Salah satu kerjasama anggota asean terhadap negara yang mengalami bencana alam adalah

Niken Bestari Minggu, 7 Agustus 2022 | 16:00 WIB

Banjir adalah salah satu bencana alam. Berikut ini adalah macam-macam bencana alam yang terjadi di kawasan ASEAN. [Pixabay]

Bobo.id - Teman-teman telah banyak belajar mengenai kondisi geografis dan letak astronomis negara-negara ASEAN sebelumnya.

Salah satu dampak dari kondisi geografis ASEAN adalah negara ASEAN memiliki iklim tropis.

Iklim tropis di negara ASEAN disebabkan oleh posisinya yang dekat dan dilalui oleh garis khatulistiwa.

Selain iklim, kondisi geografis ASEAN juga memengaruhi adanya bencana alam, lo.

Berikut ini adalah macam-macam bencana di kawasan ASEAN serta faktor iklim yang berpengaruh dan negara-negara yang terkena dampaknya.

Bencana Alam di Kawasan ASEAN

1. Badai Haiyan

Faktor iklim yang berpengaruh pada badai Haiyan: tekanan udara dan curah hujan.

Negara ASEAN yang terkena dampaknya: Filipina

Baca Juga: Negara Anggota ASEAN yang Berbentuk Kepulauan Selain Indonesia

2. Badai Topan Nargis

Faktor iklim yang berpengaruh pada badai topan Nargis: pergerangan udara panas dan lembap dari daerah Tropis di Khatulistiwa, menuju wilayah yang dingin dan kering di wilayah Subtropis.

Page 2

Page 3

Pixabay

Banjir adalah salah satu bencana alam. Berikut ini adalah macam-macam bencana alam yang terjadi di kawasan ASEAN.

Bobo.id - Teman-teman telah banyak belajar mengenai kondisi geografis dan letak astronomis negara-negara ASEAN sebelumnya.

Salah satu dampak dari kondisi geografis ASEAN adalah negara ASEAN memiliki iklim tropis.

Iklim tropis di negara ASEAN disebabkan oleh posisinya yang dekat dan dilalui oleh garis khatulistiwa.

Selain iklim, kondisi geografis ASEAN juga memengaruhi adanya bencana alam, lo.

Berikut ini adalah macam-macam bencana di kawasan ASEAN serta faktor iklim yang berpengaruh dan negara-negara yang terkena dampaknya.

Bencana Alam di Kawasan ASEAN

1. Badai Haiyan

Faktor iklim yang berpengaruh pada badai Haiyan: tekanan udara dan curah hujan.

Negara ASEAN yang terkena dampaknya: Filipina

Baca Juga: Negara Anggota ASEAN yang Berbentuk Kepulauan Selain Indonesia

2. Badai Topan Nargis

Faktor iklim yang berpengaruh pada badai topan Nargis: pergerangan udara panas dan lembap dari daerah Tropis di Khatulistiwa, menuju wilayah yang dingin dan kering di wilayah Subtropis.

Jakarta - Semua negara yang berada di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara sangat rawan terhadap bencana alam. Sebab itulah perlu kerjasama antara negara-negara ASEAN  sehingga resiko bisa ditekan serendah mungkin.Demikian disampaikan Presiden SBY dalam kapasitasnya selaku Ketua ASEAN ketika membuka ASEAN-Japan Special Meeting di Sekretariat ASEAN, Jl Sisingamangaraja, Jakarta, Sabtu [9/4/2011]."Kita bertemu di tempat ini, antara lain untuk meningkatkan kerjasama, melihat ke depan dan bertindak cepat dan tepat manakala ada negara tetangga kita mengalami musibah bencana alam," kata SBY.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Komunitas ASEAN sebenarnya sudah memiliki perangkat untuk mengukuhkan kerjasama dan kebersamaannya dalam menangani bencana alam, tinggal efektifitas dari penerapannya di lapangan. ASEAN sudah memiliki The ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response serta The ASEAN Coordination Center for Humanitarian, yang sebenarnya juga bisa mencakup kerjasama ASEAN+3, East Asia Forum dan Asia regional Forum."Ini harus diefektifkan pelaksanaan tugasnya sebagai koordinasi dan koherensi di antara kita semua untuk membantu satu negara atau kawasan yang tengah mengalami bencana alam. Kita berharap kerjasama dan kemitraan terus kita bangun dengan asosiasi atau organisasi di luar yang telah kita miliki, termasuk kerjasama dengan elemen PBB," imbuh SBY.Presiden SBY memaparkan, saat ini Indonesia tengah membangun fasilitas pelatihan tanggap darurat bencana alam di Jawa Barat. Fasilitas tersebut nantinya bisa dimanfaatkan oleh negara-negara anggota ASEAN untuk meningkatkan kemampuan personelnya dalam menangani bencana alam."Saya menawarkan fasilitas itu bisa kita gunakan bersama dalam meningkatkan kerjasama menanggulangi bencana alam. Secara alamiah bencana alam akan terus datang, kita tidak tahu negara mana lagi yang terkena, tapi dengan sistem, kerjasama dan pengembangan teknologi yang baik kita bisa meminimalkan resiko bencana," tegas SBY.Seluruh wakil dari negara-negara ASEAN hadir dalam pertemuan yang juga dihadiri Menlu Jepang Takeaki Matsumoto ini. Mereka adalah Deputi PM/Menlu Kamboja Hor Namhong, Mendagri Laos Phongsavath Boupha, Menlu Malaysia Datuk Sri Anifah bin Haji Aman, Menlu Myanmar Myo Myint, Wamenlu Filipina Albert F del Rosario, Menlu Thailand Kasit Piromya, Wamenlu Vitnam Dao Viet Trung dan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan.Sementara itu, Brunei dan Singapura mengirimkan utusan khusus, mereka adalah Hajah Masnah dan Chew Tai Soo. Bertindak sebagai tuan rumah adalah Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan dan Menlu RI Marty Natalegawa.

[nal/nal]

SERANG – ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise [ARDEX] adalah latihan [simulasi] Penanggulangan Bencana di Tingkat Negara-Negara ASEAN yang diikuti oleh seluruh negara anggota ASEAN dan dilaksanakan setiap 2 [dua] tahun sekali. Latihan ini merupakan sarana untuk menguji, mengevaluasi dan mengkaji ASEAN Standby Arrangements and Standard Operating Procedures [SASOP] untuk meningkatkan kerjasama antar negara-negara dan lembaga-lembaga PBB serta organisasi internasional lainnya.

Demikian salah satu point kata sambutan Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana [BNPB], Dody Ruswandi, pada saat pembukaan kegiatan internasilasi ARDEX 2018, di Pendopo Gubernur Provinsi Banten, Kawasan Pusat Pemerintah Provinsi Banten [KP3B], Selasa [03/10/2017].

Selain Sestama BNPB beserta jajaranya, hadir dalam kegiatan tersebut, dari unsur Pemerintahan Provinsi Banten, Forkominda Provinsi Banten dan Kota Cilegon, Pejabat Kementerian – Lembaga Pemerintah, Pejabat Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten, Kota Cilegon, Kota Serang, Perwakilan Organisasi Internasional, Perwakilan Lembaga Usaha dan Tamu Undangan lainya.

Lebih lanjut Sekretaris Utama BNPB menyampaikan bahwa untuk tema ARDEX 2018 adalah “Strengthening ASEAN’s Collective Response Capacity through National Leadership, Regional Enhancement and International Support”. Melalui tema ini kami mengajak seluruh pelaku penanggulangan bencana di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional untuk dapat berpartisipasi secara aktif dan mendukung ARDEX 2018 dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Pada tahun 2010 lanjut Sekretaris Utama BNPB, Indonesia telah ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan ARDEX yang lokasinya di Kota Cilegon dan sekitarnya. Namun ARDEX 2010 tidak jadi dilaksanakan dikarenakan terjadi bencana berurutan saat itu, yaitu erupsi Gunung Merapi, banjir Wasior dan tsunami Mentawai yang membutuhkan penanganan darurat.

“Pada pertemuan rapat regional 4th ASEAN Ministerial Meeting on Disaster Management [AMMDM] dan 29th ASEAN Community on Disaster Management [ACDM], bulan Oktober 2016 di Manado, Sulawesi Utara, Indonesia kembali diminta untuk menjadi tuan rumah ARDEX tahun 2018,”jelas Dody Ruswandy

Pemilihan Kota Cilegon sebagai lokasi latihan ARDEX 2018 lanjut Dody Ruswandy dengan pertimbangan bahwa Kota Cilegon merupakan salah satu dari 136 Kota/Kabupaten Pertumbuhan Ekonomi dengan Indeks Risiko Bencana Tinggi sehingga perlu dilakukan peningkatan kesiapsiagaan untuk kawasan yang berpotensi terjadi bencana industri.

Disamping itu lanjutnya, melalui ARDEX 2018 ini untuk mewujudkan 4 [empat] prioritas aksi dalam Sendai Framework Disaster Risk Reduction [SFDRR 2015-2030] Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana melakukan upaya penguatan tata kelola penanggulangan bencana di tingkat pusat dan di daerah. Melalui ARDEX 2018 Pemerintah Indonesia melakukan antisipasi ancaman nyata gempabumi dan tsunami dan secara khusus bencana industri dengan meningkatkan kesiapsiagaan melalui simulasi atau latihan bersama untuk memperkuat ketangguhan di tingkat lokal, nasional dan regional.

“ARDEX 2018 ini juga mewujudkan bahwa bagaimana Negara-Negara ASEAN akan siap membantu Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Kota Cilegon apabila terjadi bencana gempa / tsunami di kawasan Cilegon ini, ”jelas Sekretaris Utama BNPB

Kegiatan Internalisasi ARDEX 2018 hari ini bertujuan untuk menyampaikan draf awal konsep ARDEX 2018 kepada Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, Lembaga Usaha dan Organisasi Internasional, mendapatkan masukan  dan mengajak seluruh stakeholder pelaku penanggulangan bencana dapat terlibat, mendukung dan ikut berpartisipasi aktif mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan ARDEX 2018.

Kegiatan ARDEX 2018 akan dilaksanakan pada tanggal 4 s.d 10 November 2018. Rangkaian kegiatan akan dimulai sejak awal tahun 2018. Latihan [simulasi] yang akan dimainkan terdiri dari 3 [tiga] latihan, yaitu : Tabletop Exercise [TTX], Command Post Exercise [CPX], Field Training Exercise [FTX]. Kami juga akan melaksanakan 2 [dua] kegiatan lain yaitu Evakuasi Mandiri dan Humanitarian Civic Action [HCA]. Pelaku penggulangan bencana dapat memilih dan menentukan akan berpartisipasi di simulasi ataupun kegiatan mana, disesuaikan dengan tugas dan fungsi instansi masing-masing. Kami juga akan melibatkan Kementerian/Lembaga, Organisasi Perangkat Daerah, Lembaga Usaha dan Organisasi Internasional sebagai perancang, pelaku, After Action Review [AAR] dan observer sesuai dengan skenario yang akan dimainkan dalam latihan.

Kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan yang sering mengalami bencana  dan berdampak besar.  Kawasan ini dilewati oleh garis patahan yang aktif dan beberapa negara terletak di sepanjang Ring of Fire. Sehingga kawasan ini memiliki tingkat risiko yang tinggi terhadap ancaman bencana gempabumi dan tsunami, termasuk Indonesia.

Indonesia secara geografis terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik, sehingga sangat rawan terhadap berbagai ancaman bencana geologi.  Salah satu wilayah yang rentan adalah sepanjang Busur Sunda-Banda dimana Provinsi Banten merupakan bagian dari padanya, sehingga menjadi sangat rentan terhadap ancaman gempabumi dan tsunami.

Wilayah Pantai Barat Banten, sepanjang pantai Cilegon sampai Anyer terdapat berbagai industri kimia. Apabila kekuatan gempabumi yang terjadi cukup besar, maka dapat menimbulkan bencana industri di kawasan tersebut. Dampak bencana industri sangat membahayakan masyarakat sekitar dan dapat meluas sampai ke Provinsi sekitarnya bahkan dapat sampai lintas negara.

Gempabumi, tsunami dan bencana industri termasuk transboundary disaster. Bencana serupa juga dapat terjadi di negara lain di kawasan ASEAN, yang dampaknya dapat sampai ke batas administrasi negara lain.

Kondisi Penanggulangan Bencana di masing-masing negara ASEAN berbeda satu dengan lainnya. Sejalan dengan visi ASEAN, yaitu One ASEAN One Response, maka perlu adanya sinergitas dan harmonisasi penyiapan sumber daya [manusia dan peralatan] yang siap untuk dimobilisasi pada masa tanggap darurat, untuk digunakan membantu kegiatan kemanusiaan bila terjadi suatu bencana di salah satu Negara di ASEAN. Bahkan kalau perlu, para pelaku PB dari kawasan ASEAN sudah saatnya untuk membantu penanganan di kawasan regional lainnya bahkan ke tingkat global. [mw/ws/tm]

Kesiapan Negara-Negara Asean Dalam Mewujudkan Ketangguhan Kawasan Regional

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề