perbedaan segregasi integrasi dan inklusi


Kelebihan Sistem Pendidikan Segregasi, Integrasi dan Inklusi

a.    Kelebihan Sistem Pendidikan Segregasi

1]        Timbulnya rasa ketenangan pada siswa , karena berada pada lingkungan yang lebih homogin.

2]        Mudah berkomunikasi, karena ada kesatuan dalam berbahasa, yaitu bahasa isyarat.

3]        Siswa memperoleh layanan pendidikan dengan strategi yang lebih disesuaikan dengan kemampuan anak.

4]        Siswa dididik oleh tenaga pendidik yang berlatar belakang ilmu pendidikan luar biasa.

5]        Memudahkan kerja sama dengan tenaga ahli seperti dr. THT, Audiolog, Psikolog, dsb.

6]        Pada umumnya penyelenggaraan pendidikan khusus dilengkapi dengan sarana khusus yang diperlukan dalam pendidikan anak tunarungu.

b.   Kelebihan Sistem Pendidikan Integrasi

1]        Siswa disability dapat belajar bersama-sama dengan siswa yang tidak disability. Ini berarti ada proses sosialisasi sedini mungkin, saling mengenal antara siswa disability dan yang tidak disability, begitu pula sebaliknya. Ini akan berdampak pada pertumbuhan sikap siswa-siswa tersebut, yang akan bermanfaat pula kelak jika mereka telah dewasa.

2]        Siswa disability mendapatkan suasana yang lebih kompetitif, karena di sekolah umum ada lebih banyak siswa dibanding SLB.

3]        Siswa disability dapat membangun rasa percaya diri yang lebih baik.

4]        Siswa disability dapat bersekolah di mana saja, bahkan sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya, asal ia memenuhi persyaratan yang diminta; jadi tidak perlu terpisah dari keluarga mereka.

5]        Dari sisi kurikulum, dengan menempuh pendidikan di sekolah umum, disability akan mendapatkan materi pelajaran yang sama dengan siswa yang tidak disability.

c.    Kelebihan Sistem Pendidikan Inklusi

1]      Berkurangnya rasa takut akan perbedaan individual dan semakin besarnya rasa percaya dan peduli pada anak luar biasa.

2]      Peningkatan konsep diri [self concept] baik pada anak luar biasa maupun pada anak normal. Hal ini akibat dari pergaulan yang terjadi sehingga mnejadikan mkeduanya saling toleran.

3]      Pertumbuhan kognisi sosial makin berkembang pada keduanya. Mereka dapat saling membantu satu dengan yang lain, sehingga mendorong pertumbuhan ssikap sosial, yang pada gilirannya akan menumbuhkan kognisi sosial.

4]      Pertumbuhan prinsip-prinsip pribadi menjadi lebih baik, terutama dalam komitmen moral pribadi dan etika. Mereka saling tidak curiga dan merasa saling membutuhkan.

5]      Persahabatan yang erat dan saling membutuhkan. Mereka merasa saling membutuhkan untuk sharing dalam berbagai hal.

Kekurangan Sistem Pendidikan Segregasi, Integrasi dan Inklusi

a.      Kekurangan Sistem Pendidikan Segregasi

Sosialisasi siswa tunarungu terbatas pada teman yang tunarungu, terlebih lagi bagi siswa tinggal di asrama, mereka kurang terbiasa melihat pola kehidupan anak mendengar, seperti pola belajar, pola bermain, dsb.

b.      Kekurangan Sistem Pendidikan Integrasi

Kelemahan dari sistem integrasi ini adalah siswa disability harus menyesuaikan diri dengan metode pengajaran dan kurikulum yang ada.Pada saat-saat tertentu, kondisi ini dapat menyulitkan mereka. Misalnya, saat siswa diwajibkan mengikuti mata pelajaran ”menggambar.” Karena memiliki hambatan penglihatan, tentu saja siswa disability tidak bisa ”menggambar.” Tapi, karena mata pelajaran ini wajib dengan kurikulum yang ”ketat”, ”tidak fleksibel,” tidaklah dimungkinkan bagi guru maupun siswa disability untuk melakukan ”adaptasi atau subsitusi” –untuk mata pelajaran ”menggambar” tersebut. Yang dimaksud substitusi adalah menggantikan maa pelajaran tersebut dengan tugas lain yang memiliki nilai kompetensi sama. Misalnya, menggambar adalah mata pelajaran yang melatih kreatifitas otak kanan untuk bidang visual; bisa digantikan dengan tugas lain yang memiliki tujuan kompetensi sama tau setara, misalnya mengarang

c.       Kekurangan Sistem Pendidikan Inklusi

Minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusi, terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para guru sekolah inklusi menunjukkan betapa sistem pendidikan inklusi belum benar – benar dipersiapkan dengan baik. Apalagi sistem kurikulum pendidikan umum yang ada sekarang memang belum mengakomodasi keberadaan anak – anak yang memiliki perbedaan kemampuan [difabel]. Sehingga sepertinya program pendidikan inklusi hanya terkesan program eksperimental.

3.    Perbedaan Sistem Pendidikan Segregasi, Integrasi dan Inklusi

Perbedaan ketiga model tersebut dapat diringkas sebagai berikut.

a.          Pendidikan segregasi

Pendidikan segregasi adalah sekolah yang memisahkan anak berkebutuhan khusus dari sistem persekolahan reguler. Di Indonesia bentuk sekolah segregasi ini berupa satuan pendidikan khusus atau Sekolah Luar Biasa sesuai dengan jenis kelainan peserta didik. Seperti SLB/A [untuk anak tunanetra], SLB/B [untuk anak tunarungu], SLB/C [untuk anak tunagrahita], SLB/D [untuk anak tunadaksa], SLB/E [untuk anak tunalaras], dan lain-lain. Satuan pendidikan khusus [SLB] terdiri atas jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Sebagai satuan pendidikan khusus, maka sistem pendidikan yang digunakan terpisah sama sekali dari sistem pendidikan di sekolah reguler, baik kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, sampai pada sistem pembelajaran dan evaluasinya. Kelemahan dari sekolah segregasi ini antara lain aspek perkembangan emosi dan sosial anak kurang luas karena lingkungan pergaulan yang terbatas.

b.         Pendidikan integrasi / terpadu

Pendidikan terpadu adalah sekolah yang memberikan kesempatan kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan di sekolah reguler tanpa adanya perlakuan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan individual anak. Sekolah tetap menggunakan kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, serta sistem pembelajaran reguler untuk semua peserta didik. Jika ada peserta didik tertentu mengalami kesulitan dalam mengikuti pendidikan, maka konsekuensinya peserta didik itu sendiri yang harus menyesuaikan dengan sistem yang dituntut di sekolah reguler. Dengan kata lain pendidikan terpadu menuntut anak yang harus menyesuaikan dengan sistem yang dipersyaratkan sekolah reguler. Kelemahan dari pendidikan melalui sekolah terpadu ini antara lain, anak berkebutuhan khusus tidak mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan individual anak. Sedangkan keuntungannya adalah anak berkebutuhan khusus dapat bergaul di lingkungan sosial yang luas dan wajar.

c.          Pendidikan inklusif

Pendidikan inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Pada pendidikan inklusif setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan/atau penyesuaian, mulai dari kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya. Dengan kata lain pendidikan inklusif mensyaratkan pihak sekolah yang harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan individu peserta didik, bukan peserta didik yang menyesuaikan dengan sistem persekolahan. Keuntungan dari pendidikan inklusif anak berkebutuhan khusus maupun anak biasa dapat saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan tuntutan kehidupan sehari-hari di masyarakat, dan kebutuhan pendidikannya dapat terpenuhi sesuai potensinya masingmasing. Konsekuensi penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah pihak sekolah dituntut melakukaan berbagai perubahan, mulai cara pandang, sikap, sampai pada proses pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan individual tanpa diskriminasi [Direktorat PLB, 2007: 4-6].

Adapun untuk lebih jelas mengenai perbedaannya dilihat dari beberapa dimensi adalah sebagaimana tabel berikut:

Dimensi

Segreagasi

Integrasi

Inklusi

Kurikulum

Kurikulum terpisah

Mengikuti kurikulum yang berlaku.

Kurikulum dirancang dan diajarkan berdasarkan kebutuhan anak.

Partisipasi

Belum ada partisipasi. Kalaupun ada, hanya sebatas pada kelompok tertentu saja.

Partisipasi penuh belum terjadi atau bahkan tidak ada.

Partisipasi penuh sudah mulai terbentuk dan merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pelaksanaan pendidikan inklusi

Manfaat

Pendidikan lebih banyak ditujukan untuk anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Anak dengan kebutuhan khusus masih sulit mendapatkan pendidikan.

Anak berkebutuhan khusus sudah dapat menikmati pendidikan tapi sekolah [guru dan siswa/i] tidak dituntut untuk membuat persiapan khusus dan tidak harus

1.   Sebagian besar anak berkebutuhan khusus dapat belajar di sekolah umum dengan akses dan lingkungan yang kondusif.

2.   Guru dapat memperkaya wawasan  serta meningkatkan kreativitas dalam pengelolaan kelas.

3.   Siswa / siswi lainmenerima perbedaan yang ada dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi serta mampu menjalin persahabatan dengan anak berkebutuhan khusus.

4.   Orang tua anak berkebutuhan khusus merasa yakin bahwa anaknya akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik

Sistem Pendidikan

Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus terpisah dari sekolah umum.

Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus menjadi bagian dari sekolah umum.

Ada di dalam sistem sekolah umum, dimana pelaksanaan pendidikan, pengelolaan kelas dapat menjamin peningkatan pendidikan dan akses untuk semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus.

Tanggung jawab

Tanggung jawab ada pada masing -masing unit penyelenggara pendidikan.

Tanggung jawab tergantung relasi dan kepedulian masing-masing guru.

Guru wali kelas, guru bidang studi serta guru pembimbing khusus bertanggung jawab penuh pada kelangsungan proses belajar anak berkebutuhan khusus.

Page 2

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề