Peran teknologi informasi dalam Business Process Reengineering

Business Process Reengineering [BPR] merupakan suatu proses merubah proses bisnis secara radikal dan dramatis agar bisnis proses tersebut menjadi lebih efektif dan efisien tanpa adanya perubahan pada struktur organisasi dan fungsi bisnis proses itu sendiri.

BPR ini pertama kali ditulis dan dipublikasi oleh Hammer [1990] dan Davenport & Short [1990] dan Hammer & Champy [1994], “Re-engineering is the fundamental rethinking and radical redesign of business processes to achieve dramatic improvements in critical, contemporary measures of performance, such as cost, quality, service and speed ”Hammer and Champy [1994, p32] menyatakan Business Process Reengineering adalah suatu pendekatan yang sama sekali baru berkenaan dengan ide dan model yang digunakan dalam memperbaiki bisnis. Davenport & Short [1990] lebih melihat Business Process Reengineering sebagai perluasan dari “industrial engineering”.

Tujuan dari Business Process Reengineering adalah bagaimana membuat semua proses yang ada di organisasi atau perusahaan menjadi meningkat. Beberapa tujuan BPR menurut Andrews dan Stalick antara lain:

  • Meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa yang khusus serta mempertahankan produksi massal.
  • Meningkatkan kepuasan atas barang atau jasa sehingga pelanggan akan memilih barang atau jasa perusahaan daripada perusahaan pesaing.
  • Membuat lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan bisnis dengan perusahaan.
  • Memutuskan batasan organisasional, membawa pelanggan kepada saluran informasi melalui komunikasi, jaringan dan teknologi komputer.
  • Mempercepat waktu respon kepada pelanggan, mengeleminasi kesalahan dan ketidakpuasan, serta mengurangi pengembangan barang atau jasa dalam waktu siklus pabrik.
  • Memproses permintaan pelanggan yang lebih dan peningkatan volume dari setiap pelanggan serta menetapkan harga “value–driven” untuk pelanggan tanpa mengurangi profitabilitas.
  • Memperbaiki kualitas kerja dan kemampuan individu dalam memberikan kontribusi pada perusahaan.
  • Memperbaiki pembagian dan kegunaan pengetahuan organisasi sehingga organisasi tidak tergantung pada keahlian beberapa orang saja.

Peranan BPR:

  • Menvalidasi informasi dari proses bisnis
  • Menyeleksi bagian fungsi atau proses bisnis yang mana yang membutuhkan analisislebih lanjut
  • Mengidentifikasi alur dokumen yang datang dan ketidekefisienan proses bisnis yangsedang berlangsung
  • Mengidentifikasi fungsi dan proses mana yang mempunyai performa bagus dan dipertahankan keeksistensiannya.
  • Mengidentifikasi kesempatan yang bagus dan potensial untuk harmonisasi fungsi dan proses antara departemen.
  • Mengidentifikasi kesempatan potensial dalam penerapan teknologi/servis yang akan digunakan pada masa yang akan datang
  • Menyediakan dasar untuk mengukur dan memeriksa kondisi environment masa sekarang / mendesign ulang environment masa yang akan datang.

Ada 3 tipe re-engineering yang bisa dilakukan:

Cara ini bisa dianalogikan sebagai “think outside the box“. Dimana perusahaan mendefinisi ulang proses/produk yang baru untuk menggantikan proses/produk lama yang dinilai tidak efektif.

Metode: six-sigma

Kelebihan: waktu pencapaian target cepat.

Kelemahan: kadang membutuhkan dana investasi yang cukup besar.

Cara ini bisa dianalogikan sebagai “think inside the box“. Dimana perusahaan menghilangkan pemborosan proses/produk yang dinilai tidak efisien.

Metode: lean system

Kelebihan: biasanya tidak memerlukan dana investasi yang besar.

Kelemahan: waktu pencapaian target relatif lebih lama.

Cara ini bisa dianalogikan sebagai “think inside outside the box“. Merupakan gabungan inovasi dan improvement, Dimana perusahaan menghilangkan pemborosan proses/produk yang dinilai tidak efisien sekaligus mendefinisi ulang proses/produk yang baru untuk menggantikan proses/produk lama yang dinilai tidak efektif.

Metode: lean sigma

Kelebihan: titik optimum dana investasi dan waktu pencapaian target bisa didefine kecil dan cepat.

Kelemahan: membutuhkan sinergitas yang lebih tinggi

Business Process Reengineering [BPR] adalah proses pemikiran ulang secara mendasar dan perancangan secara radikal terhadap proses-proses bisnis untuk meningkatkan kinerja proses bisnis. Tujuan dari Business Process Reengineering adalah bagaimana membuat semua proses yang ada di organisasi atau perusahaan menjadi meningkat. Beberapa tujuan BPR menurut Andrews dan Stalick antara lain :

  • Meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa yang khusus serta mempertahankan produksi massal.
  • Meningkatkan kepuasan atas barang atau jasa sehingga pelanggan akan memilih barang atau jasa perusahaan daripada perusahaan pesaing.
  • Membuat lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan bisnis dengan perusahaan.
  • Memutuskan batasan organisasional, membawa pelanggan kepada saluran informasi melalui komunikasi, jaringan dan teknologi komputer.
  • Mempercepat waktu respon kepada pelanggan, mengeleminasi kesalahan dan ketidakpuasan, serta mengurangi pengembangan barang atau jasa dalam waktu siklus pabrik.
  • Memproses permintaan pelanggan yang lebih dan peningkatan volume dari setiap pelanggan serta menetapkan harga “value–driven” untuk pelanggan tanpa mengurangi profitabilitas.
  • Memperbaiki kualitas kerja dan kemampuan individu dalam memberikan kontribusi pada perusahaan.
  • Memperbaiki pembagian dan kegunaan pengetahuan organisasi sehingga organisasi tidak tergantung pada keahlian beberapa orang saja.

BPR terdiri dari tiga huruf yaitu B, P, dan R. B dalam BPR berfokus pada proses bisnis dimana dalam proses tersebut dapat menciptakan nilai bagi pelanggan. Dimana B dalam BPR ini mendefinisikan proses bisnis melalui mata pelanggan dari proses tersebut. Yang kedua adalah P. P dalam BPR adalah berfokus pada proses yang berjalan dimana akan menghasilkan suatu hasil yang diinginkan oleh perusahaan. Yang terakhir adalah R. R di BPR membawa asumsi implisit tentang sejauh mana peningkatan kinerja karena rekayasa ulang dan bagaimana rekayasa ulang dilakukan.

Beberapa peranan TI dalam BPR:

  • Basis data yang dibagi-bagikan [shared databases], membuat informasi tersedia pada banyak tempat.
  • Sistem ahli [expert systems] memungkinkan para generalis untuk melaksanakan tugas spesialis.
  • Jaringan telekomunikasi [telecommunication networks], memungkinkan organisasi dapat disentralisasikan dan didesentralisasikan dalam waktu yang sama.
  • Perlengkapan pengambilan keputusan [decision-support tools], memungkinkan pengambilan keputusan menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari.
  • Komunikasi data tanpa kabel [wireless data communication] dan komputer yang mudah dibawa [portable computer], memungkinkan personel lapangan bekerja secara independent.
  • Videodisk interaktif [interactive videodisk], untuk mendapatkan kontak langsung dengan pembeli potensial.
  • Identifikasi otomatis dan pelacakang [automatic identification and tracking], memungkinkan sesuatu untuk melaporkan dimana mereka berada bukan menunggu untuk ditemukan.
  • Perhitungan kinerja tinggi [high performance computing], memungkinkan perencanaan on-the-fly [diciptakan pada saat dibutuhkan] dan perbaikan.

sumber :

//id.wikipedia.org/wiki/Business_Process_Reengineering

//digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=757:rekayasa-ulang-proses-bisnis-business-process-reengineering&catid=25:industri&Itemid=14

Lihat semua pos dari daniiero

  • April 2013
  • Maret 2013
  • Januari 2013
  • September 2012
  • anaperbis
  • Business Driven Technology
  • konsep e-Bisnis

Tampilkan Profil Lengkap →

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

37 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề