Contoh manfaat dari teknologi pangan yang bersumber dari air kelapa adalah

Nata de coco, semua orang pasti kenal dengan makanan yang bertekstur kenyal, berwarna bening, dan berasa manis ini. Jenis makanan unik ini memang cukup populer karena dalam suasana apapun nata de coco bisa membuat setiap momennya semakin terkesan.

Sebagai contoh, nata de coco sering dihidangkan sebagai makanan penyambut tamu, makanan pembuka puasa, penyedap minuman sirup atau jus buah, pendingin tubuh ketika cuaca sedang panas, dan juga bisa digunakan sebagai makanan pencuci mulut.

Jadi, tidak mengherankan jika nata de coco dapat dipasarkan secara luas, mulai dari jalanan, restoran, supermarket, dan lain-lain, tetapi tahukah kalau nata de coco sendiri bukan merupakan makanan khas yang langsung disediakan oleh nenek moyang, melainkan merupakan makanan yang terbuat dari perkembangan teknologi?

Perkembangan teknologi sebagai penemu jenis makanan baru memang terdengar cukup aneh karena seperti kebanyakan yang orang tahu kalau peran teknologi itu hanya untuk mempermudah manusia dalam menjalankan aktivitasnya, tetapi hal ini merupakan sebuah pengecualian bagi teknologi pangan.

Apa itu teknologi pangan?

Teknologi pangan merupakan sebuah sebutan yang dipakai untuk menyebut suatu ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengolahan bahan pangan mentah menjadi suatu produk pangan baru yang layak untuk dikonsumsi oleh konsumen dan dapat dipasarkan secara luas melalui pemanfaatan teknologi yang sudah dirancang khusus untuk mengolah bahan pangan.

Penemuan teknologi pangan sendiri bukan merupakan penemuan baru umat manusia karena teknologi pangan sendiri sudah ada sejak abad ke-19.

Waktu itu terdapat seorang ilmuan bernama Nicolas Appert menemukan cara untuk memproses makanan kaleng agar dapat bertahan lama dan tidak merusak nilai gizinya. sehingga hal ini telah melahirkan suatu penemuan baru yang disebut sebagai teknologi pangan.

Sejak itu, teknologi pangan terus membantu masyarakat luas dan sampai sekarang teknologi masih memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam menghasilkan produk pangan baru, salah satunya adalah nata de coco yang banyak disukai oleh masyarakat.

Bagaimana bisa teknologi pangan dapat menghasilkan nata de coco?

Dari sini, mungkin akan ada banyak orang yang bertanya, bagaimana bisa teknologi pangan dapat menghasilkan nata de coco? Apa prosesnya?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut. Berikut tahapan bagaimana teknologi pangan dapat memproses bahan pangan menjadi produk pangan baru seperti nata de coco:

1. Fermentasi

Bentuk awal nata de coco adalah air kelapa. Jadi, agar air kelapa itu bisa diolah menjadi nata de coco, maka air kelapa harus mengalami proses fermentasi dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum.

Bakteri ini dapat membentuk enzim yang membuat seluruh zat gula di sekitar permukaan air kelapa menjadi ribuan rantai yang biasa disebut sebagai serat nata atau krim kelapa.

2. Pembunuhan bakteri

Dari proses fermentasi ini, nata de coco masih belum layak dikonsumsi karena walaupun serat natanya sudah terbentuk, proses fermentasi ini membuat banyak mikroorganisme hidup bermunculan.

Sehingga untuk menghilangkan mikroorganisme hidup khususnya mikroorganisme yang membahayakan kesehatan tubuh, nata de coco akan mengalami proses sterilisasi di mana seluruh organisme hidup yang ada di permukaan nata de coco akan dihilangkan sehingga nata de coconya aman untuk dikonsumsi.

3. Penambahan nilai gizi

Ternyata, kandung yang ada di dalam nata de coco tidak sekaya kandungan air kelapa sehingga cocok bagi orang yang ingin melakukan diet rendah kalori, tetapi bagi nata de coco yang ingin dipasarkan secara luas.

Nata de coco itu akan mengalami proses fortifikasi pangan di mana kandungan nilai gizi nata de coco akan ditingkatkan oleh vitamin dan mineral sehingga dapat bersaing dengan produk pangan yang bernutrisi lainnya.

4. Pengemasan

Bakteri Acetobacter xylinum sangat sensitif terhadap sifat-sifat fisik dan kimia lingkungan sehingga jika bakterinya terkontaminasi oleh lingkungan luar, nilai gizi nata de coco akan rusak.

