengembangan infrastruktur baik Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

91 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat kelembagaan dan ekonomi, pengembangan kapasitas personal dan kelompok, serta pentingnya pengembangan jaringan kemitraan dalam menopang permodalan dan pemasaran UP2K, dan [3] pelatihan teknik menyusun laporan keuangan keorganisaian UP2K dalam mengembangkan kapasitas UP2K. Saran [1] Diharapkan kepada pengurus dan anggota UP2K dapat berperan aktif dalam upaya melakukan penguatan kelompok melalui pemupukan modal, dan [2] diharapkan kepada lembaga Pembina melakukan pelatihan dan pembinaan yang lebih difokuskan pada peningkatan dan pemilihan jenis usaha yang bernilai ekonomi. Ucapan Terima Kasih Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Camat Woja Kabupaten Dompu yang mendukung kegiatan ini dengan meminjamkan Aula dan perlengkapan sehingga kegiatan dapat terlaksana. Dan ucapan terima kasih kepada Koordinator UP2K Kecamatan Woja yang telah mefasilitasi dan mengorganisir kelompok dan anggota UP2K sebagai peserta. DAFTAR PUSTAKA Anderson, A. R. & Sarah L. Jack, The articulation of social capital in enterpreneurial network glue or a lubricant? Insist Press. Badan Pusat Statistik [BPS] Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Badan Pusat Statistik NTB. Mataram. Budiartiningsih, R dan Gusfrianti R Peranan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga [UP2K] Terhadap Peningkatan Pendapatn Keluarga Di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi. Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru-Pekanbaru. Effendi, Noer. Efendi Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja Dan Kemiskinan. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hasbullah, Jousairi Social Capital, Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR- United Press. Lawang, R. M. Z Modal sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu Pengantar. Depok: FISIP UI Press. Maskun, Sumitro Pembangunan Masyarakat Desa. Yogyakarta: Media Widya Mandala. Nandha, Novriyanthi Eka Kajian Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga [UP2K] Terhadap Usah Anggota UP2K Melati Indah Kelurahan Enok Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Riau. Riau. Nugroho, Heru Kemiskinan, Ketimpangan, dan Kesenjangan. Yogyakarta: Aditya Media Patria, Panca Y.A Profil Kelompok UP2K Cendana. Kelurahan Montabaru Kecamatan Woja Kabupaten Dompu NTB. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

92 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Sedarmayanti Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi [Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan]. Bandung : Refika Aditama. Sherraden, Michael Aset untuk Orang Miskin. Jakarta: Raja Grafindo Sulistio, Edi Revizal Angkatan Kerja di Indonesia, Partisipasi, Kesempatan da Pengangguran.Cetakan pertama. CV Rajawali. Jakarta. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

93 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat PENDAMPINGAN CARA PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN PRODUK EMPING JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN DAYA JUAL PRODUK Dody Handito*, Satrijo Saloko, I Wayan Swecayasa Department of Food and Nutrition, Faculty of Food Technology and AgroIndustry, Mataram University, Indonesia Keywords: Emping jagung, Pengolahan,Pengemasan Abstract: Latar Belakang: Emping jagung merupakan produk diversifikasi pangan yang dapat mendukung pengembangan agroindustri pedesaan dan meningkatkan nilai tambah. Pengolahan yang tepat diperlukan untuk mendapatkan emping bermutu. Tujuan: Meningkatkan ekonomi masyarakat melalui meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai pengolahan dan pengemasan produk emping jagung agar mempunyai mutu yang baik dan berdaya jual tinggi. Metode : ceramah mengenai berbagai cara pengolahan emping jagung sehingga menjadi produk yang bermutu dan berkualitas, demonstrasi cara pengolahan yang diikuti dengan praktek oleh peserta pelatihan, dan pendampingan pembuatan design dan pemilihan kemasan yang baik dan menarik. Metode diskusi juga digunakan dalam kegiatan ini. Sebagai upaya untuk dapat lebih memahami permasalahan yang dihadapi mitra yang sifatnya mendukung maupun menghambat. Hasil : Kegiatan pelatihan Pengolahan hingga pengemasan produk ini dilakukan di Desa Dasan Geres, Kabupaten Lombok Barat. Pembuatan emping jagung dikerjakan oleh Kelompok Wanita Tani [KWT] dengan memanfaatkan hasil jagung dari penduduk setempat. Emping jagung dapat dibuat dengan dua cara, dimana perbedaannya adalah pada lamanya proses perendaman, perebusan,pemipihan dan pengeringan. Pembuatan desain kemasan serta pengadaan bahan pengemas dilakukan untuk perbaikan kemasan sebagai upaya peningkatan daya saing produk emping jagung.perbaikan mutu produk dilakukan dengan penyuluhan. Kesimpulan: Cara Produksi Pangan yang baik serta pendampingan untuk cara pengemasan produk diharapkan dapat meningkatkan mutu dan daya saing sehingga dapat meningkatkan minat beli masyarakat terhadap produk emping jagung. Korespondensi: PENDAHULUAN Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Selain sebagai bahan makanan pokok, jagung merupakan bahan baku berbagai industri. Beberapa produk olahan dari jagung telah umum dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok. Jagung dapat dikonsumsi dalam tiga bentuk yaitu makanan pokok, laukpauk dan makanan kecil. Jagung dapat dijadikan berbagai macam olahan. Jagung dapat diolah menjadi berbagai produk olahan, sehingga mempunyai banyak pilihan produk olahan yang dapat dikembangkan. Salah satu jenis olahan jagung yang potensial untuk pengembangan industri pangan di perdesaan adalah emping jagung. Emping jagung atau marning gepeng adalah biji jagung rebus yang dipres tipis [dipipihkan] dan dikeringkan, bentuknya seperti emping dari biji belinjo. Di negara barat emping jagung ini disebut corn flake. Emping jagung mempunyai Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

94 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat rasa netral, untuk menambah variasi rasa dapat diberi tambahan rasa lain yaitu rasa manis atau diberi bumbu tabur yang banyak dijual di pasaran, seperti rasa keju, kaldu ayam, daging panggang, balado, dan lain-lain. Emping jagung ini juga dapat dimakan dengan menuangkan susu di atasnya dan biasanya digunakan untuk sarapan. Cara seperti ini di Indonesia belum membudaya. Meskipun demikian keberadaan emping jagung di Indonesia dewasa ini semakin berkembang dan berdampak positif dalam usaha diversifikasi menu makanan.[syarief et al, 2014] Teknologi pembuatan emping jagung dapat dikembangkan di perdesaan karena pada umumnya masyarakat perdesaan telah banyak mengenal pembuatan emping dari belinjo. Oleh karena itu adopsi teknologi ini tidak akan mengalami banyak kesulitan. Perkembangan dunia usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai persaingan di segala bidang. Termasuk persaingan bisnis yang semakin ketat yang mengakibatkan perubahan sikap konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Sikap konsumen merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Dengan mengetahui sikap konsumen, pemasar dapat mengembangkan produk baru dan memformulasikan serta melakukan evaluasi strategi promosional. Mengingat perkembangan teknologi yang semakin dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Saat ini bila bicara mengenai produk, maka tidak terlepas dari atribut produk yang menyertainya. Atribut produk yang dimaksud adalah kemasan. [Shimp, 2003] Kemasan atau packaging, menjadi salah satu unsur yang sangat penting bagi produk. Pengemasan bukan hanya sekadar pembungkus makanan, tetapi lebih dari itu yaitu packaging is branding. Kemasan menjadi salah satu pemicu penjualan sebuah produk karena fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen. [Shimp, 2003] Dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk pangan. Sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu, daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan [Basriman, 2010]. Pada saat ini sudah banyak sekali rumah produksi yang memproduksi emping jagung, dengan rasa dan harga yang rata-rata bersaing, maka perlu ada nilai tambah yang diusung pada produk emping jagung ini agar memiliki nilai lebih dari produk emping jagung lainnya. Salah satu elemen yang dapat ditingkatkan yaitu dalam hal kemasan. Bagi sebagian pelaku bisnis kecil, kemasan dinilai dan diposisikan sebagai hal yang tidak penting dan kadang luput dari perhatian. Hal itulah yang terjadi pada produk emping jagung yang diproduksi oleh masyarakat di Lombok Barat yang masih sangat sederhana dalam Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

95 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat pengemasannya. Sehingga perlu adanya suatu kegiatan penyuluhan mengenai pengolahan sampai pada pengemasan produk emping jagung didaerah tersebut. METODE KEGIATAN Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di desa Dasan Geres Kabupaten Lombok Barat. Adapun kelompok yang menjadi sasaran adalah Kelompok Wanita Tani atau KWT yang ada di desa tersebut. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada analisis situasi yang menunjukkan bahwa wilayah ini merupakan penghasil jagung yang lumayan besar, dimana salah satu hasil olahannya adalah emping jagung. Namun pengolahan emping dan cara pengemasannya masih sangat sederhana, sehingga dibutuhkan suatu bimbingan dan tambahan pengetahuan agar pengolahan dan cara pengemasannya dapat menjadi lebih baik. Metode yang digunakan diantaranya adalah ceramah mengenai berbagai cara pengolahan emping jagung sehingga menjadi produk yang bermutu dan berkualitas, demonstrasi cara pengolahan yang diikuti dengan praktek oleh peserta pelatihan, dan pendampingan pembuatan design dan pemilihan kemasan yang baik dan menarik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi lapangan di awal kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat tinggi dan adanya peningkatan wawasan terkait pentingnya merek dan kemasan bagi peningkatan kualitas produk usaha. Kegiatan yang telah digeluti ini kemudian telah berhasil memiliki pasar namun masih bersifat lokal dan hanya bersifat penjualan dari rumah ke rumah atau melalui penitipan. Kurangnya promosi dan kualitas label, merek dan kemasan menjadi salah satu faktor penting yang didapatkan setelah dilakukan observasi. Kegiatan yang dilakukan setelah dilakukan observasi adalah melakukan evaluasi kemasan produk, merek, dan label produk. Kegiatan ini diikuti oleh ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani [KWT] di wilayah Dasan Geres Kabupaten Lombok Barat yang keseluruhan berjumlah 36 orang. Pada saat demonstrasi pembuatan emping jagung Ibu-ibu berpartisipasi membuat produk dan setelah produk matang, ibu ibu antusias mencicipi produk yang dihasilkan. Pada pelatihan/pendampingan dilakukan pengenalan cara pengolahan produk olahan jagung agar dapat dikembangkan sebagai produk unggulan daerah. Monitoring dilakukan setelah pelatihan, yaitu melakukan evaluasi hasil pelatihan/pendampingan, cara pengemasan dan pemasaran Pada pertemuan kedua dilakukan penyuluhan dan pengemasan produk yang baik. Cara membuat label yang menarik, memilih kemasan yang baik serta bagimana cara pemasaran yang baik. Pengemasan memiliki berbagai macam. fungsi tidak hanya sebatas pembungkus produk. Kemasan memiliki 5 fungsi utama yaitu Protection, Contaiment, Information, Utility of Use dan Promotion. Protection adalah fungsi kemasan sebagai pelindung produk, baik pelindung dari lingkungan, perlindungan fisik, dan juga keamanan produk. Fungsi Containment lebih kepada penahan produk mulai dari penggunaan bubble wrap, kayu, besi sampai dengan bahan-bahan pembungkus lainnya, Kemasan juga merupakan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

96 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat wadah informasi produk mulai dari nama merek, jenis produk, ukuran, sampai dengan label produk yang merupakan sumber informasi bagi konsumen untuk mengetahui informasi produk secara detail. Kemasan juga dirancang untuk utility of use atau kenyamanan dalam penggunaan misalkan saja sepatu menggunakan pembungkus kotak, paper bag untuk produk kosmetik, kemasan tertra pack untuk produk susu dan masih banyak lainnya. Yang tidak kalah penting kemasan juga merupakan media promosi dari produk itu sendiri, dengan penggunaan logo, warna, jenis huruf yang menarik juga akan mempengaruhi calon konsumen dalam membeli produk kita dibandingkan produk pesaing. Gambar 1. Produk Emping Jagung Gambar 2. Hasil Pengemasan Produk Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

97 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil kegiatan dan evaluasi yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu 1. Seluruh mitra kerja dapat membuat emping jagung yang renyah dan empuk serta melakukan pengemasan dengan baik. 2. Perlu dilakukan proses pembinaan sistem dan manajemen pemasaran agar produk emping jagung lebih variatif dan menarik 3. Kedepan diharapkan usaha ini lebih berkembang dan dapat memberikan hasil yang lebih signifikan kepada masyarakat sekitar terutama dibidang ekonomi. Ucapan Terima Kasih Terima Kasih kami sampaikan kepada Universitas Mataram yang telah memberikan dukungan finansial dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini melalui dana DIPA BLU [PNBP]. DAFTAR PUSTAKA Basriman, I Pengemasan dan Penyimpanan Pangan, Teori dan Aplikasinya Pada Industri. Jakarta. Shimp,T.A Periklanan Promosi, Edisi Kelima., Jilid I. Erlangga. Jakarta. Syarief, R., S. Santaus, Isyana Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

98 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat PENGUATAN GOOD GOVERNMENT BADAN USAHA MILIK DESA: PERENCANAAN, PENGENDALIAN INTERNAL DAN ASPEK LEGALITAS Baiq Rosyida Dwi Astuti*, Intan Rakhmawati, Wirawan Suhaedi, D Tiarulla Della Nabila Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Keywords: Good government, BUMDes, Desa Gumantar Abstract: Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan tentang konsep good government dan mengidentifikasi permasalahan BUMDes dari sisi tata kelola. Lokasi kegiatan di Desa Gelangsar Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan ini melibatkan narasumber dari Fakultas Ekonomi dan Hukum Universitas Mataram. Kegiatan dilakukan dengan melakukan pemaparan tentang konsep good government dan diskusi antara tim dan audien. Terdapat empat permasalahan BUMDes dari sisi tata kelola yaitu [a] partisipasi pengurus yang rendah, [b] pengendalian internal yang lemah, [c] perencanaan yang tidak memadai dan [d] aspek legalitas. Saran yang diberikan adalah peningkatan partisipasi pengurus melalui perencanaan usaha yang sesuai kebutuhan pengurus; penyusunan pengendalian internal yang memadai dan penyusunan regulasi yang memadai. Korespondensi: PENDAHULUAN Pelaksanaan tata kelola yang baik atau Good Governance [GG] pada dasarnya merupakan sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan. GG Dalam pengelolaan BUMDes, pihak-pihak tersebut adalah penasihat, pengurus dan pengawas BUMDes serta masyarakat. Prinsip-prinsip dalam GG diantaranya adalah prinsip partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas [Mardiasmo, 2004 : 18]. Prinsip partisipasi adalah bentuk keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan BUMDes baik bersifat langsung maupun tidak langsung. Sedangkan prinsip transparansi di BUMDes dapat diaplikasikan dalam bentuk penyediaan informasi penting oleh BUMDes dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan baik itu penasihat dan pengawas BUMdes serta masyarakat. Sedangkan prinsip akuntabilitas adalah pertanggungjawaban kepada publik tentang setiap aktivitas yang dilakukan. Penerapan prinsip-prinsip GG dalam pengelolaan BUMDes belum sepenuhnya diterapkan. Hasil penelitian Annas [2018] pada beberapa BUMDes di Kabupaten Lombok Utara menunjukkan bahwa pengurus tidak secara aktif menginformasikan pengelolaan BUMDes kepada masyarakat dan masyarakat tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan BUMDes. Konsekuensi dari perilaku tersebut adalah tidak berkembangnya usaha BUMDes karena masyarakat tidak merasa ikut memiliki ataupun berkepentingan terhadap keberlangsungan usaha BUMDes. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian Wathaniah [2018] dan Cahyanti [2018]. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

99 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat Namun, kondisi BUMDes pada ketiga hasil penelitian di atas berbanding terbalik dengan kondisi BUMDes Panggung Lestari di Desa Panggungharjo DIY. BUMDes tersebut menunjukkan kinerjanya dengan meraih keuntungan sebesar Rp. 53 Milyar pada tahun Usaha Bumdes Panggung Lestari dimulai dari jasa pengelolaan sampah di sekitar desa. Kemudian BUMDes mengembangkan unit usaha lainnya seperti jasa pengelolaan barang bekas, pengelolaan minyak jelantah dan kampung wisata Mataraman. 95% tenaga kerja BUMDes adalah warga Desa Panggungharjo. Pada sisi lain, website Desa, sangat informatif. Website Desa menyediakan berbagai macam informasi desa seperti informasi pembangunan desa, musyawarah desa, BUMdesa dan berbagai macam informasi lainnya. Dua prinsip GCG, prinsip partisipasi dan transparansi, telah dilakukan dengan baik oleh BUMDesa dan Pemerintah Desa Panggungharjo. Pemenuhan dua prinsip GCG tersebut juga sekaligus menjadi bagian dari pemenuhan prinsip akuntabilitas. BUMDes Sari Kencana di Desa Gelangsar Kabupaten Lombok Barat memiliki kondisi yang tidak jauh berbeda dengan kondisi sebagian besar BUMDes lainnya. BUMDes Sari Kencana dibentuk pada tahun 2016 dan memulai usaha pertamanya usaha penggemukan sapi. BUMDes Sari Kencana membeli sejumlah sapi dan menyerahkan pengembalaan dan pemeliharaannya kepada masyarakat. Namun usaha tersebut tidak berkembang, bahkan sapisapi yang dipelihara mati dan hilang. Selanjutnya, Pemerintah Desa Gelangsar dan Pengurus BUMDes beralih ke usaha dagang. Awal tahun 2019 Bumdes Sari Kencana mengoperasikan BUMDes Mart. BUMDesMart merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Desa dan salah satu pengurus BUMDes. Permodalan berasal dari masyarakat sedangkan toko dan tanah yang ditempati adalah milik Pemerintah Desa. Berdasarkan wawancara awal dengan Ketua BUMDes, hasil penjualan tidak cukup untuk menutupi biaya operasional BUMDesMart. Di sisi lain, BUMDes memiliki prospek lini usaha yang lain yaitu bisnis spot foto yang dijalankan oleh Kelompok Sadar Wisata [Darwis] Desa Gelangsar. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah [a] memberikan pengetahuan tentang konsep GG dan [b] mengidentifikasi permasalahan BUMDes dari sisi tata kelola. METODE KEGIATAN Kegiatan Pengabdian dilakukan di Kantor Desa Gelangsar Kec. Gunung Sari Kab Lombok Barat NTB tanggal 19 Agustus Peserta kegiatan adalah pengurus BUMDes, Pembina BUMDes dan Kelompok Darwis. Kegiatan pengabdian diawali dengan pemaparan materi tentang konsep GG. Selanjutnya dilakukan diskusi dan tanya jawab dengan peserta. Sesi tanya jawab dan diskusi dilakukan agar pengurus dan Pembina BUMDes dapat mengemukakan permasalahan mereka, mendiskusikannya dan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Tim PPM menggandeng rekan dari Fakultas Hukum Universitas Mataram sebagai pemateri pendamping. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan Pembina BUMDes untuk menghadirkan ahli hukum. Tim juga menilai bahwa GG berhubungan erat dengan aspek legalitas BUMDes. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

100 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan diskusi dan tanya jawab dengan peserta PPM, berikut permasalahan BUMDes dari sisi tata kelola serta saran atas permasalahan tersebut. a] Partisipasi : Pengurus BUMDes yang telah dilantik terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Mereka adalah pengurus BUMDes secara de yure, namun de facto hanya ketua BUMDes yang berperan aktif dalam operasional dan manajemen BUMDes. Partisipasi yang sangat rendah ini mengakibatkan Ketua BUMDes kewalahan mengelola BUMDes. Tim PPM menyampaikan materi tentang pentingnya peran serta masyarakat, khususnya pengurus dalam menjalankan operasional BUMDes. Hal ini sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab atas kesediaan sebagai pengurus. b] Pengendalian internal : BUMDes mempekerjakan beberapa orang karyawan menjadi pelayan BUMDesMart. Kelemahannya adalah BUMDes Mart belum melakukan pengendalian yang memadai untuk pengeluaran kas. Pelayan diberikan kewenangan untuk membeli barang dagangan tanpa diverifikasi terlebih dahulu. Begitupun setelah pembelian, tidak ada pengecekan tentang kesesuaian jumlah barang yang dibeli dengan bukti pembelian. BUMDes tidak melakukan stok opname persedaiaan barang dagang akhir periode untuk memverifikasi nilai penjualan dengan jumlah barang terjual. Walaupun BUMDesMart melakukan pencatatan menggunakan aplikasi dan manual, namun itu tidak akan banyak berguna bila tidak dilakukan pengendalian yang memadai. Tim menyarankan BUMDes untuk melakukan hal-hal berikut : - Stock opname barang dagang pada periode tertentu. - Hasil stock opname kemudian dibandingkan dengan rekapitulasi pencatatan, baik pencatatan penjualan harian, pembelian barang dagang, dan pencatatan atas pengeluaran-pengeluaran lain seperti biaya gaji dan biaya listrik. Berdasarkan perbandingan ini dapat diperoleh informasi tentang kesesuaian pencatatan dengan transaksi serta keuntungan atau kerugian riil BUMDesMart. - Pengeluaran dan pemasukan uang BUMDesMart hendaknya dilakukan melalui satu rekening dan disertai dengan pencatatan yang baik. - Ketua BUMDes atau yang bertanggung jawab atas opersional BUMDesMart hendaknya melakukan pemeriksaan secara periodik atas pencatatan dan persediaan barang BUMDesMart. c] Perencanaan : BUMDes tidak melakukan perencanaan usaha dengan baik. Tercatat ada tiga jenis usaha yang telah dan sedang dijalankan BUMDes namun usaha-usaha tersebut ada yang terpaksa harus dihentikan dan yang lainnya tidak berjalan dengan optimal. Ketua BUMDes saat ini juga merencanakan membangun sebuah bank desa. Perencanaan usaha yang akan dijalankan BUMDes hendaknya memperhatikan kondisi masyarakat sekitar atau trend yang sedang berkembang. Perlu dilakukan perencanaan usaha yang meliputi aspek keuangan, keberlangsungan usaha, analisis pasar, dan analisis SWOT. Perencanaan yang baik menjadi dasar dan cermin awal atas setiap tindakan yang dilakukan pada masa yang akan datang. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

101 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat d] Aspek legalitas : BUMDes belum memiliki payung hukum yang kuat. Pendirian BUMDes dilakukan tahun 2016 dan pengurus pun telah dilantik, namun tidak ada payung hukum yang mendasari pendirian dan pengelolaan BUMDes. Tidak ada perdes tentang pendirian BUMDes, begitupun dengan Anggaran Dasar [AD] dan Anggaran Rumah Tangga [ART] BUMDes. Penyusunan perdes adalah kewajiban pemerintah desa sedangkan penyusunan AD dan ART adalah tanggung jawab pengurus BUMDes. Penyusunan produk hukum membutuhkan diskusi mendalam yang relatif panjang untuk mengakomodasi maksud dan tujuan produk hukum tersebut. Narasumber dari FH Unram mengajukan diri untuk terlibat dalam penyusunan legalisasi BUMDes. Pihak Fakultas Hukum siap dihubungi untuk dating bersama-sama dengan aparat desa dan masyarakat menyusun peraturan desa dan produk hukum lainnya. Aspek legalitas terkait erat dengan konsep kerja dan operasional BUMDes. Sebagai contoh adalah hubungan kerja dan organisasi BUMDes dengan Kelompok Darwis [Sadar Wisata] Desa Gelangsar. Kelompok Darwis memiliki usaha spot foto yaitu Bukit Bintang Tiga Rasa yang menjadi destinasi baru favorit dan menghasilkan pendapatan jutaan rupiah setiap minggu. Tahun 2019 kelompok darwis memperoleh bantuan keuangan dari Kemendes PDTT bernilai ratusan rupiah. Kepengurusan dan kepemilikan usaha kelompok darwis berbeda dengan BUMDes. Kelompok Darwis memperoleh pendapatan yang menjanjikan, namun di sisi lain BUMDes masih kesulitan bahkan untuk membayar gaji pegawai. Kedua hal tersebut kontradiktif mengingat BUMDes dan kelompok darwis berada dalam satu desa dan sama-sama memperoleh sebagian modalnya dari pemerintah desa. Dibutuhkan kejelasan hukum tentang posisi kelompok darwis dalam tata organisasi pemerintahan desa. Jika kelompok darwis disatukan perorganisasiannya dengan BUMDes dengan menjadi salah satu unit usaha BUMDes, maka akan memberikan manfaat bagi BUMDes dan pemerintah desa. Pertanggungjawaban modal akan lebih mudah dilakukan karena BUMDes berkewajiban melakukan pelaporan dan pembukuan seperti yang dipersyaratkan Permendesa PDTT No 4/2015. Jika tidak, BUMDes dapat bekerja sama dengan kelompok darwis untuk mengelola usaha tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, terdapat empat masalah BUMDes dari sisi tata kelola yaitu partisipasi pengurus yang rendah, pengendalian internal yang lemah, perencanaan yang tidak memadai dan tidak memiliki aspek legalitas yang memadai. Saran yang diberikan adalah peningkatan partisipasi pengurus melalui perencanaan usaha yang dapat mengakomodir kebutuhan pengurus; pembuatan dan pengembangan pengendalian internal yang memadai dan penyusunan produk hukum yang mendukung tata organisasi dan sistem kerja BUMDes. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

102 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat DAFTAR PUSTAKA Annas, Muhamad, 2018, Analisis Good Governance Dalam Pengelolaan Keuangan Badan usaha Milik Desa [BUMDes] di kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Cahyanti, Eka Wiwik, 2018, Pengelolaan Keuangan BUMDes di Kabupaten Lombok Barat [Studi Empiris di Kecamatan Narmada, Lembar dan Sekotong], Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Mardiasmo, 2004, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi Yogyakarta Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan pengelolaan, dan Pembubaran Badan usaha Milik Desa Wathoniah, Nurul, 2018, Analisis Pengelolaan Usaha, Keuangan dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Desa [Studi empiris pada BUMDes di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima], Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

103 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat MANAJEMEN PENGOLAHAN SAMPAH DI DUSUN PERENDEKAN SELATAN DESA GIRI SASAK Sulaeman Sarmo*, Imanuella Romaputri Andilolo, Mulyadi, Sri Darwini Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Keywords: Pelatihan, Manajemen, Pengolahan, sampah, kerajinan Abstract: Masayarakat Dusun perendekan selatan desa giri sasak kecamatan kuripan kabupaten Lombok Barat selama ini membuang sampah di sungai atau di pekarangan milik warga dan belum memanfaatkan sampah untuk dijadikan kerajinan tangan maupun kompos. Akibat dari pembuangan sampah yang sembarangan menyebabkan polusi bagi warga sendiri maupun masyarakata sekitarnya. Oleh karena itu tim pengabdian akan memberikan pelatihan manajemen sampah menjadi produk yang bernilai tambah sehingga akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Model pelatihan adalah memberikan penyuluhan kemudian melakukan pelatihan pengelolaan sampah organik maupun an-organik menjadi produk yang bernilai tambah seperti pupuk kompos dan kerajinan tangan misalnya ingke dari bekas gelas, tas dari bekas bungkus kopi dsb. Peserta pelatihan dibagi menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan lima sampai dengan sepuluh orang. Masing-masing kelompok diminta untuk mempraktikkan cara memilah sampah organik dan non organic serta membuat kerajinan tangan dari bahan sampah plastic. Peserta sudah dapat melakukan praktik pemilahan sampah rumah tangga secara mandiri dengan melakukan pemisahan sampah organik dan non organik ke dalam tempat sampah. Selain itu mampu memanfaatkan sampah plastik menjadi barang jadi atau daur ulang produk menjadi kerajinan tangan yang bernilai tambah, sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Korespondensi: PENDAHULUAN Pengabdian yang akan dilakksanakan di dusun perendekan selatan desa giri sasak akan memberikan dampak pada aktivitas masyarakat. Keberadaan sampah merupakan limbah yang mempunyai dampak pada manusia dan lingkungan sekitarnya. Manajemen pengelolaan sampah yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan tidak dapat dilepaskan dari permasalahan tempat pembuangan sampah. Pengelolaan sampah rumah tangga hanya sebatas memindahkan sampah rumah tangga untuk di buang ke sungai atau ke sebuah kebun orang tertentu. Kebiasaan membuang sampah ke sungai maupun ke kebun orang telah menjadi suatu kebiasaan dikarenakan rendahnya keasadaran masyarakat dan belum tersentuhnya pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Lombok Barat, sehingga menimbulkan bau busuk dan lingkungan yang tidak sehat. Masyarakat juga belum melakukan pemilahan sampah secara mandiri, hal ini karena keterbatasan tempat sampah di setiap rumah dan tempat penampungan sampah. Oleh karena itu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau mengelola sampah secara mandiri tidaklah mudah dan memakan waktu lama. Sehingga pelatihan yang akan dilaksanakan nanti tidak hanya memberikan pengetahuan melainkan menanamkan nilai Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

104 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat kkesadaran masyarakat akan nilai tambah ekonomis sampah. Proses pelatihan ini dilakukan mulai dari pemilahan sampah individu, pengumpulan sampai dengan pengolahan. Untuk mendukung keberlanjutan program ini, setiap rumah akan difasilitasi dengan penyediaan tempat sampah antara sampah organic dan non-organic untuk memudahkan pengelolaannya dilingkungan dusun perendekan selatan. METODE KEGIATAN Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam pelatihan manajemen sampah di dusun perendekan adalah : a. Sosialisasi pentingnya pengelolaan sampah.dan penciptaan nilai tambah dari sampah b. Pelatihan manajemen sampah HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di dusun perendekan selatan mengenai pengelolaan sampah. Adpun hasil dari pengabdian adalah sebagai berikurt : 1. Kegiatan Sosialisasi pengelolaan sampah dan penciptaan nilai tambah dari sampah Pada tahap pertama ini akan dilakukan penjelasan kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah dengan cara memberikan materi meliputi jenis sampah, dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk meminimalisasi sampah dengan cara menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan. penyadaran dan penciptaan nilai tambah dari sampah. Beberapa cara untuk melakukan daur ulang sampah organic misalnya untuk sayuran, daun-daun bekas dapat dijadikan makanan ternak, pembuatan pupuk kompos, biogas, sedangkan kertas dapat didaur ulang. Berikut kegitan dalam daur ulang sampah organic untuk penciptaan nilai tambah sampah. Pembuatan pupuk kompos bahan dari sampah rumah tangga dedaunan, sisa makanan, serta kotoran ternak. Pembuatan biogas yang diperoleh dari gas-gas proses pembusukan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Daur ulang limbah anorganik meliputi sampah plastic, logam, kaca, plastic serta kaleng. Sampah anorganic ini dapat dikumpulkan kemudian di jual jika sudah mencapai ukuran tertentu. Limbah anorganik ini dapat juga di daur ulang dengan cara membuat kerajinan dengan bahan plastic maupun kaleng. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

105 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat 2. Pada pelatihan manajemen sampah dalam rumah tangga dapat dimulai dari perencanaan, yaitu bagaimana agar setiap rumah tangga sudah melakukan pengelolaan sampahnya dimulai dari misalnya ketika berbelanja ke pasar dengan membawa sendiri tas belanjaan yang terbuat dari bahan ramah lingkungan, kemudian dipakai kembali pada waktu yang lain sehingga mengurangi sampah yang berupa tas plastik. Pengorganisasian, yaitu bagaimana agar setiap rumah tangga mengorganisir kegiatan pengelolaan sampahnya, misalnya menyediakan tempat sampah tidak hanya satu buah, tetapi minimal dua buah yaitu untuk memilah sampah organik dan non organik. Penggerakkan, yaitu bagaimana agar ada kegiatan koordinasi pada tingkat tertentu agar masyarakat mempunyai komitmen untuk melakukan pemilahan sampah rumah tangganya, bisa pada tingkat Rukun Tetangga [RT] atau tingkat Rukun Warga [RW]. Yang terakhir adalah evaluasi, yaitu ada kegiatan monitoring dan evaluasi dari kelompok masyarakat untuk memonitor pengelolaan sampah di tingkat RT atau RW. Setelah penyuluhan dan pelatihan pemilahan sampah mandiri, peserta memiliki pengetahuan tentang manajemen pemilahan sampah sehingga pemahaman peserta tentang manajemen pemilahan sampah yang sebelumnya sangat minim dan hanya sedikit warga yang mengetahui menjadi banyak warga yang mengetahui, sehingga terjadi peningkatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Metode workshop digunakan sebagai tahap akhir dari pelatihan pemilahan sampah mandiri yaitu berupa praktik langsung dengan pendampingan instruktur untuk melakukan pemilahan sampah secara mandiri oleh masyarakat dusun perendekan selatan, untuk lebih meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam pemilahan sampah secara mandiri. peserta pelatihan dibagi menjadi kelompokkelompok yang beranggotakan lima sampai dengan sepuluh orang. Masing-masing kelompok diminta untuk mempraktikkan cara memilah sampah organik dan non organik. Dari praktik langsung yang dilakukan peserta dalam workshop pemilahan sampah mandiri terlihat bahwa peserta sudah mampu mengenali dan memiliki ketrampilan memilah sampah organik dan non organik. Para peserta sangat antusias untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengolahan atau pendaurulangan sampah organik dan sampah non organik. Pada tahap akhir pelatihan, dilakukan pembagian tempat sampah dari bambu untuk mendorong warga agar konsisten melakukan pemilahan sampah rumah tangganya secara mandiri dan menghentikan kebiasaan membuang sampah di sungai, maupun di sekitar tanah pekarangan.. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

106 Prosiding PEPADU Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat KESIMPULAN DAN SARAN Secara keseluruhan kegiatan pengabdian sudah berjalan dengan lancar dan mendapatkan respon yang positif dari peserta. Seluruh peserta telah mengikuti program workshop secara lengkap. Meskipun tujuan akhir untuk pelestarian lingkungan belum serta merta dapat terlaksana, tetapi paling tidak tujuan dari pengabdian ini untuk menumbuhkan kesadaran, kepedulian dan memberikan bekal ketrampilan masyarakat dusun perendekan selatan untuk melakukan manajemen pemilahan sampah secara mandiri dapat terlaksana. Peserta sudah dapat melakukan praktik pemilahan sampah rumah tangga secara mandiri dengan melakukan pemisahan sampah organik dan non organik ke dalam tempat sampah bambu yang telah dibagikan. DAFTAR PUSTAKA Anonimus Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka. Pusat Statistik Kabupaten Lombok Barat Blocher, Edward J, Kung H. Chen, Gary Cokins, dan Thomas W. Lin Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Dialih bahasakan oleh David Wijaya. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Hansen & Mowen Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua. Jakarta: Salemba Empat Hansen dan Mowen Akuntansi Manajerial, Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. Lestari, Novi Puji dan Riyanto, Dicky Wisnu Usdek IbM Bank Sampah Desa Mojorejo Kota Batu.MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 1 Nomor 1 Maret 2018 Mardhia,Dwi dan Wartiningsih,Alia.2018.Pelatihan Pengolahan Sampah Skala Rumah Tangga Di Desa Penyaring. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 Februari 2018 Marsigit, wuri Pengembangan Diversifikasi Produk Pangan Olahan Lokal Bengkulu Untuk Menunjang Ketahanan Pangan Berkelanjutan.Agritecch Vol 30 No4 November 2010 Robbins, Stephen, 2006, Perilaku Organisasi, Prentice Hall, edisi kesepuluh UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

107 Manajemen Reproduksi Untuk Memperpendek Interval Kelahiran Pada Ternak Sapi I Wayan Lanus Sumadiasa, Chairussyuhur Arman, Adji Santoso Dradjat, Enny Yuliani Fakultas Peternakan, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: interval kelahiran, perkawinan, produktivitas, reproduktivitas, sapi Bali Abstrak: Sapi Bali merupakan primadona komoditas peternakan di Indonesia. Keunggulan sapi Bali adalah mampu beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan, pertumbuhan relatif cepat dan potensi produksi tinggi. Interval kelahiran pada sapi Bali berkisar 15 sampai 18 bulan, sehingga laju regenerasinya lambat. Oleh karena itu, diperlukan manajemen reproduksi yang benar agar perkawinan dan kelahiran anak lebih singkat dan produktivitas meningkat. Pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingar, Lombok Barat. dengan khalayak sasaran para petani peternak sapi. Tujuannya agar peternak memperoleh pengetahuan tentang tatacara manajemen reproduksi yang benar agar perkawinan dan interval kelahiran menjadi lebih pendek, yaitu sekitar satu tahun. Metode kegiatan adalah penyuluhan dan pembinaan singkat dengan materi tentang tata-cara menginduksi atau penyerentakan birahi, deteksi birahi, perkawinan, deteksi kebuntingan, kelahiran, waktu penyapihan anak dan perkawinan kembali setelah kelahiran. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan, para peserta telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang manajemen reproduksi yang benar. Peserta tampak antusias untuk mencoba tata-cara memanajemen usaha tani ternaknya agar dapat melahirkan lebih cepat dan lebih banyak selama massa reproduksi. Antusiasme peserta tergambar dari banyaknya pertanyaan detail tentang cara mengatur birahi, cara perkawinan yang baik dan penyapihan anak. Sambutan dan motivasi peserta ini merupakan foktor pendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Faktor yang sedikit menghambat keleluasaan terlaksananya kegiatan adalah keterbatasan waktu yang sinkron antara pihak petani peternak dengan tim pelaksana. Kesimpulan, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini cukup positif karena dapat menambah ilmu dan pengetahuan masyarakat tentang manajemen reproduksi untuk mempercepat interval kelahiran pada ternak sapi. Korespondensi: PENDAHULUAN Ternak sapi, khususnya sapi Bali merupakan primadona komoditas peternakan bagi Indonesia karena memilki berbagai keunggulan, yaitu kemampuannya beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan, pertumbuhan relatif cepat, potensi produksi dan reproduksi yang tinggi. Plasma nutfah asli Indonesia yang berasal dari Pulau Bali ini terdapat di seluruh pelosok tanah air Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Barat [NTB]. Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah penghasil ternak sapi terbesar untuk memenuhi kebutuhan daging nasional [Gunawan et al., 2017] dan kini menjadi salah atu sentra pengembangan sapi potong, Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

108 khususnya sapi Bali dengan populasi mencapai sekitar 3,5 persen dari populasi nasional pada tahun 2006 [Winarso, 2009]. Salah satu wilayah yang memiliki populasi sapi cukup besar di Kabupaten Lombok Barat adalah Kecamatan Lingsar, yaitu lebih dari 5,5 ribu ekor. Karang Bayan adalah satu dari 15 desa di Kecamatan Lingsar dengan luas wilayah 5,7 km 2, jumlah penduduk sebanyak 5007 jiwa yang terdiri dari 2486 laki-laki dan 2581 perempuan [BPS, 2013]. Sebagian besar masyarakat di Karang Bayan memelihatra sapi dengan sistem pemeliharaan semi-intensif. Pada pemeliharaan semi-intensif, ternak dilepas atau ditambatkan di suatu bidang lahan pada pagi hingga sore hari dan pada malam hari diikat di dalam kandang dan diberikan pakan sesuai kebutuhan [Sumadiasa et al., 2018]. Sistem pemeliharaan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan reproduksi pada ternak. Masalah reproduksi ternak belum mendapatkan perhatian yang berarti oleh para peternak, sehingga jarak beranak khususnya pada ternak sapi masih cukup lama, berkisar 1,5 sampai 2 tahun. Oleh karena itu, perlu diintroduksi kepada para peternak tentang pentingnya perhatian terhadap masalah reproduksi untuk meningkatkan laju regenerasi dan produksi ternak. Secara alamiah pola dan laju reproduksi pada ternak berlangsung sangat lambat, dimana ternak betina hanya mau menerima perkawinan dari seekor pejantan apabila dalam masa birahi [Partodihardjo, 1985]. Akibatnya pertambahan jumlah ternak dari kelahiran alami [natural increasae] dalam suatu kurun waktu tertentu sangat rendah, sementara jumlah ternak yang disemblih [dikonsumsi] terus meningkat. Selain itu, adanya developmental block yang bersifat genetis dapat menghambat embrio muda berkembang ke tahap lebih lanjut baik secara in vivo maupun in vitro [Sumadiasa dan Yuliani, 2006], sehingga terjadi kegagalan reproduksi dan bertambah panjangnya interval kelahiran. Secara umum, faktor-faktor yang terkait dengan reproduktivitas ternak adalah umur dewasa kelamin atau pubertas, siklus hormonal, umur perkawinan pertama, service per conception [S/C], lama bunting, umur beranak pertama, bobot lahir, estrus post-partum, days open dan jarak beranak [calving interval]. Pada sapi Bali, umur pubertas terjadi 16,80 ± 1,73 bulan pada yang jantan dan 20,45 ± 2,81 bulan pada betina [Bakhtiar et al., 2015]. Siklus estrus terjadi hari dengan rata-rata 21 hari [Siswanto et al. [2013] dan perkawinan pertama rata-rata pada umur 20,15 ± 4,45 bulan dengan service per conception [S/C] sebesar 1,79 ± 1,03 [Haryanto et al., 2015]; atau 23,80 ± 2,25 bulan [Bakhtiar et al., 2015]. Menurut Gunawan et al. [2017], S/C dari hasil inseminasi buatan [IB] yaitu 1,39 1,46 pada sapi Bali di Techno Park Banyumulek, NTB; 1,65 ± 0,87 pada sapi Bali di Instalasi Pembibitan Pulukan, Bali [Siswanto et al., 2013]; S1,49 2 di Jayapura sebesar [Koibur, 2005]. Selain itu, yang penting diperhatikan adalah estrus dan perkawinan post-partum [setelah lahir ] atau postpartum ovarian activity dan days open [DO] atau hari-hari kosong. Secara umum sistem pemeliharaan terkait dengan pakan, kesehatan, keamanan fisik, psikis dan keselamatan ternak dan sisi reproduksinya. Namun demikan masih banyak terdapat kekurangan pada pemeliharaan ternak sapi di desa-desai, yaitu faktor reproduksi ternaknya. Kurangnya pengetahuan dan banyaknya aktivitas mencari nafkah membuat para peternak memelihara ternak dengan apa seadanya. Meski telah mengikuti progran inseminasi buatan [IB] untuk meningkatkan mutu dan jumlah produksi ternak sapi, tetapi umumnya peternak Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

109 tidak melakukan manajemen reproduksi dengan baik terutama penyapihan anak sapi secara terencana dan induksi estrus [birahi], sehingga jarak kelahiran anak sapi menjadi lama yaitu 1,5 sampai 2 tahun. Hal ini secara tidak disadari peternak telah mengalami banyak kerugian dari sisi waktu, biaya dan tenaga untuk pemeliharaan tetapi anak yang dihasilkan per fase reproduktif menjadi sangat sedikit. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dengan menerapkan manajemen reproduksi yang baik dan tepat untuk memperpendek interval kelahiran [jarak beranak]. Manajemen reproduksi merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan reproduksi dan meningkatkan produksi pada ternak, tanpa reproduksi maka tidak akan ada produksi [Tomaszewska et al., 1991]. METODE KEGIATAN Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan dengan metode partisipatif meliputi tiga tahaan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi hasil kegiatan. Persiapan kegiatan dimulai dari penentuan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan dikoordinasikan bersama antara tim pelaksana kegiatan dengan khalayak sasaran yaitu Kelompok Tani Ternak. Persiapan bahan dan materi, seperti ATK, alat transportasi dan keperluan lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah ada kepastian waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi tentang cara-cara manajemen reproduksi untuk memperpendek interval kelahiran pada ternak sapi. Materi penyuluhan yang disajikan adalah tentang ciri induk yang baik, sinkronisasi estrus atau menyerentakkan birahi, deteksi birahi, cara dan perkawinan yang tepat, penanganan kelahiran, penyapihan dan perkawinan kembali pasca kelahiran. Selanjutnya, dilakukan pembinaan praktis secara singkat contoh-contoh cara menentukan induk yang baik, cara perkawinan yang baik, deteksi kebuntingan dan penanganan kelahiran. Tahapan terakhir dalah melakukan evaluasi hasil kegiatan dengan cara melihat perubahan sikap yang dialami oleh para peserta penyuluhan. Hal ini dinilai dari antusiasme para peserta pada saat acara diskusi yang menggambarkan rasa ingin tahu dan daya serap terhadap materi yang telah disuluhkan. Melalui diskusi dapat dinilai bahwa para peserta memiliki keinginan untuk menerapkan tata-cara manajemen reproduksi, terutama untuk memperpendek interval kelahiran dari ternak mereka. Hasil evaluasi dapat mencerminkan adanya faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Melalui acara diskusi dapat diketahui, bahwa sebagian besar masyarakat bermatapencaharian pada bidang pertanian, perkebunan dan peternakan, serta sebagian kecil lainnya bergerakdi bidang industri kecil, pedagang, buruh bangunan dan pegawai negeri. Sistem pemeliharaan ternak sapi di Desa Karang Bayan rata-rata bersifat semi-intensif. Sistem pemeliharaan merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan reproduksi pada ternak. Pada pemeliharaan semi-intensif, ternak dilepas atau ditambatkan di suatu bidang lahan pada pagi hingga sore hari dan pada malam hari diikat di dalam kandang dan diberikan pakan sesuai kebutuhan [Sumadiasa et al., 2018]. Sistem pemeliharaan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

110 merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan reproduksi pada ternak. Turut campur tangan peternak dalam proses reproduksi ternak, sehingga jarak beranak pada ternak sapi cukup lama yaitu berkisar 1,5 sampai 2 tahun. Oleh karena itu, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah diintroduksi kepada para peternak tentang pentingnya perhatian terhadap manajemen reproduksi. Tanpa adanya reproduksi tidak akan ada regenerasi dan produksi ternak [Tomaszewska, 1991]. Reproduksi tidak saja penting bagi kelangsungan suatu jenis atau bangsa ternak, tetapi juga penting untuk kebutuhan konsumsi manusia yang semakin bertambah. Ternak betina hanya mau menerima perkawinan dari seekor pejantan apabila dalam masa birahi, sehingga secara alamiah pola dan laju reproduksi pada ternak berlangsung lambat [Partodihardjo, 1985]. Pertambahan jumlah ternak dari kelahiran alami [natural increasae] semakin menurun, sementara jumlah ternak yang disemblih [dikonsumsi] manusia terus meningkat. Selain itu, adanya developmental block yang bersifat genetis dapat menghambat berkembangnya embrio baik secara in vivo maupun in vitro [Sumadiasa dan Yuliani, 2006]. Oleh karena itu, perlu suatu upaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas produksi ternak dengan menerapkan manajemen reproduksi yang benar guna mempersingkat jarak beranak. Keberhasilan reproduksi merupakan indikator produktivitas seekor ternak. Hal-hal yang perlu diketahui dalam pengaruhnya terhadap kemampuan reproduksi adalah umur dewasa kelamin atau pubertas, siklus hormonal, umur perkawinan pertama, service per conception [S/C], lama bunting, umur beranak pertama, bobot lahir, estrus post-partum, days open dan jarak beranak [calving interval]. Umur pubertas merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan informasi tentang kesehatan dan pertumbuhan normal dari seekor ternak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pubertas pada ternak adalah bangsa, pakan, daerah tempat pemeliharaan, kesehatan, lingkungan sosial dan tatalaksana pemeliharaan. Pada sapi Bali, umur pubertas terjadi 16,80 ± 1,73 bulan pada yang jantan dan 20,45 ± 2,81 bulan pada betina [Bakhtiar et al., 2015]. Siklus estrus adalah jarak waktu munculnya estrus yang satu dengan estrus berikutnya. Siklus estrus yang normal menandakan bahwa ternak betina memiliki organ, saluran dan hormon reproduksi yang normal. Penundaan terhadap siklus estrus dapat berdampak pada tertundanya atau tidak terjadinya perkawinan, kebuntingan dan kelahiran anak. Hal ini berarti terjadi kegagalan reproduksi yang menyebabkan banyak kerugian dari segi waktu, tenaga dan biaya pemeliharaan. Pada ternak sapi, siklus estrus terjadi hari dengan rata-rata 21 hari [Siswanto et al. [2013]. Umur perkawinan pertama sangat penting untuk memulai atau awal produksi dari seekor ternak. Perkawinan pertama pada sapi betina dapat dilakukan pada munculnya birahi yang ketiga, dimana ternak betina dinyatakan telah mencapai dewasa tubuh untuk siap menerima dan menjaga kebuntingan, serta menjalani proses kelahiran normal. Pada sapi Bali perkawinan pertama dilakukan rata-rata pada umur 20,15 ± 4,45 bulan dengan service per conception [S/C] yaitu jumlah layanan perkawinan [konsepsi] untuk memperoleh satu kebuntingan sebesar 1,79 ± 1,03 [Haryanto et al., 2015]; 23,80 ± 2,25 [Bakhtiar et al., 2015]. Hal ini menggambarkan tingkat kesuburan sel telur dari betina mapun spermaozoa pejantan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

111 yang mengawini, dimana sekitar 48% betina memiliki S/C sebesar 1 dan 33% dengan S/C sebesar 2 [Lubis dan Sitepu, 1998], dan S/s yang normal rata-rata 1,3 dengan kisaran 1,6 2,1. Menurut Gunawan et al. [2017], S/C pada sapi Bali di Techno Park Banyumulek, NTB adalah 1,39 1,46 dengan conception rate [CR] atau persentase sapi yang berhasil bunting pada IB ke-1 sebesar 66,09 6,80%. Menurut Siswanto et al. [2013], S/C sebesar 1,65 ± 0,87 pada sapi Bali di Instalasi Pembibitan Pulukan, Bali, sedangkan di Jayapura sebesar 1,49 2 [Koibur, 2005]. Sapi Bali yang ada di Kecamatan Pemayung, Batanghari memiliki nilai CR 45 48,88% [Hoesni, 2015]. Lama bunting hari, terbanyak hari [49,3%]; hari [38,6%] Lubis dan Sitepu [1998]; 74,14 79,33% dengan calving rate sebesar 70,27 76,28% [Koibur, 2005]. Lama bunting sapi-sapi di Aceh adalah ± 279 hari hari untuk anak jantan dan 274 hari untuk anak betina [Bakhtiar et al., 2015]. Umur beranak pertama sapi Bali adalah 1104,61 ± 23,82 hari [Siswanto et al., 2013]. Bobot lahir anak sebesar 18,4 ± 1,6 kg dengan kisaran pada pedet jantan antara 10,5 22 kg atau rata-rata 18,9±1,4 kg dan pedet betina antara kg atau rata-rata 17,9 ± 1,6 kg [Prasojo et al., 2010]. Ternak sapi betina akan mengalami estrus post-partum [estrus setelah lahir ] atau postpartum ovarian activity antara hari atau hari sebesar 18,6%; hari [26,6%] dan hari [21,3%]. Frekuensi yang tinggi yaitu 54,5% pada kisaran hari [Lubis dan Sitepu, 1998]. Sementara menurut Haryanto et al. [2015], birahi pertama setelah melahirkan rata-rata 57,86 ± 55,23 hari dengan perkawinan postpartum rata-rata 66,44 ± 59,03 hari pada sapi Bali di Pringsewu; 127 ± 33,13 sapi di Aceh [Bakhtiar et al., 2015]. Jarak beranak [calving interval = CI] pada ternak sapi rata-rata 350,46 ± 27,98 hari [Siswanto et al., 2013], dimana hal ini erat kaitannya dengan kondisi ternak, tatalaksana pcinelillaman dan waktu serta teknik perkawinan. Kisaran CI antara hari dengan frekuensi terbesar antara hari [26,68%], diikuti hari [21,38%] dan hari [18,68%] [Lubis dan Sitepu, 1998]. Days open [DO] atau hari-hari kosong [periode hari sejak ternak melahirkan hingga bunting kembali] sangat menentukan angka CI ternak pada masing-masing sistem pemeliharaan. Pada pemeliharaan ekstensif tidak terjadi atau kurang adanya campur tangan manusia pada reproduksi, sehingga kemungkinan DO akan lebih panjang dibadingkan pada pemeliharaan semi-intensif. Periode DO pada sapi Bali berkisar 106 ± 25,01 130,24 ± 38,31 [Supriyantono et al., 2008]. Secara umum sistem pemeliharaan terkait dengan pakan, kesehatan, keamanan fisik, psikis dan keselamatan ternak serta sisi reproduksinya. Masalah manajemen reproduksi merupakan kekurangan pada pemeliharaan ternak sapi di desa ini. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan dan banyaknya aktivitas mencari nafkah sehingga para peternak memelihara ternak dengan apa seadanya. Meski telah mengikuti progran inseminasi buatan [IB] untuk meningkatkan mutu dan jumlah produksi ternak sapi, tetapi umumnya peternak tidak melakukan manajemen reproduksi dengan baik terutama penyapihan anak sapi secara terencana. Akibatnya adalah jarak kelahiran anak sapi menjadi lama, yaitu berkisar 1,5 sampai 2 tahun. Tanpa disadari oleh peternak, bahwa telah terjadi banyak kerugian dari sisi waktu, biaya dan tenaga untuk pemeliharaan, tetapi anak yang dihasilkan per fase reproduktif sangat sedikit. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

112 Fase reproduktif dari induk sapi berkisar 5 sampai 6 tahun yaitu mulai umur 2 sampai 8 tahun dan setelah itu reproduktivitasnya menurun. Apabila pada fase reproduktif ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan terjadi in-efisiensi. Keadaan ini juga terkait paradigma dimana memelihara ternak hanya sebagai pekerjaan sampingan atau tabungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan efisiensi dengan menerapkan manajemen reproduksi yang baik dan tepat di antaranya dengan mengatur penyapihan anak, induksi birahi dan perkawinan pasca lahir untuk memperpendek interval kelahiran [jarak beranak]. Manajemen reproduksi merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan reproduksi dan meningkatkan produksi ternak. Permasalahan atau kendala yang dihadapi masyarakat peternak adalah kurangnya pengetahuan dan informasi tentang bagaimana mengelola reproduksi dengan baik dan benar agar diperoleh anak yang banyak dalam waktu yang cepat. Masalah lainnya adalah kurangnya minat para genersi muda untuk beternak, sehingga pengelolaan ternak hanya dilakukan oleh para orang tua dengan pengetahuan seadanya. Memilih sapi calon induk mungkin mereka sudah biasa, tetapi bagaimana memanfaatkan ternak betina tersebut secara maksimal mereka tidak tahu. Ternak hanya dipelihara, dierikan makan dan minum seadanya setiap hari, bahkan tanpa berharap ternaknya akan dikawin dan akan menjadi banyak dari kelahiran anaknya, yang penting mereka masih punya ternak untuk tabungan yang sewaktu-waktu dapat dijual. Pada sisi lain, para orang tua juga sibuk mencari nafkah untuk keluarga, sehingga ternak mereka yang penting dapat makan dan minum untuk mempertahankan hidup. Ketika musim kemarau panjang tiba juga terjadi kesulitan mencari pakan ternak, sehingga tidak jarang ternak kekurangan pakan. Hal ini akan berdampak pada siklus reproduksi ternak, termasuk siklus birahi, perkawinan dan kelahiran. Solusi yang ditawarkan adalah penerapan manajemen reproduksi yang terintegrasi meliputi sinkronisasi estrus, deteksi birahi, perkawinan tepat waktu, manajemen induk bunting, pemeliharaan dan penyapihan pedet [anak] tepat waktu, serta induksi birahi dan perkawinan pasca kelahiran. Penerapan teknologi sinkronisasi estrus dapat membantu melakukan deteksi birahi lebih tepat, sehingga perkawinan dapat dilakukan tepat waktu untuk mengasilkan angka kebuntingan. Sinkronisaasi estrus juga dapat digunakan mengatur perkawinan untuk memperpendek jarak beranak dari dua periode bernak yang berurutan [Sumadiasa et al., 2004]. Setelah masyarakat mengetahui dan memahami tentang manajemen reproduksi ini, diharapkan akan terjadi pengaturan yang baik terhadap sistem reproduksi ternak mereka. Pada gilirannya, jumlah anak yang diperoleh dalam periode reproduktif akan maksimal, efisiensi reproduksi meningkat, menghemat waktu, biaya dan tenaga, serta meningkatkan pendapatan per satu satuan waktu dan per satuan unit ternak. Target luaran yang akan dihasilkan adalah publikasi ilmiah di jurnal Abdi Insani Unram, peningkatan pemahaman dan ketrampilan mitra dan brosur hasil pengabdian yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan peternak. Selain itu, akan meningkatkan populasi, produksi, pendapatan dan kesejahteraan peternak. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

113 Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini cukup positif karena dapat menambah ilmu dan pengetahuan masyarakat tentang manajemen reproduksi untuk mempercepat interval kelahiran pada ternak sapi. 2. Manajemen reproduksi untuk memperpendek jarak kelahiran pada ternak sapi berpotensi untuk diterapkan setelah masyarakat mengikuti kegiatan penyuluhan ini. Saran 1. Diperlukan pembinaan yang terus-menerus kepada masyarakat peternak agar dapat melaksanakan manajemen reproduksi dengan baik dan benar. 2. Perlu penerapan manajemen reproduksi yang terintegrasi mulai dari sinkronisasi estrus hingga perkawinan pasca kelahiran. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Mataram dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah memberi dukungan finansial untuk kegiatan pengabdian ini. DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar, Yusmadi dan Jamaliah, Kajian performans reproduksi sapi Aceh sebagai informasi dasar dalam pelestarian plasma nutfah genetik ternak local. Jurnal Ilmiah Peternakan, 3[2] : BPS Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Lingsar. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lomok Barat Gunawan M., E.M. Kaiin dan R. Ridwan, Peningkatan produktivitas sapi Bali melalui inseminasi buatan dengan sperma sexing di Techno Park Banyumulek, Nusa Tenggara Barat. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 3[2] : Haryanto D., M. Hartono dan S. Suharyati, Beberapa faktor yang memengaruhi service per conception pada sapi Bali di Kabupaten Pringsewu. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 3[3] : Hoesni F., Pengaruh keberhasilan inseminasi buatan [ib] antara sapi Bali dara dengan sapi Bali yang pernah beranak di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari, Jambi, 15[4] : Koibur J.F., Evaluasi tingkat keberiiasilan pelaksanaan program inseminasi buatan pada sapi bali di kabtjpaten jayapura. Buletin Peternakan, 29 [3] : Lubis A.M. dan P. Sitepu, Performans reproduksi sapi bali dan potensinya sebagai Breeding stock di Kecamatan Lampung Utara. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner Balai Penelitian Temak, Bogor. Partodihardjo, S., Fisiologi Reproduksi Ternak. Penerbit Mutira, Jakarta. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

114 Prasojo G., I. Arifiantini dan K. Mohamad, Korelasi Antara Lama Kebuntingan, Bobot Lahir dan Jenis Kelamin Pedet Hasil Inseminasi Buatan pada Sapi Bali. Jurnal Veteriner, 11[1] : Siswanto M., N.W. Patmawati, N.N. Trinayani, IN. Wandia dan IK. Puja, Penampilan Reproduksi Sapi Bali pada Peternakan Intensif di Instalasi Pembibitan Pulukan. Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, 1[1] : Sumadiasa IW.L., O. Januarianto dan HY. Lukman, Penerapan teknologi inseminasi buatan untuk meningkatkan mutu genetik kambing lokal dengan spermatozoa kambing peranakan Etawah [PE]. Kerjasama Fakultas Peternakan Unram dengan Dinas Peternakan Kabupaten Sampang, Madura-Jawa Timur. Sumadiasa IWL. dan E. Yuliani, Kinerja jaringan maternal dan agen krioprotektan terhadap ekspresi protein spesifik embrio kambing hasil seksing sebagai sinyal kebuntingan dini. Laporan Penelitian. Unit Pelayanan Teknis Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam [UPT-MIPA] Universitas Mataram. Sumadiasa IW.L., A. Aziz, I.P. Mantika, Burhan dan D. Supriadin, Performans reproduksi ternak sapi pada pemeliharaan ekstensif dan semi-intensif di Kecamatan Bolo kabupaten Bima. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Mataram. Supriyantono A., L. Hakim, Suyadi dan Ismudiono, Performansi sapi Bali pada tiga daerah di Provinsi Bali. Berk. Penel. Hayati, [13] : Tomaszewska M.W.; I K. Sutama; I G. Putu dan T.D. Chaniago, Reproduksi tingkah laku dan produksi ternak di Indonesia. P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Winarso B., Pengembangan ternak sapi potong dalam mendukung program pengembangan swasembada daging di Nusa Tenggara Barat. Pusat anaisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. ICASEPS Working Paper No. 98. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

115 Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Aplikasi E-Zakat untuk Pembayaran Zakat secara Online pada Staf Pengajar dan Pegawai di TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram Indria Puspitasari Lenap, Elin Erlina Sasanti, Nina Karina Karim, Nungki Kartika Sari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: Sosialisasi, Pelatihan, Aplikasi e-zakat, Pembayaran Zakat Online Abstrak: Zakat online adalah mekanisme pembayaran zakat yang dilakukan secara online seperti ATM, internet, website dan zakat provider yang memudahkan muzakki untuk menyalurkan zakatnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dalam pemanfaatan aplikasi e-zakat dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan sehingga mendorong pegawai dan staf pengajar di lingkungan TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram untuk memanfaatkan e-zakat sebagai cara praktis dalam membayar zakat melalui sistem online, khususnya zakat penghasilan mereka, karena penggunaan media online jelas memberi kemudahan dari segi waktu dan biaya. Kegiatan sosialisasi dimulai dengan pencarian informasi tentang pengetahuan peserta akan sistem pembayaran zakat menggunakan aplikasi e-zakat. Hasil menunjukkan bahwa belum ada satupun dari peserta yang pernah memanfaatkan aplikasi e-zakat dalam membayar zakatnya.kegiatan pelatihan yang dilakukan mencakup penjelasan tentang zakat dan simulasi pembayaran zakat online melalui BAZNAS dan LAZISMU. Selain itu, diajarkan juga bagaimana cara menghitung zakat khususnya zakat penghasilan baik secara manual maupun dengan memanfaatkan menu kalkulator zakat pada aplikasi yang tersedia. Secara umum, tidak ditemukan masalah yang berarti dalam pengoperasian aplikasi.hal ini dikarenakan peserta sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan memadai dalam pengoperasian sistem maupun aplikasi online.begitupun dengan perhitungan zakat, peserta sudah paham dengan cara perhitungan zakat menggunakan kalkulator zakat. Kemudahan akses dan pengetahuan peserta tentang langkah pembayaran zakat membuat proses menjadi lebih mudah. Kepastian pembayaran juga diperkuat dengan adanya kiriman konfirmasi secara otomatis baik berupa maupun sms dari lembaga ataupun organisasi pengelola zakat yang dijadikan sebagai media pembayaran zakat secara online. Korespondensi: PENDAHULUAN Zakat merupakan salah satu pilar dalam Islam yang hukumnya wajib bagi setiap muslim dan pembayarannya sesuai dengan ketentuan hukum syara.seluruh umat Islam tentunya sudah paham benar atas kewajiban membayar zakat. Data penghimpunan dan penyaluran zakat di provinsi Nusa Tenggara Barat selama tahun 2014 sampai dengan 2017 menunjukkan kenaikan setiap tahunnya. Di mana, pada tahun 2014 jumlah zakat terkumpul sebesar 4.8 miliar rupiah dan meningkat tajam di tahun 2017 menjadi 16.1 miliar rupiah. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

116 Sejalan dengan itu, penyaluran zakat di tahun 2014 sebesar 4.1 miliar rupiah dan di tahun 2017 menjadi 16.7 miliar rupiah. Hal ini tentunya menjadi prestasi tersendiri bagi BAZNAS NTB. Tabel 1.1. Data laporan penghimpunan dan penyaluran zakat BAZNAS NTB tahun Tahun Jumlah dana tersalurkan [dalam jutaan rupiah] Jumlah dana terkumpul [dalam jutaan rupiah] Dalam prakteknya, sebagian besar masyarakat melakukan pembayaran zakat dengan cara tradisional, tidak terkecuali para pegawai dan staf pengajar di TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram. Pada kenyataannya, terdapat beberapa kelemahan dari cara menyerahkan zakat langsung kepada mustahiq yaitu, kegunaan zakat terbatas hanya untuk tujuan pemenuhan kebutuhan pokok konsumtif, pembayaran zakat oleh muzakki kurang terukur, dan kemungkinan tidak tuntas. Sebaliknya bagi mustahik, penggunaan atau pemakaiannya juga tidak terarah, karena jumlah zakat yang diterima tidak tentu setiap waktunya [Yuskar, 2013]. Dari sisi keamanan, akan lebih riskan mengantarkan sejumlah uang untuk disetorkan kepada lembaga zakat. Untuk itu, akan lebih aman dan menghemat waktu serta biaya jika muzakki melakukan pembayaran secara online. Zakat online adalah mekanisme pembayaran zakat yang dilakukan secara online seperti ATM, internet, website dan zakat provider yang memudahkan muzakki untuk menyalurkan zakatnya. Di mana, cara penyerahan zakat tidak lagi melalui akad penyerahan [Aenimustafa, 2019]. Akan tetapi, perlu menjadi perhatian bagi muslim yang ingin membayar zakat secara daring atau online adalah memilih lembaga amil zakat yang terpercaya. Hal yang patut dilakukan oleh jika melakukan pembayaran secara online adalah melakukan konfirmasi ke lembaga amil zakat yang bersangkutan dan disertai dengan konfirmasi dalam bentuk pernyataan secara tertulis setelah membayar zakat ke rekening yang telah ditentukan oleh lembaga amil zakat.konfirmasi ini dimaksudkan untuk memudahkan amil mendistribusikan zakat kepada mereka yang berhak menerima zakat [ Pemanfaatan aplikasi digital sebagai media membayar zakat masih kurang populer di masyarakat termasuk bagi para pegawai dan staf pengajar di TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram, padahal penggunaan media online jelas memberi kemudahan dari segi waktu dan biaya.karena, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan segala kesibukan dan aktivitas pekerjaan, masyarakat tentunya kurang memperhatikan masalah pembayaran zakat.terlebih lagi, banyak masyarakat yang masih belum paham tentang bagaimana menghitung dan ke mana mereka menyalurkan zakatnya.termasuk para pegawai dan staf pengajar di TK/PAUD Rinjani Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

117 Universitas Mataram.Untuk itu, perlu dilakukan sosialisasi aplikasi e-zakat disertai dengan praktek penggunaannya. Saat ini, cukup banyak aplikasi zakat yang bisa digunakan untuk membayar zakat secara online. Oleh karena itu, tim pengabdian berinisiatif untuk mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi e-zakat dan mengajarkan simulasi perhitungan dan pembayaran zakat yang tersedia pada aplikasi e-zakat. Mengingat, hampir seluruh lapisan masyarakat sudah familiar dengan gadget sehingga tidak begitu sulit bagi mereka untuk menggunakan aplikasi online. Dengan diadakannya sosialisasi aplikasi e-zakat dan praktek penggunaannya, diharapkan para pegawai dan staf pengajar di TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram dapat langsung menerapkan cara pembayaran zakat online dalam menyalurkan zakat. Lebih dari itu, mereka dapat mengajak kerabat dan lingkungannya untuk dapat menggunakan aplikasi e-zakat METODE KEGIATAN Metode dan pendekatan yang digunakan untuk mencapai kompetensi sosialisasi dan pelatihan adalah metode partisipatif berbasis teknologi informasi dengan pendekatan andragogi.pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran untuk orang dewasa.komponen pembelajaran ini mencakup dua hal yaitu penyampaian materi secara searah [ceramah dan tutorial] sebesar 50% dan sesi praktik sebesar 50%. Adapun tahapan dan materi pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode ceramah, tutorial, praktik dan diskusi dengan langkah-langkah berikut ini : 1. Metode ceramah Peserta diberikan pengetahuan dan pemahaman melalui presentasi oleh pemateri serta motivasi agar memiliki kemauan untuk menggunakan aplikasi e-zakat dalam membayar zakat.metode ini dilakukan selama 1/2 jam. 2. Metode tutorial Peserta diberikan handbook yang berisi langkah-langkah perhitungan dan pembayaran zakat, serta diberikan pengarahan dan simulasi menggunakan aplikasi e-zakat dalam membayar zakat. Metode ini dilakukan selama 1/2 jam. 3. Sesi praktik Peserta mempraktikkan aplikasi e-zakat untuk menghitung dan membayar zakatnya sendiri.metode ini dilakukan selama 1 jam. 4. Metode diskusi Peserta diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi berkaitan dengan kesulitan dalam aspek pengoperasian aplikasi dan perhitungan zakat.metode ini dilakukan selama 1 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi dalam pemanfaatan aplikasi e-zakat dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan sehingga dapat mendorong para Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

118 pegawai dan staf pengajar di lingkungan TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram untuk memanfaatkan aplikasi e-zakat sebagai cara praktis dalam membayar zakat melalui sistem online, khususnya zakat penghasilan mereka. Pembayaran zakat secara online tidaklah bertentangan dengan syariat Islam. Syaikh Yusuf Al-Qardhawi menyatakan bahwa seorang pemberi zakat tidak harus menyatakan secara langsung kepada mustahik bahwa dana yang diberikan adalah zakat. Selain itu, jika seorang pemberi zakat tidak menyatakan kepada penerima zakat bahwa yang ia berikan adalah zakat, maka zakatnya tetap sah. Dengan demikian, jika pemberi zakat menyalurkan zakat secara daring atau online melalui lembaga amil zakat terpercaya maka sah dan diperbolehkan hukumnya dalam Islam. Materi disampaikan mulai dari dari sesi ceramah yang berisi sosialisasi tentang zakat dan sistem pembayaran zakat online.sesi sosialisasi ini dimulai dengan pencarian informasi tentang pengetahuan peserta akan sistem pembayaran zakat menggunakan aplikasi e-zakat. Dari informasi yang diperoleh, diambil kesimpulan bahwa seluruh peserta belum pernah sama sekali memanfaatkan aplikasi e-zakat dalam menjalankan kewajiban zakatnya. Sistem pembayaran yang selama ini dilakukan adalah dengan mendatangi secara langsung outlet zakat yang terdapat di kantor lembaga atau organisasi pengelola zakat baik milik pemerintah maupun swasta yang tentunya akan memakan waktu dan tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan memanfaatkan falisitas pembayaran zakat secara online. Pada sesi ini, seluruh peserta diberikan materi dalam bentuk power point yang mencakup penjelasan tentang zakat dan simulasi pembayaran zakat melalui lembaga zakat milik pemerintah yaitu BAZNAS dan organisasi pengelola zakat [OPZ] milik swasta yaitu LAZISMU.Kedua bentuk saluran pembayaran zakat secara online ini dipilih untuk memperkenalkan dan memberikan wawasan bagi peserta bahwa terdapat berbagai pilihan dalam pembayaran zakat secara online.secara khusus, BAZNAS memiliki beberapa platform yang dapat digunakan sebagai media pembayaran zakat.pertama, BAZNAS Platform, merupakan aplikasi digital pertama yang dikeluarkan oleh BAZNAS dan aplikasi ini dapat diunduh di App Store dan Google Play.Kedua, BAZNAS bekerjasama dengan berbagai aplikasi toko online besar di Indonesia.Kerjasama ini dilakukan dengan 18 e-commerce yang tentunya memiliki banyak konsumen.ketiga, melalui Social Media Platform. Gambar 1dan 2. Peserta mendengarkan penjelasan pemateri Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

119 Gambar 3. Salah satu slide mengenai zakat online Gambar 4. Sesi diskusi dan praktik Metode kedua yaitu berupa tutorial, di mana peserta diberikan materi yang berisi bagaimana cara menghitung zakat khususnya zakat penghasilan menggunakan kalkulator zakat baik secara manual maupun dengan memanfaatkan menu pada aplikasi yang tersedia, serta diberikan pengarahan dan simulasi menggunakan aplikasi e-zakat dalam membayar zakat. Simulasi dimulai dari langkah-langkah pembayaran zakat online menggunakan aplikasi BAZNAS dan berbagai media e-commerce yang bekerjasama dengan BAZNAS, dilanjutkan dengan aplikasi LAZISMU. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi praktik. Pada sesi ini, peserta memilih aplikasi e- zakat yang diinginkan baik melalui platform yang dimiliki BAZNAS maupun LAZISMU ataupun lembaga/organisasi pengelola zakat lain yang terpercaya untuk menghitung dan membayar zakatnya sendiri. Kemudahan akses dan pengetahuan peserta akan cara dan langkah pembayaran zakat membuat proses menjadi lebih mudah. Kepastian pembayaran juga diperkuat dengan adanya kiriman konfirmasi secara otomatis baik berupa maupun sms dari lembaga ataupun organisasi pengelola zakat yang dijadikan sebagai media pembayaran zakat secara online. Sesi terakhir yaitu diskusi, di mana para peserta diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi berkaitan dengan kesulitan dalam aspek pengoperasian aplikasi dan perhitungan zakat.namun dari pengamatan secara umum, tidak ditemukan masalah yang berarti dalam pengoperasian aplikasi.hal ini dikarenakan, para peserta sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan memadai dalam pengoperasian sistem maupun aplikasi online.begitupun dengan perhitungan zakat, para peserta sudah paham dengan cara perhitungan zakat menggunakan kalkulator zakat karena sudah disosialisasikan pada sesi sebelumnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Seluruh peserta sosialisasi dan pelatihan belum pernah sama sekali memanfaatkan aplikasi e-zakat dalam menjalankan kewajiban zakatnya. Sistem pembayaran yang selama ini dilakukan adalah dengan mendatangi secara langsung outlet zakat yang terdapat di kantor lembaga atau organisasi pengelola zakat baik milik pemerintah maupun swasta. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

120 2. Sosialisasi dan simulasi di arahkan pada proses dan langkah-langkah pembayaran zakat melalui aplikasi e-zakat beserta kalkulator zakat melalui lembaga zakat milik pemerintah yaitu BAZNAS dan organisasi pengelola zakat [OPZ] milik swasta yaitu LAZISMU. Kedua bentuk saluran pembayaran zakat secara online ini dipilih untuk memperkenalkan dan memberikan wawasan bagi peserta bahwa terdapat berbagai pilihan dalam pembayaran zakat secara online. 3. Tidak ditemukan masalah yang berarti dalam hal aspek pengoperasian aplikasi. Kemudahan akses dan pengetahuan peserta akan cara dan langkah pembayaran zakat membuat proses menjadi lebih mudah. Kepastian pembayaran juga diperkuat dengan adanya kiriman konfirmasi secara otomatis baik berupa maupun sms dari lembaga ataupun organisasi pengelola zakat yang dijadikan sebagai media pembayaran zakat secara online. Saran Lembaga dan organisasi pengelola zakat baik milik pemerintah seperti BAZNAS maupun swasta seperti LAZISMU harus berinisiatif untuk lebih giat dalam menyelesaikan permasalahan minimnya pengetahuan tentang pembayaran zakat melalui aplikasi e-zakat melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang diadakan bagi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka menyerap seluruh potensi zakat yang ada di masyarakat. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram yang telah memberi dukungan financial terhadap pengabdian ini. Serta, kepada Pembina, Kepala Sekolah, Staf Pengajar dan Pegawai TK/PAUD Rinjani Universitas Mataram atas perkenannya mengijinkan tim kami untuk melaksanakan pengabdian. DAFTAR PUSTAKA Aenimustafa. L Manajemen PKPU [IZI] Dalam Pengelolaan Zakat Online. Putra, R.J.E., N. Nasution., Yummastian Aplikasi E-Zakat Penerimaan dan Penyaluran Menggunakan Fuzzy C Means [Studi Kasus : LAZISMU Pekanbaru]. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi Digital Zone, Volume 6, Nomor 2, November 2015: Yuskar Kajian Efektivitas Pengelolaan Zakat sebagai Suatu Usaha untuk Pemberdayaan Masyarakat dan Pengentasan Kemiskinan di Kota Padang.Jurnal Kajian Akuntansi dan Auditing Vol. 8, No 1, April www. baznas.go.id www. baznasntb.or.id Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

121 Analisis Informasi Ekonomi dan Penggunaan Teknologi Informasi Pada Industri Kreatif di Jawa, Bali Dan Nusra I Made Endra Kartika Yudha*, Ida Bagus Putu Purbadharmaja Faculty Of Economics and Business, Udayana University, Jimbaran, Badung, Indonesia Kata Kunci: ketidakpastian lingkungan, akuntabilitas, tekanan eksternal, pengendalian internal, dan komitmen manajemen Abstrak: Informasi dan cara mengakses informasi merupakan hal peting dalam menentukan keputusan ekonomi. Kepemilikan informasi keuangan seperti laporan keuangan dalam sebuah perusahaan akan memberikan pengaruh terhadap pembuatan keputusan dan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan modal usaha. Semakin baik kualitas informasi keuangan dan ekonomi dari sebuah perusahaan maka dipastikan perkembangan perusahaan tersebut akan semakin baik. Apabila informasi keuangan dan ekonomi tidak lengkap maka akan terjadi masalah yang disebut asymetric information. Informasi yang tidak sempurna akan menyebabkan kesulitan bagi pemerintah untuk menentukan arah kebijakan khususnya dalam membuat kebijakan untuk mendukung perkembangan industri kreatif di Indonesia. Industri kreatif harus dikelola secara baik dan memiliki manajemen keuangan yang lengkap. Apabila perusahaan dan pelaku dalam industri kreatif tidak memiliki informasi yang sempurna maka tentu akan menyulitkan investor untuk menanamkan modalnya. Selain itu penggunaan teknologi informasi seperti internet akan menentukan kualitas informasi bagi pelaku dan perusahaan dalam industri kreatif dan konsumen barang hasil produksi dari industri kreatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik informasi laporan keuangan dan penggunaan teknologi informasi berupa internet dari setiap provinsi di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Data yang digunakan adalah data time series yang berasal dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun Data tersebut antara lain adalah data mengenai kepemilikan laporan keuangan dan data penggunaan internet oleh pelaku industri kreatif di setiap Provinsi Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Jogjakarta memiliki karakteristik yang mirip dengan memiliki kualitas penggunaan internet yang baik dan kepemilikan laporan keuangan yang baik dibandingkan daerah lain, sehingga industri kreatif di daerah ini memiliki kinerja yang baik dalam mengakses pasar dan memiliki manajemen keuangan yang baik serta minim masalah adverse selection dan moral hazard. Korespondensi: PENDAHULUAN Informasi adalah representasi dari pengetahuan, informasi juga merupakan data di dalam lingkungan yang diperoleh dari jarak sebuah rangsangan lingkungan dan fenomena, selain itu informasi juga bagian dari proses komunikasi yang berisi mengenai huruf dan data, informasi juga merupakan sumber atau komoditas [Madden, 2000]. Informasi digunakan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

122 dalam setiap lini kehidupan sebagai alat untuk membuat keputuan yang tepat. Kebutuhan akan informasi sangat tinggi untuk menentukan keputusan keputusan yang menghasilkan hasil yang efesien dan efektif. Informasi yang tidak sempurna akan menghasilkan kesalahan dalam pembuatan kebijakan atau kesalahan dalam menentukan pilihan sehingga menyebabkan kerugian yang dapat dialami baik itu pemerintah, perusahaan, dan konsumen. Informasi lengkap dan sempurna yang hanya dimiliki oleh satu pihak dan pihak lain tidak memiliki informasi disebut sebagai asymetric information. Asymetric information terjadi saat satu pihak terlibat pada proses transaksi menerima informasi yang lebih dapat dipercaya atau mendapatkan informasi yang lebih dibandingkan dengan pihak lain [Nurcholisah, 2016]. Asymetric information yang menyebabkan kesalahan menentukan pilihan disebut sebagai adverse selection. Asymetric information juga menyebabkan terjadinya moral hazard, ini berarti salah satu pihak misalnya principle tidak dapat mengawasi tindakan pihak lain misalnya agent, sehingga akan terjadi kerugian pada pihak principle [Furboton and Ricther, 1998]. Informasi penting dalam perekonomian dan kegiatan usaha serta bisnis adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang menggambarkan kondisi keuangan sebuah lembaga baik lembaga yang bersifat profit dan non-profit. Fungsi utama dari laporan keuangan untuk menyediakan informasi mengenai keadaan keuangan, kinerja keuangan, dan dari bisnis yang akan membantu pengguna laporan untuk membuat keputusan [Salehi et al, 2014]. Laporan keuangan dalam kegiatan usaha dan bisnis juga digunakan oleh bank dan investor untuk memberikan pinjaman untuk modal usaha, dan sebagai acuan bagi investor untuk menginvestasikan uang atau modalnya di sebuah usaha atau bisnis. Aktifitas publikasi informasi dari petugas investor relations [IR] dapat menurunkan masalah adverse selection yang berasal dari informasi yang tidak sempurna antara penjual dan pembeli di dalam pasar saham [Rodrigues and Galdi, 2017]. Ini menunjukkan bahwa informasi keuangan menjadi sangat penting untuk menentukan keputusan. Kepemilikan informasi keuangan menjadi sangat penting saat ini, tanpa ada informasi keuangan dalam bentuk laporan maka tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan usaha dan bisnis. Semakin besar sebuah usaha dan bisnis, maka kepemilikan laporan keuangan adalah wajib. Namun masih banyak juga usaha dan bisnis di dalam industri yang belum memiliki laporan keuangan. Ini berdampak kepada perkembangan industri tersebut. Semakin lengkap dan sempurna sebuah laporan keuangan, maka ini akan semakin baik bagi lembaga seperti bank dan non serta para investor yang akan memberikan dananya untuk dikelola oleh sebuah usaha dan bisnis. Asymetric information dalam perbankan dapat menyebabkan terjadinya adverse selection. Pada penelitian yang dilakukan oleh Crawford et al [2018], ditemukan bukti bahwa peningkatan masalah adverse selection akan menyebabkan peningkatan bunga dan standar serta menurunkan penawaran kredit. Penurunan penawaran kredit dari bank tentu akan memberikan dampak buruk terhadap perekonomian khsusunya pada sebuah industri. Informasi keuanga yang tidak lengkap dan tidak sempurna akan menyebabkan pihak bank atau investor akan kesulitan menentukan kebutuhan modal dan dana yang dibutukan untuk membuat sebuah usaha dan bisnis dapat tumbuh dengan baik. Informasi keuangan yang baik Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

123 akan memberikan gambaran kepada pihak bank atau investor mengenai keberlangsungan bisnis atau sebuah usaha di dalam industri di masa yang akan datang. Sehingga hal ini menjadi sangat penting dan urgent untuk mengembangkan sebuah industri khususnya seperti industri kreatif. Perkembangan penyebaran informasi telah semakin cepat dibandingkan beberapa dekade yang lalu. Informasi dapat tersebar dengan sangat cepat melalui teknologi informasi berupa internet. Teknologi informasi berupa internet telah menjadi sarana untuk memberikan dan mengakses informasi yang terkait dengan berbagai aspek kehidupan. Terdapat hubungan yang jelas antara kematangan ekosistem internt dan peningkatan standar hidup, bahwa kematangan internet pengalaman dari negara maju selama 15 tahun terakhir memiliki hubungan yang sangat kuat dengan peningkatan PDB dengan rata-rata $500 sepanjang periode ini, bila dibandingkan dengan masa revolusi industri, perlu 50 tahun untuk mencapai hasil yang sama di masa sama dengan pencapaian yang diakibatkan oleh internet [Maynika dan Roxburg, 2011]. Penggunaan internet telah memberikan dampak positif terutama pertumbuhan bisnis dan berbagai jenis usaha. Menurut Apăvăloaie [2004] bahwa internet telah merubah berbagai aspek kehidupan, namun lingkungan bisnis yang paling dipengaruhi dari perubahan dan perubahan yang signifikan, dimana e-busines menjadi area didalam kekuatan dari teknologi informasi tradisional yang terintergrasi dengan internet dan juga bekerja dengan visi bisnis yang baru. Hal ini menyebablan internet sudah menjadi kebutuhan primer dan tentu menjadi faktor penting dalam pengembangan usaha kecil dan menengah dalam industri termasuk dalam industri kreatif. Internet dapat menyebabkan small and medium enterprises [SMEs] menghasilkan keuntungan dari internet dengan perusahaan memotong biaya dan meningkatkan keuntungan dari peningkatan dalam komunikasi dan mengakses informasi serta serta pemasaran [Guerriero, 2015]. Internet dapat membuat SMEs merasakan dunia tanpa batas, dimana SMEs dapat berkompetisi dengan perusahaan multinasional dengan mengakses pasar yang berada di luar jangkuan [Dean et al, 2012]. Perkembangan dalam penggunaan internet tidak berarti seluruh pelaku dalam industri dapat menggunakannya dengan baik dan maksimal, namun disisi lain masih banyak juga pelaku industri khususnya dalam industri kreatif tidak mempunyai kemampuan untuk mengakses dan menggunakan internet dengan baik. Untuk itu perlu diketahui menganai karakteristik industri kreatif di Jawa, Bali dan Nusra berdasarkan kepemilikan laporan keuangan dan penggunaan internet. Sehingga diketahui bahwa daerah mana yang memiliki kondisi karakteristik dengan kepemilikan laporan keuangan paling sedikit dan penggunaan internet terendah. Sehingga dapat dibuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas tersebut, dan dapat diketahui juga daerah mana yang memiliki kinerja tinggi dan sudah memiliki manajemen keuangan yang rapi dan baik terukur dari kepemilikan laporan keuangan. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

124 METODE KEGIATAN Pada penelitian ini menggunakan data rasio penggunaan internet dan kepemilikan laporan keuangan terhadap total pelaku industri di setiap provinsi di Jawa, Bali dan Nusra pada tahun 2016, data bersumber dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Pada penelitian untuk menjelaskan karakteristik dari masing-masing daerah maka digunakan alat analisis multidimensional scaling [MDS]. multidimensional scaling [MDS] merupakan model yang berhubungan dengan variasi dari model geometri yang mendefinisikan dari hubungan alami dari representasi spasial dan teknik yang berbeda untuk mencocokan beberapa model dari data, pada teknik MDS objek yang mirip akan didekatkan pada peta multidimensi ruang yang sama, semakin dekat objek tersebut dengan objek lain pada satu peta dimensi maka semakin mirp antara satu objek dengan objek lain [Weinberg, 1991]. Ini berarti model ini berusa untuk mencari atau mengkelompokkan objek dengan karakteristik yang sama dalam satu ruang multidimensi. Model MDS yang baik adalah model yang memiliki nilai STRESS dibawah 2,5. Apabila nilai STRESS dibawah 2,5 maka model tersebut menunjukkan hubungan monoton yang terbentuk antara ketidaksamaan dengan jarak antara pasangan objek menjadi ukuran baru semakin baik dan kriteria peta persepsi yang terbentuk berarti sempurna, sehingga model layak digunakan [Putri et al, 2018]. Alat analisis ini akan membagi setiap karakteristiknya dengan 4 kuardaran. Kuardran pertama [K.I] adalah daerah yang rasio kepemilikan dan rasio penggunaan internetnya sangat rendah dan kepemilikan laporan keuangan yang rendah. Kuardaran kedua [K.II] adalah daerah yang memiliki rasio kepemilikan laporan keuangan yang tinggi namun rasio penggunaan internetnya cukup rendah. Kuardran ketiga [K.III] adalah daerah yang memiliki penggunaan rasio internet yang tinggi namun memiliki rasio kepemilikan laporan keuangan yang rendah. Kuardran empat [K.IV] adalah daerah yang memiliki kepemilikan rasio keuangan yang tinggi dan penggunaan internet yang tinggi pula. Rasio keempat merupakan rasio yang utama dalam penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN Kepemilikan laporan keuangan adalah gambaran kualitas mengenai kepemilikan informasi pada industri kreatif di Jawa, Bali, dan Nusra. Penggunaan internet adalah gambaran kemampuan industri dalam mengakses internet untuk mendapatkan informasi dan memberikan informasi kepada pembeli dan stakeholder yang berkepentingan. Kepemilikan laporan keuangan dan pengguaan internet menjadi dua indikator sebagai karakteristik industri kreatif di Jawa, Bali dan Nusra. Untuk daerah NTT dan Jatim merupakan daerah dengan karakteristik dimana daerah ini memiliki kemiripan yang samaa dengan kecenderungan kepemilikan laporan keuangan yang relatif rendah dan penggunaan internet yang rendah. NTT dan Jatim termasuk daerah yang masuk dalam kuadran satu [K.I]. Pada kuardran satu ini berarti industri pada kuardran tersebut memiliki resiko adverse selection dan moral hazard dan kinerja yang rendah untuk masuk ke dalam pasar baru karena jumlah penggunaan internet paling sedikit dibandingkan daerah lain. Untuk Jawa Tengah, Banten, dan NTB merupakan provinsi yang memiliki karateristik yang sama berada di dalam kuardran II [K.II]. Banten merupakan daerah yang memiliki laporan keuangan yang paling tinggi dibandingkan seluruh provinsi di Jawa, Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

125 Bali, dan Nusra. Ini berarti Banten memiliki resiko terjadinya moral hazard dan adverse selection yang terendah dibandingkan daerah lain, namun memiliki kelemahan berupa kekurangan penggunaan internet pada industri kreatifnya sehingga memiliki kekurangan kemampuan untuk mengakses pasar yang lebih luas dan meningkatkan ketungan. Berikut merupakan peta karakteristik industri kreatif pada masing-masing daerah. Kepemilikan Laporan Keuangan K.II K.I K.IV K.III Penggunaan Internet Gambar 1. Karakteristik Industri Kreatif pada Masing-masing Provinsi di Jawa, Bali, dan Nusra Bali merupakan wilayah yang masuk ke dalam kuardran 3. Pada kuardran ketiga [K.III], Provinsi Bali cenderung memiliki industri yang menggunakan internet lebih banyak dibandingkan Provinsi pada kuardran 1 dan 2. Namun Provinsi Bali memiliki karakeristik industri kreatif yang memiliki penggunaan internet yang tinggi namun disisi lain, jumlah laporan keuangan yang lebih sedikit dibandingkan provinsi di kuardran 2. Ini berarti pada Industri kreatif di Provinsi bali terdapat kemungkinan terjadinya masalah adverse selection dan moral hazard, dibandingkan provinsi lain di kuardran 2 dan 4. Pada industri kreati di Provinsi Bali memiliki kelebihan berupa kemampuan untuk mendapatkan pasar yang lebih besar dan luas serta mampu mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan seperti temuan Guerriero [2015] dan Dean et al [2012] pada kasus SMEs. Kelemahanya dari industri kreatif di Provinsi Bali adalah kurangnya informasi keuangan sehingga hal ini menyebabkan permasalahan kepercayaan terhadap industri kreatif di Provinsi Bali khususnya bagi investor dan bank. Semakin baik sebuah usaha memiliki laporan keuangan, maka hal ini dapat meningkatkan kepercayaan bagi investor atau pihak bank. Tentu dengan laporan keuangan yang baik akan menyebabkan akan memudahkan pihak terkait dalam mengambil keputusan. Provinsi Jawa Barat, Daerah Istimewa Jogjakarta [DIY], dan Jakarta merupakan daerah yang masuk dalam kuardran IV. Pada kuardaran IV merupakan kuardran yang dengan karakteristik yaitu memiliki kencenderungan penggunaan internet yang tinggi dan jumlah kepemilikan laporan keuangan yang lebih tinggi dibandingkan kuardran I, II, III. Pada kuardran ini, industri sudah tergolong lebih maju dan memiliki manajemen keuangan yang baik. Industri kreatif pada ketiga wilayah ini memiliki manajemen keuangan yang baik dan memiliki kualitas informasi keuangan yang tinggi dan penggunaan internet yang digunakan untuk mendapatkan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

126 informasi dan menyebarkan informasi. Pada wilayah ini, dapat dianggap yang sudah cukup maju dalam pengelolaan informasi dan keuangan. Pada wilayah ini, industri dapat dikatakan memiliki karakteristik informasi keuangan dan penggunaan internet yang baik sehingga akan mengurangi masalah advrese selection dan moral hazard. Pada wilayah ini berarti pihak bank dan investor dapat mendapatkan informasi yang baik sehingga menurunkan resiko dari masalah asymetric information. Berarti pada wilayah ini merupakan wilayah dengan kondisi industri yang maju, dimana industri kreatif dapat mengakses pasar yang lebih besar serta melakukan efesiensi biaya dan meningkatkan keutungan dan secara bersama sama mampu mengurangi masalah advrese selection dan moral hazard. Pada kurdaran empat ini industri memiliki informasi keuangan yang lengkap dan mampu mendapatkan pembiayaan dari bank atau investor secara mandiri dan profesional. Provinsi yang masih berada di Kuardran satu [I] merupakan dua provinsi yang memiliki penggunaan internet dan kepemilikan laporan keuangan yang rendah. Untuk Provinsi NTT dan Jawa Timur perlu ditingkatkan kualitas kepemilikan laporan keuangan dan penggunaan internet pada industri kreatif sehingga dapat memberikan dampak positif antara lain meningkatkan kepercayaan investor dan lembaga keuangan seperti bank atau lembaga keuangan kepada industri kreatif. Peningkatan kualitas dan jumlah laporan akan sangat berguna bagi pengambil kebijakan, investor, lembaga keuangan bank atau non-bank, atau pengguna laporan keuangan dalam peningkatan perkembangan industri kreatif. Model MDS yang baik adalah model yang memiliki beberapa kriteria tertentu yang baik antara lain memiliki nilai STRESS yang sesuai kriteria. Berikut merupakan nilai stress pada pada masing- masing kriteria. Pada tabel 1 dibawai ini merupakan nilai STRESS dari dua kreiteria yang digunakan. Tabel 1. Nilai STRESS Pada Kriteria yang Digunakan Pada Penelitian Kriteria STRESS Kepemilikan Laporan Keuangan Penggunaan Internet Sumber: Data Diolah [2019] Pada tabel 1 diatas diketahui bahwa nilai seluruh STRESS adalah Nilai ini berada lebih kecil dari 2,5. Ini berarti menunjukkan hubungan monoton yang terbentuk antara ketidaksamaan dengan jarak antara pasangan obyek menjadi ukuran baru semakin baik dan kriteria perta persepsi semakin terbentuk sempurna. Dengan kata lain model MDS sudah layak digunakan untuk mengestimasi dan menganalisa kondisi informasi keuangan dan penggeunaan teknologi informasi pada penelitian ini. Untuk lebih lanjut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas laporan keuangan seperti apa yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan industri kreatif dan kualitas penggunaan internet seperti apa yang harus digunakan untuk mendukung dan mendorong industri kreatifi di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

127 KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Jogjakarta memiliki karakteristik yang mirip dengan memiliki kualitas penggunaan internet yang baik dan kepemilikan laporan keuangan yang baik dibandingkan daerah lain. Ini berarti pada daerah ini merupakan daerah yang memiliki industri kreatif yang berkinerja tinggi karena memiliki penggunaan internet yang tingggi dan memiliki laporan keuangan yang lebih banyak dibandingkan daerah lain dan telah memiliki manajemen keuangan yang lebih baik dan rapi dibandingkan daerah yang lain. Dapat disimpulkan bahwa industri kreatif di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Jogjakarta memiliki kemampuan manajerial keuangan yang baik dan mampu secara mandiri dalam mendapatkan modal dari bank dan investor karena memiliki resiko kecil terkati masalah adverse selection dan moral hazard dibandingkan provinsi lain, ini berarti tidak perlu banyak campur tangan pemerintah untuk meningkatkan modal dari industri kreatif. Selanjutnya untuk daerah seperti Provinsi Jawa Timur dan NTT yang memiliki penggunaan internet yang rendah dan kepemilikan laporan keuangan yang rendah dibandingkan daerah lain, maka diharapkan untuk meningkatkan kualitas kecakapan penggunaan teknologi internet agar dapat mengakses pasar yang lebih luas dan meningkatkan jumlah kepemilikan laporan keuangan agar mengurangi resiko adverse selection dan moral hazard sehingga lebih memudahkan untuk mendapatkan modal baik dari lembaga keuangan atau investor, dan tentu ini harus mendaparkan perhatian khusus dari pemerintah agar memiliki kemampuan manajemen keuangan yang baik digambarkan dengan kepemilikan laporan keuangan. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan puji syukur kami ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Waça/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya, penelitian Analisis Informasi Ekonomi dan Penggunaan Teknologi Informasi Pada Industri Kreatif di Jawa, Bali Dan Nusra dapat diselesaikan. Analisis Informasi Ekonomi dan Penggunaan Teknologi Informasi Pada Industri Kreatif di Jawa, Bali Dan Nusra dimaksudkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan industri kreatif di Indonesia dan khususnya di Jawa, Bali, dan Nusra. Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan teknologi informasi berupa internet dan kepemilikan laporan keuangan dalam industri kreatif di Indonesia. Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih atas dukungan Rektor, Dekan, Wakil Dekan 1, Wakli Dekan 2, Wakil Dekan 3, Senat, Kordinator Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Binis, Universitas Udayana. Tanpa dukungan finansial dan moral maka penelitian ini tidak akan selesai pada waktunya. DAFTAR PUSTAKA Apăvăloaie, E-I The Impact Of The Internet on The Business Environment. Procedia Economics and Finance. 15: : Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

128 Crawford, G. S., Pavanini, N., And Schivardi, F Asymmetric Information and Imperfect Competition in Lending Markets. American Economic Review 2018, 108[7]: : Dean, D., et al The Internet Economy in the G-20. Report The Boston Consulting Group. : Furboton, E. G., and Richter, Rudolf Institutions and Economics Theory: The Contribution of The New Institional Economics. The University of Michigan Press. Guerriero, M The Impact of Internet Connectivity on Economic Development in Sub- Sahara Africa. EPS-PEAK Our Expertise Knowledge. 1[27].: of-internet-connectivity-on-economic-development-in-sub-saharan-africa.pdf. Madden A. D A Definition of Information. Aslib Proceedings : Maynika, J., and Roxburgh, C The Great Tranformer: The Impact of The Internet on Economics Growth and Properity. Mc Kinsey Global Institute. : tech/our-insights/the-great-transformer. Diakses pada tanggal 17 September Nurcholisah, K The Effects Of Financial Reporting Quality On Information Asymmetry And Its Impacts On Investment Efficiency. Internasional Journal Of Economics, Commerce and Management. Vol 5: : Putri, DS., Wahyunsih, S., Goejantoro, R Analisis Positioning dengan menggunakan Multidimensional Scaling Nonmetrik [Studi Kasus: Data Persepsi dan Perefensi Berdasarkan Jarak Merek Smartphone di Samarinda, Kalimantan Timur]. Jurnal EKSPONENSIAL. 9[1]: : Rodrigues, S. D. S., and Galdi, FC Investor Relation and Information Asymmetry. Revista Contabilidade & Finanças. 12 [74]: Salehi, Mahdi., Rostami, Vahab., and Hesari, Hamid The Role of Information Asymetry in Financing Methods. Spring. Managing Gobal Transition. 12[1]: : kp.si/zalozba/issn/ /12_ pdf. Weinberg, SL Methods, Plainly Speaking: An Introduction to Multidimensional Scaling. Measurment And Evaluation in Conseling and Developement. 24 [1] : ional_scaling. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

129 PELATIHAN MERANCANG MEDIA PERAGA DAN PEDOMAN OPERASIONALNYA KEPADA PARA GURU SD DI KECAMATAN GERUNG Ketut Sarjana, Maidowi, Arjudin, Hapipi FKIP, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: Merancang, media peraga, pedoman operasional Abstrak: Para guru SD di Kecamatan Gerung belum pernah merancang media peraga geometri yang disertai pedoman. Jadi masalah yang muncul adalah pengetahuan dan keterampilan para guru SD di Kecamatan Gerung untuk merancang media peraga geometri lengkap dengan pedoman operasionalnya masih kurang Disisi lain telah dilakukan penelitian tentang merancang media peraga lengkap dengan pedoman operasionalnya. Untuk itu hasil ini segera disebar luaskan guna membantu para guru khususnya di Kecamatan Gerung dalam mengatasi persoalan pembelajaran matematika. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini 1] meningkatkan pengetahuan para guru SD di Kecamatan Gerung tentang konsep dan prinsip tentang pengukuran khususnya konsep luas daerah, 2] meningkatkan keterampilan merancang media peraga geometri tentang luas daerah serta pedoman operasionalnya. Sebelum melakukan kegiatan ini para peserta diberikan pre-tes untuk melihat perubahan yang terjadi setelah kegiatan dilakukan. Kegiatan diikuti oleh 18 orang guru yang berasal dari berbagai sekolah dasar di Gugus V Kecamatan Gerung. Kegiatan pengabdian diawali dengan 1] pendalaman tentang konsep dan prinsip luas daerah utamanya parameter penentu luas daerah dengan cara presentasi, demonstrasi 2] simulasi dan praktek merancang media peraga prinsip luas dan 3] diskusi dalam kelompok kerja dan presentasi tentang media dan pedoman yang telah dirancang dan demontrasi cara penggunaaannya. Media peraga tentang luas daerah ada 6 yakni prinsip luas daerah persegi panjang, Jajaran genjang, segitiga, trapesium, layang-layang dan prinsip luas daerah lingkaran. Para guru mengikuti sangat antausia dan serius, ditunjukkan dengan adanya tanya jawab dalam diskusi, bekerja dalam kelompok. Kemudian presentasi kelompok dan tukar pandangan sampai akhir kegiatan yang ditunjukan pula melalui rekaman dokumentasi. Setelah kegiatan pengabdian dilakukan para peserta diberikan postes. Hasil pelatihan sangat efektif, ini ditunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil pretes dan post-tes. Rata-rata hasil pretes sebesar 3,9 dan rata-rata postes sebesar 7,1. Hasil uji t menunjukkan bahwa t h = 8,74 > t tab = 2,03. Besaran ini memperlihatkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh berbeda sangat meyakinkan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini juga berarti bahwa terjadi perubahan yang signifikan para guru Sekolah Dasar di Gugus V di Kecamatan Gerung setelah mengikuti kegiatan pengabdian ini. Melihat hasil yang telah diperoleh, maka kegiatan ini semestinya diperluas ke wilayah yang lain di Kecamatan yang sama atau ke wilayah yang lain di Kecamatan yang berbeda. Agar para guru SD memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang sama dalam rangka menghadapi pendidikan abad 21. Korespondensi: Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

130 PENDAHULUAN Latar Belakang Topik geometri sangatlah abstrak, sehinga wajar saja siswa sekolah dasar dalam belajar geometri mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena siswa sekolah dasar taraf berpikirnya masih konkret. Hal ini sejalan dengan Piaget yang dikutif Hudoyo menyebut bahwa siswa sekolah dasar berpikirnya masih pada taraf operasi kongkret [Herman Hudoyo, 2008:87]. Itulah sebabnya siswa dalam belajarnya disamping mendengar harus melihat dan mengalami sendiri mengenai apa yang dipelajari agar ingatan siswa lebih lama mengendap. Berkenaan dengan hal ini jika siswa sekolah dasar belajar konsep atau prinsip geometri sebaiknya dihadapkan dengan obyek atau benda yang kongkrit yang cocok. Selanjutnya obyek kongkrit ini dimanipulasi oleh anak untuk membangun konsep atau prinsip geometri yang sedang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pernyataannya Brunner dalam Nyimas Aisyah menyebut bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi bendabenda yang dirancang secara khusus dan dapat diotak atik oleh siswa di dalam memahami konsep matematika [Nyimas Aisyah:2007]. Siswa belajar dengan cara mengalami sesuai dengan motto cina yang dikutip oleh Ruseffendi yang mengatakan bahwa saya dengar maka saya lupa, saya lihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya mengerti [Ruseffendi:1998]. Inilah sebagai alasan mengapa pengajaran matematika khususnya pengajaran geometri di SD memerlukan media peraga dan bantu. Dengan media ini siswa merasa senang, termotivasi, tertarik dan bersikap positif terhadap pengajaran matematika. Disisi lain pembelajaran Geometri memaksakan harus menggunakan media, Hudoyo menyebut bahwa belajar matematika adalah proses membangun konsepkonsep dan prinsip-prinsip matematika tidak sekedar menyodorkan yang terkesan pasip dan statis, namun belajar itu harus aktif dan dinamis. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivis adalah suatu pandangan yang menyatakan bahwa didalam belajar dan mengajar dimana peserta didik harus membangun sendiri arti dari pengalamannya dan interaksi dengan orang lain. Pembelajaran yang dikolaborasikan dengan pemanfaatan alat bantu pembe-lajaran akan menjadi strategi pembelajaran yang efektif dan dapat diterima oleh siswa. Disamping itu sudah banyak tulisan yang menyebut bahwa penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika menyebabkan pempelajaran menjadi efektif. Salah satu yang diungkap oleh Brown [1970] dalam Asra menyebut bahwa media yang digunakan siswa atau guru dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar. Namun pernyataan itu belum menyebut bagaimana tata cara penggunaan media itu dapat dilakukan supaya sampai kepada tujuannya. Penelitian telah dilakukan Oleh Ketut Sarjana dkk. tentang merancang media peraga geometri dilengkapi pedoman pengunaanya pada tahun 2018 dan hasil uji coba menunjukkan bahwa media yang dirancang efektif. Hasil penelitian ini perlu disebar luaskan agar para guru memperoleh pengetahuan keterampilan yang memadai dalam mengelola pembelajaran geometri. Hal ini dimaksudkan juga untuk menepis anggapan bahwa siswa sekolah dasar dalam belajar materi geometri cukup sulit, seperti terungkap hasil survei Program for Student Asseement 2000/2001 menyatakan bahwa siswa lemah dalam geometri khususnya dalam ruang dan bentuk [ Suwaji, 2008 : 1]. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

131 Hasil observasi menunjukkan bahwa para guru sekolah dasar di Kecamatan Gerung khususnya pada gugus V dalam mengajar untuk menemukan rumus luas daerah masih menggunakan metode ekspositori dan belum memanfaatkan media peraga. Pada hal siswa dalam belajar geometri sulit untuk mencapai ketuntasan klasikal. Para guru belum pernah merancang media peraga geometri yang disertai pedoman operasionalnya, karena pengetahuaan seperti itu sangat kurang didapatkan dan kesempatan untuk mempelajari juga sangat sedikit karena berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas rutin sekolah. Para guru sangat berharap pada kegiatan KKG akan membahas hal yang serupa, tapi kenyataannya belum pernah melakukan kegiatan merancang media peraga geometri. Untuk membuat siswa SD di Gugus V Kecamatan Gerung belajar lebih bermakna dan efektif para gurunya harus menggunakan alat bantu peraga. Untuk keperluan ini para guru harus memiliki keterampilan membuat alat peraga untuk mebantu siswa memahami materi geometri yang dipelajari. Berdasarkan uraian yang terungkap seperti di atas hasil penelitian yang diperoleh sangat perlu disebarluaskan guna membantu para guru khususnya di Gugus V Kecamatan Gerung dalam mengatasi persoalan pembelajaran Geometri. Salah satu cara penyebaran imformasi tersebut yaitu mengadakan pengabdian masyarakat tentang Pelatihan Merancang Media Peraga dan Pedoman Operasionalnya Kepada Paraguru SD di Kecamatan Gerung. Rumusan Masalah Dari uraian di atas masalah yang muncul adalah para guru di Kecamatan Gerung pengetahuan dan keterampilannya untuk merancang media peraga geometri lengkap dengan pedoman operasionalnya masih rendah. Tujuan Kegiatan Pengabdian pada masyarakat Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan para guru SD di Kecamatan Gerung tentang konsep dan prinsip tentang pengukuran khususnya konsep luas daerah. 2. Meningkatkan keterampilan merancang media peraga geometri tentang luas daerah serta pedoman operasionalnya Manfaat Kegiatan Kegiatan pengabdian ini dapat memberikan manfaat : 1. Para guru SD di Kecamatan Gerung memiliki pengetahuan yang memadai tentang konsep dan prinsip luas daerah dan volume bangun ruang. 2. Para guru SD di Kecamatan Gerung terampil merancang media peraga geometri tentang luas dan volume bangun ruang lengkap dengan pedoman operasionalnya METODE KEGIATAN Seperti apa yang terungkap pada bab sebelumnya bahwa tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan merancang media peraga geometri tentang luas daerah dan volume bangun ruang di ke las tinggi. Untuk mencapi tujuan ini ada berapa kegiatan yang harus dilakukan yakni : Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

132 1. Memberikan pendalaman materi. Sebelum pendalaman materi para guru diberikan pre-test yang berisikan tentang pengertian luas daerah dan volume bangun ruang dan bagaimana mengaktualisasikan kedalam daerah persegi panjang, jajaran genjang, segitiga, trapesium, layamg-layang, daerah lingkaran. Pendalaman materi disini dimulai dari pembahasan luas daerah bangun datar dan menyampaikan cara-cara mengkon-truksi medianya melalui pendekatan luas daerah persegi panjang.. 2. Praktek dan simulasi. Pada kegiatan praktek disini para guru membuat daerah bangun datar, seperti daerah persegi panjang, jajaran genjang, segitiga, trapezium, layang-layang, belah ketupat dan daerah lingkaran dari karton atau kertas manila yang telah disiapkan. Selanjutnya daerah bangun datar yang dibuat dipotong-potong menjadi beberapa daerah tertentu. Simulasi membuat potongan yang terjadi dirangkai menjadi daerah persegi panjang. Karena menentukan rumus luas daerah didekati dari luas darah persegi panjang dan hukum kekekalan luas. Dari rancangan yang sudah disepakati dibuatkan pedoman operasionalnya. 3. Diskusi dan Presentasi. Peserta berdiskusi tentang mendesain media dan membuat pedoman opersionalnya. Pekerjaan yag telah didiskusikan dipresentasikan dan ditanggapi oleh seluruh peserta. Untuk menguji efektivitas dari kegiatan yang dilakukan digunakan uji t dan membandingan setiap daya serap tiap persoalan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengabdian Pada masyarakat Sebelum dilakukan pelatihan peserta diberikan pretes yang memeuat 9 butir soal yang terdiri dari pengetahuan tentang luas daerah dan keterampilan merancang media untuk mengembangan cara menetukan luas daerah bangun datar. Hasil pretes dituangkan pada table berikut. Tabel 1. Hasil Pre Tes peserta Pengabdian pada masyarakat.. Kunci b b d d a b d b d Nama Peserta Skor Pretes B. Seni Marhayu 5 A c d d b a d b D Munzir 5 a c d d a d d a D Denok Dwi Apriliana 4 B c d d a a a a A Muhamad Muzhari 5 B d d d a a d c C Sri Karyani 2 B c a c b a a a D Maryam 5 B a a d a a d b D Erni Riastuti 4 C b d d b b c b A Joni Hariyoto 5 A b a d a a c b D L. Saleh 2 A c d a d b c c C Saparwati 5 B b d d d a d c A Hakim Usman 3 A a c a a b b b B Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

133 Sadiman 4 B c d a c b a b C Ruslan 4 B c d c d a d a D Kurdi 5 B b a c d b c b D Wiranti 2 A b a c a a a a C Suharni 3 A b a b a b a a C Amyad 4 B c a c a b a d d Ni Made Sukri 4 b b c a a d d c A Total benar Daya serap ,6 38,9 50,0 44,4 55,6 38,9 38,9 38,9 38,9 Setelah diadakan pelatihan peserta diberikan postes. Mengenai hasil penilaian tersebut tertuang pada tabel berikut. Tabel 2. Hasil Pos tes Peserta pengabdian pada masyarakat. Skor b b d d a b d b d Nama Peserta Pretes Postes B. Seni Marhayu 5 7 b b d d B a D b d Munzir 5 8 b b d d A d D b d Denok Dwi Apriliana 4 8 b b d d A d D b d Muhamad Muzhari 5 7 a b d d A a D b d Sri Karyani 2 5 b b d d B b A a b Maryam 5 7 b a a d A b d b d Erni Riastuti 4 7 c b d d B b D b d Joni Hariyoto 5 8 b b d d A b D d d L. Saleh 2 5 b b d d D b C c c Saparwati 5 7 b b d d D a D b d Hakim Usman 3 5 b a d a A b B b b Sadiman 4 8 b b d d D b D b d Ruslan 4 7 b b d d D a D b d Kurdi 5 8 b a d d A b D b d Wiranti 2 8 b b d d A b A b d Suharni 3 7 b b a d A b A b d Amyad 4 7 b b a d A b A b d Ni Made Sukri 4 8 b b d d A d D b d Total Benar Post tes Daya Serap post tes 88,9 83,3 83,3 94,4 61,1 61,1 61,1 83,3 77,8 Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

134 Hasil uji t perbedaan rata-rata postes dan pretes tesaji pada table berikut. Tabel 3. Hasil Uji t perbedaan rata-rata Pre tes dan Postes. Rerata 3,9 7,1 P value = 0, Standart deviasi 1,11 1,06 α = 0,05 t-hitung = 8, t-tabel = 2, Pembahasan. Pelaksanaan kegiatan pada masyarakat dilaksanakan di pusat Gugus V di SD No.1. Beleke Kecamatan Gerung. Kegiatan dilaksanakan sebagai berikut : 1.1.Pendalaman materi. Sebelum pendalaman materi para guru diberikan pre-test yang berisikan tentang pengertian luas daerah dan bagaimana mengaktualisasikan kedalam daerah persegi panjang, jajaran genjang, segitiga, trapezium, layamg-layang, daerah ling-karan. Pendalaman materi disini dimulai dari pembahasan luas daerah, volume bangun ruang dan menyampaikan caracara mengkontruksi medianya melalui pendekatan luas daerah persegi panjang. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan dan terampilan awal yang dimiliki oleh para guru. Foto peserta mengikuti Pretes dan Post tes serta Pendalaman Materi. 1.2.Praktek dan simulasi. Pada kegiatan praktek disini para guru membuat daerah bangun datar dari karton atau kertas manila yang telah disiapkan. Para peserta disebar ke dalam 5 kelompok kerja yang Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

135 masing-masing bekerja menentukan rumus luas daerah. Ada 5 daerah bangun datar yang dimaksud adalah daerah persegi panjang, jajaran genjang, segitiga, trapesium, layang-layang, dan daerah lingkaran yang akan dicari rumus luasnya. Selanjutnya peserta melakukan simulasi memotong daerah bangun datar menjadi beberapa potongan daerah tertentu. Selanjutnya potongan-potongan yang terjadi dirangkai menjadi daerah persegi panjang. Karena menentukan rumus luas daerah didekati dari luas darah persegi panjang dan hukum kekekalan luas. Foto kegiatan Peserta Praktek dan Simulasi 1.3. Diskusi dan presentasi. Peserta pelatihan dibagi menjadi 5 kelompok kerja. Setiap kelompok mendapatkan tugas sesuai dengan 5 topik bahasan yaitu menentukan rumus luas daerah persegipanjang, Jajaran genjang, Segitiga, Trapesium, Layang-layang dan Luas daerah Lingkaran. Di dalam kelompok peserta berdiskusi, menemukan cara memotong yang paling efesien agar daeran bangun datar yang dipotong dengan mudah dapat dirangkai menjadi daerah persegi panjang. Dari rancangan yang sudah disepakati peserta berdiskusi untuk membuat pedoman operasionalnya. Pedoman operasional menyangkut tentang langkah-langkah pengunaan alat. Penggunaan alat dimulai dari menggali prasyarat, merangkai bangun datar, membuat perhitungan dan membuat hubungan antara besaran yang diperoleh dan membuat kesimpulan. Hasil diskusi dipresentasikan dengan cara menempel pada stereoform yang telah disediakan, sedangkan untuk pedoman operasional dibahas setiap langkah penggunaaan media. Selanjutnya pekerjaan tiap kelompok dipresentasikan pada kelompok besar untuk mendaptkan tanggapan dari peserta kelompok yang lain dan penegasan dari tim pengabdian. Foto Kegiatan Diskusi dan Presentasi Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

136 Para guru mengikuti sangat antausia dan serius, ditunjukkan dengan adanya tanya jawab dalam diskusi, bekerja dalam kelompok. Kemudian presentasi kelompok dan tukar pandangan secara klasikal sampai akhir kegiatan yang ditunjukan pula melalui rekaman dokumentasi. Setelah kegiatan pengabdian dilakukan para peserta diberikan postes. Foto Kegiatan Penguatan secara Klasikal Hasil pelatihan sangat efektif, ini ditunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil pretes dan post-tes. Rata-rata hasil pretes sebesar 3,9 dan rata-rata postes sebesar 7,1. Hasil uji t menunjukkan bahwa th = 8,74 > ttab = 2,03. Besaran ini memperlihatkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh berbeda sangat meyakinkan pada taraf signifikansi 5%. Disisi lain daya serap tiap persoalan meningkat secara tajam dari pretes dan postes. Seperti persoalan tentang konsep luas yaitu soal nomo1 daya serap pre tes 55, 6 % menjadi 88,9 % pada postes dan soal nomor 2 daya serapnya dari 38,9 % menjadi 88,3 %. Soal nomor 3 sampai nomor 9 merupakan keterampilan merancang model luas daerah juga meningkat secara tajam seperti terlihat pada table 1 dan table 2. Hal ini juga berarti bahwa terjadi perubahan yang signifikan para guru Sekolah Dasar di Gugus V di Kecamatan Gerung setelah mengikuti kegiatan pengabdian ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat yang telah dilakukan ternyata sangat efektif yakni terjadi perubahan kearah perbaikan yang signifikan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya perbedaan rerata pretes sebesar 3,9 dan rerata postes sebesar 7,1. Setelah diuji dengan uji t ternyata th = 8,74 > ttab = 2,03 pada taraf signifikasi 5 %. Ini berarti pula bahwa pengetahuan tentang luas daerah bangun datar dan keterampilan merancang media dan pedoman operasionalnya para guru di Gugus V kecamatan Gerung meningkat secara meyakinkan yang ditunjukkan oleh perubahan rerata tersebut. Saran 1. Hasil pengabdian ini memberikan kontribusi yang memadai bagi para guru SD di Gugud V Kecamatan Gerung. Disisi lain para guru SD di daerah Gerung dan di luar Gerung sangat berminat untuk mengikuti kegiatan serupa, untuk itu diharapkan pelatihan ini diperluas dalam rangka memperkuat pelaksanaan kurikulum Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

137 2. Para pemerhati pendidikan turut serta mengambil peran untuk mewujudkan kegiatan ini untuk mengantisipasi pembelajaran matematika abad 21. UCAPAN TERIMA KASIH Kegiatan ini terselenggara dengan baik dan dapat selesai sesuai dengan waktu yang dinginkan. Untuk itu pada kesempatan ini Tim Pengabdian pada masyarakat mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Rektor UNRAM yang telah mendanai kegiatan ini. 2. Bapak Ketua LPPM UNRAM atas segala bantuannya sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan. 3. Bapak-bapak guru SD di Gugus V atas partisipasinya, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, N, dkk Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Asra, Deni Darmawan, Cepi Riana Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasioanal. Jakarta. Hudoyo, H [2008]. Pengembangan Kurikulum Matematika di depan Kelas, Usaha Nasional Surabaya. Russefendi ET [ 1996]. Pendidikan Matematika III Modul 1-9, Depdikbud, Proyek Tenaga Kependidikan, Jakarta. Sarjana Ketut, Sridana Nyoman, M. Turmuji [2018]. Desain Media Peraga dan Bantu Pembelajaran Geometri bagi siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi, Hasil Penelitian yang dibiayai dari dana PNBP UNRAM Suwaji, Untung Trisna. [2008]. Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan Alternatif pemecahannya. Yogyakarta : P4TK Matematika. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

138 PENAMPILAN GENOTIPE JAGUNG UNGGUL DALAM BERBAGAI SISTEM PENGEMBANGAN AGROTEKNOLOGI DI PULAU LOMBOK NUSA TENGGARA BARAT I Wayan Sutresna Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: Paket teknologi, tanaman jagung Abstrak: Di NTB jagung merupakan komuditas unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan, dengan membuat terobosan pencanangan program satu juta ton jagung [Prosta Tanjung] sebagai penunjang program bumi sejuta sapi. Kendala utama yang dihadapi adalah penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas dan kurang menggunakan benih yang bermutu serta adanya interaksi lingkungan dengan varietas yang sangat menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan beradaptasi genotipe/varietas tanaman pada berbagai lingkungan tumbuh [Paket teknologi] terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan di lapangan, dan pendekatan partisipasi aktif bersama petani [On farm]. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perakuan paket teknonologi dengan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penampilan genotipe jagung unggul pada t1 dan t4 menunjukan pertumbuhan dan daya hasil yang sama serta lebih tinggi dibandingkan dengan t2 dan t3. Secara berurutan yaitu [133, 16; 125,67; 90,97; dan 51,29] gr/tanaman. Korespondensi: PENDAHULUAN Pengertian ketahanan pangan berdasarkan UU 7/1996 tentang pangan adalah terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Hal ini mengisyaratkan pentingnya teknologi dalam mengatasi kelaparan dan kemiskinan. Penemuan varietas unggul padi dan jagung yang berdaya hasil tinggi, umur genjah, respon pemupukan, tahan kekeringan dan toleran terhadap hama dan penyakit telah mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi produksi, ketercukupan dan keterjangkauan pangan secara dramatis. Demi keberlanjutanya maka kajian terhadap paket teknologi selalu dikembangkan khususnya tanaman jagung. Propinsi Nusa Tenggara Barat yang terdiri atas dua pulau yaitu P. Lombok dan P. Sumbawa, memiliki lahan kritis/kering seluas ,47 hektar yang merupakan 23,79 % dari keseluruhan lahan di NTB, selain kawasan hutan [Bappeda Tk.I NTB,1990] Menurut Dinas Pertanian NTB [2008], bahwa selain beras ternyata jagung merupakan komuditas yang sangat potensial untuk dikembangkan di wilayah lahan kering. Untuk dapat memanfaatkan peluang ini maka pemerintah NTB telah membuat terobosan dengan mencanangkan program satu juta ton jagung [ PROSTA TANJUNG ]. Hal ini juga dilakukan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

139 sejalan dengan program pemerintah untuk mengeksport 1,2 juta ton jagung sebagai penunjang program unggulan PIJAR [Sapi, Jagung dan Rumput Laut]. Luas panen jagung di NTB pada tahun 2006 seluas ha dengan produktifitas 2,56 ton/ha [BPS, NTB, 2007]. Masih lebih rendah dibanding produktifitas nasional rata-rata sebesar 3,47 ton/ha. Hasil penelitian Balai Penelitian Serealia yang memadukan varietas unggul bermutu, baik bersari bebas maupun hibrida dengan introduksi teknologi inovatif dapat mencapai produktifitas sebesar 7-9 ton/ha [Saenong dan Subandi, 2002]. Sementara hasil yang diperoleh petani dengan penerapan paket teknologi rekomendasi dapat mencapai hasil 5-6 ton/ha [Wahid., dkk, 2001]. Kesenjangan hasil yang relative tinggi ini disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas, dan umumnya belum menggunakan benih bermutu dari varietas unggul, pemupukan tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman, demikian juga dengan kerapatan populasi tanam serta penangan pasca panen yang masih sederhana. Dalam upaya untuk memenuhi permintaan jagung, sangat dibutuhkan teknologi usahatani yang dapat meningkatkan produktifitas dan produksi serta layak untuk direkomersilkan. Salah satu cara peningkatan produktivitas jagung adalah dengan menghasilkan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan adaptif dengan lingkungan. Faktor lingkungan, varietas/genotype serta interaksinya menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman. Hal ini menyebabkan suatu verietas menunjukkan hasil yang tinggi disuatu tempat, tetapi kurang baik ditempat yang lain. Oleh karena itu sertifikasi lingkungan berdasarkan factor lingkungan makro seperti kesuburan tanah, ketinggian tempat atau iklim dapat secara efektif mengurangi interaksi varietas dengan lingkungan. Dan usaha perakitan varietas lebih mudah dilakukan dari pada merubah factor lingkungan yang ada [Allard dan Bradshaw, 1984]. Selain itu varietas hasil rakitan akan lebih mudah diadopsi oleh petani. Oleh karena itu pemuliaan tanaman atau lembaga yang terkait dituntut untuk selalu dapat menghasilkan varietas unggul baru agar dapat menambah bahan pemilihan bagi petani dan sekaligus menambah bahan keragaman genetic di lapangan. Varietas yang berdaya hasil tinggi, berumur genjah, tahan hama dan penyakit serta stabil terhadap keragaman lingkungan merupakan sasaran yang ingin dicapai. Sutresna [2007], melaporkan bahwa telah dihasilkan satu populasi baru tanaman jagung [C3] yang berdaya hasil dan brangkasan segar tinggi, umur genjah serta mampu beradaptasi pada lahan kering di Pulau Lombok, namun potensi hasil yang sesungguhnya belum maksimal karena belum mendapat sentuhan teknologi budidaya yang memadai. Dilain pihak penemuan beberapa jenis jagung hibrida masih banyak yang tidak toleran terhadap cekaman kekeringan. Oleh karena itu untuk mendapat varietas atau calon varietas unggul jagung yang adaptif dan berproduksi tinggi di lahan kering NTB perlu diadakan pengujian. Sampai saat ini telah banyak kultivar atau varietas baru hasil rakitan, hasil seleksi baik hibrida maupun bersari bebas atau hasil introduksi yang diharapkan mampu tumbuh dan berproduksi tinggi, baik dilingkungan yang menguntungkan maupun lingkungan yang mencekam. Dengan kata lain, varietas yang dihasilkan mempunyai daya adaptasi luas. Dilain pihak, pemulia tanaman mulai mengarahkan kegiatanya pada penemuan genotype spesifik lokasi atau agroekosistem. Hal ini dimaksudkan dengan genotype spesifik lokasi, Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

140 kehilangan hasil akibat ketidak sesuaian agroekosistem dapat dihindarkan [Harahap dan Silitonga, 1989] Tanaman jagung untuk dapat tumbuh dengan baik, disamping memerlukan syarat tumbuh yang baik juga memerlukan asupan teknologi yang memadai seperti: pegolahan tanah, pengaturan jarak tanam, pemupukan, pengairan serta pengendalian hama dan penyakit serta gulma. Kemampuan tanaman untuk menampilkan hasil biji yang maksimal pada kondisi lingkunangan yang berbeda menunjukkan bahwa tanaman tersebut mempunyai daya adaptasi yang baik. Adanya variasi hasil pada berbagai genotype tanaman pada berbagai lingkungan tertentu memerlukan pemahaman terhadap factor penyebabnya terutama pada fase vegetatif, fase reproduktif dan pengisian biji. Oleh karena itu penelitian kearah itu telah dilakukan di Pulau Lombok khususnya di Lombok Barat METODE KEGIATAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan di lapangan, dan pendekatan partisipasi aktif bersama petani [On farm] Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas Perlakuan Paket Teknologi [T] yaitu: Petak Terbagi [Split Plot Design] yang terdiri atas dua factor. Sebagai Petak Utama adalah Paket teknologi sebagai lingkungan tumbuh [T] yang terdiri atas 3 aras yaitu: t1: Paket teknologi yaitu: Pupuk Organik 15 t/ha + Pupuk Urea 200 kg/ha + Pupuk Posnka 250 kg/ha, Varietas Lamuru dengan Jarak tanam [35x35] x 100 cm t2: Paket teknologi yaitu: Pupuk Organik 15 t/ha + Pupuk Urea 200 kg/ha, Populasi C3 dengan Jarak tanam [70x20] cm t3: Paket teknologi yaitu: Pupuk Organik 15 t/ha + Pupuk Urea 200 kg/ha, Kultivar Lokal Bima dengan Jarak tanam [70x20] cm t4: Paket teknologi yaitu Pupuk Organik 15 t/ha + Pupuk Urea 200 kg/ha + Pupuk NPK ponska 250 kg/ha, Varietas Sukmaraga, Jarak tanam [40x30]x60] cm Percobaan ini dilaksanakan di Kecamatan Gerung, dilaksanakan pada lahan berpengaian setengah tekhnis [MK.II] sentral produksi jagung, mulai bulan Juli-Oktober 2018 Sebelum benih ditanam, terlebih dahulu diperlakukan dengan Saromyl 35 SD dengan dosis 5 g/kg benih. Perlakuanya dilakukan secara terpisah antar varietas agar tidak tercampur satu dengan yang lain. Lahan yang digunakan dibajak dan digaru sebanyak satu kali kemudian diratakan. Selanjutnya dibuat plot sebanyak 24 masing-masing ber ukuran [6 x 10] m. yang terbagi dalam 6 blok, jarak antar blok 1 m dan jarak antar plot 0,5 m. Pada masing-masing plot ditempatkan 4 paket teknologi secara acak.. Penanaman dilakukan dengan cara tugal sedalam kurang lebih 5 cm. Setiap lubang tugal diisi 3 biji dan pada umur hari dilakukan penjarangan dengan menyisakan 1 tanaman per lubang yang pertumbuhanya lebih baik. Pemupukan organik [pupuk kandang] sebelum diberikan terlebih dahulu dikomposkan dan diberikan sebagai penutup benih Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

141 pada saat tanam sesuai dengan dosis perlakuan dalam paket, demikian juga dengan pupuk anorganik Urea dan Ponska diberikan 7 hari setelah tanam. Pupuk Urea diberikan ½ bagian dan sisanya diberikan pada umur 21 hari setelah tanam. Penyiangan dan pembumbunnan dilakukan 21 hari setelah tanam, sedangkan pengairan bersumber pada sisa air yang tersedia pada penenaman sebelumnya. Panen jagung dilakukan apabila 85% dari tanaman jagung untuk setiap perlakuan telah memenuhi kriteria panen, yaitu daun dan kelobot telah kering dan apabila biji dipijit tidak berbekas. Jagung yang telah dipanen dikupas kelobotnya dan dikeringkan selanjutnya dipipil. Pengamatan dilakukan terhadap karakter pertumbuhan [karakter morfologi: kapasitas fofosintesis dan efisiensi fotosintesis]; komponen hasil dan hasil tanaman Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis ragam pada taraf nyata 5%. Apabila perlakuan berbeda nyata dilakukan uji Beda Nyata Jujur pada taraf yang sama. Perhitungan menggunakan perangkat lunak program SAS. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis keragaman [Anova] dengan taraf nyata 5% pada Tabel 1 menunjukkan bahwa ada perbedaan antar pengaruh perlakuan paket teknologi budidaya terhadap karakter pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Untuk mengatahui perlakuan yang berbeda dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ pada taraf nyata yang sama. Tabel 1. Rangkuman Kuadrat Tengah Seluruh Karakter yang diamati Berdasarkan Analisis Keragaman [Anova] No Karakter yang di amati Tinggi tanaman [cm] Jumlah daun [helai] Panjang daun [cm] Lebar daun [cm] Diameter batang [cm] Umur keluar malai [hst] Umur keluar rambut tongkol [hst] Umur panen [hst] Panjang tongkol [cm] Diameter tongkol [cm] Berat 100 biji kering pipil [g] Berat biji kering pipil [g/tan] Kuadrat Tengah Perlakuan Blok Galat 3069,65 ** 10,243 ** 37,315 ** 2,660 ** 0,146 ** 29,819 ** 0,253 ** 815,375 ** 5,629 * 1,729 ** 165,834 ** 26592,51 ** 171,334 ns 0,164 ns 5,234 ns 0,278 ns 0,013 * 0,342 ns 0,242 ns 0,543 ns 0,350 ns 0,031 ns 1,885 ns 115,851 ns Keterangan : ns = tidak berbeda nyata ; * = berbeda nyata ; ** = sangat berbeda nyata 138,245 0,233 1,983 0,180 0,003 0,253 0,219 0,208 0,608 0,028 1, ,861 Berdasarkan tersebut di atas [Tabel 1], dapat dilihat bahwa pengaruh blok atau kelompok hanya berbeda nyata pada diameter batang dan tidak berbeda nyata pada variabel lain yang diamati. Adapun pengaruh perlakuan berbeda nyata terhadap panjang tongkol dan sangat berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, diameter batang, umur keluar malai, umur keluar rambut tongkol, umur panen, diameter tongkol, berat Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

142 100 biji kering pipil, dan berat biji kering pipil per tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan paket teknologi budidaya memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Tabel 2. Hasil Analisis Uji Lanjut BNJ pada Taraf Nyata 5% Seluruh Karakter yang diamati No Karakter yang Perlakuan Nilai diamati T 1 T 2 T 3 T 4 BNJ 5% ,2ab 15,75bc 204,15ab 14,6ab 202,6a 13,783a 245,383b 16,767c 41,569 1, ,833b 92,792a 95,433ab 98,167b 4, ,192b 8,267ab 7,567a 8,383ab 1, ,113c 1,766a 1,821ab 1,972bc 0,204 54,67c 50,33ab 49,5a 53,33c 1, ,50c 53,3b 51,833a 54,67bc 1, Tinggi tanaman [cm] Jumlah daun [helai] Panjang daun [cm] Lebar daun [cm] Diameter batang [cm] Umur keluar malai [hst] Umur keluar rambut tongkol [hst] Umur panen [hst] Panjang tongkol [cm] Diameter tongkol [cm]berat 100 biji kering pipil [g] Berat biji kering pipil [g/tan] 102,50d 15,956a 7,682b 32,77c 133,163c 82,50b 15,144a 7,115b 27,295b 90,975b 80,333a 14,057a 6,392a 20,849a 51,290a 100,50c 16,206a 7,256b 30,921bc 125,665c 1,614 2,756 0,594 4,854 48,460 Keterangan ; Angka pada baris yang sama diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata, dan angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji BNJ dengan taraf nyata 5%. Analisis uji lanjut BNJ dengan taraf nyata 5% pada Tabel 2, menunjukkan bahwa perlakuan T3 dan T4 menunjukkan berbedaan nyata terhadap karakter tinggi tanaman, jumlah daun, umur keluar malai, umur keluar rambut tongkol, umur panen, diameter tingkol berat 100 biji kering pipil, dan berat biji kering pipil per tanaman. Selanjutnya pada karakter umur panen, semua perlakuan [T1, T2, T3 dan T4] menujukkan berbeda nyata, dan sebaliknya pada karakter panjang tongkol semua perlakuan [T1, T2, T3 dan T4] menunjukkan tidak berbeda nyata. Pada perlakuan paket teknologi budidaya T1 dan T4 secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap hasil tanaman jagung, namun menunjukkan berbeda nyata dengan perlakuan T 2 dan T 3. Dapat dilihat dari analisis uji lanjut BNJ taraf nyata 5% terhadap karakter berat kering pipil [g/tan]. Hal ini didukung oleh nilai rata-rata yang diperoleh pada karakter jumlah daun, diameter batang, umur keluar malai, umur keluar rambut tongkol, dan berat 100 biji kering pipil. Dapat dilihat pada Grafik Histogram pengaruh perlakuan teknologi budidaya tanaman jagung terhadap hasil biji kering pipil [g/tan] disajikan pada Gambar 1, sebagai berikut: Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

143 Berat Biji Kering Pipil [gr/tan]; Berat Biji Kering Pipil [gr/tan]; 133,16 Berat Biji Kering Pipil [g/tan] Berat Biji Kering Pipil [gr/tan]; ; 90,975 Berat Biji Kering Pipil [gr/tan]; ; 125,665 Berat Biji Kering Pipil [gr/tan]; ; 51,29 Gambar 1: Histogram Berat Biji Kering Pipil [gr/tan] Pembahasan Pengaruh perlakuan paket teknologi budidaya terhadap karakter pertumbuhan tanaman jagung dapat pada dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari beberapa karakter yang diamati seperti tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun dan diameter batang. Sementara komponen hasil dan hasil tanaman jagung dapat dilihat dari karakter panjang tongkol, diameter tongkol, berat 100 biji dan berat biji kering pipil per tanaman. Hasil analisis ragam [Anova] menunjukkan bahwa penerapan paket teknologi budidaya memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap karakter pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Adanya perbedaan hasil dari setiap genotipe yang dicobakan disebabkan karena adanya perbedaan susunan genetik serta faktor lingkungan tumbuh. Perbedaan genetik ini mengakibatkan setiap varietas memiliki ciri dan sifat khusus yang berbeda satu sama lain sehingga menunjukkan keragaman penampilan. Begitupula dengan lingkungan tumbuh suatu tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan maupun hasil produksi tanaman. Tanaman dengan lingkungan tumbuh yang baik seperti tercukupinya unsur hara yang tersedia di dalam tanah sebagai makanan bagi tanaman tersebut, maka akan memberikan hasil yang optimal pula bagi tanaman baik dari segi pertumbuhan dan hasil produksinya. Penambahan pupuk organik dan pengaturan jarak tanam juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil produksi suatu tanaman. Sebagaimana pernyataan Sutresna [2016], dengan penambahan pupuk organik [15-20] ton/ha. disertai pengaturan serta variasi kerapatan tanam dari [20x70] cm menjadi [35x35] x70 cm [sistem jajar penganten] dapat memperbaiki tinggi tanaman, bobot brangkasan segar, bobot 100 butir biji kering, panjang tongkol, diameter tongkol dan bobot hasil biji kering pipil. Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh pada percobaan yang telah dilakukan. Perlakuan T1 dan T4 dengan jarak tanam yang lebih rapat yaitu masing-masing berukuran [35 x 35] x 100] cm dan [40 x 30] x 60] cm, menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengaturan jarak tanam biasa seperti pada perlakuan T2 [70 x 20] cm dan T3 [70 x 20]. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

144 Jarak tanam merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi pada tanaman jagung karena jagung dipengaruhi oleh jumlah tanaman pada kestuan luas. Dengan pengaturan sistem jarak tanam yang lebih sempit akan meningkatkan produksi per satuan luas lahan. Pada percobaan yang telah dilakukan, diperoleh jumlah populasi tanaman tertinggi yaitu pada perlakuan paket T4 sebayak 177 tanaman per plot. Sehingga jika dikonversikan berat biji kering pipil [g/tan] sebesar 125,665 g/tan setara dengan 17,4 ton/ha. Namun, kerapatan tanam harus diatur dengan jarak tanam optimal sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman, mudah dalam melakukan pemeliharaan serta mengurangi biaya. Kerapatan tanaman mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman, terutama karena koefisien penggunaan cahaya. Jarak tanam yang terlalu rapat dapat mengurangi cahaya yang diterima oleh tanaman, sehingga dapat berpengaruh terhadap fotosintesis karena terjadi kompetisi dalam penggunaan cahaya dan dapat berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman. Salisbury dan Ross [1991] menyatakan kapasitas fotosintesis meningkat dengan bertambahnya jumlah daun pada tanaman jagung. Terjadinya perbedaan hasil dari setiap genotipe yang diuji, selain dipengaruhi oleh varietas juga dipengaruhi oleh jarak tanam yang digunakan. Selain dipengaruhi oleh penambahan pupuk organik dan pengaturan jarak tanam, tinggi rendahnya biji yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh cocok tidaknya genotipe yang digunakan tersebut dengan kondisi penanaman. Mengingat masing-masing genotipe memiliki susunan gen yang berbeda dan memiliki sifat spesifik terhadap [lingkungan tumbuh]. Oleh karena itu pemilihan genotipe merupakan salah satu faktor sangat penting dalam menentukan keberhasilan budidaya tanaman jagung. Varietas jagung komposit atau bersari bebas dapat memberikan hasil yang maksimal jika unsur hara yang diperlukan tanaman terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pengelolaan hara spesifik lokasi dapat menyediakan hara untuk tanaman secara tepat baik jumlah, jenis, maupun waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman dan kapasitas lahan dalam menyediakan hara bagi tanaman [Sirrapa dan Razak, 2010]. Pertumbuhan tanaman, komponen hasil dan hasil jagung yang lebih baik pada varietas unggul disebabkan oleh faktor genetik, dengan demikian proses fisiologis [fotosintesis] tanaman akan meningkat [Pesireron dan Senewe, 2011]. Penggunaan varietas unggul, pemupukan dan pengelolaan budidaya yang tepat dapat meningkatkan produktivitas tanaman jagung. Hal ini dilaporkan dalam penelitian yang dilakukan Balai Penelitian Tanaman Serealia pada lahan kering dengan menerapkan komponen teknologi budidaya pada jagung, produksi Varietas Lamuru mencapai 6 6,5 ton/ha, Varietas Sukmaraga pada lahan kering masam mencapai 5,5-6 ton/ha, dan pada lahan sawah tadah hujan Varietas Lamuru dan Srikandi Kuning memberikan hasil sekitar 6-7 ton/ha.. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

145 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: Penampilan genotipe jagung unggul pada t1 dan t4 menunjukan pertumbuhan dan daya hasil yang sama serta lebih tinggi dibandingkan dengan t2 dan t3. Secara berurutan yaitu [133, 16; 125,67; 90,97; dan 51,29] gr/tanaman. Saran Penggunaan varietas jagung unggul Lamuru dapat dipertimbangkan untuk diterapakan pada penggunaan pupuk kandang 15 t/ha, pupuk urea 200 kg/ha, pupuk NPK Phonska 250 kg/ha, jarak tanam [40x30]x60] cm] dan Varietas Sukmaraga, dengan pupuk kandang 15 t/ha, pupuk urea 200 kg/ha, pupuk NPK Phonska 250 kg/ha, jarak tanam [35x35]x100] cm] di Lombok Barat pada MK. II. DAFTAR PUSTAKA Allard, R.W. and Bradshaw Implication of Genotipe x Enveroment Interaction in Applied Plant Beeding. Crop. Sci. 4 : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Data Pokok Pembangunan NTB Biro Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi NTB Pesireron M. dan Senewe R.E Varietas/Galur Jagung Komposit Dan Hibrida Pada Agroekosistem Lahan Kering Di Maluku. Agrotrip Vol 7[2] : Saenong dan Subandi Konsep PTT pada Tanaman Jagung. Makalah disampaikan pada Pembinaan Teknis dan Mangemen PTT Palawija di Balitkabi, Malang Sutresna, I W Seleksi Simultan pada Populasi Jagung untuk Mendapatkan Daya Hasil Tinggi dan Berumur Genjah pada Lahan Kering di NTB. Laporan Penelitian [KKP3T] Sutresna, I W. I Gusti Putu Muliartha Aryana, I Gde Eka Putra Gunartha Evaluasi Genotipe Jagung [Zea Mays L.] Unggul Pada Lingkungan Tumbuh Dengan Perbaikan Teknologi Budidaya. Jurnal Seminar Nasional. Hal Wahid, P. Irsal Las dan Kusomo Dwijanto Konsep Dasar Pengembangan Lahan Kering Berwawasan Lingkungan di Kawasan Timur Indonesia. Makalah disampaikan pada Lokakarya Status dan PengembangannLahan Kering di Indonesia, Mataram. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

146 PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DAN CONTEXTUAL LEARNING DALAM K-13 I Nyoman Karma, Awal Nur Kholifatur Rosyidah*, Ida Ermiana, Nurul kemala Dewi, Siti Istiningsih, Abdul Kadir Jaelani Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: perangkat pembelajaran, matematika, SD, saintific approach, contextual learning Abstrak: Perangkat pembelajaran penting untuk disusun berdasarkan analisis kebutuhan dengan mengedepankan aktivitas belajar siswa. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan pendampingan bagi guru SD Gugus V kota Madya Mataram untuk merancang, menyusun perangkat pembelajaran [RPP dan LKS] matematika K-13 berbasis saintific approach dan contextual learning serta pelatihan praktik simulasi ke dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu 1] Sosialisasi kegiatan; 2] Penjelasan perangkat pembelajaran matematika SD [RPP dan LKS] dalam K-13; 3] Penjelasan scientific approach dan contextual learning; 4] Pendampingan penyusunan RPP matematika SD K- 13 dan LKS berbasis scientific approach dan contextual learning; 5] Praktik simulasi perangkat pembelajaran matematika; 6] Diskusi dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dengan cara memberikan refleksi atau pendapat guru terhadap sistematika komponen penyusun RPP K-13 serta berdasarkan portofolio perangkat RPP dan LKS yang telah disusun. Target dari kegiatan ini adalah guru dapat merancang serta menyusun RPP dan LKS matematika berbasis scientific approach dan contextual learning dengan menyesuaikan kebutuhan belajar siswa. Secara umum, semua rangkaian kegiatan pendampingan dapat terlaksana dengan optimal, diikuti dengan penuh antusias dari para guru. Korespondensi: PENDAHULUAN Kurikulum 2013 selalu mengalami revisi dalam hal pelaksanaannya, seperti pembelajaran matematika diputuskan sebagai mata pelajaran terpisah, tidak lagi sebagai bagian dari pembelajaran tematik terpadu [Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar]. Pemisahan mata pelajaran matematika diberlakukan pada kelas tinggi, yaitu kelas IV, V, dan VI. Alasan keputusan yang mendasari matematika diajarkan secara terpisah dari mata pelajaran lainnya adalah kedalaman materi matematika terasa dangkal jika ditematikkan dengan pelajaran lain. Pembelajaran matematika yang ditematikkan dengan tema mempunyai keterbatasan dalam mengakomodir struktur dan konten matematika secara utuh. Kebijakan baru tersebut mendapat perhatian dari guru. Guru sebagai tokoh yang berperan dalam implementasi K-13 mempunyai peran yang strategis. Guru dituntut mampu menyelenggarakan pembelajaran yang meliputi a] perancangan pembelajaran, b] pelaksanaan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

147 pembelajaran, c] penilaian proses dan hasil belajar [Endang Poerwanti, 2008]. Kemampuan tersebut bermanfaat agar dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan K-13. Proses pembelajaran yang ideal tidak bisa dipisahkan dengan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran diantaranya meliputi Rencana Pembelajaran [action plan] dan LKS menjadi suatu keharusan yang wajib dipersiapkan guru sebelum mengajar. Hal tersebut tidak semata-mata sebagai bentuk dari kelengkapan administrasi yang dipenuhi guru melainkan gambaran aktivitas nyata yang akan dilakukan oleh siswa dan guru selama proses belajar mengajar. Guru Sekolah Dasar di Gugus V Kota Madya Mataram pada umumnya sudah mempunyai RPP, tetapi faktanya RPP yang didapatkan bukan hasil dari analisis kebutuhan belajar siswa. Melainkan RPP yang diadaptasi dari internet dan hasil KKG [Kelompok Kerja Guru] yang selanjutnya tidak dikembangkan lagi. Sebagian besar guru SD Gugus V Kota Madya Mataram masih mengalami kesulitan dalam perencanaan pembelajaran 46,06% dan kesulitan pelaksanaan proses pembelajaran 41,5% [Karma, dkk, 2017]. RPP yang ditawarkan selama ini memuat gambaran singkat kegiatan pembelajaran [pembukaan, inti, dan penutup], tidak memperhatikan kebutuhan, kesiapan, dan tahapan perkembangan berpikir siswa. Sementara objek kajian matematika bersifat abstrak, membutuhkan strategi dan pendekatan yang mampu membuat matematika menjadi lebih konkret. Hasil wawancara pada beberapa guru SD Gugus V Kota Madya Mataram mengenai cara membelajarkan matematika langsung kepada level abstrak. Hal ini jelas tidak sesuai dengan matematika yang harus diajarkan mulai dari konsep sesuai dengan konteks kehidupan yang dialami siswa sendiri. Kebanyakan guru mengajar tidak memperhatikan kemampuan berpikir siswa. Alasannya dikarenakan keterbatasan alokasi waktu yang diajarkan sementara ruang lingkup materi terlalu luas. Sehingga kedalaman membelajarkan materi kepada siswa dirasa tidak maksimal. Proses pembelajaran yang baik tentu memiliki kesiapan yang baik pula dalam mengajar. Tercermin dari kesiapan guru merancang perangkat pembelajarannya. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber atau alat belajar yang memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar dengan efektif. Seperti perangkat pembelajaran yang digunakan guru matematika di salah satu SMP di Kota Mataram belum menggunakan pendekatan kontekstual sehingga di dalam proses pembelajaran masih hanya sekedar teori yang berisikan angka-angka dan operasi perhitungan saja bagi siswa [Juz an Affandi, 2017: 5]. Idealnya, perangkat pembelajaran harus lebih bersifat kontekstual agar dapat membantu siswa untuk memahami materi matematika yang bersifat abstrak, serta dapat memotivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan perangkat pembelajaran yang dibuat guru dan dianggap sesuai dengan implementasi K-13 yaitu pendekatan saintifik [scientific approach] dan pendekatan kontekstual [contextual learning]. Pemerintah memang telah mengupayakan pemberdayaan guru melalui program dan berbagai macam kebijakannya terkait dengan kebebasan untuk berinovasi terhadap proses pembelajaran. Tetapi program pemberdayaan yang dilaksanakan belum mampu membekali guru akan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran seperti kemampuan merancang dan menyusun perangkat pembelajaran matematika Kurikulum Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

148 Melihat permasalahan yang dihadapi guru SD Gugus V Kota Madya Mataram terkait dengan kesulitan merancang dan menyusun perangkat pembelajaran matematika [RPP dan LKS] dalam hal aktivitas siswa pada proses pembelajaran. Serta mempertimbangkan pentingnya kualitas pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013, maka perlu adanya langkah nyata melalui pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran matematika berbasis scientific approach dan contextual learning bagi guru SD Gugus V Kota Madya Mataram METODE KEGIATAN Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendampingan [coaching] yang menekankan hubungan kolaboratif antara tim pengabdian dengan guru sasaran. Tim pengabdian berperan sebagai fasilitator yang bertugas mendampingi guru merancang dan menyusun perangkat pembelajaran matematika. Partisipasi guru sasaran dalam kegiatan pendampingan ini adalah menyediakan tempat pelatihan dan mobilisasi anggota agar hadir dalam kegiatan pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran matematika kurikulum 2013 berbasis scientific approach dan contextual learning. Metode pelaksanaan kegiatan PPM ini meliputi ceramah, tanya jawab, unjuk kerja, simulasi, diskusi dan evaluasi. Uraian metode pelaksanaan dijelaskan sebagai berikut: Penyajian materi terkait perancangan dan penyusunan perangkat pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode ceramah dengan bantuan LCD. Guru telah dibekali dengan handout materi sebagai panduan dalam mengikuti penjelasan yang disampaikan. Kegiatan penjelasan materi diselingi dengan tanya jawab agar terjadi interaksi langsung antara guru sasaran dengan tim pengabdian. Unjuk kerja dilakukan oleh guru sasaran secara kelompok untuk merancang dan menyusun perangkat pembelajaran matematika K-13 berbasis scientific approach dan contextual learning. Penyusunan perangkat pembelajaran secara kelompok dapat memfasilitasi guru untuk menuangkan ide-ide solutif ke dalam rancangan pembelajaran [action plan] dan LKS [work sheet]. Metode simulasi digunakan untuk mempraktikkan perangkat pembelajaran matematika K-13 yang telah disusun. Diskusi dan evaluasi digunakan untuk menstimulasi guru melakukan sharing atau tukar pikiran agar permasalahan yang ditemukan pada proses penyusunan maupun simulasi pelaksanaan dapat teridentifikasi. Selain itu, diskusi dan evaluasi juga digunakan untuk mengeksplorasi dan memilih alternatif solusi bagi permasalahan yang ditemukan guru pada praktik penyusunan perangkat pembelajaran matematika K-13 berbasis scientific approach dan contextual learning. Tim pengabdian pun mengevaluasi dengan memberikan saran atas RPP dan LKS yang telah disimulasikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP dan LKS matematika Kurikulum 2013 berbasis scientific approach dan contextual learning bagi guru SD Gugus V Kota Madya Mataram. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Agustus 2019 pada pukul Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

149 14.00 WITA di SDN 4 Bajur yang dihadiri oleh 21 guru sekolah dasar khususnya kelas 4, 5, dan 6 beserta 4 kepala sekolah yang tergabung dalam Gugus V kota Madya Mataram. Kegiatan dapat terlaksana dengan baik karena adanya dukungan berbagai pihak diantaranya guru dan kepala sekolah sebagai mitra kegiatan dan tim pelaksana yang seluruhnya merupakan dosen PGSD sesuai dengan keahlian di bidangnya masing-masing. Pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi beberapa tahapan, yang pertama adalah sosialisasi kegiatan. Tim pengabdian berkoordinasi dengan pihak terkait khususnya pihak pengelola gugus dan guru-guru sebagai peserta kegiatan. Berikutnya adalah pemberian angket untuk mengetahui seberapa sering pengalaman guru mengikuti kegiatan pelatihan penyusunan RPP dan mengetahui tentang format RPP yang selama ini digunakan pada proses pembelajaran. Hasilnya adalah guru menyatakan sudah pernah mengikuti pelatihan minimal satu kali. Tetapi masih belum memahami dengan benar tentang penyusunan RPP berdasarkan aturan terbaru. Sebagian besar guru masih merasa kesulitan merumuskan indikator pencapaian kompetensi. Guru belum terampil mengembangkan aktivitas belajar matematika siswa yang aktif dan kreatif yang mengarah pada kegiatan saintifik. Serta guru masih belum merasa terbiasa untuk mengembangkan LKS sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi secara berurutan dalam 2 sesi. Sesi pertama adalah penjelasan perangkat pembelajaran matematika SD meliputi RPP dan LKS dalam Kurikulum 2013 dan sesi kedua berkaitan dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif seperti pendekatan saintifik [scientific approach] dan pendekatan kontektual [contextual learning]. Penyampaian materi disampaikan oleh tim dengan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Dilengkapi dengan contoh konkret RPP, lengkap dengan sintaks pembelajarannya, LKS yang kontekstual, sehingga peserta mempunyai gambaran secara nyata. Adapun komponen RPP berdasarkan aturan Permendikbud No. 22 tahun 2016 terdiri dari [a] identitas sekolah; [b] identitas mata pelajaran; [c] kelas/ semester; [d] materi pokok; [e] alokasi waktu; [f] Kompetensi Inti [KI]; [g] Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian kompetensi; [h] tujuan pembelajaran; [i] materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur; [j] pendekatan dan metode pembelajaran; [k] alat, bahan, dan media pembelajaran; [l] sumber belajar; [m] langkah-langkah pembelajaran; [n] penilaian hasil pembelajaran [Permendikbud, No. 22 Tahun 2016, 2016: 6-7]. Gambar 1 & 2. Penyampaian materi oleh Tim Kegiatan berikutnya adalah pendampingan dalam proses penyusunan perangkat pembelajaran matematika yang meliputi RPP dan LKS. Penyusunan RPP lebih dikembangkan pada Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

150 komponen tentang bagaimana guru mendesain aktivitas belajar siswa yang aktif dan kreatif. Jadi penekanannya berada pada langkah-langkah pembelajaran. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok, dimana masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran berdasarkan Kompetensi Dasar [KD] yang telah ditentukan. Peserta harus menyusun indikator pembelajaran dengan menyesuaikan Kata Kerja Operasional [KKO] pada tingkatan aspek kognitif. Selanjutnya dari indikator tersebut, peserta [guru] mengembangkan aktivitas yang harus dilaksanakan siswa pada proses pembelajaran, dimulai dari kegiatan pembuka, inti, dan penutup. Sampai pada tahapan penyusunan LKS yang inovatif yang syarat akan kegiatan pembelajaran yang bermakna yaitu siswa aktif di dalam menemukan atau mengkonstruk pengetahuan melalui latihan soal yang bersifat pemecahan masalah. Gambar 3. Peserta merumuskan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran berdasarkan Komepetensi Dasar [KD] matematika yang telah ditentukan Perangkat pembelajaran matematika berbasis scientific approach dan contextual learning memberikan kemudahan bagi guru dalam mengimplementasikan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Kurikulum 2013 erat kaitannya dengan pendekatan saintifik yang digunakan untuk memecahkan masalah ilmiah. Glazunov [2012: 9] menyatakan scientific method consist of the collection of data through observation and experimentation, and the formulation and testing of hypotheses. Pendekatan saintifik konsisten dengan pengumpulan data melalui observasi dan eksperimen, merumuskan, serta mencoba hipotesis. Di dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 [2014: 209], disebutkan bahwa pendekatan saintifik meliputi 5M, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Semantara konsep belajar kontekstual mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan sehari-hari [Munawarah, 2017: 170]. Selepas peserta kegiatan menyusun RPP dan LKS, dilanjutkan dengan simulasi oleh masingmasing kelompok. Inti kegiatan pada tahapan ini adalah melihat secara langsung proses pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru. Simulasi praktik mengajar pada tahapan ini diwakili oleh 2 kelompok saja dengan alasan waktu yang terbatas. Hasilnya adalah peserta Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

151 sangat antusias ketika mensimulasikan pembelajaran divariasikan dengan kegiatan ice breaking seperti menyanyi dan bermain tepuk. Capaian pada tahapan ini adalah guru terbukti mampu menyajikan materi matematika secara kontekstual. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Fiqih, Hobri, dan Suharto [2014: 119] menyatakan bahwa kelebihan dari perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dan saintifik antara lain: [a] dapat meng-aplikasikan pengetahuan yang diperoleh pada kehidupan sehari-hari karena disajikan secara kontekstual; [b] dapat meningkatkan pengerjaan prosedural yang mekanik menjadi pengerjaan yang memunculkan dugaan, penemuan, dan penyelesaian masalah; c] dapat melatih siswa mengemukakan ide dan mengembangkan ide secara matematika. Hal ini membuktikan apabila pendekatan saintifik divariasikan dengan pendekatan kontekstual maka hasilnya dirasa akan semakin efektif yaitu memfasilitasi siswa dalam belajar matematika. Gambar 4 & 5. Tim melakukan pendampingan terhadap proses penyusunan perangkat pembelajaran [RPP dan LKS] matematika dan tampak peserta mempresentasikan hasil diskusi kelompok Untuk mendapatkan feedback dari peserta mengenai rangkaian penyampaian materi, maka dilanjutkan dengan pelaksanaan diskusi melalui FGD [Focus Group Discussion]. Banyak peserta memberikan respon positif berupa pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan maupun sekedar memberikan pendapat maupun saran. Hal ini menandakan bahwa peserta sangat antusias di dalam mengikuti kegiatan. Kegiatan workshop diakhiri dengan pelaksanaan evaluasi berupa angket terkait komponen dan sistematika penyusunan RPP. Hasilnya adalah guru sudah semakin bertambah pengetahuannya terkait dengan aktivitas belajar di dalam pendekatan saintifik dan kontektual. Melalui praktik secara langsung, guru sudah mampu untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang benar disesuaikan dengan komponen A, B, C, D [Audience, Behaviour, Condition, dan Degree]. Beberapa kendala yang ditemukan pada kegiatan ini antara lain, yaitu [1] waktu pelaksanaan kegiatan pendampingan dirasa sangat terbatas, sementara materi yang disampaikan cukup padat. Sehingga tidak semua kelompok dapat mempresentasikan atau mensimulasikan RPP dan LKS yang telah disusun; [2] peserta kegiatan dalam hal ini guru dan kepala sekolah sudah mempunyai pengetahuan terkait dengan sistematika penyusunan RPP berdasarkan aturan Permendikbud No. 22 Tahun Tetapi belum terampil untuk merumuskan langkah-langkah pembelajaran jika diintegrasikan dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif seperti Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

152 pendekatan saintifik dan pendekatan kontekstual, serta keterampilan 4C [Communication, Collaboration, Chrtical Thinking, dan Creativity] di abad XXI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Simpulan yang dapat dikemukakan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai berikut: 1] Secara umum kegiatan ini telah berhasil memotivasi para guru dan kepala sekolah untuk merancang dan menyusun RPP serta LKS matematika berbasis scientific approach dan contextual learning dengan menyesuaikan kebutuhan belajar siswa. 2] Pengalaman dan pengetahuan guru bertambah terkait dengan aktivitas belajar siswa di dalam pendekatan saintifik dan kontektual. 3] Guru bertambah wawasan terkait dengan penyediaan Lembar Kerja Siswa [LKS] yang tidak hanya sebatas kumpulan soal-soal terapan melainkan aktivitas belajar siswa untuk mengkonstruk pengetahuan melalui latihan soal pemecahan masalah. Guru antusias dan memberikan respon positif selama mengikuti rangkaian kegiatan. Saran Saran terkait dengan beberapa hal yang dapat ditindaklanjuti terutama kepada pihak pengelola gugus dan guru-guru sebagai peserta kegiatan adalah sebagai berikut: 1] Penyusunan perangkat pembelajaran [RPP dan LKS] matematika membutuhkan proses yang berkelanjutan, sehingga peserta kegiatan disarankan untuk mendiskusikan kembali materi yang sudah didapat bersamaan dengan rekan sejawat di sekolah masingmasing ataupun melalui kegiatan KKG. 2] Pendampingan yang intensif dari tim dosen pengabdian sebagai bentuk follow up sangat diperlukan agar kegiatan pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran tidak hanya selesai saat kegiatan itu saja. Adanya kerjasama dengan berbagai pihak terkait, mengenai pengembangan penyusunan perangkat pembelajaran matematika [RPP dan LKS] yang bersifat inovatif. Ucapan Terima Kasih Tim pengabdian kepada masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mataram yang telah mendanai kegiatan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Matematika SD Berbasis Scientific Approach dan Contextual Learning dalam K-13 melalui dana PNBP tahun 2019, serta kepada tim pengabdian yang telah meluangkan waktu dan tenaga hingga terselesaikannya artikel ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada peserta yaitu guru-guru serta kepala sekolah di Gugus V kota Madya Mataram yang telah terlibat aktif dan atas kerjasama dan partisipasi yang baik selama kegiatan pengabdian DAFTAR PUSTAKA Endang Poerwanti, dkk Asesmen Pembelajaran SD, Bahan Ajar Cetak, Jakarta : Dirjendikti Depdiknas. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

153 Fiqih Nur H, Hobri, dan Suharto Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pada Model CORE Dengan Pendekatan Kontekstual Pokok Bahasan Peluang Untuk Siswa SMA Kelas XI. Kadikma, 5[2], Glazunov. N.M Foundation of Sscientific Method. National Aviation University. Juz an Afandi Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual budaya Lombok. Beta Jurnal Tadris Matematika, 10[1], DOI: Karma, Nyoman., Siti Istiningsih., Nurhasanah., Intan Dwi Hastuti Penyuluhan Tentang Penerapan Penilaian Proses dan Hasil Belajar Berbasis Kurikulum 2013 Bagi Guru Sekolah Dasar Negeri Gugus 5 Kota Madya Mataram. Laporan Penelitian Hibah PNBP. Universitas Mataram. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Materi Pelatihan Guru, Implementasi Kurikulum Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Munawarah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual. MaPan: Jurnal Matematika dan Pembelajaran, 5[2], DOI: Permendikbud. [2016]. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Disdakmen. Jakarta. Permendikbud. [2016]. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum Disdakmen. Jakarta. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

154 Pengenalan Paket Teknologi Tanaman Jagung Umur Super Genjah dan Stay-green Di Kabupaten Lombok Utara I Wayan Sudika*, I Wayan Suresna, Dwi Ratna Anugrahwati, I Gusti Putu Muliarta Aryana, A.A. Ketut Sudharmawan Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Indonesia Kata Kunci: Lahan kering, tanaman jagung, super genjah petroganik dan staygreen Abstrak: Calon varietas unggul komposit tanaman jagung super genjah dan bersifat stay-green untuk lahan kering, telah dihasilkan melalui kegatan pemuliaan oleh Staf Fakultas Pertanian Unram. Calon varietas tersebut perlu diperkenalkan kepada petani di lahan kering; salah satunya di kabupaten Lombok Utara. Upaya untuk memperkenalkan calon varietas tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, tujuan pengabdian kepada masyarakat, yaitu menambah pengetahuan petani di bidang karakteristik tanaman jagung super genjah dan stay-green; pengetahuan tentang teknik pembuatan benih jagung komposit dan memperkenal paket teknologi penanaman jagung super genjah dan stay green di lahan kering. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat adalah metode pendidikan orang dewasa [POD] dengan teknik partisipatif. Selain itu, dibuat pula demplot. Kegiatan dilakukan mulai pertengahan bulan Mei sampai dengan awal bulan September Hasil pengabdian bahwa terjadi peningkatan pengetahuan petani di bidang karakteristik tanaman jagung super genjah, teknik pembuatan benih jagung komposit dan peranan bahan organik dalam tanah akibat telah dilaksanakan pertemuan, diskusi dan pengamatan pada demplot. Keempat paket teknologi jagung Super genjah lebih awal panen dibandingkan paket cara petani yang menggunakan varietas hibrida NK212. Rata-rata bobot tongkol kering panen pada paket super genjah dengan pupuk kandang sapi pada kedua sistem tanam sebesar 22,515 kg/ubinan [10,051 t/ha] sama dengan penggunaan petroganik sebesar 22,935 kg/ubinan [10,239 t/ha]. Petani disarankan untuk menggunakan paket jagung super genjah yang menggunakan pupuk petroganik sebanyak 600 kg per hektar dengan sistem tanam jajar legowo atau tunggal. Korespondensi: PENDAHULUAN Pada tahun 2013, kebutuhan pakan ternak mencapai 13,80 juta ton, dengan kebutuhan bahan baku jagung kuning sekitar 7.00 juta ton. Kebutuhan tersebut sebagian dipenuhi dari produksi jagung dalam negeri, yakni sekitar 3.8 juta ton dan 3,2 juta ton dari impor [Musta idah, 2013]. Hal ini dapat terjadi karena produksi jagung dalam negeri hanya sekitar 22 persen dapat diterima oleh pabrik pakan ternak karena kualitas rendah, sehingga sebagian dari kebutuhan pabrik tersebut harus diimpor [Arifenie, 2013]. Kebutuhan jagung kuning untuk bahan baku pakan ternak naik menjadi sekitar 7.7 juta ton pada tahun 2014 dan dipenuhi dari Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

155 impor sebesar 3,0 juta ton [Akbarwati, 2015]; sedangkan 4.7 juta ton dipenuhi dari produksi jagung dalam negeri. Menurut ahli pakan dan nutrisi ternak, Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor; dalam lima tahun ke depan diprediksi kebutuhan pabrik pakan ternak mencapi dua kali lipat, sehingga produksi jagung perlu ditingkatkan [Anonymous, 2014]. Peningkatan produksi jagung dapat dilakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi memiliki peluang besar dilakukan karena produktivitas jagung masih jauh dari potensi hasil. Berdasarkan angka ramalan tetap, produktivitas jagung di Indonesia pada tahun 2012 sebesar ton per hektar [Badan Pusat Statistik, 2013]; sedangkan potensi hasil jagung mencapai 8 ton atau lebih untuk varietas unggul komposit dan lebih dari 13 ton untuk varietas hibrida [Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2012]. Intensifikasi selain dilakukan di lahan sawah irigasi teknis, juga dapat dilakukan di lahan kering mengingat sekitar 60 persen areal jagung di Indonesia berada di lahan kering [Indriani dan Mejaya, 2012]; salah satunya di Nusa Tenggara Barat [NTB]. NTB memiliki lahan kering sekitar 70 persen dari seluruh luas NTB dan beriklim kering dengan bulan basah sekitar 3-4 bulan. Lahan tersebut baru dimanfaatkan sekitar 31 persen untuk pertanian [Bappeda NTB, 2013] dan sisanya berpeluang besar untuk pengembangan tanaman jagung melalui program ekstensifikasi. Oleh karena itu, pengembangan tanaman jagung menjadi prioritas pemerintah NTB guna meningkatkan produksi dan pendapatan petani di lahan kering, melalui program PIJAR [sapi, jagung dan rumput laut] [Pemda NTB, 2008] dan dilanjutkan dengan program Pajale sejak tahun Karakterisitik varietas unggul jagung untuk lahan kering, yaitu tahan terhadap cekaman kekeringan, umur genjah [ 90 hari] dan hasilnya tinggi [Mejaya, et al., 2010]. Varietas jagung yang ditanam di lahan kering memiliki syarat antara lain; daya tumbuh besar, mempunyai dedaunan yang rimbun, susunan perakarannya yang dalam dan kuat. Sistem perakaran yang meliputi penyebaran akar, tahanan dan permiabilitas akar serta kemampuan daun untuk menahan laju transpirasi, akan menentukan besarnya air yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhannya pada lahan kering [Soetrisno, 1989]. Secara umum, ideotipe tanaman yang toleran cekaman kekeringan antara lain ukuran biji lebih besar, coleoptil lebih panjang, pertumbuhan penutupan tanah lebih cepat, biomass sebelum keluar bunga betina tinggi, konsentrasi ABA lebih tinggi, bersifat stay-green dan daun lebih tebal dan berlilin [Anonymous, 2012]. Kecamatan Kayangan memiliki sebagian besar lahan kering dan petani umumnya menanam jagung pada musim hujan. Pada musim kemarau, sangat jarang petani yang menanam jagung karena pengairan yang cukup mahal. Saat ini, varietas yang ditanam oleh petani adalah hibrida melalui bantuan pemerintah dan swadaya seperti NK 212, Bisi 2 dan Pioneer 21. Umur panen varietas ini lebih dalam, sehingga frekuensi pemberian air akan lebih banyak untuk memperoleh hasil yang optimal. Apabila kekurangan air, maka pertumbuhan kurang baik dan hasil lebih rendah. Oleh karena itu, varietas hibrida nampaknya kurang cocok untuk lahan kering, sehingga perlu mencari varietas lain, yakni varietas komposit; Kegiatan pemuliaan Fakultas Pertanian telah menghasilkan populasi harapan, yakni P8IS. Populasi ini Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

156 memiliki umur super genjah [< 80 hari] dan bersifat stay-green [Sudika, et. al., 2018]. Sifat umur super genjah dan stay green ini, memungkinkan frekuensi pemberian air lebih sedikit, sehingga pendapatan yang diperoleh petani lebih tinggi. Apabila populasi harapan ini menjadi varietas unggul, maka petani dapat memperbanyak sendiri, sehingga tidak perlu membeli benih setiap kali penanaman. Sifat stay-green sangat bermanfaat untuk pakan ternak terutama di musim kemarau akibat sulitnya memperoleh hijauan. Selain menggunakan varietas yang tahan terhadap kekeringan, upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan air dalam tanah adalah dengan pemberian pupuk organik. Pemberian pupuk organik ini dapat mengurangi frekuensi pemberian air, sehingga usahatani jagung lebih menguntungkan. Salah satu pupuk organik tersebut adalah pupuk kandang sapi. Hasil penelitian Kusnarta dan Sudika [2017] menyatakan, bahwa hasil tertinggi tanaman jagung pada kondisi cekaman kekeringan di tanah pasiran Lombok Utara diperoleh dosis pupuk kandang sapi 20 t/ha. Selain itu, sekarang pemerintah telah memberikan subsidi terhadap pupuk organik Petroganik untuk digunakan pada penanaman berbagai jenis tanaman termasuk tanaman jagung. Menurut Petrokimia [2008] dan Petrokimia [2015], bahwa dosis pupuk petroganik untuk jagung hibrida adalah 500 kg/ha. Petani sasaran belum memiliki pengetahuan tentang tanaman jagung umur super genjah dan sifat stay green baik karakteristik dan keuntungannya. Pengetahuan tentang peranan pupuk organik pada lahan kering juga belum dimiliki oleh petani. Ketrampilan dalam penanaman jagung menggunakan populasi harapan umur super genjah dan stay green dengan menggunakan pupuk organik belum diyakini oleh petani. Oleh karena itu, petani perlu diberi kesempatan untuk melihat dan terlibat langsung dalam teknik budidaya sejak persiapan lahan hingga panen. Bertolak dari permasalahan di atas, maka dapat ditawarkan beberapa solusi sebagai berikut: 1] Perlu dilakukan kegiatan pengabdian berupa penyampaian materi dalam suatu pertemuan. Hal ini bertujuan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada petani agar petani kenal dan paham tentang tanaman jagung yang memiliki umur super genjah dan bersifat stay green serta peranan bahan organik dalam tanah. Untuk lebih meyakinkan petani akan paket teknologi tersebut, maka perlu ada kegiatan demplot. Demplot ini menyajikan penanaman berbagai macam paket teknologi; yang menggunakan dua macam pupuk organik dan dua macam varietas jagung. Demplot ditempatkan pada tempat yang strategis agar petani dapat menyaksikan secara utuh pertanaman jagung tersebut. Petani dapat menilai sendiri tentang usahatani jagung menggunakan pupuk organik dan membandingkan dua varietas pada lahan kering. METODE KEGIATAN Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat adalah metode pendidikan orang dewasa [POD] dengan teknik partisipatif. Peserta pengabdian adalah Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

157 pengurus dan anggota kelompoktani Lembah Telaga yang ada di dusun Amor-Amor, kecamatan Kayangan, kabupaten Lombok Utara. Mula-mula disampaikan beberapa materi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. Materi yang akan disampaikan dalam kegiatan ini, meliputi: a. Kebijakan dan prospek agribisnis jagung di NTB b. Teknik pembuatan benih jagung komposit c. Karakteristik tanaman jagung varietas komposit umur super genjah dan stay-green dan varietas hibrida. d. Peranan bahan organik dalam tanah di lahan kering Demonstrasi plot Demonstrasi plot dan praktek budidaya tanaman jagung di lahan kering dengan pengairan sumur pompa, dilakukan di lahan petani pada musim kemarau. Petani secara partisipatif ikut terlibat secara bersama-sama dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil panen. Areal demplot dilakukan pada tanah petani seluas 10 Are. Areal demplot dibagi 5 subpetak; masing-masing subpetak memuat satu paket teknologi. Paket teknologi yang didemonstrasikan sebanyak 5 paket termasuk satu paket cara petani. Paket-paket tersebut, sebagai berikut: Paket I [a] : Populasi P8IS, sistem tanam jajar legowo 2: 1 dan dosis pupuk kandang Sapi 20 t/ha Paket I [b] : Populasi P8IS, sistem tanam tunggal dan dosis pupuk kandang Sapi 20 t/ha Paket II [a]: Populasi P8IS, sistem tanam jajar legowo 2:1 dan dosis pupuk organik Petroganik 600 kg/ha Paket II [b]: Populasi P8IS, sistem tanam tunggal dan dosis pupuk organik Petroganik 600 kg/ha. Paket III : Cara petani, yakni varietas NK212 tanpa pupuk organik. Pengolahan tanah dilakukan dengan membajak dan menggaru masing-masing satu kali kemudian diratakan. Pupuk kandang sapi diberikan sebelum tanam dengan cara menyebarkan secara merata pada bedengan kemudian tanah diratakan. Pupuk petroganik seluruhnya diberikan pada saat tanam dengan cara mencampurkan 300 kg Ponska dan 100 kg Urea. Pupuk diberikan secara tugal sekitar 5-7 cm dari lubang benih pada saat tanam. Lubang pupuk dan benih selanjutnya ditutup dengan tanah. Pemupukan susulan, diberikan pada umur hari setelah tanam dengan 100 kg urea. Pemupukan dilakukan secara tugal dengan jarak sekitar 10 cm dari tanaman. Pengairan diberikan secara terbatas pada seluruh pertanaman dalam demplot, yakni 10 minggu sekali. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan satu kali, yakni segera setelah pemupukan susulan. Tim Pengusul akan memberikan pelayanan teknis kepada petani dengan mengundang partisipatif petani mulai dari penyusunan/perencanaan program, pelaksanaan Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

158 kegiatan [menanam, memelihara, panen, dan lain-lain], membandingkan, dan memutuskan apakah paket yang dilaksanakan lebih baik atau tidak dibandingkan dengan cara petani. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyampaian Materi Pengabdian Kegiatan penyampaian materi pertama, dilakukan pada saat penanaman pada tanggal. Materi yang disampaikan berkaitan dengan penanaman, yaitu jumlah biji per lubang, sistem tanam jajar legowo, peran bahan organik dalam tanah dan cara pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik. Penempatan paket-paket teknologi yang didemonstrasikan juga disampaikan pada saat penanaman. Beberapa anggota kelompok tani telah hadir pada saat tersebut dan petani secara langsung mengerjakan kegiatan demplot tersebut. Hal ini menyebabkan petani lebih paham tentang paket yang didemonstrasikan. Kegiataan penanaman jagung untuk pembuatan demplot disajikan pada Gambar 1 Gambar 1. Petani peserta pengabdian terlibat dalam penanaman untuk demplot disertai penyampaian beberapa mater Dalam pemeliharaan tanaman, diberikan air terbatas untuk menunjukkan ketahanan populasi jagung super genjah dibanding dengan varietas hibrida yang biasa ditanam petani. Pada saat pembungaan diperlukan air yang cukup agar hasil tidak mengalali penurunan. Pada paket yang didemonstrasikan nampak tanaman tidak layu; sedangkan cara petani mulai layu. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan varietas super genjah yang lebih tahan terhadap kekeringan. Selain itu, pada paket super genjah diberikan pupuk organik, sehingga tanah lebih lama dapat menahan air. Perbedaan tingkat ketahanan super genajh dan hibrida NK212 seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Pertemuan berikutnya, dilakukan pada saat panen bertempat di lahan dekat demplot di desa Gumantar kabupaten Lombok Utara. Pertemuan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari ketua kelompoktani dan anggota beberapa kelompoktani. Kegiatan ini berlangsung dalam suasana kekeluargaan dan suasana desa yang sangat kental karena dilaksanakan di lahan. Materi yang disampaikan meliputi karakteristik tanaman jagung super genjah dan teknik pembuatan benih jagung komposit. Seluruh materi yang disampaikan sangat menarik perhatian petani. Suasana saat pertemuan, seperti terlihat pada Gambar 3. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

159 Gambar 2. Pertanaman cara petani mulai layu namun jagung super genjah masih segar pada saat pembungaan Gambar 3. Peserta sedang menyaksikan hasil demplot Demontrasi Plot Pelaksanaan Demplot dilakukan dengan melakukan penanaman sesuai paket teknologi yang direncanakan. Paket tersebut yaitu paket I [Super genjah P8IS, pupuk kandang sapi dan sistem tanam jajar legowo; paket II [Super genjah P8IS, pupuk organik petroganik dan sistem tanam jajar legowo] dan paket III [cara petani: varietas hibrida NK212, sistem tanam tunggal dan tanpa pupuk organik]. Lahan yang digunakan seluas 10 are berupa lahan kering di Desa Gumantar. Penanaman dilakukan tanggal 23 Juni Sistem tanam jajar legowo 2: 1 menggunakan jarak tanam [20 x 35 cm] x 70 cm dan sistem tunggal oleh petani menggunakan jarak tanam 20 x 70 cm. Penanaman dilakukan dengan cara tugal dan tiap lubang tugal diisi 2 biji, dengan dokumentasi seperti disajikan pada Gambar 4. Dalam pelaksanaan demplot, tidak ada kendala yang berarti karena pompa dapat berfungsi selama pelaksanaan demplot. Serangan hama terjadi, yakni hama ulat penggerek bunga jantan, namun segera dapat diatasi dengan menyemprotkan insektisida Prevaton. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

160 Gambar 4. Teknik penanaman jagung dengan sistem tanam tugal Gambar 5. Keikut-sertaan petani saat panen pada petak demplot dan menyaksikan hasil panen Pada saat ini juga dilakukan panen pada petak demonstrasi oleh beberapa petani sendiri dan langsung menyaksikan hasil panen setiap paket. Pada saat bersamaan dipanen pula varietas hibrida NK212 [cara petani] walaupun masih muda. Hal ini untuk menunjukkan bahwa paket jagung super genjah jauh lebih cepat panen dibanding paket petani. yang menggunakan varietas NK212, seperti terlihat pada Gambar 5. Pada Gambar tersebut terlihat, bahwa pada saat panen jagung Super genjah umur 78 hari, varietas hibrida NK212 sedang fase pengsian biji dan dipanen pada umur 98 hari. Pengamatan terhadap beberapa variabel pada saat panen telah dilakukan, meliputi jumlah tongkol yang dipanen dan bobot tongkol kering panen per ubinan. Ukuran ubinan adalah 3 x 7,4 m [16 baris untuk jajar legowo dan 13 baris untuk sistem tanam tunggal. Setiap baris terdiri atas maksimal 15 tanaman], namun pada saat panen jumlah tongkol yang dipanen tidak maksimal. Data beberapa variabel pada demplot saat panen, disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data umur panen, jumlah tongkol yang dipanen dan bobot tongkol kering panen setiap paket teknologi No. Paket teknologi Umur panen [hari] 1 Paket Ia [P8IS, jarwo dan pupuk kandang sapi] 2 Paket Ib [P8IS, sistem tanam tunggal dan pupuk kandang sapi] 3 Paket IIa [P8IS, jarwo dan pupuk petroganik] 4 Paket IIb [P8IS, sistem tanam tunggal dan pupuk petroganik] 5 Paket III [cara petani: NK212, sistem tanam tunggal dan tanpa pupuk organik] Jumlah tongkol maksimal [tongkol] Jumlah tongkol yang dipanen [tongkol] Bobot tongkol kering panen [kg] Rata-rata bobot per tongkol [g] [77,5 %] 23, , [91,4%] 21, , [75,8 %] 22, , [94,0 %] 23, , [92,4 %] 23, ,00 Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

161 Pada Tabel 1 terlihat, bahwa jumlah tongkol maksimal sistem tanam jajar legowo lebih banyak dibanding sistem tanam tunggal karena jumlah barisnya lebih banyak. Persentase jumlah tongkol yang dipanen jauh lebih banyak pada sistem tanam tunggal, yaitu rata-rata 92,6 persen untuk sistem tunggal termasuk cara petani dan 76,7 persen untuk sistem jajar legowo. Bobot tongkol kering panen sistem jarwo dengan pupuk kandang sapi lebih berat disbanding sistem tunggal; namun sebaliknya pada petroganik, justru sistem tunggal lebih berat tongkolnya. Rata-rata bobot per tongkol terberat pada sistem tunggal dengan petroganik untuk populasi super genjah. Umur panen super genjah rata-rata 78 hari untuk keempat paket teknologi; sedangkan untuk cara petani, varietas NK212 panennya umur 97 hari; lebih lambat 20 hari. KESIMPULAN DAN SARAN Bertolak dari uraian di atas maka dapat disimpulkan, sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan pengetahuan petani di bidang karakteristik tanaman jagung super genjah, teknik pembuatan benih jagung komposit dan peranan bahan organik dalam tanah akibat telah dilaksanakan pertemuan, diskusi dan pengamatan pada demplot. 2. Keempat paket teknologi jagung Super genjah lebih awal panen dibandingkan paket cara petani yang menggunakan varietas hibrida NK Rata-rata bobot tongkol kering panen pada paket super genjah dengan pupuk kandang sapi pada kedua sistem tanam sebesar 22,515 kg/ubinan [10,051 t/ha] sama dengan penggunaan petroganik sebesar 22,935 kg/ubinan [10,239 t/ha]. 4. Petani disarankan untuk menggunakan paket jagung super genjah yang menggunakan pupuk petroganik sebanyak 600 kg per hektar dengan sistem tanam jajar legowo atau tunggal. Ucapan Terima Kasih Tim pengabdian kepada masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Mataram atas dana yang telah diberikan, sehingga kegiatan ini dapat berlangsung sesuai rencana. Tim juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua LPPM Universitas Mataram beserta staf; yang telah membantu dalam proses mulai dari pengajuan proposal, pencairan dana hingga diterimanya laporan akhir. DAFTAR PUSTAKA Akbarwati, I., Kualitas Jagung Indonesia Lebih Baik, Kenapa Impor? kenapa -impor [Diakses, 21 Nopember 2015]. Anonymous, Breeding for Drought Stress Tolerance. org/wiki/breeding_for_drought_stress_tolerance. [Diakses, 9 Agustus 2015] Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

162 Anonymous, Kebutuhan Jagung untuk Pakan Ternak 14.7 Juta Ton. Antaranews.com/berita/450362/kebutuhan-jagung-untuk-pakan-ternak 14.7-jutaton/htm. [Diakses, 20 April 2015]. Arifenie, F.N., Impor Jagung Pakan Ternak Akan Melonjak 86 % [Diakses, 20 April 2015]. Badan Pusat Statistik, Produksi Padi, Jagung dan Kedelai [Angka Sementara Tahun 2012]. Berita Resmi Statistik BPS No. 20/03/Th.XVI. Bappeda NTB, NTB Dalam Angka Mataram Indriani, F.C. dan Mejaya, Toleransi Genotipe Jagung Biji Putih terhadap Cekaman Kekeringan. Hal Prosiding Seminar Nasional Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kusnarta dan Sudika, Kajian Daya Hasil Berbagai Umur Panen Tanaman Jagung Melalui Pengaturan Teknik Budidaya Guna Mendukung Pertanian Berkelanjutan Di Lahan Kering. [Laporan Hasil Penelitian Tahun I] Mejaya, M. J., Azrai dan R. N. Iriany, Pembentukan Varietas Unggul Jagung Bersari Bebas. Hal Dalam Jagung: Teknik Produksi dan Pengembangan. Litbang Deptan. Musta idah, A., Impor Jagung 2013 Capai 3,2 Juta Ton. [Diakses, 26 Januari 2014]. Pemda NTB, Arah Kebijaksanaan Pemerintah Propinsi NTB. Bappeda NTB, Mataram. Petrokimia, Anjuran Penggunan Petroganik. penggunaan.html [Diakses 26 Maret 2018] Petrokimia, Pemupukan Berimbang pada Tanaman Jagung Hibrida. [Diakses 26 Maret 2018] Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Perkembangan Jagung Hibrida Badan Litbang Pertanian. Badan Penelitian dan Pngembangan Pertanian Departemen Pertanian. Soetrisno, Bimbingan Praktis Pola Tanam pada Lahan Kering. Armico, Bandung. 47. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

163 Public Sharing on Prevention and Impact of Bullying in Adolescents I Wahyu Sulistya Affarah*, Emmy Amalia, Lina Nurbaiti, Hamsu Kadriyan, Pujiarohman Faculty of Medicine, University of Mataram, Mataram, Indonesia Kata Kunci: bullying, remaja, pelajar Abstrak: Latar Belakang. Bullying telah dikenal sebagai masalah sosial yang terutama ditemukan di kalangan pelajar. Bullying dapat membawa dampak buruk yang berat pada korban termasuk gangguan belajar, gangguan mental, gangguan fisik, dan masalah kesehatan lain. Kebanyakan perilaku bullying terjadi secara tersembunyi [covert] dan sering tidak dilaporkan, sehingga kurang disadari oleh kebanyakan orang. Tujuan. Untuk memberikan gambaran dan meningkatkan pengetahuan masyarakat umumnya dan pelajar SMA khususnya tentang bullying Metode. Terdapat dua metode yang digunakan yakni diskusi partisipatif untuk menjangkau target sasaran masyarakat awam dan penyuluhan untuk target sasaran pelajar. Hasil: Kegiatan public sharing dilakukan pada bulan September 2018 di salah satu kafe di Mataram. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta dengan latar belakang pendidikan, usia, dan profesi yang berbeda. Dari 20 orang peserta, sebagian besar berprofesi sebagai guru dan yang lain adalah dokter umum, mahasiswa, pelajar, dan ibu rumah tangga. Rentang usia peserta adalah tahun. Sedangkan untuk penyuluhan diikuti oleh 40 orang siswa kelas XI dan XII SMAN 3 Mataram. Narasumber berjumlah empat orang yangmana salah satunya adalah mahasiswa asal Jepang yang sedang menyelesaikan tesisnya di kota Mataram. Terdapat empat materi dari narasumber yang meliputi topik tentang: Bullying ditinjau dari sudut pandang psikiatri; Dampak bullying pada kesehatan masyarakat; Mencegah prilaku bullying dari rumah, serta prilaku bullying di sekolah-sekolah di Jepang sekaligus diseminasi hasil penelitian tentang bullying di sekolah menengah atas di Kota Mataram. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian ini merupakan upaya untuk mendiseminasikan informasi terkait bullying pada remaja serta pencegahannya. Didapatkan beberapa kasus bullying kategori ringan berdasar pengalaman peserta. Secara umum, pengetahuan mengenai bullying, dampak maupun pencegahannya masih kurang, sehingga tidak terlaporkan. Korespondensi: PENDAHULUAN Bullying telah dikenal sebagai masalah sosial yang terutama ditemukan di kalangan pelajar. Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena bullying semakin mendapat perhatian banyak pihak, baik peneliti, pendidik, organisasi perlindungan, dan tokoh masyarakat [Rudi, 2010]. Kebanyakan perilaku bullying terjadi secara tersembunyi [covert] dan sering tidak Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

164 dilaporkan, sehingga kurang disadari oleh kebanyakan orang [Glew, Rivara, & Feudtner, 2000]. Beberapa penelitian mengenai bullying yang dilakukan pada anak-anak usia sekolah menengah di beberapa negara dengan pendapatan yang tinggi menunjukkan prevalensi bullying yang cukup tinggi, yaitu antara 5-57%, sedangkan pada negara-negara dengan pendapatan menengah atau rendah prevalensi bullying didapatkan lebih tinggi lagi, yaitu sekitar % [Fleming, 2009]. Nansel dan kawan-kawan di tahun 2001 melakukan penelitian terhadap siswa kelas 6 sampai kelas 10 di Amerika, dan hasilnya menunjukkan sekitar 10,6% dari mereka melaporkan menjadi korban bullying dengan frekuensi kadang-kadang dan sering selama masa sekolah, 13% mengaku melakukan bullying pada orang lain dengan frekuensi kadang-kadang dan sering, dan 6,3% dari seluruh sampel menjadi pelaku dan korban bullying [Khairiyah, 2015]. Berdasarkan studi Ndetei dan kawan-kawan pada tahun 2007, perilaku bullying juga terjadi di sekolah menengah. Bentuk bullying yang banyak terjadi adalah dengan memukul, mengejek, memanggil nama panggilan, mengancam, dan mengambil barang milik korban. Perilaku tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan. Keadaan ini akan terus berlangsung karena korban tidak berani untuk melawan. Dampak dari perilaku bullying dapat menyebabkan korban merasa malu, tertekan, perasaan takut, sedih dan cemas. Jika kondisi ini berkepanjangan bisa mengarah ke depresi [Okoth, 2014]. Selain dampak dari masalah psikologis juga dapat berpengaruh terhadap masalah kesehatan fisik seperti memar pada daerah yang dipukul, lecet, bengkak, sulit tidur, nafsu makan menurun. Gejala lain yang dimunculkan diantaranya merasa terancam, sulit berkonsentrasi, penurunan prestasi akademik dan merasa sendiri [Laeheem, 2013]. Bullying juga dihubungkan dengan angka bunuh diri yang tinggi di kalangan remaja [Center for Desease Control and Prevention, 2016]. Beberapa penelitian mengenai bullying melaporkan berbagai dampak negatif yang ditimbulkannya dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Ketika terjadi peristiwa bullying, pelaku dan korban sama-sama merupakan elemen kunci yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Pelaku bullying pada umumnya memiliki ciri khas, yaitu agresivitas yang tinggi dan kurang memiliki empati. Mereka cenderung menampilkan perilaku negatif dan antisosial [misalnya, membolos, nakal, penyalahgunaan zat] selama masa remaja dan berisiko untuk mengalami gangguan kejiwaan [Gini, 2008]. Bagi korban bullying, sekolah dapat menjadi tempat yang tidak menyenangkan dan berbahaya. Ketakutan yang mereka alami dapat menimbulkan depresi, low self esteem [LSE], dan sering absen. Biasanya korban bullying akan mengalami perubahan perilaku, seperti: sering menyendiri, menarik diri dari pergaulan dengan teman sebayanya [peer group], dihantui perasaan takut jika berhadapan dengan guru, semangat dan motivasi belajar menurun, serta penurunan daya kreativitas. Semua ini tentu saja akan berpengaruh pada menurunnya prestasi belajar siswa. Korban bullying merasakan berbagai emosi negatif [marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam], namun mereka tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

165 perasaan bahwa dirinya tidak berharga. Oleh karena itu, di sebagian besar negara barat, bullying dianggap sebagai hal yang serius karena cukup banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dampak dari perilaku ini sangat negatif [Kyriakides, 2006; Huraerah, 2007]. Bullying merupakan tindakan kekerasan yang dilakukan secara berulang dan melibatkan adanya kekuatan fisik antara korban dan pelaku. Di Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia [KPAI] merilis data bahwa kasus bullying pernah dialami sekitar 87,6 % anak usia 12 tahun hingga 17 tahun dimana korban laki-laki lebih banyak dari perempuan dan perilaku bullying lebih rentan terjadi pada usia remaja awal [Desiree, 2013; Aisiyai, 2015; Yani et al, 2016]. Bullying yang terjadi di Indonesia banyak ditemukan di lingkungan sekolah baik formal maupun non formal. Menurut penelitian terdahulu kasus bullying yang sering terjadi sekitar % dalam bentuk kekerasan, pemerasan, mengancam dan mengambil barang barang, selebihnya merupakan kasus bullying dalam bentuk yang lain seperti cyber bullying. Namun demikian, dari hasil penelitian dari beberapa negara, angka kejadian bullying di Indonesia termasuk rendah jika dibandingkan negara-negara lain. Persentase siswa sekolah berusia tahun yang mendapatkan bullying hanya sebesar 20,6%, sementara persentase di negara-negara Asia Tenggara lain berkisar 36,2% [Center for Desease Control and Prevention, 2015]. Namun demikian masih sedikit informasi yang dapat digali terkait bullying di Indonesia sehingga perlu dilakukan public sharing pencegahan dan dampak perilaku bullying pada remaja di Kota Mataram, NTB. METODE KEGIATAN Pada tahap persiapan, tim pengabdian melakukan telusur pustaka tentang kondisi bullying di Indonesia pada umumnya dan di Mataram pada khususnya. Kemudian tim pengabdian memilih 5 [lima] SMA Negeri di Kota Mataram dengan karakteristik yang serupa yakni prestasi akademik, latar belakang tingkat ekonomi, dan latar belakang sosial budaya yang heterogen. Kelima SMA Negeri ini mendapat undangan khusus untuk menghadiri public sharing. Sedangkan untuk kegiatan edukasi, dipilih salah satu sekolah yakni SMA Negeri 3 Mataram. Selanjutnya tim menyiapkan materi, alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk skrining bullying. Materi yang disiapkan meliputi: a. Mengenal A sampai Z bullying b. Tanda dan gejala perilaku bullying c. Pelaku, korban, dan pelaku-korban d. Pencegahan bullying dan apa yang bisa kita lakukan e. Penanganan bullying. Pada tahap intervensi, tim turun ke lapangan bersama-sama dan melakukan pemaparan materi yang telah disiapkan secara bersama-sama sebagai satu kesatuan, tidak membagi diri. Terdapat tiga orang mahasiswa yang akan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini, yakni: Pada kegiatan public sharing anggota tim ada yang bertugas sebagai pemberi materi, moderator, notulen, dan observer. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi interaktif dengan peserta. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

166 Pada hari berikutnya yang telah ditetapkan, dilakukan edukasi kepada siswa pada khususnya, dan civitas akademik SMA pada umumnya mengenai bullying dalam bentuk penyuluhan dan diskusi aktif. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan public sharing dilaksanakan pada hari Minggu, 1 September 2019 pukul sampai selesai. Sedangkan kegiatan edukasi di SMAN 3 Mataram dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 2 September Hasil Kegiatan 1. Public Sharing Total sebanyak 20 orang [14 perempuan] mengikuti kegiatan public sharing ini. Rentang usia bervariasi dari usia 9-40 tahun. Profesi peserta sangat bervariasi, sebagian besar berprofesi sebagai guru, baik guru SD, SMP maupun SMA, sisanya adalah mahasiswa, pelajar, Ibu rumah tangga, dokter umum, dan pegawai swasta. Terdapat 4 sesi yang berisi 4 materi, diikuti diskusi pada tiap akhir sesi. Anggota tim memiliki tugas sebagai berikut: 1. dr. Wahyu Sulistya Affarah, MPH pembawa acara sekaligus moderator 2. dr. Emmy Amalia, Sp. KJ pemateri & notulen 3. dr. Lina Nurbaiti, M. Kes pemateri & notulen 4. Pujiarohman, M. Psi pemateri & publikasi 5. Dr. Hamsu Kadriyan, Sp. THT-KL, M. Kes publikasi & dokumentasi Gambar 1. Penyampaian empat materi oleh narasumber Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

167 Gambar 2. Suasana interaktif dalam public sharing serta pembagian hadiah bagi peserta yang aktif Edukasi di SMAN 3 Mataram Kegiatan edukasi tentang bullying ini diikuti oleh perwakilan siswa kelas 11 dan 12 SMAN 3 Mataram sebanyak 40 siswa. Diskusi berlangsung dinamis. Beberapa pertanyaan terkait batasan bullying, dampak, dan cara mengatasi muncul selama diskusi. Beberapa pengalaman yang pernah dialami dan termasuk dalam kategori bullying dipaparkan oleh beberapa siswa. Namun, tidak terdapat pengalaman kasus bullying dengan kategori berat. Kegiatan penyuluhan diawali dengan pemberian pretes dan diakhiri dengan pemberian postes kepada peserta setelah penyuluhan berakhir. Didapatkan perbaikan nilai pada postes dibandingkan dengan nilai pretes dimana nilai rata-rata pretes 5,92 dan nilai ratarata postes 8,13. Materi penyuluhan meliputi definisi bullying, faktor-faktor risiko yang membuat seseorang rentan mengalami bullying, individu yang terlibat [pelaku dan korban], patofisiologi terjadinya bullying, dampak bullying, bagaimana tata laksananya dan bagaimana strategi mencegah bullying. Penyuluhan dilakukan secara interaktif antara pemberi materi dengan peserta dengan media presentasi power point dan bersifat pemaparan materi yang diikuti dengan diskusi interaktif. Proses penyuluhan dimulai dari jam WITA ditandai dengan dimulainya pretes dan diakhiri pada jam WITA ditandai dengan selesai dilakukannya postes kepada peserta. Sebagian siswa menganggap terdapat faktor protektif di sekolah-sekolah di SMU Negeri di Kota Mataram yang dapat menghambat terjadinya bullying. Faktor-faktor tersebut meliputi adanya mata pelajaran PPKN dan pendidikan agama, dimana siswa diajarkan tentang bertoleransi terhadap perbedaan, berbuat baik dan tidak menyakiti terhadap sesama sebagai bagian ketakwaan terhadap Tuhan. Selain itu terdapat peran wali kelas yang diharapkan dapat mendeteksi sejak dini jika terdapat kasus bullying di kelas. Adanya UKS dan guru bimbingan dan konseling juga diharapkan menjadi pintu skrining untuk mendeteksi adanya kasus-kasus bullying dan dapat menyelesaikan kasus bullying yang terjadi sehingga tidak terjadi dampak jangka panjang. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

168 Gambar 4. Suasana Edukasi tentang bullying SMUN 3 Mataram Evaluasi kegiatan 1. Kegiatan public sharing ini berjalan lancar dan mendapatkan sambutan yang baik, meski perwakilan dari Sekolah Menengah Atas yang diundang tidak dapat hadir. Seluruh peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara. Sesi diskusi berlangsung dinamis di tiap akhir sesi. Partisipan yang cukup aktif terutama adalah yang berprofesi sebagai guru karena selama ini merasa kurang memiliki informasi mengenai bullying, baik dalam hal pengertian, dampak, maupun pencegahan serta cara penanganannya. Padahal, kasus bullying ini kerap ditemui diantara siswa, terutama yang termasuk dalam kasus ringan. 2. Kegiatan Edukasi di SMAN 3 Mataram Selain diskusi berlangsung dinamis, kegiatan ini diikuti oleh para siswa secara aktif dari awal hingga akhir acara. Didapatkan ketidaktahuan tentang perilaku bullying pada sebagian besar siswa yang hadir. Banyak dipaparkan pengalaman tentang perilaku bullying yang termasuk dalam kategori ringan, namun para siswa tidak menyadarinya. Oleh karenanya, dipandang perlu untuk dilakukan edukasi serupa ke depan dengan cakupan sasaran yang lebih luas. KESIMPULAN DAN SARAN Bullying merupakan masalah sosial yang sering ditemukan, terutama di kalangan pelajar. Bullying dapat memberikan dampak buruk yang berat pada korban berupa gangguan belajar, gangguan mental, gangguan fisik, dan masalah kesehatan serta psikososial lain. Di beberapa negara, bullying berkontribusi besar terhadap angka kejadian bunuh diri pada remaja. Dari kegiatan pengabdian masyarakat public sharing dan edukasi di SMUN 3 Mataram ini, didapatkan data bahwa sebagian besar masyarakat umum maupun siswa SMUN 3 Kota Mataram belum cukup mengenal bullying, mengetahui faktor-faktor risiko yang mungkin membuat siswa rentan mengalaminya, dapat mengenal tanda dan gejala korban bullying, dan sampai saat ini dapat mengatasi kasus-kasus bullying yang terjadi di sekolah. Sehingga, kewaspadaan dan deteksi dini terhadap kejadian bullying perlu ditingkatkan. Terdapat beberapa faktor protektif yang dapat mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah di Indonesia. Faktor-faktor tersebut meliputi adanya mata pelajaran PPKN, Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

169 Pendidikan Agama, tersedianya layanan bimbingan dan konseling, serta layanan UKS yang dapat mendeteksi tanda dan gejala bullying pada siswa. Faktor-faktor ini perlu dipertahankan dan juga digunakan sebagai media untuk pencegahan dan penyelesaian kasus bullying yang sudah terlanjur terjadi. Dari hasil edukasi kepada siswa melalui penyuluhan, didapatkan nilai rata-rata pretes 5,92 dan nilai rata-rata postes 8,13 yang berarti terdapat peningkatan pengetahuan dasar siswa terhadap bullying. Berdasarkan hasil kegiatan ini, direkomendasikan kepada pihak sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB untuk menambah informasi dan pengetahuan terkait bullying kepada tenaga pendidik maupun siswa sejak awal masa sekolah. Informasi dan pengetahuan yang cukup tentang bullying akan mengurangi risiko gangguan fisik maupun mental sebagai dampak jangka panjang dari bullying. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram yang telah memberi dukungan financial terhadap pengabdian ini melalui jalur PNBP. DAFTAR PUSTAKA Gini G, Pozzoli T, Association Between Bullying and Psychosomatic Problems: A Metaanalysis. Pediatrics ; 123: p Rudi T, Informasi Perihal Bullying. Indonesian Anti Bullying Glew G, Rivara F, & Feudtner C, Bullying: Children Hurting Children. Pediatrics in Review; 21; 183 : p Huraerah A, Child Abuse [kekerasan terhadap anak], Bandung: Nuansa. Kyriakides L, Kaloyirou C, Lindsay G, An analysis of the Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire Using the Rasch Measurement Model. British Journal of Educational Psychology. 76, p Sejiwa Foundation, Penelitian mengenai kekerasan di sekolah, April Khairiyah S Korelasi antara Perilaku Bullying dan Tingkat Self-Esteem pada Pelajar SMPN di Surabaya. Centers for Disease Control and Prevention Understanding Bullying Factsheet Available from: Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

170 Edukasi dan Pemeriksaan Kesehatan Jiwa Pada Lansia Pensiunan Perum Bulog Cabang Mataram, NTB Emmy Amalia*, Dian Puspita Sari, Ni Nyoman Geri Putri, Sigit Kusdaryono Faculty of Medicine, University of Mataram, Mataram, Indonesia Kata Kunci: kesehatan jiwa, lansia Abstrak: Latar belakang: Di Indonesia, populasi penduduk lanjut usia [lansia] semakin bertambah. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penduduk lansia mencapai 28,8 juta jiwa. Populasi pensiunan yang sebelumnya bekerja dan kemudian mengalami masa paripurna, termasuk salah satu populasi yang beresiko mengalami gangguan mental akibat kehilangan pekerjaan. Selain itu, perubahan yang terjadi pada lansia terkait dengan penurunan fungsi fisik dan mental, dapat memunculkan permasalahan kesehatan, salah satunya kesehatan mental. Tujuan: Meningkatkan pengetahuan lansia akan pentingnya kesehatan mental dan mendeteksi adanya gangguan jiwa pada lansia pensiunan Perum Bulog Cabang Mataram, NTB. Metode: Kegiatan ini terdiri atas dua aktivitas. Pertama pemberian materi edukasi tentang kesehatan jiwa pada lansia, yang dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan peserta. Selanjutnya dibuka sesi skrining pemeriksaan kesehatan jiwa dengan menggunakan MINI-ICD X kepada setiap peserta. Seusai skrining, peserta diberi kesempatan melakukan konsultasi tertutup dengan psikiater. Hasil: Kegiatan diikuti oleh 60 peserta. Kegiatan pemberian materi edukasi meliputi memahami apa itu lansia; perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia; tanda dan gejala gangguan kesehatan pada lansia, khususnya gangguan kesehatan jiwa; penanganan yang dapat dilakukan; dan bagaimana menjalani hidup yang sehat di usia tua. Sebagian besar peserta merasa tidak mengetahui tentang masalah kesehatan jiwa pada lansia sebelum diberi edukasi. Selesai sesi edukasi, dilakukan skrining pemeriksaan kesehatan jiwa menggunakan alat ukur MINI-ICD X. Dari hasil skrining didapatkan 10 peserta [16,67%] mengalami tanda-tanda depresi, 8 peserta [13,33%] mengalami gangguan tidur, dan 11 peserta [18,33%] mengalami gejala cemas. Selanjutnya tim membuka layanan konsultasi jiwa secara privat. Terdapat 1 orang peserta [1,67%] yang dirujuk ke pelayanan kesehatan jiwa setempat karena membutuhkan penanganan lebih lanjut. Korespondensi: PENDAHULUAN Proses penuaan merupakan proses yang tidak dapat dihindari. Pada hakikatnya, proses penuaan akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada orang lanjut usia. Perubahan pada lansia terkait dengan penurunan fungsi tubuh yang terjadi secara fisiologis sehingga pada lansia lebih berpotensi terjadi permasalahan kesehatan, baik fisik maupun Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

171 mental. Jika tidak ditangani dengan tepat, permasalahan kesehatan ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup secara bermakna.. Selain itu, permasalahan kesehatan fisik maupun mental dapat saling mempengaruhi dan memperberat satu sama lain. Lansia yang mengalami permasalahan kesehatan juga akan mengalami beberapa perubahan. Menurut Damping [2013] dan Chalise [2014], perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, proses berpikir, perasaan, dan perilaku. Para pensiunan merupakan salah satu kelompok lansia, yang seperti lansia lain pada umumnya, rentan mengalami gangguan kesehatan terutama kesehatan mental. Menurut Chen, et al [2014] dan Fiske, et al [2010] dalam Varma [2012] disebutkan bahwa gejala depresi yang terlihat pada lanjut usia berhubungan dengan bertambahnya usia, berkurangnya partisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, hidup sendiri, hilangnya tujuan hidup, masalah ekonomi, penggunaan alkohol dan rokok, penggunaan obat-obatan, penyakit fisik, perceraian, dan perubahan-perubahan status sosial lain karena menua. Faktor-faktor risiko ini didapatkan pada orang yang memasuki masa pensiun. Oleh karena itu penulis ingin melakukan kegiatan pengabdian kepada para pensiunan pegawai Perum Bulog Cabang Mataram, NTB. METODE KEGIATAN Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana kaum lansia merupakan kelompok yang berpotensi mengalami masalah kesehatan baik fisik maupun mental, dan terutama kelompok pensiunan rentan mengalami gangguan mental akibat kehilangan pekerjaan, masalah finansial, berkurangnya partisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, dan adanya perubahan status sosial dari kondisi sebelumnya, maka tim PPM akan melakukan edukasi mengenai kesehatan jiwa pada lansia sekaligus melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa pada pensiunan pegawai di kantor Perum Bulog Cabang Mataram, NTB. Pada tahap persiapan, tim PPM melakukan studi pendahuluan dengan berkoordinasi dengan kantor Perum Bulog cabang Mataram untuk mendata jumlah pensiunan yang terdaftar di Perum Bulog Cabang Mataram, NTB. Selain itu tim PPM juga melakukan telusur pustaka untuk mengetahui kondisi lansia di NTB, apa jumlah penyakit terbanyak yang diderita, bagaimana status sosial ekonomi dan sosialnya, serta permasalahan kesehatan jiwa yang umumnya dihadapi. Selanjutnya tim melakukan sosialisasi rencana pelaksanaan pengabdian yang akan dilakukan dengan kantor Bulog Cabang Mataram agar kantor dapat mengorganisasi pertemuan dengan para pensiunan. Tim PPM juga menyiapkan materi yang akan disampaikan pada sesi edukasi. Selesai sesi edukasi, tim PPM akan membuka layanan pemeriksaan kesehatan jiwa konsultasi secara tertutup. Jadi para pensiunan yang ingin berkonsultasi terhadap masalah yang dihadapinya dapat menemui psikiater yang bertugas dan mendapatkan pemeriksaan dan penanganan. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

172 HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian dilakukan pada Hari Sabtu, 27 April 2019 di Kantor Bulog Cabang Mataram. Kegiatan dimulai pada pukul 9.00 WITA di masjid kantor Bulog. Kegiatan tersebut diikuti oleh 60 peserta, dengan karakteristik sebagai berikut: Tabel 1 Karakteristik Lansia Pensiunan Perum Bulog yang Mengikuti Sesi Edukasi Karakteristik Jumlah Prosentase Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia [tahun] Tingkat Pendidikan S1 Diploma SMA Tempat Tinggal Mataram Lombok Barat Lombok Tengah % 50% 8,33% 70% 21,66% 51,66% 38,33% 10% 71,66% 20% 8,33% Berdasarkan karakteristik di atas, tampak bahwa jumlah peserta laki-laki dan perempuan sama [50%]. Sebagian besar peserta berada pada rentang usia tahun [70%]. Sebagian besar peserta mempunyai latar belakang pendidikan S1 [%1,66%]. Sebagian besar peserta bertempat tinggal di Mataram [71,66%]. Kegiatan dimulai dengan pemberian edukasi oleh Tim PPM. Sebelum kegiatan, sebagian besar peserta merasa belum memahami apa itu kesehatan jiwa pada lansia. Adapun materi edukasi yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Pemahaman akan lansia dan perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia 2. Tanda dan gejala gangguan-gangguan kesehatan pada lansia, khususnya gangguan kesehatan jiwa 3. Penanganan gangguan yang dapat dilakukan 4. Bagaimana menjalani hidup lebih sehat di usia tua Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi. Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan dan pendapat terkait materi diskusi. Gambar 1. Sesi Edukasi Kesehatan Jiwa pada Lansia Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

173 jumlah Acara selanjutnya adalah dilakukan skrining kesehatan jiwa menggunakan kuisioner MINI ICD-X. Dari hasil skrining didapatkan 10 peserta [16,67%] mengalami tanda-tanda depresi, 8 peserta [13,33%] mengalami gangguan tidur, dan 11 peserta [18,33%] mengalami gejala cemas. Hasil ini sesuai dengan hasil beberapa penelitian dimana pada lansia memang rentan untuk mengalami gangguan mental tertentu, misalnya depresi [Aryawangsa, et al 2016]. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya gangguan mental pada lansia meliputi bertambahnya usia, berkurangnya partisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, hidup sendiri, hilangnya tujuan hidup, masalah ekonomi, penggunaan alkohol dan rokok, penggunaan obatobatan, penyakit fisik, perceraian, dan perubahan-perubahan status sosial lain karena menua [Damping, 2013; Chipps, et al 2017] Tidak terdapat gangguan Hasil Skrining MINI ICD-X 11 Cemas Gangguan tidur Depresi gangguan 8 10 Gambar 1. Hasil Skrining Peserta Edukasi Selanjutnya tim PPM membuka layanan konsultasi jiwa secara tertutup dan bersifat personal. Layanan ini dilakukan oleh psikiater yang juga merupakan anggota tim PPM. Terdapat 22 orang yang mengikuti pelayanan ini. dari 22 orang yang berkonsultasi, terdapat 1 orang peserta [1,67%] yang dirujuk ke pelayanan kesehatan jiwa setempat karena membutuhkan penanganan lebih lanjut. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengabdian edukasi dan pemeriksaan kesehatan jiwa pada lansia pensiunan Perum Bulog Cabang Mataram didapatkan: 1. Sebagian besar lansia belum memahami pentingnya kesehatan jiwa pada lansia. 2. Terdapat beberapa gangguan mental yang berpotensi terjadi pada lansia, yaitu gangguan tidur, gangguan depresi, dan kecemasan, akibat perubahan faktor fisik dan psikis. 3. Diperlukan skrining rutin dan penelitian lebih lanjut terhadap karakter lansia khususnya di Kota Mataram, NTB untuk mendapatkan data demografi lansia lokal yang dapat bermanfaat untuk strategi peningkatan kesehatan pada lansia setempat. Saran agar dapat dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap lansia di Kota Mataram dan Provinsi NTB pada umumnya. Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

174 Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram yang telah memberi dukungan financial terhadap pengabdian ini melalui jalur PNBP. DAFTAR PUSTAKA Damping, C, E. [2013], Psikiatri Geriatri dalam Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. Aryawangsa, A, A, N., Ariastuti, L, N, P. [2016]. Prevalensi dan Distribusi Faktor Risiko Depresi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring 1 Kabupaten Gianyar Bali Intisari Sains Medis. Vol. 7[1], hal Chalise, H, N. [2014]. Depression Among Elderly Living in Briddashram [Old Age Home]. Advances in Aging Research. Vol. 3[1], hal Chen, Y., Feeley, T, H. [2014]. Social Support, Social Strain, Loneliness, and Well Being Among Older Adults: An Analysis of The Health and Retirement Study. Journal of Social and Personal Relationships. Vol. 31[2], hal Chipps, J., Ramlall, S., Padayachey, U. [2017]. Depression in Older Adults: Prevalence and Risk Factors in A Primary Health Care Sample. South African Family Practice. Vol. 59, hal Fardan, M, M. [2018]. Hubungan antara Hipertensi terhadap Tingkat Depresi Lansia [Studi di Puskesmas Cisadea Kota Malang]. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah, Malang. Fiske, A., Wetherell, J, L., Gatz, M. [2009]. Depression in Older Adults. Annual Review of Clinical Psychology. Vol. 5, hal Hotel Grand Legi Mataram, 26 September

175 Skrining Anemia Pada Siswi SMA Negeri 1 Praya Ika Primayanti* 1, Ni Nyoman Geriputri 2, Marie Yuni A 2, Ario Danianto 3, M.Rizkinov J 3, Rika Hastuti S 1 1 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram 2 Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram 3 Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Kata Kunci: Skrining, anemia, siswi SMA Abstrak: Anemia adalah salah satu masalah kesehatan di masyarakat yang didefinisikan sebagai kondisi saat jumlah sel darah tidak memenuhi kebutuhan fisiologi tubuh manusia dan kadar hemoglobin kurang dari jumlah normal. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi anemia di Indonesia dilaporkan sebesar 22.7% pada remaja putri. Anemia adalah kondisi saat kadar hemoglobin

Bài mới nhất

Chủ Đề