Maka dari itu, nata de coco yang sudah jadi akan dikemas dengan peralatan, bahan, dan teknik pengemasan yang tepat sehingga nata de coco dapat bertahan lama tanpa kehilangan nilai gizinya sedikitpun.

Hasil produksi teknologi pangan lainnya

Berdasarkan ulasan tadi, peran teknologi pangan ini memang penting karena dapat mengolah bahan pangan yang masih mentah menjadi produk pangan yang dapat bertahan lama dan memiliki nilai gizi yang lebih banyak.

Namun, nata de coco bukan merupakan satu-satunya hasil produksi teknologi pangan, melainkan masih banyak hasil produksi teknologi pangan yang terbukti dapat menghasilkan keuntungan jika dipasarkan secara luas.

Contoh produk pangan lain yang bisa menghasilkan:

Kacang kedelai dapat diolah menjadi tempe atau oncom Susu yang telah mengalami proses fermentasi dapat menjadi yoghurt atau keju Sari buah apel atau anggur bisa diolah menjadi cuka Kumpulan gandum, air, gula, dan telur bisa mengalami proses fermentasi untuk menjadi roti Dan masih banyak lagi.

Melihat kalau teknologi pangan ini dapat menghasilkan produk pangan baru yang bisa dipasarkan secara luas, tentu, dapat membuat kebanyakan orang ingin membuat produk dari proses teknologi pangan ini.

Nah, bagi yang tertarik untuk membuat produk dari teknologi pangan, maka mengambil kuliah di jurusan teknologi pangan adalah hal yang wajib karena di jurusan ini akan melatih mahasiswanya tentang ilmu pengolahan bahan pangan melalui penggunaan teknologi dan membantu mahasiswanya untuk memasarkan produk pangan tersebut sehingga setelah lulus kuliah, peserta jurusan ini dapat memulai usaha pangannya sendiri.

Teknologi pangan memegang peran yang cukup penting dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia di setiap harinya karena teknologi pangan ini dapat mengolah bahan pangan yang belum layak untuk dikonsumsi menjadi produk pangan yang aman dan layak dikonsumsi.

Dengan adanya teknologi pangan, masyarakat tidak perlu mengolah makanan dalam waktu yang lama agar bisa dikonsumsi karena teknologi pangan ini akan menjamin kalau masyarakat dapat mengonsumsi produk pangan tersebut secara instan tanpa mengkhawatirkan terjadinya keracunan atau kekurangan gizi.

Melihat manfaat teknologi pangan ini, tentu saja, membuat masyarakat ingin mengetahui contoh dari manfaat teknologi pangan terhadap kehidupan sehari-hari mereka, tetapi sadar atau tidak sadar contoh-contoh teknologi pangan sudah ada dimana-mana, bahkan akan sulit untuk melewatkan kehidupan sehari-hari tanpa menemukan contoh dari manfaat teknologi pangan ini.

Nah, untuk membahasnya lebih dalam, berikut ini merupakan contoh-contoh teknologi pangan yang bermanfaat untuk masyarakat luas:

1. Tempe

Tanpa adanya teknologi pangan, masyarakat mungkin tidak akan pernah merasakan kelezatan dari tempe karena bentuk awal makanan tempe hanya sebatas kacang kedelai, tetapi setelah pengaplikasian teknologi pangan, kacang kedelai itu akan mengalami proses fermentasi dengan jamur genus Rhizoporus yang pada akhirnya akan menghasilkan tempe.

Walaupun kacang kedelai memiliki kandungan protein yang cukup baik, tetapi tempe memiliki kandungan yang lebih kaya seperti vitamin B, lemak baik, kalori, kalsium, dan fosfor sehingga sangat teknologi pangan ini tidak hanya membuat produk pangan baru, tetapi juga menambahkan nilai gizinya.

2. Roti                                            

Roti merupakan makanan pokok untuk sebagian besar negara, terutama negara yang memiliki iklim dingin, tetapi makanan pokok ini tidak akan bisa terbuat tanpa bantuan teknologi pangan.

Hal ini dikarenakan roti sendiri bukan sepenuhnya terbuat dari gandum, melainkan terdiri atas berbagai bahan pangan yang berbeda seperti telur, ragi, gula, lemak, air, dan sebagainya sehingga tanpa bantuan teknologi pangan, pembuatan roti akan sulit dilakukan.

3. Yoghurt

Minuman yang menyegarkan dan kaya akan kalsium ini juga merupakan contoh dari hasil teknologi pangan karena proses pembuatannya akan melibatkan campuran dari fermentasi bakteri seperti Streptococcus Termophilus, Streptococcus Lactis, dan Lactobacillus Bulgarius.

Bakteri tersebut akan mengubah kandungan laktosa yang ada dalam susu menjadi asam laktat sehingga bisa digunakan oleh masyarakat untuk memperlancar sistem pencernaan mereka.

4. Keju

Walaupun rasanya asin, tetapi keju bisa menjadi makanan favorit bagi beberapa kalangan pencinta kuliner. Di Indonesia sendiri peminat makanan keju juga semakin bertambah sehingga keju memiliki tingkat kepopuleran yang sama dengan makanan lainnya.

Keju sendiri mengalami proses yang hampir sama seperti yoghurt, tetapi sebelum diolah, susunya akan dipanaskan sampai bakteri hidupnya mati, kemudian akan dicampurkan dengan enzim renin sehingga susu akan mengumpal, lalu menjadi padat dan hasilnya adalah keju.

5. Cuka

Dari rasanya yang asam saja, sebagian besar orang tahu kalau cuka merupakan contoh dari teknologi pangan yang bermanfaat untuk masyarakat luas, tetapi bukan sebagai makanan pokok, melainkan sebagai bahan penyedap makanan.

Cuka bisa memiliki rasa yang asam karena cuka merupakan hasil dari oksidasi etanol yang melibatkan bakteri bernama Acetobacter dan bahan sari buah seperti seri tebu, anggur, apel, dan sebagainya.

6. Terasi

Bumbu penyedap makanan ini juga merupakan contoh dari teknologi pangan karena terasi sendiri terbuat dari proses fermentasi ikan atau udang dan bantuan beberapa mikroogranisme seperti Corynebacterium, Brevibacterium, Pediococcus dan Bacillus.

Setelah proses fermentasi, ikan dan udang berserta dengan mikroorganismenya akan berubah menjadi warna merah yang agak kecokelatan dan dapat menimbulkan aroma yang khas atau sensitif sehingga hasilnya akan dicetak dan dikemas menjadi terasi.

7. Nata de coco

Sebagian besar masyarakat pasti menyukai nata de coco karena nata de coco ini memiliki tekstur pangan yang kenyal, manis, dan cocok untuk mendinginkan tubuh ketika cuaca sedang panasnya.

Dari namanya, nata de coco memang merupakan hasil dari teknologi pangan dari air kelapa karena selama proses pembuatannya, air kelapa akan membutuhkan bantuan dari bakteri Acetobacter Xylinum untuk melakukan proses fermentasi sehingga dapat mengubah seluruh kandungan fruktosa dan glukosa yang ada dalam air kelapa menjadi selulosa atau polisakarida.

8. Tauco

Tauco memiliki peran yang hampir sama seperti terasi, yaitu sebagai bahan penyedap rasa makanan. Hanya saja, tauco merupakan hasil fermentasi dari biji kedelai dan campuran dari ragi sehingga tidak hanya sebagai penyedap makanan, tetapi bisa dipakai untuk menjaga kesehatan tubuh.

Contohnya, tauco bisa bermanfaat dalam menjaga kesehatan jantung, memperlancar proses metabolisme tubuh, dan mencegah banyak penyakit.

9. Minuman bubuk

Minuman bubuk seperti kopi, teh, susu, dan sebagainya juga merupakan hasil dari teknologi pangan yang bermanfaat untuk masyarakat luas karena masyarakat dapat mendingkan atau menghangatkan suhu tubuh sesuai dengan cuaca yang dihadapi.

Minuman serbuk sendiri bisa muncul karena selama proses pembuatannya melibatkan pemerasan sari buah atau daun yang kemudian dipanaskan dan ditambahkan air dan gulas sehingga menjadi gumpalan yang kering dan hasilnya adalah minuman bubuk yang siap disajikan kapan saja.

10. Makanan kaleng

Teknologi pangan telah melahirkan namanya makanan kaleng sehingga masyarakat zaman sekarang bisa mengonsumsi makanan meskipun makanan itu sudah disimpan dalam waktu yang cukup lama dan dapat dipastikan kalau nilai gizinya tidak akan berkurang.

Makanan kaleng sendiri merupakan hasil dari campur tangan proses sterilisasi yang merupakan proses menghilangkan semua bakteri hidup yang ada di dalam makanan sehingga membuatnya dapat bertahan lama dan tetap layak dikonsumsi.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề